• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Tentang Kelayakan Proses Daur Ulang Air Limbah Rumah Tangga Menjadi Air Baku Untuk Air Bersih Di Pemukiman Karyawan PT. Inalum Tanjung Gading Kabupaten Batubara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kajian Tentang Kelayakan Proses Daur Ulang Air Limbah Rumah Tangga Menjadi Air Baku Untuk Air Bersih Di Pemukiman Karyawan PT. Inalum Tanjung Gading Kabupaten Batubara"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TENTANG KELAYAKAN PROSES DAUR ULANG

AIR LIMBAH RUMAH TANGGA MENJADI AIR BAKU

UNTUK AIR BERSIH DI PEMUKIMAN KARYAWAN

PT. INALUM TANJUNG GADING

KABUPATEN BATUBARA

T E S I S

Oleh

NADHRATUN NUR

087004024/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S

E K

O L A H

P A

S C

A S A R JA

(2)

KAJIAN TENTANG KELAYAKAN PROSES DAUR ULANG

AIR LIMBAH RUMAH TANGGA MENJADI AIR BAKU

UNTUK AIR BERSIH DI PEMUKIMAN KARYAWAN

PT. INALUM TANJUNG GADING

KABUPATEN BATUBARA

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

NADHRATUN NUR

087004024/PSL

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : KAJIAN TENTANG KELAYAKAN PROSES DAUR ULANG AIR LIMBAH RUMAH TANGGA MENJADI AIR BAKU UNTUK AIR BERSIH DI PEMUKIMAN KARYAWAN PT. INALUM TANJUNG GADING KABUPATEN BATUBARA

Nama Mahasiswa : Nadhratun Nur

Nomor Pokok : 087004024

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

Menyetujui: Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia) Ketua

(Drs. Chairuddin, M.Sc) (Dr. R. Hamdani Harahap, MS) Anggota Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal 18 Februari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia

Anggota : 1. Drs. Chairuddin, M.Sc

2. Dr. R. Hamdani Harahap, MS

3. Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS

(5)

KAJIAN TENTANG KELAYAKAN PROSES DAUR ULANG AIR LIMBAH RUMAH TANGGA MENJADI AIR BAKU

UNTUK AIR BERSIH DI PEMUKIMAN KARYAWAN PT. INALUM TANJUNG GADING

KABUPATEN BATUBARA

ABSTRAK

Tujuan penelitian yang dilakukan dalam tesis ini adalah untuk mengetahui kelayakan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (sewage station) dan instalasi pengolahan air bersih (water station) yang ada di pemukiman karyawan PT. Inalum Tanjung Gading untuk melaksanakan proses daur ulang air limbahnya sehingga memenuhi kriteria fisik dan higienis (kimia dan biologi) sebagai air bersih. Selain itu juga untuk mengetahui kelayakan ekonomis dan persepsi masyarakat di pemukiman karyawan Tanjung Gading terhadap rencana mendaur ulang air limbah tersebut. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data dari bulan September sampai Nopember 2010, yang terdiri dari data-data kualitas air, meliputi: data air sungai Sipare-pare sebagai air baku (masukan water station), data kualitas air keluaran hasil pengolahan sewage station dan water station yang diperoleh melalui

sampling dan analisis di laboratorium PT. Inalum dan sebagai pembanding pada pengambilan sampel di bulan November 2010 dilakukan juga analisis di Laboratorium Penelitian USU, yang digunakan untuk mengkaji kelayakan fasilitas pengolahan yang ada. Pengumpulan data persepsi masyarakat dilakukan melalui kuisioner yang diberikan kepada karyawan PT. Inalum sebanyak 68 responden dengan metode cluster dan purposive sampling. Data hasil kuisioner diolah dan dilakukan uji statistik chi square, Kruskal Wallis dan t-test dengan bantuan software

SPSS v.17. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fasilitas sewage station

dan water station di pemukiman karyawan PT. Inalum Tanjung Gading Batubara layak secara fisik, higienis (kimia dan biologi) dan ekonomis untuk melaksanakan proses daur ulang air limbahnya. Selain itu diperoleh juga informasi tentang persepsi masyarakat, di mana sebahagian besar (56%) tidak mendukung dan merasa tidak nyaman terhadap program daur ulang air limbah karena kurangnya sosialisasi tentang informasi dan pengetahuan masyarakat tentang program daur ulang air limbah tersebut.

(6)

STUDY ON FEASIBILITY OF PROCESS WATER RECYCLING DOMESTIC WASTE WATER INTO RAW WATER FOR WATER SUPPLY IN FAMILY

HOUSING OF PT. INALUM EMPLOYEES TANJUNG GADING BATUBARA

ABSTRACT

The aim of research conducted in this thesis is to investigate the feasibility of wastewater treatment plant (Sewage Station) and water treatment plant (Water Station) in family housing of PT. Inalum employees at Tanjung Gading implementing the process of recycling waste water that meet with physical criteria and hygienic (chemical and biological) as potable water. It is also to determine the economic feasibility and community perception regarding recycling program the waste water. Data collection in this research was conducted on September to November 2010, thats consist water quality data such as; Sipare-pares river waters as raw water (as water station input), and output water from Sewage station and water station was obtained through sampling and analysis at laboratory PT. Inalum and parallel analysis was conducted at central research laboratory of University of North Sumatera as reference in November 2010 were used to assess the feasibility of existing treatment facilities. Public perception data were collected through questionnaires given to employees of PT. Inalum 68 respondents with the cluster and purposive sampling method. The data is processed and the results of questionnaires conducted statistical tests chi squre, Kruskal Wallis and t-test by using SPSS v.17 statistics software. The results of this study concluded that the facilities Sewage station and water station at the housing family of PT. Inalum employees at Tanjung Gading, Batubara feasible to implement the process of recycling waste water when viewed from physical, hygienic, and economical aspects. In addition it also obtained information about public perception, in which most of employees (56%) did not support and do not feel comfortable with their waste water recycling program because of lack of socialisation about information and public knowledge about recycling programs of waste water.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadhirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini diberi judul:

KAJIAN TENTANG KELAYAKAN PROSES DAUR ULANG AIR LIMBAH

RUMAH TANGGA MENJADI AIR BAKU UNTUK AIR BERSIH

DI PEMUKIMAN KARYAWAN PT. INALUM TANJUNG GADING

KABUPATEN BATUBARA.

Tulisan ini dibuat dalam rangka penyelesaian tugas akhir (tesis) penulis pada Program Magister S-2 Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.

Di dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapat arahan, bimbingan, saran maupun petunjuk dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS selaku Ketua Program Studi. 2. Bapak Drs. Chairuddin, M.Sc, selaku Sekretaris Program Studi.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia, Bapak Drs. Chairuddin, M.Sc dan Bapak Dr. R. Hamdani Harahap, MS selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan arahan, petunjuk dan saran yang membangun kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Seluruh dosen dan pegawai yang telah banyak berjasa selama perkuliahan penulis.

(8)

6. Suami tercinta yang telah memberikan dukungannya baik semangat, doa dan tentunya materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih atas saran dan masukan dari berbagai pihak yang turut membantu dalam penyelesaian tesis ini. Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini berguna bagi semua pihak terutama bagi perkembangan dunia pendidikan.

