• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PENDAPATAN PER KAPITA KESEJAHTERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP PENDAPATAN PER KAPITA KESEJAHTERA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP PENDAPATAN PER KAPITA,

KESEJAHTERAAN DAN HUMAN CAPITAL

Diajukan untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Ekonomi Pembangunan

Dosen Pengampu : Dr. Adang Djatnika Effendi, MT

Disusun Oleh :

Nur Ihsan Taopik (1148020227)

Osa Siti Sawiyah (1148020233)

Pinpin Cahyadi (1148020234)

Rifa Aini Fauziah (1148020253)

JURUSAN MANAJEMEN/ VII/ F

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan hidayah serta karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti, makalah ini mengangkat tema tentang “Konsep Pendapatan per kapita, kesejahteraan dan Human Capital” pada mata kuliah Ekonomi Pembangunan. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta sahabat-sahabatnya, pengikut-pengikutnya yang setia menyampaikan risalahnya sampai akhir zaman.

Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan ilmu yang dimiliki, maka bila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan mohon kiranya dapat memberikan kritik serta saran yang membangun serta dapat membawa kepada kebaikan. Pada kesempatan kali ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sedia berkenan membantu pembuatan makalah ini. Mudah-mudahan atas bantuan serta bimbingan semua pihak, Allah SWT akan membalasnya dengan pahala yang setimpal, amiin yaa Rabbal aalamiin.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah...2

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1 Pendapatan Per Kapita Sebagai Pengukur Kemakmuran...3

2.2 Pengertian pendapatan per kapita dan kesejateraan...4

2.2.1 Pendapatan Per Kapita Dan Cara Penghitungannya...5

2.3.2 Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara...8

2.4.1 Beberapa faktor non-ekonomi yang menentukan kesejahteraan...11

2.4.2 Beberapa Faktor Lain Yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan...13

2.5 Human Capital ( Pendidikan dan Kesehatan )...16

BAB III PENUTUP...21

3.1 Kesimpulan...21

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi selalu ditujukan untuk mempertinggi kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya, kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai sebahagian dari keseluruhan usaha pembangunan yang dijalankan oleh suatu masyarakat. Pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha suatu masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi pendapatan masyarakat/ pendapatan perkapita.

Data pendapatan per kapita dari berbagai Negara pada suatu tahun tertentu, dan perubahannya dalam suatu jangka waktu tertentu, sangat berguna dalam analisa pembangunan. Data tersebut dapat memberikan gambaran mengenai: (i) lajunya perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat du berbagai Negara lain dan (ii) perubahan dalam corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang telah berlaku diantara berbagai Negara. Di samping itu data itu dapat pula digunakan untuk meramalkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Negara-negara berkembang supaya dapat menutup jurang tingkat kesejahteraan di antara mereka dengan Negara-negara maju di masa yang akan datang. Tanpa mengecilkan besarnya sumbangan yang diberikan oleh data pendapatan per kapita dalam menunjukan hal-hal yang dinyatakan di atas, perlu juga hendaknya disadari bahwa sejak lama penggunaan data pendapatan per kapita sebagai dasar dalam menentukan perbedaan tingkat kesejahteraan telah mendapat beberapa kecaman.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana konsep dari pendapatan per kapita sebagai pengukur kesejahteraan?

2) Apa pengertian pendapatan per kapita dan kesejahteraan? 3) Bagaimana pendapatan per kapita di berbagai negara?

4) Bagaimana kelemahan indeks pendapatan perkapita sebagai indeks tingkat kesejahteraan.

5) Bagaimana tingkat pendidikan dan kesehatan?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Ingin mengetahui bagaimana konsep dari pendapatan per kapita sebagai pengukur dari kesejahteraan.

2) Ingin mengetahui apa pengertian pendapatan per kapita dan kesejahteraan. 3) Ingin mengetahui Bagaimana pendapatan per kapita di berbagai Negara 4) Ingin Mengetahui bagaimana kelemahan indeks pendapatan perkapita

sebagai indeks tingkat kesejahteraan.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendapatan Per Kapita Sebagai Pengukur Kemakmuran

