• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Integrasi Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

II-1 2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan bahan bakar industri berbasis kayu, dengan mengolah limbah kayu menjadi pelet kayu (wood pellet). Perusahaan awalnya bergerak dalam bidang industri perabot rumah tangga dari kayu dan pengerjaan kayu untuk bangunan. Perusahaan kemudian melihat suatu peluang bisnis baru sehingga memperluas bidang usahanya ke pengolahan bahan bakar biomassa yaitu memproduksi pelet kayu. Perusahaan berkomitmen untuk fokus menggeluti bisnis pengolahan limbah kayu menjadi pelet kayu karet karena memproduksi pelet kayu dipandang lebih menjanjikan bagi masa depan perusahaan. PT. Salix Bintama Prima sudah berdiri sejak tahun 1992. Perusahaan ini berstatus Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

(2)

2.3. Lokasi Perusahaan

Penelitian ini dilakukan pada PT. Salix Bintama Prima, yang berlokasi di Jl. Medan – Lubuk Pakam KM 21,1 Desa Tanjung Baru Kecamatan Tanjung Morawa, dengan 12,0 Ha. Area produksi berbatasan dengan:

Utara : Sawah.

Timur : Pemukiman penduduk. Selatan : Jalan Bakaran Batu.

Barat : Jalan Raya Medan- Tanjung Morawa.

2.4. Organisasi dan Manajemen

Struktur organisasi merupakan struktur yang terdiri dari fungsi–fungsi dan hubungan–hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Struktur organisasi digambarkan dalam bentuk gambaran grafik yang memperlihatkan hubungan unit–unit organisasi dengan garis-garis wewenang yang ada.

Dari suatu struktur organisasi kita dapat memperoleh gambaran tentang beberapa hal yaitu :

1. Struktur organisasi dapat memperlihatkan karakteristik utama dari perusahaan yang bersangkutan.

(3)

3. Struktur organisasi dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang ideal sebagai pedoman untuk dapat mengetahui siapa bawahan dan siapa atasan.

Struktur organisasi suatu perusahaan tidak akan selalu sama dengan struktur organisasi perusahaan lainnya, hal ini tergantung pada besar kecilnya perusahaan. PT. Salix Bintama Prima membutuhkan suatu struktur organisasi yang tepat agar dapat secara efektif dan efisien mengatur dan menjelaskan tugas – tugas anggota organisasinya. Adapun bentuk struktur organisasi yang dilaksanakan PT. Salix Bintama Prima adalah berbentuk lini fungsional. Struktur organisasi dari perusahaan ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Direktur

Sumber : PT. Salix Bintama Prima

(4)

2.5.Tenaga Kerja dan Sistem Pengupahan 2.5.1. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada PT. Salix Bintama Prima terdiri 58 orang. Perincian jumlah tenaga kerja tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja

No Jabatan Jumlah

1 Direktur 1

2 Manager 1

3 Staf Hubungan Masyarakat 1

4 Kepala Personalia 1

5 Kepala Bagian Administrasi 1

6 Staf Kantor 3

7 Kepala Produksi 1

8 Kepala Bagian Pengolahan Kayu 1 9 Kepala Regu Pengolahan Kayu 1 10 Karyawan Pengolahan Kayu 10

11 Kepala Bagian Mekanik 1

PT. Salix Bintama Prima menerapkan jam kerja kepada karyawannya yaitu 6 hari kerja untuk bagian produksi dan non produksi (Senin – Sabtu), sedangkan bagian keamanan bekerja setiap hari.

Pembagian jam kerja untuk setiap bagian adalah sebagai berikut :

(5)

Jam 12.00 – 12.59 WIB : Istirahat Jam 13:00 – 16.59 WIB : Kerja aktif

b. Dua shift untuk bagian produksi (9 jam per shift), dimana shift I adalah sebagai berikut :

Jam 08.00 – 11.59 WIB : Kerja aktif Jam 12.00 – 12.59 WIB : Istirahat Jam 13:00 – 16.59 WIB : Kerja aktif Perincian shift II adalah sebagai berikut: Jam 17.00 – 21:59 WIB : Kerja aktif Jam 22.00 – 22.59 WIB : Istirahat Jam 23:00 – 01.59 WIB : Kerja aktif

Selain itu, ketentuan jam kerja lembur pada PT. Salix Bintama Prima adalah kerja shift I dan shift II adalah melebihi 8 jam sehari atau melebihi 40 jam dalam seminggu.

c. Bagian keamanan (Satpam) dibagi menjadi 2 kelompok dengan anggota kelompok I berjumlah 2 orang untuk berjaga di gerbang depan dan 1 orang berjaga di area produksi.

