• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL : dampak peralihan fungsi lahan pertanian menjadi industri migas di desa gayam kecamatan gayam kabupaten bojonegoro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL : dampak peralihan fungsi lahan pertanian menjadi industri migas di desa gayam kecamatan gayam kabupaten bojonegoro."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL

( Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian

Menjadi Industri Migas Di Desa Gayam Kecamatan Gayam

Kabupaten Bojonegoro )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

(S. Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

UDKHULU FISSILMI KAAFAH

NIM. B05212044

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL

PROGAM STUDI SOSIOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Udkhulu Fissilmi Kaafah, 2016, Industri dan Perubahan Sosial (Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri Migas Di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro).. Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Keyword : Dampak, Lahan Pertanian, Industri Migas.

Penelitian ini dilakukan di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro dengan tujuan untuk mengetahui faktor yang mendorong terjadinya peralihan fungsi lahan dan dampak yang diakibatkan pasca terjadinya peralihan fungsi lahan pertanian menjadi industri migas. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi, dokumentasi serta hasil wawancara.

Berdasarkan data lapangan, ada beberapa fakor mengakibatkan terjadinya peralihan fungsi lahan pertanian menjadi industri migas. Faktor itu meliputi adanya dinamika pertumbuhan perkotaan, kondisi sosial ekonomi rumah tangga pengguna lahan pertanian, serta aspek regulasi yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian

(6)

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI….vi ABSTRAK………...……….vii

BAB II : TEORI EVOLUSI A. Konsep Tentang Perubahan Sosial………..29

B. Teori Evolusi SosialMasyarakat……….………32

C. Kelemahan dan Kelebihan Teori Evolusi……..………...…………...43

(7)

A. Deskripsi Umum Desa Gayam………...48

1. Sarana dan Prasarana Desa Gayam………...55

2. Keadaan Demografi..………...61

3. Keadaan Sosial Masyarakat Desa Gayam………...62

B. Industri dan Perubahan Sosial Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri Migas 1. Pengertian Peralihan Fungsi Lahan Pertanian menjadi Industri Migas di Desa Gayam……….………...……63

2. Faktor Peralihan Fungsi Lahan di Desa Gayam ………....67

3. Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi IndustriMigas....………..72

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan………97

B. Saran ……….99

DAFTAR PUSTAKA………101

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Nama-nama Informan………22

Tabel 2 : Batas Desa Gayam………....51

Tabel 3 : Data Wilayah Administrasi Desa Gayam………52

Tabel 4 : Nama- nama Dusun di wilayah Desa Gayam………..53

Tabel 5 : Daftar Perusahaan pekerja asal Desa Gayam………53

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Peta Desa Gayam……….49

Gambar 2 : Peta Kecamatan Gayam……….50

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Munculnya industri-industri pertambangan di Indonesia

mempunyai dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat dan

Negara. Dampak positif adanya industri pertambangan antara lain

menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, hasil produksi tambang

dapat digunakan untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun

pasar internasional, sehingga hasil ekhspor tambang tersebut dapat

meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi negara. Industri

pertambangan juga dapat menarik investasi asing untuk menanamkan

modalnya di Indonesia.1

Pertambangan Banyu Urip yaang berada di Desa Gayam

merupakan proyek pertama yang dikembangkan pada masa setelah

penandatanganan Kontrak Kerja Sama yang terjadi pada tahun 2005, yang

termasuk didalamnya pengembangan lapangan minyak Banyu Urip.

Penemuan Lapangan Minyak Banyu Urip diumumkan pada April 2001

dan diperkirakan memiliki kandungan minyak lebih dari 250 juta barel.

Yang akan mengalami produksi puncak, hingga 165 ribu barel minyak per

hari.

(11)

Banyak lahan pertanian di Kabupaten Bojonegoro, yang digunakan

untuk kepentingan proyek minyak dan gas bumi (Migas).Untuk

kepentingan industry migas Blok Cepu tercatat ada sekitar 600 hektar

lahan pertanian yang beralih fungsi.Alih fungsi lahan pertanian ini akan

berdampak pada ancaman terhadap pencapaian ketahanan dan keamanan

sumber pangan. 2

Munculnya suatu industri baru pada masyarakat pedesaan akan

menimbulkan banyak dampak pada masyarakat sekitar industri, dampak

tersebut dapat meliputi beberapa aspek, yaitu : aspek budaya, sosial,

ekonomi, pendidikan, maupun agama

Dengan adanya alih fungsi lahan ini akan berdampak pada

produksi pangan serta kesejahteraan masyarakat petani yang kehidupannya

bergantung pada lahan pertanian yang dimiliki. Keadaan ekonomi

masyarakat mulai berubah, setelah para petani kehilangan lahan pertanian

karena lahan pertanian mereka terjual kepada pihak industri, masyarakat

desa mulai mengadaptasikan dirinya, mereka mulai mencari alternatif

pemenuhan kebutuhan selain bergantung dengan pertanian.Yang

sebelumnya dominan disektor pertanian beralih ke sektor pertambangan,

misalnya dengan menjadi satpam, atau bekerja non skilled atau juga ada

yang berwirausaha sebagai sektor penunjang kegiatan pertambangan,

seperti buka warung.Tingkat pendapatan masyarakat meningkat dan

(12)

mengarah lebih sejahteraMultiple effect.sektor pertambangan telah banyak

mempengaruhi kenaikan upah sektor non-pertambangan.

Peran Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sukses dalam

memberikan kebijakan sektor pertambangan yang mendukung

masyarakat.Tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro membuat

kebijakan inovatif dengan mengalokasikan 12,5 persen dari Dana Bagi

Hasil (DBH) Migas untuk desa-desa se-Kabupaten Bojonegoro.

Penyalurannya diatur dengan mekanisme 60 persen (dari 12,5 persen DBH

Migas) dibagi rata untuk semua desa se-Kabupaten Bojonegoro atau

disebut dengan Alokasi Dana Desa (ADD) Migas Minimal.Sedangkan 40

persen lagi dibagi secara proporsional berdasarkan variabel kawasan, atau

disebut dengan ADD Migas Proporsional.Ketentuan ADD Minimal (60%

dibagi rata setiap desa) diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup)

Bojonegoro Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum dan Petunjuk

Teknis Pelaksanaan Alokasi Dana Desa, Dana Desa, Bagi Hasil Pajak dan

Bagi Hasil Retribusi untuk Desa di Kabupaten Bojonegoro.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam pola kehidupan

masyarakat akibat pertumbuhan industri mencakup semua lapangan

kehidupan. Walaupun dalam hal ini, ada perbedaan kadar perubahan antara

satu lapangan dengan lapangan lainnya.

Dengan telah dimulainya ekplorasi dan eksploitasi Blok Cepu atau

Blok Bojonegoro yang berada di Desa Gayam beberapa tahun belakangan

(13)

wilayah tersebut, baik yang berkaitan dengan ekonomi, sosial maupun

lingkungan.

Dalam mengembangkan migas Blok Cepu ini operator telah

membebaskan lahan sekira 600 hektar lebih untuk membangun fasilitas

produksi minyak.Mulai fasilitas pemrosesan minyak, jaringan distribusi

(pipa), tempat penampungan minyak ditengah laut, hingga fasilitas

perkantoran.Ratusan hektar lahan itu berada dienam desa yakni selain

empat desa diatas, ada dua desa lainnya yakni Desa Sudu dan

Ngraho.Sebuah angka yang tak sedikit.Apalagi sebagian besar lahan yang

dibebaskan itu adalah lahan pertanian yang menjadi gantungan hidup

masyarakat di wilayah Gayam.Meskipun itu lahan tadah hujan.

Setelah adanya industri migas di Bojonegoro, perekonomian di

Bojonegoro mengalami peningkatan. Terlihat sekali selama tiga tahun

terakhir ini mengalami peningkatan ekonomi yang sangat luar

biasa.Kemajuan signifikan itu dapat dilihat dibidang pendidikan,

kesehatan maupun infrastruktur.Hal itu tentu saja karena adanya kenaikan

APBD Bojonegoro setelah dareahnya menjadi daerah penghasil

migas.Perlu diakui, proyek Migas sangat memberikan sumbangsih banyak

untuk pemasukan daerah. Contohnya di Desa Gayam, di desa itu akan

dibangun program pembangunan dari dana APBD karena menjadi desa

penghasil. Selain itu, banyak kemajuan yang nampak pada kehidupan

masyarakat disana.Seperti, jarang sekali warga yang menggunakan sepeda

(14)

Selain itu sepanjang jalan yang dulunya hanya selebar 3 –4 meter,

kini menjadi 7 – 8 meter. Bahkan jalan-jalan poros desa dan lingkungan

disekitar pemboran telah banyak yang tersentuh program paving. Hal ini

menunjukkan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berhasil membuat

program yang memberikan kesejahteraan masyarakat. Saya berharap, jika

nantinya akan banyak investor yang masuk ke Bojonegoro dapat semakin

memajukan perekonomian masyarakat. Penulis juga berkeyakinan kondisi

itu pasti akan merembet pada masyarakat di desa/kecamatan lain.