Medan, 18 Februari 2011

(9)

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Nadhratun Nur

Tempat/Tanggal Lahir : Pangkalan Berandan/25 Februari 1976

Alamat : Tanjung Gading, P-14-08 Kec. Sei Suka, Batubara

Agama : Islam

Status : Menikah

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 050748 P. Berandan tahun 1982-1988 2. SMP Negeri 2 P. Berandan tahun 1988-1991 3. SMA Negeri 1 P. Berandan tahun 1991-1994

4. Strata-1 Teknik Kimia USU Medan tahun 1994-2000 5. Akta-IV Kimia Univ. Terbuka Medan tahun 2004

C. Riwayat Pekerjaan

1. Guru PNS Bidang kimia di SMA Negeri 1 Sei Suka tahun 2002-sekarang

D. Pengalaman Organisasi

1. Bendahara PGRI Kecamatan Sei Suka tahun 2005-2008

2. Ketua Bidang Pengembangan Profesi PGRI Kabupaten Batubara tahun 2009-sekarang

(10)
(11)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……….. 30

3.1. Tempat dan Waktu ... 30

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 31

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 32

3.4. Populasi dan Sampel ... 33

3.5. Instrumen Penelitian ... 35

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.7. Pelaksanaan Penelitian ... 36

3.8. Analisis Data ... 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………. 40

4.1. Kelayakan Fasilitas Water Station dan Sewage Station ... 40

4.2. Kelayakan Aspek Ekonomis ... 53

4.3. Persepsi Masyarakat Tanjung Gading terhadap Rencana Daur Ulang……… 59

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……….. 70

5.1. Kesimpulan ... 70

5.2. Saran ... 71

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Distribusi Sampel ... 34

2. Kualitas Air Baku Air Sungai Sipare-pare untuk Inlet Water Station ... 41

3. Kualitas Air Hasil Pengolahan pada Keluaran Water Station ... 44

4. Kualitas Air Hasil Pengolahan Sewage Station ... 46

5. Persentase Penyisihan pada Water Station ... 48

6. Perbandingan Kualitas Air Sungai Sipare-pare dan Air Keluaran Sewage Station ... 50

7. Kualitas Beberapa Parameter pada Air Hasil Olahan Water Station ... 52

8. Tingkat Akumulasi dan Penyisihan Bahan Kimia ... 53

9. Biaya Serbuk Pemutih ... 56

10. Penghematan Biaya Pengolahan Air per-Bulan ... 58

11. Sikap dan Persepsi ... 60

12. Hasil Uji Statistik ... 67

13. Hubungan Jabatan dan Sikap Responden ... 67

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Siklus Hidrologi ... 8

2. Tahapan Proses Pengolahan Air Limbah ... 12

3. Denah Lokasi Penelitian ... 30

4. Skema Proses Pelaksanaan Penelitian ... 37

5. Kekeruhan dan Biaya Produksi Air Bersih ... 55

6. Pendapat Responden tentang Aspek Higienis ... 61

7. Pendapat Responden tentang Virus & Bakteri Patogen ... 61

8. Pendapat Responden tentang Keberadaan Bahan Kimia ... 62

9. Pendapat Responden tentang Aspek Fisik ... 63

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 ... 74

2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 ... 76

3. Level Air Sungai pada IntakeWater Station PT. INALUM 5 Tahun Terakhir………. 79

4. FlowsheetWater Station PT. Inalum ... 80

5. FlowsheetSewage Station PT. Inalum ... 81

6. Hasil Analisis Air Baku ... 82

7. Hasil Analisis Air Bersih ... 85

8. Hasil Analisis Air Limbah Domestik ... 88

9. Monthly Report Operation of Water Station ... 91

10. Monthly Report Operation of Sewage Station ... 95

11. Hasil Analisis Air Baku Sungai dan Air Limbah ... 99

12. Hasil Analisis Air pada Laboratorium USU Medan ... 101

13. Kuisioner Penelitian ... 104

14. Surat Izin Pengambilan Data ... 108

15. Surat Keterangan Riset ... 109

16. Surat Supervisi Penelitian ... 110

17. Tabulasi Hasil Kuisioner Penelitian ... 111

(15)

KAJIAN TENTANG KELAYAKAN PROSES DAUR ULANG AIR LIMBAH RUMAH TANGGA MENJADI AIR BAKU

UNTUK AIR BERSIH DI PEMUKIMAN KARYAWAN PT. INALUM TANJUNG GADING

KABUPATEN BATUBARA

ABSTRAK

Tujuan penelitian yang dilakukan dalam tesis ini adalah untuk mengetahui kelayakan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (sewage station) dan instalasi pengolahan air bersih (water station) yang ada di pemukiman karyawan PT. Inalum Tanjung Gading untuk melaksanakan proses daur ulang air limbahnya sehingga memenuhi kriteria fisik dan higienis (kimia dan biologi) sebagai air bersih. Selain itu juga untuk mengetahui kelayakan ekonomis dan persepsi masyarakat di pemukiman karyawan Tanjung Gading terhadap rencana mendaur ulang air limbah tersebut. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data dari bulan September sampai Nopember 2010, yang terdiri dari data-data kualitas air, meliputi: data air sungai Sipare-pare sebagai air baku (masukan water station), data kualitas air keluaran hasil pengolahan sewage station dan water station yang diperoleh melalui

sampling dan analisis di laboratorium PT. Inalum dan sebagai pembanding pada pengambilan sampel di bulan November 2010 dilakukan juga analisis di Laboratorium Penelitian USU, yang digunakan untuk mengkaji kelayakan fasilitas pengolahan yang ada. Pengumpulan data persepsi masyarakat dilakukan melalui kuisioner yang diberikan kepada karyawan PT. Inalum sebanyak 68 responden dengan metode cluster dan purposive sampling. Data hasil kuisioner diolah dan dilakukan uji statistik chi square, Kruskal Wallis dan t-test dengan bantuan software

SPSS v.17. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fasilitas sewage station

dan water station di pemukiman karyawan PT. Inalum Tanjung Gading Batubara layak secara fisik, higienis (kimia dan biologi) dan ekonomis untuk melaksanakan proses daur ulang air limbahnya. Selain itu diperoleh juga informasi tentang persepsi masyarakat, di mana sebahagian besar (56%) tidak mendukung dan merasa tidak nyaman terhadap program daur ulang air limbah karena kurangnya sosialisasi tentang informasi dan pengetahuan masyarakat tentang program daur ulang air limbah tersebut.

(16)

STUDY ON FEASIBILITY OF PROCESS WATER RECYCLING DOMESTIC WASTE WATER INTO RAW WATER FOR WATER SUPPLY IN FAMILY

HOUSING OF PT. INALUM EMPLOYEES TANJUNG GADING BATUBARA

ABSTRACT

The aim of research conducted in this thesis is to investigate the feasibility of wastewater treatment plant (Sewage Station) and water treatment plant (Water Station) in family housing of PT. Inalum employees at Tanjung Gading implementing the process of recycling waste water that meet with physical criteria and hygienic (chemical and biological) as potable water. It is also to determine the economic feasibility and community perception regarding recycling program the waste water. Data collection in this research was conducted on September to November 2010, thats consist water quality data such as; Sipare-pares river waters as raw water (as water station input), and output water from Sewage station and water station was obtained through sampling and analysis at laboratory PT. Inalum and parallel analysis was conducted at central research laboratory of University of North Sumatera as reference in November 2010 were used to assess the feasibility of existing treatment facilities. Public perception data were collected through questionnaires given to employees of PT. Inalum 68 respondents with the cluster and purposive sampling method. The data is processed and the results of questionnaires conducted statistical tests chi squre, Kruskal Wallis and t-test by using SPSS v.17 statistics software. The results of this study concluded that the facilities Sewage station and water station at the housing family of PT. Inalum employees at Tanjung Gading, Batubara feasible to implement the process of recycling waste water when viewed from physical, hygienic, and economical aspects. In addition it also obtained information about public perception, in which most of employees (56%) did not support and do not feel comfortable with their waste water recycling program because of lack of socialisation about information and public knowledge about recycling programs of waste water.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan sumberdaya utama untuk kehidupan manusia dan semua makhluk hidup. Tanpa air tidak ada kehidupan di permukaan bumi. Tubuh manusia sebagian terdiri dari air, kira-kira 65% dari berat badannya (Al-Layla M.A, et al, 1978). Orang dewasa membutuhkan 3-5 liter air minum setiap hari untuk kelangsungan hidupnya. Selain itu setiap individu di Indonesia membutuhkan air 144 ltr/hari dan 175 ltr/hari di Kota Medan untuk keperluan mandi, cuci dan keperluan rumah tangga lainnya (Dirjend Cipta Karya, 2006; PDAM Tirtanadi, 2003).

