Badan Usaha di
Indonesia
Hukum & Etika Bisnis
Anindya Pradipta
(0806………..)
Ifrul D. Harahap (0806479995)
Harry Tumpak Pascal Pardede (0806480334)
Jonathan Maruli Tua (0806480012)
AGENDA
Persekutuan Perdata dan Firma
CV
Yayasan
BUMN
BUMD
Persekutuan
Perdata & Firma
Persekutuan Perdata
Berasal dari bahasa Belanda ‘Maatschap’
Kumpulan dari orang-orang yang
berprofesi sama
Bentuk umum dari Firma atau CV
Memiliki dua tujuan : komersial dan
menjalankan profesi
Pembentukan &
Persyaratan
Syarat pembentukan : minimum dua orang
dengan perjanjian notaris
Diatur ketentuannya dalam pasal 1618 – 1652
KUHPer, Buku Ketiga, Bab 8
Dua unsur mutlak :
Pemasukan sesuatu/inbreng (pasal 1619, ayat 2 KUHPer)
Pembagian keuntungan dan kemanfaatan (pasal 1633, 1634 dan 1635 KUHPer
Persekutuan Perdata Jenis
Umum
Diperjanjikan inbreng tanpa adanya suatu
perincian seperti diatur
Pasal 1621 KUHPer melarang persekutuan
perdata seperti ini.
Diperbolehkan dengan syarat tertentu
(pasal 1622 KUHPer)
Algehele maatschap van wints
Persekutuan Perdata Jenis
Khusus
Para anggota menjanjikan pemasukan
benda-benda tertentu atau tenaga kerja
(pasal 1623 KUHPer)
Inbreng sesuai pasal 1619,ayat 2, KUHPer
Uang, aset, tenaga kerja
Keuntungan dan Kemanfaatan diatur
pasal-pasal 1626 (uang), 1627 (tenaga kerja),
Syarat-Syarat Lain
Persekutuan Perdata
Diatur dalam pasal 1320 KUHPer
Tidak dilarang hukum
Tidak bertentangan dengan tata susila dan
ketertiban umum
Firma
Dari bahasa belanda ‘venootschap onder firma’ Perserikatan dagang antara beberapa perusahaan Persekutuan untuk menjalankan usaha dengan nama yang sama
Bentuk Firma bisa umum atau khusus
Masing-masing anggota harus menyerahkan
kekayaan pribadi (modal) yang tercantum dalam akte pendirian
Pendirian Firma
Diatur pada 16 – 35 KUHD dan pasal –
pasal KUHPer yang terkait
Harus didirikan denga akta otentik (pasal
22 KUHD) – tidak bisa disangkal
Pasal 23 & 28 KUHD akta pendirian harus
dibuat dan didaftarkan di Kepaniteraan
Keuntungan & Kerugian
Firma
Diatur dalam Pasal 1633 – 1635 KUHPer
Sebaiknya diatur dalam perjanjian pendirian
Pembagian keuntungan pihak ketiga tidak
diperbolehkan
Apabila tidak diperjanjikan,maka pembagian
berdasarkan rasio pemasukan. Apabila
Pembubaran Firma
Diatur dalam KUHPer dan KUHD
Pasal 1646-1652 KUHPer Pasal 31-35 KUHD
Pasal 1646 KUHPer ada 5 hal yang menyebabkan pembubaran Firma :
Jangka waktu firma telah berakhir
Adanya pengunduran diri atau pemberhentian sekutu
Musnah barangnya atau telah selesai masa usaha sekutu
CV
Persekutuan
Komanditer (CV)
Commanditaire vennootschap
= firma dengan
1 atau lebih sekutu komanditer
Sekutu komplemnter – aktif
Bertanggung jawab keluar, “tanggung-renteng”
Sekutu komanditer – pasif
Hanya sebatas permodalanTidak boleh bekerja, kerugian sebesar modal
Yayasan
A. Pengertian
Pengertian Yayasan :
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan dalam mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
A. Pengertian
Pihak-pihak yang terkait dengan yayasan:
1. Pengadilan Negeri
Pendirian yayasan didaftarkan ke pengadilan negeri 2. Kejaksaan
Kejaksaan Negeri dapat mengajukan permohonan
pembubaran yayasan kepada pengadilan jika yayasan tidak menyesuaikan anggaran dasar dalam jangka waktu yang
ditentukan.
3. Akuntan Publik
A. Pengertian
Kedudukan Yayasan :
Yayasan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Kekayaan yayasan dapat diperoleh dari :
♣ Sumbangan / bantuan yang tidak mengikat
♣ Wakaf
♣ Hibah
♣ Hibah wasiat
A. Pengertian
Yayasan Asing
Syarat pendirian
yayasan
Pendirian suatu Yayasan berdasarkan
Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 mengenai Yayasan, yang diubah dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2004, diatur dalam pasal 9 UU No. 16/2001, yaitu:
1. Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih.
