• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL LAYANAN DOSEN PEMBIMBING AKADEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROFIL LAYANAN DOSEN PEMBIMBING AKADEMIK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Deasi Yunika Khairun & Ibrahim Al Hakim: Profil Layanan Dosen Pembimbing… │31

PROFIL LAYANAN DOSEN PEMBIMBING AKADEMIK

DEASY YUNIKA KHAIRUN & IBRAHIM AL HAKIM Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

e-mail : deasyyunikakhairun@untirta.ac.id&ibrahimhakim@untirta.ac.id

Abstract: The aim of this research is to profile the service of Academic Advisory provides

guidance for students. Research also aim to found the barriers or obstacles encountered

academic adviser in providing academic guidance services. This research use quantitative

approach with questionare of Academic Advisory Service, interview the students and

Academic Advisory Service, observation, and documentary study. Sample in this research

are students of Guidance and Counseling Program Study and lecture who have the task as

Academic Advisory in Guidance and Counseling Program Study. This research found that

the Academic Advisory has giving all indicator service based on Statuta of Sultan Ageng

Tirtayasa University and Standar Operational Procedur Academic Advisory Service. But,

there are seceral obstacles or constraints faced by the Advisory Academid in the service of

student guidance, such as time limitation od Advisory Academic, imbalance in the ratio

between the number of Advisory Academid and discipline of students in following the

schedule of academic guidance.

Keywords: Academic Advisory Services, Academic Guidance

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk profil layanan Penasihat Akademik

memberikan bimbingan bagi siswa. Penelitian juga bertujuan untuk menemukan

hambatan-hambatan yang dihadapi penasihat akademis dalam memberikan layanan

bimbingan akademik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

questionare Layanan Penasehatan Akademik, wawancara siswa dan Layanan Penasehatan

Akademik, observasi, dan studi dokumenter. Sampel dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling dan dosen yang memiliki tugas Jurnal Edukasi

(2)

Deasi Yunika Khairun & Ibrahim Al Hakim: Profil Layanan Dosen Pembimbing… │32 sebagai Penasihat Akademik dalam Studi Bimbingan dan Konseling. Penelitian ini

menemukan bahwa Penasehat Akademik telah memberikan semua indikator layanan

berdasarkan Statuta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Badan Penasihat Akademik

Standar Operasional Prosedur. Namun, ada beberapa kendala-kendala yang dihadapi

Penasihat Akademi dalam memberikan layanan bimbingan kepada siswa, seperti

keterbatasan waktu, ketidakseimbangan dalam rasio antara jumlah Penasehat Akademis

dengan jumlah siswa dalam mengikuti jadwal bimbingan akademik.

Kata kunci: Layanan Penasihat Akademik, Panduan Akademik

A. Pendahuluan

Dosen Pembimbing Akademik (PA) adalah dosen yang ditetapkan untuk

melaksanakan pembimbingan kepada mahasiswa yang berfungsi sebagai sumber

informasi, sebagai penampung kesulitan, sebagai petunjuk dan pemberi saran serta

sebagai pemantau kegiatan mahasiswa .1Usaha-usaha yang dilakukan oleh dosen

pembimbing akademik terhadap mahasiswa bimbingan yang dilakukan secara

teratur dan terarah sehingga dapat memotivasi kegiatan belajar sehingga mahasiswa

akan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. Pembimbingan akademik

secara umum meliputi kegiatan (1) membina dan mengarahkan mahasiswa agar

dapat bersikap sebagai ilmuwan dalam rangka mengembangkan kebebasan

akademik sesuai dengan bidang ilmu yang ditempuhnya, (2) menentukan jumlah

beban studi yang akan diambil mahasiswa untuk semester yang sedang berjalan, (3)

memantau dan membimbing mahasiswa demi kelancaran studinya serta membantu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa yang bersangkutan baik

