135
Penerapan Metode Permainan Kartu Bercerita Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia bagi Siswa Kelas V Semerter I SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran 2017/2018
Roesmiyatun
hajjahroes59@gmail.com/SDN Kamal 03 Bangkalan
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengungkap permasalahan apakah dengan metode permainan kartu bercerita dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V semester 1 SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan tahun pelajaran 2017/2018? Penelitian menggunakan model desain penelitian kemmis berdasarkan siklus-siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu rencana tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penilitian adalah siswa kelas V semester 1 SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 20 anak. Hasil penelitian di peroleh bedasarkan data observasi perbaikan adalah prestasi belajar siswa pada siklus I 55%dan di atas KKM (kriteria ketuntasan minimum) dengan nilai standar 69. dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 90% siswa yang mendapat ketuntasan belajar, walaupun 10% siswa tetap mendapat pelayanan khusus agar sesuai dengan siswa lainnya. Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dapat di tarik kesimpulan bahwa penerapan metede permainan kartu bercerita yang di gunakan dapat meningatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas V semester 1 SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan. Hal ini menunjukkan bahwa metode dan strategi belajar yang digunakan peneliti dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa kelas V semester 1 SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan tahun pelajaran 2016/2017
Kata Kunci : Menulis karangan melalui metode permainan kartu bercerita.
136
write essay grade V students semester 1 SDN Kamal 03 Kamal District Bangkalan District. This shows that the methods and learning strategies used by researchers can improve the activity and achievement of students in grade V semester 1 SDN Kamal 03 Kamal District Bangkalan District lessons 2016/2017.
Keywords: Writing essays through story telling card game method.
Pendahuluan
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu, upaya
peningkatan kualitas sekolah merupakan titik central upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi tercipta nya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya
peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Pendidikan senantiasa merupakan beban dan tantangan bagi setiap Negara. Kita sebagai pendidik dan guru harus menyadari adanya tantangan tersebut.
Sesuai dengan bidang kemampuan kita masing-masing dan mengetahui perma-salahan yang ada disekitar kita serta perlu memahami perkembangan pendi-dikan bahasa sekarang.
Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pendidikan formal dan sangat penting karena dapat memberikan sumbangan kepada mata pelajaran yang lain di samping dapat meningkatkan taraf berpikir logis.
Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, kenyataannya pengajaran menulis dan membaca kurang menda-patkan perhatian. Pelly (1992) menya-takan bahwa pelajaran membaca dan
menulis yang dulu merupakan pelajaran dan latihan pokok kini kurang mendapatkan perhatian baik dari para siswa sehingga selalu mempunyai pres-tasi yang rendah. Akibatnya, berbahasa Indonesia para siswa kurang memadai.
137 sebuah media pembelajaran agar murid
lebih belajar intensif dan menyenangkan, dari hasil yang diterima siswa tentang menulis karangan bahwa dari 20 siswa yang bisa menulis karangan yang baik hanya 11 siswa (55%) dan 9 siswa (45%) belum mendapatkan nilai yang memuaskan atau di bawah batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasar-kan kejadian tersebut, maka penulis meminta bantuan dari teman sejawat untuk membantu mengindentifikasikan kekurangan dari pembelajaran yang telah dilakukan.
Dari hasil diskusi laporan dengan teman sejawat dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi saat pembelajaran
adalah sebagai berikut :sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam merang-kai kalimat. Hal tersebut menimbulkan kegiatan pembelajaran yang pasif, yang juga merupakan kegagalan
pembela-jaran.
Untuk mengatasi kegagalan tersebut, penulis mempelajari beberapa metode dan media pembelajaran. Salah satu di antaranya adalah penggunaan media pembelajaran kartu bercerita.
Media pembelajaran kartu bercerita adalah kartu yang berisi kalimat utama
yang harus dikembangkan siswa menjadi
kalimat-kalimat penjelas agar menjadi sebuah wacana (Depdikbud, 1997: 16). Secara berkelompok siswa menganalisa kartu-kartu yang diberikan, mengurut-kannya, kemudian membuat sebuah karangan dari rangkaian kartu yang telah diurutka
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut. Maka penulis dapat merumus-kan Penelitian Tindamerumus-kan Kelas ini, adalah “Apakah hasil belajar menulis karangan dapat ditingkatkan dengan penerapan metode kartu bercerita pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bagi Kelas V Semester 1 SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan ?”
Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis karangan melalui penerapan metode permainan kartu bercerita pada
138 karangan melalui metode permainan
kartu bercerita pada siswa kelas V Semester 1 SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan.