Banyak informasi perlu digunakan untuk secara lengkap menunjukkan taraf kemakmuran dan taraf hidup yang dicapai oleh masyaraka suatu Negara. Persentasi penduduk yang memiliki kendaraan, tingkat pendapatan mereka dan pemilikan harta-harta lain merupakan petunjuk penting dalam melihat taraf kemakmuran yang dicapai. Di samping itu, kemakmuran ditentukan pula oleh fasilitas untuk mendapatkan suplai listrik dan air minum yang bersih, fasilitas pendidikan yang diperoleh dan taraf pendidikan yang dicapai, taraf kesehatan dan fasilitas perobatan yang tersedia, keadaan perumahan masyarakat miskin dan taraf perkembangan infrastruktur yang dicapai. Tersedianya pekerjaan yang cukup merupakan faktor lainnya. Apanila semua faktor-faktor seperti ini digunakan untuk menunjukkan tingkat kemakmuran setiap Negara, akan dihadapi masalah dalam mengumpulkan data seperti itu.

Sebagai akibat dari kesulitan-kesulitan seperti yang dinyatakan di atas, dalam menunjukkan dan membandingkan tingkat kemakmuran suatu masyarakat digunakan data pendapatan per kapita dalam mata uang sendiri maupun dalam dolar Amerika Serikat (apabila ia digunakan untuk tujuan perbandingan). Data pendapatan nasional tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran karena berbagai Negara mempunyai jumlah penduduk yang sangat berbeda. Dengan demikian, walaupun pendapatan nasional Negara A adalah lebih besar jika dibandingkan dengan Negara B, keadaan ini tidak dapat diartikan bahwa penduduk Negara A tingkat kemakmurannya lebih tinggi dari Negara B. Pendapatan nasional India lebih besar dari Singapura. Akan tetapi dari informasi ini tidak dapat diambil kesimpulan bahwa India adalah lebih makmur dari Singapura.

(7)

harus dipandang sebagai gambaran kasar dari perbedaan tingkat kemakmuran yang dicapai berbagai Negara. Perhatikan contoh berikut: Dalam World Development Report 2013 (yang diterbitkan oleh Bank Dunia) pendapatan per kapita India adalah 460 dolar US, sedangkat Amerika Serikat pendapatan per kapitanya telah mencapai 34.870 dolar Amerika. Adakah ini berarti taraf kemakmuran penduduk Amerika Serikat adalah hampir (34.870/460) atau hampir 76 kali ganda dari penduduk India? Tentu saja tidak. Biaya naik angkutan umum (bus) di India lebih murah dari Amerika. Begitu juga biaya pergi berobat ke dokter, makan di restoran, membeli rumah dan menyewa rumah adalah lebih murah di India. Orang India hanya membayar jasa tersebut pada jumlah yang jauh lebih murah dari yang dibayar orang Amerika. Pada umumnya biaya hidup di Negara kaya adalah jauh lebih tinggi dari Negara-negara yang relative miskin. Maka perbandingan tingkat kesejahteraan mereka tidak seburuk seperti yang ditunjukkan oleh perbedaan data pendapatan per kapita dalam dolar Amerika.

2.2 Pengertian pendapatan per kapita dan kesejateraan

Pendapatan perkapita (per capita income/PCl) yaitu pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu Negara selama satu periode tertentu. Dalam sumber lain disebutkan pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara tersebut.

(8)

hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indicator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk. (2005:15) menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah.

2.2.1 Pendapatan Per Kapita Dan Cara Penghitungannya

Salah satu komponen dari pendapatan nasional yang selalu dilakukan perhitungannya adalah pendapatan per kapita, yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu Negara pada suatu masa tertentu. Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB) suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dengan demikian pendapatan per kapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu formula berikut:

(a). PDB Per Kapita = PDB_____ Jumlah Penduduk

(b). PNP Per Kapita = PNB_____ Jumlah Penduduk

Dalam menghitung pendapatan per kapita dua macam perhitungan dapat dilakukan, yaitu berdasarkan harga yang berlaku dan harga tetap. Perhitungan pendapatan per kapita menurut harga yang berlaku penting untuk member gambaran mengenai kemampuan rata-rata dari penduduk Negara itu berbelanja dan membeli barang-barang dan jasa yang diperlukannya. Dan ini juga penting sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkan perbedaan tingkat kemakmuran di suatu Negara berbanding dengan Negara-negara lain.