yang bersifat akademik maupun nonakademik yang diperkirakan dapat

mengganggu pencapaian keberhasilan studi, dan (4) menentukan/memutuskan

boleh atau tidaknya mahasiswa yang bersangkutan menempuh ujian akhir semester.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan layanan

bimbingan di perguruan tinggi berdasarkan SOP FKIP Untirta, yaitu: Pertama,

persyaratan umum, yaitu berkaitan dengan kelengkapan instiitusi yang penunjang

1

(3)

upaya layanan bimbingan yang mencakup : (1) Adanya biro bimbingan dan

konseling yang dilengkapi dengan bank evaluasi yaitu suatu bagian yang

mengelola, mengumpulkan, menyimpan dan menggunakan alat-alat pengukuran

dan evaluasi khususnya bagi kepentingan layanan bimbingan, (2) Biro bimbingan

konseling harus dikoordinir oleh seorang tenaga ahli bimbingan sesuai dengan

kualifikasinya dan berada di bawah lembaga perguruan tinggi yang bertanggung

jawab langsung kepada rektor, (3) Biaya dan fasilitas yang diperlukan untuk

menjalankan program layanan bimbingan haruslah menjadi bagian integral dari

keseluruhan pembelajaran perguruan tinggi yang bersangkutan, (4) Isi program

bimbingan haruslah disesuaikan dengan ciri khas masa perkembangan yang dialami

oleh mahasiswa pada umumnya, (5) Layanan-layanan bimbingan haruslah

menjangkau ke seluruh mahasiswa dan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua

mahasiswa di perguruan tinggi yang bersangkutan.

Kedua, berkaitan dengan ketenagaan, yang meliputi : (1) Adanya seorang

konselor umum general counselor yaitu seorang yang menguasai teori, pendekatan,

metode dan teknik layanan bimbingan konseling. Idealnya ia adalah seorang

spesialis dalam layanan bimbingan dan bukan seorang tenaga pengajar yang ahli

dalam bidanh]g bimbingan melainkan ahli dalam bidang praktek layanan

bimbingan serta bisa memimpin atau menjadi koordinator biro bimbingan dan

konseling, (2) Adanya konselor yang merangkap seagai dosen dan minmal satu

orang pada setiap fakultas. Dosen ini diharapkan selain bisa melaksanakan

perkuliahan bimbingan konseling, juga bisa melakukan praktek bimbingan

konseling, (3) Adanya tenaga ahli dalam menganalisis hasil testing psikologis karena

dalam layanan bimbingan konseling tidak akan lepas dari evaluasi yang bersifat

psikologis, (4) Adanya dosen penasehat atau dosen wali (nama ini disesuaikan

dengan ciri masing-masing perguruan tinggi) yang ikut berperan dan mendampingi

dosen bimbingan konseling dan bahkan (dalam kondisi tertentu bisa melayani

konsultasi individual) karena di sebuah perguruan tinggi tidak akan terlepas dari

peran dosen penasehat akademik, (5) Adanya peran aktif dosen ahli mata kuliah

yang menyediakan peluang untuk mengadakan konsultasi kepada mahasiswa

(4)

membuat sinopsis dan proposal penelitiaan/skripsi dan sebagainya. Namun perlu

disadari bahwa tugas dosen penasehat tidak boleh “merampas” wewenang dari

petugas layanan bimbingan dan konseling, (6) Adanya petugas tata usaha layanan

bimbingan. Tenaga ini adalah seorang yang telah dididik dan dilatih dalam layanan

bimbingan konseling sehingga ia memahami prinsip-prinsip bimbingan,

administrasi dan organisasi bimbingan, prosedur pencatatan, penyimpanan,

pengolahan dan pemanfaatan data bagi keperluan bimbingan konseling. Tenaga ini

dapat pula merangkap sebagai tenaga resepsionis bimbingan dengan tambahan

persyaratan tentang ciri-ciri penampilan dan pribadi serta hubungan sosial yang

mendukung.