2. Pendiri tersebut harus memisahkan kekayaan pribadinya dengan kekayaan Yayasan.
B. Syarat Pendirian
Syarat Pendirian :1.yayasan terdiri atas Pembina pengurus dan
pengawas
2.yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih
dengan memisahkan sebagian harta kekayaan
pendiriannya sebagai kekayaan awal
3.pendirian yayasan dilakukan dengan akta
notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia
4.yayasan dapat didirikan berdasarkan surat
B. Syarat Pendirian
5. yayasan yang didirikan oleh orang asing atau bersama orang asing,mengenai syarat dan tata cara pendiriannya diatur dengan peraturan pemerintah
6. yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian yayasan memperoleh pengesahan dari menteri
7. yayasan tidak boleh memakai nama yang :
∆ telah dipakai secara sah oleh yayasan lain
B. Syarat Pendirian
8. nama yayasan harus didahului kata “yayasan”9. yayasan dapat didirikan untuk jangka waktu
tertentu atau tidak tertentu yang diatur dalam
PROSES PENDIRIAN
YAYASAN
1. Penyampaian Dokumen-dokumen yang diperlukan 2. Penandatanganan Akta Pendirian Yayasan
3. Pengurusan Surat Keterangan Domisili Usaha
4. Pengurusan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
5. Pengesahan Yayasan menjadi Badan Hukum di
Dep.Keh dan HAM
KELENGKAPAN
LEGALITAS
Untuk melengkapi legalitas suatu yayasan, maka
diperlukan ijin-ijin standar yang meliputi:
1. Surat keterangan domisili Perusahaan (SKDP) dari Kelurahan/kecamatan setempat
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama Yayasan
3. Ijin dari Dinas sosial (merupakan pelengkap, jika diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial) atau
C. Kepengurusan
Sesuai dengan UU RI No.28 tahun 2004 tentang yayasan, disebutkan bahwa organ yayasan terdiri dari :
• Pembina
• Pengurus
Hak Pengurus
1. Menetapkan kebijaksanaan dalam memimpin dan
mengurus organisasi
2. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang organisasi termasuk menetapkan iuran tetap dan iuran wajib
anggota organisasi dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku
3. Menjalankan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai
pengurus maupun pemilikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga ini dan ditetapkan oleh rapat anggota
Kewajiban Pengurus
1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya kegiatan organisasi
sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan organisasi.
2. Menyiapkan pada waktunya rencana pengembangan organisasi, rencana kerja dan anggaran tahunan organisasi termasuk
rencana-rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan organisasi.
3. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi
organisasi sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi organisasi.
4. Memberi pertanggungjawaban dan segala kepentingan tentang keadaan dan jalannya organisasi berdasarkan laporan tahunan termasuk perhitungan kepada rapat anggota.
5. Menyiapkan susunan organisasi lengkap dengan perincian
tugasnya.
6. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan
D. Berakhirnya sebagai
badan hukum
PASAL 62
Alasan pembubaran:
a)
Jangka waktu berakhir
b)
Tujuan Yayasan telah tercapai / tidak
tercapai
c)
Putusan pengadilan:
1. Melanggar ketertiban umum
2. Tidak mampu membayar utang
D. Berakhirnya sebagai
badan hukum
PASAL 63
Likuidator: pihak untuk membereskan kekayaan Yayasan
Pembina menunjuk Likuidator (Ps. 62, a&b)
Pengurus selaku Likuidator
D. Berakhirnya sebagai
badan hukum
PASAL 68
Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan pada Yayasan lain yang mempunyai kesamaan kegiatan
BUMN
BUMN : Sebagian besar modal (min. 51%) dimiliki negara melalui penyertaan langsung berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
DASAR HUKUM
Undang Undang No. 19 Tahun 2003 adalah dasar hukum keberadaan BUMN di Indonesia.
Dibagi 3 : Perusahaan Perseroan, Perusahaan Perseroan Terbuka dan Perusahaan Umum.
BUMN berjenis Perseroan, disamping tunduk kepada UU BUMN juga harus memenuhi ketentuan yang ada pada UU PT, UU No. 40 Tahun 2007, dan aturan dibawahnya. Sedangkan yang berbentuk PT selain wajib memenuhi UU tersebut diatas juga harus memperhatikan dan menjalankan segala ketentuan yang tertulis dalam UU Pasar Modal (UU No. 8 Tahun 1995) dan turunannya.
BUMD
A. Pengaturan BUMD
UU No. 5 Th 1962 tentang Perusahaan Daerah.
