Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Mts Khulafaur Rasyidin Tahun 2012
Mahasiswa
Andri Gunaawan Pembimbing I Heriansyah
Pembimbing II M.Alias
ABSTRAK
Bentuk-bentuk motivasi belajar yang diupayakan Kepala Sekolah dalam memotivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin yaitu:Memberikan hadiah. Hadiah diberikan kepada siswa yang memperoleh prestasi tinggi dalam pembelajaran, maksudnya agar siswa yang memperoleh prestasi rendah dapat belajar lebih giat. Hukuman diberikan kepada siswa yang melanggar aturan atau tata tertib agar siswa tidak mengulangi kesalahannya. Cara kepala sekolah dalam memotivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin yaitu: Keteladanan, yaitu memberikan contoh yang baik dalam belajar mengajar seperti berakhlak mulia dalam segala perbuatan. Menggunakan strategi yang berpusat kepada siswa dalam pembelajaran, yaitu menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Memberikan nasehat, yaitu menegur siswa secara langsung yang berbuat kesalahan Kendala kepala sekolah dalam memotivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin adalah kedisiplinan siswa masuk sekolah, masih banyak siswa yang melanggar aturan tata tertib yang berlaku seperti terlambat masuk sekolah dan tanpa keterangan, selain itu juga, guru dalam mengajar kurang mampu mengelolah kelas sehingga kelas menjadi ribu, guru juga dalam mengajar jarang menggunakan media dan strategi pembelajaran.
Kata Kunci: Kepemimpinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Hasil pra penelitian di MTs Khulafaur Rasyidin menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa MTs dalam proses pembelajaran di kelas sangat tergantung kepada keberadaan kepala sekolah di tempat sedangkan keberadaan guru kurang memberikan motivasi siswa untuk belajar, ketika kepala sekolah tidak berada di tempat karena ada kegiatan di luar (rapat untuk kepentingan sekolah), beberapa siswa cenderung tidak memiliki motivasi untuk belajar secara sungguh-sungguh, mereka di kelas banyak yang melamun, tidur-tiduran dan seterusnya walaupun guru berada di tempat. Hal berbeda terjadi ketika kepala sekolah berada di tempat bahwa siswa tidak ada yang ribut pada saat pembelajaran dan tidak ada yang tidur pada saat pembelajaran.
belajar siswa. Meskipun kepala pondok memiliki wewenang yang lebih luas dibandingkan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah adalah salah satu kunci keberhasilan proses pendidikan. Fenomena di atas, menarik untuk dikaji lebih mendalam melalui penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin tahun 2012.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan masalah yang terdapat di dalam latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin tahun 2012?”. Masalah umum tersebut dijabarkan dalam sub-sub masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk motivasi belajar yang diupayakan Kepala Sekolah dalam memotivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin? 2. Bagaimanakah cara kepala sekolah dalam memotivasi belajar siswa di
MTs Khulafaur Rasyidin?
3. Apa saja kendala kepala sekolah dalam memotivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin tahun 2012. Dari masalah umum tersebut peneliti jabarkan dalam sub masalah yaitu untuk mengetahui:
1. Bentuk-bentuk motivasi belajar yang diupayakan Kepala Sekolah dalam memotivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin.
2. Cara kepala sekolah dalam memotivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin.
3. Kendala kepala sekolah dalam memotivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memperkaya wacana keilmuan atau pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang kepemimpinan kepala sekolah. Serta dapat pula dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang bertugas dan pengabdiannya berhubungan dengan dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis
diambil dapat diperbaharui dan akhirnya dapat dilakukan perbaikan yang benar.
b. Bagi pendidik di tingkat Sekolah Menengah Pertama, khususnya MTs Khulafaur Rasyidin, dengan tugasnya sebagai pembimbing, pengajar, pendidik dan pelatihan, maka penelitian ini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan sehingga mampu membantu kepala sekolah dalam kompetensi belajar siswa dengan maksimal.
c. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini merupakan modal penting dalam meningkatkan pengetahuan tentang kependidikan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Konsep Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi bawahan atau kelompok untuk bekerja sama mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
b. Gaya Kepemimpinan
Menurut Rivai (2002:122) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu: 1). Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
2). Gaya Kepemimpinan Demokratis
Di bawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
3). Gaya Kepemimpinan Bebas
Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif.