2.5.3. Sistem Pengupahan

(6)

Adapun sistem pengupahan karyawan perusahaan dibagi atas:

Sistem pengupahan PT. Salix Bintama Prima terdiri atas dua berdasarkan ketentuan dari upah minimum provinsi/sektoral, yaitu:

1. Gaji, yaitu upah pokok pegawai.

2. Upah lembur yaitu upah yang dibayarkan jika pekerja bekerja melebihi jam kerja normal.

3. Insentif yaitu upah yang dibayarkan jika pekerja bekerja mencapai target kerja minimal sesuai dengan ketentuan pencapaian target pekerja.

Fasilitas yang diberikan oleh PT. Salix Bintama Prima kepada tenaga kerja atau karyawannya adalah sebagai berikut :

1. Tunjangan Hari Raya (THR)

THR yang diberikan adalah tambahan satu bulan gaji bagi karyawan yang mempunyai masa kerja lebih dari satu tahun.

2. Tunjangan selama sakit

Perusahaan akan menyantun untuk biaya pengobatan karyawan yang dalam keadaan sakit dan tidak dapat bekerja yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter.

3. Cuti Karyawan

Perusahaan akan memberikan cuti tahunan untuk karyawan. 4. BPJS Ketenagakerjaan

(7)

menyejahterakan pekerja. Program BPJS yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Kematian.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam proses produksi wood pellet dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu bahan utama, bahan penolong dan bahan tambahan. a. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi, sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimia yang langsung ikut di dalam proses produksi sampai dihasilkan produk jadi.

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah serbuk gergaji dan kayu hancuran. Keduanya merupakan limbah dari proses pengolahan kayu menjadi perabot. Serbuk gergaji yang dijadikan bahan baku dapat berupa serbuk yang dihasilkan dari proses pemotongan, pengamplasan dan pengetaman kayu. Kayu hancuran adalah limbah kayu yang berbentuk potongan yang berasal dari proses pengolahan kayu baik untuk perabot ataupun kayu bangunan.

b. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. 1. Goni plastik

(8)

2. Benang Nilon

Benang nilon digunakan untuk menjahit bukaan goni plastik kemasan wood pellet agar tertutup.

c. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan – bahan yang digunakan dalam suatu proses produksi yang digunakan langsung atau tidak langsung terhadap bahan baku dalam suatu proses produksi untuk mendapatkan produk yang diinginkan tetapi bahan ini tidak ikut pada bahan jadi. PT. Salix Bintama Prima tidak menggunakan bahan penolong apapun pada proses pembuatan wood pellet.

2.6.2. Uraian Proses Produksi

Proses produksi serbuk gergaji dan potongan kayu hingga menjadi pelet kayu karet dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:

1. Penjemuran Serbuk Gergaji

Serbuk gergaji (saw dust) di jemur di bawah cahaya matahari. Serbuk gergaji ditebarkan di lantai area penjemuran yang rata dan terbuat dari semen. Serbuk gergaji secara berkala di aduk menggunakan farm tractor yang bagian depannya di modifikasi dengan memberikan bantalan karet. Serbuk gergaji dijemur hingga kadar air mencapai 10 % s/d 15%.

2. Pemotongan Kayu Hancuran

(9)

3. Pencampuran Manual

Potongan kayu (chip) dan serbuk gergaji yang telah dijemur masing-masing di bawa menuju area pencampuran manual menggunakan farm tractor untuk dicampur dengan komposisi 60% : 40%.

4. Penghancuran (Penumbukan)

Campuran chip dan serbuk gergaji dibawa dari lantai pencampuran dengan cara didorong menggunakan farm tractor menuju bucketconveyor. Campuran kemudiandiangkutke dalam hammer mill dan ditumbuk.

5. Pemisahan Partikel Kasar dan Halus

Keluaran hammer mill dibawa menuju dust separator menggunakan conveyor. Dust separator berfungsi memisahkan campuran kayu yang kasar dengan yang halus berdasarkan berat dan ukuran partikel. Partikel yang halus akan terhisap ke atas sedangkan yang kasar akan tertinggal di bawah dan kembali diproses dalam hammer mill. Proses pemisahan ini berlangsung melalui 3 tangki dust separator.

6. Densifikasi

(10)

telah memadat (pelet) keluar dari sisi lain cetakan dan dipatahkan pada panjang 3 cm kemudian jatuh ke bucket conveyor untuk diangkut menuju tangki pendingin.

7. Pendinginan

Pelet yang telah masuk ke dalam cooling tank didinginkan dengan cara ditiupkan udara bersuhu ruang dari blower selama 15 menit. Proses pendinginan ini bertujuan untuk menurunkan kadar air pelet hingga 8% agar pelet tidak lunak dan tahan disimpan. Pelet yang tidak didinginkan dengan benar akan lembab dan lunak sehingga mudah retak dan pecah.

