1. Latar Belakang Masalah
Semua jenis industri khususnya industri manufaktur membutuhkan suatu kelancaran proses produksi dalam memenuhi tuntutan yang harus dipenuhi untuk menjaga kinerja perusahaan. Salah satu hal yang mempengaruhi kelancaran proses produksi adalah kinerja mesin. Mesin merupakan faktor produksi yang sangat berpengaruh dalam proses produksi. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan perawatan mesin yang terencana agar mesin dapat beroperasi secara maksimal, mengurangi kerusakan mesin dan meningkatkan efektivitas produksi.
PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan wood pellet. Produk utama perusahaan ini adalah pelet kayu yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun skala pabrik.
Tabel 1.1. Data Waktu Kerusakan (Breakdown) Mesin-MesinProduksi Periode Januari 2014 – Desember 2014
Mesin
Vibrating Screen 154 jam 17
menit 154.28 10.80 29 9.27
TOTAL 1429 100 313 100
Sumber: PT. Salix Bintama Prima
Mesin hammer mill (mesin penumbuk) adalah suatu mesin yang bertujuan untuk menghancurkan bahan material besar menjadi lebih kecil. Mesin hammer mill berada di awal deretan mesin produksi yang tersusun secara kontinu dimana material berpindah secara otomatis menggunakan conveyor dan elevator. Deretan mesin kontinu tersebut adalah hammer mill – dust separator - pellet press – cooling tank - vibrating screen. Mesin hammer mill hanya berjumlah 1 unit. Mesin ini tergolong mesin critical dimana apabila mesin hammer mill mengalami kerusakan (breakdowns) dapat mengganggu proses produksi. Melihat tingginya frekuensi kerusakan mesin hammer mill dan lamanya waktu perbaikan yang dibutuhkan maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas mesin hammer mill di PT. Salix Bintama Prima. Penelitian mengenai efektivitas mesin hammer mill tersebut dilakukan untuk mengukur efektivitas mesin karena selain dapat mengetahui besarnya pengaruh faktor kerusakan mesin terhadap efektivitas mesin, dapat pula mengetahui faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi seperti kerusakan mesin dan kecacatan produk.
diagram. Faktor yang memiliki persen kegagalan terbesar akan dinalisis menggunakan FMEA ditinjau dari keseriusan efek kegagalan, frekuensi terjadinya kejadian dan kemudahan dalam mendeteksi kegagalan sehingga nilai RPN (risk priority number) dapat diperoleh kemudian tindakan penanggulangan dapat ditentukan.
Penelitian Dinda Hesti Triwardani (2013) yang berjudul “Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE) dalam Meminimalisi Six Big Losses pada Mesin Produksi Dual Filter DD07” dengan studi kasus PT. Filtrona Indonesia di
Surabaya menemukan bahwa tingkat efektivitas mesin Dual Filters DD07 yang rendah sehingga peneliti memberikan rekomendasi perbaikan yaitu dengan beberapa aktivitas tambahan berupa pencacatan informasi di log book mengenai perbaikan serta pengecekan yang lebih teliti pada settingan belt1. Penelitian Jazuli (2013) yang berjudul “Identification Performance and Machine Failure of
Manufacturing System Based on OEE and FMEA Methods” dengan studi kasus
PT APF menemukan bahwa tingkat OEE mesin 4, 5, 24 dan 25 rendah dikarenakan berat yang tidak dicapai untuk dapat masuk ke proses produksi sehingga direkomendasikan perbaikan pada metode kerja agar dapat menginspeksi kembali berat produk yang akan diproses.2
1
Dinda Hesti Triwardani, dkk. 2013. Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE) dalam Meminimalisi Six Big Losses pada Mesin Produksi Dual Filters DD07. Teknik Industri Universitas Brawijaya. Surabaya.
2
Berdasarkan tiga kondisi yang dijabarkan diatas yaitu mesin hammer mill memiliki tingkat kerusakan tertinggi, mengacu pada penelitian sebelumnya dan mesin hammer mill merupakan mesin kritis pada jalur produksi wood pellet di PT. Salix Bintama Prima. Maka mesin hammer mill dijadikan objek penelitian ini dengan judul penelitian Integrasi Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas adalah lamanya waktu perbaikan mesin hammer mill yang berpengaruh pada efektivitas mesin maka perlu dilakukan pengidentifikasian terhadap faktor-faktor penyebab kerusakan mesin serta upaya perbaikan melalui usulan perbaikan untuk memperbaiki efektivitas mesin.
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Mengetahui nilai efektivitas mesin hammer mill dengan menggunakan metode OEE dan menghitung besarnya six big losses.
2. Menemukan penyebab utama losses yang mempengaruhi efektivitas mesin hammer mill.
serta mengusulkan tindakan perbaikan untuk memperbaiki efektivitas mesin.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan teori yang diperoleh di perguruan tinggi ke dalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaikan masalah.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan untuk mengetahui faktor utama penyebab terjadinya kerusakan dan menemukan sistem perawatan yang tepat.
3. Bagi Departemen Teknik Industri
Sebagai tambahan referensi untuk memperkaya laporan penelitian Teknik Industri dan dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya meneliti satu mesin saja yaitu mesin hammer mill. 2. Data yang diambil yaitu pada periode bulan Januari 2014 – Desember 2014. 3. Biaya-biaya yang dibutuhkan tidak dibahas selama proses penelitian.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Proses produksi, mesin kerja dan teknologi yang digunakan tidak mengalami perubahan.
2. Proses produksi berjalan normal selama penelitian dilakukan
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana
Sistematika penulisan laporan bertujuan untuk mempermudah dalam menyusun dan mempelajari bagian-bagian dari seluruh rangkaian penelitian. Adapun sistematika penulisan laporan hasil penelitian ini adalah:
BAB I Pendahuluan berisi tentang pemeliharaan mesin dengan menggunakan metode OEE dan FMEA untuk meminimalkan kerusakan mesin hammer mill yang terjadi di PT. Salix Bintama Prima.
BAB II Gambaran umum perusahaan. PT. Salix Bintama Prima adalah pabrik yang memproduksi wood pellet yang berlokasi di Tanjung Morawa dan memiliki proses produksi yang kontinu.
BAB III Landasan teori. Teori yang digunakan mengenai Maintenance, Six Big Losses, perhitungan OEE dan FMEA.
FMEA yaitu analisis yang dilakukan untuk mengambil langkah–langkah perbaikan.
BAB V Pengumpulan dan pengolahan data berisi data primer yaitu proses produksi, kapasitas mesin dan cara kerja mesin melalui observasi. Data sekunder yang diperoleh dari dokumentasi kerusakan mesin hammer mill, jumlah produk rusak. Pengolahan data menggunakan metode OEE untuk mengetahui efektivitas mesin hammer mill dan FMEA untuk mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh terhadap kerusakan mesin melalui risk proirity number (RPN) terbesar.
BAB VI Analisis. Hasil pengolahan data berupa nilai OEE dianalisis untuk mengetahui dampak dari tingkat efektivitas mesin terhadap perusahaan kemudian FMEA untuk mendapatkan solusi atas masalah yang terjadi berdasarkan nilai RPN terbesar.