Dari temuan awal penelitian Blok Migas Cepu, dampak ekonomi

langsung yang positif, yaitu peningkatan investasi dan kegiatan

pembangunan di sektor konstruksi dan pengeboran sebesar US$ 2 milyar

selama 3 tahun dan peningkatan kesempatan kerja sebesar 1.060 orang

selama 3 tahun. Sedangkan dampak negatif langsung dialami oleh sektor

pertanian beruapa lahan pertanian yang dibebaskan antara 422 – 700

hektare, dan petani yang menjadi pengangguran antara 1.755 – 2.909

orang, dan produksi padi yang hilang antara 2.439 –4.044 tahun.

Sebenarnya migas di indonesia masih bisa dikatakan miris. Dari

jumlah keseluruhan hanya sekitar 25% kepemilikan Blok Migas yang

dikuasai oleh perusahaan migas negara, sisanya merupakan milik

perusahaan asing. Dari 279 blok migas di Indonesia, hanya 72 Blok yang

dikuasai oleh negara sisanya 207 Blok (75%) masih di dominasi oleh

pihak swasta yang hampir seluruhnya dipegang oleh perusahaan asing

(15)

migas yang berada di Desa Gayam merupakan milik Exxon asal Amerika

yang mengambil warisan blok milik Royal Dutch Shell sejak februari

2001.

Bojonegoro memang memiliki kekayaan alam yang sangat

melimpah namun hal ini tidak bisa menjamin kesejahteraan masyarakat

Bojonegoro, karena Industri yang berada di Desa Gayam merupakan

pemilik kontraktor asing. Selain itu dampak buruk cepat atau lambat juga

akan dialami masyarakat sekitar. Kesejahteraan tidak hanya dilihat dari

bidang ekonomi semata, tapi bagaimana kita menjaga lingkungan dan

melestarikan keutuhan alam sekitar kita.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan peralihan fungsi lahan pertanian di Desa

Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro?

2. Apa faktor penyebab peralihan fungsi lahan pertanian menjadi industri

migas di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro ?

3. Bagaimana dampak peraliahan fungsi lahan pertanian menjadi industri

migas di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro?

C. Tujuan Penelitian

Dari beberapa rumusan maslah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui faktor penyebab peraliahan fungsi lahan pertanian

(16)

2. Untuk mengetahui dampak peralihan fungsi lahan pertanian menjadi

industri Migas di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, lembaga pembelajaran, dan masyarakat

sekitar Desa Gayam, Kecamatan Gayam,Kabupaten Bojonegoro.

1. Manfaat Teoritis

Penelitiuan ini dapat dijadikan referensi atau ilmu pengetahuan

mengenai Dampak Pasca adanya peralihan fungsi lahan dari sektor

pertanian menjadi sektor industri.

2. Manfaat Praktis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat

mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh

selama perkuliahan

E. Definisi Konseptual

1 Industri adalah perusahaan untuk membuat atau menghasilkan (

memproduksi ) barang-barang. pengertian industri dalam teori ekonom

sangat berbeda artinya dengan pengertian industri yang pada umumnya

dimengerti orang. daam pengertian umum industri pada hakikatnya

berarti perusahaan yang menjalankan operasi dalam bidang kegiatan

ekonomi yang tergolong kedalam sektor sekunder. Migas adalah

singkatan dari kata minyak dan gas bumi. Istiah minyak dan gas bumi

apabia disingkat yaitu menjadi migas. Akronim migas (minyak dan gas

(17)

Industri minyak bumi dan gas atau sering disingkat menjadi migas

adalah salah satu industri yang paling penting karena industri inilah

yang menghasilkan energi untuk memenuhi konsumsi energi dunia

yang terus meningkat. Industri migas terutama industri hulu migas

(upstream) sangat menarik karena karakteristiknya cukup berbeda

dengan jenis industri lainnya.

Di Bojonegoro sendiri terdapat industri Migas yang cukup

berpengaruh bagi produksi minyak dunia. Sehingga saat ini banyak

peralihan lahan yang awalnya merupakan lahan pertanian produktif

menjadi lahan untuk perkembangan industri migas.

2 Dampak dalam kamus bahasa indonesia berarti benturan atau pengaruh

kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif ).

benturan, yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan

perubahan yang berarti dan momentum (puas) sistem memahami

benturan itu. dampak ekonomis juga berarti pengaruh suatu

pelenggaran kegiatan terhadap perekonomian. 3

Dampak yang dimaksudkan disini adalah dampak dari adanya

industri migas di Bojonegoro menyebabkan sebagian besar lahan

pertanian di sepanjang jalur minyak yakni Bojonegoro-Cepu terancam

akan hilang. Sebab, lahan pertanian berupa sawah dan tegalan di tepi

jalur minyak itu kini banyak beralih fungsi.Diantaranya digunakan

menjadi rumah makan, perkantoran, perumahan hingga hotel.

(18)

3 Peralihan adalah pergantian atau perlintasan dari keadaan yang satu

kepada keadaan yang lain. Atau perubahan fungsi lahan sebelumnya

menjadi fungsi baru yang menimbulkan dampak bagi lingkungan

sekitar dan kehidupan masyarakat.

Alih fungsi lahan sawah ke penggunaan lain telah menjadi

salah satu ancaman yang serius terhadap keberlanjutan swasembada

pangan. Intensitas alih fungsi lahan masih sulit dikendalikan, dan

sebagian besar lahan sawah yang beralihfungsi tersebut justru yang

produktivitasnya termasuk kategori tinggi sangat tinggi.Lahan-lahan

tersebut adalah lahan sawah beririgasi teknis atau semi teknis dan

berlokasi di kawasan pertanian dimana tingkat aplikasi teknologi dan

kelembagaan penunjang pengembangan produksi padi telah maju.

Lahan pertanian adalah lahan yang ditujukan

atau cocok untuk dijadikan lahan usahatani untuk

memproduksi pertanian maupun hewan ternak. Lahan

pertanian tidak mencakup lahan yang tidak mampu

ditanami sperti hutan, pegunungan curam, dan perairan.

Lahan pertanian mencakup 33% total daratan yang ada di

dunia, dengan lahan yang mampu digarap sepertiganya atau 9.3% total

daratan dunia. Pemakaian lahan pertanian di Bojonegoro, Jatim,

mencapai 76.626 hektare.Lahan seluas itu terdiri atas irigasi teknis,

(19)

Lahan pertanian produktif sendiri yang tersisa di dekat bantaran

Bengawan Solodi sepanjang jalur minyak kini tersisa sekitar 20 ribu

hektare.Lahan pertanian itu berada di Kecamatan Bojonegoro,

Kalitidu, Gayam, Purwosari, dan Padangan.4

4. Telaah Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

a. ditulis Oleh Heru Susanto Mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogjakarta

dengean judul penelitian "Dampak Sosial Alih Fungsi Lahan

Terhadap Pola Kehidupan Masyarakat Desa Serang Kecamatan

Karangreja kabupaten Purbalingga. Hasil penelitian

menunjukkan ada beberapa dampak diperoleh warga

masyarakat Desa Serang, terbukanya lapangan kerja baru selain

menjadi petani, sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan

akibat penetapan alih fungsi lahan menjadi agro wisata adalah

terjadinya persaingan antar warga dalam menarik para

wisatawan dan terjadi konflik perebutan lahan dalam hal

pembagian hak waris. terdapat pula temuan yang lain yaitu

berubahnya pola kehidupan masyarakat Desa Serang yang

dulunya hanya bekerja diladang dan bertani sekarang sudah

jarang dan banyak bekerja di sektor wisata.

(20)

Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah

peralihan fungsi lahan pertanian disini sama-sama memberi

dampak yang sangat signifikan bagi masyarakat yang tinggal

disekitarnya. Terbukanya lapangan pekerjaan membuat

masyarakat bisa leluasa memilih pekerjaan disektor

nonpertanian.