Ada 3 (tiga) aspek penting yang harus diperhatikan dalam penyediaan air bersih di suatu kawasan, yaitu: aspek kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Aspek kuantitas yang berhubungan dengan kebutuhan air bersih, debit air baku yang tersedia dan kapasitas dari fasilitas pengolahan air bersih dan air kotor. Aspek kualitas yang berhubungan dengan standar air bersih ataupun air baku untuk diolah menjadi air bersih atau air minum. Adapun standar air baku dan air bersih di Indonesia mengacu pada:

1. Standar air baku untuk air minum: PP No. 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

(18)

Aspek kontinuitas berhubungan dengan jaminan ketersediaan air baku untuk diolah menjadi air bersih, untuk itu perlu diketahui tinggi air sungai minimum yang terjadi pada musim air kering yang harus dapat memenuhi kebutuhan air bersih.

PT. Inalum sebagai sebuah perusahaan besar yang bergerak pada bidang peleburan aluminium sangat memperhatikan masalah kebutuhan air minum ini bagi karyawan-karyawannya yang bermukim di Kota Tanjung Gading. Pemukiman karyawan PT. Inalum di Tanjung Gading memiliki luas 200 ha dengan jumlah penduduk kurang lebih 9.000 jiwa terletak di Kabupaten Batubara, Kecamatan Sei Suka. Kompleks pemukiman terdiri dari 1300 fasilitas perumahan dan fasilitas umum seperti Rumah Sakit, Tempat Ibadah (Mesjid dan Gereja), Sekolah (TK sampai SMA), dan Gedung Olah Raga (PT. Inalum, 2010).

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di pemukiman karyawan Tanjung Gading baik untuk kebutuhan perumahan maupun fasilitas umum maka PT. Inalum membangun fasilitas pengolahan air bersih (water station) dengan kapasitas 5700 m3/ hari (PT. Inalum, 1980).

(19)

Hasil laporan dalam Rekaman Operasi PT. Inalum (Maret, 2010) bahwa data produksi air minum dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk penduduk yang mendiami pemukiman Tanjung Gading telah mencapai kapasitas terpasang dari instalasi pengolahan air bersih. Di sisi lain ketersediaan air baku yang bersumber dari sungai Sipare-pare mengalami penurunan secara kuantitas dan kualitas.

Secara kuantitas dari hasil Rekaman Operasi PT. Inalum (Maret, 2010) bahwa level air sungai Sipare-pare mengalami penurunan sepanjang 5 (lima) tahun terakhir dari tahun 2005-2009 (Lampiran 1). Adanya perubahan tata guna lahan di daerah hulu sungai Sipare-pare oleh alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan dan pertanian, berdampak terhadap kualitas sumber air baku yakni akan meningkatkan partikel tanah (Total Padatan Terlarut = TDS) yang berasal dari erosi. Oleh karena kadar partikel tanahnya yang tinggi maka akan meningkatkan biaya pengolahan air. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah penduduk di sepanjang aliran sungai maka pencemaran air akibat limbah domestik dan limbah organik akan mengakibatkan kualitas air sungai mengalami penurunan yang diindikasikan dengan meningkatnya kadar bakteri koliform (Laboratorium PT. Inalum, April 2010, Lampiran 1).

Perubahan kualitas air baku menyebabkan biaya pengolahan air bersih menjadi tinggi. Di samping itu kontinuitas air bersih dikhawatirkan akan terganggu terutama di musim kemarau panjang.

(20)

kandungan material pencemar di dalam air limbah sebelum dibuang ke badan air (hilir sungai Sipare pare). Berdasarkan sifat fisik, kimia dan biologis hasil pengolahan air limbah rumah tangga keluaran Sewage Station PT. Inalum mempunyai kualitas cukup baik dan memenuhi persyaratan kualitas air Kelas I (PP RI No. 82 Tahun 2001) sehingga berpotensi untuk diolah kembali (daur ulang) menjadi air baku bagi pengolahan air bersih di pemukiman Tanjung Gading (Laboratorium PT. Inalum, April 2010).

Wacana untuk mendaur ulang air limbah menjadi air baku ini muncul semakin kuat terutama dipicu oleh adanya penurunan kualitas dan kuantitas air sungai Sipare-pare sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya dan adanya anjuran dari pemerintah lewat program “Proper” oleh Kementrian Lingkungan Hidup RI. Untuk itu perlu dikaji apakah proses daur ulang air limbah untuk digunakan sebagai alternatif suplai air bersih di PT. Inalum ini dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas pengolahan yang ada. Selain itu, yang perlu juga dipertimbangkan adalah masalah ekonomi yakni apakah biaya pengolahan proses daur ulang ini bisa lebih murah dibandingkan dengan biaya pengolahan air bersih yang berasal dari air baku air sungai.

Munculnya wacana untuk mendaur ulang air limbah keluaran Sewage Station

(21)

mikroorganisme pathogen (kimia dan biologi), sedangkan aspek fisik adalah hal yang berhubungan dengan kualitas air secara visual seperti warna, bau dan rasa. Adapun penerimaan masyarakat yang berkaitan dengan nilai fisik dan higienis tersebut diperlukan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat di pemukiman Tanjung Gading terhadap wacana di atas.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (Sewage Station) dan

Instalasi Pengolahan Air Bersih (Water Station) PT. Inalum layak untuk melaksanakan proses daur ulang air limbah untuk kebutuhan air bersih yang memenuhi kriteria secara fisik, kimia dan biologi (higienis) di pemukiman karyawan PT. Inalum

2. Apakah potensi daur ulang air limbah keluaran Sewage Station menjadi air baku untuk kebutuhan air bersih Water Station di pemukiman karyawan PT. Inalum layak secara ekonomis.

(22)

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kelayakan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (sewage station) dan instalasi pengolahan air bersih (water station) yang ada dalam melaksanakan proses daur ulang air limbah untuk kebutuhan air bersih yang memenuhi kriteria secara fisik, kimia dan biologi (higienis) di pemukiman karyawan PT. Inalum Tanjung Gading.

2. Untuk mengetahui secara ekonomis potensi daur ulang air limbah keluaran

sewage station menjadi air baku untuk kebutuhan air bersih di pemukiman karyawan Tanjung Gading.

3. Untuk mengetahui persepsi masyarakat di pemukiman karyawan Tanjung gading terhadap rencana mendaur ulang air limbah menjadi air baku untuk pengolahan air bersih yang dibutuhkan untuk menyusun strategi sosialisasi oleh PT. Inalum.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai dokumen acuan oleh PT. Inalum dalam perencanaan pengelolaan sumberdaya air untuk pemukiman karyawan di Tanjung Gading.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air dan Permasalahannya

Air merupakan asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan di planet bumi ini. Bagi manusia kebutuhan akan air ini amat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 65% dari bagian tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat. Diketahui bahwa volume total air di bumi adalah sekitar 1,4 milyar km3 yang 97,4% adalah air laut. Sisanya 2,6% adalah berupa air tawar. Dari jumlah tersebut hanya 0,14% dari total jumlah air di bumi yang dengan segera dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya (Al-Layla M.A, et al, 1978).

(24)

tetapi hal tersebut mungkin tidak mencukupi kebutuhan hidup manusia di bumi jika ditinjau dari segi kualitas (Said, 2004).

(Sumber: Scientific American, 1989 dalam Said, 2004)

Gambar 1. Siklus Hidrologi

Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh umat manusia terhadap ketersediaan sumberdaya air adalah air secara sangat cepat menjadi sumberdaya yang semakin langka yang disebabkan antara lain:

1. Adanya variasi musim dan ketimpangan spasial ketersediaan air. Pada musim hujan di beberapa daerah mengalami kelimpahan air yang luar biasa yang berakibat terjadinya banjir. Pada musim kering, kekurangan air dan kekeringan menjadi bencana di bagian daerah lain.

