INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL
( Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian
Menjadi Industri Migas Di Desa Gayam Kecamatan Gayam
Kabupaten Bojonegoro )
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
(S. Sos) dalam Bidang Sosiologi
Oleh:
UDKHULU FISSILMI KAAFAH
NIM. B05212044
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU SOSIAL
PROGAM STUDI SOSIOLOGI
ABSTRAK
Udkhulu Fissilmi Kaafah, 2016, Industri dan Perubahan Sosial (Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri Migas Di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro).. Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Keyword : Dampak, Lahan Pertanian, Industri Migas.
Penelitian ini dilakukan di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro dengan tujuan untuk mengetahui faktor yang mendorong terjadinya peralihan fungsi lahan dan dampak yang diakibatkan pasca terjadinya peralihan fungsi lahan pertanian menjadi industri migas. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi, dokumentasi serta hasil wawancara.
Berdasarkan data lapangan, ada beberapa fakor mengakibatkan terjadinya peralihan fungsi lahan pertanian menjadi industri migas. Faktor itu meliputi adanya dinamika pertumbuhan perkotaan, kondisi sosial ekonomi rumah tangga pengguna lahan pertanian, serta aspek regulasi yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI….vi ABSTRAK………...……….vii
BAB II : TEORI EVOLUSI A. Konsep Tentang Perubahan Sosial………..29
B. Teori Evolusi SosialMasyarakat……….………32
C. Kelemahan dan Kelebihan Teori Evolusi……..………...…………...43
A. Deskripsi Umum Desa Gayam………...48
1. Sarana dan Prasarana Desa Gayam………...55
2. Keadaan Demografi..………...61
3. Keadaan Sosial Masyarakat Desa Gayam………...62
B. Industri dan Perubahan Sosial Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri Migas 1. Pengertian Peralihan Fungsi Lahan Pertanian menjadi Industri Migas di Desa Gayam……….………...……63
2. Faktor Peralihan Fungsi Lahan di Desa Gayam ………....67
3. Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi IndustriMigas....………..72
BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan………97
B. Saran ……….99
DAFTAR PUSTAKA………101
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Nama-nama Informan………22
Tabel 2 : Batas Desa Gayam………....51
Tabel 3 : Data Wilayah Administrasi Desa Gayam………52
Tabel 4 : Nama- nama Dusun di wilayah Desa Gayam………..53
Tabel 5 : Daftar Perusahaan pekerja asal Desa Gayam………53
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Peta Desa Gayam……….49
Gambar 2 : Peta Kecamatan Gayam……….50
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Munculnya industri-industri pertambangan di Indonesia
mempunyai dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat dan
Negara. Dampak positif adanya industri pertambangan antara lain
menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, hasil produksi tambang
dapat digunakan untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun
pasar internasional, sehingga hasil ekhspor tambang tersebut dapat
meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi negara. Industri
pertambangan juga dapat menarik investasi asing untuk menanamkan
modalnya di Indonesia.1
Pertambangan Banyu Urip yaang berada di Desa Gayam
merupakan proyek pertama yang dikembangkan pada masa setelah
penandatanganan Kontrak Kerja Sama yang terjadi pada tahun 2005, yang
termasuk didalamnya pengembangan lapangan minyak Banyu Urip.
Penemuan Lapangan Minyak Banyu Urip diumumkan pada April 2001
dan diperkirakan memiliki kandungan minyak lebih dari 250 juta barel.
Yang akan mengalami produksi puncak, hingga 165 ribu barel minyak per
hari.
Banyak lahan pertanian di Kabupaten Bojonegoro, yang digunakan
untuk kepentingan proyek minyak dan gas bumi (Migas).Untuk
kepentingan industry migas Blok Cepu tercatat ada sekitar 600 hektar
lahan pertanian yang beralih fungsi.Alih fungsi lahan pertanian ini akan
berdampak pada ancaman terhadap pencapaian ketahanan dan keamanan
sumber pangan. 2
Munculnya suatu industri baru pada masyarakat pedesaan akan
menimbulkan banyak dampak pada masyarakat sekitar industri, dampak
tersebut dapat meliputi beberapa aspek, yaitu : aspek budaya, sosial,
ekonomi, pendidikan, maupun agama
Dengan adanya alih fungsi lahan ini akan berdampak pada
produksi pangan serta kesejahteraan masyarakat petani yang kehidupannya
bergantung pada lahan pertanian yang dimiliki. Keadaan ekonomi
masyarakat mulai berubah, setelah para petani kehilangan lahan pertanian
karena lahan pertanian mereka terjual kepada pihak industri, masyarakat
desa mulai mengadaptasikan dirinya, mereka mulai mencari alternatif
pemenuhan kebutuhan selain bergantung dengan pertanian.Yang
sebelumnya dominan disektor pertanian beralih ke sektor pertambangan,
misalnya dengan menjadi satpam, atau bekerja non skilled atau juga ada
yang berwirausaha sebagai sektor penunjang kegiatan pertambangan,
seperti buka warung.Tingkat pendapatan masyarakat meningkat dan
mengarah lebih sejahteraMultiple effect.sektor pertambangan telah banyak
mempengaruhi kenaikan upah sektor non-pertambangan.
Peran Pemerintah Kabupaten Bojonegoro sukses dalam
memberikan kebijakan sektor pertambangan yang mendukung
masyarakat.Tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro membuat
kebijakan inovatif dengan mengalokasikan 12,5 persen dari Dana Bagi
Hasil (DBH) Migas untuk desa-desa se-Kabupaten Bojonegoro.
Penyalurannya diatur dengan mekanisme 60 persen (dari 12,5 persen DBH
Migas) dibagi rata untuk semua desa se-Kabupaten Bojonegoro atau
disebut dengan Alokasi Dana Desa (ADD) Migas Minimal.Sedangkan 40
persen lagi dibagi secara proporsional berdasarkan variabel kawasan, atau
disebut dengan ADD Migas Proporsional.Ketentuan ADD Minimal (60%
dibagi rata setiap desa) diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup)
Bojonegoro Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum dan Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Alokasi Dana Desa, Dana Desa, Bagi Hasil Pajak dan
Bagi Hasil Retribusi untuk Desa di Kabupaten Bojonegoro.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam pola kehidupan
masyarakat akibat pertumbuhan industri mencakup semua lapangan
kehidupan. Walaupun dalam hal ini, ada perbedaan kadar perubahan antara
satu lapangan dengan lapangan lainnya.
Dengan telah dimulainya ekplorasi dan eksploitasi Blok Cepu atau
Blok Bojonegoro yang berada di Desa Gayam beberapa tahun belakangan
wilayah tersebut, baik yang berkaitan dengan ekonomi, sosial maupun
lingkungan.
Dalam mengembangkan migas Blok Cepu ini operator telah
membebaskan lahan sekira 600 hektar lebih untuk membangun fasilitas
produksi minyak.Mulai fasilitas pemrosesan minyak, jaringan distribusi
(pipa), tempat penampungan minyak ditengah laut, hingga fasilitas
perkantoran.Ratusan hektar lahan itu berada dienam desa yakni selain
empat desa diatas, ada dua desa lainnya yakni Desa Sudu dan
Ngraho.Sebuah angka yang tak sedikit.Apalagi sebagian besar lahan yang
dibebaskan itu adalah lahan pertanian yang menjadi gantungan hidup
masyarakat di wilayah Gayam.Meskipun itu lahan tadah hujan.
Setelah adanya industri migas di Bojonegoro, perekonomian di
Bojonegoro mengalami peningkatan. Terlihat sekali selama tiga tahun
terakhir ini mengalami peningkatan ekonomi yang sangat luar
biasa.Kemajuan signifikan itu dapat dilihat dibidang pendidikan,
kesehatan maupun infrastruktur.Hal itu tentu saja karena adanya kenaikan
APBD Bojonegoro setelah dareahnya menjadi daerah penghasil
migas.Perlu diakui, proyek Migas sangat memberikan sumbangsih banyak
untuk pemasukan daerah. Contohnya di Desa Gayam, di desa itu akan
dibangun program pembangunan dari dana APBD karena menjadi desa
penghasil. Selain itu, banyak kemajuan yang nampak pada kehidupan
masyarakat disana.Seperti, jarang sekali warga yang menggunakan sepeda
Selain itu sepanjang jalan yang dulunya hanya selebar 3 –4 meter,
kini menjadi 7 – 8 meter. Bahkan jalan-jalan poros desa dan lingkungan
disekitar pemboran telah banyak yang tersentuh program paving. Hal ini
menunjukkan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berhasil membuat
program yang memberikan kesejahteraan masyarakat. Saya berharap, jika
nantinya akan banyak investor yang masuk ke Bojonegoro dapat semakin
memajukan perekonomian masyarakat. Penulis juga berkeyakinan kondisi
itu pasti akan merembet pada masyarakat di desa/kecamatan lain.
