• Tidak ada hasil yang ditemukan

RECYCLING WATER WUDHU SYSTEM SISTEM DAUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RECYCLING WATER WUDHU SYSTEM SISTEM DAUR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

i PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

RECYCLING WATER WUDHU SYSTEM

“SISTEM DAUR ULANG AIR WUDHU DENGAN PEMBUANGAN TERPUSAT DAN TERINTEGERASI PADA KAWASAN MASJID DI

INDONESIA”

BIDANG KEGIATAN :

PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:

Fadjar Mulya (11/317145/PA/14248)

Himayatus Shalihah (12/334812/PA/15021)

Tubagus Singgih (12/331163/PA/14469)

Aufa Eka Putri (12/331080/PA/14440)

M. Iqbal Alallah (12/331449/PA/14703)

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul Recycling

Water Wudhu System Sistem Daur Ulang Air Wudhu dengan Pembuangan

Terpusat dan Terintegerasi pada Kawasan Masjid di Indonesia.

Seiring penyelesaian Karya Tulis ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan berupa masukan, saran-saran, bimbingan, serta semangat kepada penulis. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr.rer.nat Nurul Hidayat Aprilita M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, dukungan, semangat dan saran demi tersusunnya proposal ini,

2. Dr. Ing Ari Setiawan, M.Si., Selaku wakil Dekan bidang akademik dan kemahasiswaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahun Alam Universitas Gadjah Mada yang mendukung penyusunan karya tulis ini, 3. Dr. Drs. Senawi, M.P., selaku Direktur Kemahasiswaan Universitas

Gadjah Mada yang mendukung penyusunan karya tulis ilmiah ini,

4. dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berperan dalam menyukseskan penyusunan proposal ini.

Karya Tulis ini dibuat dalam rangka usulan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM- GT ) yang diadakan oleh DIKTI ( Direktor Pendidikan Tinggi ) serta demi memenuhi hasrat penulis untuk bersama menuangkan gagasan yang ingin penulis ajukan sebagai salah satu penyelesaian masalah yang sekarang berkembang di masyarakat mengenai krisis sumber daya manusia yang cakap dan kompeten dalam bidangnya.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penusunan proposal ini. Namun, penulis tetap mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga gagasan yang kami tuangkan dalam proposal ini dapat memberikan inspirasi bagi setiap orang yang membacanya.

Yogyakarta, 5 Maret 2013

(4)

iv

HALAMAN JUDUL ……… i

LEMBAR PENGESAHAN ……… ii

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI ……… iv

RINGKASAN ……… v

PENDAHULUAN ……… 1

GAGASAN ……… 2

KESIMPULAN ……… 9

DAFTAR PUSTAKA ……… 10

(5)

v RINGKASAN

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia sedang dihadapi oleh krisis persediaan air bersih yang menyangkut kesenjangan sosial. Tidak meratanya distribusi air bersih di beberapa titik menciptakan diskriminasi di daerah terpencil dimana konsumsi air bersih menjadi langka. Padahal, peran air sebagai „sumber

kehidupan‟ merupakan ranah penting yang harus diprioritaskan mengingat perannya sebagai komponen pokok dalam keberlangsungan hidup manusia. Penanggulangan dalam mengatasi hal ini menjadi permasalahan substansial demi mewujudkan keseimbangan ekosistem.

Islam mengajarkan bagaimana bersikap hemat dan adil sebagaimana diajarkan dalam sunnah Rasul. Muslim sebagai mayoritas penganut agama di Indonesia sudah sepatutnya mengambil andil dalam gerakan defensif menanggulangi krisis air yang sudah memasuki tahapan krusial di Indonesia. Pentingnya peran dalam merealisasikan program penghematan air harus digalakkan sebagai upaya dalam terciptanya lingkungan yang lebih kondusif dan layak untuk keberlangsungan hidup. Termasuk salah satunya penghematan air untuk bersuci, sebagaimana syarat sah shalat yang merupakan kewajiban umat muslim.

(6)

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air merupakan komponen penting dalam kehidupan sebagaimana dibutuhkan manusia, hewan, dan tumbuhan dalam keberlangsungan hidup. Hampir tidak ada aktivitas manusia yang lepas dari fungsi air untuk minum, mandi, berwudhu, mencuci, dan aktivitas lainnya. Di samping itu, kegunaan air dalam kehidupan meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Berdasarkan paparan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa

eksistensi air sangat „vital‟ bagi kehidupan. Fungsi tersebut membawa kita pada pernyataan bahwa akses mendapatkan air bersih merupakan hal fundamental dalam hak asasi manusia.

