• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL pdf"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Tugas 2 Mata Kuliah Perilaku Organisasi EKMA 5101

JALAL NIM : 500010356 UPBJJ : MAJENE

MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS TERBUKA

(2)

Daftar Isi

Halaman Judul ... i

Daftar Isi ... ii

A. Pendahuluan ... 1

B. Permasalahan ... 4

C. Analisis ... 4

D. Kesimpulan ... 7

(3)

1 KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL

A. Pendahuluan

Pada prinsipnya manusia itu memiliki tabiat madani (sipil dan sosial) dalam artian manusi a itu harus memiliki hubungan sosial. Adanya hubungan sosial antara manusia membuat manusia mudah dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhannya. Sebut saja seperti makan, untuk mendapattkan makanan yang ada manusia membutuhkan banyak manusia lain untuk proses penciptaan makanan tersebut, mulai dari petani, tengkulak, dan pedagang, kerena tidak semua pekerj aan itu dapat di lakukan manusia i tu dengan sendirinya. Demikian j uga untuk mempertahankan diri manusia butuh bantuan manusia lainnya, di si nilah penti ngnya kehidupan sosial, berkelompok, berorganisasi.

Dalam seti ap kelompok organisasi masyarakat tersebut dibutuhkan pemi mpin untuk menjadi panutan dan teladan serta pemberi perintah dan pengawasan agar kelompok bi sa bertahan terhadap segala uj ian dan tantangan.

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat perencanaan , mengkoordinasi, serta memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pengertian itu mengandung dua pengertian inti yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.

(4)

aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:

 Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

 Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan

 Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

(5)

3 menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

 Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah)

 Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

 Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Disamping itu, dikenal juga beberapa teori kepemimpinan, yaitu: 1. Teori Ciri (Traith Theories)

Teori ini mencari ciri kepribadian, sosial, fisik dan intelektual yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin.

2. Teori Perilaku (Behavioral Theories)

Teori ini mengemukakan bahwa perilaku yang akan membedakan apakah seseorang tersebut pemimpin atau bukan pemimpin. Perbedaan anatara teori ciri dan teori perilaku adalah: pada teori ciri, kepemimpinan itu dibawa sejak lahir, sedangkan dalam teori perilaku, kepemimpinan itu bisa dipelajari.

3. Teori Kontingensi (Contingency Theories)

Menurut teori ini, keefektifan pemimpin dipengaruhi oleh faktor situasional. Misalnya variabel moderating yang populer, variabel ini digunakan untuk mengembangkan teori kontingensi yang mencakup struktur dalamnya tugas yang akan dikerjakan, kualitas hubungan pemimpin-anggota, ketersediaan informasi, penerimaan bawahan akan keputusan pimpinan dan kematangan bawahan.

4. Teori Neocharismatic

Teori neocharismatic merupakan teori kepemimpinan yang menekankan pada simbolik, pertimbangan emosional dan komitmen pengikut yang luar biasa. Toeri-teori ini pada dasarnya mengurangi kerumitan Toeri-teoritis dan memandang kepemimpinan sebagai cara orang awam memandang hal itu.

5. Teori Superleadership

(6)

superleadershipmendorong para bawahannya untuk menjadi selfleader yang punya

kemampuan untuk memotivasi dan mengarahkan perilaku diri mereka sendiri.

B. Permasalahan

Teori kepemimpinan terus berkembang, banyak teori yang lahir tentang kepemimpinan. Nilai-nilai kepemimpinan masih sangat banyak, ada yang bersumber dari barat, maupun dari timur. Ada yang disebut sebagai teori kepemimpinan modern, ada pula yang tradisional, yang jika kita mau lihat lebih jauh dari teori-teori itu sebenarnya mempunyai tujuan yang sama, mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Kebanyakan dari kita sering menganut pola kepemimpinan barat yang tentunya tidak selalu tepat digunakan di Indonesia. Kearifan lokal dalam memimpin banyak ditemui di Indonesia. Namun belum banyak diaplikasikan pada keterampilan dan seni memimpin saat ini, kajian tentang hal tersebut masih sangat minim. Masalahnya adalah mengapa nilai-nilai kepemimpinan perlu dikembangkan. Adakah nilai-nilai-nilai-nilai kepemimpinan yang sudah dimiliki di Indonesia, yang mampu menjawab tantangan global.

C. Analisis

Nilai-nilai adalah ukuran tentang kebaikan atau kebenaran yang dipraktekkan dalam kehidupan individu maupun organisasi (Kane & Associates). Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

(7)

5 menciptakan danmembangun harapan bersama, merumuskan cita-cita bersama,menetapkan tujuan, mengelola dan menentukan arah, mencari jalankeluar, mendorong, melindungi, dan seterusnya. Bagi para pemimpinpemerintahan, tentusaja uluran tangan dimaksud adalah untukrakyat. Sikap itu seyogyanya dimulai dengan keterbukaan, ketiadaanprasangka apalagi kepentingan dari maksud baik, untuk merangkulsesama.

Kearifan Lokal Indonesia mengajak kita semua untuk memiliki, dan menggunakan sifat-sifat cerdas, dapat dipercaya, jujur, adil, berani, tegas, tanggungjawab dan lain-lain

Kearifan lokal atau Local wisdom merupakan solusimengatasi dinamika masyarakat dengan tingkat pluralitas yangtinggi dengan memberikan karakter yang terpuji, tidak mengumbarjanji, tidak mementingkan diri atau kelompok, memberikanketeladanan, kehidupan yang beriman dan bertakqwa yaitukehidupan yang didasarkan pada atau dilandasi pemahaman,penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut secarakonsisten dan konsekuen, bekal kecerdasan intelektual, emosionaldan spiritual yang komprehensif. Meskipun demikian, kepemimpinanyang berdasarkan kearifan lokal ini harus jelas dan terukur.