Dari temuan awal penelitian Blok Migas Cepu, dampak ekonomi
langsung yang positif, yaitu peningkatan investasi dan kegiatan
pembangunan di sektor konstruksi dan pengeboran sebesar US$ 2 milyar
selama 3 tahun dan peningkatan kesempatan kerja sebesar 1.060 orang
selama 3 tahun. Sedangkan dampak negatif langsung dialami oleh sektor
pertanian beruapa lahan pertanian yang dibebaskan antara 422 – 700
hektare, dan petani yang menjadi pengangguran antara 1.755 – 2.909
orang, dan produksi padi yang hilang antara 2.439 –4.044 tahun.
Sebenarnya migas di indonesia masih bisa dikatakan miris. Dari
jumlah keseluruhan hanya sekitar 25% kepemilikan Blok Migas yang
dikuasai oleh perusahaan migas negara, sisanya merupakan milik
perusahaan asing. Dari 279 blok migas di Indonesia, hanya 72 Blok yang
dikuasai oleh negara sisanya 207 Blok (75%) masih di dominasi oleh
pihak swasta yang hampir seluruhnya dipegang oleh perusahaan asing
migas yang berada di Desa Gayam merupakan milik Exxon asal Amerika
yang mengambil warisan blok milik Royal Dutch Shell sejak februari
2001.
Bojonegoro memang memiliki kekayaan alam yang sangat
melimpah namun hal ini tidak bisa menjamin kesejahteraan masyarakat
Bojonegoro, karena Industri yang berada di Desa Gayam merupakan
pemilik kontraktor asing. Selain itu dampak buruk cepat atau lambat juga
akan dialami masyarakat sekitar. Kesejahteraan tidak hanya dilihat dari
bidang ekonomi semata, tapi bagaimana kita menjaga lingkungan dan
melestarikan keutuhan alam sekitar kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peralihan fungsi lahan pertanian di Desa
Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro?
2. Apa faktor penyebab peralihan fungsi lahan pertanian menjadi industri
migas di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro ?
3. Bagaimana dampak peraliahan fungsi lahan pertanian menjadi industri
migas di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro?
C. Tujuan Penelitian
Dari beberapa rumusan maslah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui faktor penyebab peraliahan fungsi lahan pertanian
2. Untuk mengetahui dampak peralihan fungsi lahan pertanian menjadi
industri Migas di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, lembaga pembelajaran, dan masyarakat
sekitar Desa Gayam, Kecamatan Gayam,Kabupaten Bojonegoro.
1. Manfaat Teoritis
Penelitiuan ini dapat dijadikan referensi atau ilmu pengetahuan
mengenai Dampak Pasca adanya peralihan fungsi lahan dari sektor
pertanian menjadi sektor industri.
2. Manfaat Praktis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat
mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh
selama perkuliahan
E. Definisi Konseptual
1 Industri adalah perusahaan untuk membuat atau menghasilkan (
memproduksi ) barang-barang. pengertian industri dalam teori ekonom
sangat berbeda artinya dengan pengertian industri yang pada umumnya
dimengerti orang. daam pengertian umum industri pada hakikatnya
berarti perusahaan yang menjalankan operasi dalam bidang kegiatan
ekonomi yang tergolong kedalam sektor sekunder. Migas adalah
singkatan dari kata minyak dan gas bumi. Istiah minyak dan gas bumi
apabia disingkat yaitu menjadi migas. Akronim migas (minyak dan gas
Industri minyak bumi dan gas atau sering disingkat menjadi migas
adalah salah satu industri yang paling penting karena industri inilah
yang menghasilkan energi untuk memenuhi konsumsi energi dunia
yang terus meningkat. Industri migas terutama industri hulu migas
(upstream) sangat menarik karena karakteristiknya cukup berbeda
dengan jenis industri lainnya.
Di Bojonegoro sendiri terdapat industri Migas yang cukup
berpengaruh bagi produksi minyak dunia. Sehingga saat ini banyak
peralihan lahan yang awalnya merupakan lahan pertanian produktif
menjadi lahan untuk perkembangan industri migas.
2 Dampak dalam kamus bahasa indonesia berarti benturan atau pengaruh
kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif ).
benturan, yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan
perubahan yang berarti dan momentum (puas) sistem memahami
benturan itu. dampak ekonomis juga berarti pengaruh suatu
pelenggaran kegiatan terhadap perekonomian. 3
Dampak yang dimaksudkan disini adalah dampak dari adanya
industri migas di Bojonegoro menyebabkan sebagian besar lahan
pertanian di sepanjang jalur minyak yakni Bojonegoro-Cepu terancam
akan hilang. Sebab, lahan pertanian berupa sawah dan tegalan di tepi
jalur minyak itu kini banyak beralih fungsi.Diantaranya digunakan
menjadi rumah makan, perkantoran, perumahan hingga hotel.
3 Peralihan adalah pergantian atau perlintasan dari keadaan yang satu
kepada keadaan yang lain. Atau perubahan fungsi lahan sebelumnya
menjadi fungsi baru yang menimbulkan dampak bagi lingkungan
sekitar dan kehidupan masyarakat.
Alih fungsi lahan sawah ke penggunaan lain telah menjadi
salah satu ancaman yang serius terhadap keberlanjutan swasembada
pangan. Intensitas alih fungsi lahan masih sulit dikendalikan, dan
sebagian besar lahan sawah yang beralihfungsi tersebut justru yang
produktivitasnya termasuk kategori tinggi sangat tinggi.Lahan-lahan
tersebut adalah lahan sawah beririgasi teknis atau semi teknis dan
berlokasi di kawasan pertanian dimana tingkat aplikasi teknologi dan
kelembagaan penunjang pengembangan produksi padi telah maju.
Lahan pertanian adalah lahan yang ditujukan
atau cocok untuk dijadikan lahan usahatani untuk
memproduksi pertanian maupun hewan ternak. Lahan
pertanian tidak mencakup lahan yang tidak mampu
ditanami sperti hutan, pegunungan curam, dan perairan.
Lahan pertanian mencakup 33% total daratan yang ada di
dunia, dengan lahan yang mampu digarap sepertiganya atau 9.3% total
daratan dunia. Pemakaian lahan pertanian di Bojonegoro, Jatim,
mencapai 76.626 hektare.Lahan seluas itu terdiri atas irigasi teknis,
Lahan pertanian produktif sendiri yang tersisa di dekat bantaran
Bengawan Solodi sepanjang jalur minyak kini tersisa sekitar 20 ribu
hektare.Lahan pertanian itu berada di Kecamatan Bojonegoro,
Kalitidu, Gayam, Purwosari, dan Padangan.4
4. Telaah Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
a. ditulis Oleh Heru Susanto Mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogjakarta
dengean judul penelitian "Dampak Sosial Alih Fungsi Lahan
Terhadap Pola Kehidupan Masyarakat Desa Serang Kecamatan
Karangreja kabupaten Purbalingga. Hasil penelitian
menunjukkan ada beberapa dampak diperoleh warga
masyarakat Desa Serang, terbukanya lapangan kerja baru selain
menjadi petani, sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan
akibat penetapan alih fungsi lahan menjadi agro wisata adalah
terjadinya persaingan antar warga dalam menarik para
wisatawan dan terjadi konflik perebutan lahan dalam hal
pembagian hak waris. terdapat pula temuan yang lain yaitu
berubahnya pola kehidupan masyarakat Desa Serang yang
dulunya hanya bekerja diladang dan bertani sekarang sudah
jarang dan banyak bekerja di sektor wisata.
Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah
peralihan fungsi lahan pertanian disini sama-sama memberi
dampak yang sangat signifikan bagi masyarakat yang tinggal
disekitarnya. Terbukanya lapangan pekerjaan membuat
masyarakat bisa leluasa memilih pekerjaan disektor
nonpertanian.