Namun, seiring dengan bertambahnya populasi manusia di bumi termasuk di Indonesia, keperluan untuk menjamin keamanan dan ketersediaan air untuk masyarakat pun semakin meningkat. Ketersediaan air bersih tersebut tidak diimbangi dengan pertamahan kuanitas penduduk dunia secara pasti, terutama pada daerah yang sumber airnya terbatas maupun pengelolaan airnya kurang baik. Meskipun telah diterapkan beberapa solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini seperti melakukan upaya konservasi air dengan cara menampung atau menyimpan air saat berlebih, pembangunan waduk namun masalah ini belum teratasi dengan baik dan pelaksanaan secara optimal. Fenomena ini membawa kita untuk berpikir kritis dan inovatif tentang penggunaan efektifitas air bersih.

Masalah kelangkaan air tersebut menjadi suatu ancaman bagi masyarakat Indonesia yang faktanya didominasi oleh umat muslim. Hal itu dikarenakan kebutuhan akan air bersih sangat penting terutama untuk bersuci. Salah satu bentuk bersuci adalah wudhu sebagai salah satu syarat sah sholat yang wajib dilakukan orang mukmin sebelum melakukan shalat. Dilakukan dengan membasuh beberapa bagian dari tubuh secara tertib, teratur, dan sesuai rukunnya, dengan menggunakan air yang suci, bersih dari kotoran, dan mengalir.

(7)

2

di tubuh. Sehingga, potensi untuk mendaur ulang air tersebut merupakan salah satu langkah untuk menghemat penggunaan air.

Oleh karena itu, hendaknya kita bertugas untuk mencari cara agar tidak terjadi krisis sumber daya air bersih sehingga air bersih tersebut dapat terus tersuplai dengan baik. Konsep kami menawarkan gagasan dalam menciptakan

suatu sistem daur ulang air wudhu. Prinsip “Recycling Water Wudhu System” merupakan salah solusi dalam menjaga kelestarian air bekerja dengan cara menyaring bekas air wudhu menggunakan selaput semipermeabel yang di pasang sedemikian rupa dalam pipa. Kebersihan air juga sangat diutamakan terhadap hasil dari proses penyaringan ini dengan harapan, sistem daur ulang ini dapat mengurangi pasokan limbah air wudhu yang terbuang sia-sia serta, membantu mengurangi dampak dari krisis air bersih di dunia.

Tujuan dan Manfaat yang Ingin Dicapai

Tujuan

1. Memberikan pemahaman akan pentingnya efisiensi air serta mendaur ulang air

2. Mengenalkan salah satu solusi dalam menghemat air yaitu Recycling Water Wudhu

3. Mengaplikasikan sistem recycle pada air wudhu di masjid yang tersebar di Indonesia

Manfaat

1. Membantu mengurangi masalah krisis air bersih

2. Menjaga agar sumber daya air bersih dapat terus tersuplai dengan baik 3. Mengurangi limbah air yang terbuang sia-sia

B. GAGASAN

Kondisi Kekinian

Air merupakan komponen terpenting dalam berlangsungnya keseimbangan ekosistem. Penggunaan air sangat vital bagi keberlangsungan hidup, mengingat perannya yang begitu besar : tubuh manusia sendiri mengandung 55% sampai 77% komposisi air, daratan bumi juga telah diselimuti diselumuti 71%-nya, juga peran pentingnya dalam proses metabolisme, zat palarut, maupun sistem regulasi tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal terpenting adalah fakta bahwa bumi menjadi planet yang layak dihuni atas dasar eksistensi air. Tak ayal lagi jika

dalam berbagai kesempatan, air sering disebut sebagai „sumber kehidupan‟.

(8)

“Dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air.” (al-Anbiya : 30)

Pada kondisi kekinian, beberapa daerah di Indonesia mengalami krisis persediaan air bersih. Padahal, ditinjau dari letak teritorial dan kondisi geografis meneguhkan, Indonesia mencakup daerah maritim. Hal ini terjadi sebagai akibat dari ekspansi industri maupun perluasan pemukiman penduduk tanpa meninjau prinsip konservasi lingkungan. Pencemaran lingkungan yang terjadi baik oleh zat kimia berbahaya hasil dari limbah domestik industri yang kurang arif dalam mengelola zat buangan dan pemukiman yang tidak menerapkan prinsip ramah lingkungan. Berbagai kasus seperti pencemaran lingkungan di sepanjang sungai Tangerang sungai Ciujung, sungai Cisadane, dan sungai Cirarab akibat dari pengolahan limbah industri yang tidak memenuhi kriteria standar keamanan lingkungan. Pencemaran Daerah Aliran Sungai (DAS) di Bengkulu, Nusakambangan Cilacap, dan beberapa daerah lainnya yang tersebar di kepulauan Indonesia.

