• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 5 - MUATAN TIDAK LANGSUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODUL 5 - MUATAN TIDAK LANGSUNG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 5

MUATAN TIDAK LANGSUNG

Dosen Pengasuh :

Ir. Thamrin Nasution

Materi Pembelajaran :

1. Beban Tidak Langsung. 2. Sendi Gerber.

3. Contoh Soal No1., Muatan Terbagi Rata. 4. Contoh Soal No.2., Beban Terpusat.

WORKSHOP/PELATIHAN

Tujuan Pembelajaran :

Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya dalam dari struktur dengan beban tidak langsung. Juga mahasiswa mengetahui dan memahami konstruksi gelagar dengan sendi gerber. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan gaya-gaya dalam dari struktur dengan beban tidak langsung dan konstruksi gelagar dengan sendi gerber.

DAFTAR PUSTAKA

(2)

thamrinnst.wordpress.com

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir dalam modul pembelajaran ini.

Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat.

Wassalam Penulis Thamrin Nasution

(3)

MUATAN TIDAK LANGSUNG

1).Beban Tidak Langsung.

Sistem pembebanan tidak langsung pada umumnya dijumpai pada konstruksi jembatan. Beban lalu lintas kenderaan maupun berat sendiri lantai jembatan dilimpahkan pada gelagar memanjang melalui gelagar gelagar melintang, dimana baik gelagar melintang maupun gelagar memanjang masing-masing mempunyai berat sendiri pula.

Gambar 1 : Jembatan lalu lintas, tersusun dari lantai, gelagar melintang dan gelagar memanjang.

Beban dari lalu lintas dan berat sendiri lantai adalah merupakan beban tidak langsung, sedangkan berat sendiri gelagar melintang adalah beban langsung yang bekerja pada gelagar memanjang jembatan.

Gambar 2 : Cara perhitungan berat lantai dan gelagar melintang.

a

b c

Gelagar melintang, q t/m’ Lantai beton, P = a.b.c. BJ (ton)

P’ = b . q (ton)

Gelagar memanjang

Lantai jembatan Gelagar melintang

(4)

Beban lantai maupun beban yang berada diatasnya akan didistribusikan pada setiap gelagar melintang dengan nilai separoh dari kanan dan kiri gelagar tersebut, kemudian akan terkumpul menjadi beban terpusat pada gelagar memanjang..

Apabila dilakukan idealisasi struktur akan terlihat seperti Gambar 3 berikut,

Gambar 3 : Beban yang dipikul gelagar memanjang, terdiri berat lantai kenderaan (P), dan berat sendiri gelagar melintang (P’).

Perhitungan :

Berat lantai kenderaan, P = a . b . c . BJ (ton) Berat gelagar melintang, P’ = b . q t/m’ (ton) Beban terpusat, Po = ½ P + P’

P1= P + P’

a). Reaksi perletakan,

RAV= RBV= Po + P1+ P1+ P1 (ton)

b). Gaya lintang (D),

DA-1= + RA-1= Po + P1+ P1+ P1– Po = 3 P1 (ton)

D1-2= DA-1– P1= + 3 P1– P1= 2 P1 (ton)

D2-3= D1-2– P1= + 2 P1– P1= P1 (ton)

D3-4= D2-3– P1= + P1– P1= 0 (ton)

c). Momen Lentur (M),

M1= (RAV– Po) . S (ton.m’)

½ P ½ P ½ P ½ P ½ P P P P P ½ P

P’ P’ P’ P’ P’ P’ P’ P’

L

Po P1 P1 P1 P1 P1 P1 Po

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

(A) (B)

s s

L

D

(5)

M2= (RAV– Po) . 2S – P1. S (ton.m’)

M3= (RAV– Po) . 3S – P1. 2S – P1. S (ton.m’)

Catatan :

- Jika beban terbagi rata bekerja langsung pada gelagar memanjang akan terdapat momen maksimum 1/8 q . L2yang puncaknya di tengah bentang.

- Oleh karena itu sebaiknya penempatan gelagar melintang dalam jumlah medan yang ganjil, agar momen maksimum tidak terjadi pada tengah bentang.

2).Sendi Gerber.

Gambar 4 : Gelagar memanjang dengan sendi gerber.