Sedangkan perbedaannya terletak pada lahan yang
dialih fungsikan yaitu dari pertanian menjadi industri.
b. Penelitian yang ditulis oleh Vandi Victoria Christa Tokuasa
Mahasiswa Universitas Atma Jaya Jogjakarta Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Prodi Sosiologi hasil dari penelitian
skripsi yang berjudul “Dampak Alih Fungsi lahan Terhadap
Struktur Sosial Masyarakat Dikampung
Sorowajan”.Berdasarkan data lapangan menjelaskan alih fungsi
lahan pertanian ke non pertanian mengakibatkan perubahan
kondisi ekonomi rumah tangga petani, yang dialami oleh petani
kampung sorowajan. Pengaruh alih fungsi lahan pertanian
terhadap kondisi ekonomi rumah tangga pertanian tersebut
diidentifikasi dari adanya peningkatan pendapatan
perbulan,kemampuan investasi, kemampuan usaha, serta
kemampuan menabung. namun alih fungsi lahan pertanian ke
non pertanian yang dilakukan oleh petani dikampung
mereka. tingkat pendidikan merupakan salah satu kendala
dalam mengangkat status sosial dikampung sorowajan.
Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah
dampak yang ditimbulkan dari adanya peralihan fungsi lahan
mengubah kondisi ekonomi masyarakat yang tinggal disekitar
lokasi peralihan fungsi lahan migas..
Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah
dampak yang ditimbulkan dari peralihan fungsi lahan tidak hanya
fokus pada strukur sosialnya saja. Kemudian untuk melengkapi
penelitian terdahulu, peneliti menambahkan fokus bahasan yaitu
dampak sosial.
c. Penelitian ini dilakukan oleh Ni Luh Gede Budihari Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja dengan judul "Perubahan Fungsi
Lahan Pertanian Menjadi Perumahan Berdampak Terhadap
Sosial Ekonomi Di Desa Bongan Kecamatan Kediri Kabupaten
Tabanan. Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa, (a) terjadi
perubahan fungsi lahan pertanian di Desa Bongan dimana
kondisi lahan pertanian sebelum adanya pembangunan
perumahan tergolong baik (2); peneyebab perubahan lahan
pertanian karena adanya alasan ekonomi, keterbatasan dalam
mengelola lahan dan alasan lainnya yang menunjang. kondisi
sosial ekonomi pelaku yang meliputi yang melakukan dinamika
ditimbulkan dari perubahan penggunaan lahan pertanian
terhadap sosial ekonomi masyarakat yang meliputi
pekerjaan,pendapatan,pendidikan,kondisi bangunan rumah
tinggal dan kepemilikan barang-barang berharga bagi petani
(pelaku).
Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah
titik fokus yang dibahas dalam penelitian yaitu dampak dan
kondisi kehidupan masyarakat setelah adanya peralihan fungsi
lahan. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan
terletak pada tempat penelitian.. Ni Luh Gede Budihari
melakukan penelitian di Desa Bongan, Kediri, Tabanan.
Sedangkan saya melakukan penelitian tentang peralihan fungsi
lahan ini berada di Desa Gayam, Kecamatan Gayam Kabupaten
Bojonegoro.Serta teori yang digunakan.
2. Kajian Pustaka
a. Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi
didalam atau mencakup system social.Lebih tepatnya, terdapat
perbedaan antara keadaan sistem tetentu dalam jangka waktu yang
berlainan.
Perubahan sosial adakalanya hanya terjadi pada sebagian
dari sistem tersebut. Namun perubahan mungkin juga mencakup
keseluruhan ( atau sekurang-kurangnya mencakup inti ) aspek
sistem, dan menghasilkan perubahan secaramenyeluruh dan
menciptakan sistem yang secara mendasar berbeda dari sistem
yang lama.
Berikut ini beberapa definisi perubahan sosial yang
dikemukakan oleh beberapa tokoh.
1. Kingsley Davis
Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat.
2. Mac Iver
Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam
hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan.
3. Gillin dan Gillin
Perubahan sosial merupakan suatu variasi cara-cara hidup
yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaan materil, komposisi penduduk, ideologi
maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan dalam
masyarakat.
Mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan
sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi dari
bentuk-bentuk masyarakat.
5. Soemardjan
Perubahan sosial meliputi segala perubahan-perubahan
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat
yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.5
b. Faktor-faktor yang mepengaruhi perubahan
Perubahan sosial bukanlah sebuah proses yang terjadi
dengan sendirinya. Pada umumnya, ada beberapa faktor yang
berkonstribusi dalam memunculkan perubahan sosial. Faktor tersebut
dapat digolongkan dari dalam dan faktor dari luar masyarakat.
(soekanto,1999).
1) Faktor yang berasal dari dalam.
Pertama bertambah dan berkurangnya penduduk.
Pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan perubahan jumlah
dan persebaran wilayah pemukiman. Wilayah pemukiman yang
berubahn atau terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya
5
penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Kedua
penemuan-penemuan baru.
Penemuan baru yang berupa teknologi juga dapat
mengurangi jumlah kebutuhan tenaga kerja di sektor industry
karenantenaga manusia telah digantikan oleh mesin yang
menyebabkan proses prosuksi semakin efektif dan efisien. Ketiga
pertentangan atau konflik. Proses perubahan sosial dapat terjadi
sebagai akibat adanya konflik sosial dalam masyarakat. Konflik
sosial dapat terjadi manakala ada perbedaan kepentingan atau terjadi
ketimpangan sosial.
2) Faktor yang berasal dari luar
Pertama, terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan
fisik.Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatau daerah untuk
mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya.Apabila masyarakat
tersebut mendiami tempat tinggal baru, maka mereka harus
menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru
tersebut.Hal ini kemungkinan besar juga dapat mempengaruhi
perubahan pada struktur dan pola kelembagaannnya. Disisi lain,
pembangunan sarana fisik juga sangat mempengaruhi perubahan
aktivitas masyarakat. Salah daerah terisolir untuk “membuka diri”
dan menikmati berbagai fasilitas yang berada di luar daerahnya.
Kedua peperangan, peristiwa peperangan baik perang
perubahan,karena pihak yang menang biasanya akan dapat
memaksakan ideology dan kebudayaan pada pihak yang kalah.
Ketiga, Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Adanya
interaksi antar dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan
perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa
paksaan, maka disebut demonstration effect.Jika penagruh suatau
kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika
suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari
kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun
unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh
unsur-unsur kebudayaan barutersebut.6
c. Dampak Perubahan Sosial
Suatu perubahan sosial berdampak pada terciptanya tatanan
baru dalam masyarakat. Modernisasi sebagai gejala perubahan sosial
memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat dalam tatanan baru.
Ada dua dampak modernisasi dan globalisasi bagi masyarakat, yakni
dampak positif dan negatif.
1) Dampak positif, mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya
masyarakat yang adil dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan
harapan masyarakat. Dengan adanaya kegunaan yang positif dari
modernisasi maka masyarakat dapat mewujudkan ketepatan dalam
hidupnya.
Dampak positif perubahan sosial budaya yang terjadi
akibat modernisasi dan globalisasi antara lain sebagai berikut.
a) Adanya kemudahan dalam komunikasi, karena dengan
globalisasi maka batas-batas antar-daerah menjadi hilang,
seperti dengan maraknya fasilitas handphone yang sekarang ini
bisa dengan mudah dijumpai di berbagai lapisan masyarakat.
b) Kemajuan teknologi di berbagai bidang. Hal-hal positif
yang berkaitan dengan teknologi sebaiknya diadopsi untuk
kepentingan yang bersifat positif. Meskipun tidak bisa
dipungkiri di samping dampak positif juga selalu disertai
dengan dampak negatif.
2) Dampak negatif, mengarah pada kemunduran, ditandai dengan
adanya tindak kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta
berbagai masalah sosial lainnya. Hal inilah yang menjadi titik jenuh
dari perubahan sosial dalam masyarakat.
Adapun dampak negatif dari perubahan sosial budaya yang terjadi
akibat modernisasi dan globalisasi yang dapat dijumpai sekarang ini,
di antaranya sebagai berikut.
a) Bergesernya selera orang ketika dulunya biasa makan nasi,
sekarang ini lebih suka makanan siap saji (fast food), seperti
Mc. Donald, KFC, Texas, dan lain-lain. Orang tidak lagi
memakan makanan demi memenuhi kebutuhan rasa lapar
adanya rasa gengsi atau prestise yang tinggi apabila makan
di restoran terkenal yang merupakan produk dari luar negeri.