Kata “media” menurut Heinick,dkk (1982) berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” (between) yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan (receiver).dalam proses pembelajaran, media ini dapat diartikan sebagai berikut :1) media pembelajaran merupakan wahana dari pesan/informasi yang oleh sumber (guru) ingin diteruskan kepada penerima pesan (siswa). 2) pesan atau bahan ajar yang
disampaikan adalah pesan/materi pembelajaran. 3) tujuan yang ingin di capai adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Dalam proses komunikasi guru
berperan sebagai komunikator yang akan disampaikan pesan/bahan ajar kepada siswa sebagai penerima pesan. Agar pesan atau bahan ajar yang disampaikan guru dapat diterima ole siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan yaitu media pembelajaran.
Terjadinya komunikasi antara siswa
dengan media atau secara tidak langsung tentunya antara siswa dengan penyalur pesan (guru), dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa proses belajar mengajar telah terjadi. Media pembela-jaran tersebut berhasil menyalurkan pesan/bahan ajar apabila kemudian terjadi perubahan tingkah laku pada diri si belajar (siswa).
Media sangat penting dan harus di jadikan sebagai bagian tak terpisahkan dalam proses pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku siswa. Sebab banyak hasil penelitian bahwa proses pembelajaran kan lebih berhasil bila siswa turut aktif
dalam pembelajaran tersebut. Pengeta-huan seseorang paling banyak di peroleh secara visual atau melalui indera penglihatan (British Audio-Visual Association)
Memperhatikan pentingnya media pendidikan maka tidak ada alasan lagi apabila inginkan proses belajar-mengajar yang berhasil selain menggunakan media pembelajaran pada setiap proses belajar-mengajar tersebut.
139 proses pembelajaran, baik yang di jual di
toko-toko maupun yang dibuat atau didesain sendiri oleh guru, maka di tuntut untuk mengetahui berbagai jenis media tersebut serta memiliki kateristik-keteristik yang dimiliki dan media yang cocok dengan tujuan yang ingin di capai dalam proses pembelajaran.
Metode permainan merupakan cara menyajikan bahan pengajaran dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh atau menemukan pengertian dan konsep tertentu. Permainan dalam arti permainan pendidikan, siswa melakukan kegiatan (permainan) dalam kerangka proses belajar mengajar. Sebagai metode mengajar metode
permainan dapat dilakukan secara individual atau kelompok
Penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral dan norma, dapat dicapai bilamana siswa secara langsung
bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan pemecahan masalah dilakukan melalui peragaan. Oleh karena itu metode ini dapat menghasilkan suatu pengalaman yang berharga bagi siswa.
Manusia banyak menggunakan bahasa lisannya dalam berkomunikasi sehari-hari. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa bahasa tulis atau non
lisan pun sangat diperlukan dalam komunikasi manusia. Kegiatan berba-hasa melalui tulisan disebut kegiatan menulis. Tarigan (1985: 21) memberikan batasan menulis sebagai berikut, “Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.” Sedangkan D’ Angelo dalam Tarigan (1985: 22) mengungkapkan, “Belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu.”
Lebih lanjut Cahyani dan Hodijah (2007: 128) menyatakan bahwa kegiatan menulis itu merupakan upaya penulis untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu penulis harus memilih,
140 mengerti apa yang diinginkan oleh
penulis.
Baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan mempunyai tujuan yang sama yaitu menyampaikan maksud pembicara atau penulis. Kita harus dapat menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulisan yang baik dan benar agar maksud kita dapat disampaikan dengan baik. Bahasa yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Pengu-taraan sesuatu dengan menggunakan susunan bahasa yang baik dan teratur dalam bahasa tulisan itulah yang disebut karangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusyana, “Wujud pengutaraan sesuatu secara tersusun dengan memper-gunakan bahasa disebut karangan. Jadi karangan adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, perasaan, pengin-draan, khayalan, kehendak, keyakinan, dan pengalaman kita” (1982: 1).
Lebih lanjut Misdan (1980: 120) mengatakan, “Karangan adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, perasaan, pendirian, khayalan, kehendak, dan pengalaman kita. Tetapi lazimnya kata karangan itu hanya menyangkut karya tulis. Maka dari itu karangan
hanyalah diartikan mengutarakan sesuatu dalam bentuk tulisan.”
Mengarang dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi secara tidak langsung antara penulis dengan pembaca. Sebagai bahasa tulis karangan memiliki perbedaan dengan bahasa lisan. Dalam bahasa lisan, pembicara dibantu dengan adanya gerak tubuh, mimik, intonasi, dan ekspresi sehingga dapat mengurangi kesalah-pahaman informasi. Sedangkan pada karangan, penulis tidak dapat menun-jukkan secara langsung gerak tubuh, mimik, intonasi, dan ekspresinya sehingga diperlukan keterampilan dalam menggunakan bahasa yang baik dan
benar.
