PENGARUH STRES TERHADAP PERILAKU INDIVIDU DALAM LINGKUNGAN
Stres bisa mempengaruhi perilaku individu dalam lingkungan. Stokols (dalam Brigham, 1991) menyatakan bahwa apabila kepadatan tidak dapat diatasi, maka akan menyebabkan stress pada individu. Stress yang dialami individu dapat memberikan dampak yang berbeda tergantung pada kemampuan individu dalam menghadapi stress. Individu yang mengalami stress umumnya tidak mampu melakukan interaksi sosial dengan baik, sehingga dapat menurunkan perilaku untuk membantu orang lain (intensi prososial). Penelitian-penelitian tentang hubungan kepadatan dan perilaku prososial di daerah perkotaan dan pedesaan telah banyak dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Milgram (1970) ditemukan bahwa orang yang tinggal di kota sedikit dalam memberikan bantuan dan informasi bagi orang yang tidak dikenal dari pada orang yang tinggal di daerah pedesaan. Begitu pula dalam mengizinkan untuk menggunakan telepon bagi orang lain yang memerlukan (Fisher, 1984).
CONTOH DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI
Sebagai contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin mengalami tekanan darah tinggi, seriawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan, dan sebagainya. Akibat stres dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku.
menunda-nunda pekerjaan. Atau contoh lainnya lingkungan tempat tinggal kadang berpengaruh besar dalam diri setiap individu. stres bisa terjadi dalam hal cara pandang setiap penghuni rumah satu dengan yg lainnya. pribadi yang terkadang egois dan tidak pernah mau kalah selalu iri melihat rumput tetangga sebelah hijau. dengan kata lain selalu iri dengan apa yang tetanga punya misalkan tetangga membeli mobil baru lalu tetangga sebelah iri dan ingin juga membeli seperti tetangganya, walaupun kapasitas keuangannya tidak tercukupi. Sebenarnya kalau lama kelamaan sifat ini terus ada akan berakibat tidak baik, seandaikan keinginannya tidak tercapai maka akan timbul agresi yang tinggi dan rasa yang tidak ada puasnya, dan berujung pada stres. Parah nya lagi
penyakit gila bisa saja timbul.
Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidak teraturan waktu tidur.
Sumber