Selanjutnya Pamudji (2005:123) membagi tiga gaya dalam kepemimpinan di Indonesia sebagai berikut:
1). Gaya motivasi, yaitu pemimpin dalam menggerakkan oarng-orang dengan mempergunakan motivasi baik yang berupa imbalan ekonomis dengan memberikan hadiah-hadiah (reward), baik yang bersifat positif maupun yang berupa ancaman hukuman (penalties), jadi bersifat negatif.
2). Gaya kekuasaan, yaitu pemimpin yang cenderung menggunakan kekuasaan untuk menggerakkan orang-orang. Cara bagaimana ia menggunakan kekuasaan akan menentukan gaya kepemimpinannya.
2. Tinjauan Kepala Sekolah a. Pengertian Kepala Sekolah
1). Kepala Sekolah berperan sebagai pendidik di sekolah secara keseluruhan.
2). Kepala Sekolah sebagai pemimpin formal pendidikan di sekolahnya.
b. Fungsi Kepala Sekolah
Dalam menjalankan roda pendidikan, sedikitnya mampu berfungsi sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader inovator dan motivator (Mulyasa, 2004:98).
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Menurut Sarwoto (2002:135) Memberikan motivasi adalah, “Pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manejer dalam memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang-orang lain untuk bekerja lebih baik”. Sedangkan menurut Sondang P. Siagian (1997:231) motivasi adalah, “Keseluruhan proses pemberian motif kerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis”.
Dari keterangan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kegiatan yang dilakuakan oleh pimpinan dalam proses pemberian dorongan kepada bawahan agar mau bekerja dengan sebaik-baiknya dan dengan kesadaran tanpa ada paksaan demi tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan secara efektif dan efisiens.
b. Bentuk Motivasi Kepala Sekolah
Sardiman (2009:92-96) mengatakan bahwa bentuk motivasi belajar yang dapat diberikan di sekolah yaitu:
1) Memberi Angka 2) Hadiah
3) Kompetisi 4) Ego-involvement 5) Memberi Ulangan 6) Mengetahui Hasil 7) Pujian
8) Hukuman
c. Tujuan Pemberian Motivasi
Motivasi dari kepala sekolah bertujuan antara lain: 1). Untuk mendorong dan menumbuhkan semangat kerja. 2). Untuk memperlancar jalannya tugas yang diemban.
3). Untuk menghindari penyimpangan dalam melaksanakan tugas. 4). Untuk meningkatkan efesiensi pencapaian tujuan yang telah
Secara garis besar teknik yang dapat dipergunakan dalam pemberian motivasi dapat digolongkan menjadi 2:
1). Teknik Langsung
Teknik motivasi ini berhubungan lansung dan mengarah pada usaha untuk memenuhi kebutuhan guru agar pelaksanaan tugasnya dapat berjalan dengan baik dan lancar bagi pencapaian tujuan yang diinginkan. Teknik ini mempunyai konsekuensi penyediaan biaya yang besar dan waktu yang lama.
2). Teknik Tidak Langsung
Mengigat besarnya biaya dan waktu yang diperlukan dalam teknik langsung, maka perlu dikembangkan pemberian motivasi tidak langsung yang berorientasi pada insaght internal motivasi serta pemuasan kebutuhan individu dalam suatu organisasi.
4. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kepala Sekolah merupakan motor penggerak dan penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan dapat direalisasikan. Untuk itu, diperlukan Kepala Sekolah yang inovatif, kreatif, dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang menunjang perkembangan sekolah. Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al - Baqarah ayat 148.
menghadap kepada-Nya, maka berlomba-lombalah kamu (dalam memuat) kebaikan di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat), sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu (Q.S. Al -Baqarah ayat 148).Ayat di atas mengajarkan umat manusia untuk berlomba-lomba dalam kebaikan begitu juga dengan Kepala Sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan harus bersifat kompetatif. Terlebih lagi percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut Kepala Sekolah untuk tidak lagi menerima suatu perubahan di sekolah. Hal tersebut dalam rangka meningkatkan kompetensi belajar siswa.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode, Bentuk dan Pendekatan Penelitian
fenomena-fenomena yang tampak sebagaimana adanya yang sedang berlangsung dalam penelitian.