Instruksi Menteri Dalam Negeri No 5 tahun 1990 tentang Perubahan Bentuk Badan Usaha Milik Daerah Ke Dalam Dua Bentuk Perumda dan Perseroda
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 3 Tahun 1998
B. Bentuk Hukum BUMD
1. Perusahaan Daerah
Tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur Perusahaan Daerah.
2. Perseroan Terbatas (Persero Daerah)
Tunduk pada UU No.1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya.
B.1 Perusahaan Daerah
Tujuan
Menyelanggarakan Public Service disamping mencari keuntungan sebagai sumber pendapatan asli daerah, dengan tetap berpegang tegug pada :
a. Syarat-syarat effisiensi dan efekttivitas b. Prinsip-prinsip ekonomi perusahaan
c. Pelayanan yang baik kepada masyarakat
Status Badan Hukum
Dibentuk dengan Peraturan Daerah yang berlaku dan mendapat pengesahan pejabat berwenang
Modal
Berasal dari APBD sebagai kekayaan daerah yang terpisahkan dan tidak terdiri dari saham-saham serta dapat memperoleh dana dari kredit-redit dalam dan luar negeri atau dari obligasi
Organisasi
a. Dipimpin oleh Direksi dan tidak dibenarkan merangkap jabatan lain
b. Pegawai perusahaan diatur tersendiri di luar ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri atau pegawai swasta
B.2 Perseroan Daerah
Tujuan
Memperoleh keuntungan dimana pelayanan dan pembinaan organisasi harus sejalan dengan orientasi bisnis.
Status Badan Hukum
Badan Hukum Perdata yang berbentuk Perseroan Terbatas
Modal
Organisasi
B.2 Perseroan Daerah
Modal
a. Saham dapat dimiliki Pemerintah Daerah, Perusahaan Daerah, Swasta dan masyarakat
b. Bagian terbesar saham dimiliki oleh Pemerintah Daerah dan Perusahaan Daerah
Organisasi
a. Dipimpin oleh Direksi
b. Pegawai berstatus sebagai Pegawai Perusahaan Swasta yang diangkat dan diberhentikan oleh Direksi setelah
mendengar pertimbangan dari Dewan Komisaris
Koperasi
Pengaturan Koperasi
Sebelum kemerdekaan :
Verordening op de Cooperative Verenigingen (Staatsblad 431 Tahun 1915)
Regeling Inlanndsche Cooperatieve Verenigingen(Staatsblad No.91 Tahun 1927)
Algemene Regeling op de Cooperatieve Verenigingen (Staatsblad No. 108 tahun 1949)
Regeling Cooperatieve Verenigingen (Staatsblad No. 179 Tahun 1949)
Setelah kemerdekaan :
UU tentang Perkumpulan Koperasi No.79 tahun 1958)
PP No.60 tahun 1959.
Instruksi Presiden No.2 dan No.3 tahun 1960
UU Perkoperasian No.14 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian
UU No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian.
I.Pengertian :
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
II. Macam:
Koperasi Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang.
III. Jenis Koperasi
•
Jenis Koperasi didasarkan pada kesamaan
kegiatan dan kepentingan ekonomi
anggotanya, seperti Koperasi Simpan Pinjam,
Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen,
Koperasi Pemasaran dan Koperasi Jasa (Psl 16
UU No. 25/1992).
•
Koperasi yang dibentuk oleh golongan
fungsional seperti koperasi pegawai negeri,
koperasi karyawan, koperasi sekolah bukan
merupakan jenis koperasi melainkan hanya
sebutan thp para pendiri dan anggotanya
berasal
IV.
Landasan dan Azas:
a. Berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar
1945;
V. Prinsip:
a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. pengelolaan dilakukan secara demokratis;
c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
e. kemandirian.
VI. Organ Koperasi (ps. 21 s/d 25):
a. Rapat Anggota;
b. Pengurus;
VII
. Syarat Pendirian:
Koperasi Primer dibentuk oleh
sekurang-kurangnya 20 (duapuluh) orang;
Koperasi Sekunder dibentuk oleh
sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi;
Dibuat dengan akta pendirian yang memuat
anggaran dasar;
VIII. Status Badan Hukum:
Setelah akta pendiriannya disahkan oleh Pemerintah (ps.9).
IX. Keanggotaan (ps.17-19):
Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa Koperasi;
Anggota Koperasi yi setiap warga negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau
Koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar;
Koperasi dapat mempunyai anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar;
Keanggotaan Koperasi dicatat dalam buku daftar anggota;
X.
Sumber Modal:
(1)Modal sendiri dapat berasal dari: a. Simpanan pokok;
b. Simpanan wajib; c. Dana cadangan; d. Hibah.
(2)Modal pinjaman dapat berasal dari: a. Anggota (simpan pinjam);
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya (simpan pinjam);
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya;
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; e. Sumber lain yang sah;