Hal ini ditengarai juga merupakan dampak dari iklan yang
sering ditayangkan di berbagai media, bahwa kalau orang
ingin modern maka harus mengikuti gaya hidup modern
termasuk dalam hal pola makan yang diakibatkan pada
cara-cara dan pola-pola Barat. Ini semua adalah dampak dari
adanya globalisasi dan modernisasi di segala bidang.
b) Dalam hal pakaian, sekarang ini banyak orang yang
kemudian cenderung meniru cara berpakaian ala Barat.
c) Dalam hal bergaul pun, sekarang ini telah banyak pergaulan
bebas yang diadopsi dari cara pergaulan di luar negeri. Seks
bebas sekarang ini sudah menjamur. Orang tidak malu lagi
bila hidup bersama tanpa nikah. Dalam hal ini bisa dikaji
bahwa budaya malu telah bergeser akibat hanya mengejar
hedonisme (kesenangan duniawi) sehingga kontrol sosial
pun juga sekarang ini sudah sulit untuk ditemui.
5. Metode Penelitian
1) Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian
kualitatif karena kualitatif lebih tepat untuk mengidentifikasi
Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri Migas Di Desa
Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro”. Peneliti juga
bermaksud memahami situasi sosial secara lebih mendalam, menemukan
konsep, hipotesis dan teori.7 Tujuan utama penelitian kualitatif adalah
untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik
beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji dari
pada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Peneliti
ingin mengetahui gambaran secara lengkap mengenai dampak yang
ditimbulkan dari adanya peralihan fungsi lahan dari pertanian menjadi
industri.
Menurut Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif yang
mengutipBogdan dan Taylor yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan
datadiskriptif berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang dan perilaku
yangdiamati. Hal ini berarti penekanannya adalah pada usaha untuk
menjawabpertanyaan adalah melalui cara-cara berpikir informan dan
argumen. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan peneliti
adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara cermat
karakteristik dari suatu gejala atau masalah yang diteliti, penelitian
deskriptif juga fokus pada pertanyaan dasar “bagaimana” dengan berusaha
mendapatkan dan menyampaikan fakta-fakta dengan jelas, teliti, dan
lengkap.8
2) Lokasi dan Waktu penelitian
7Sugiyono,
Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Gayam Kecamatan
Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Lokasi ini dipilih karena lokasi tersebut
sesuai dengan kriteria yang dimaksud di dalam penelitian yang berjudul
“Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian menjadi Industri Migas”.
Kriterianya antara lain yaitu terjadi banyaknya pengalihan fungsi lahan
yang awalnya pertanian menjadi industri migas.
Waktu yang digunakan peneliti dalam pengambilan data
yangberkaitan dengan penelitian ini berkisar antara bulan November 2015
sampai Januari tahun 2015.
a. Pemilihan Subyek Penelitian
Subyek penelitian kali ini merupakan warga Desa Gayam yang
dibagi menjadi tiga klasifikasi :
a. Masyarakat yang menjual tanah untuk industri migas.
b. Kepala Desa dan Perangkat Desa
c. Masyarakat yang tinggal disekitar lokasi industri migas
d. Pemerintahan Setempat
Tabel 1
Nama-nama Informan
No Nama Keterangan Umur
1. Madi Masyarakat yang menjual lahan pertanian 66
3. Sarmi Masyarakat yang menjual lahan pertanian 55
4. Surti Masyarakat Gayam 42
5. Suwardi Masyarakat Gayam 52
6. Winto Kepala Desa 39
b. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu
a. Menentukan masalah penelitian, dalam tahap ini peneliti mengadakan
studi pendahuluan.
b. Pengumpulan data, pada tahap ini peneliti mulai dengan menentukan
sumber data, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan tema permasalahan
mengenai Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri
Migas di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro. Pada
tahap ini diakhiridengan pengumpulan data dengan
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
c. Analisis dan penyajian data, yaitu menganalisis data dan akhirnya
ditarik suatu kesimpulan.
c. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknikpengumpulan
data antara lain:
Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukandengan
cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejalayang
diselidiki.9Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan denganmengamati
situasi yang terjadi di Desa GayamKecamatan Gayam Kabupaten
Bojonegoro.Pengamatan dapat dilakukan secara terlibatmaupun tidak
terlibat.Dalam pengamatan terlibat, peneliti bisa ikutserta dalam kegiatan
sehari-hari yang dilakukan oleh informan tanpamengakibatkan perubahan
pada kegiatan yang sedang mereka lakukan.
Ketika melakukan pengamatan, peneliti biasanya memerhatikan
apayang terjadi, mendengarkan apa yang dikatakan,
mempertanyakaninformasi yang menarik, dan mempelajari dokumen yang
merekamiliki.10
b) Metode Interview (wawancara)
Wawancara adalah proses tanya jawab yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih yang dilakukan secara langsung (bertatap
muka).Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mencari informasi dan
keterangan secara langsung dari para informan yang telah
ditentukan.Wawancara ini dilakukan pada informan-informan yang telah
ditentukan yaitu warga Desa Gayam yang tinggal disekitar lokasi Industri
Migas.
c) Dokumentasi
9
Dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai
hal-halyang variabel yang berupa catatan, transkrip, surat kabar,
majalah,notulen, rapat dan /sebagainya.11Dalam penelitian ini
dokumentasidapat berupa foto-foto, catatan kelurahan dan sebagainya.
Dokumentasi dibagi menjadi dua, yaitu dokumen pribadi dan dokumen
resmi.
1) Dokumen pribadi
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara
tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Dokumen
pribadi dapat berupa buku harian, surat pribadi, dan autobiografi.
2) Dokumentasi Resmi
Dokumen resmi terbagi atas, dokumen intern dan ekstern. Dokumen
intern dapat berupa memo, pengmuman,instruksi,aturan lembaga untuk
kalangan sendiri seperti risalah atau laporan rapat. Dokumen ekstern
berupa bahan-bahan informasi yang dikeluarkan suatu lembaga,seperti
majalah, buletin berita-berita yang dikeluarkan suatu lembaga,seperti
majalah,buletin, berita-berita yang disiarkan ke media masaa,
pengumuman atau pemberitahuan.12
d. Teknik Analisis Data
Proses analisa data ini dimulai dengan seluruh data yang
tersediadari berbagai sumber yaitu wawancara, dokumentasi, dan
observasi yangpernah ditulis dengan catatan lapangan dan analisis data.
11Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal. 202.
Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah membuat data tersebut
secara induktif yaitu menyimpulkan teori dari data-data yang telah
terkumpul, menggambarkan kondisi riil di lapangan atau objek yang
diteliti dengan bentuk penulisan, hal tersebut tentu saja berlandaskan
kepada teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini
e. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Agar data dalam penelitian ini valid dan dapat
dipertanggungjawabkan, maka diperlukan suatu teknik untuk mengecek
atau mengevaluasi tentang keabsahan data yang diperoleh.Pada tahap ini,
langkah yang dilakukan peneliti adalah menegecek kembali
keterangan-keterangan yang diberi informan dan memastikan informan dengan
keterangan yang dilakukan.
a) Fokus dan ketekunan
Ketekunan diperlukan untuk memastikan agar sumber data yang
dipilih benar-benar bersentuhan dan mengetahui tentang Dampak
Peralihan Fungsi Lahan Di Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten
Bojonegoro. Selain itu, peneliti juga tetap menjaga fokus pada sasaran
objek yang diteliti, hal ini diperlukan agar data yang digali tidak
melenceng dari rumusan masalah yang dibahas.
b) Trianggulasi
Teknik ini digunakan untuk memeriksa keabsahan data dengan cara
sudah diperoleh untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap
data itu. Teknik ini dilakukan dengan cara mencocokkan dan
membandingkan data yang diperoleh dengan hal-hal (data) di luar fokus
bahasan (tetapi masih terkait), sehingga keabsahan dari data yang
didapatkan bertambah valid dan secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan..
Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut:
a. Triangulasi Data (Data Triangulation)
Peneliti menggunakan berbagai jenis sumber data dan bukti dari
situasi yang berbeda. Ada 3 sub jenis yaitu orang, waktu dan ruang.Orang,
data-data dikumpulkan dari orang-orang berbeda yang melakukan aktivitas
sama.Waktu, data-data dikumpulkan pada waktu yang berbeda.Ruang,
data-data dikumpulkan di tempat yang berbeda.Bentuk paling kompleks
triangulasi data yaitu menggabungkan beberapa sub-tipe atau semua level
analisis.Jika data-data konsisten, maka validitas ditegakkan
b. Triangulasi Antar-Peneliti (Multiple Researchers )
Pelibatan beberapa peneliti berbeda dalam proses analisis. Bentuk
kongkrit biasanya sebuah tim evaluasi yang terdiri dari rekan-rekan yang
menguasai metode spesifik ke dalam Focus Group Discussion (FGD).
spesifik dengan keyakinan bahwa ahli dari teknik berbeda membawa
perspektif berbeda. Jika setiap evaluator menafsirkan sama, maka validitas
ditegakkan.
c. Triangulasi Teori (Theory Triangulation)
Penggunaan berbagai perspektif untuk menafsirkan sebuah set
data. Penggunaan beragam teori dapat membantu memberikan pemahaman
yang lebih baik saat memahami data. Jika beragam teori menghasilkan
kesimpulan analisis sama, maka validitas ditegakkan.
d. Triangulasi Metodologi (Methodological Triangulation)
Pemeriksaan konsistensi temuan yang dihasilkan oleh metode
pengumpulan data yang berbeda seperti penggabungan metode kualitatif
dengan data kuantitatif atau melengkapi data wawancara dengan data
observasi.Hasil survei, wawancara dan observasi, dapat dibandingkan
untuk melihat apakah hasil temuan sama. Jika kesimpulan dari
masing-masing metode sama, maka validitas ditegakkan.13
3) Sistematika Pembahasan
Sistematika merupakan panduan mengenai pembahasan dalam
setiapbab penelitian. Dalam setiap penelitian perlu adanya sistematika
pembahasanyang tujuannya mempermudah mengetahui isi dari tiap-tiap
bab. Penelitianyang berjudul Untuk mempermudah dalam
mengetahuipembahasan dari setiap bab penelitian diatas, maka perlu
adanyapengorganisasian mengenai sistematika pembahasan diantaranya
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan peneliti memberikan gambaran tentang latarbelakang masalah yang hendak diteliti. Setelah itu menentukan rumusanmasalah dalam penelitian tersebut.Serta menyertakan tujuan dan manfaatpenelitian.
BAB II KAJIAN TEORI
Dalam bab kajian teori, peneliti memberikan gambaran tentangdefinisi konsep yang berkaitan dengan judul penelitian, serta teori yangakan digunakan dalam penganalisaan masalah. Definisi konsep harusdigambarkan dengan jelas. Selain itu harusmemperhatikan relevansi teoriyang akan digunakan dalam menganalisis masalah.
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
30
BAB II
TEORI EVOLUSI
( EVOLUSI MASYARAKAT HERBET SPANCER )
A. Konsep Tentang Perubahan Dan Evolusi Sosial
Perubahan senantiasa mengandung dampak negatif maupun positif.
Untuk itu dalam merespon perubahan diperlukan kearifan dan pemahaman
yang mendalam mengenai nilai,arah program,dan strategi yang sesuai
dengan sifat dasar perubahan itu sendiri.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya.
Perubahan sosial meliputi perubahan dalam perbedaan usia, tingkat
kelahiran, dan penurunan rasa kekeluargaan antar anggotamasyarakat
sebagai akibat terjadinya arus urbananisasi dan modernisasi.1
Dampak perubahan sering dihadapakan pada sistem nilai,norma
dan sejumlah gagasan yang didukung oleh media-media komunikasi yang
dapat mengubah sistem sosial,politik,ekonomi,pendidikan maupun sistem
budaya.
Perkembangan teknologi,terjadinya konflik, ideologi yang dianut
masyarakat merupakan beberapa faktor sosial yang turut memengaruhi
perubahan sosial. Event atau peristiwa merupakan suatu kejadian dalam
1Prof. Dr. Kamanto Sunanto, Sosilogi Perubahan Sosial, ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2011) hal 12
31
masyarakat yang mampu menyebabkan perubahan. Peristiwa tersebut
dapat merupakan peristiwa kecil maupun besar. Aspek demografis atau
kependudukan meliputi kelahiran, kematian maupun perpindahan
penduduk.selain itu perubahan komposisi penduduk juga turut menjadi
faktor yang menyebabkan perubahan sosial.2
Alasan mengapa menggunakan teori evolusi adalah skripsi ini
membahas tentang perubahan masyarakat Desa Gayam dari yang bersifat
hegemonitas tak beraturan ke heterogenitas yang logis. evolusi juga
menggambarkan bagaimana masyarakat berkembang dari masyarakat yang
primitif menuju masyarakat maju. teori evolusi juga menggabungkan
antara pandangan subjektif tentang nlai dan tujuan akhir dari adanya
perubahan sosial, perubahan yang secara bertahap dan perlahan, yang
awalnya sederhana kemudian berubah menjadi modern.
Evolusi dalam antropologi merupakan hasil pemikiran yang
mengalami perubahan dari dulu, seorang antropolog kuno sangat
menyenangi tentang ide evolusi, sedangkan generasi baru sempat menolak
tentang ide evolusi tapi untuk generasi setelahnya mereka mencoba
mempelajari dan meneliti kembali, abad ke 19 antropolog
mengidentifikasikan pola kebudayaan itu dari tingkatan rendah hingga
2Prof. Dr. Kamanto Sunanto, Sosilogi Perubahan Sosial, ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2011) hal 23-24
32
tinggkatan tinggi dan tugas antropologi adalah mengidentifikasi tingkatan
tersebut.3
Teori evolusi adalah teori yang paling awal dalam sosiologi
didasarkan pada Karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Teori ini
memberikan keterangan yang memuaskan tentang bagaimanan masyarakat
manusia berkembang dan tumbuh. Auguste Comte menggambarkan bahwa
pemikiran manusia berkembang melalui tiga tahap.
Pada tahap teoritis evolusi menganggap masyarakat sebagai
perkembangan dari bentuk yang sederhana menjadi bentu-bentuk yang
lebih kompleks, mereka percaya bahwa masyarakat-masyarakat yang
berada pada tahap-tahap pengembangan yang lebih maju akan lebih
progresif dan pada masyarakat-masyarakat lainnya. Teori evolusi
cenderung bersifat etno sentries karena mereka menganggap masyarakat
modern lebih hebat dari pada masyarakat-masyarakat sebelumnya.4
Masyarakat yang mengalami evolusi pasti bergerak dari sistem
askripsi menuju salah satu sistem pencapaian. Cakupan keterampilan dan
kemampuan yang lebih luas diperlukan untuk menangani subsistem yang
lebih rumit.
Sistem nilai masyarakat secara keseluruhan pasti mengalami
perubahan ketika struktur dan fungsi sosial semakin terdiferensiasi.
3Robert H. lauer, Perspektive on Social Changes (1977), Edisi Indonesia, Penerjemah Aliamdan, Perspektif Tentang Perubahan Sosial (Jakarta :Pt.Melton Patra, 1989) hal
33
Namun, karena sistem baru ini lebih beragam, lebih sulit bagi sistem nilai
ini mewujudkannnya.
Evolusi berlangsung melalui berbagai beberapa siklus, namun tidak
ada proses umum yang mempengaruhi seluruh masyarakat secara sama.
Beberapa masyarakat bisa mendukung evolusi, sementara lainnya
“mungkin terjerat oleh konflik internal atau kekurangan-kekurangan
lainnya” sehingga menghambat proses evolusi, atau bahkan akan
“memperburuknya” (Parsosn, 1966: 23)5
Diantara fenomena yang menjadi sasaran penyelidikan sosiolog ,
masalah perubahan sosial adalah yang paling sukar dipahami, karena itu
paling banyak menimbulkan perdebatan spekulatif. Suatu survei tentang
definisi perubahan sosial, menunjukkan adanya sejumlah perbedaan
pendapat dikalangan ahli.
Dapat dibayangkan bahwa orientasi formal seperti itu menambah
kekeliruan yang terdapat dalam pembahasan berbagai temasubstansif
tentang masalah perubahan sosial kekeliruan tersebut menyangkut
beberapa hal seperti
a. Perbedaan dan hubungan antara perubahan makro dan mikro
Masalahnya, apakah perubahan berskala kecil berlawanan dengan
yang berskala besar? Apakah hanya perubahan berskala besar saja
34
yang dipandang sebagai perubahan sosial ? apakah perubahan sosial
berskala besar merupakan akumulasi dari perubahan skala kecil ?
b. Kesinambungan perubahan sosial
Apakah perubahan sosial berskala besar yang menyangkut
keseluruhan struktur sosial berkembang dari satu seri perubahan sosial
berkembang dari satu seri perubahan berskala kecil yang teratur ,
ataukah merupakan akibat dari krisis atau peristiwa yang terjadi secara
tiba-tiba.
c. Penyebab Perubahan Sosial
Apa penyebab ? apakah perubahan sosial berskala kecil dan yang
berskala besar itu berkesinambungan atau terputus-putus ? apakah
penyebab perubahan sosial itu berasal dari dalam atau dari luar?