Bahasa yang baik dan benar pada sebuah karangan antara lain dapat dilihat dari segi pengembangan pokok pikiran, keterkaitan antar paragraf, ejaan dan
141 yang menjadi maksud pengarang dalam
tulisan yang dibuatnya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karangan adalah wujud pengutaraan pikiran, perasaan, pendirian, khayalan, kehendak, dan pengalaman penulis secara tersusun baik dengan menggunakan bahasa tulisan agar pembaca dapat memahami apa yang menjadi maksud pengarang dalam tulisan yang dibuatnya.
Metode Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan di kelas V SDN Kamal 03 Desa. Kamal Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan dengan kompetensi dasar menulis kara-ngan berdasarkan pengalaman dekara-ngan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. 2) Karakteristik siswa yang terdapat di kelas V SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan sebagai berikut : a) Jumlah siswa dalam satu kelas terdiri dari 20 siswa, dengan rincian 13 siswa perempuan dan 7 siswa
laki-laki. b) Kondisi ekonomi siswa kelas menengah ke bawah. c) Kondisi daya serap siswa sangat berfariatif. d) Antusias belajar siswa 50%, sedangkan
50% siswa minatnya belajar nya minim.
Penelitian ini dilakukan di kelas
V SDN Kamal 03 Desa Kamal Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan perencanaan perbaikan dilaksanakan pada semester 1.
Siklus I
Rencana Penelitian, 1) Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan untuk penelitian tindakan kelas dengan materi menulis karangan. 2) Merancang pembelajaran dengan menekankan pada kegiatan belajar menggunakan metode permai-nan kartu bercerita. 3) Meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengamatinya berlangsungnya peneli-tian tindakan kelas. 4) Menyiapkan
sarana dokumentasi, lembar pengamatan guru, lembar pengamatan siswa, dan daftar nilai evaluasi.
1) Pengamat mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru
142 format observasi yang sudah disiapkan
dengan mencatat semua hal-hal yang diperlukan selama tindakan. 4) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format pembahasan materi.
Refleksi
Setelah melakukan pengamatan pada pembelajaran siklus I maka dilanjutkan suatu refleksi atas segala kegiatan yang telah dilaksanakan. Dari hasil diskusi yang dilakukan oleh teman sejawat dan guru dihasilkan suatu keputusan bahwa terdapat beberapa siswa yang masih kebingungan di mulai dari mana untuk menulis karangan. Berdasarkan analisis tes siklus I terdapat 9 anak (45% yang belum tuntas) kendalanya karena
kurangnya ide dari siswa dan waktunya kurang panjang. Maka pengamat menyarankan pada Siklus II untuk membentuk kelompok belajar yang lebih besar yaitu setiap kelompok terdiri dari 5
siswa agar diskusi lebih banyak ide dan memberi waktu yang panjang untuk menulis karangan pengalaman pribadi. Siklus II
Rencana Penelitian, 1) Merancang kembali rencana perbaikan pembe-lajaran (RPP) yang akan digunakan untuk penelitian tindakan kelas dengan
materi menulis karangan.2) Merancang
kembali pembelajaran dengan mene-kankan pada kegiatan belajar menggunakan metode permainan kartu bercerita. 3) Merancang pembentukan kelompok belajar yang tiap-tiap kelompoknya terdiri dari 5 siswa. 4) Meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengamatinya berlangsungnya penelitian tindakan kelas. 5) Menyiapkan sarana dokumentasi yaitu lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan daftar nilai evaluasi. 6) Merancang pelaksanaan evaluasi secara individu sebagai umpan balik dari materi yang telah diajarkan.
Pengamatan Penelitian, 1) Pengamat
mengamati guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa pada pokok bahasanya menulis karangan. 2) Pengamat mengamati siswa dalam mengerjakan permainan kartu bercerita
143 siswa yang lain saling menyanggah dan
saling memberi pendapat. 5) Dari pengamatan terhadap hasil evaluasi individual siswa, sudah menunjukkan peningkatan dibanding dengan nilai pada siklus I. 6) Pengamat melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah di siapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. 7) Pengamat menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah di kembangkan.
Refleksi
Seperti pada siklus I, siklus II pengamat melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran,
selanjutnya melakukan suatu refleksi atas segala kegiatan yang dilakukan. Dari hasil diskusi yang dilakukan oleh teman sejawat, dihasilkan suatu keputusan refleksi sebagai berikut :
Pembelajaran melalui kelompok belajar melalui metode teman sebaya berjalan dengan lancar, Keaktifan siswa pada siklus II dalam pembelajaran sebagai berikut. 1) Anak yang aktif dalam mengerjakan tugas 17 siswa (85%), 2) Siswa yang bekerja dengan teman sebangku 16 siswa (80%), 3) Siswa yang
berani mengungkapkan pendapat 17
siswa (85%), 4) Anak yang belum tuntas ada 2 siswa (90%) dan yang sudah tuntas 18 siswa (90%). Maka pada siklus II ketuntasan sudah di atas 70%. Dengan demikian ada peningkatan keaktifan belajar siklus II.
