• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantia

L.) DENGAN KOMBINASI PEMANIS FRUKTOSA DAN ASPARTAM

Mufrod1,Arief Maghfurin2* 1

Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236.

2

Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236.

*

Email: ariefmaghfurin76@yahoo.co.id

Abstrak

Daun pare (Momordica charantia L.) memiliki aktivitas mukolitik dan memiliki rasa pahit. Tablet hisap ekstrak daun pare merupakan bentuk sediaan yang acceptable dan dapat diterima oleh masyarakat. Pemanis aspartam ditambahkan untuk menutupi rasa pahit dan dikombinasikan dengan fruktosa sebagai pemanis alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan fruktosa dan aspartam sebagai pemanis terhadap sifat fisik tablet hisap serta tanggapan rasa oleh responden. Ekstrak daun pare diperoleh secara maserasi denganpelarutetanol 70% sebagai cairan penyari. Tablet hisap ekstrak daun pare dibuat dalam lima formula berdasarkan konsentrasi bahan pemanis fruktosa dan aspartam yang berbeda, yaitu formulaI(10%-0%), formulaII(6%:4%), formula III (5%:5%), formula IV (4%:6%) dan formula V (0%-10%). Tablet dibuat secara granulasi basah. Tablet yang diperoleh diuji sifat fisik meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan lama waktu melarut serta uji tanggap rasa. Data keseragaman bobot, kerapuhan dan waktu melarut tablet dianalisis secara statistik menggunakanuji Kruskal Wallis, untuk kerapuhan dan waktu melarut dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Data kekerasan tablet dianalisis menggunakan uji Anova satu jalan, dilanjutkan dengan uji Tuckey, dengan taraf kepercayaan 95%. Uji tanggapan responden dianalisis secara deskriptif. Hasil yang diperoleh menunjukkan penggunaan kombinasi pemanis fruktosa dan aspartam dapat menghasilkan tablet hisap ekstrak etanol daun pare yang memenuhi persyaratan fisik dan terdapat perbedaanpadaFormula Idan Formula V dari kekerasan tablet. Tablet formula V (aspartam 10%) dengan tingkat penerimaan rasa oleh responden sebesar 95%.

Kata kunci: Tablet Hisap, Kombinasi Pemanis Fruktosa dan Aspartam, Momordica charantia L.

PENDAHULUAN

Tanaman obat tradisional sekarang ini banyak digunakan oleh masyarakat sebagai pengobatan alternatif karena efek samping yang minimal atau bahkan tidak ada. Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai obat tradisional yaitu tanaman pare (Momordica charantia L.). Tanaman pare dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, diantaranya demam, cacingan, malaria, antimual, konstipasi, dan batuk (DepKes RI, 2001). Bagian tanaman pare yaitu daunnya memiliki senyawa flavonoid, saponin, dan alkaloid sehingga dapat digunakan untuk mengobati batuk dengan mekanisme aksi mukolitik (Asrofi, 2014).

Pemanfaatan daun pare sebagai obat batuk masih sebatas obat tradisional dalam bentuk seduhan, dan jus sehingga sediaan ini memiliki sifat tidak tahan lama, mudah ditumbuhi jamur/kapang karena pelarut yang digunakan adalah air. Sediaan dalam bentuk tersebut dirasa kurang praktis, sehingga perlu dibuat salah satu sediaan yang lebih praktis dan

efektif yaitu sediaan tablet hisap. Dasar pemilihan tablet hisap karena lebih praktis dan efektif untuk memperoleh efek lokal pada mulut dan tenggorokan sehingga cocok untuk pengobatan mukolitik (Depkes RI, 2014). Ekstrak daun pare memiliki rasa yang pahit (Agoes, 2010), maka perlu ditambahkan bahan pemanis untuk menutupi rasa pahit dari ekstrak.Bahan pemanis yang digunakan misalnya fruktosa dan aspartam dan dapat menjadi tolak ukur rasa dari tablet hisap agar dapat diterima oleh konsumen. Pemilihan pemanis sebagai bahan tambahan pada tablet hendaknya didasarkan atas keamanan, sifat fisik kimia yang dimiliki serta ekonomis.