Dengan kata lain apakah keduanya saling berkaitandengan struktur
masyarakat ataukah berada diluarnya? Apakah faktor penyebab
perubahan sosial itu digerakkan dari dalam atau dari luar? Apakah
faktor-faktor tersebut berwujud materi atau berupa ide? Dengan kata
lain apakah perubahan sosial itu disebabkan oleh kondisi material
ataukah karena kekuatan-kekuatan ide baru?
d. Persoalan langsung atau tidak langsungnya perubahan sosial
Apakah orang melihat perubahan sosial sebagai proses yang
berkesinambungan atau tidak ?
Evolusi merupakan salah satu bentuk perubahan sosial yang
35
“perkembangan” (development)dan istilah “evolusi” mencakup perincian
pertumbuhan tertentu didalam gambaran perubahan. Istilah perkembangan
berkaitan erat dengan istilah pertumbuhan (growth) dan perubahan
(change) secara tak langsung istilah perkembangan menenerangkan
pertumbuhan dalam arti perubahan dan selanjutnya menerangkan
perubahan dalam arti pertumbuhan.
B. Evolusi Masyarakat
Pandangan yang menyatakan bahwa perkembangan masyarakat
merupakan suatu proses pertumbuhan dan perubahan yang
berkesinambungan, dapat dirunut kembali kepada pendirian penganut
aliran evolusi dalam sosiologi dan psikologi. Teori klasik seperti Spancer,
Durkheim, Ferdinand Tonnies, Morgan dan lain-lain merumuskan dengan
tepat prinsip utama evolusi sosial ketika mereka menyatakan, pertumbuhan
kuantitatif kehidupan masyarakat pada tingkat tertentu melibatkan
perubahan kualititaf.
Herbert Spencer (1820-1908) adalah seorang sarjana Inggris yang
menulis buku pertama berjudul prinsip-prinsip sosiologi (principles of
sociology) pada tahun 1896. Sebagaimana halnya dengan kebanyakan
sarjan pada masanya, Spencer tertarik pada teori evolusionernya Darwin
dan ia melihat adanya persamaan dengan evolusi sosial. Perubahan
masyarakat melalui serangkaian tahap yang berawal dari tahap kelompok
suku yang homogeny dan sederhana ke tahap masyarakat modern yang
36
menangnya Darwin (survival of the fittes) terhadap masyarakat. Ia
berpandangan bahwa orang-orang yang cakap dan bergairah (energetic)
akan memenangkan perjuangan hidup, sedang orang-orang yang malas dan
lemah akan tersisih. Pandangan ini kemudian dikenal sebagai
“Darwinisme Social” dan banyak dianut oleh golongan kaya.6
Evolusi sosial adalah serangkaian perubahan sosial dalam
masyarakat yang berlagsung dalam waktu lama, yang berawal dari
kelompok suku atau masyarakat yang masih sederhana dan homogen,
kemudian secara bertahap menjadi kelompok suku atau masyarakat yang
lebih maju, dan akhirnya menjadi masyarakat modern yang kompleks.
Dadang supardan(155-156) menjelaskan bahwasannya dalam buku
yang berjudulprinciples of sociology(1876-1896) Herbert Spencer,
seorang sosiologi inggris mengemukakan TeoriEvolusi Sosialsebagai
berikut:
1. Masyarakat yang merupakan suatu organisme, berevolusi
menurut pertumbuhan manusia seperti tubuh yang hidup,
masyarakat bermula seperti kuman yang berasal dari massa
yang dalam, segala hal dapat dibandingkan dengan massa itu
dan sebagian diantaranya akhirnya dapat didekati. (Spencer
dalam Lauer, 2003:80).
37
2. Suku primitif berkembang melalui peningkatan jumlah
anggotanya,perkembangan itu mencapai suatu titik dimana
suatu suku terpisah menjadi beberapa suku yang secara
bertahap timbul beberapa perbedaan satu sama lain.
Perkembangan ini dapat terjadi, seperti pengulangan maupun
terbentuk dalam proses yang lebih luas dalam penyatuan
beberapa suku. Penyatuan itu terjadi tanpa melenyapkan
pembagian yang sebelumnya disebabkan oleh pemisahan.
3. Pertumbuhan masyarakat tidak sekedar menyebabkan
perbanyakan dan penyatuan kelompok, tetapi juga
meningkatkan kepadatan penduduk atau meningkatkan
solidaritas, bahkan massa yang lebih akrab.
4. Dalam tahapan masyarakat yang belum beradab
(uncivilised)itu bersifat homogen karena mereka terdiri dari
kumpulan manusia yang memiliki kewenangan, kekuasaan,
dan fungsi yang relatif sama terkecuali masalah jenis kelamin.
5. Suku nomaden memiliki ikatan karena dipersatukan oleh
ketundukan kepada pemimpin suku. Ikatan ini mengikat hingga
mencapai masyarakat beradab yang cukup untuk diintegrasikan
bersama selama “selama 1000 tahun lebih “.
6. Jenis kelamin pria, didentikkan dengan simbol-simbol yang
menuntut kekuatan fisik, seperti keprajuritan, pemburu,
38
7. Kepemimpinan muncul sebagai konsekuensi munculnya
keluarga yang sifatnya tidak tetap atau nomaden.
8. Wewenang dan kekuasaan seseorang ditentukan oleh kekuatan
fisik dan kecerdikkan seseorang, selanjutnya kewenagan dan
kekusaan tersebut memiliki sifat yang diwariskan dalam
keluarga tertentu.
9. Peningkata kapasitaspun menandai proses pertumbuhan
masyarakat. Organisasi-organisasi sosial yang mulanya masih
samar-samar, pertumbuhannya mulai mantap secara
perlahan-lahan, kemudian adat menjadi hukum, hukum menjadi semakin
khusus dan institusi sosial semakin terpisah berbeda-beda. Jadi,
dalam berbagai hal memenuhi formula evolusi. Ada kemajuan
menuju ukuran, ikatan, keanekaragaman bentuk, dan kepastian
yang semakin besar (Spencer dalam Lauer, 2003:81).
10. Perkembanganpun ditandai oleh adanya pemisaha unsur-unsur
religius da sekuler. Begitupun sistem pemerintahan bertambah
kompleks, diferensiasipun timbul dalam organisasi sosial,
termasuk tumbuhnya kelas –kelas sosial dalam masyarakat
yang ditandai oleh suatu pembagian kerja.
Menurut Spencer, masyarakat adalah organisme yang berdiri
sendiri dan berevolusi sendiri lepas dari kemauan dan tanggung jawab
39
gerak evolusi ini ialah lemahnya semua benda yang serba sama. Misalnya,
dalam keadaan sendirian atau sebagai perorangan saja manusia tidak
mungkin bertahan. Maka ia merasa diri didorong dari dalam untuk
bergabung dengan orang lain, supaya dengan berbuat demikian ia akan
dapat melengkapi kekurangannya.
Sebenarnya perkembangan masyarakat itu telah terjadi sejak zaman
dahulu kala bahksn sejak manusia pertama hidup dibumi.Pada abad ke-19
itu pekembangan manusia telah mencapai klimaks.
Herbet Spancer memiliki pandangan tentang perusahaan yang
terjadi pada suatu masyarakat dalam bentuk perkembangan yang linier
menuju kea arah yang positif.
Teoi evolusi dalam konteks social itu menggambakan
perkembangan masyarakat. Antara lain :
1. Teori evolusi menganggap bahwa perubahan social merupakan
gerakan searah seperti garis lurus. Masyarakatnya berkembang dari
masyarakat primitive menuju masyarakat maju.
2. Teori evolusi membaurkan antara pandangan subjektif tentang nilai
dan tujuan akhir perubahan social. Perubahan menuju bentuk
masyarakat modern, merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.