Pendekatan merupakan hal yang sangat penting dalam memecahkan permasalahan yang terdapat dalam penelitian tersebut. Oleh karena itu, pemilihan pendekatan haruslah tepat atau sesuai dengan masalah yang dirumuskan supaya tujuan dari penelitian dapat tercapai sesuai dengan sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. menurut Subana dan Sudrajat, (2005:13-25) penelitian kualitatif cenderung dipakai untuk mengkaji objek berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Menurut Bodgan dan Taylor dalam Lex J. Moleong (2004:4) penelitian kualitatif adalah ”sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftip berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”
B. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi penelitian di MTs Khulafaur Rasyidin Pontianak, yang terletak di Jalan A Yani. Pengambilan lokasi dalam penelitian ini, atas beberapa alasan yaitu:
1. Penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah di MTs Khulafaur Rasyidin belum pernah diadakan penelitian.
2. Peneliti merupakan salah satu alumni di MTs Khulafaur Rasyidin.
3. MTs Khulafaur Rasyidin merupakan sekolah di bawah yayasan Ponpes Khulafaur Rasyidin yang ada di Kabupaten Kubu Raya, dari observasi awal diketahui: dalam memimpin kepala sekolah sangat tegas dalam segala hal, baik kepada guru maupun kepada siswa.
4. Kepala sekolah selalu di tempat kecuali ada kegiatan di luar seprti rapat, sehingga peran kepala sekolah digantikan oleh kepala yayasan atau staf ponpes Khulafaur Rasyidin
5. Siswa kadang-kadang berhadapan langsung dengan kepala sekolah
6. Dalam proses pembelajaran siswa cenderung kurang bersemangat hal tersebut ditunjukkan oleh aktivitas siswa yang tidak relevan dalam proses pembelajaran seperti melamun, ribut pada saat pembelajaran dan tidur pada saat pembelajaran.
7. Apabila kepala sekolah masuk kelas semuanya diam dan tampak bersemangat dalam belajar serta tidak ditemukan siswa yang ribut, melamun dan tidur.
C. Sumber Data
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa di MTs Khulafaur Rasyidin Pontianak yang berjumlah 1 orang kepala sekolah, dan 3 orang guru yang mempunyai jabatan di MTs Khulafaur Rasyidin Pontianak yang terdiri dari 1 orang wakil kepala sekolah, 1 orang waka kurikulum, 1 orang waka kesiswaan. Sumber data sekunder dalam penelitian ini 6 orang siswa sebagai data pendukung, karena yang dibelajarkan adalah siswa sehingga siswa lebih tahu apa yang diajarkan oleh guru.
Prosedur pengumpulan data yang terdapat dalam suatu penelitian akan memungkinkan tercapainya pemecahan masalah secara valid dan plexsible, yang pada gilirannya memungkinkan dirumuskannya generalisasi yang obyektif (Hadari Nawawi, 2005:35). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga teknik pengumpul data yaitu:
1. Teknik Komunikasi Langsung
Lexi J. Moleong (2006:135) menyatakan bahwa “Wawancara merupakan percakapan yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai”. Wawancara mendalam mengacu kepada situasi dimana peneliti berusaha mengetahui semaksimal mungkin berbagai persoalan pokok yang ada hubungannya dengan apa yang sedang diteliti. Wawancara tersebut bertujuan untuk menperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari responden tentang fokus penelitian yang ditanyakan.
Wawancara tersebut akan diberikan kepada kepala sekolah, 5 orang guru dan 6 orang siswa untuk memperoleh informasi yang berkenaan dengan bentuk-bentuk kepemimpinan kepala sekolah, cara kepala sekolah dalam memotivasi belajar siswa dan kendala yang dihadapi oleh siswa dalam memotivasi belajar siswa.
2. Observasi Non Partisipan
Menurut Sugiono (2011:166) observasi non partisipan adalah ”Peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati dan hanya sebagai pengamat independen”. Adapun alat pengumpul data yang digunakan pada teknik observasi partisipan ini adalah catatan lapangan.
3. Dokumentasi
Peneliti menggunakan teks-teks tertulis dalam kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin tahun 2012. Sebagai dokumentasi program tertulis yang dimaksud adalah berupa salinan foto kopi yang sejarah beridirnya MTs Khulafaur Rasyidin, foto-foto kegiatan pembelajaran.