Dari tes akhir individu telah menunjukkan adanya peningkatan nilai. Jika pada pertemuan I rata-rata nilai evaluasi individu 72,5 sedangkan pada siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 80,75.
Berdasarkan temuan hasil refleksi evaluasi dalam siklus II secara keseluruhan maka siklus pada penelitian tindakan ini dirasa cukup, dan tidak
perlu ada langkah perbaikan siklus berikutnya, karena sudah menjawab permasalahan serta mencapai tujuan yang dikehendaki dalam penelitian tindakan kelas ini. Maka pada siklus II
144 Hasil dan Pembahasan
Sesuai dengan temuan data dari jawaban siswa terhadap test ulangan harian yang diberikan oleh penulis pada siswa dalam hal untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia melalui metode permainan kartu bercerita di kelas V semester I SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan, maka selanjutnya dapat dikemukakan bahwa : 1) Ketika pelaksanaan perbandingan hasil mata pelajaran Bahasa Indonesia pada saat proses belajar mengajar di kelas diketahui bahwa siswa yang memakai metode Permainan Kartu Bercerita secara berkelompok dengan metode
Permainan Kartu Bercerita bersama teman sebangku ternyata ada sebuah perbedaan yang mengarah kepada peningkatan prestasi belajar yang cukup signifikan di kelas V Semester I SDN
Kamal 03 Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan. 2) Seperti yang di ketahui proses pembelajaran, yang merupakan suatu kegiatan pentransferan makna dari seorang guru terhadap siswa, diketahui pada saat pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas proses belajar tersebut dengan metode Permainan Kartu
Bercerita ternyata membawa perubahan
yang meningkat, kalau peserta didik mengalami atau melakukannya, dengan penggunaan metode yang lebih tepat dan efektif.
Melalui model pembelajaran metode Permainan Kartu Bercerita terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep pembelajaran. Dengan model pembelajaran metode tutor teman sebaya guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar melalui bagaimana cara belajar dengan
menumbuhkan minat dan keinginan untuk menemukan dan mengetahui sendiri konsep dasar dari materi pembelajaran yang akan dipelajari.
Berdasarkan hasil Penelitian
145 model pembelajaran “Metode Permainan Kartu Bercerita”.
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian yaitu untuk mengetahui upaya meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia melalui metode permainan kartu bercerita di kelas V semester I SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan metode permainan kartu bercerita maka peneliti memberi kesimpulan-kesimpulan diantaranya adalah : 1) Nilai ketuntasan belajar siswa pada saat Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan diketahui, bahwa untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi menulis karangan berda-sarkan pengalaman dengan memper-hatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan diketahui hasilnya yaitu, pada
siklus pertama 55% dan siklus kedua 90%. 2) Kondisi aktifitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan kartu bercerita dapat meningkat sehingga kegiatan pembelajaran inovatif ini menjadi lebih terpusat pada siswa, serta membantu siswa untuk lebih
menyenangi mata pelajaran Bahasa
Indonesia. 3) Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini setelah terbukti, sehingga hipotesis yang menyatakan “Diduga ada peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia melalui metode permainan kartu bercerita di kelas V semester I SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan”, terbukti kebenarannya. 4) Dengan menggunakan “Metode Permainan Kartu Bercerita” guru dapat memperhatikan pentingnya pengelolaan kelas. Karena dapat melancarkan proses belajar mengajar di dalam kelas, sebab pembelajaran dengan menggunakan “Metode Permainan Kartu Bercerita” yang baik dalam kelas akan mempermudah kelancaran belajar mengajar yang baik, maka proses pembelajaran yang terganggu dan hasilnya kurang memuaskan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
146 SDN Kamal 03 Kecamatan Kamal
Kabupaten Bangkalan, secara signifikan.
Daftar Pustaka
WinataPutra, Udin S, dkk. (2004) Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka. Andani. (2009). Pemantapan
Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka
Wardhani, IGAK, Winardit, Kuswaya. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.
Mulyati, Yeti. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tarigan, Djgo, dkk. (2005). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta : Universitas Terbuka
.Suparno, Yunus, Mohammad. (2008). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka. Karsidi, Hasim, Nafron.( 2006). Gemar
Berbahasa Indonesia 5. Solo : PT Tiga Serangkai .
Tarigan, H.G. (1985). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa