• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Peringatan Canggih dalam Bencana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Peringatan Canggih dalam Bencana"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Alfionita Rizky Perdana – 071311233080 – UTS OI – World Meteorological Organization (WMO)

Sistem Peringatan Canggih dalam Bencana Bangladesh Cyclone Sidr : Kelebihan dan Kelemahan Bentuk Kerjasama Assurance dalam World Meteorological Organization

Cloud seeding atau aktivitas membuat hujan buatan menjadi sebuah fenomena baru yang tengah tengah banyak dipraktikkan oleh negara-negara di dunia mengingat kondisi alam di dunia saat ini tengah bermasalah. Musim kemarau berkepanjangan, kekeringan, dan yang terbaru adalah kabut asap yang semakin intensif terjadi di banyak negara memiliki dampak tersendiri yang berpotensi mengancam kehidupan penduduk negara. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh negara-negara besar yang memiliki teknologi canggih untuk kemudian memanfaatkan teknik cloud seeding untuk membuat hujan buatan. World Meteorological Organization pada mulanya telah memberi penjelasan tentang kemungkinan cloud seeding untuk bisa dilakukan. Di dalam WMO sendiri sebenarnya ada bentuk kerjasama asimetris yang tercipta. Karena kondisi asimetris ini kemudian memunculkan suasion problems yakni situasi permasalahan muncul ketika negara kuat membujuk negara lemah untuk patuh pada negara kuat. Di dalam isu cloud seeding, di WMO sendiri permasalahan tersebut muncul. Oleh sebab itu penulis akan membahas mengenai kelebihan dan kelemahan suasion problems dalam WMO dengan analisis kasus cloud seeding.

Gambaran Umum World Meteorological Organization

World Meteorological Organization (WMO) adalah sebuah specialized agency di dalam PBB. Pendirian WMO telah dimulai sejak tahun 1873 dengan nama International Meteorological Organization (IMO) (World Meteorological Organization t.t). IMO didirikan oleh sekelompok meteorolog dengan ide awal untuk mendorong pendirian badan meteorologi dan pertukaran data cuaca (American Institute of Physics 2015). Pendirian IMO menjadi embrio awal gagasan untuk menyadarkan akan pentingnya pertukaran informasi mengenai cuaca dari berbagai negara. Pertukaran informasi mengenai cuaca menjadi penting karena menyangkut kehidupan masyarakat, misalnya informasi mengenai prediksi cuaca hujan atau sedang cerah berguna untuk memberi informasi agar masyarakat bisa bersiap-siap. Demikian halnya informasi terkait cuaca dalam skala internasional berguna sebagai input keadaan alam suatu negara dan potensi bencana yang mungkin berdampak ke wilayah lain di luar teritori.

(2)

sebagainya. Sejauh ini, salah satu capaian WMO terbaik adalah terkait advance warning untuk bencana El Nino.

Sejak tahun 1990-an, WMO menjadi organisasi internasional yang keberadaannya penting mengingat kerusakan alam saat ini tidak mengenal batas teritori sebuah negara. Jika dahulu WMO hanya berisi para meteorolog dan tidak banyak negara yang ikut serta. Namun kemudian pada perkembangan WMO selanjutnya, mulai bergabung negara-negara dalam WMO dengan salah satunya diwakili oleh badan meteorologi milik masing-masing pemerintah. Hingga saat ini, jumlah anggota negara dalam WMO berjumlah 191 negara. Struktur organisasi dalam WMO dikenal dengan istilah executive council dengan seorang presiden dan wakil presiden yang membawahi presiden regional yang terdiri dari 6 regional dan masing-masing regional diketuai oleh seorang kepala. Untuk mekanisme pengambilan keputusan di WMO dilakukan dengan menggunakan sistem simple majority vote. Sementara untuk pembiayaan WMO berasal dari iuran yang dikeluarkan oleh para anggotanya secara penuh.