Sedangkan perbedaannya terletak pada lahan yang

dialih fungsikan yaitu dari pertanian menjadi industri.

b. Penelitian yang ditulis oleh Vandi Victoria Christa Tokuasa

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Jogjakarta Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Prodi Sosiologi hasil dari penelitian

skripsi yang berjudul “Dampak Alih Fungsi lahan Terhadap

Struktur Sosial Masyarakat Dikampung

Sorowajan”.Berdasarkan data lapangan menjelaskan alih fungsi

lahan pertanian ke non pertanian mengakibatkan perubahan

kondisi ekonomi rumah tangga petani, yang dialami oleh petani

kampung sorowajan. Pengaruh alih fungsi lahan pertanian

terhadap kondisi ekonomi rumah tangga pertanian tersebut

diidentifikasi dari adanya peningkatan pendapatan

perbulan,kemampuan investasi, kemampuan usaha, serta

kemampuan menabung. namun alih fungsi lahan pertanian ke

non pertanian yang dilakukan oleh petani dikampung

(21)

mereka. tingkat pendidikan merupakan salah satu kendala

dalam mengangkat status sosial dikampung sorowajan.

Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah

dampak yang ditimbulkan dari adanya peralihan fungsi lahan

mengubah kondisi ekonomi masyarakat yang tinggal disekitar

lokasi peralihan fungsi lahan migas..

Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah

dampak yang ditimbulkan dari peralihan fungsi lahan tidak hanya

fokus pada strukur sosialnya saja. Kemudian untuk melengkapi

penelitian terdahulu, peneliti menambahkan fokus bahasan yaitu

dampak sosial.

c. Penelitian ini dilakukan oleh Ni Luh Gede Budihari Universitas

Pendidikan Ganesha Singaraja dengan judul "Perubahan Fungsi

Lahan Pertanian Menjadi Perumahan Berdampak Terhadap

Sosial Ekonomi Di Desa Bongan Kecamatan Kediri Kabupaten

Tabanan. Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa, (a) terjadi

perubahan fungsi lahan pertanian di Desa Bongan dimana

kondisi lahan pertanian sebelum adanya pembangunan

perumahan tergolong baik (2); peneyebab perubahan lahan

pertanian karena adanya alasan ekonomi, keterbatasan dalam

mengelola lahan dan alasan lainnya yang menunjang. kondisi

sosial ekonomi pelaku yang meliputi yang melakukan dinamika

(22)

ditimbulkan dari perubahan penggunaan lahan pertanian

terhadap sosial ekonomi masyarakat yang meliputi

pekerjaan,pendapatan,pendidikan,kondisi bangunan rumah

tinggal dan kepemilikan barang-barang berharga bagi petani

(pelaku).

Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah

titik fokus yang dibahas dalam penelitian yaitu dampak dan

kondisi kehidupan masyarakat setelah adanya peralihan fungsi

lahan. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan

terletak pada tempat penelitian.. Ni Luh Gede Budihari

melakukan penelitian di Desa Bongan, Kediri, Tabanan.

Sedangkan saya melakukan penelitian tentang peralihan fungsi

lahan ini berada di Desa Gayam, Kecamatan Gayam Kabupaten

Bojonegoro.Serta teori yang digunakan.

2. Kajian Pustaka

a. Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi

didalam atau mencakup system social.Lebih tepatnya, terdapat

perbedaan antara keadaan sistem tetentu dalam jangka waktu yang

berlainan.

Perubahan sosial adakalanya hanya terjadi pada sebagian

(23)

dari sistem tersebut. Namun perubahan mungkin juga mencakup

keseluruhan ( atau sekurang-kurangnya mencakup inti ) aspek

sistem, dan menghasilkan perubahan secaramenyeluruh dan

menciptakan sistem yang secara mendasar berbeda dari sistem

yang lama.

Berikut ini beberapa definisi perubahan sosial yang

dikemukakan oleh beberapa tokoh.

1. Kingsley Davis

Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi

dalam struktur dan fungsi masyarakat.

2. Mac Iver

Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam

hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan.

3. Gillin dan Gillin

Perubahan sosial merupakan suatu variasi cara-cara hidup

yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi

geografis, kebudayaan materil, komposisi penduduk, ideologi

maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan dalam

masyarakat.

(24)

Mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan

sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi dari

bentuk-bentuk masyarakat.

5. Soemardjan

Perubahan sosial meliputi segala perubahan-perubahan

pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat

yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya

nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam

masyarakat.5

b. Faktor-faktor yang mepengaruhi perubahan

Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi

dengan sendirinya. Pada umumnya, ada beberapa faktor yang

berkonstribusi dalam memunculkan perubahan sosial. Faktor tersebut

dapat digolongkan dari dalam dan faktor dari luar masyarakat.

(soekanto,1999).

1) Faktor yang berasal dari dalam.

Pertama bertambah dan berkurangnya penduduk.

Pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan perubahan jumlah

dan persebaran wilayah pemukiman. Wilayah pemukiman yang

berubahn atau terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya

5

(25)

penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Kedua

penemuan-penemuan baru.

Penemuan baru yang berupa teknologi juga dapat

mengurangi jumlah kebutuhan tenaga kerja di sektor industry

karenantenaga manusia telah digantikan oleh mesin yang

menyebabkan proses prosuksi semakin efektif dan efisien. Ketiga

pertentangan atau konflik. Proses perubahan sosial dapat terjadi

sebagai akibat adanya konflik sosial dalam masyarakat. Konflik

sosial dapat terjadi manakala ada perbedaan kepentingan atau terjadi

ketimpangan sosial.

2) Faktor yang berasal dari luar

Pertama, terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan

fisik.Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatau daerah untuk

mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya.Apabila masyarakat

tersebut mendiami tempat tinggal baru, maka mereka harus

menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru

tersebut.Hal ini kemungkinan besar juga dapat mempengaruhi

perubahan pada struktur dan pola kelembagaannnya. Disisi lain,

pembangunan sarana fisik juga sangat mempengaruhi perubahan

aktivitas masyarakat. Salah daerah terisolir untuk “membuka diri”

dan menikmati berbagai fasilitas yang berada di luar daerahnya.

Kedua peperangan, peristiwa peperangan baik perang

(26)

perubahan,karena pihak yang menang biasanya akan dapat

memaksakan ideology dan kebudayaan pada pihak yang kalah.

Ketiga, Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Adanya

interaksi antar dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan

perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa

paksaan, maka disebut demonstration effect.Jika penagruh suatau

kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika

suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari

kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun

unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh

unsur-unsur kebudayaan barutersebut.6

c. Dampak Perubahan Sosial

Suatu perubahan sosial berdampak pada terciptanya tatanan

baru dalam masyarakat. Modernisasi sebagai gejala perubahan sosial

memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat dalam tatanan baru.

Ada dua dampak modernisasi dan globalisasi bagi masyarakat, yakni

dampak positif dan negatif.

1) Dampak positif, mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya

masyarakat yang adil dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan

harapan masyarakat. Dengan adanaya kegunaan yang positif dari

modernisasi maka masyarakat dapat mewujudkan ketepatan dalam

hidupnya.

(27)

Dampak positif perubahan sosial budaya yang terjadi

akibat modernisasi dan globalisasi antara lain sebagai berikut.

a) Adanya kemudahan dalam komunikasi, karena dengan

globalisasi maka batas-batas antar-daerah menjadi hilang,

seperti dengan maraknya fasilitas handphone yang sekarang ini

bisa dengan mudah dijumpai di berbagai lapisan masyarakat.

b) Kemajuan teknologi di berbagai bidang. Hal-hal positif

yang berkaitan dengan teknologi sebaiknya diadopsi untuk

kepentingan yang bersifat positif. Meskipun tidak bisa

dipungkiri di samping dampak positif juga selalu disertai

dengan dampak negatif.

2) Dampak negatif, mengarah pada kemunduran, ditandai dengan

adanya tindak kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta

berbagai masalah sosial lainnya. Hal inilah yang menjadi titik jenuh

dari perubahan sosial dalam masyarakat.

Adapun dampak negatif dari perubahan sosial budaya yang terjadi

akibat modernisasi dan globalisasi yang dapat dijumpai sekarang ini,

di antaranya sebagai berikut.

a) Bergesernya selera orang ketika dulunya biasa makan nasi,

sekarang ini lebih suka makanan siap saji (fast food), seperti

Mc. Donald, KFC, Texas, dan lain-lain. Orang tidak lagi

memakan makanan demi memenuhi kebutuhan rasa lapar

(28)

adanya rasa gengsi atau prestise yang tinggi apabila makan

di restoran terkenal yang merupakan produk dari luar negeri.

Hal ini ditengarai juga merupakan dampak dari iklan yang

sering ditayangkan di berbagai media, bahwa kalau orang

ingin modern maka harus mengikuti gaya hidup modern

termasuk dalam hal pola makan yang diakibatkan pada

cara-cara dan pola-pola Barat. Ini semua adalah dampak dari

adanya globalisasi dan modernisasi di segala bidang.

b) Dalam hal pakaian, sekarang ini banyak orang yang

kemudian cenderung meniru cara berpakaian ala Barat.

c) Dalam hal bergaul pun, sekarang ini telah banyak pergaulan

bebas yang diadopsi dari cara pergaulan di luar negeri. Seks

bebas sekarang ini sudah menjamur. Orang tidak malu lagi

bila hidup bersama tanpa nikah. Dalam hal ini bisa dikaji

bahwa budaya malu telah bergeser akibat hanya mengejar

hedonisme (kesenangan duniawi) sehingga kontrol sosial

pun juga sekarang ini sudah sulit untuk ditemui.