(2)

itu, kelebihan dari fruktosa adalah memiliki kemanisan 2,5 kali dari glukosa (Winarno, 1982; Lehninger, 1990). Fruktosa mempunyai batas aman untuk dikonsumsi 16-20 gram perhari (Prahastuti, 2011), sedangkan aspartam mempunyai intensitas kemanisan 180-200 kali gula pasir (sukrosa) sehingga hanya dengan penambahan sedikit saja dapat menghasilkan rasa yang mirip dengan gula namun rendah kalori dan merupakan serbuk yang larut perlahan–lahan di dalam air (Wang, 2005). Kelemahan dari aspartamyaitu karakteristik sifat fisik partikel dan tablet yang dihasilkan kurang baik.Batas maksimal mengkonsumsi aspartam adalah 50 mg/kg berat badan per hari (Sumartini, 2015). Penelitian Mulyati (2013) menyatakan bahwa pemanis aspartam mempengaruhi sifat fisik tablet dan belum mampu menutupi rasa pahit dari ekstrak daun sirih merah. Penggunaan kombinasi bahan pemanis fruktosa dan aspartam dalam penelitian ini akan saling melengkapi apabila divariasi dalam pembuatan tablet hisap ekstrak daun pare.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian tentang formulasi tablet hisap hisap ekstrak daun pare dengan kombinasi fruktosa-aspartam.

A. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan permasalahan dari penelitian yang akan dilakukan adalah:

1. Adakah perbedaan sifat fisik tablet hisap ekstrak etanol daun pare yang dibuat dengan kombinasi pemanis fruktosa dan aspartam? 2.Bagaimanakah tanggapan rasa dari responden terhadap tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan kombinasi pemanis fruktosa-aspartam?

B. Tujuan Penelitian

1.Mengetahui perbedaan sifat fisik tablet hisap ekstrak etanol daun pare yang dibuat dengan kombinasi pemanis fruktosa dan aspartam? 2.Mengetahui tanggapan rasa dari responden terhadap rasa tablet hisap ekstrak etanol daun pare yang dihasilkan.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat fisik tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan pemanis fruktosa-aspartam mempunyai kualitas baik dan mempunyai rasa yang dapat diterima oleh masyarakat. Selain itu masyarakat

juga dapat mengambil manfaat tanaman pare sebagai obat batuk alami dalam bentuk sediaan yang lebih efektif dan praktis.

Metode Penelitian

A.Bahan dan Alat Penelitian a. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun pare yang di dapatdaridesaJerukGulungKecamatanDempet, cairan penyarimenggunakan etanol 70%, sedangkan bahan untuk membuat formulasi tablet hisap yaitu: fruktosa, aspartam, mucilagoamyli, magnesium strearat, mentol dan laktosa yang memiliki derajat farmasetis diperoleh dari PT. Multi Kimia Raya.

b. Alat Penelitian

Alat yang digunakan untuk memebuat ekstrak etanol daun pare adalah: Tampah, timbangan elektrik (HENHERR), oven (MEMMERT), blender (MASPION), moisture balance(OHAUS), ayakan mesh 40, toples, aluminium foil, beker gelas,bejana maserasi, erlenmeyer, rotary evaporator (HEIDOLPH), batang pengaduk, dan viscometer elektrik.

Alat yang digunakan untuk membuat tablet hisap adalah: timbangan analitik (OHAUS), mortir, stamper, ayakan mesh 14, mesin tablet single punch (KORSCH). Alat pemeriksaan sifat fisik granul dan tablet : corong stainless stell, volumenometer, hardness

tester (ERWEKA), friability tester

(ERWEKA). Alat– alat gelas (IWAKI PYREX).

a. Kecepatan alir

Sejumlah granul ditempatkan pada alat corong alir dan granul dibiarkan mengalir bebas melalui lubang corong alir. Waktu yang dibutuhkan granul mengalir keluar dicatat. Kecepatan alir dihitung dengan rumus (Aulton, 2007).

Kecepatan alir = (2)

Keterangan

m = berat granul ( )

t = waktu alir

b.Sudut diam

(3)

penutup di buka dan serbuk dibiarkan keluar. Tinggi kerucut dan diameternya diukur sehingga dapat diketahui sudut diamnya.Sudut diam di hitung dengan rumus (Banker and

Sejumlah granul dituang kedalam gelas ukur secara hati hati kemudian volume granul dicatat sebagai Vo, kemudian diketuk. Volume setelah ketukan dicatat Vf. Indeks kompresibilitas dapat dihitung dengan rumus (Aulton, 2007):

I% x 100

Keterangan

I= indeks kompresibilitas (%)

Vo = volume granul sebelum

dimampatkan (mL)

Vf = volume granul setelah

dimampatkan (mL) (1)

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Tabel I. Sifat Fisik Granul Ekstrak Etanol Daun Pare dengan Pemanis Fruktosa-Aspartam

Sifat Fisik daun pare dengan fruktosa tanpa aspartam 10% F II : Formula tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan fruktosa- aspartam (6%-4%) F III : Formula tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan fruktosa- aspartam (5%-5%) F IV : Formula tablet hisap ekstrk etanol daun pare dengan fruktosa - aspartam (4%-6%)

F V : Formula tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan aspartam tanpa fruktosa 10%