E. Pengecekkan Keabsahan Data
Data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti tidak selamanya memiliki kebenaran sesuai dengan fokus penelitian bahkan boleh jadi terdapat kecurangan atau kelebihan ungkapan. Untuk itu, perlu adanya pengecekan terhadap data yang telah terkumpul tersebut, sehingga penelitian tersebut memilki kredibilitas yang tinggi dalam pengecekan data. Cara yang peneliti gunakan untuk pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian adalah:
1. Ketekunan Pengamatan
Peneliti mengamati kegiatan kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin tahun 2012 dengan para siswanya. Tujuannya adalah untuk melengkapi informasi mengenai kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin tahun 2012.
Triangulasi mengandung arti membandingkan data yang diperoleh dari sumber data primer dengan data yang diperoleh dari sumber data sekunder dengan tujuan untuk menguji keabsahan data. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data primer adalah kepala sekolah dan para guru. Sedangkan yang menjadi sumber data sekunder adalah para siswa di MTs Khulafaur Rasyidin Pontianak.
3. Member Check
Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis, ditafsirkan dan disimpulkan kemudian peneliti berusaha mengadakan pengecekan kembali dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data untuk mengetahui pendapat tersebut benar atau tidak dengan menggunakan pedoman wawancara dengan guru yang diwawancarai sehingga memudahkan peneliti dalam mengecek segala kekurangan yang dirasa perlu diperbaiki.
F. Tahapan-Tahapan Penelitian
Adapun kegiatan analisis data menurut Miles dan Huberman (Harun Rasyid, 2000:123) bahwa model analisis data interaktif apabila disajikan dalam bentuk gambar, maka proses analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:
Sumber: Miles dan Huberman, (dalam Harun Rasyid, 2003:123).
Gambar 3.1: Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MTs Khulafaur Rasyidin
Sejarah berdirinya MTs Khulafaur Rasyidin dilandasi oleh kesadaran masyarakat desa Sungai Raya tentang arti pentingnya pendidikan agama bagi kehidupan, guna mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat. Saat itu penyelenggaraan pendidikan agama yang ada baru berupa sebuah majlis ta’lim yang bernama Majlis Ta’lim dan Dzikir Tarekat al-Qadiriyah. Namun keberadaan majlis taklim tersebut dianggap oleh masyarakat belum cukup untuk dijadikan sarana pembinaan keagaman, khususnya untuk generasi penerus, karena itu perlu didirikan suatu lembaga pendidikan keagamaan.
Pengumpulan data Penyajian data
MTs Khulafaur Rasyidin dibuka bulan Juni 1998 dengan NSPP: 512 610 205 030 bersama dengan dibukanya pendidikan formal tingkat menengah dibawah naungan Departemen Agama, yakni Madrasah Tsanawiyah Khulfaur Rasyidin (MTs Khulfaur Rasyidin) dengan NSM : 212 610 205 052 dan pada tahun tahun 2002/2003 MTsKhulafaur Rasyidin telah membuka secara resmi pendidikan lanjutan dibawah naungan Departemen Agama yaitu Madrasah Aliyah Swasta Khulafaur Rasyidin (MAS Khulafaur Rasyidin) dengan NSM: 312 610 206 070.
2. Visi dan Misi MTs Khulafaur Rasyidin a. Visi MTs Khulafaur Rasyidin
Kokoh dalam aqidah, berakhlak mulai, disiplin, berprestasi, mandiri, berwawasan al Qur’an dan al Hadits, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Misi MTs Khulafaur Rasyidin
1). Melaksanakan pembelajaran secara efektif untuk menigkatkan nilai ujian nasional
2). Mengkaji dan mendalami al Qur’an dan al Hadits untuk mempersiapkan genarasi muslim yang berkwalitas dan berakhlakul karimah
3). Meningkatkan kwalitas ke-Islaman
4). Mengaktualisasikan kitab salaf dalam kehidupan sehari-hari. 5). Membentuk pola pikir santri yang dinamis sesuai dengan Al
Qur’an dan Al Hadits.
6). Menumbuh kembangkan sumber daya santri dengan mengkaji dan mendalami ilmu-ilmu agama dan wawasan ke-Indonesiaan secara seimbang.
7). Meningkatkan intensifitas pembelajaran bahasa Arab dan Inggris.
8). Membudayakan aktif bahasa Arab dan Inggris.