Oleh karena itu masyarakat modern merupakan bentuk masyrakat
40
Spencer juga membedakan empat tahap evolusi masyarakat:
a. Tahappenggandaan atau pertambahan
Baik tiap-tiap mahluk individual maupun tiap-tiap orde
social dalam keseluruhannya selalu bertumbuh dan bertambah
b. Tahapkompleksifikasi
Salah satu akibat proses pertambahan adalah makin
rumitnya struktur organisme yang bersangkutan. Struktur
keorganisasian makin lama makin kompleks.
c. TahapPembagian atau Diferensiasi
Evolusi masyarakat juga menonjolkan pembagian tugas
atau fungsi, yang semakin berbeda-beda. Pembagian kerja
menghasilkan pelapisan social (Stratifikasi). Masyarakat menjadi
terbagi kedalam kelas-kelas social.
d. Tahappengintegrasian
Dengan mengingat bahwa proses diferensiasi mengakibatkan
bahaya perpecahan, maka kecenderungan negative ini perlu dibendung dan
diimbangi oleh proses yang mempersatukan. Pengintegrasian ini juga
merupakan tahap dalam proses evolusi, yang bersifat alami dan
spontan-otomatis. Manusia sendiri tidak perlu mengambil inisiatif atau berbuat
sesuatu untuk mencapai integrasi ini. Sebaiknya ia tinggal pasif saja,
supaya hukum evolusi dengan sendirinya menghasilkan keadaan
41
Spencer juga menawarkan teori evolusi dari masyarakat militan ke
masyarakat industri. Sebelumnya, struktur masyarakat militant dianggap
hanya bertujuan perang dalam rangka bertahan dan menyerang. Kendati
Spancer bersikap kritis terhadap perang, ia merasa bahwa pada tahap awal
perang berfungsi menyatakan masyarakat (misalnya, melalui penaklukan
militer ) dan menyediakan lebih banyak jumlah orang yang diperlukan
bagi perkembangan masyarakat industri.7
Yang pada mulanya, masyarakat militan dijelaskan sebagai
masyarakat yang terstruktur guna melakukan perang. Walaupun Spencer
melihat evolusi umum yang mengarah kepada pembentukan masyarakat
industri, akan tetapi ia juga mengakui adanya kemunduran periodik kepada
masyarakat yang lebih agresif dan militan. Dalam tulisannya mengenai
etika politik, Spencer mengemukakan gagasan evolusi sosial yang lain.
Disuatu sisi Spencer memandang masyarakat berkembang menuju ke
keadaan moral paling ideal atau sempurna. Disisi lain Spencer
mengemukakan bahwa masyarakat yang paling mampu menyesuaikan diri
dengan lingkunganlah yang akan bertahan hidup, sedangkan masyarakat
yang tidak mampu menyesuaikan diri terpaksa menemui ajalnya. Hasil
proses ini adalah peningkatan kemampuan menyesuaikan diri masyarakat
secara keseluruhan.8
42
Spencer menggunakan konsep survival of the fittest ini untuk
menggambarkan kekuatan fundamental ilmu biologi yang menjadi dasar
perkembangan evolusioner. Konsepsi ini dipengaruhi karya Thomas R.
Malthus mengenai tekanan kependudukan. An essay on the principle of
population (1798). Dalam konsep ini, dipahami bahwa perjuangan untuk
bertahan bagi suatu masyarakat agar menghasilkan keseimbangan karena
perubahan yang terjadi dari keadaan homogen yang tidak terpadu menjadi
heterogen yang terpadu.
Teori evolusi Spancer dapat disederhanakan menjadi dua proporsi
dasar. (1). Baik perkembangan kehidupan organik maupun kehidupan
sosial merupakan proses diversifikasi, dalam arti berbagai bentuk
kehidupan sosial itu telah berkembang dari jumlah yang besar
bentuk-bentuk aslinya yang lebih kecil. Proposisi ini jelas menekankan aspek
kuantitatif teori evolusi. (2). Terdapat kecenderungan umum dalam setiap
perkembangan, dimana bentuk bentuk struktur dan organisasi yang lebih
kompleks muncul dari bentuk yang lebih sederhana. Atau terjadi proses
evolusi dari keserba-samaan yang tak teratuir menjadi keserba-anekaan
yang teratur. Proposisi ini menyatakan terjadinya perubahan kualitatif
sebagai suatu keharusan yang mengiringi pertumbuhan kuantitatif.9
Pemikiran Spancer diawali dengan suatu pandangan bahwa
masyarakat adalah sebuah organisme. Artinya ada kesamaan antara
43
masyarakat dengan organisme biologis, sehingga ada kesamaan dalam cara
melihat masyarakat dengan cara melihat organisme biologis. Yang
dimaknai sebagai sesuatu yang tumbuh dan berkembang melalui proses
evolusi. Ibarat manusia, ketika mengalami pertumbuhan, ia akan
mengalami pertambahan volume (berat badan) serta pertambahan
kepadatan, pertambahan bagian-bagian tertentu atau mengalami kepadatan
struktur yang lebih rumit. Masyarakat memiliki banyak lembaga
pemerintah,hukum,pendidikan yang fungsinya juga saling melengkapi.
Pada institusi keluarga yang kecil juga dapat ditemukan bagian-bagian,
yaitu ada ayah,ibu,anak serta norma dan nilai yang berlaku untuk anggota
keluarga tersebut. (Laurer,1982)
Pandangan Spancer mengenai perkembangan masyarakat,
memusatkan perhatian pada pertambahan jumlah (kuantitas) dan kualitas
hubungan antar bagian dalam sistem. Spancer menjelaskan bahwa hukum
perkembangan akan menyangkut evolusi diri dari yang sederhana menjadi
sesuatu yang kompleks (Szompka, 1994; Soekanto, 1989). Spancer
menggambarkan perkembangan masyarakat dari tipe masyarakat yang
homogen menuju masyarakat yang heterogen. Perubahan ini dianalogikan
dengan tipe masyarakat primitif (yang homogen) dan modern ( heterogen).
Evolusi sosial menurut Spancer (Szompka, 1994) berlangsung melalui
diferensiasi struktural dan fungsional sebagai berikut ;
a. Dari yang sederhana menuju yang kompleks
44
c. Dari keseragaman, homogenitas ke spesialisasi, heterogenitas
d. Dari ketidakstabilan ke kestabilan
Proses evolusi tersebut sebenarnya melalui beberapa tahap
perkembangan, yaitu ;
1. Tahap masyarakat sederhana
Masyarakat ini dicirikan dengan masyarakat yang saling
terisolir,aktivitas seluruh anggotanya serupa, tidak ada organisasi
politik.
2. Masyarakat kompleks
Masyarakat ini dicirikan dengan adanya pembagian kerja antar
individu, serta pembagian fungsi antara bagian-bagian masyarakat
yang muncul, mulai ada hierarki politik.
3. Masyarakat lebih kompleks
Yang dicirikan dengan adanya wilayah bersama, memiliki
konstitusi dan sistem hukum yang permanen.
4. Peradaban
Yaitu sebuah kesatuan sosial yang paling kompleks,
terbentuknya negara-negara bangsa, adanya federasi beberapa negara
atau diwujudkan dengan kekaisaran yang besar. (Szomptka,1994)10
45
Herbet spancer dinyatakan sebagai seorang organisisme
disebabkan struktur utama teori sosiologisnya. Organisismenya kembali
kepada periode sebelum munculnya Origin of Species-nya Darwin.
Pengulangan kembali penemuan Darwin pada Spancer sangat jelas terlihat
dalam perhatiannya terhadap konflik dalam karyanya kemudian. Terutama
sekali dia memperhatikan isu-isu sosial, Spancer cenderung mengambil
konsepsi tentang konflik dari sebuah proses alam dan survival yang
pelaksanaanya sebagai proses biologis. 11
Dari kesamaan konsep yang digunakan dalam evolusi organisme
dan sosial, kita bisa menarik kesimpulan bahwa dalam kehidupan sebagai
makhluk biologis maupun sosial, manusia harus mempunyai daya tahan
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya agar dapat terus
mewujud. Daya tahan di sini, tidak hanya memegang teguh pemikiran atau
keadaan awal dan tak mau menerima pegaruh lain, melainkan lebih kepada
penyesuaian diri terhadap lingkungan yang dinamis, di mana hal ini tidak
mungkin dicegah maupun ditolak.12
C. Kelemahan dan Kelebihan Teori Evolusi Semua teori evolusi memiliki kelemahan tertentu
(1) Data yang menunjang penentu tahap masyarakat dalam
rangkaian tahap seringkali tidak cermat, dengan
11Prof. Dr. Wardi Bachtiar , M.S , Sosiologi Klasik ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya , 2010) 12Paul B. Horton, dan Chester L. Hunt,
46
demikian,tahap suatu masyarakat ditentukan sesuai dengan
tahap yang dianggap paling cocok dengan teori.