Ketiga, berkaitan dengan persyaratan khusus dosen penasehat, Dosen pensehat

mempunyai andil yang besar untuk kelancaran pelaksanaan memajukan

bikmbingan serta fungsi penyaluran dan penyesuaian dalam layanan bimbingan

sehingga dosen penasehat harus memiliki kriteria sebagai berikut: (1) Adanya

kesediaan dosen penasehat untuk mengadakan hubungan yang erat dengan

mahasiswa asuhannya yang tidak hanya terbatas pada pertermuan di kelas saja, (2)

Adanya kesediaan dosen penasehat untuk memberikan perhatian yang cukup bagi

setiap diri mahasiswa asuhannya, (3) Adanya kesediaan dosen penasehat untuk

menyediakan waktu guna memberikan kesempatan mengadakan pertemuan yang

bersifat psibadi dengan mahasiswanya, (4) Adanya kesediaan dosen penasehat

untuk melakukan berbagai kegiatan pendidiakan dalam rangka membantu

perkembangan pribadi mahasiswa secara optimal, (5) Adanya jarak ikatan

psikologis yang tidak terlalu jauh dan tidak pula terlalu dekat terhadap mahasiswa

yang menjadi asuhannya, (6) Adanya kesediaan dosen penasehat untuk menjaga

rahasia mahasiswa bimbingannya sehingga dapat mempertinggi marwah dan

integritas dosen penasehat. Dengan demikian, layanan bimbigan konseling di

perguruan tinggi pada hakikatnya masih manjadi lanjutan proses layanan

bimbingan jenjang sekolah sebelumnya dengan memperhatikan perkembangan,

kebutuan, ciri khas, tuntutan kehidupan kampus, memanfaatkan potensi,

(5)

Secara periodik mahasiswa digolongkan pada umur lebih kurang 18/19 tahun

sampai dengan umur 22/23 tahun. Mahasiswa pada rentang usia tersebut telah

memasuki masa remaja akhir dan memasuki masa dewasa awal. Dalam perspektif

psikologis, rentang usia ini mempunyai ciri (1) reproductive age atau usia

reproduktif, (2) setting down age atau usia memantapkan letak kedudukan, (3)

problem age atau usia banyak masalah dan, (4) emotional tension atau usia tegang

dalam emosi. Periode tersebut merupakan periode dan fase yang membutuhkan

layanan bimbingan.

Mahasiswa mendambakan menjadi sosok yang idealis, penuh tanggung jawab,

percaya diri, aktualisasi diri, superiority dan sebagainya.Namun pada sisi lain,

mahasiswa adalah sosok individu yang “masih lemah”, sulit menetukan pilihan,

kepribadian yang ambigu, ketergantungan, ragu-ragu dan inferiority.

Kondisi-kondisi seperti ini mengindikasikan bahwa layanan bimbingan yang dilakukan oleh

dosen pembimbing akademik seharusnya diaplikasikan secara serius, perancangan

program-program secara sistematis, memperhatikan kebutuhan baik fisik maupun

psikis, mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki, memperhatikan multiple

intelligences yang dimiliki mahasiswa dan memaksimalkan usaha layanan

bimbingan sehingga mahasiswa berkembang optimal sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

B. Metode Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan metode

kuantitatif.Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.Penelitian deskriptif

memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya saat

penelitian berlangsung.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah mahasiswa seluruh angkatan Program Studi

Bimbingan Konseling yang berjumlah 185 orang dan dosen tetap Program Studi

(6)

yang berjumlah delapan orang. Penarikan sampel penelitian menggunakan teknik

sampling jenuh, artinya seluruh populasi merupakan atau menjadi sampel di dalam

penelitian.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data.2 Berikut metode-metode yang digunakan

dalam penelitian:

a. Angket

Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang

dijadikan responden untuk dijawabnya.3 Teknik angket digunakan untuk

mengumpulkan data terkait data layanan Dosen Pembimbing Akademik pada

mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2017/2018.

b. Observasi

Observasi merupakan kegiatan terhadap suatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indera .Observasi yang dilakukan ialah pengamatan layanan yang

diberikan oleh Dosen Pembimbing Akademik. c. Wawancara

Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interview)

untuk memperoleh informasi dari informan.4Wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah wawancara dengan panduan yang telah disusun kepada

mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling dan dosen tetap Program Studi

Bimbingan Konseling yang memiliki tugas sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

d. Dokumentasi.