(9)

bertambah itu pada umumnya disebabkan oleh dua faktor: (1) pertambahan produksi fisikal yang berlaku, dan (2) kenaikan harga-harga barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan demikian kenaikan pendapatan nasional menurut harga yang berlaku tidak memberikan gambaran yang sempurna tentang perkembangan kemakmuran yang sebenarnya karena efek kenaikan harga dalam menaikkan pendapatan per kapita belum diperhitungkan. Pertumbuhan ekonomi, dan pertambahan kemakmuran yang diwujudkannya, ditentukan oleh perkembangan pendapatan nasional yang sebenarnya, yaitu yang tidak disebabkan oleh kenaikan harga. Oleh sebab itu, untuk menggambarkan perkembangan kemakmuran suatu masyarakat perlulah dihitung pendapatan per kapita pada harga tetap. Suatu masyarakat dipandang mengalami pertambahan dalam kemakmuran apabila pendapatan per kapita menurut harga tetap atau pendapatan per kapita riil terus menerus bertambah dari tahun ke tahun.

2.3 Perbandingan Kemakmuran Berbagai Negara

Sebagai ukuran kasar untuk membandingkan tingkat kemakmuran yang dicapai berbagai Negara, data pendapatan per kapita selalu digunakan. Bagian ini akan menggunakan data tersebut untuk membandingkan tingkat kemakmuran di antara berbagai Negara, terutama di antara Negara maju dan Negara berkembang. Tiga aspek diperhatikan:

1. Perbandingan secara global di antara perbedaan kemakmuran penduduk dunia yang digolongkan kepada beberapa golongan pendapatan.

2. Perbandingan yang terperinci di antara beberapa Negara terpilih di dunia ini.

3. Perbandingan pendapatan per kapita yang sudah disesuaikan dengan perbedaan biaya hidup dengan menggunakan purchasing power parity.

2.3.1 Pendapatan Per Kapita Beberapa Golongan Negara

(10)

Tabel Pendapatan Per Kapita Berbagai Golongan Negara, 2001

Data dalam tabel diatas menunjukkan jurang yang besar diantara pendapatan “low income economies” dengan “high income economies” – yaitu US$ 430 berbanding dengan US$ 26.710. berarti pendapatan per kapita rata-rata “high income economies” adalah lebih 62 kali lipat dari pendapatan per kapita rata-rata Negara-negara miskin. Jumlah penduduk Negara miskin adalah 2.511 juta, sedangkan Negara berpendapatan tinggi jumlah penduduknya hanya 955 juta – yaitu hanya 38 persen dari penduduk golongan Negara pendapatan rendah. Dua golongan Negara lain, yaitu “lower middle-income”dan “upper middle-income” meliputi 2.677 juta orang, yaitu lebih kurang sama dengan penduduk yang tergolong sebagai Negara berpendapatan rendah. Pendapatan per kapita rata-rata kedua Negara tersebut adalah US$ 1.240 untuk yang berpendapatan rendah dan US$ 4.460 untuk yang berpendapatan tinggi.

(11)

memadai. Masih banyak yang perlu dilakukan untuk menaikkan taraf kehidupan mereka. Negara-negara yang tergolong dalam kumpulan ini terutama terdapat di Afrika dan di Asia.

Kabanyakan Negara-negara miskin baru mencapai kemerdekaan pada tahun-tahun sesudah Perang Dunia Kedua. Semenjak merdeka mereka berusaha mempercepat pertumbuhan ekonominya. Tetapi hambatan yang mereka hadapi dalam mencapai cita-cita ini sangat besar. Kekurangan modal, taraf pendidikan yang rendah, kegiatan ekonomi tradisional yang rendah produktivitasnya dan pertambahan penduduk yang pesat telah menghambat usaha untuk mempercepat pembangunan, maka keadaan kemiskinan tetap tidak dapat dihapuskan.

2.3.2 Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara

Untuk memberikan gambaran yang lebih baik mengenai perbedaan pendapatan per kapita dan tingkat kemakmuran di berbagai Negara, dalam tabel diabawah diunjukkan tingkat pendapatan per kapita di empat golongan Negara yang telah diterangkan sebelum ini. Disetiap golongan Negara ditunjukkan beberapa Negara yang disertai dengan data pendapatan per kapitanya pada tahun 2001.