(25)

menyebabkan konsumsi air segar meningkat drastis, dan kerusakan lingkungan termasuk kerusakan sumberdaya air yang terjadi secara konsisten (Salman, 2002).

Fenomena kelangkaan air sangat terasa di perkotaan. Keperluan air untuk penduduk perkotaan, termasuk sanitasi dan pembuangan limbahnya tidak akan dapat dicukupi oleh ketersediaan air yang ada. Akses yang terbatas terhadap air bersih akan mengakibatkan penduduk rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh konsumsi air yang kotor dan terkontaminasi bakteri. Oleh karena itu, pengelolaan sumberdaya air sangat penting agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan (Effendi, 2003).

2.2. Sumber dan Penggolongan Air

Secara garis besar air dapat dikatakan bersumber dari: 1. Laut : air laut

2. Darat : a. Air Tanah: air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air b. Air Permukaan: air sungai dan air rawa/danau

3. Udara : Air hujan atau air atmosfer (Gabriel, 2001)

Berdasarkan analisis kualitas air dapat digolongkan dalam 3 (tiga) kategori (Sutrisno, 2006), yaitu:

a. Air Bersih

(26)

menjadi air siap minum, untuk keperluan MCK (mandi, cuci dan kakus), sarana pariwisata dan rekreasi, pada industri sebagai sarana pendingin, sebagai pelarut di bidang farmasi/kedokteran, sarana irigasi dan sarana peternakan.

Dari segi kualitas, air bersih harus memenuhi beberapa syarat, yaitu: 1. Syarat Fisik: air tidak boleh berwarna, tidak boleh berasa, tidak boleh

berbau, suhu di bawah suhu udara (sejuk 250C) dan jernih.

2. Syarat Kimia: tidak mengandung racun dan zat-zat mineral atau zat-zat lain tidak dalam jumlah yang berlebihan (Sutrisno, 2006).

b. Air Minum

Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan kesehatan air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik.

Agar air minum yang dikonsumsi masyarakat Indonesia tidak menimbulkan gangguan kesehatan maka pemerintah melalui menteri kesehatan menetapkan persyaratan kesehatan kualitas air minum dalam Keputusan Menkes No. 416 Tahun 1990.

c. Air Kotor/Air Limbah

(27)

2.3. Kualitas dan Kriteria Mutu Air

Untuk melestarikan fungsi air maka pemerintah menerbitkan peraturan untuk pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dalam PP No. 82 Tahun 2001, dan mengklasifikasikan air menjadi 4 (empat) kriteria mutu:

1. Kelas I, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

2. Kelas II, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

3. Kelas III, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4. Kelas IV, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan mengairi pertanaman dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

2.4. Teknologi Pengolahan Air Limbah

(28)

limbah. Untuk menghilangkan parameter pencemar yang ada di dalam air limbah sampai batas yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan air sesuai dengan syarat baku mutu yang diizinkan maka perlu dilakukan proses pengolahan air limbah (Kepmen LH: 112/2003: tentang Baku Mutu Limbah Domestik).

Pengolahan air limbah secara garis besar dapat dibagi atas pemisahan padatan tersuspensi, pemisahan senyawa koloid, serta penghilangan senyawa polutan terlarut. Ditinjau dari jenis prosesnya dapat dikelompokkan menjadi: proses pengolahan secara fisika, proses secara kimia, proses secara fisika-kimia serta proses pengolahan secara biologis.

Ditinjau dari urutannya proses pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi beberapa tahapan proses, yaitu pengolahan primer, pengolahan skunder, dan pengolahan tersier atau pengolahan lanjut, seperti pada Gambar 2:

(Sumber: Said, 2004)

Gambar 2. Tahapan Proses Pengolahan Air limbah

(29)

2. Pengolahan sekunder: proses untuk menghilangkan senyawa polutan organik terlarut yang umumnya dilakukan secara proses biologis. Proses pengolahan air limbah secara biologis tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerobik (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa udara) atau kombinasi aerobik-anaerobik. 3. Proses pengolahan lanjut: untuk menghasilkan air olahan dengan kualitas yang

lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Prosesnya dapat dilakukan baik secara biologis, fisika, kimia atau kombinasi ketiganya (Qasim, S.R, 1985).

Teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan air limbah khususnya yang mengandung polutan senyawa organik sebagian besar menggunakan aktivitas mikroorganisme untuk menguraikan senyawa polutan organik tersebut. Proses pengolahan air limbah dengan aktivitas mikroorganisme ini biasa disebut dengan

“Proses Biologis”.

Ada beberapa teknik pengolahan air limbah secara biologis, yakni:

1. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan biakan tersuspensi (Suspended Culture), yaitu:

Sistem pengolahan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air dan mikroorganisme yang digunakan dibiakkan secara tersuspensi di dalam suatu reaktor.

(30)

2. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan biakan melekat (attached culture), yaitu:

Proses pengolahan limbah di mana mikroorganisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan media.

Beberapa contoh teknologi pengolahan air limbah dengan cara ini antara lain: biofilter tercelup, reaktor kontak biologis putar (rotating biological contactor, RBC) dan aerasi kontak (contact aeration).

3. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan sistem lagoon atau kolam, yaitu:

Sistem pengolahan dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan aktivitas mikroorganisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization pond) (Said, 2004).

(31)

2.5. Gambaran Umum Kota Tanjung Gading

Kota Tanjung Gading yang diresmikan pemakaiannya tanggal 20 Januari 1982, adalah pemukiman yang ditata sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi karyawan PT. Inalum serta badan-badan terkait seperti pegawai pemerintah, kontraktor dan sebagainya. Kota ini dibangun di atas tanah seluas 200 Ha, dengan garis elevasi antara 12-18 m dari permukaan laut, yang terletak di daerah Perkebunan Sipare-pare, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, berjarak ± 17 km dari Pabrik Peleburan Aluminium Kuala Tanjung.

Rumah-rumah yang dibangun di kota ini terdiri dari 4 (empat) tipe yaitu tipe A1 dan A2 (perumahan direktur), tipe B1 dan B2 (perumahan staff pimpinan), tipe C

(perumahan staff) dan tipe D (perumahan karyawan pelaksana/operator). Untuk karyawan lajang dan karyawan yang tidak membawa keluarga dibangun 5 (lima) buah Dormitory untuk karyawan yang berstatus single. Di tengah kota ini dibangun sebuah kolam besar untuk menambah keindahan kota dan kota ini dilengkapi dengan sarana dan fasilitas antara lain:

1. Sekolah: dari tingkat TK, SD dan SMP juga sebuah SMA swasta. 2. Rumah sakit.

3. Fasilitas olahraga: lapangan bola, lapangan tenis, kolam renang, lapangan golf dan lain-lain.

4. Shopping center.

(32)

7. Sarana pengolahan air bersih dan sistem pengendalian air limbah.

Pengelolaan Kota Tanjung Gading ini oleh PT. Inalum diserahkan kepada seksi SOW (Smelter Operational and Welfare) yang merupakan seksi pengelolaan kota (Town Operation) dan Remuneration & Welfare Administration, yang bernaung di bawah departemen Sumber Daya Manusia (SHR).

Dalam pelaksanaan tugasnya seksi ini melaksanakan pekerjaan di bidang:

1. Operation utility and general maintenance

Membawahi tugas di bidang: civil, mechanic, electric, water station, sewage station, incinerator, administration.

2. General facilities

Membawahi tugas di bidang: dormitory, housing public, guest house. 3. Planning and procurement

Membawahi tugas di bidang: planning dan procurement. 4. Planning control of town environment

Membawahi tugas di bidang: housing (gardening, ground keeping, furnigasi), general facilities (shop center, town center, garbage) dan transportation.