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh

melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan juga buku-buku tentang

2

Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta, 2012).

3Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung:

Alfabeta.

4Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

(7)

pendapat, teori, dalil, atau hokum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan

masalah penelitian .Sumber dokumen dalam penelitian didapat dari Berita Acara

Bimbingan Akademik dan Buku Bimbingan Akademik Mahasiswa.5

4. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisa deskritif yaitu analisa yang

ditujukan untuk memaparkan objek tertentu. Analisis data merupakan proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara

dan catatan lapangan, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat di

informasikan kepada orang lain.

Dantes mengungkapkan analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, yaitu :

a. Reduksi data diartikan sebagai merangkum, memilih hal-hal yang pokok

dan memfokuskan pada hal-hal yang penting yang muncul dari catatan lapangan.

Reduksi data yang dilakukan adalah memilih data-data yang penting sesuai dengan

fokus yang terjadi dilapangan.

b. Penyajian data adalah sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dalam

pola hubungan sehingga mudah untuk dipahami apa yang terjaadi. Penyajian

datadilakukan berdasarkan hasil informasi yang diperoleh darilapangan yang

tersusun secara berurutan sehingga menjadi pola hubungan agar mudah dipahami.

c. Menarik kesimpulan. Tahapan terakhir dalam analisis data yang diilakukan

adalah menyimpulkan semua informasi atau data yang diperoleh dari hasil

penelitian.6

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Profil Layanan Dosen Pembimbing Akademik

Berikut disajikan profil layanan Dosen Pembimbing Akademik yang didapat

berdasarkan hasil penyebaran angket/kuesioner pada 185 mahasiswa Program

Studi Bimbingan Konseling:

Bagan 1

5Margono.Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung: Rineka Cipta2012).

(8)

Profil Layanan Dosen Pembimbing Akademik

Dari bagan di atas, secara umum layanan yang diberikan oleh Dosen

Pembimbing Akademik kepada mahasiswa berada pada kategori baik.Terdapat 11

indikator yang berada pada kategori baik dan sedang.

a.Indikator 2, yaitu mahasiswa dapat berkomunikasi dengan Pembimbing

Akademik via telepon/e-mail dengan persentase 92,97% (kategori baik).

b.Indikator 3, yaitu Pembimbing Akademik menguasai informasi pedoman

akademik dengan persentase 54,05% (kategori cukup).

c.Indikator 5, yaitu Pembimbing Akademik mengetahui informasi mengenai

prospek karir dengan persentase 72,43 (kategori baik).

d.Indikator 6, yaitu Pembimbing Akademik mengetahui informasi pendidikan

lanjut yang dapat mahasiswa tempuh pada masa yang akan datangdengan

persentase 98,38% (kategori baik).

e.Indikator 7, yaitu Pembimbing Akademik menguasai layanan di dalam

kampus dengan persentase 64,86% (kategori cukup).

f. Indikator 8, yaitu Pembimbing Akademik menggunakan sarana SIAKAD

untuk memantau kemajuan prestasi akademik mahasiswa dengan persentase 78,38%

(kateogi baik).

g.Indikator 9, yaitu Pembimbing Akademik menggunakan sarana SIAKAD

untuk memfalidasi KRS mahasiswa dengan persentase 100% (kategori baik).