Jika balok diletakkan diatas 3 (tiga) titik tumpuan A,B, dan C, dimana sendi pada A

dan rol pada B dan C maka konstruksi menjadi konstruksi statis tidak tertentu. Sebab syarat

keseimbangan hanya menghasilkan persamaan,

V = 0 ; H = 0 ; M = 0

untuk mendapatkan tiga bilangan anu (tidak diketahui), RAV ; RAH ; RBV

Sedangkan pada konstruksi terdapat 4 (empat) bilangan anu (tidak diketahui) yaitu,

Gelagar memanjang

Sendi gerber

Sendi gerber Gelagar memanjang

Abutmen Gelagar memanjang

Pier

L1 L2 L3

Abutmen A

B

(6)

RAV ; RAH ; RBV ; RCV

Yang merupakan reaksi-reaksi pada tumpuan A, B, dan C.

Gambar 5 : Balok gerber.

Agar supaya hitungan dapat dijalankan dalam kondisi statis tertentu, maka harus

ditambah satu persamaan lagi dengan cara menambah satu sendi (S) yang diletakkan diantara tumpuan A – B atau tumpuan B – C, dalam hal ini sendi S diletakkan diantara B – C, sehingga sendi S tidak memikul momen atau  Ms = 0. Hitungan ini didasarkan kepada anggapan bahwa seolah-olah balok A – B menganjur, dan diatas ujung yang menganjur tersebut diletakkan balok S – C. Dengan demikian, reaksi pada S untuk balok S – C akan merupakan beban yang bekerja pada balok A – B. Selanjutnya konstruksi balok gerber ini dapat dikembangkan lagi menjadi suatu konstruksi seperti gambar berikut,

Gambar 6 : Balok gerber dengan dua sendi gerber.

(7)

CONTOH SOAL

Suatu konstruksi gerber seperti gambar berikut, memikul muatan terbagi rata q1 = 3 t/m’ pada bentang A – B – S dan q2 = 1 t/m’ pada bentang S – C. Hitunglah dan gambarkan bidang-bidang gaya lintang dan momen pada seluruh bentang.

Gambar 7 : Bidang gaya lintang dan momen balok gerber.

(8)

Kontrol :

V = 0

RAV+ RBV= q1 . (L1 + a) + RSV

9,929 t + 16,571 t = (3 t/m’) . (7 m + 1 m) + 2,50 t 26,50 ton = 26,50 ton (memenuhi).

b.2. Gaya Lintang.

DAB= + RAV= 9,929 ton.

Pada jarak sejauh x dari perletakan A, gaya lintang diberikan oleh persamaan, DX= RAV– q1 . x

Pada jarak sejauh x dari perletakan A, momen diberikan oleh persamaan, Mx = RAV. x – ½ q1 . x2

Momen maksimum terdapat pada jarak sejauh x = 3,31 m dari A, Mmaks = (9,929 t) . (3.31 m) – ½ . (3 t/m’) . (3,31 m)2= 16,431 t.m’. Momen sama dengan nol (Mx = 0), diberikan oleh persamaan,

Mx = RAV. x – ½ q1 . x2= 0

x = 2 RAV/q1 = 2 . (9,929 t)/(3 t/m’) = 6,62 m dari perletakan A.

Pada jarak 7 m dari perletakan A,

Mx = MB= (9,929 t) . (7 m) – ½ . (3 t/m’) . (7 m)2= – 4 t.m’.

Atau,

MB= – ½ q1 . a2– RSV. a = – ½ . (3 t/m’) . (1 m) – (2,50 t) . (1 m) = – 4 t.m’.

CONTOH SOAL

Suatu konstruksi seperti tergambar memikul memikul muatan terpusat P1 = 2 ton, P2 = 3 ton, P3 = 2 ton, P4 = 4 ton dan P5 = 3 ton pada bentang A – B dan S – C. Hitung dan gambarkan bidang-bidang gaya lintang dan momen pada seluruh bentang.

(9)

Kontrol :

RSV+ RCV= P4 + P5

2,20 t + 4,80 t = 4 t + 3 t 7 ton = 7 ton (memenuhi).

Gambar 8 : Gambar gaya lintang dan momen.

a.2. Gaya Lintang. 5,372 t.m’ 6,744 t.m’

2,116 t.m’

- 2,20 tm’ M = 0

M = 0 M = 0

(10)
(11)

WORKSHOP/PELATIHAN

Gambar 9 : Konstruksi gelagar dengan sendi gerber.