8. Pemisahan Pelet pecah dan Pelet utuh.

Pelet dituangkan kedalam saringan bergetar. Produk cacat yang dihasilkan berupa pelet pecah dan debu sisa pembentukan pelet (fines) dipisahkan menggunakan saringan berdiameter 1.5 cm. Saringan bergetar memiliki diameter 1,5 cm dan jarak antar lubang 7 ml. Saringan memisahkan pelet yang utuh dan yang pecah. Pelet yang pecah akan melewati lubang dan dibawa ke goni produk cacat dan pelet utuh tertahan di atas dan di jatuhkan ke tangki timbun.

9. Penampungan di Tangki Timbun

(11)

10. Pengemasan

Pengemasan dilakukan menggunakan karung goni berkapasitas 825 kg. Karung goni yang telah diisi dengan pelet dibawa ke gudang penyimpanan menggunakan papan beroda yang berjalan mengikuti rel.

11. Penyimpanan

Pelet disimpan di dalam karung dalam keadaan terbuka dan disusun diatas palet kayu. Karung berisi pelet disusun maksimal 2 tingkat di gudang penyimpanan.

(12)

Mulai

(13)

2.7.Utilitas

Utilitas adalah fasilitas umum yang digunakan perusahaan yang berfungsi mendukung pelaksanaan produksi. Utilitas tidak terlibat langsung dalam pembuatan produknya, hanya sebagai penunjang proses produksi. Dengan adanya utilitas diharapkan perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

Utilitas yang digunakan pada perusahaan ini ialah seperti: 1. Listrik

Sumber arus listrik yang berasal dari PLN (Perusahaan Listrik Negara). Sumber listrik dari PLN digunakan dalam kegiatan proses produksi dalam perusahaan serta penerangan pada area kerja dan sekitarnya

2. Air

Air digunakan untuk kebutuhan kebersihan lantai produksi, kantor dan kebutuhan pribadi karyawan. Sumber air yang digunakan berasal dari air tanah dan PDAM kemudian dipompa kedalam menara air sebelum dialirkan menuju lantai produksi dan kantor.

3. Telekomunikasi

(14)

2.8.Safety and Fire Protection

Dalam menjaga kondisi perusahaan agar tetap kondusif tentunya perlu dilakukan pengamanan pada perusahaan dan karyawan. Pengamanan-pengamanan yang dilakukan mengikuti Program Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3).

Pekerja diwajibkan untuk mematuhi peraturan-peraturan keselamatan kerja seperti dilarang merokok di dalam pabrik.

Alat-alat pelindung diri yang melengkapi pekerja sebagai berikut: a. Helm

b. Safety shoes c. Sarung tangan d. Masker

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja seperti kebakaran, terdapat fire protection di lantai produksi PT Salix Bintama Prima yaitu berupa:

1. Tabung pemadam api (fire extinguisher) untuk mencegah terjadinya kebakaran pada stasiun kerja tersebut. Fire extinguisher ini merupakan langkah awal untuk mencegah terjadinya kebakaran yang lebih besar sehingga dapat meminimalisasi kerusakan.

2. Tersedianya pintu-pintu darurat pada daerah kerja, yang dapat mempermudah

karyawan keluar dari daerah kerja apabila terjadi kebakaran di tempat kerja. 3. Adanya karung-karung goni yang dapat dibasahi yang berguna untuk

(15)

2.9. Pengolahan Limbah

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Salix Bintama Prima
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja
Gambar 2.2. Diagram Proses Produksi Wood Pellet PT. Salix Bintama Prima

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak etanol buah pare ( Momordica charantia ) terhadap pertumbuhan Staphylococcus

Tax amnesty adalah suatu kesempatan berbatas waktu pada kelompok wajib pajak tertentu untuk membayar pajak dengan jumlah tertentu sebagai pengampunan atas

Penelitian sebelumnya yang menggunakan obyek mahasiswa adalah Jarkani (2015: 58) dalam penelitiannya yang berjudul Minat Mahasiswa Terhadap Penggunaan m-Banking

Tesis Konflik antar partai politik pra-pemilu..... GPB

Untuk penelitian lebih lanjut perlu dikembangkan dengan menggunakan besar sampel yang lebih banyak dan memperhatikan lintas sosial budaya, berbagai faktor yang mempengaruhi

(2) Peningkatan hasil belajar materi tayamum mata pelajaran fiqih setelah menggunakan metode edutainment , persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh pada pra

Karena Dokumen Perjalanan Republik Indonesia merupakan dokumen yang wajib dimiliki oleh seseorang baik itu Tenaga Kerja Indonesia atau non Tenaga Kerja Indonesia

pengamatan aktivitas peserta didik. Aktivitas- aktivitas unik yang dilakukan oleh peserta didik dapat terungkap pada kegiatan see ini. Aktivitas-aktivitas unik ini