h.Indikator 12, yaitu Pembimbing Akademik menjelaskan seluruh persyaratan

(requirement) perkuliahan di program studi saat saya menjadi mahasiswa baru

dengan persentase 90,27% (kategori baik).

i. Indikator 13, yaitu Pembimbing Akademik mendorong saya untuk aktif

dalam kegiatan kampus atau kesempatan belajar di luar kelas lain dengan

persentase 85,41% (kategori baik).

j. Indikator 14, yaitu Pembimbing Akademik membantu mahasiswa mengatasi

kesulitan belajar dengan persentase 60,54% (kategori cukup).

k.Indikator 17, yaitu Pembimbing Akademik membantu saya pada

semester-semester awal menghadapi masa transisi dari SMA ke Universitas dengan

(9)

Indikator-indikator yang rendah, yaitu:

a.Indikator 1, yaitu Pembimbing Akademik mudah ditemui dengan persentase

49, 73%.

b.Indikator 4, yaitu Pembimbing Akademik menguasai kurikulum program

studi dengan persentase 34,59%.

c.Indikator 10, yaitu Mahasiswa melaksanakan bimbingan akademik dengan

Dosen Pembimbing Akademik sebanyak 4 kali dalam satu semester dengan

persentase 40%.

d.Indikator 11, yaitu Pembimbing Akademik menjelaskan harapannya kepada

saya dan saya menjelaskan harapan saya pada Pembimbing Akademik dengan

persentase 36,76%.

e.Indikator 15, yaitu Pembimbing Akademik akan menanyakan ke teman

sejawat atau ke lembaga yang berkompeten apabila tidak mengetahui jawaban yang

mahasiswa ajukan dengan persentase 43,24%.

f. Indikator 16, yaitu Pembimbing Akademik peduli kepada mahasiswa secara

pribadi dengan persentase 36,76%.

Berdasarkan data di atas, terdapat enam indikator yang rendah.Pada indikator

pertama, Dosen Pembimbing Akademik kurang dapat ditemui dengan mudah.

Sesuai dengan wawancara yang telah dilaksanakan kepada Dosen Pembimbing

Akademik, kendala yang sering dirasakan adalah banyaknya kegiatan yang harus

dijalani sehingga waktu menjadi kendala.Dalam kegiatan sehari-hari, seorang dosen

dihadapkan pada terbatasnya waktu yang ada.Terdapat kegiatan yang harus selalu

dilakukan sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan dan

Pengajaran, Penelitian, serta Pengabdian Pada Masyarakat.Dosen Pembimbing

Akademik memiliki waktu yang kurang untuk melaksanakan bimbingan akademik

dengan mahasiswa.

Pada indikator 4, Dosen Pembimbing Akademik kurang menguasai kurikulum

program studi.Dosen Pembimbing Akademik di Program Studi Bimbingan

(10)

Bimbingan dan Konseling, sedangkan lima orang dosen berasal dari luar latar

keilmuan Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan hal tersebut, terdapat kesulitan

pada Dosen Pembimbing Akademik yang memiliki latar keilmuan di luar

Bimbingan dan Konseling untuk dapat menjelaskan kurikulum di Program Studi

Bimbingan Konseling pada mahasiswa yang dibimbingnya.

Pada indikator 10, Dosen Pembimbing Akademik belum dapat melaksanakan

proses bimbingan sesuai dengan frekuensi yang telah ditentukan. Sesuai dengan

Statuta dan SOP Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, kegiatan pembimbingan dilakukan pada:

a.Awal semester, yakni pada saat menjelang dimulainya perkuliahan. Jadwal

pembimbing ditentukan dalam kalender akademik. Kegiatan pembimbingan pada

awal semester berupa penentuan beban studi yang akan diambil mahasiswa. Pada

saat memutuskan jumlah beban studi, Pembimbing Akademik wajib memberi

penjelasan secukupnya atas keputusan tersebut agar mahasiswa dapat menyadari

dan menerima putusan tersebut dengan penuh pengertian.