2.6. Sarana Pengolahan Air di PT. Inalum

2.6.1. Stasiun Pengolahan Air Bersih (Water Station)

(33)

Beberapa tahapan pada pengolahan air bersih, adalah:

1) Saluran Masuk (Water Intake Channel)

Air baku yang berasal dari Sungai Sipare-pare masuk melalui pintu air (Stop Gate) kemudian mengalir melalui penyaringan rapat dan jarang serta melalui dua pintu penahan pasir. Sampah dan kayu-kayuan yang tersangkut dalam saringan halus dibersihkan secara berkala untuk mencegah terjadinya penyumbatan, sedangkan pasir dan kerikil yang telah dipisahkan oleh pintu penahan pasir dikeluarkan sesering mungkin dengan menggunakan pompa selam (Submersible Pump) atau dengan menggunakan tenaga manusia agar tidak terjadi pendangkalan.

Selanjutnya air baku memasuki wadah pengisapan pompa (Pump Pit), kemudian dipompakan ke kolam endapan (Settling Basin).

2) Kolam Endapan (Settling Basin)

Air baku yang dipompakan dari Water Intake Channel masuk ke dalam kolam endapan (Settling Basin) di mana terjadi proses pengendapan secara fisika. Di dalam kolam ini pasir-pasir halus dan lumpur yang terkandung di dalam air diendapkan pada 2 (dua) bak pengendapan bersekat, sehingga terjadi aliran bergelombang naik turun sehingga kandungan pasir halus dan lumpur terendapkan secara fisika.

3) Clearator (Sedimentation Basin)

(34)

Air baku yang dipompakan dari kolam endapan (Settling Basin) mengalir masuk ke dalam kolam sedimentasi (Clearator) untuk diaduk menggunakan agitator dengan kecepatan 3 – 5 rpm agar flok yang menjadi satu tidak pecah atau hancur akibat putaran yang berlebihan. Bersamaan dengan itu diinjeksikan Al2(SO4)3 (tawas)

sehingga menghasilkan endapan Aluminium Hidroksida di samping juga asam sulfat. Selanjutnya air masuk ke dalam ruang pemisah, di mana air jernih sepenuhnya terpisah dari flok karena perbedaan berat dan mengalir masuk ke dalam palung melalui talang air di bagian atas. Di sini kaustic soda atau Natrium Hidroksida diinjeksikan dalam bentuk larutan 5% ke talang air yang terletak di atas palung clearator. Bila pH-nya terlalu rendah maka penyaluran kaustic soda diperbesar. Air jernih yang dihasilkan clearator lebih kurang 3 – 10 NTU (Standar Kurita), kemudian mengalir ke dalam bak penyaringan (Filter), melalui perpipaan yang ada secara gravitasi.

4) Bak Penyaringan (Filter)

Filter merupakan jenis penyaringan daya berat yang mengalirkan air dalam arah aliran ke bawah di dalam peralatan Filter. Air jernih yang berasal dari kolam Clearator masuk ke dalam Filter yang berjumlah 5 (lima) unit bak dilengkapi dengan satu bak air pencuci yang dipakai bersama. Proses penyaringan dalam bak saring setelah bersih, masuk ke dalam bak penampungan air jernih (Potable Water Reservoir).

(35)

5) Bak Penampungan Air Bersih (Potable Water Reservoir)

Pada instalasi ini proses penampungan air bersih (Treated Water) dilakukan pada 2 (dua) unit bak dengan kapasitas masing-masing adalah 880 m3. Pada

Reservoir ini juga diinjeksikan larutan Chlorine untuk menjaga kemurnian air sampai ke konsumen dan juga untuk menjaga agar pipa penyaluran air bersih ke rumah-rumah karyawan tidak mudah berkarat dan juga tidak terdapat bakteri, alga maupun lumut di dalam pipa penyaluran air bersih.

2.6.2. Stasiun Pengolahan Air Limbah (Sewage Station)

Pengolahan air limbah atau air buangan Kota Tanjung Gading adalah sebuah instalasi yang bertujuan untuk mengurangi sampai sekecil mungkin kadar zat-zat pencemar (polutan) yang terdapat di dalam air buangan, sehingga dapat dibuang ke badan penerima air yang dalam hal ini adalah bagian Hilir Sungai Sipare-pare. Agar tidak sampai menimbulkan efek samping terhadap lingkungan sekitarnya. Sebab sungai ini masih digunakan oleh penduduk sekitar untuk irigasi pertanian, mencuci dan mandi.

(36)

Adapun proses pengolahan air limbah PT. Inalum di Tanjung Gading (Flow sheet Sewage Station PT. Inalum terlampir) sebagai berikut:

1) Stasiun Pompa (Station Pump)

Air bekas/buangan warga yang berasal dari perumahan Tanjung Gading, mengalir melalui saluran bawah tanah ke tempat-tempat penampungan pertama yaitu Stasiun Pompa No. 1 dan Stasiun Pompa No. 2. Di dalam kedua Stasiun Pompa tersebut terdapat alat penyaring air (Bar Screen) dari sampah yang terikut dengan air limbah dari perumahan sebanyak 2 (dua) set pada masing-masing stasiun pompa dan juga penyaringan dengan Gravity Sand Separator yang berfungsi sebagai penangkap pasir dan mengendapkannya secara gravitasi.

2) Pretreatment Basin

Air limbah dari Stasiun Pompa No. 1 dan Stasiun Pompa No. 2 kemudian dipompa secara otomatis ke pusat Pengolah Air Limbah melalui saluran pipa air bawah tanah. Lokasi ini disebut dengan Pretreatment Basin. Peralatan yang terdapat pada Pretreatment Basin adalah jaringan terali/saringan (Bar Screen) air dari sampah dan kotoran yang terikut dengan air limbah, Basin Gravity Sand Separator sebanyak 2 (dua) set, Comminutor sebagai alat penghancur kotoran yang terdapat pada air limbah, Bak penampungan air limbah dan pompa selam (Submersible Pump) yang berfungsi untuk memompakan air limbah dari

(37)

3) Waste Water Basin

Setelah kotoran-kotoran lunak kembali dihancurkan di dalam kolam

Pretreatment Basin lalu dipompakan secara otomatis ke dalam Waste Water Basin. Di sini air limbah dihomogenkan mutunya dengan bantuan udara. Buih/busa deterjen yang terdapat pada air limbah akan terlihat dengan jelas akibat adanya penghomogenan oleh udara, oleh kontak langsung dengan udara terbuka maupun panas dari sinar matahari buih/busa deterjen ini akan menguap sebagian, sehingga dapat mengurangi pH dari air limbah.

4) Aeration Basin

Air limbah dari Waste Water Basin dipompakan ke dalam Aeration Basin, di sini air limbah diaduk dengan Aerator dan diberikan udara untuk menghidupkan bakteri dan mengoksidasi senyawa-senyawa basa kuat dan lemah yang terkandung dalam air limbah. Air limbah yang terdapat pada Aeration Basin

bukan hanya berasal dari air limbah yang dipompakan dari Pretreatment Basin

tetapi juga lumpur yang mengendap di kolam pengendapan (Sedimentation Basin) yang dipompakan kembali ke Aeration Basin, melalui kotak pengukur aliran yang disebut Sludge Measuring Box.

5) Sedimentation Basin/Settling Basin

(38)

di dasar kolam sedangkan air jernih berada di atas permukaan dan mengalir secara overflow ke Defoaming Pit, Chlorination Basin dan Treated Water Basin.

6) Defoaming Pit

Air yang mengalir secara overflow dari Sedimentation Basin ke Defoaming Pit

akan dipisahkan dari sabun dan flock yang masih terdapat di permukaan air limbah. Kemudian dialirkan ke Chlorination Basin secara overflow.

7) Supernatant Pit

Flock yang dipompakan ke Supernatant Pit akan diendapkan menjadi

slurry/lumpur. Kemudian Slurry/lumpur ini akan dipompakan dengan menggunakan pompa selam (Submersible Pump) ke kolam Waste Water Basin

untuk dihomogenkan kembali dan juga untuk memelihara serta menghidupkan bakterinya kembali.