Dalam mengatasi kondisi krisis air, peran dari 3-R (reuse, reduce, recycle) menzjadi ranah substansial. Hal ini didasari oleh paradoks : meningkatnya kebutuhan konsumsi air, namun tidak diimbangi dengan krisis air yang sudah dalam tahap krusial.

Sunnah Rasulullah SAW mengajarkan tentang keutamaan menghemat air, sebagaimana diriwayatkan dalam hadist yang berbunyi :

Dari Abdullah bin Zaid radhiyallahu anhu, sesungguhnya Nabi Shallallaahu „Alaihi wa Sallam diberi air dua pertiga mud lalu beliau mulai menggosok dua tangannya dengan air itu.” (HR Ahmad dan dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah).

Hal ini mengindikasikan keutamaan dalam berhemat air sebagaimana diamalkan oleh Rasulullah SAW dalam memanfaatkan dua pertiga mud segenggam penuh air bila kedua telapak tangan dipenuhi air ( Abu, 2010).

Berdasarkan hal itu pula, penduduk muslim (sebagai mayoritas penduduk Indonesia) sudah seyogyanya berpartisipasi dalam melakukan penghematan air. Hal ini berdasarkan pada penggunaan air yang dibutuhkan untuk bersuci, sebagai kaitannya dalam berwudhu, menyucikan diri membasuh wajah, tangan, dan kaki untuk berwudhu lima kali sehari membutuhkan sedikitnya 41 liter (Hasina, 2012). Kondisi ini menuntut adanya kesadaran dalam pemanfaatan limbah air wudhu seefektif mungkin untuk meningkatkan efektifitas air, termasuk menggagas teknologi daur ulang limbah air wudhu.

“Recycling Water Wudhu System” dalam Pandangan Islam

Perspektif Islam mendefinisikan „air‟ merupakan media mensucikan diri.

(9)

4

dikatakan air suci, tidak semua kategori yang termasuk dapat secara sah digunakan untuk mensucikan.

Termasuk dalam kriteria „air suci yang mensucikan‟ yang digunakan

sebagai media untuk berwudhu (ءوضولا). Karena mensucikan diri dengan air (wudhu) adalah hal wajib yang dilakukan sebelum shalat.

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu serta basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki." (Q.S. Al-Maidah : 6).

Secara syariah, air suci dibagi menjadi 2 kategori yakni muthlaq dan musta‟mal. Muthlaq masuk dalam kategori air suci yang mensucikan, digunakan secara umum untuk membersihkan diri dari hajat dan kotoran lainnya di tubuh, dan sah digunakan untuk berwudhu. Air suci yang termasuk dalam kategori muthlaq termasuk dalam 7 kriteria : air hujan, salju, embun, air laut, air mata-air, air sumur, dan air sungai.

Sedangkan musta‟mal ( لمْعتْسمْلا) secara harfiah merupakan air suci yang sudah digunakan. Air dikatakan musta‟mal dalam kondisi ; air yang telah digunakan untuk bersuci (Abu, 2011). Dalam kategori ini, menyinggung tentang penggunaan secara sah limbah air wudhu memang mengundang kontroversi. Beberapa ulama berpendapat air tersebut termasuk dalam kategori air suci namun tidak mensucikan, karena air tersebut telah digunakan dalam mengangkat hadast atau dikenai najis yang terangkat ketika berwudhu. Meski begitu, argumen tersebut tidak didukung dengan hadist. Dalam perspektif lain mengatakan air musta‟mal termasuk dalam kategori air suci yang mensucikan. Seperti yang termaktub dalam hadist riwayat Bukhari :

Dari Al-Miswar bin Makhramah radhiallahu anhu dia berkata:

هئوضو ىلع ولتتْقي اوداك ملسو هْيلع َ ىلص يبنلا أضوت اذإو “Jika Nabi shallallahu „alaihi wasallam berwudhu, hampir-hampir saja mereka berkelahi memperebutkan air bekas wudhu beliau.”(HR. Al-Bukhari no. 516)