Tabel II. Sifat Fisik Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Pare dengan Pemanis fruktosa-Aspartam daun pare dengan fruktosa tanpa aspartam 10% F II : Formula tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan fruktosa- aspartam (6%-4%) F III : Formula tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan fruktosa- aspartam (5%-5%) F IV : Formula tablet hisap ekstrk etanol daun pare dengan fruktosa - aspartam (4%-6%) F V : Formula tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan aspartam tanpa fruktosa 10%

Tabel III. Tanggapan Responden terhadap Rasa dari Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Pare dengan Pemanis Fruktosa-Aspartam

(4)

Keterangan :

F I: Formula tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan fruktosa tanpa aspartam 10%

F II: Formula tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan fruktosa- aspartam (6%-4%)

F III: Formula tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan fruktosa- aspartam (5%-5%)

F IV: Formula tablet hisap ekstrk etanol daun pare dengan fruktosa - aspartam (4%-6%)

F V: Formula tablet hisap ekstrak etanol daun pare dengan aspartam tanpa fruktosa 10%

Tingkatan rasa yang dianalisis untuk kelima formula meliputi rasa sangat pahit, pahit, kurang manis dan manis. Formula I 85% responden menyatakan tablet hisap tersebut sangat pahit hal ini dikarenakan formula I hanya mengandung fruktosa 100%, yang mana tingkat kemanisan fruktosa lebih rendah jika dibandingkan dengan aspartam yaitu 180-200 kali dari fruktosa. Berarti penambahan bahan tersebut belum mampu menutupi rasa pahit dari ekstrak daun pare. Formula II (fruktosa 6% dan aspartam 4%) responden menyatakanpahit sebanyak 20% dan formula III menyatakan kurang manis 15% (fruktosa 5% dan aspartam 5%). Kombinasi formula I,II dan III belum mampu menghasilkan rasa manis yang diterima oleh responden. Pada formula IV 10% menyatakan kurang manis dan 90% menyatakan manis. Formula V 5% responden menyatakan kurang manis dan 95% menyatakan manis, akan tetapi responden menyatakan bahwa masih ada rasa pahit dimulut.

Hasil penerimaan rasa tablet hisap oleh responden dapat dilihat pada gambar 1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilih formula V yang mempunyai rasa paling manis diantara formula lainnya. Penggunaan aspartam sebagai fase eksternal sedikit mampu menutupi rasa pahit pada sediaan tablet hisap, sedangkan untuk fruktosa belum mampu menutupi rasa pahit dari tablet hisap ekstrak daun pare.

Gambar 1. Penerimaan rasa tablet hisap (%) dari responden Terhadap kelima formula.

Penulisan Kutipan

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1.Terdapat perbedaan yang bermakna dari sifat fisik tablet hisap ekstrak etanol daun pare Formula I dan Formula V pada kekerasan tablet.

2.Kelima formula tablet hisap ekstrak daun pare yang dikombinasi dengan pemanis fruktosa_aspartam, formula V (aspartam 10%) yang paling disukai oleh responden sebesar 95% karena lebih manis jika dibandingkan dengan formula lainnya.

B. Saran

1.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan peningkatan dosis fruktosa supaya dapat menutupi rasa pahit dari daun pare.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan ekstrak etanol daun pare dalam bentuk sediaan lain seperti sediaan tablet salut gula.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida, I., Asmanizar danIis A., Edisi IV, Cetakan pertama, Universitas IndonesiaPress, Jakarta, 255, 261, 300, 607, 608

Agoes, A., 2010, Tanaman Obat Indonesia, Edisi 1, Salemba Medika, Jakarta, 85

(5)

Aulton, M. E., 2007, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, Educational Low-Priced Books Scheme, British, 247-248.

Backer and Van D. B., 1968, Flora of Java, vol I-II,Wolters-Noordhoff NV-Groningen-The Netherlands, 70.

Banker, G. S., dan Anderson, N. R., 1986, Tablet, dalam Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L., Teori dan Praktek Farmasi Industri, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Edisi III, Jilid II, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 684-713

Dalimartha, S., 2008, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 5, Pustaka Bunda, Jakarta, 6-9

Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 7, 65, 279.

Depkes RI., 1985, Cara pembuatan Simplisia, Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 10-11

Depkes RI., 1986, Sediaan Galenik,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 5, 6, 10, 11.

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 4, 423, 515, 529, 771.

Depkes RI., 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama, Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta, 3, 9, 10, 11, 13, 31.

Depkes RI., 2001, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan sosial Republik Indonesia, Jakarta, 229, 230.

Depkes RI., 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,7

Girini MM, Ahamed RN, Aladakatti RH, 2005, Effect of graded doses of Momordica

charantiaseedextract on rat sperm: scanning electron microscope study, J BasicClin Physiol Pharmacol, 16(1), 53-66.

Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, Alih Bahasa Kosasih, P. dan Iwang, S, ITB, Bandung, 47-87.