8) Chlorination Basin

Air yang dialirkan dari Defoaming Pit, secara overflow akan mengalir ke bak

Chlorination, di sini air limbah diberi senyawa Chlorine untuk membunuh bakteri, alga dan jamur serta mikroorganisme yang dapat mengganggu kekeruhan dan pH air limbah.

9) Treated Water Basin

(39)

2.7. Daur Ulang Air Limbah

Daur ulang air limbah secara tidak langsung melalui pembuangan ke badan air (sungai) maupun air bawah tanah untuk kemudian diolah lagi menjadi air bersih sebenarnya merupakan proses yang lazim dilakukan. Banyak pemukiman penduduk di bagian hilir sungai menggunakan air baku dari hasil pengolahan air (air bersih) dan reklamasi (air limbah) secara berulang sampai dengan 5 siklus atau lebih (Montgomery, 1985).

Ada beberapa penggunaan daur ulang air limbah dan kendala potensial yang dihadapi, sebagai berikut:

1. Penggunaan daur ulang air limbah untuk irigasi pertanian dan landscape, Kendala potensial: jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan polusi air permukaan atau air tanah, penerimaan masyarakat terhadap hasil produksi pertanian dan hubungannya dengan kesehatan masyarakat.

2. Penggunaan daur ulang air limbah untuk industri, Kendala potensial: masalah akumulasi kerak dan korosi. 3. Penggunaan daur ulang air limbah untuk recharge air tanah,

Kendala potensial: polutan organik, logam berat, patogen dan nitrat.

(40)

5. Penggunaan daur ulang air limbah untuk keperluan umum,

Kendala potensial: masalah kesehatan masyarakat khususnya mengenai transmisi patogen.

6. Penggunaan daur ulang air limbah untuk suplai air bersih/air minum,

Kendala potensial: masalah polutan mikro dan efek toksisitas, patogen, estetika dan penerimaan masyarakat serta transmisi virus dan patogen lainnya (Said, 2004).

Dengan demikian, yang menjadi pertimbangan utama di dalam penggunaan daur ulang air limbah adalah:

1. Resiko kesehatan (higienitas) yang diakibatkan oleh senyawa polutan organik dan mikroorganisme patogen dan virus.

2. Penerimaan masyarakat yang berkaitan dengan nilai estetika.

Ada tiga kelompok kontaminan yang menjadi perhatian khusus di dalam daur ulang air limbah untuk suplai air bersih/air minum:

1. Virus dan pathogen.

2. Senyawa organik dan pestisida. 3. Logam berat.

(41)

Untuk mendapatkan derajat pengolahan yang tinggi dengan kualitas yang handal dan konsisten serta memenuhi standar air minum dapat dilakukan dengan cara kombinasi unit operasi dan proses umumnya meliputi:

1. Klarifikasi dengan menggunakan kapur, 2. Penghilangan nutrien,

3. Rekarbonasi,

4. Adsorpsi dengan karbon aktif,

5. Demineralisasi dengan menggunakan reverse osmosis,

6. Disinfeksi dengan ultra violet, klorin atau ozon atau kombinasi ketiga-tiganya. (Said, 2004).

2.8. Persepsi Masyarakat tentang Air Daur Ulang

2.8.1. Definisi Persepsi

Manusia sebagai makhluk sosial sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya (Infoskripsi.com, 2009).

(42)

seseorang terhadap obyek tertentu. Di dalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu obyek yang dapat bersifat positif atau negatif, senang atau tidak senang dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula (http://id.wikipedia.org, 2010).

Selain pengertian di atas, banyak juga ahli yang mencoba membuat definisi dari ‘persepsi’. Beberapa di antaranya adalah:

1. Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito).

2. Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff). 3. Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan

individu (Bower).

4. Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu (Gibson).

(43)

ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson).

6. Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu (Krech).

7. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya (Infoskripsi.com, 2009).

2.8.2. Beberapa Kasus Persepsi Masyarakat tentang Air Daur Ulang

Ada beberapa contoh kasus tentang persepsi masyarakat terhadap daur ulang air limbah menjadi air baku pengolahan air minum, antara lain terjadi di Kansas tahun 1956. Saat kekeringan dari tahun 1952-1957 menyebabkan sumber air dari Sungai Neosho berhenti mengalir pada musim panas tahun 1956. Selama 5 bulan berikutnya, air keluaran proses pengolahan sekunder dikumpulkan di balik sebuah bendungan di sungai dan digunakan sebagai asupan air untuk instalasi pengolahan air di kota itu. Setelah melalui proses koagulasi, pengendapan, filtrasi, dan klorinasi di instalasi pengolahan air, maka air ini menjadi satu-satunya pasokan air minum kota.

(44)

kesehatan federal menyimpulkan bahwa tidak ada penyakit endemik yang dapat dikaitkan secara langsung dengan penggunaan air limbah reklamasi tersebut (Montgomery, 1985).

Contoh kasus yang lain adalah aplikasi grey water di kampung Kejawan Gebang Putih, Surabaya yang telah menikmati air bersih hasil daur ulang limbah dari proses Anaerobic Baffle Reactor (ABR). Teknologi ini merupakan hasil penelitian Akademisi dari Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik dan Studi Pembangunan (FTSP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada tahun 2004-2005 yang dibiayai Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Prof. Ir. Joni Hermana, MScES, PhD yang juga dekan FTSP merekomendasikan air bersih hasil daur ulang limbah rumah tangga itu bisa untuk air minum (dengan dimasak dulu), mencuci, mandi, dan memasak kembali. Limbahnya dapat didaur ulang lagi.

Hasil penelitian berupa teknologi grey water atau air bersih dari daur ulang air limbah rumah tangga. Prof. Joni menyebutkan teknologi yang mereka buat berdasarkan hasil penelitian ini telah diaplikasikan di tahun 2006. Bentuknya, berupa kotak-kotak kompartemen ditanam di bawah tanah, untuk menyaring air limbah.

(45)

Selain itu, tim dari FTSP ITS tidak merekomendasikan air hasil daur ulang untuk diminum sebelum dimasak terlebih dahulu karena masih ada bakterinya. Sebelumnya, sebagian warga, meyakini, bakteri dalam air hasil daur ulang limbah ini lebih sedikit dibanding bakteri pada air produksi PDAM. Hasil tes laboratorium ITS, bakteri dari air PDAM mencapai 1.200 sedangkan air hasil instalasi pengolahan di kampung Kejawan Gebang Putih, jumlah bakterinya 600 (http://www.ne.its.ac.id, 2010).

Beberapa contoh aplikasi pengolahan air limbah lanjut untuk daur ulang di luar negeri misalnya:

1. Di North Virginia, digunakan sebagai air baku air minum sejak tahun 1978. 2. Di Denver dengan kapasitas 1 mega galon/hari, digunakan untuk air baku air

minum.

3. New Water Factory, Singapura dengan kapasitas 10.000 m3/hari digunakan sebagai air baku air minum mulai tahun 2002 (Said, 2004).

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

3.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Inalum yaitu pada Stasiun Pengolahan Air Bersih (Water Station) dan Stasiun Pengolahan Air Limbah (Sewage Station) untuk pemukiman karyawan PT. Inalum di Tanjung Gading dan Laboratorium utama PT. Inalum di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara.

Denah lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini:

(47)

3.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama ± 3 (tiga) bulan, yakni bulan September -November 2010.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data utama di lokasi/objek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data dan informasi yang diperoleh dari sumber tidak langsung (biasanya berupa dokumen data). Data sekunder merupakan data pendukung untuk penjelas, pemberi keterangan atau data pelengkap data primer.

Pada penelitian ini, data primer yang dikumpulkan secara langsung berupa data informasi mengenai persepsi masyarakat. Data persepsi tersebut diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan ke karyawan PT. Inalum yang bermukim di Tanjung Gading.