5. Metode Penelitian

1) Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian

kualitatif karena kualitatif lebih tepat untuk mengidentifikasi

(29)

Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri Migas Di Desa

Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro”. Peneliti juga

bermaksud memahami situasi sosial secara lebih mendalam, menemukan

konsep, hipotesis dan teori.7 Tujuan utama penelitian kualitatif adalah

untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik

beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji dari

pada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Peneliti

ingin mengetahui gambaran secara lengkap mengenai dampak yang

ditimbulkan dari adanya peralihan fungsi lahan dari pertanian menjadi

industri.

Menurut Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif yang

mengutipBogdan dan Taylor yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan

datadiskriptif berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang dan perilaku

yangdiamati. Hal ini berarti penekanannya adalah pada usaha untuk

menjawabpertanyaan adalah melalui cara-cara berpikir informan dan

argumen. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan peneliti

adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara cermat

karakteristik dari suatu gejala atau masalah yang diteliti, penelitian

deskriptif juga fokus pada pertanyaan dasar “bagaimana” dengan berusaha

mendapatkan dan menyampaikan fakta-fakta dengan jelas, teliti, dan

lengkap.8

2) Lokasi dan Waktu penelitian

7Sugiyono,

(30)

Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Gayam Kecamatan

Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Lokasi ini dipilih karena lokasi tersebut

sesuai dengan kriteria yang dimaksud di dalam penelitian yang berjudul

“Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian menjadi Industri Migas”.

Kriterianya antara lain yaitu terjadi banyaknya pengalihan fungsi lahan

yang awalnya pertanian menjadi industri migas.

Waktu yang digunakan peneliti dalam pengambilan data

yangberkaitan dengan penelitian ini berkisar antara bulan November 2015

sampai Januari tahun 2015.

a. Pemilihan Subyek Penelitian

Subyek penelitian kali ini merupakan warga Desa Gayam yang

dibagi menjadi tiga klasifikasi :

a. Masyarakat yang menjual tanah untuk industri migas.

b. Kepala Desa dan Perangkat Desa

c. Masyarakat yang tinggal disekitar lokasi industri migas

d. Pemerintahan Setempat

Tabel 1

Nama-nama Informan

No Nama Keterangan Umur

1. Madi Masyarakat yang menjual lahan pertanian 66

(31)

3. Sarmi Masyarakat yang menjual lahan pertanian 55

4. Surti Masyarakat Gayam 42

5. Suwardi Masyarakat Gayam 52

6. Winto Kepala Desa 39

b. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu

a. Menentukan masalah penelitian, dalam tahap ini peneliti mengadakan

studi pendahuluan.

b. Pengumpulan data, pada tahap ini peneliti mulai dengan menentukan

sumber data, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan tema permasalahan

mengenai Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri

Migas di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro. Pada

tahap ini diakhiridengan pengumpulan data dengan

menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

c. Analisis dan penyajian data, yaitu menganalisis data dan akhirnya

ditarik suatu kesimpulan.

c. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknikpengumpulan

data antara lain:

(32)

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukandengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejalayang

diselidiki.9Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan denganmengamati

situasi yang terjadi di Desa GayamKecamatan Gayam Kabupaten

Bojonegoro.Pengamatan dapat dilakukan secara terlibatmaupun tidak

terlibat.Dalam pengamatan terlibat, peneliti bisa ikutserta dalam kegiatan

sehari-hari yang dilakukan oleh informan tanpamengakibatkan perubahan

pada kegiatan yang sedang mereka lakukan.

Ketika melakukan pengamatan, peneliti biasanya memerhatikan

apayang terjadi, mendengarkan apa yang dikatakan,

mempertanyakaninformasi yang menarik, dan mempelajari dokumen yang

merekamiliki.10

b) Metode Interview (wawancara)

Wawancara adalah proses tanya jawab yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih yang dilakukan secara langsung (bertatap

muka).Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mencari informasi dan

keterangan secara langsung dari para informan yang telah

ditentukan.Wawancara ini dilakukan pada informan-informan yang telah

ditentukan yaitu warga Desa Gayam yang tinggal disekitar lokasi Industri

Migas.

c) Dokumentasi

9

(33)

Dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai

hal-halyang variabel yang berupa catatan, transkrip, surat kabar,

majalah,notulen, rapat dan /sebagainya.11Dalam penelitian ini

dokumentasidapat berupa foto-foto, catatan kelurahan dan sebagainya.

Dokumentasi dibagi menjadi dua, yaitu dokumen pribadi dan dokumen

resmi.

1) Dokumen pribadi

Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara

tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Dokumen

pribadi dapat berupa buku harian, surat pribadi, dan autobiografi.

2) Dokumentasi Resmi

Dokumen resmi terbagi atas, dokumen intern dan ekstern. Dokumen

intern dapat berupa memo, pengmuman,instruksi,aturan lembaga untuk

kalangan sendiri seperti risalah atau laporan rapat. Dokumen ekstern

berupa bahan-bahan informasi yang dikeluarkan suatu lembaga,seperti

majalah, buletin berita-berita yang dikeluarkan suatu lembaga,seperti

majalah,buletin, berita-berita yang disiarkan ke media masaa,

pengumuman atau pemberitahuan.12

d. Teknik Analisis Data

Proses analisa data ini dimulai dengan seluruh data yang

tersediadari berbagai sumber yaitu wawancara, dokumentasi, dan

observasi yangpernah ditulis dengan catatan lapangan dan analisis data.

11Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal. 202.

(34)

Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah membuat data tersebut

secara induktif yaitu menyimpulkan teori dari data-data yang telah

terkumpul, menggambarkan kondisi riil di lapangan atau objek yang

diteliti dengan bentuk penulisan, hal tersebut tentu saja berlandaskan

kepada teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini

e. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Agar data dalam penelitian ini valid dan dapat

dipertanggungjawabkan, maka diperlukan suatu teknik untuk mengecek

atau mengevaluasi tentang keabsahan data yang diperoleh.Pada tahap ini,

langkah yang dilakukan peneliti adalah menegecek kembali

keterangan-keterangan yang diberi informan dan memastikan informan dengan

keterangan yang dilakukan.

a) Fokus dan ketekunan

Ketekunan diperlukan untuk memastikan agar sumber data yang

dipilih benar-benar bersentuhan dan mengetahui tentang Dampak

Peralihan Fungsi Lahan Di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten

Bojonegoro. Selain itu, peneliti juga tetap menjaga fokus pada sasaran

objek yang diteliti, hal ini diperlukan agar data yang digali tidak

melenceng dari rumusan masalah yang dibahas.

b) Trianggulasi

Teknik ini digunakan untuk memeriksa keabsahan data dengan cara

(35)

sudah diperoleh untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap

data itu. Teknik ini dilakukan dengan cara mencocokkan dan

membandingkan data yang diperoleh dengan hal-hal (data) di luar fokus

bahasan (tetapi masih terkait), sehingga keabsahan dari data yang

didapatkan bertambah valid dan secara ilmiah dapat

dipertanggungjawabkan..

Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut:

a. Triangulasi Data (Data Triangulation)

Peneliti menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari

situasi yang berbeda. Ada 3 sub jenis yaitu orang, waktu dan ruang.Orang,

data-data dikumpulkan dari orang-orang berbeda yang melakukan aktivitas

sama.Waktu, data-data dikumpulkan pada waktu yang berbeda.Ruang,

data-data dikumpulkan di tempat yang berbeda.Bentuk paling kompleks

triangulasi data yaitu menggabungkan beberapa sub-tipe atau semua level

analisis.Jika data-data konsisten, maka validitas ditegakkan

b. Triangulasi Antar-Peneliti (Multiple Researchers )

Pelibatan beberapa peneliti berbeda dalam proses analisis. Bentuk

kongkrit biasanya sebuah tim evaluasi yang terdiri dari rekan-rekan yang

menguasai metode spesifik ke dalam Focus Group Discussion (FGD).