Air musta‟mal ini dipandang suci karena pada dasarnya suci (Anonimos, 2012). Parameter yang mengubah kesucian air pun tidak berubah warna, bau, rasa. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri telah mengeluarkan fatwa bawa air daur ulang wudhu adalah suci dan menyucikan sesuai dengan ketentuan fikih. Disebutkan dalam riwayat Rubayyi bin Mu‟awidz ketika ia menjelaskan cara

wudhu Rasulullah saw, “Rasulullah mengusap kepalanya dengan sisa air (air musta‟mal) wudhu yang terdapat pada kedua lengannya.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Hal ini pula yang menggagas kami untuk menggalakkan optimalisasi penghematan air dengan memanfaatkan limbah air wudhu.

(10)

Pengembangan teknologi daur ulang limbah air wudhu belum secara umum diaplikasikan dalam lingkungan sosial. Dalam kontes Environment Contest yang dilaksanakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, konsep Green Wudhu mendapatkan penghargaan atas gagasan tentang proyek pemanfaatan air wudhu dengan mendaur ulang kembali untuk digunakan dalam sistem irigasi tanaman (Vivian, 2012). Potensi daur ulang limbah air wudhu lainnya juga telah diterapkan oleh beberapa negara, seperti dalam ajang Youth Engineering the Future Trust

(YEF) di Cape Town, Afrika Selatan dalam konsep „Green Masjid Project‟ sebagai proses utilitas limbah air wudhu untuk digunakan kembali untuk berwudhu (Hasina, 2012).

Di Indonesia sendiri, teknologi ini telah diterapkan di Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Unit Riset Lembaga Pemberdayaan Umat (Salman Institute for Community Development). Hal ini juga berlaku serupa di Pondok Pesantren Daarut Tauhid (Imam, 2007).

Beberapa contoh tersebut mengindikasikan bahwa selama ini penggunaan limbah air wudhu belum ada pemanfaatan secara optimal dibiarkan mengalir menjadi limbah. Padahal, jika program ini diterapkan, merupakan potensi besar untuk dapat menggunakan secara bijaksana 11,8 miliar liter air per tahun.

Konsep daur ulang air sendiri sering menghadapi banyak kendala dalam hal penjaminan reliabilitas produksi air daur ulang penyediaan infrastruktur, proses pengendalian dan operatur ahli yang kompeten dan berpengalaman, serta ketersedaan sistem jaminan mutu (Suprihatin, 2009).

„Recycling water wudhu system‟ dengan sistem filtrasi selaput semi permeabel adalah konsep mendaur ulang limbah air wudhu (musta‟mal) untuk digunakan kembali dalam berwudhu. Dalam hemat kami, aplikasi „recycling water wudhu system‟ ini berfungsi untuk menabung air bersih sebagai proses penggalakkan secara efektif limbah air wudhu.

Teknologi „Recycling Water Wudhu System’ dengan Filter Selaput Semi Permiabel

Syarat air dikatakan bersih suci adalah ; jernih (tidak berwarna), tidak berbau, pH berkisar takaran 7 dengan kandungan air bersih (paling sedikit mengandung 5 ppm/part per million DO Dissolved Oxygen, maksimum kandungan zat padat terlarut 1000 ppm, mengandung BOD Biological Oxygen

Demand kurang dari 1 ppm) (Yoga, 2011).

(11)

6

gagasan kami menawarkan solusi untuk menyelesaikan krisis air bersih terkait

secara syar‟i menggunakan limbah air wudhu.

Konsep „recyclying water wudhu system‟ menggunakan prinsip osmosis terbalik dengan lapisan semipermeabel berlapis sebagaimana fungsinya untuk menyaring pertikel kotor dalam air. Lapisan semipermiable merupakan membran selektif yang berfungsi sebagai penyaringan air yang dapat dilewati zat pelarut (atau bagian kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion. Sementara prinsip osmosis terbalik (reverse osmosis) sendiri adalah suatu metode penyaringan dengan kapabilitas filter berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberikan tekanan pada larutan saat berada di salah satu sisi membran seleksi lapisan semipermeabel (Shun Dar Lin, 2001).

Gambar 1. Skema recycling water wudhu system

(12)

dikembalikan dengan cara dipompa sehingga dapat masuk ke dalam tampung penyimpanan. Air yang telah ditampung siap untuk digunakan kembali.