Tabel Pendapatan Per Kapita Berbagai Golongan Negara, 2001

Negara Pendapatan Per

Kapita (dolar US) Negara

Pendapatan Per Kapita (dolar US)

A. Pendapatan Rendah C. Pendapatan Menengah yang Tinggi

1. Tanzania 270 1. Afrika Selatan 2.900

2. Bangladesh 370 2. Brazil 3.060

3. India 460 3. Malaysia 3.640

4. Nigeria 290 4. Polandia 4.240

5. Cambodia 270 5. Mexico 5.540

6. Pakistan 420 6. Argentina 6.960

7. Ghana 290 7. Slovakia 3.700

8. Saudi Arabia 7.230

9. Portugal 10.000

B. Pendapatan Menengah Rendah D. Negara Kaya

1. Indonesia 680 1. Spanyol 14.860

2. Bolivia 940 2. Hongkong 25.920

3. Filipina 1.050 3. Singapura 24.740

(12)

6. Romania 1.710 6. Jerman 23.700

7. Colombia 1.920 7. Amerika Serikat 34.870

8. Thailand 1.970 8. Swedia 25.400

9. Turki 2.540 9. Jepang 35.990

10.Iran 1.750 10.Switzerland 36.970

11.China 890

Dalam data tersebut menunjukkan pendapatan per kapita di Negara berpendapatan rendah adalah sekitar US$ 270 – US$ 460. Berdasarkan data tahun 2001, yang tergolong sebagai Negara kaya adalah Negara yang pendapatannya melebihi 12.000 dolar US. Di antara Negara kaya, Negara yang pendapatannya paling rendah adalah Spanyol (14.860 dolar US) dan yang paling tinggi adalah Switzerland dengan pendapatan per kapita 36.970 dolar US.

Pendapatan per kapita Negara berpendapatan menengah golongan rendah berkisar di antara US$ 600 hingga US$ 2.600. sedangkan golongan menengah yang berpendapatan tinggi, pendapatan per kapitanya berada di sekitar 3.000 dolar US hingga 10.000 dolar US.

2.3.3 Pendapatan Per Kapita Dan “Purchasing Power Parity”

Salah satu yang terpenting sebagai alat pengukur kemakmuran adalah perbedaan tingkat harga barang di antara berbagai Negara. Perhitungan pendapatan per kapita yang mempertimbangkan faktor perbedaan harga tersebut, yaitu dengan menghitung kembali pendapatan per kapita berdasarkan harga yang sama di berbagai Negara, akan menghasilkan data yang sangat berbeda dengan yang ditunjukkan dalam tabel dibawah.

Tabel Perbandingan Per Kapita GDP dan Per Kapita PPP (Dalam Dolar US)

(13)

7. Pakistan 420 1.920 pendapatan per kapita berdasarkan persamaan daya beli, (pendapatan per kapita-PPP) atau per kapita-PPP-Purchasing Power Parity. Pendapatan per kapita yang dihitung menurut cara yang biasa dinamakan pendapatan per kapita nominal. Tabel diatas membandingkan per kapita GDP nominal dan per kapita GDP-PPP di berbagai Negara. Daripada data yang terdapat dalam tabel tersebut, beberapa kesimpulan dapat dibuat:

1. Data tersebut didasarkan kepada harga-harga yang berlaku di Amerika Setikat. Oleh sebab itu di Amerika Serikat per kapita GDP = per kapita PPP.

2. Di Negara-negara maju pendapatan per kapita PPP hampir sama nilainya dengan pendapatan per kapita GDP.

3. Di Negara berkembang per kapita PPP jauh lebih tinggi dari per kapita GDP. Sebagai akibatnya, dengan menggunakan per kapita PPP juarng kemakmuran di antara Negara berkembang dengan Negara maju tidaklah sebesar seperti ditunjukkan oleh perbedaan per kapita GDP.

2.4 Kelemahan Indeks Pendapatan Perkapita Sebagai Indeks Tingkat Kesejahteraan

(14)

kesejahteraan bersumber dari angka pendapatan masyarakat merupakan pencerminan dari tingkat kesejahteraan yang dinikmati suatu masyarakat. Diakui bahwa pada umumnya tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka. Tetapi di samping itu terdapat pula beberapa faktor lain yang adakalanya merupakan faktor yang cukup penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan. Cukup banyak kenyataan yang membuktikan hal ini.

2.4.1 Beberapa faktor non-ekonomi yang menentukan kesejahteraan

Kalau dibandingkan keadaan kehidupan masyarakat dalam suatu Negara dan di antara berbagai Negara, maka akan dapat dilihat bahwa banyak faktor lain di luar tingkat pendapatan yang sangat berpengaruh kepada tingkat kesejahteraan. Faktor non ekonomi seperti pengaruh adat istiadat dalam kehidupan masyarakat, keadaan iklim dan alam sekitar da nada tidaknya kebebasan bertindak dan mengeluarkan pendapat merupakan faktor yang akan menimbulkan perbedaan dalam tingkat kesejahteraan di Negara yang mempunyai pendapatan per kapita yang tidak banyak berbeda. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dari beberapa contoh di bawah ini.