Sistem Peringatan Canggih WMO dalam Kasus Bangladesh Cyclone Sidr

Seiring dengan perkembangan zaman, kondisi alam terus mengalami perubahan. Sejak tahun 1970-an, isu lingkungan sebenarnya sudah banyak dibahas. Namun baru di tahun 1990-1970-an, isu meteorologi dan hidrologi mulai semakin dibahas. Ditambah dengan tren bencana alam yang melanda negara-negara di dunia seringkali menunjukkan bahwa negara tidak bisa bertindak independen. Salah satu contoh bencana alam yang menunjukkan interdependensi antarnegara adalah saat tsunami melanda Asia dari India, Srilanka, Thailand, hingga Indonesia. Hal-hal semacam ini yang semakin menunjukkan akan pentingnya pertukaran informasi terkait cuaca, iklim, dan air.

(3)

Tren cloud seeding yang saat ini tengah meningkat dan mendorong munculnya peluang bisnis yang dilakukan oleh negara-negara maju untuk mengembangkannya. Bagi negara-negara berkembang yang kekuatannya tidak mencukupi untuk melakukan aktivitas cloud seeding ini, maka membeli jasa pada negara-negara maju yang seringkali dilakukan. Cloud seeding kemudian menjadi bisnis namun di sisi lain aktivitas ini mulai dipertimbangkan untuk menjadi solusi penanganan iklim kemarau yang berkepanjangan di banyak negara serta bencana kabut asap di Indonesia. Maka dari itu, WMO kemudian perlu untuk membahas kemungkinan cloud seeding untuk diimplementasi sebagai solusi bersama.

Kerjasama Bentuk Suasion di dalam World Meteorological Organization pada Isu Cloud Seeding Salah satu perspektif yang dapat digunakan untuk menganalisis organisasi internasional adalah Liberalisme. Perspektif Liberalisme menyebutkan melalui salah satu asumsi dasarnya adalah bahwa negara adalah aktor rasional egois yang hanya berorientasi dan peduli pada isu-isu yang memberinya keuntungan maksimal (absolute gains) (Hennida, 2014). Asumsi berikutnya menekankan pada teori-teori institusi ekonomi yang berfokus pada biaya – biaya informasi dan transaksi (Hasenclever, 1997 : 4). Karena negara merupakan aktor yang rasional, maka negara dalam perspektif neoliberal, negara memilih untuk melakukan kooperasi daripada cara-cara lain yang menekankan kekuatan. Kooperasi dalam organisasi internasional menyediakan informasi, mekanisme penerapan, dan hal lain yang mengizinkan negara untuk memperoleh joint gains (Ikenberry, 2001 : 15). Negara berharap akan memperoleh kemudahan dan menekan biaya transaksi dengan bergabung pada sebuah organisasi internasional. Dibanding tidak bergabung dengan organisasi internasional yang jelas tidak menguntungkan karena tidak ada ketersediaan informasi yang memadai, maka akan lebih baik bekerjasama dalam organisasi internasional untuk memastikan ketersediaan informasi tetap diperoleh.

Terkait dengan motif negara bergabung dalam WMO dan pembentukan WMO sendiri, terlihat bahwa akses pada informasi karena adanya informasi yang asimetris di antara negara-negara terkait cuaca, iklim, dan air. Seperti yang tertuang dalam banyak arsip, WMO didirikan atas dasar pertukaran bebas informasi mengenai cuaca, iklim, dan air. Sehingga, di dalam menjalankan WMO, organisasi ini pun menekankan pada pertukaran bebas informasi tersebut. Pertukaran informasi menjadi penting bagi negara-negara ini karena mereka menyadari posisi asimetris yang dihadapi. Di dalam sebuah organisasi internasional selalu ada negara-negara yang kuat dan lemah. Karena posisi asimetris ini, maka diperlukan keterbukaan atau transparansi mengenai informasi satu sama lain. Dengan transparansi ini, masing-masing negara bisa mengakses informasi yang diperlukan sebagai input riset maupun prediksi akan keadaan alam di masing-masing negaranya.

(4)

lenngkap dan sama, maka negara-negara tidak akan berbuat curang dan tidak ada pula insentif yang perlu untuk dikeluarkan untuk menertibkan atau memastikan perilaku negara-negara ini.