(36)

spesifik dengan keyakinan bahwa ahli dari teknik berbeda membawa

perspektif berbeda. Jika setiap evaluator menafsirkan sama, maka validitas

ditegakkan.

c. Triangulasi Teori (Theory Triangulation)

Penggunaan berbagai perspektif untuk menafsirkan sebuah set

data. Penggunaan beragam teori dapat membantu memberikan pemahaman

yang lebih baik saat memahami data. Jika beragam teori menghasilkan

kesimpulan analisis sama, maka validitas ditegakkan.

d. Triangulasi Metodologi (Methodological Triangulation)

Pemeriksaan konsistensi temuan yang dihasilkan oleh metode

pengumpulan data yang berbeda seperti penggabungan metode kualitatif

dengan data kuantitatif atau melengkapi data wawancara dengan data

observasi.Hasil survei, wawancara dan observasi, dapat dibandingkan

untuk melihat apakah hasil temuan sama. Jika kesimpulan dari

masing-masing metode sama, maka validitas ditegakkan.13

3) Sistematika Pembahasan

Sistematika merupakan panduan mengenai pembahasan dalam

setiapbab penelitian. Dalam setiap penelitian perlu adanya sistematika

pembahasanyang tujuannya mempermudah mengetahui isi dari tiap-tiap

bab. Penelitianyang berjudul Untuk mempermudah dalam

mengetahuipembahasan dari setiap bab penelitian diatas, maka perlu

(37)

adanyapengorganisasian mengenai sistematika pembahasan diantaranya

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan peneliti memberikan gambaran tentang latarbelakang masalah yang hendak diteliti. Setelah itu menentukan rumusanmasalah dalam penelitian tersebut.Serta menyertakan tujuan dan manfaatpenelitian.

BAB II KAJIAN TEORI

Dalam bab kajian teori, peneliti memberikan gambaran tentangdefinisi konsep yang berkaitan dengan judul penelitian, serta teori yangakan digunakan dalam penganalisaan masalah. Definisi konsep harusdigambarkan dengan jelas. Selain itu harusmemperhatikan relevansi teoriyang akan digunakan dalam menganalisis masalah.

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

(38)

30

BAB II

TEORI EVOLUSI

( EVOLUSI MASYARAKAT HERBET SPANCER )

A. Konsep Tentang Perubahan Dan Evolusi Sosial

Perubahan senantiasa mengandung dampak negatif maupun positif.

Untuk itu dalam merespon perubahan diperlukan kearifan dan pemahaman

yang mendalam mengenai nilai,arah program,dan strategi yang sesuai

dengan sifat dasar perubahan itu sendiri.

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya.

Perubahan sosial meliputi perubahan dalam perbedaan usia, tingkat

kelahiran, dan penurunan rasa kekeluargaan antar anggotamasyarakat

sebagai akibat terjadinya arus urbananisasi dan modernisasi.1

Dampak perubahan sering dihadapakan pada sistem nilai,norma

dan sejumlah gagasan yang didukung oleh media-media komunikasi yang

dapat mengubah sistem sosial,politik,ekonomi,pendidikan maupun sistem

budaya.

Perkembangan teknologi,terjadinya konflik, ideologi yang dianut

masyarakat merupakan beberapa faktor sosial yang turut memengaruhi

perubahan sosial. Event atau peristiwa merupakan suatu kejadian dalam

1Prof. Dr. Kamanto Sunanto, Sosilogi Perubahan Sosial, ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2011) hal 12

(39)

31

masyarakat yang mampu menyebabkan perubahan. Peristiwa tersebut

dapat merupakan peristiwa kecil maupun besar. Aspek demografis atau

kependudukan meliputi kelahiran, kematian maupun perpindahan

penduduk.selain itu perubahan komposisi penduduk juga turut menjadi

faktor yang menyebabkan perubahan sosial.2

Alasan mengapa menggunakan teori evolusi adalah skripsi ini

membahas tentang perubahan masyarakat Desa Gayam dari yang bersifat

hegemonitas tak beraturan ke heterogenitas yang logis. evolusi juga

menggambarkan bagaimana masyarakat berkembang dari masyarakat yang

primitif menuju masyarakat maju. teori evolusi juga menggabungkan

antara pandangan subjektif tentang nlai dan tujuan akhir dari adanya

perubahan sosial, perubahan yang secara bertahap dan perlahan, yang

awalnya sederhana kemudian berubah menjadi modern.

Evolusi dalam antropologi merupakan hasil pemikiran yang

mengalami perubahan dari dulu, seorang antropolog kuno sangat

menyenangi tentang ide evolusi, sedangkan generasi baru sempat menolak

tentang ide evolusi tapi untuk generasi setelahnya mereka mencoba

mempelajari dan meneliti kembali, abad ke 19 antropolog

mengidentifikasikan pola kebudayaan itu dari tingkatan rendah hingga

2Prof. Dr. Kamanto Sunanto, Sosilogi Perubahan Sosial, ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2011) hal 23-24

(40)

32

tinggkatan tinggi dan tugas antropologi adalah mengidentifikasi tingkatan

tersebut.3

Teori evolusi adalah teori yang paling awal dalam sosiologi

didasarkan pada Karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Teori ini

memberikan keterangan yang memuaskan tentang bagaimanan masyarakat

manusia berkembang dan tumbuh. Auguste Comte menggambarkan bahwa

pemikiran manusia berkembang melalui tiga tahap.

Pada tahap teoritis evolusi menganggap masyarakat sebagai

perkembangan dari bentuk yang sederhana menjadi bentu-bentuk yang

lebih kompleks, mereka percaya bahwa masyarakat-masyarakat yang

berada pada tahap-tahap pengembangan yang lebih maju akan lebih

progresif dan pada masyarakat-masyarakat lainnya. Teori evolusi

cenderung bersifat etno sentries karena mereka menganggap masyarakat

modern lebih hebat dari pada masyarakat-masyarakat sebelumnya.4

Masyarakat yang mengalami evolusi pasti bergerak dari sistem

askripsi menuju salah satu sistem pencapaian. Cakupan keterampilan dan

kemampuan yang lebih luas diperlukan untuk menangani subsistem yang

lebih rumit.

Sistem nilai masyarakat secara keseluruhan pasti mengalami

perubahan ketika struktur dan fungsi sosial semakin terdiferensiasi.

3Robert H. lauer, Perspektive on Social Changes (1977), Edisi Indonesia, Penerjemah Aliamdan, Perspektif Tentang Perubahan Sosial (Jakarta :Pt.Melton Patra, 1989) hal

(41)

33

Namun, karena sistem baru ini lebih beragam, lebih sulit bagi sistem nilai

ini mewujudkannnya.

Evolusi berlangsung melalui berbagai beberapa siklus, namun tidak

ada proses umum yang mempengaruhi seluruh masyarakat secara sama.

Beberapa masyarakat bisa mendukung evolusi, sementara lainnya

“mungkin terjerat oleh konflik internal atau kekurangan-kekurangan

lainnya” sehingga menghambat proses evolusi, atau bahkan akan

“memperburuknya” (Parsosn, 1966: 23)5

Diantara fenomena yang menjadi sasaran penyelidikan sosiolog ,

masalah perubahan sosial adalah yang paling sukar dipahami, karena itu

paling banyak menimbulkan perdebatan spekulatif. Suatu survei tentang

definisi perubahan sosial, menunjukkan adanya sejumlah perbedaan

pendapat dikalangan ahli.

Dapat dibayangkan bahwa orientasi formal seperti itu menambah

kekeliruan yang terdapat dalam pembahasan berbagai temasubstansif

tentang masalah perubahan sosial kekeliruan tersebut menyangkut

beberapa hal seperti

a. Perbedaan dan hubungan antara perubahan makro dan mikro

Masalahnya, apakah perubahan berskala kecil berlawanan dengan

yang berskala besar? Apakah hanya perubahan berskala besar saja

(42)

34

yang dipandang sebagai perubahan sosial ? apakah perubahan sosial

berskala besar merupakan akumulasi dari perubahan skala kecil ?

b. Kesinambungan perubahan sosial

Apakah perubahan sosial berskala besar yang menyangkut

keseluruhan struktur sosial berkembang dari satu seri perubahan sosial

berkembang dari satu seri perubahan berskala kecil yang teratur ,

ataukah merupakan akibat dari krisis atau peristiwa yang terjadi secara

tiba-tiba.

c. Penyebab Perubahan Sosial

Apa penyebab ? apakah perubahan sosial berskala kecil dan yang

berskala besar itu berkesinambungan atau terputus-putus ? apakah

penyebab perubahan sosial itu berasal dari dalam atau dari luar?

Dengan kata lain apakah keduanya saling berkaitandengan struktur

masyarakat ataukah berada diluarnya? Apakah faktor penyebab

perubahan sosial itu digerakkan dari dalam atau dari luar? Apakah

faktor-faktor tersebut berwujud materi atau berupa ide? Dengan kata

lain apakah perubahan sosial itu disebabkan oleh kondisi material

ataukah karena kekuatan-kekuatan ide baru?

d. Persoalan langsung atau tidak langsungnya perubahan sosial

Apakah orang melihat perubahan sosial sebagai proses yang

berkesinambungan atau tidak ?