(15)

lebih memenuhi kebutuhan sosialnya dan mengurangi daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Dalam masyarakat seperti ini adalah kurang tepat untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakatnya berdasarkan kepada nilai dari hasil-hasil kegiatan ekonominya.

Satu keberatan lain yang acap kali ditemukan orang terhadap penggunaan tingkat pendapat per kapita dalam menentukan tingkat kesejahteraan didasarkan kepada keyakinan bahwa kesejahteraan masyarakat merupakan suatu hal yang bersifat subjektif. Artinya tiap orang mempunyai pandangan hidup tujuan hidup dan cara cara hidup yang berbeda dan dengan demikian memberikan nilai-nilai yang berbeda terhadap faktor faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka. Segolongan orang menekankan kepada pengumpulan kekayaan dan memperoleh pendapatan yang tinggi sebagai unsur penting dalam mencapai kesejahteraan dalam kehidupan mereka. Tetapi segolongan orang lainnya menekankan kepada kehidupan keagamaan sebagai unsur penting untuk mencapai kepuasaan hidup yang dapat kita artikan sebagai ukuran tingkat kesejahteraannya yang lebih tinggi. Dan ada pula segolongan orang yang lebih suka untuk memperoleh masa lapang leisure yeng lebih banyak dan enggan untuk bekerja keras untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Kenyataan kenyataan bahwa ada orang yang lebih suka tinggal di kota kecil, dan lebih suka mengerjakan suatu pekerjaan yang disukainya walaupun gajinya lebih rendah dari suatu pekerjaan lain yang mungkin diperolehnya merupakan bukti lain bahwa penentuan tingkat kesejahteraan merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif.

(16)

2.4.2 Beberapa Faktor Lain Yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan

Dalam bentuk yang lebih spesifik nilai pendapatan per kapita sebagai indeks untuk menunjukan perbandingan tingkat kesejahteraan dan jurang tingkat kesejahteraan dikritik karena perbandingan secara demikian mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan dalam hal-hal berikut di antara berbagai Negara:

 Komposisi umur penduduk

 Distribusi pendapatan masyarakat

 Pola pengeluaran masyarakat

 Komposisi pendapatan nasional

 Jumlah masa lapang ( leisure ) yang dinikmati masyarakat

 Perubahan-perubahan dalam keadaan pengangguran 1. Komposisi umur penduduk

Dinegara berkembang proporsi penduduk yang dibawah umur dan orang orang muda adalah lebih tinggi dari Negara maju. Dengan demikian perbandingan pendapatan setiap keluarga di kedua golongan Negara itu tidaklah seburuk seperti yang digambarkan dengan membandingkan tingkat pendapatan per kapita mereka. Apabila suatu keluarga dari 6 orang berpendapatan US $ 1000 dan satu keluarga berpendapatan US $ 500 terdiri dari 3 anggota keluarga maka besar kemungkinan keluarga yang terdiri 6 orang tersebut mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Ini disebabkan karena beberapa jenis pembelanjaan seperti pembayaran air listrik perumahan dan barang-barang lain yang digunakan secara bersama-sama tidak banyak berbeda di antara kedua keluarga tersebut.

2. Distribusi pendapatan masyarakat

(17)

bahwa dalam proses tersebut distribusi pendapatan keadaanya menjadi lebih tidak merata. Keadaan ini telah menimbulkan ketidakpuasan terhadap usaha-usaha pembangunan sebagian kecil masyarakatnya. Pembangunan ekonomi bukanlah melulu bertujuan untuk menciptakan modernisasi dalam suatu masyarakat tetapi yang lebih penting lagi adalah menciptakan kehidupan yang lebih baik kepada seluruh masyarakat tersebut. Berarti secara idiil selalu diinginkan agar usaha-usaha pembangunan akan dapat dikecap oleh seluruh masyarakat secara merata. Tujuan ini tidak akan tercapai apabila pembangunan ekonomi mengakibatkan distribusi pendapatan masyarakat menjadi semakin memburuk. Dalam keadaan seperti ini hanya segolongan kecil saja masyarakat yang menikmati hasil pembangunan.