(48)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu metode angket dan observasi. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data persepsi dan evaluasi kondisi masyarakat di pemukiman karyawan PT. Inalum Tanjung Gading.

Metode angket adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan beberapa daftar isian atau daftar pertanyaan (kuisioner) yang disusun secara sistematis, sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat (Sudjana, 2005).

Pengumpulan data kualitas air yang meliputi data air sungai Sipare-pare sebagai air baku, data kualitas air hasil pengolahan water station dan sewage station

diperoleh melalui sampling pada bulan September, Oktober dan November 2010 yang juga merupakan prosedur rutin pengawasan kualitas oleh PT. Inalum dan diobservasi oleh peneliti. Sebagai pembanding pada pengambilan sampel di bulan November 2010 secara paralel dilakukan juga analisis di Laboratorium Penelitian USU Medan. Data-data kualitas air dan data-data operasi pengolahan air bersih dan air limbah ini digunakan untuk mengkaji kelayakan fasilitas pengolahan yang ada secara fisik, kimia dan biologi.

(49)

pengolahan air bersih yang dibutuhkan untuk menyusun strategi sosialisasi oleh PT. Inalum.

3.4. Populasi dan Sampel

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian sangat ditentukan oleh keadaan dari populasi, jika populasi homogen atau sifat-sifat tertentu dari populasi hampir tidak ditemukan maka jumlah sampel tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan keadaan populasi yang heterogen. Besar kecilnya jumlah sampel dari suatu populasi tidak menjamin ketepatan suatu kesimpulan, akan tetapi ketepatan suatu kesimpulan sangat ditentukan oleh sampel yang benar-benar representatif. Dengan kata lain, sampel itu harus representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercerminkan dalam sampel yang diambil (Sudjana, 2005).

Dalam penelitian ini diambil populasi dan sampel dengan tujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap potensi daur ulang air limbah di pemukiman karyawan PT. Inalum sebagai berikut:

1. Populasi: Penduduk kompleks pemukiman karyawan PT. Inalum Tanjung Gading.

2. Sampel : Beberapa individu akan diambil sebagai sampel untuk mendapatkan data persepsi masyarakat melalui metode sampling yakni

(50)

pemukiman, yaitu Blok S, U, T, B dan P dengan jumlah atau ukuran sampel menggunakan sampel proporsi dengan formula sebagai berikut:

n = p(1-p)(z/E)2

di mana: p adalah proporsi yang diduga = 0,5

z adalah nilai yang berhubungan dengan derajat keyakinan yang dipilih, di mana dengan tingkat keyakinan 0,9 diperoleh z = 1,645

E adalah kesalahan maksimum yang diperbolehkan = 10% (D. Mason & A. Lind, 1996).

Maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah:

n = 0,5(1-0,5)(1,645/0,1)2 = 67,65 = 68

Setelah diperoleh jumlah sampel, ditentukan jumlah sampel tiap cluster

dengan distribusi sebagai berikut:

Sampel yang diambil berdasarkan kriteria jabatan yang dibagi atas 3 (tiga) kelompok, yaitu:

(51)

2. Staf yang bermukim di Blok S dan U.

3. Operator (Karyawan Pelaksana) yang bermukim di Blok S, U dan T.

Selanjutnya sampel yang diambil dari tiap kelompok di atas dipilih secara

purposive sampling, dengan kriteria berdasarkan: pangkat/jabatan, unit kerja (departemen/seksi) dan pendidikan. Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia/sesuatu adalah yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya karena dianggap seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya (Sudjana, 2005).

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu dalam penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data secara efisien dan sistematis. Untuk mengetahui kajian tentang kelayakan fasilitas pengolahan dari aspek fisik, kimia dan biologi (higienis) dan ekonomis digunakan instrumen antara lain: flow sheet Water Station (Lampiran 2) dan Sewage Station PT. Inalum (Lampiran 3).

(52)

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dikumpulkan dua jenis data, yakni data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden melalui kuisioner dan observasi lapangan yang didukung dengan data sekunder dari instansi/lembaga di mana penelitian ini dilakukan yakni PT. Inalum.

3.7. Pelaksanaan Penelitian

(53)

Bagan proses pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada skema berikut: ada, aspek hiegienis dan ekonomis terhadap

potensi penggunaan kembali air keluaran

Sewage Stationmenjadi air baku Water Station

- Data kualitas air baku, air bersih dan air limbah

Persepsi masyarakat terhadap rencana daur ulang air limbah menjadi air baku pengolahan air

bersih

- Data tingkat pengetahuan dan informasi kelompok manajerial staf, staf dan karyawan

pelaksana

- Data persepsi masing-masing kelompok karyawan

- Alasan mendukung atau tidak mendukung

Analisis Data

Kesimpulan dan Rekomendasi

Selesai

Gambar 4. Skema Proses Pelaksanaan Penelitian

3.8. Analisis Data

(54)

dengan baku mutu air bersih (KEPMENKES RI No. 416 Tahun 1990). Dikatakan layak jika kualitas air hasil pengolahan Sewage Station dan Water Station secara konsisten mampu mengolah air limbah sehingga kualitasnya memenuhi baku mutu air bersih. Untuk melihat konsistensi dilakukan berdasarkan pengukuran berulang sebanyak 3 (tiga) kali pada tiga titik

sampling, yakni pada keluaran Sewage Station, masukan dan keluaran Water Station. Kemudian sampel dianalisis di laboratorium PT. Inalum dan sebagai pembanding sampel juga dianalisis di luar laboratorium PT. Inalum yaitu di Lembaga Penelitian USU Medan.

2. Untuk menjawab permasalahan kedua, data kualitas air baku (masukan water station) dan air keluaran Sewage Station dipilih parameter penting dengan kriteria bahwa parameter tersebut akan mempengaruhi beban operasi Water Station, higienitas dan estetika antara lain: TDS, atau Turbiditas (Kekeruhan). Analisis secara ekonomis ini dilakukan dengan menghitung biaya pemasangan fasilitas tambahan (bila diperlukan berdasarkan hasil kajian kelayakan fasilitas pengolahan yang ada), biaya penggunaan bahan dan energi listrik yang dibutuhkan untuk pengolahan air. Dalam hal ini karena tidak ada penambahan ataupun pengurangan tenaga kerja, maka biaya untuk tenaga kerja tidak diperhitungkan.

(55)

Wallis dan uji t-Test terhadap kepala keluarga/karyawan yang diteliti. Data yang diperoleh diolah sebagai dasar untuk strategi peningkatan pengetahuan dan sosialisasi yang dibutuhkan di pemukiman karyawan PT. Inalum Tanjung Gading.

(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kelayakan Fasilitas Water Station dan Sewage Station

Kajian kelayakan fasilitas Water Station dan Sewage Station dilakukan berdasarkan hasil analisis sampel yang dilakukan pada titik keluaran masing-masing fasilitas pengolahan, yaitu pada masukan dan keluaran water station serta keluaran

sewage station.

4.1.1. Kualitas Air Masukan Water Station

Air yang digunakan untuk masukan (inlet) water station adalah air yang bersumber dari sungai Sipare-pare. Berdasarkan data analisis yang dilakukan di Laboratorium Utama PT. Inalum pada periode pengamatan saat penelitian ini berlangsung yakni di bulan September sampai dengan Nopember 2010 sebahagian besar parameter kualitas air sungai Sipare-pare memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai air baku dalam proses pengolahan air bersih sesuai PP No. 82 Tahun 2001. Namun ada beberapa parameter yang melebihi nilai dari kriteria yang dipersyaratkan. Parameter tersebut antara lain material organik yang dilihat dari nilai COD dan beberapa mineral seperti besi dan seng. Pada frekuensi yang rendah juga ditemukan parameter mangan dan air raksa keluar dari kriteria yang dipersyaratkan.