(2) Urutan tahap tidak sepenuhnya tegas, karena beberapa
masyarakat mampu melangkahi beberapa tahap antara dan
langsung ke tahap industri atau tahap komunis, serta beberapa
masyarakat lainnya bahkan mundur ketahap dahulu. Dan
(3) Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial besar
akan berakhir ketika masyarakat telah mencapai tahap “akhir”,
tampaknya merupakan pandangan yang naif. Jika perubahan
memang merupakan sesuatu yang konstan, apakah ini dapat
diartikan bahwa setiap rancangan perubahan akan memiliki
titik “akhir”
Menurut Andreas Suroso (2008) teori ini sering memaksakan data
agar tahapan-tahapan yang ada dalam teori ini dapat dipenuhi sehingga
dapat dikatakan sering mengada-ada agar tahapan dapat dijelaskan dengan
data yang dipaksakan.13
Walaupun demikian,teori evolusi masih mengandung banyak
deskripsi yang cermat. Kebanyakan masyarakat telah beralih dari
masyarakat sederhana ke masyarakat kompleks. Sampai pada batas-batas
47
tertentu memang ada tahap-tahap perkembangan dan pada setiap tahap
berbagai unsur budaya terkait kedalam sistem yang terintegrasi.14
Kelebihan dari teori ini dapat memberikan penjelasan yang
memuaskan bagi para penuntutnya. Hal ini terjadi karena teori ini mampu
menjelaskan perubahan yang terjadi melalui pentahapan dan didukung
data pada setiap pentahapan yang ada dan hal ini akan lebih meyakinkan
dan mampu memberikan penjelasan yang rasional.15
48
BAB III
INDUSTRI DAN PERUBAHAN SOSIAL
( Dampak Peralihan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Industri Migas )
A. Deskripsi Umum Desa Gayam
Gayam adalah salah satu desa di wilayah kecamatanGayam,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia. Semula Desa Gayam
secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ngasem
Kabupaten Bojonegoro, namun seiring terjadinya pemekaran wilayah
(Perda Bojonegoro No. 22 tahun 2011) akhirnya Desa Gayam menjadi
bagian integral dari Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa
Timur. Sebagai salah satu bagian dari Kecamatan Gayam, Desa Gayam
memiliki luas wilayah : 8.930.000 m2. Secara topografi, Desa Gayam
tergolong dataran rendah karena berada pada ketinggian antara 15 s.d. 25
meter (dpl) dengan suhu udara rata-rata 24 derajat Celcius dan curah
hujan tahunan mencapai 2,45 mm/tahun.
Masyarakat Desa gayam sebagian besar berprofesi sebagai petani,
karena sebagian besar disini dulunya berupa tanah garapan (sawah)
kemudian seiring bertambahnya jumlah penduduk, lahan yang dulunya
berupa sawah mengalami perubahan.Apalagi sejak adanya industry migas
yang semakin besar membuat sebagian lahan pertanian masyarakat beralih
fungsi menjadi sector industry.
49
Gambar 1
Peta Desa Gayam
50
Gambar 2
Peta Kecamatan Gayam
51
Desa Gayam memiliki wilayah yang cukup luas. Terdiri dari 4
dusun yaitu Dusun Gayam, Dusun Sumur pandan, Dusun Temlokorejo,
dan yang terakhir Dusun Kaliglonggong. Karena luasnya Desa Gayam,
sehingga beberapa diantaranya ada yang langsung berbatasan dengan
Kecamatan lain yaitu Kecamatan Purwosari dan Kecamatan Ngasem.
Tabel 2
Batas Desa Gayam
Perbatasan De
sa
Utara
Desa Katur, Desa
Ringintunggal, Desa
Begadon
Selatan
Desa Mojodelik, Desa
Bandungrejo
Barat
Desa Mojodelik
Timur
Desa Jelu, Desa Bareng,
Desa Ngantru
52
Tabel 3
Data Wilayah Administrasi Desa Gayam
Desa Gayam terbagi menjadi 40 RT dan 8 RW dan jumlah penduduk
berjumlah 6.451 dengan rincian 3.261 penduduk laki-laki dan 3.190 penduduk
perempuan, yang terbentuk menjadi 1.965 KK.
Ada 4 Dusun yang berada di wilayah Desa Gayam yang memiliki porsi
luas yang berbeda beda,di Dusun Gayam ada 11 RT dengan 2 RW, Dusun Sumur
Pandan 13 RT dengan 3 RW, Dusun Kali Glonggong 3 RT dengan 1 RW dan
Dusun Temlokorejo 3 RT dengan 2 RW.
Jenis Data Jumlah
Jumlah Unit RT 40 (Empat Puluh)
Jumlah Unit RW 8 (Delapan)
Jumlah Dusun 4 (Empat)
Jumlah Penduduk (Jiwa) 6.451 Jiwa *
Jumlah Penduduk Laki-laki 3.261 Jiwa *
Jumlah Penduduk Perempuan 3.190 Jiwa *
53
Tabel 4
Nama- nama Dusun di wilayah Desa Gayam
Nama-Nama Dusun Jumlah RT Jumlah RW
Dusun Gayam 11 2
Dusun Sumurpandan 18 3
Dusun Kali Glonggong 3 1
Dusun Temlokorejo 3 2
Adapun data para pekerja yang berada di PT maupun CV perusahaan
perusahaan pertambangan minyak gas, sebagi berikut:
Table5
Daftar Perusahaan pekerja asal Desa Gayam
No Nama Perusahaan
Jumlah Orang
1 PT. Oversindo 8
2 PT. Discona Yasa 9
54
4 PT. Tripatra 43
5 PT. Rekindo 5
6 PT. Swadaya Graha 11
7 PT. Rama Megah Perkas 2
8 PT. Multi Servindo Prima 10
9 PT. BMAP 13
10 PT. Indocater 1
11 PT. Lintek 1
12 G4s-Mcl 3
13 Cahaya Hidup Prima 1
14 PT. Pengastuti Excellen 27
15 PT. Tri Wahana Universal 1
16 PT.Wifgasindo 2
17 PT. Promix 23
18 Nawakara 911 3
19 PT. Karya Sudarsono 3
20 PT. Alhas Jaya Grup 7
21 PT. Geolink Nusantara 1
22 PT. Daya Patra 2
23 PT. Panasindo 1
24 EMCL 5
55
26 PT. KPU 8
27 PT. Hutama Karya 1
28 PT. Depriwangga 1
29 PT. TUN 2
30 PT. Yogi Putra 1
31 PT. PPLI 3
32 PT. SNP Indonesia 1
33 PT. Kreasi 1
34 PT. Teras Tehnik Perdana 1
35 EPC-5 1
36 PT. Exterran 1
37 G4S-TWU 1
38 PT. Jaya Perdana 1
39 PT. Dwi Kappa 1
Sumber Data : Dokumen Desa Gayam
Masyarakat Desa Gayam yang bekerja di Industri Migas untuk saat
ini berjumlah 234 orang yang terbagi di 39 PT dibawah naungan Exxon
56
Dari data yang telah kami sebutkan di atas adalah pekerja yang
berasal dari 4 dusun yang ada di desa Gayam mulai dari dusun Gayam,
dusun Kaliglonggong, dusun Sumurpandan, dan dusun Temlokerjo.1
1. Sarana dan Prasarana Desa Gayam
Perkembangan dan kemajuan sebuah desa sangat dipengaruhi oleh
fasilitas atau sarana dan prasarana yang menunjang masyarakat untuk
melakukan segala aktifitas sosial. Adanya fasilitas yang memadai akan
memudahkan masyarakat dalam melakukan interaksi dalam segala aspek,
mulai dari aspek struktural pemerintahan desa, Pendidikan, Keagamaan,
Ekonomi dan Sosial Kebudayaan.
Fasilitas umum yang tersedia di desa Gayam masih sangat
sederhana walaupun lambat laun telah mengalami perkembangan karena
adanya pembangunan desa. Di desa Gayam terdapat kantor kelurahan desa
yang baru saja direnovasi itupun berkat bantuan biaya dari pihak
kontraktor industry migas yang ada di desa Gayam.
Balai Desa Gayam sendiri digunakan sebagai sarana untuk
melakukan hal-hal yang bersifat administrasi pemerintahan.LetakSnya
paling utara Desa Gayam, yaitu di Jalan Gayam No.2 Desa Gayam. Di
kantor desa yang baru ini biasanya masyarakat desa melakukan aktifitas
keadministrasian yang berupa pembuatan akta kelahiran, mengurus
pembuatan KTP, atau surat keterangan lainnya.