Evolusi merupakan salah satu bentuk perubahan sosial yang

(43)

35

“perkembangan” (development)dan istilah “evolusi” mencakup perincian

pertumbuhan tertentu didalam gambaran perubahan. Istilah perkembangan

berkaitan erat dengan istilah pertumbuhan (growth) dan perubahan

(change) secara tak langsung istilah perkembangan menenerangkan

pertumbuhan dalam arti perubahan dan selanjutnya menerangkan

perubahan dalam arti pertumbuhan.

B. Evolusi Masyarakat

Pandangan yang menyatakan bahwa perkembangan masyarakat

merupakan suatu proses pertumbuhan dan perubahan yang

berkesinambungan, dapat dirunut kembali kepada pendirian penganut

aliran evolusi dalam sosiologi dan psikologi. Teori klasik seperti Spancer,

Durkheim, Ferdinand Tonnies, Morgan dan lain-lain merumuskan dengan

tepat prinsip utama evolusi sosial ketika mereka menyatakan, pertumbuhan

kuantitatif kehidupan masyarakat pada tingkat tertentu melibatkan

perubahan kualititaf.

Herbert Spencer (1820-1908) adalah seorang sarjana Inggris yang

menulis buku pertama berjudul prinsip-prinsip sosiologi (principles of

sociology) pada tahun 1896. Sebagaimana halnya dengan kebanyakan

sarjan pada masanya, Spencer tertarik pada teori evolusionernya Darwin

dan ia melihat adanya persamaan dengan evolusi sosial. Perubahan

masyarakat melalui serangkaian tahap yang berawal dari tahap kelompok

suku yang homogeny dan sederhana ke tahap masyarakat modern yang

(44)

36

menangnya Darwin (survival of the fittes) terhadap masyarakat. Ia

berpandangan bahwa orang-orang yang cakap dan bergairah (energetic)

akan memenangkan perjuangan hidup, sedang orang-orang yang malas dan

lemah akan tersisih. Pandangan ini kemudian dikenal sebagai

“Darwinisme Social” dan banyak dianut oleh golongan kaya.6

Evolusi sosial adalah serangkaian perubahan sosial dalam

masyarakat yang berlagsung dalam waktu lama, yang berawal dari

kelompok suku atau masyarakat yang masih sederhana dan homogen,

kemudian secara bertahap menjadi kelompok suku atau masyarakat yang

lebih maju, dan akhirnya menjadi masyarakat modern yang kompleks.

Dadang supardan(155-156) menjelaskan bahwasannya dalam buku

yang berjudulprinciples of sociology(1876-1896) Herbert Spencer,

seorang sosiologi inggris mengemukakan TeoriEvolusi Sosialsebagai

berikut:

1. Masyarakat yang merupakan suatu organisme, berevolusi

menurut pertumbuhan manusia seperti tubuh yang hidup,

masyarakat bermula seperti kuman yang berasal dari massa

yang dalam, segala hal dapat dibandingkan dengan massa itu

dan sebagian diantaranya akhirnya dapat didekati. (Spencer

dalam Lauer, 2003:80).

(45)

37

2. Suku primitif berkembang melalui peningkatan jumlah

anggotanya,perkembangan itu mencapai suatu titik dimana

suatu suku terpisah menjadi beberapa suku yang secara

bertahap timbul beberapa perbedaan satu sama lain.

Perkembangan ini dapat terjadi, seperti pengulangan maupun

terbentuk dalam proses yang lebih luas dalam penyatuan

beberapa suku. Penyatuan itu terjadi tanpa melenyapkan

pembagian yang sebelumnya disebabkan oleh pemisahan.

3. Pertumbuhan masyarakat tidak sekedar menyebabkan

perbanyakan dan penyatuan kelompok, tetapi juga

meningkatkan kepadatan penduduk atau meningkatkan

solidaritas, bahkan massa yang lebih akrab.

4. Dalam tahapan masyarakat yang belum beradab

(uncivilised)itu bersifat homogen karena mereka terdiri dari

kumpulan manusia yang memiliki kewenangan, kekuasaan,

dan fungsi yang relatif sama terkecuali masalah jenis kelamin.

5. Suku nomaden memiliki ikatan karena dipersatukan oleh

ketundukan kepada pemimpin suku. Ikatan ini mengikat hingga

mencapai masyarakat beradab yang cukup untuk diintegrasikan

bersama selama “selama 1000 tahun lebih “.

6. Jenis kelamin pria, didentikkan dengan simbol-simbol yang

menuntut kekuatan fisik, seperti keprajuritan, pemburu,

(46)

38

7. Kepemimpinan muncul sebagai konsekuensi munculnya

keluarga yang sifatnya tidak tetap atau nomaden.

8. Wewenang dan kekuasaan seseorang ditentukan oleh kekuatan

fisik dan kecerdikkan seseorang, selanjutnya kewenagan dan

kekusaan tersebut memiliki sifat yang diwariskan dalam

keluarga tertentu.

9. Peningkata kapasitaspun menandai proses pertumbuhan

masyarakat. Organisasi-organisasi sosial yang mulanya masih

samar-samar, pertumbuhannya mulai mantap secara

perlahan-lahan, kemudian adat menjadi hukum, hukum menjadi semakin

khusus dan institusi sosial semakin terpisah berbeda-beda. Jadi,

dalam berbagai hal memenuhi formula evolusi. Ada kemajuan

menuju ukuran, ikatan, keanekaragaman bentuk, dan kepastian

yang semakin besar (Spencer dalam Lauer, 2003:81).

10. Perkembanganpun ditandai oleh adanya pemisaha unsur-unsur

religius da sekuler. Begitupun sistem pemerintahan bertambah

kompleks, diferensiasipun timbul dalam organisasi sosial,

termasuk tumbuhnya kelas –kelas sosial dalam masyarakat

yang ditandai oleh suatu pembagian kerja.

Menurut Spencer, masyarakat adalah organisme yang berdiri

sendiri dan berevolusi sendiri lepas dari kemauan dan tanggung jawab

(47)

39

gerak evolusi ini ialah lemahnya semua benda yang serba sama. Misalnya,

dalam keadaan sendirian atau sebagai perorangan saja manusia tidak

mungkin bertahan. Maka ia merasa diri didorong dari dalam untuk

bergabung dengan orang lain, supaya dengan berbuat demikian ia akan

dapat melengkapi kekurangannya.

Sebenarnya perkembangan masyarakat itu telah terjadi sejak zaman

dahulu kala bahksn sejak manusia pertama hidup dibumi.Pada abad ke-19

itu pekembangan manusia telah mencapai klimaks.

Herbet Spancer memiliki pandangan tentang perusahaan yang

terjadi pada suatu masyarakat dalam bentuk perkembangan yang linier

menuju kea arah yang positif.

Teoi evolusi dalam konteks social itu menggambakan

perkembangan masyarakat. Antara lain :

1. Teori evolusi menganggap bahwa perubahan social merupakan

gerakan searah seperti garis lurus. Masyarakatnya berkembang dari

masyarakat primitive menuju masyarakat maju.

2. Teori evolusi membaurkan antara pandangan subjektif tentang nilai

dan tujuan akhir perubahan social. Perubahan menuju bentuk

masyarakat modern, merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.

Oleh karena itu masyarakat modern merupakan bentuk masyrakat

(48)

40

Spencer juga membedakan empat tahap evolusi masyarakat:

a. Tahappenggandaan atau pertambahan

Baik tiap-tiap mahluk individual maupun tiap-tiap orde

social dalam keseluruhannya selalu bertumbuh dan bertambah

b. Tahapkompleksifikasi

Salah satu akibat proses pertambahan adalah makin

rumitnya struktur organisme yang bersangkutan. Struktur

keorganisasian makin lama makin kompleks.

c. TahapPembagian atau Diferensiasi

Evolusi masyarakat juga menonjolkan pembagian tugas

atau fungsi, yang semakin berbeda-beda. Pembagian kerja

menghasilkan pelapisan social (Stratifikasi). Masyarakat menjadi

terbagi kedalam kelas-kelas social.

d. Tahappengintegrasian

Dengan mengingat bahwa proses diferensiasi mengakibatkan

bahaya perpecahan, maka kecenderungan negative ini perlu dibendung dan

diimbangi oleh proses yang mempersatukan. Pengintegrasian ini juga

merupakan tahap dalam proses evolusi, yang bersifat alami dan

spontan-otomatis. Manusia sendiri tidak perlu mengambil inisiatif atau berbuat

sesuatu untuk mencapai integrasi ini. Sebaiknya ia tinggal pasif saja,

supaya hukum evolusi dengan sendirinya menghasilkan keadaan

(49)

41

Spencer juga menawarkan teori evolusi dari masyarakat militan ke

masyarakat industri. Sebelumnya, struktur masyarakat militant dianggap

hanya bertujuan perang dalam rangka bertahan dan menyerang. Kendati

Spancer bersikap kritis terhadap perang, ia merasa bahwa pada tahap awal

perang berfungsi menyatakan masyarakat (misalnya, melalui penaklukan

militer ) dan menyediakan lebih banyak jumlah orang yang diperlukan

bagi perkembangan masyarakat industri.7

Yang pada mulanya, masyarakat militan dijelaskan sebagai

masyarakat yang terstruktur guna melakukan perang. Walaupun Spencer

melihat evolusi umum yang mengarah kepada pembentukan masyarakat

industri, akan tetapi ia juga mengakui adanya kemunduran periodik kepada

masyarakat yang lebih agresif dan militan. Dalam tulisannya mengenai

etika politik, Spencer mengemukakan gagasan evolusi sosial yang lain.