(57)

Persyaratan kualitas Air Kelas 1

PP 82 thn 2001 Sep-10 Okt-10 Nop-10 Min Ave Max

FISIKA

7 Ammonia mg/L 0,5 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01

8 Arsen mg/L 0,05 <0,0021 <0,0021 <0,0021 <0,0021 <0,0021 <0,0021

9 Kobalt mg/L 0,2

10 Barium mg/L 1

11 Boron mg/L 1

12 Selenium mg/L 0,01

13 Kadmium mg/L 0,01 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008

14 Kromium mg/L 0,05 0,002 0 0,002 0 0,0013 0,002

15 Tembaga mg/L 0,02 <0,0057 <0,0057 <0,0057 <0,0057 <0,0057 <0,0057

16 Besi mg/L 0,3 1,41 0,7 1,3 0,7 1,14 1,41

17 Timbal mg/L 0,03 <0,0156 <0,0156 <0,0156 <0,0156 <0,0156 <0,0156

18 Mangan mg/L 0,1 0,03 <0,0044 0,03 0,03 0,03 0,03

19 Air Raksa mg/L 0,001 0,001 0,000 0,000 0 0,000 0,001 20 Seng mg/L 0,05 0,51 <0,0446 <0,0446 <0,0446 <0,277 0,51

21 Aluminium mg/L x 0,003 0,001 0,011 0,001 0,005 0,011

22 Silikon mg/L x

32 Hydrogen Sulfida mg/L 0,002 0,000 0,000 0,000 0 0 0

MICROBIOLOGI

1 Fecal coliform Jlh/100 ml 100

2 Total coliform Jlh/100 ml 1000 15 6 4 4 8,3 15

AIR BAKU (AIR KELAS 1), Sungai SiPare-Pare, Gading

x

Tabel 2. Kualitas Air Baku Air Sungai Sipare-pare untuk InletWater Station

Ket : x = tidak diukur

(Sumber: Data hasil analisis air baku air sungai Sipare-pare Lab. Inalum, 2010)

(58)

Sampai saat ini belum ada ketentuan dari pemerintah setempat tentang penggolongan air sungai Sipare-pare berdasarkan peruntukannya sesuai ketentuan yang ada pada PP RI No. 82 Tahun 2001. Namun dari hasil analisis pada penelitian ini, sebahagian besar parameter air sungai Sipare-pare memenuhi kriteria peruntukan air kelas I (sebelum outlet sewage station, dapat dilihat pada Gambar 3 tentang denah lokasi penelitian dan pengambilan air sungai Sipare-pare), yaitu dapat digunakan sebagai air baku dalam proses pengolahan air bersih pada water station seperti yang dipersyaratkan dalam PP No. 82 Tahun 2001 meskipun ada beberapa parameter yang melebihi nilai dari kriteria yang dipersyaratkan antara lain nilai COD dan beberapa mineral seperti besi dan seng.

Nilai COD yang melebihi kriteria yang dipersyaratkan tersebut disebabkan oleh meningkatnya bahan organik akibat aktivitas penduduk di hulu sungai antara lain dengan keberadaan rumah makan dan hotel yang berjarak 1-10 km dari intake water station. Selain itu bahan organik juga bersumber dari kegiatan pertanian penduduk dan limbah rumah tangga yang masuk ke badan air sungai. Pada musim kering biasanya akan terjadi peningkatan konsentrasi bahan organik di dalam air sungai yang menyebabkan meningkatnya nilai COD.

(59)

Meskipun nilai COD, besi dan seng kadang-kadang melebihi kriteria yang dipersyaratkan sebagai air kelas I sesuai dengan PP No. 82 Tahun 2001 namun ketiga parameter tersebut pada proses pengolahan air dapat disisihkan melalui proses flokulasi/koagulasi dan sedimentasi di water station sehingga air sungai Sipare-pare dapat digunakan sebagai air baku untuk air bersih.

4.1.2. Kualitas Air Keluaran Water Station

Air keluaran (outlet) water station yang berupa air bersih dan digunakan masyarakat Tanjung Gading adalah hasil pengolahan dari fasilitas pengolahan Water Station. Kualitas air keluaran water station ini dikontrol dengan melakukan sampling

dan analisis secara periodik satu bulan sekali. Analisis parameter kualitas air bersih dilakukan di laboratorium utama PT. Inalum dan juga dilakukan analisis di laboratorium eksternal untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Standar kualitas air bersih mengacu pada Kepmenkes RI. No. 416 Tahun 1990.

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa seluruh parameter yang diukur memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dalam Kepmenkes RI No. 416 Tahun 1990. Beberapa parameter yang diukur di Laboratorium Penelitian USU juga memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

Beberapa parameter pada air baku yang menyimpang dari kriteria PP No. 82 Tahun 2001 seperti COD, besi, dan seng setelah melalui proses pengolahan pada

(60)

Hasil analisis kualitas air bersih pada keluaran water station disajikan pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Kualitas Air Hasil Pengolahan pada Keluaran Water Station

Persyaratan

Lab Penelitian USU

Sep-10 Okt-10 Nop-10 Min Ave Max Nop-10 FISIKA

1 Air Raksa mg/L 0.001 max 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 x

2 Arsen mg/L 0.05 max 0,005 <0,0021 <0,0021 <0,0021 0,004 0,005 x

3 Besi mg/L 1.0 Max <0,058 0,08 0,18 <0,058 0,13 0,18 0,24

4 Seng mg/L 15.0 max 0,1 0,1 <0,045 0,1 0,1 0,1 0,004

5 Timbal mg/L 0.05 Max <0,016 <0,016 <0,016 <0,016 <0,016 <0,016 tt

6 Kadmium mg/L 0.005 Max <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 <0,0008 tt

7 Kromium mg/L 0.05 Max 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 x

8 Mangan mg/L 0.5 Max 0,03 0,01 0,04 0,01 0,03 0,04 x

16 Sianida mg/L 0.1 Max 0,01 <0,01 <0,01 0,01 0,01 0,01 x

17 Bakteri Koliform mg/L 50 Max 0 0 0 0 0 0 x

AIR BERSIH (OUTLET WATER STATION T. GADING)

Ket : tt = tidak terdeteksi, x = tidak diukur

(Sumber: Data hasil analisis air bersih Lab. Inalum dan Lab. Penelitian USU, 2010)

Gambar

Gambar 1. Siklus Hidrologi
Gambar 2. Tahapan Proses Pengolahan Air limbah
Gambar 3. Denah Lokasi Penelitian
Tabel 1. Distribusi Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu juga untuk mengetahui persepsi masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Sipare-pare yang menggunakan air tersebut terhadap kualitas air hasil olahan IPAL

Teknologi Daur Ulang Air Limbah Domestik dapat menggunakan metode yang sederhana, seperti penggunaan saringan pasir dan karbon atau dengan metode yang lebih modern, yakni

Instalasi daur ulang limbah cair dibangun dengan beberapa tahapan analisis, salah satunya dengan menentukan proses pengolahan yang potensial, efektif, dan efisien

Faktor penting lainnya dalam analisa moneter proyek reklamasi dan daur ulang air limbah adalah perbedaan antara biaya dan harga air. Untuk menentukan kuntungan

Teknologi daur ulang air limbah dengan menggunakan penyaringan ditambah dengan unit ultra filtrasi (UF) kemudian ditambah dengan unit reverse osmosis (RO) akan

Madaeni dan Samieirad (2010) melaporkan bahwa pencucian memran RO aplikasi daur ulang air limbah yang menggunakan pencucian basa (NaOH-SDS) pada tahap pertama dan

Analisa Kelayakan Finansial Suplai Air Baku Untuk Pengadaan Air Bersih Wilayah DKI Jakarta.. Beserta perangkat yang ada (jika

Faktor penting lainnya dalam analisa moneter proyek reklamasi dan daur ulang air limbah adalah perbedaan antara biaya dan harga air. Untuk menentukan kuntungan dari