Gambarkan bidang gaya lintang dan momen pada seluruh bentang dari struktur diatas

DATA-DATA

No. P1 P2 P3 P4 P5

Stb. ton ton ton ton ton

-1 2.0 3.0 2.0 4.0 3.0

-1 2.200 4.800 7.000 7.000 2.200 -1.800 -4.800 6.600 4.800

0 2.320 5.080 7.400 7.400 2.320 -1.880 -5.080 6.960 5.080

1 2.440 5.360 7.800 7.800 2.440 -1.960 -5.360 7.320 5.360

2 2.560 5.640 8.200 8.200 2.560 -2.040 -5.640 7.680 5.640

3 2.680 5.920 8.600 8.600 2.680 -2.120 -5.920 8.040 5.920

4 2.800 6.200 9.000 9.000 2.800 -2.200 -6.200 8.400 6.200

5 2.920 6.480 9.400 9.400 2.920 -2.280 -6.480 8.760 6.480

6 3.040 6.760 9.800 9.800 3.040 -2.360 -6.760 9.120 6.760

7 3.160 7.040 10.200 10.200 3.160 -2.440 -7.040 9.480 7.040

8 3.280 7.320 10.600 10.600 3.280 -2.520 -7.320 9.840 7.320

9 3.400 7.600 11.000 11.000 3.400 -2.600 -7.600 10.200 7.600

(12)

No. RAV RBV RAV+RBV P1+P2+P3+Rsv DA-1 D1-2 D2-3 D3-B DB-S

Stb. ton ton ton ton ton ton ton ton ton

-1 2.686 6.514 9.200 9.200 2.686 0.686 -2.314 -4.314 2.200

0 2.926 6.994 9.920 9.920 2.926 0.726 -2.474 -4.674 2.320

1 3.166 7.474 10.640 10.640 3.166 0.766 -2.634 -5.034 2.440

2 3.406 7.954 11.360 11.360 3.406 0.806 -2.794 -5.394 2.560

3 3.646 8.434 12.080 12.080 3.646 0.846 -2.954 -5.754 2.680

4 3.886 8.914 12.800 12.800 3.886 0.886 -3.114 -6.114 2.800

5 4.126 9.394 13.520 13.520 4.126 0.926 -3.274 -6.474 2.920

6 4.366 9.874 14.240 14.240 4.366 0.966 -3.434 -6.834 3.040

7 4.606 10.354 14.960 14.960 4.606 1.006 -3.594 -7.194 3.160

8 4.846 10.834 15.680 15.680 4.846 1.046 -3.754 -7.554 3.280

9 5.086 11.314 16.400 16.400 5.086 1.086 -3.914 -7.914 3.400

No. M1 M2 M3 MB

Stb. t.m' t.m' t.m' t.m'

-1 5.371 6.743 2.114 -2.200

0 5.851 7.303 2.354 -2.320

1 6.331 7.863 2.594 -2.440

2 6.811 8.423 2.834 -2.560

3 7.291 8.983 3.074 -2.680

4 7.771 9.543 3.314 -2.800

5 8.251 10.103 3.554 -2.920

6 8.731 10.663 3.794 -3.040

7 9.211 11.223 4.034 -3.160

8 9.691 11.783 4.274 -3.280

Gambar

Gambar 1 : Jembatan lalu lintas, tersusun dari lantai, gelagar melintang dangelagar memanjang.
Gambar 3 : Beban yang dipikul gelagar memanjang, terdiri berat lantai kenderaan (P),dan berat sendiri gelagar melintang (P’).
Gambar 4 : Gelagar memanjang dengan sendi gerber.
Gambar 5 : Balok gerber.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kerusakan pada jembatan juga dapat terjadi akibat ketidakmampuan abutment jembata menerima beban beban lalu lintas, berat sendiri, beban gempa,.. dan beban

Pembebanan yang diperhitungkan adalah berat sendiri lantai beton bertulang (beban ma ti), berat aspal, beban “T”, beban angin melalui kenderaan dan akibat perubahan

Gambar 4 : Nilai momen lapangan dan tumpuan akibat berat sendiri lantai.. Akibat beban mati tambahan, (Q

Pengaruh pengereman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan, akibat dari gaya rem dan traksi, maka

Yaitu semua beban yang berasal dari berat kendaraan yang bergerak atau lalu lintas yang dianggap bekerja pada jalan layang. •

Beban lalu lintas adalah semua beban yang berasal dari berat kendaraan- kendaraan bergerak, dan pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan. Beban hidup pada jembatan

Kondisi lapis fondasi oleh beban lalu lintas adalah kondisi sudah ada timbunan dan gaya-gaya yang bekerja adalah akibat berat timbunan, dan beban

Kondisi lapis fondasi oleh beban lalu lintas adalah kondisi sudah ada timbunan dan gaya-gaya yang bekerja adalah akibat berat timbunan, dan beban