Disuatu sisi Spencer memandang masyarakat berkembang menuju ke

keadaan moral paling ideal atau sempurna. Disisi lain Spencer

mengemukakan bahwa masyarakat yang paling mampu menyesuaikan diri

dengan lingkunganlah yang akan bertahan hidup, sedangkan masyarakat

yang tidak mampu menyesuaikan diri terpaksa menemui ajalnya. Hasil

proses ini adalah peningkatan kemampuan menyesuaikan diri masyarakat

secara keseluruhan.8

(50)

42

Spencer menggunakan konsep survival of the fittest ini untuk

menggambarkan kekuatan fundamental ilmu biologi yang menjadi dasar

perkembangan evolusioner. Konsepsi ini dipengaruhi karya Thomas R.

Malthus mengenai tekanan kependudukan. An essay on the principle of

population (1798). Dalam konsep ini, dipahami bahwa perjuangan untuk

bertahan bagi suatu masyarakat agar menghasilkan keseimbangan karena

perubahan yang terjadi dari keadaan homogen yang tidak terpadu menjadi

heterogen yang terpadu.

Teori evolusi Spancer dapat disederhanakan menjadi dua proporsi

dasar. (1). Baik perkembangan kehidupan organik maupun kehidupan

sosial merupakan proses diversifikasi, dalam arti berbagai bentuk

kehidupan sosial itu telah berkembang dari jumlah yang besar

bentuk-bentuk aslinya yang lebih kecil. Proposisi ini jelas menekankan aspek

kuantitatif teori evolusi. (2). Terdapat kecenderungan umum dalam setiap

perkembangan, dimana bentuk bentuk struktur dan organisasi yang lebih

kompleks muncul dari bentuk yang lebih sederhana. Atau terjadi proses

evolusi dari keserba-samaan yang tak teratuir menjadi keserba-anekaan

yang teratur. Proposisi ini menyatakan terjadinya perubahan kualitatif

sebagai suatu keharusan yang mengiringi pertumbuhan kuantitatif.9

Pemikiran Spancer diawali dengan suatu pandangan bahwa

masyarakat adalah sebuah organisme. Artinya ada kesamaan antara

(51)

43

masyarakat dengan organisme biologis, sehingga ada kesamaan dalam cara

melihat masyarakat dengan cara melihat organisme biologis. Yang

dimaknai sebagai sesuatu yang tumbuh dan berkembang melalui proses

evolusi. Ibarat manusia, ketika mengalami pertumbuhan, ia akan

mengalami pertambahan volume (berat badan) serta pertambahan

kepadatan, pertambahan bagian-bagian tertentu atau mengalami kepadatan

struktur yang lebih rumit. Masyarakat memiliki banyak lembaga

pemerintah,hukum,pendidikan yang fungsinya juga saling melengkapi.

Pada institusi keluarga yang kecil juga dapat ditemukan bagian-bagian,

yaitu ada ayah,ibu,anak serta norma dan nilai yang berlaku untuk anggota

keluarga tersebut. (Laurer,1982)

Pandangan Spancer mengenai perkembangan masyarakat,

memusatkan perhatian pada pertambahan jumlah (kuantitas) dan kualitas

hubungan antar bagian dalam sistem. Spancer menjelaskan bahwa hukum

perkembangan akan menyangkut evolusi diri dari yang sederhana menjadi

sesuatu yang kompleks (Szompka, 1994; Soekanto, 1989). Spancer

menggambarkan perkembangan masyarakat dari tipe masyarakat yang

homogen menuju masyarakat yang heterogen. Perubahan ini dianalogikan

dengan tipe masyarakat primitif (yang homogen) dan modern ( heterogen).

Evolusi sosial menurut Spancer (Szompka, 1994) berlangsung melalui

diferensiasi struktural dan fungsional sebagai berikut ;

a. Dari yang sederhana menuju yang kompleks

(52)

44

c. Dari keseragaman, homogenitas ke spesialisasi, heterogenitas

d. Dari ketidakstabilan ke kestabilan

Proses evolusi tersebut sebenarnya melalui beberapa tahap

perkembangan, yaitu ;

1. Tahap masyarakat sederhana

Masyarakat ini dicirikan dengan masyarakat yang saling

terisolir,aktivitas seluruh anggotanya serupa, tidak ada organisasi

politik.

2. Masyarakat kompleks

Masyarakat ini dicirikan dengan adanya pembagian kerja antar

individu, serta pembagian fungsi antara bagian-bagian masyarakat

yang muncul, mulai ada hierarki politik.

3. Masyarakat lebih kompleks

Yang dicirikan dengan adanya wilayah bersama, memiliki

konstitusi dan sistem hukum yang permanen.

4. Peradaban

Yaitu sebuah kesatuan sosial yang paling kompleks,

terbentuknya negara-negara bangsa, adanya federasi beberapa negara

atau diwujudkan dengan kekaisaran yang besar. (Szomptka,1994)10

(53)

45

Herbet spancer dinyatakan sebagai seorang organisisme

disebabkan struktur utama teori sosiologisnya. Organisismenya kembali

kepada periode sebelum munculnya Origin of Species-nya Darwin.

Pengulangan kembali penemuan Darwin pada Spancer sangat jelas terlihat

dalam perhatiannya terhadap konflik dalam karyanya kemudian. Terutama

sekali dia memperhatikan isu-isu sosial, Spancer cenderung mengambil

konsepsi tentang konflik dari sebuah proses alam dan survival yang

pelaksanaanya sebagai proses biologis. 11

Dari kesamaan konsep yang digunakan dalam evolusi organisme

dan sosial, kita bisa menarik kesimpulan bahwa dalam kehidupan sebagai

makhluk biologis maupun sosial, manusia harus mempunyai daya tahan

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya agar dapat terus

mewujud. Daya tahan di sini, tidak hanya memegang teguh pemikiran atau

keadaan awal dan tak mau menerima pegaruh lain, melainkan lebih kepada

penyesuaian diri terhadap lingkungan yang dinamis, di mana hal ini tidak

mungkin dicegah maupun ditolak.12

C. Kelemahan dan Kelebihan Teori Evolusi Semua teori evolusi memiliki kelemahan tertentu

(1) Data yang menunjang penentu tahap masyarakat dalam

rangkaian tahap seringkali tidak cermat, dengan

11Prof. Dr. Wardi Bachtiar , M.S , Sosiologi Klasik ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya , 2010) 12Paul B. Horton, dan Chester L. Hunt,

(54)

46

demikian,tahap suatu masyarakat ditentukan sesuai dengan

tahap yang dianggap paling cocok dengan teori.