9). Meningkatkan kualitas output santri terutama keilmuan dan kebahasaan.
3. Tujuan MTs Khulafaur Rasydin a. Memberdayakan potensi Madrasah.
b. Memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggan Madrasah.
c. Meningkatan prestasi belajar santri dengan indikator penigkatan nilai kelas dan perolehan nilai ujian nasional.
d. Meningkatan kemampuan bahasa Arab dan inggris secara aktif.
e. Mempersiapkan santri untuk melanjutkan jenjang pendidikannya ke luar negeri.
f. Meningkatan pengabdian kepada Agama, bangsa dan masyarakat. g. Menigkatan kemampuan santri dalam menyelesaikan permasalahan
khusunya dibidang agama.
h. Menigkatkan presatasi olah raga dan kepramukaan. 4. Kondisi Siswa
tahun 2000/2001 yang mencapai 250 siswa, tiga tahun berikutnya mengalami penurunan yaitu 162,160 dan 170. sedangkan 6 tahun berikutnya mengalami naik turun yaiu 72, 42, 92, 93, 42 dan 92 orang siswa pada tahun 2011/2012.
5. Kondisi Guru
Pada tahun 2004/2005 dan 2005/2006 guru lulusan SLTA berjumlah 16 orang guru, D3 3 orang guru dan S-1 24 orang guru yang terdiri dari 17 orang guru tetap dan 26 orang guru tidak tetap. Namun pada tahun 2006/2007 jumlah guru mengalami penurunan menjadi 12 orang guru lulusan SLTA, 4 orang lulusan D3 dan 20 orang lulusan S-1 yang terdiri dari 14 orang guru tetap dan 22 orang guru tidak tetap. Selanjutnya pada tahun 2007-2012 jumlah guru mengalami penurunan lagi menjadi 7 orang guru lulusan SLTA, 2 orang guru lulusan D3 dan 20 orang guru lulusan S-1 serta terdapat 3 orang guru yang lulus sertifikasi.
6. Sarana dan Prasarana MTs Khulafaur Rasyidin
Sarana dan prasaran yang dimiliki oleh MTs Khulafaur Rasyidin sudah dikategorikan lengkap, karena telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai seperti ruang kelas 16 ruang, 1 ruang LAP IPA, 2 ruang lab. Bahasa, 2 ruang computer, 2 ruang perpustakaan, 1 ruang keterampilan, 1 ruang serbaguna, 2 kantin, 1 ruang BP/BK, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang TU, 2 ruang osis, 2 kamar mandi/WC guru, 6 kamar mandi/WC siswa, 1 gudang, 2 ruang ibadah, 6 asrama murid dan 2 kios phone.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di MTs Khulafaur Rasyidin Pontianak yang mengkaji tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTS Khulafaur Rasyidin tahun 2012 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk motivasi belajar yang diupayakan Kepala Sekolah dalam memotivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin yaitu:
a. Memberikan hadiah. Hadiah diberikan kepada siswa yang memperoleh prestasi tinggi dalam pembelajaran, maksudnya agar siswa yang memperoleh prestasi rendah dapat belajar lebih giat.
b. Hukuman diberikan kepada siswa yang melanggar aturan atau tata tertib agar siswa tidak mengulangi kesalahannya.
2. Cara kepala sekolah dalam memotivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin yaitu:
a. Keteladanan, yaitu memberikan contoh yang baik dalam belajar mengajar seperti berakhlak mulia dalam segala perbuatan.
b. Menggunakan strategi yang berpusat kepada siswa dalam pembelajaran, yaitu menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
3. Kendala kepala sekolah dalam memotivasi belajar siswa di MTs Khulafaur Rasyidin adalah kedisiplinan siswa masuk sekolah, masih banyak siswa yang melanggar aturan tata tertib yang berlaku seperti terlambat masuk sekolah dan tanpa keterangan, selain itu juga, guru dalam mengajar kurang mampu mengelolah kelas sehingga kelas menjadi ribu, guru juga dalam mengajar jarang menggunakan media dan strategi pembelajaran.
B. Saran-Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas yang membahas mengenai kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTS Khulafaur Rasyidin tahun 2012 dapat penyaji sampaikan beberapa saran meliputi:
1. Kepala sekolah merupakan seorang pemimpin dalam suatu sekolah. Sebagai pemimpin kepala sekolah harus bersikap profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itu seorang kepala sekolah dituntut untuk menguasai setiap perubahan dalam sistem pendidikan.