3. Pola pengeluaran masyarakat

Pola pengeluaran masyarakat di berbagai Negara kadang-kadang sangat berbeda dan perbedaan ini menyebabkan dua Negara yang sama pendapatan per kapitanya belum tentu menikmati kesejahteraan yang sama. Misalnya dua orang yang berpendapatan sama, tetapi salah seorang diantaranya harus mengeluarkan biaya pengankutan yang lebih tinggi untuk bekerja, harus berpakaian lebih rapi, dan sebagainya; tidak dapat dikatakan sebagai mencapai tingkat kesejahteraan yang sama tingginya.

Perbedaan iklim menimbulkan perbedaan dalam corak pengeluaran masyarakat di Negara maju dan Negara berkembang. Orang-orang di Negara maju harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk mencapai suatu tingkat kesejahteraan yang sama dengan di Negara berkembang. Kebanyakan Negara maju iklimnya lebih dingin dari Negara berkembang. Oleh sebab itu penduduknya harus membuat pengeluaran yang lebih banyak untuk perumahan, pemanasan, pakaian dan makanan untuk menikmati suatu tingkat kehidupan yang sama yang dapat dikecap di Negara berkembang. Kedua contoh ini menunjukan bahwa perbedaan dalam corak dan pola pengeluaran masyarakat menyebabkan perbandingan tingkat kesejahteraan di antara berbagai masyarakat yang didasarkan kepada tingkat pendapatan per kapita adalah kurang sempurna.

(18)

Demikian pula dua masyarakat dengan pendapatan per kapita yang sama, tingkat kesejahteraannya akan sangat berbeda apabila komposisi produksi nasionalnya sangat berlainan. Suatu masyarakat akan mengecap tingkat kesejahteraan yang lebih redah dari yang dicerminkan oleh pendapatan per kapitanya apabila proporsi pendapatan nasional berupa pengeluaran untuk pertahanan dan untuk pembentukan modal lebih tinggi daripada di Negara lain yang sama pendapatan perkapitanya. Komposisi produksi nasional seperti ini tidak memberikan kepada penduduk Negara itu kepuasan yang sama besarnya seperti apabila komposisinya lebih banyak berupa produksi barang-barang yang akan dikonsumsikan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.

5. Perbedaan masa lapang

Ketidaksempurnaan pendapatan per kapita sebagai alat pembanding kesejahteraan masyarakat bersumber pula dari perbedaan masa lapang yang dinikmati berbagai masyarakat. Dalam hal ini pendapatan per kapita sebagai indeks tingkat kesejahteraan dikritik dengan alas an bahwa dua masyarakat yang berpendapatan rata-tata sama besarnya tidak dapat dianggap mempunyai kesejahteraan yang sama apabila masa bekerja untuk memperoleh pendapatan itu berbeda. Pada umumnya orang berpendapat bahwa penduduk Negara berkembang mempunyai lebih banyak masa lapang daripada di Negara maju. Apabila masa lapang tersebut dipandang sebagai suatu bentuk kesejahteraan maka perbedaan tingkat kesejahteraan di antara Negara maju dan Negara berkembang adalah lebih kecil dari yang digambarkan oleh perbedaan dalam pendapatan per kapita.

6. Keaadaan pengangguran

(19)

sanggup mengurangi jumlah pengangguran yang terdapat di Negara berkembang. Tujuan ini hanya akan dicapai apabila pertambahan kesempatan kerja berkembang lebih cepat dari pertambahan tenaga kerja. Menilai kesuksesan usaha pembangunan berdasarkan kepada data perkembangan pendapatan per kapita saja tidak akan menunjukan apakah tujuan menciptakan kesempatan kerja sebanyak seperti yang diharapkan tersebut dapat dicapai. Dengan demikian adalah kurang sempurna untuk menunjukan hasil-hasil yang dicapai dalam usaha-usaha pembangunan dengan hanya menunjukan tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita yang tercapai.

2.5 Human Capital ( Pendidikan dan Kesehatan )

Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dari pembangunan yang mendasar. Kesehatan merupakan kesejaheraan, sedangkan pendidikan merupakan hal yang pokok untuk menggapai kehiduapan yang memuaskan dan berharga, keduanya merupakan hal yang penting unuk membentuk kapabilias manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan.

Sangat dramatisnya kondisi kesehatan dan pendidikan dunia selama separuh abad terakhir ini. Pada tahun 1950 dari 1000 anak 280 meninggal dari semua Negara berkembang sebelum mencapai usia 5 tahun. Pada tahun 2000, angka tersebut menurun mencapai 126 dari 1000 dinegara-negara miskin, dan 39 per 1000 dinegara-negara berpendapatan menengah. Sejumlah penyakit yang mematikan sudah ditemukan obatnya. Cacar yang biasanya yang dapat menewaskan 5 juta orang setiap tahunnya sudah dapat dikendalikan dengan penggunaan vaksin. Disamping itu, sejak beberapa dekade terakhir ini, kemampuan baca tulis dan pendidikan dasar telah dinikmati secara meluas oleh sebagian masyarakat dinegara-negara berkembang.

(20)

Pertama, hasil (outcome) pendidikan memiliki dampak yang besar terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu daerah atau negara. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam berbagai bidang kehidupan, baik ideologi, politik, sosial, ekonomi, dan budaya, amat tergantung dari hasil pendidikan yang berkualitas. Kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan, sebagai contoh, merupakan hasil kerja pendidikan. Dengan demikian, kegiatan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesehatan tidak perlu banyak dilakukan oleh kementerian kesehatan jika proses pendidikan telah berhasil membentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang kesehatan. Dampak langsung maupun tidak langsung juga berlaku terhadap sektor-sektor pembangunan yang lainnya, termasuk sektor yang selama ini dinilai paling penting, yakni sektor ekonomi.

Pembangunan sektor pendidikan akan meningkatkan produktivitas dan daya saing suatu bangsa. Peningkatan produktivitas mempunyai kaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah. Tingkat rata-rata pendidikan masyarakat mempunyai korelasi yang berbading lurus dengan tingkat ekonomi masyarakat. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, akan makin tinggi pula peran serta masyarakat, termasuk wanitanya. Dengan demikian, makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula produktivitas masyarakat. Dengan kata lain, makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula income perkapita masyarakat. Dengan demikian, sekali lagi pembangunan sektor pendidikan akan mengangkat secara langsung ataupun tidak langsung sektor ekonomi. Jika sektor ekonomi saja banyak didukung oleh sektor pendidikan, apakah lagi dengan sektor-sektor lainnya.

(21)

daripada mereka yang kurang berpendidikan (UNESCO). Contoh lain, tingkat pendidikan yang tinggi dalam masyarakat akan berpengaruh secara signifikan terhadap upaya pengendalian laju pertambahan penduduk. Peningkatan rata-rata pendidikan masyarakat akan meningkatkan rata-rata usia kawin, dan dengan demikian akan menekan angka kelahiran, dan pada gilirannya akan menekan angka pertambahan penduduk di suatu negara. Dengan demikian, pembangunan sektor pendidikan akan berpengaruh sangat positif terhadap sektor-sektor lain.

Peningkatan kesehatan dan pendidikan merupakan nilai investasi bagi keluarga untuk keluar dari jebakan lingkaran setan kemiskinan. Kesehatan dan pendidikan berkaitan sangat erat dalam pembangunan ekonomi. Kesehatan dan pendidikan adalah investasi yang dibuat dalam individu yang sama. Modal kesehatan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam pendidikan karena kesehatan adalah faktor penting atas kehadiran disekolah, pengembalian atas investasi dalam kesehatan karena banyak program kesehatan bergantung pada berbagai keterampilan yang dipelajari sekolah, sekolah mengajarkan pokok-pokok kesehatan pribadi dan sanitasi, dan dibutuhkan pendidikan untuk membentuk dan melatih petugas pelayanan kesehatan. Dengan perbaikan efisiensi produktif dari investasi dalam pendidikan dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam kesehatan yang meningkatkan harapan hidup.

(22)

dimasa depan tidaklah gampang, namun kemajuan yang terjadi hingga saat ini tidak dapat dipungkiri.

Tingkat Proporsi bersekolah mencerminkan perubahan investasi yang cepat dibidang pendidikan, ketimbang menunggu pendidikan anak-anak pada saat ini dibandingkan dengan tingkat pendidikan seluruh masyarakat ketika mereka menjadi dewasa. Namun demikian, ada juga keuntungan untuk mengukur kemajuan dengan ”stok pendidikan”, atau tingkat pendidikan rata-rata dalam masyarakat secara keseluruhan, karena seseorang dapat masuk kesekolah dasar namun tidak dapat menyelesaikannya. Di negara-negara miskin tingkat kematian anak, masih saja meninggal dengan tingkat 10 kali lipat lebih tinggi dari pada negar maju. Disamping itu, pola-pola yang lebih diterapkan dimasa lalu tidak dapt sepenuhnya digunakan untuk meramalkan tren masa depan. Sebagai contoh, juga mungkin terjadi bahwa tingkat konvergensi itu sendiri berjalan dengan lambat. Baru-baru, sejumlah kemajuan kesehatan di Negara-negara miskin sudah dilakukan dengan susah payah ternyata mengalami serangan penyakit lain, terutama dari AIDS, juga tuberculosis (TBC), wabah malaria yang muncul kembali,dan bakteri-bakteri baru yang lebih resisten.

Pada bagian sebelumnya tingkat kesehatan dan pendidikan jauh lebih baik dinegara berpendapatan tinggi, Mengapa terjadi sebab-akibat seperti demikian?. Dengan pendapatan yang tinggi, masyarakat dan pemerintah mampu mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk pendidikan dan kesehatan, dengan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik produktivitas dan pendapatan yang lebih tinggi akan lebih mudah dicapai. Karena adanya hubungan ini, maka kebijakan pembangunan harus difokuskan pada upaya untuk meningkatkan pendapatan, kesehatan, dan pendidikan secara bersama-sama.

(23)
(24)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara tersebut. Tetapi dalam menggunakan data pendapatan per kapita dalam membandingkan tingkat kemakmuran di berbagai Negara, perlulah disadari bahwa perbandingan tersebut mempunyai banyak kelemahan.

Faktor non ekonomi seperti pengaruh adat istiadat dalam kehidupan masyarakat, keadaan iklim dan alam sekitar da nada tidaknya kebebasan bertindak dan mengeluarkan pendapat merupakan faktor yang akan menimbulkan perbedaan dalam tingkat kesejahteraan di Negara yang mempunyai pendapatan per kapita yang tidak banyak berbeda. Dalam bentuk yang lebih spesifik nilai pendapatan per kapita sebagai indeks untuk menunjukan perbandingan tingkat kesejahteraan dan jurang tingkat kesejahteraan dikritik karena perbandingan secara demikian mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan dalam hal-hal berikut di antara berbagai Negara: Komposisi umur penduduk, Distribusi pendapatan masyarakat, Pola pengeluaran masyarakat, Komposisi pendapatan nasional, Jumlah masa lapang ( leisure ) yang dinikmati masyarakat, Perubahan-perubahan dalam keadaan pengangguran.

(25)
(26)

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan proses, Masalah dan Dasar Kebijaksanaan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 1985.

Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan Proses Masalah dan Dasar Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2006.

Sukirno, Sadono. Makroekonomi Teori Pengantar (Edisi Ketiga). Jakarta: Rajawali pers. 2012.

Zaki, Fitra. 10 Oktober 2107. https://generasimudabicara.wordpress.com/ 2013/02/17/ pendidikan-dan-kesehatan-dalam-pembangunan-ekonomi/

10 Oktober 2017. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan

Gambar

Tabel Pendapatan Per Kapita Berbagai Golongan Negara, 2001
Tabel Pendapatan Per Kapita Berbagai Golongan Negara, 2001
Tabel Perbandingan Per Kapita GDP dan Per Kapita PPP (Dalam Dolar US)
Tabel diatas membandingkan per kapita GDP nominal dan per kapita GDP-PPP di

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup penelitian ini mencakup perkembangan pendapatan per kapita, ketersediaan infrastruktur (air, listrik, panjang jalan, pendidikan, dan

mengikuti perkembangan zaman yang negatif karena dituntut oleh berbagai macam kebutuhan termasuk kebutuhan kesejahteraan psikologis, sementara gaji yang diterima rendah

pendapatan per kapita yang tinggi juga memiliki tingkat pertunibuhan : konsun~si energi per kapita yang tinggi. Secara agregat juga terlihat

PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun)..

Di Indonesia ketimpangan pembangunan antarwilayah yang terjadi tidak saja dapat dilihat dari perbedaan tingkat kesejahteraan dan perkembangan ekonomi antarwilayah dengan

Dilaksanakan otonomi daerah, pemerintah daerah diberikan kewenangan yang lebih luas melaksanakan fungsinya termasuk pengelolan keuangan daerah dalam rangka meningkatkan

Jadi, perekonomian akan terus berkembang dan semuanya itu tergantung pada pertambahan penduduk, akumulasi kapital dan kemajuan teknologi sehingga tingkat pertumbuhan

Sama halnya dengan tingkat tabungan (GDS), meskipun dalam persentase yang kecil, hal ini tentu saja relevan dengan hipotesis dalam model pertumbuhan Solow-Swan,