(2) Urutan tahap tidak sepenuhnya tegas, karena beberapa

masyarakat mampu melangkahi beberapa tahap antara dan

langsung ke tahap industri atau tahap komunis, serta beberapa

masyarakat lainnya bahkan mundur ketahap dahulu. Dan

(3) Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial besar

akan berakhir ketika masyarakat telah mencapai tahap “akhir”,

tampaknya merupakan pandangan yang naif. Jika perubahan

memang merupakan sesuatu yang konstan, apakah ini dapat

diartikan bahwa setiap rancangan perubahan akan memiliki

titik “akhir”

Menurut Andreas Suroso (2008) teori ini sering memaksakan data

agar tahapan-tahapan yang ada dalam teori ini dapat dipenuhi sehingga

dapat dikatakan sering mengada-ada agar tahapan dapat dijelaskan dengan

data yang dipaksakan.13

Walaupun demikian,teori evolusi masih mengandung banyak

deskripsi yang cermat. Kebanyakan masyarakat telah beralih dari

masyarakat sederhana ke masyarakat kompleks. Sampai pada batas-batas

(55)

47

tertentu memang ada tahap-tahap perkembangan dan pada setiap tahap

berbagai unsur budaya terkait kedalam sistem yang terintegrasi.14

Kelebihan dari teori ini dapat memberikan penjelasan yang

memuaskan bagi para penuntutnya. Hal ini terjadi karena teori ini mampu

menjelaskan perubahan yang terjadi melalui pentahapan dan didukung

data pada setiap pentahapan yang ada dan hal ini akan lebih meyakinkan

dan mampu memberikan penjelasan yang rasional.15

(56)

48

BAB III

INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL

( Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri Migas )

A. Deskripsi Umum Desa Gayam

Gayam adalah salah satu desa di wilayah kecamatanGayam,

Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia. Semula Desa Gayam

secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ngasem

Kabupaten Bojonegoro, namun seiring terjadinya pemekaran wilayah

(Perda Bojonegoro No. 22 tahun 2011) akhirnya Desa Gayam menjadi

bagian integral dari Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa

Timur. Sebagai salah satu bagian dari Kecamatan Gayam, Desa Gayam

memiliki luas wilayah : 8.930.000 m2. Secara topografi, Desa Gayam

tergolong dataran rendah karena berada pada ketinggian antara 15 s.d. 25

meter (dpl) dengan suhu udara rata-rata 24 derajat Celcius dan curah

hujan tahunan mencapai 2,45 mm/tahun.

Masyarakat Desa gayam sebagian besar berprofesi sebagai petani,

karena sebagian besar disini dulunya berupa tanah garapan (sawah)

kemudian seiring bertambahnya jumlah penduduk, lahan yang dulunya

berupa sawah mengalami perubahan.Apalagi sejak adanya industry migas

yang semakin besar membuat sebagian lahan pertanian masyarakat beralih

fungsi menjadi sector industry.

(57)

49

Gambar 1

Peta Desa Gayam

(58)

50

Gambar 2

Peta Kecamatan Gayam

(59)

51

Desa Gayam memiliki wilayah yang cukup luas. Terdiri dari 4

dusun yaitu Dusun Gayam, Dusun Sumur pandan, Dusun Temlokorejo,

dan yang terakhir Dusun Kaliglonggong. Karena luasnya Desa Gayam,

sehingga beberapa diantaranya ada yang langsung berbatasan dengan

Kecamatan lain yaitu Kecamatan Purwosari dan Kecamatan Ngasem.

Tabel 2

Batas Desa Gayam

Perbatasan De

sa

Utara

Desa Katur, Desa

Ringintunggal, Desa

Begadon

Selatan

Desa Mojodelik, Desa

Bandungrejo

Barat

Desa Mojodelik

Timur

Desa Jelu, Desa Bareng,

Desa Ngantru

(60)

52

Tabel 3

Data Wilayah Administrasi Desa Gayam

Desa Gayam terbagi menjadi 40 RT dan 8 RW dan jumlah penduduk

berjumlah 6.451 dengan rincian 3.261 penduduk laki-laki dan 3.190 penduduk

perempuan, yang terbentuk menjadi 1.965 KK.

Ada 4 Dusun yang berada di wilayah Desa Gayam yang memiliki porsi

luas yang berbeda beda,di Dusun Gayam ada 11 RT dengan 2 RW, Dusun Sumur

Pandan 13 RT dengan 3 RW, Dusun Kali Glonggong 3 RT dengan 1 RW dan

Dusun Temlokorejo 3 RT dengan 2 RW.

Jenis Data Jumlah

Jumlah Unit RT 40 (Empat Puluh)

Jumlah Unit RW 8 (Delapan)

Jumlah Dusun 4 (Empat)

Jumlah Penduduk (Jiwa) 6.451 Jiwa *

Jumlah Penduduk Laki-laki 3.261 Jiwa *

Jumlah Penduduk Perempuan 3.190 Jiwa *

(61)

53

Tabel 4

Nama- nama Dusun di wilayah Desa Gayam

Nama-Nama Dusun Jumlah RT Jumlah RW

Dusun Gayam 11 2

Dusun Sumurpandan 18 3

Dusun Kali Glonggong 3 1

Dusun Temlokorejo 3 2

Adapun data para pekerja yang berada di PT maupun CV perusahaan

perusahaan pertambangan minyak gas, sebagi berikut:

Table5

Daftar Perusahaan pekerja asal Desa Gayam

No Nama Perusahaan

Jumlah Orang

1 PT. Oversindo 8

2 PT. Discona Yasa 9

(62)

54

4 PT. Tripatra 43

5 PT. Rekindo 5

6 PT. Swadaya Graha 11

7 PT. Rama Megah Perkas 2

8 PT. Multi Servindo Prima 10

9 PT. BMAP 13

10 PT. Indocater 1

11 PT. Lintek 1

12 G4s-Mcl 3

13 Cahaya Hidup Prima 1

14 PT. Pengastuti Excellen 27

15 PT. Tri Wahana Universal 1

16 PT.Wifgasindo 2

17 PT. Promix 23

18 Nawakara 911 3

19 PT. Karya Sudarsono 3

20 PT. Alhas Jaya Grup 7

21 PT. Geolink Nusantara 1

22 PT. Daya Patra 2

23 PT. Panasindo 1

24 EMCL 5

(63)

55

26 PT. KPU 8

27 PT. Hutama Karya 1

28 PT. Depriwangga 1

29 PT. TUN 2

30 PT. Yogi Putra 1

31 PT. PPLI 3

32 PT. SNP Indonesia 1

33 PT. Kreasi 1

34 PT. Teras Tehnik Perdana 1

35 EPC-5 1

36 PT. Exterran 1

37 G4S-TWU 1

38 PT. Jaya Perdana 1

39 PT. Dwi Kappa 1

Sumber Data : Dokumen Desa Gayam

Masyarakat Desa Gayam yang bekerja di Industri Migas untuk saat

ini berjumlah 234 orang yang terbagi di 39 PT dibawah naungan Exxon

(64)

56

Dari data yang telah kami sebutkan di atas adalah pekerja yang

berasal dari 4 dusun yang ada di desa Gayam mulai dari dusun Gayam,

dusun Kaliglonggong, dusun Sumurpandan, dan dusun Temlokerjo.1

1. Sarana dan Prasarana Desa Gayam

Perkembangan dan kemajuan sebuah desa sangat dipengaruhi oleh

fasilitas atau sarana dan prasarana yang menunjang masyarakat untuk

melakukan segala aktifitas sosial. Adanya fasilitas yang memadai akan

memudahkan masyarakat dalam melakukan interaksi dalam segala aspek,

mulai dari aspek struktural pemerintahan desa, Pendidikan, Keagamaan,

Ekonomi dan Sosial Kebudayaan.

Fasilitas umum yang tersedia di desa Gayam masih sangat

sederhana walaupun lambat laun telah mengalami perkembangan karena

adanya pembangunan desa. Di desa Gayam terdapat kantor kelurahan desa

yang baru saja direnovasi itupun berkat bantuan biaya dari pihak

kontraktor industry migas yang ada di desa Gayam.

Balai Desa Gayam sendiri digunakan sebagai sarana untuk

melakukan hal-hal yang bersifat administrasi pemerintahan.LetakSnya

paling utara Desa Gayam, yaitu di Jalan Gayam No.2 Desa Gayam. Di

kantor desa yang baru ini biasanya masyarakat desa melakukan aktifitas

keadministrasian yang berupa pembuatan akta kelahiran, mengurus

pembuatan KTP, atau surat keterangan lainnya.

Gambar

Tabel 4 : Nama- nama Dusun di wilayah Desa Gayam………………..53
Gambar 3 : Balai Desa Gayam……………………………………………...57
Tabel 1
 Gambar  1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan Orientasi Pekerjaan Sebagai Dampak Alih Fungsi Lahan (Studi Kasus Di Desa Padaasih Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat). Seiring dengan tingginya laju

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada dua faktor yang menjadi penyebab alih fungsi lahan sawah di Desa Cikeruh yaitu faktor internal dan faktor

Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Munculnya Masalah Sosial Yang Terjadi Di Wilayah Kabupaten Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan alih fungsi lahan sebagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial; (2) menganalisis proses perubahan sosial sebagai

Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di Desa Drancang Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik begitu tinggi, ini dikarenakan didalam RTRW(Rencana Tata

Proses alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan tambang yang terjadi di Kecamatan Bungku Timur Desa One Pute jaya dan Desa Bahomoahi membawa dampak pada hal status

Hasil analisis menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendorong terjadinya alih fungsi lahan teridiri dari faktor internal dan eksternal, faktor internal lebih melihat sisi yang

PENUTUP Pengawasan terjadinya alih fungsi lahan pertanian yang dilakukan oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang yaitu pertama terlibat dalam perizinan