b.Sepanjang semester yaitu sepanjang berlangsungnya perkuliahan pada

semester yang bersangkutan. Jadwal kegiatan ditentukan bersama antara

Pembimbing Akademik dan mahasiswa yang bersangkutan. Apabila terdapat

mahasiswa yang tidak menemui Pembimbing Akademik untuk mengemukakan

masalahnya, Pembimbing Akademik wajib mengambil sikap untuk memanggil

mahasiswa yang diperkirakan mempunyai masalah dengan tujuan menggali

informasi yang diperlukan untuk kepentingan pembimbingan.

c.Akhir semester, yaitu pada saat menjelang diselenggarakan ujian akhir

semester. Kegiatan pembimbingan pada akhir semester berupa pemberian informasi

kepada mahasiswa yang bersangkutan menempuh ujian semester.

Pada indikator 11, mahasiswa masih enggan menjelaskan harapan dirinya

pada Dosen Pembimbing Akademik.Mahasiswa merasa sungkan ketika harus

bercerita kepada dosen.Mahasiswa yang mempunyai kesulitan baik akademik

maupun nonakademik sering merasa sungkan untuk berkonsultasi dengan

dosen.Mahasiswa malu apabila masalah pribadinya diketahui oleh dosen dan takut

(11)

mahasiswa lebih baik memendam sendiri masalah yang dihadapinya atau

menceritakan pada temannya. Hal tersebut akan berimplikasi pada respon dosen

kepada mahasiswa. Kurang terbukanya mahasiswa kepada pembimbing akademik

membuat kesulitan bagi dosen dalam memberikan saran dan petunjuk yang tepat.

Pada indikator 15, mahasiswa merasa Pembimbing Akademik kurang dapat

mencari informasi jawaban kepada pihak yang berkompeten apabila tidak

mengetahui jawaban yang mahasiswa ajukan.Secara ideal, Dosen Pembimbing

Akademik selalu mengikuti perkembangan situasi dan kondisi yang ada, khususnya

yang terjadi di dunia pendidikan (Susilowati, 2008).Hal ini dikarenakan

fungsinya/peranannya sebagai sumber informasi.Mahasiswa yang memerlukan

informasi dan dapat memperolehnya dari Dosen Pembimbing Akademik.Informasi

yang sering diminta oleh mahasiswa antara lain tentang perkembangan dunia

pendidikan baik kurikulum, buku referensi terbaru maupun informasi tentang

beasiswa.

Informasi tentang peluang usaha juga sering ditanyakan oleh mahasiswa.Hal

ini untuk mengantisipasi dan mempersiapkan diri untuk terjun di dunia

kerja.Dengan diketahuinya peluang kerja, maka mahasiswa dapat membuat strategi

yang terbaik dalam bersaing di dunia kerja nantinya.

Pada indikator 16, Pembimbing Akademik memiliki kepedulian yang masih

harus ditingkatkan kepada mahasiswa secara pribadi. Dosen Pembimbing

Akademik memiliki fungsi membantu mahasiswa dalam menyusun rencana studi,

membantu mahasiswa dalam mempertimbangkan mata kuliah yang akan diambil

sesuai dengan beban sks yang dapat diambil dan memvalidasi, dan memonitor dan

mengevaluasi perkembangan studi mahasiswa.7 Dosen Pembimbing Akademik

memiliki wewenang untuk memberi nasihat dan peringatan bila mahasiswa

melakukan pelanggaran, membantu mengatasi masalah (masalah studi atau pribadi)

yang menghambat kelancaran studi dan mengatasi kesukaran mahasiswa dalam

studi, meneruskan permasalahan mahasiswa yang bukan wewenangnya kepada

yang berwenang untukmenangani masalah tersebut, serta memberi bimbingan bagi

7

(12)

mahasiswa dalam memecahkan masalah studi.