2. Kepala sekolah harus dapat menciptakan komunikasi yang baik dengan guru-guru. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendengarkan keluh kesah dan masukan dari guru-guru dan memperlakukan guru tersebut dengan adil tanpa membedakan satu dan lainnya. Kepala sekolah juga dituntut untuk memahami karakter dari masing-masing guru, karena hal ini berpengaruh terhadap kinerja guru tersebut.
3. Setiap kali ada program-program atau sistem yang baru di bidang pendidikan kepala sekolah harus menyampaikan kepada guru-guru, agar guru-guru dapat mengikuti setiap perkembangan dalam bidang pendidikan. Kepala sekolah dapat mengadakan rapat atau pun seminar yang membahas mengenai perkembangan baru di bidang pendidikan dengan cara mengikut sertakan guru-guru dalam acara tersebut.
4. Antara guru satu dan lainnya diharapkan dapat saling menginformasikan apabila mendapatkan ilmu yang baru. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan guru agar tidak ketinggalan informasi dan menciptakan hubungan yang baik antar rekan sejawat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Nasih Ulwan, 1981.Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Athiya Al-Abrasyi, 2003. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang Jakarta
Arsyad, 2006.Media Pembelajaran.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Achmad Sanusi, 2001. Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Alisuf Sabri, 2008.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: CU Pedoman Ilmu Jaya. Dimyati dan Mudjiono, 2005. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, PT. Raja
Grafindo.
Elhefni, 2008.Psikologi Belajar.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fatturrohman dan Sutikno, 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hadari Nawawi, 2005. Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta: Gajah Mada. University Press.
Hadari Nawawi, 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: PT. Gajahmada University Press Asmara.
Husein Umar, 1999.Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Bumi Aksara. Harun Rasyid, 2000. Metododologi Penelitian Kualitatif, Bidang Ilmu Sosial
Agama. Pontianak: STAIN Press.
Hery Noer Ali, 2009. Bimbingan dan Koseling Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Idochi, 2004.Administrasi Pendidikan dan Manajemen. Bandung: Alfabeta. Ibtisam, 2002.School-Based Management. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Kamarudin, 2009.“Metode Penulisan Skripsi dan Tesis”PT. Angkasa, Bandung Kartono, 2006. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Lex J. Moleong, 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
M. Manullang, 2001.Azaz-Azaz Pendidikan Islam.Jakarta: Pustaka Al-Husna. Muhibbin Syah, 2005.Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Moekiyat, 2006.Manajemen Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta.
Moh. Fakry Gaffar, 2007. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Miarso, 2000. Pengantar Psikologi Belajar, Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Malang
Nana Sudjana, 2004. Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.
Ngalim Purwanto, 2010.Psikologi Belajar.Jakarta: Renika Cipta.
Oemar Hamalik, 2005. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Rahmat, 2001.Metode Penelitian Pendidikan.Jakarta: Renika Cipta. Robbins, 2003.Supervisi Pendidikan.Jakarta: Renika Cipta.
Riva’I, 2005. Manajemen Sekolah Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sardiman, 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syafafuddin, 2002. Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Soekarto, dkk, 2006. Pengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik. JKT: Ghalia Indonesia.
Soewarno Hadayaningrat, 2000. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Penerbit Alumni, Bandung.
Santoso, 2002. Penghargaan Reward dan Hukuman (Punishment) dalam Pendidikan Islam. http://buntetpesantren.org/penghargaan-reward-dan-hukuman-punishment-dalam-pendidikan-islam, Diakses 29 Juli 2012. Sarwoto, 2002.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sondang P. Siagian, 1997.Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung. Subana dan Sudrajat, 2005.Statistik Pendidikan.Jakarta: Pustaka Setia. Sukardi, 2005.Bimbingan Koseling.Jakarta: Renika Cipta.
Sumidjo, 1999 .Kepemimpinan Kepala Sekolah,Jakarta. S. Nasution, 2008.Metode Research. Bandung: Jemmars.
Tholhah, 2004.Membuka Jendela Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.
Uray Husna Asmara, 2004.Penulisan Karya llmiah. Pontianak: Fahruna Bahagia. Purwanto, 1998. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Pamudji, 2005.Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: PT. Grasindo.