Permasalahan kedua yang mungkin timbul dalam kerjasama asimetris adalah suasion. Bentuk suasion merupakan bentuk permasalahan yang muncul dalam kerjasama asimetris multilateral dengan memunculkan tindakan free ride yang dilakukan oleh negara-negara lemah atau kecil sementara ada negara yang kuat yang secara unilateral bertindak sebagai penyedia public goods. Sebenarnya, kondisi asimetris ini dipandang negara-negara yang kuat tidak menguntungkan. Ini membawa negara kuat pada situasi dilema. Selain itu, kondisi asimetris juga akan membawa kekecewaan pada satu pihak tertentu atas tindakannya. Hanya saja, bagi negara kuat, kerjasama asimetris masih bisa ditangani dengan salah satu taktik yakni dengan melakukan issue linkage. Issue linkage dilakukan dengan negara kuat menyediakan cara-cara yang mampu membujuk atau mempersuasi negara-negara lemah mengikuti arah kebijakan bersama dalam sebuah organisasi internasional, misalnya menyediakan bantuan teknis mengenai nonproliferasi dan sebagainya. Dari sini, maka dapat dilihat ada kelebihan dan kelemahan yang diciptakan oleh bentuk suasion. Kelebihannya adalah pertama, ada upaya mengatasi kondisi asimetris dalam sebuah organisasi internasional. Dengan begitu, organisasi internasional bisa lebih banyak menghasilkan resolusi sebagai solusi penanganan bersama. Kelebihan kedua adalah insentif yang diberikan oleh negara kuat berguna untuk memastikan informasi tetap diterima oleh negara-negara lemah. Selain itu, insentif yang diberikan oleh negara kuat akan menguntungkan bagi domestik negara lemah. Sementara itu, kelemahan yang ada dalam bentuk suasion ini adalah beban yang ditanggung oleh negara kuat membuat posisi dilematis. Negara kuat harus menanggung beban dari tanggungjawabnya sebagai penyedia public goods dan insentif pada negara-negara lemah. Ini akan memperbesar biaya pengeluaran yang harus dihabiskan oleh negara kuat dalam organisasi internasional.

(5)

melakukan oleh cloud seeding seringkali harus ditanggung negara kuat ketika upaya mereka mendorong negara-negara lemah mau melakukan cloud seeding. Ketika negara kuat memutuskan untuk tidak mematok biaya dan menjadikannya insentif, maka biaya besar harus siap ditanggung oleh negara kuat, dalam hal ini adalah AS dan Eropa yang merupakan anggota WMO penyedia jasa cloud seeding. Maka dari itu, sebenarnya ada upaya-upaya negara kuat mematok biaya cloud seeding tujuannya adalah untuk memangkas biaya yang harus ditanggung. Oleh sebab itu, sebenarnya ada dilemma yang harus dihadapi oleh negara-negara kuat ini.

Simpulan dan Opini

Daftar Pustaka

Barkin, J. Samuel, 2006. International Organization: Theories and Institutions. New York : Palgrave Macmillan.

Hasenclever, A., Mayer, P. & Rittberger, V., 1997. Theories of International Regimes. Cambridge : Cambridge University Press.

Hennida, Citra, 2014. Perkuliahan Rezim – Rezim Internasional Minggu II : Teori – Teori Rezim : Institusional. Surabaya. Universitas Airlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa dinamika penyesuaian diri sebagai pergerakan yang ditimbulkan dari dorongan semangat individu untuk

sehubungan dengan hal tersebut huruf a di atas, dan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, maka perlu menetapkan

Jadi dapat disimpulkan bahwa model Contextual Teaching And Learning memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil siswa dalam pembelajaran lay up bola basket.. Dari

• Escherichia coli pada transfer bakteri dari media Agar pada cawan petri (agar plate) ke Agar miring.. Bakteri ini sedikit tumbuh di atas permukaan media dengan warna putih

Apabila ada lebih dari 2 orang PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat tersebut pada waktu sama pula, maka di antara mereka yang memangku jabatan

Tidak terdapat perbedaan efektifitas dari penggunaan terapi antibiotika seftriakson dan sefotaksim pada pasien sirosis hepatis dengan komplikasi

Setelah diberikan pelatihan goal setting, motivasi belajar bahasa Arab siswa meningkat hal ini ditunjukkan dari perilaku siswa antara lain intensitas membolos berkurang