Di samping itu, Dosen Pembimbing Akademik juga memiliki kewajiban untuk

menguasai kurikulum program studi yang diikuti oleh mahasiswa, mengenal situasi

akademik jurusan/bagian yang terkait, mengetahui berbagai program

kemahasiswaan, menetapkan dan mengumumkan jadwal pembimbingan, melayani

mahasiswa bimbingan dengan sebaik-baiknya, melapor kepada ketua atau sekretaris

jurusan/bagian apabila meninggalkan tugas, dan memiliki catatan hasil

pemantauan mahasiswa bimbingan.8

D. Kesimpulan Dan Saran

Layanan yang harus diberikan oleh Dosen Pembimbing Akademik kepada

Mahasiswa meliputi 17 indikator, yaitu (1) Pembimbing Akademik mudah ditemui,

(2) Mahasiswa dapat berkomunikasi dengan Pembimbing Akademik via

telepon/e-mail, (3) Pembimbing Akademik menguasai informasi pedoman akademik, (4)

Pembimbing Akademik menguasai kurikulum program studi, (5) Pembimbing

Akademik mengetahui informasi mengenai prospek karir, (6) Pembimbing

Akademik mengetahui informasi pendidikan lanjut yang dapat mahasiswa tempuh

pada masa yang akan dating, (7) Pembimbing Akademik menguasai layanan di

dalam kampus, (8) Pembimbing Akademik menggunakan sarana SIAKAD untuk

memantau kemajuan prestasi akademik mahasiswa, (9) Pembimbing Akademik

menggunakan sarana SIAKAD untuk memfalidasi KRS mahasiswa, (10) Mahasiswa

melaksanakan bimbingan akademik dengan Dosen Pembimbing Akademik

sebanyak 4 kali dalam satu semester, (11) Pembimbing Akademik menjelaskan

harapannya kepada saya dan saya menjelaskan harapan saya pada Pembimbing

Akademik, (12) Pembimbing Akademik menjelaskan seluruh persyaratan

(requirement) perkuliahan di program studi saat saya menjadi mahasiswa baru, (13)

Pembimbing Akademik mendorong saya untuk aktif dalam kegiatan kampus atau

kesempatan belajar di luar kelas lain, (14) Pembimbing Akademik membantu

mahasiswa mengatasi kesulitan belajar, (15) Pembimbing Akademik akan

8

(13)

menanyakan ke teman sejawat atau ke lembaga yang berkompeten apabila tidak

mengetahui jawaban yang mahasiswa ajukan, (16) Pembimbing Akademik peduli

kepada mahasiswa secara pribadi, (17) Pembimbing Akademik membantu saya

pada semester-semester awal menghadapi masa transisi dari SMA ke Universitas.

E. Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dantes, N. 2012.Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Lusikooy. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Gunung Agung.

Maleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta.

Nurihsan, A.J. 2011.Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.Bandung: Refika Aditama.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Nilai tersebut berada di titik cut off 1,81 < Z < 2,99 sehingga perusahaan masih berada pada daerah grey area , jika kondisi ini berlangsung terus menerus

Dalam Program Studi D3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya.. VINITA

Neon Tetra memiliki warna tubuh yang spektakuler dan bercahaya ditandai dengan garis biru horizontal disepanjang sisi tubuh dari hidung hingga sirip ekor serta

Observasi tidak langsung ini dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas beberapa kelakuan dan kejadian terkait dengan perilaku para penambang intan yang ada di komunitas

Biaya tetap merupakan biaya keseluruhan dari proses membuat tempe sampai menjadi keripik tempe yang sudah di kemas dan dipasarkan yang digunakan dalam industri

41 Tahun 1999 yang menyebutkan bahwa hutan adat adalah hutan negara yang berada di wilayah masyarakat hukum adat, sedangkan hutan negara (Pasal 1 ayat (4)) dideinisikan sebagai

To meet the national multiple needs, enrich the content and its products of the national fundamental geographic information database, National administration of surveying,