Adapun, kelebihan dari gagasan kami, selain dapat menghasilkan air bersih sebagai produk daur ulang limbah air wudhu, konsep ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan daerah terkonsentrasi paa daerah yang mengalami krisis air bersih. Namun, dalam setiap gagasan, jelas terdapat beberapa kekurangan. Hal ini membutuhkan

Langkah Strategi yang Dapat Dilakukan

Sistematisasi strategi yang dapat dilakukan adalah :

Gambar 2. Skema langkah strategi

Peninjauan Lingkungan

Studi akan kondisi kekinian di masyarakat merupakan langkah untuk mengetahui permasalahan kontemporer apa saja yang sedang dihadapi dalam suatu daerah. Membuat data statistik berdasarkan kondisi lingkungan yang memiliki kondisi permasalahan akses air bersih paling minim. Hal ini demi membuat skala prioritas daerah yang sebaiknya dan dianggap pantas untuk sukses menggalakkan gagasan ini.

Penelitian

Konsep „recycling water wudhu system‟ dengan menggunakan sistem selaput semipermeabel diaplikasikan dalam daerah yang ditentukan, untuk

PENINJAUAN LINGKUNGAN SEBAGAI SASARAN DALAM MEREALISASIKAN

KONSEP

PENELITIAN (MEMANTAU KESUKSESAN KONSEP)

SOSIALISASI KONSEP PADA MASYARAKAT

(13)

8

menghitung probablitis kesuksesan gagasan dengan relasinya terhadap kondisi dalam lingkungan terkait dan permasalahan kontemporernya.

Sosialisasi

Setelah dianggap penelitian yang sukses dan seluruh data relasi kebutuhan masyarakat kesuksesan konsep dengan berbagai situasi kondisi tertentu didapat, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat demi suksesnya aplikasi gagasan ini.

Aplikasi

Sebagai poin utama dan membuktikan klimaks dari keberhasilan konsep dalam merealisasikan tujuannya : meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam peningkatan akses air bersih untuk bersuci dengan pemanfaatan limbah air wudhu sendiri.

Subjek yang Membantu Merealisasikan Gagasan „Recycling Water Wudhu System‟

Gagasan kami membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak dalam kehidupan sosial masyarakat. Adapun, subjek yang terkait adalah :

a. Pemerintah

Tingkat kesuksesan gagasan ini bergantung pada kerjasama dalam berbagai pihak. Dalam hal ini, pemerintah memegang peran substansial untuk memberikan kontribusi berupa dukungan material dan moral kepada seluruh pihak terkait. Dukungan ini dapat berupa inisiasi dan perizinan penelitian konsep yang kami ajukan untuk hasil yang lebih optimal, melakukan sosialisasi kepada masyarakat, serta bersinergi pada khalayak dalam proses perealisasiannya.

b. Designer dan Teknisi Mesin

Sebagai golongan yang memastikan kesuksesan „recycling water wudhu system‟ dalam aplikasinya. Designer menentukan konsep secara matang dengan mengoptimalkan segala sumber daya yang ada an diperlukan, sementara penggagas dari teknik mesin memastikan alat daur ulang limbah air sesuai dengan design dan dapat bekerja secara maksimal.

(14)

Dalam hal ini, pakar agama memegang andil menjadi narasumber terpercaya. Hal ini dimaksudkan untuk sosialisasi kepada masyarakat tentang hukum dari penggunaan limbah air wudhu, bertujuan menghindarkan persepsi negatif yang menganggap tidak sah (najis) menggunakan limbah air wudhu untuk bersuci. Melalui sosialisasi dari tokoh agama terkemuka akan memberikan doktrinasi kuat kepada khalayak demi suksesnya program ini.

d. Media Sosial

Pemanfaatan perkembangan teknologi di era globalisasi menjadi

batu loncatan besar dalam menyebarkan konsep „recycling water wudhu system‟. Sebagai katalisator penyebar berita, media sosial diharapkan sebaik mungkin dapat memposisikan diri melakukan metode pendekatan dan persuasi pada masyarakat melalui tokoh-tokoh agama untuk menjelaskan hukum bersuci menggunakan limbah air wudhu.

e. Masyarakat

Sebagai subjek eksekusi gagasan ini, masyarakat sebagai golongan yang seyogyanya diberikan indoktrinasi tentang penggunaan „recycling water wudhu system‟. Tingkat kesuksesan implementasi konsep ini sangat tergantung dari daya partisipasi masyarakat dalam mendukung program efektifitas penggunaan air.

C. KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan

Recycling water wudhu system merupakan salah satu solusi cerdas untuk menyelesaikan permasalahan persediaan air yang terbatas. Sistem ini menawarkan konsepdaur ulang limbah air wudhu yang telah digunakan sehingga dapat dimanfaatkan kembali dengan menggunakan prinsip osmosa terbalik. Dimana osmosa terbalik ini adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar berupa kotoran dengan cara memberi tekanan pada air ketika berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan semipermeable yang berlapis-lapis sehingga menghasilkan air yang higenis.

(15)

10

media bersuci. Hal ini dapat diaplikasikan di berbagai masjid untuk berwudhu sebagai solusi menghadapi krisis air bersih di Indonesia.

Teknik Implementasi Gagasan

Konsep „recycling water wudhu system‟ digalakkan dalam tempat ibadah diutamakan pada daerah tempat air bersih sulit untuk dijangkau sebagai proses dalam melakukan penghematan air. Pemanfaatan ini dapat secara optimal dilakukan apabila terdapat kooperasi antara berbagai subjek terkait program ini.

Untuk mengimplementasikan gagasan ini diperlukan beberapa teknik dan upaya, diantaranya :

1. Menentukan daerah sasaran tujuan yang dikonsentrasikan di daerah krisis air bersih

2. Menciptakan berbagai kooperasi dengan pihak-pihak terkait ; teknisi mesin, ahli fiqh, media.

3. Design skema sistem daur ulang air wudhu

4. Sosialisasi pada masyarakat melalui media melalui metode pendekatan dan pengenalan terkait hukum menggunakan air musta‟mal

5. Implementasi dari skema sistem daur ulang air wudhu

Prediksi Keberhasilan Gagasan

Gagasan Recycling air wudhu ini dapat sukses dijalankan jika semua pihak sadar dan peduli akan krisis air bersih dan solusi dalam mengatasinya. Masjid sebagai media dalam menerapkan gagasan ini dapat mendukung secara penuh sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya. Begitu pula dibutuhkan peran dan kontribusi pihak-pihak terkait pemerintah, teknisi mesin, ahli fiqih, hingga ke lapisan masyarakat. Melalui Recycling water wudhu system‟ sebagai awal gerakan Indonesia menuju aksi „save water‟ dalam mengatasi krisis air bersih di dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Alkarami, Imam. 2007. Salman Water Recycling.

http://alkarami.wordpress.com/2007/11/08/salman-water-recycling/. Diakses tanggal 03 Maret 2013.

Anonim. 2012. Hukum air Musta‟mal. http://islampos.com/hukum-air-mustamal-24121/. Diakses tanggal 03 Maret 2013.

Dzakira, Abu. 2010. Islam Hemat Air.

(16)

Gori, Hasina. 2012. Mosque goes Green for Nature. http://www.salatomatic.com/cbe.php?id=142. Diakses tanggal 03 Maret 2013.

Lin, Shun Dar. 2001. Osmosis.

http://biologipedia.blogspot.com/2010/12/osmosis.html. Diakses tanggal 04 Maret 2013.

Muawiah, Abu. 2011. Air musta‟mal dan hukumnya. http://al-atsariyyah.com/air-mustamal-dan-hukumnya.html. Diakses tanggal 03 Maret 2013.

Nereim, Vivian. 2012. Green wudhu‟ wins student environment contest. http://www.thenational.ae/news/uae-news/green-wudhu-wins-student-environment-contest. Diakses tanggal 03 Maret 2013.

Suprihatin. 2009. Penerapan Air Daur Ulang di Berbagai Negara. Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Pertanian Bogor : Bogor.

(17)
(18)
(19)
(20)

Gambar

Gambar 1. Skema recycling water wudhu system
Gambar 2. Skema langkah strategi

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu dibutuhkan evaluasi pada sistem plambing gedung A dengan melakukan perhitungan kebutuhan air bersih setiap harinya, volume reservoir yang ada dan tekanan pada pipa.. Dari

Judul Skripsi : ANALISIS KANDUNGAN Pb PADA AIR SUMUR GALI MASYARAKAT DI SEKITAR TEMPAT PENIMBUNAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TIMAH DARI DAUR ULANG AKI BEKAS DESA SEI

Untuk mengetahui unit pengolahan yang sesuai untuk sistem daur ulang, dilakukan analisis terhadap air buangan yang mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.. 416/MEN.KES/ PER/