Lehninger, A. L., 1990, Dasar-dasar Biokimia, Jilid I, a.b. M. T. Awidjaja, Erlangga, Jakarta, 78.

Mohr, M.E., 2009, Standards of Practice for the Pharmacy Technician, Lippincott Williams and Wilkins, Philadelphia, 272

Mulyati, 2013, pengaruh penggunaan pemanis aspartam terhadap sifat fisik dan tanggapan responden pada tablethisap ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocotum Ruiz & Pav.), Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Naseem MZ, Patil SR, Patil SR, Ravindra, Patil RS, 1998, Antispermatogenicand androgenic activities of Momordica charantia (Karela) in albino rats,J Ethnopharmacol, 61(1), 9-16.

Otsuka, H., 2006, Purification by Solvent Extraction Using Partition Coefficient, in Sarker, S.D., Latif, Z., and Gray A. I., (Eds.), Natural Products Isolation, 2nd Edition, Humana Press Inc., New Jersey, 269 -273

Pancoast, H. M., dan Ray. W. J., 1980. Hand Book of Sugars. Second edition. The AVI Publishing Company Inc. Westport, Connecticut, 189.

Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, Third Edition, Burgers Publishing Company, Minneapolis, 83.

Prahastuti, S., 2011, Konsumsi Fruktosa Berlebihan dapat Berdampak Buruk bagi Kesehatan Manusia, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10, 173-189

Peters, D., 1989, Medical Lozengesin Lachman, L., Lieberman, H. A., Schwartz, J. B.,

Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets,Vol1, 2nd Ed., 440, Marcal DekkerInc, NewYork.

(6)

Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Robinson, T., 1995, Kandungan organic Tumbuhan tinggi diterjemahkan Padnawinata K, Edisi ke-6, Institute Technology Bandung, Bandung, 193

Rochman, M, F., 2014, Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocotum Ruiz & Pav.) dengan Pemanis Sukrosa-Laktosa-Aspartam , Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Rowe, C. R., Sheskey, J. P., and Quinn, E. M., 2009, Handbook of Pharmaceutical excipients, 6th edition. The Pharmaceutical Press, London

Setianingsih, W., 2016, Formulasi Kombinasi Pemanis Sukrosa dan Aspartam Terhadap Sifat Fisik Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L),Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Sumartini, E. I., 2015, Studi Paparan Pemanis Buatan Aspartam pada Minuman Ringan yang Dikonsumsi Siswa/I Smp Negeri 1 Cimaung Kabupaten Bandung dengan Menggunakan Metode Food Frequency Questionnare, Skripsi,Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sudarsono, Gunawan, D., Donatus, I. A., dan Purnomo, 2002, Tumbuhan obat II, Pusat Studi Obat Tradisional, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta, 114-116

Siregar, C. J. P., dan Wikarsa, S., 2010, Tekhnologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis, Buku Kedokteran EGC, 36, 196, 505, 515-516, 518.

Sheth, B.B., Bandelin, F.J., and Shangraw, R.F., 1980, Compressed Tablet, In Lachman L., Lieberman H.A., and Kanig J.L.,

Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets, Vol.I, Marcel Dekker Inc, New York, 111.

Tobing, R., 1989, Kimia Bahan Alam. Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan,

Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahan oleh Soendani Noerono

Soewandhi, cetakan kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 202, 204, 223.

Wang, H., 2006, Aspartame, in Rowe, R. C., Sheskey, P. J., and Owen, S. C.,(ed) Handbook of Pharmaceutical Excipients, Fifth Edition, Pharmaceutical Press, London, 53-54.

Gambar

Tabel II. Sifat Fisik Tablet Hisap Ekstrak

Referensi

Dokumen terkait

Sumber daya: Dengan adanya kewenangan dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta (Pergub Nomor 233 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan), Dinkes memiliki

Telah banyak dilakukan penelitian yang difokuskan pada keterlibatan secara langsung siswa dalam investigasi ilmiah melalui praktek yang melibatkan aktivitas mental dan

Pada aspek penggunaan memiliki tingkat kelayakan sangat baik dari segi dapat digunakan kapan saja dan dimana saja, sedangkan untuk belajar mandiri maupun klasikal

sedangkan untuk peningkatan penguasaan konsep pada materi hukum Archimedes dan Viskositas, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media virtual dan

1) Tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan, meliputi sasaran dan target hasil yang akan dicapai. 2) Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan

Konsep puar dalam masyarakat adat Manggarai di kawasan Mbeliling adalah kawasan yang tidak digunakan sebagai lahan untuk berladang dan atau kegiatan pertanian

Hal ini bertujuan mendeskripsikan faktor yang memengaruhi pola hidup pasien setelah operasi CABG meliputi karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pendidikan,