Indonesia memiliki konsep kepemimpinan atau manajemenyang berbasis kearifan lokal. Konsep kepemimpinan ini tidak selaluidentik dengan posisi pemimpinan yang selalu berada di atas, tetapilebih merupakan filosofi dalam bertindak di dalam suatu organisasisesuai dengan peran yang dimiliki karena tidak selalu berfokus padaaspek vertikal dan horizontal semata tetapi lebih aspek depan danbelakang. Kearifan kepemimpinanpun yang dimaksud adalah konsepkepemimpinan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara memiliki moto dalam bahasa jawa yangberbunyi: Ing ngarso sung tulodho, ing madaya mangun karsa, tutwuri handayani. Motto tersebut terjemahan

langsungnya adalah “di depan memberikan teladan, di tengah menggerakkan, di belakang memberikan dorongan”. Berbeda dengan konsep kepemimpinanBarat yang lebih cenderung

pada dikotomi memimpin dan pimpinanatau atasan dan bawahan, maka konsep kepimpinan Ki HajarDewantara ini lebih menekankan pada aspek peran seseorang dalamsuatu organisasi.

Ing ngarso sung tulodo. Prinsip ini berarti bahwa seorangpemimpin harus

(8)

diihatdan dicatat oleh masyarakat dan bawahannya. Makna Ing Ngarso SunTulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampumemberikan suri tauladan bagi orang - orang disekitarnya. Sehinggayang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri tauladan.Dalam ajaran Ki Hajar yang pertama ini menggambarkan situasidimana seorang pemimpin bukan hanya sebagai orang yang berjalandi depan, namun juga harus menjadi teladan bagi orang-orang yangmengikutinya. Kata Ing Ngarso tidak dapat berdiri sendiri, jika tidakmendapatkan kalimat penjelas dibelakangnya. Artinya seorang yangberada di depan jika belum memberi teladan maka belum pantasmenyandang gelar 'pemimpin'. Jika kita melihat kepemimpinan dariorang-orang dalam sejarah, maka dapat kita lihat betapa perbuatansang pemimpin menjadi inspirasi bagi orang yang dipimpinnya.

Ing madyo mbangun karso artinya ketika berada di tengahseorang pemimpin harus

mampu memotivasi. Seorang pemimpintidak selayaknya selalu memberikan perintah, tetapi jugamemberikan motivasi dan dorongan bagi para bawahannya. IngMadyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitanatau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atauniat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang pemimpin, meskipunia sangat sibuk, ia harus mampu membangkitkan atau menggugahsemangat orang yang dipimpinnya. Ajaran kedua ini sarat denganmakna kebersamaan, kekompakan, dan kerjasama. Seorangpemimpin tidak hanya melihat kepada orang yang dipimpinnya,melainkan ia juga harus berada di tengah - tengah orang yangdipimpinnya. Merupakan hal yang tidak terpuji bila seorangpemimpin hanya diam dan tak berbuat apa - apa sedangkan orangyang dipimpinnya menderita. Selain itu pemimpin harus kreatifdalam memimpin, sehingga orang yang dipimpinnya mempunyaiwawasan baru dalam bertindak. Di samping itu, seorang pemimpinjuga harus melindungi semua orang yang dipimpinnya.

(9)

7 D. Kesimpulan

1. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu

2. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat memahamiorang yang dipimpinnya sehingga mereka dapat bekerja dengan baiksesuai dengan kemampuan dan potensinya

3. Ing ngarso sung tulodho, ing madaya mangun karsa, tutwuri handayani. Motto tersebut

terjemahan langsungnya adalah “di depan memberikan teladan, di tengah menggerakkan, di belakang memberikan dorongan”

(10)

Daftar Pustaka

Gibson, Janes L, et al. 1997. Perilaku, Struktur, Proses, Jilid 2, Binarupa Aksara.

Piliang, Yasraf Amir, 1998, Sebuah Dunia Yang Dilipat: Realitas Kebudayaan Menjelang Milenium Ketiga dan Matinya Posmodernisme. Bandung, Mizan.

Ratnawati, Dwi dan Nurri Herachwati, M.Si. 2012. Perilaku Organisasi. Universitas Terbuka

Robbins, Stephen P. 1990. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi. Edisi Terjemahan. Penerbit Acan.

Referensi

Dokumen terkait

` Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada gambaran klinik demam, penurunan suhu, muntah, flushing , hepatomegali, syok dan tanda perdarahan pada bayi dan anak

Stabilisasi Tanah Ekspansif dengan Campuran Kapur dan Tras Ditinjau dari Nilai California Bearing Ratio (CBR) dan Swelling Parameter Tanah.. Skripsi, Program Studi

PETA STRATEGI DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN.. 1 Laju pertumbuhan industri adalah : Pertumbuhan nilai tambah dihitung dengan melihat tingkat

Walaupun herpes zoster merupakan penyakit yang sering dijumpai pada orang dewasa, namun herpes zoster dapat juga terjadi pada bayi yang baru lahir apabila ibunya menderita herpes

Apabila kita menggunakan analisis regresi linier berganda yang memiliki variabel dummy seperti dalam penelitian ini, maka uji asumsi multikolinieritas tidak perlu dilakukan,

Ini yang menarik, buku etika seharusnya tidak perlu ada karena semuanya sudah dewasa jadi seharusnya sadar kalau buku tidak ada seharusnya tau sendiri karena masing-masing

Pada Graffiti on History, keterlibatan para kolektor seni ini bisa dilihat