• Tidak ada hasil yang ditemukan

Politeknik Negeri Bandung BAB IV BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Politeknik Negeri Bandung BAB IV BAB IV"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 1

BAB IV

KONSTRUKSI JEMBATAN BETON

Tujuan Pembelajaran Umum :

Mampu mengenal Jenis-jenis gambar jembatan Baja dan mengidentifikasi bagian-bagian

gambar struktur/komponen dari masing-masing Jenis Jembatan beton

Tujuan Pembelajaran Khusus :

1. Mengidentifikasi spesifikasi dan karakteristik gambar konstruksi jembatan beton

2. Menganalisa data perencanaan konstruksi dan menggambarkan sketsa pra

rencana

3. Menggambar rencana serta detail konstruksi jembatan baja dengan

mengaplikasikan software Auto CAD.

4. Dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan gambar dengan benar.

Tujuan Pembelajaran Umum :

Mampu mengenal Jenis-jenis gambar Jembatan Beton dan mengidentifikasi

bagian-bagian struktur/komponen dari masing-masing jenis gambar.

Tujuan Pembelajaran Khusus :

1. Mengidentifikasi spesifikasi dan karakteristik gambar konstruksi jembatan beton.

2. Menganalisa data perencanaan konstruksi dan menggambarkan sketsa pra

rencana.

3. Menggambar rencana serta detail konstruksi jembatan beton dengan

mengaplikasikan software Auto CAD.

4. Dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan gambar dengan tepat dan benar.

4.1 Tinjauan Umum

Jembatan dengan material beton banyak digunakan dan perkembangan teknologi

(2)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 2 pelaksanaannya. Jembatan dengan material beton sering dilaksanakan dengan cara

cor ditempat atau dengan beton pracetak dengan berbagai bentuk sesuai kegunaan.

Konstruksi jembatan harus dirancang dengan teliti dan cermat. Perancangan yang

baik akan melibatkan berbagai disiplin ilmu konstruksi Sipil. Berbagai kriteria

perencanaan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat antara lain

adalah dengan melakukan survei dan investigasi yang meliputi :

1) Survei tata guna lahan,

2) Survei lalu-lintas,

3) Survei topografi,

4) Survei hidrologi,

5) Penyelidikan tanah,

6) Penyelidikan geologi,

7) Survei bahan dan tenaga kerja setempat.

Hasil survei dan investigasi tersebut sangat diperlukan sebagai dasar untuk

membuat rancangan teknik selanjutnya.

Perencanaan struktur jembatan yang ekonomis dan memenuhi syarat teknis ditinjau

dari segi keamanan serta rencana penggunaannya, merupakan suatu hal yang sangat

penting untuk diupayakan.

Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan identifikasi yang menyangkut

beberapa hal antara lain:

1. Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi

jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.

2. Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.

3. Struktur tanah, geologi dan topografi serta kondisi sungai dan perilakunya.

4. Pemilihan jenis struktur dan bahan konstruksi jembatan yang sesuai dengan

kondisi medan, ketersediaan material dan sumber daya manusia yang ada.

5. Penguasaan tentang teknologi perencanaan, metode pelaksanaan, peralatan,

material/ bahan mutlak dibutuhkan dalam perencanaanjembatan.

6. Analisis Struktur yang akurat dengan metode analisis yang tepat agar

(3)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 3

4.2. Struktur Jembatan

4.2.1. Struktur Atas (Upper Structures)

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang

meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan,

gaya rem, beban pejalan kaki, dll.

Struktur atas jembatan umumnya meliputi:

1) Trotoar:

a. Sandaran dan tiang sandaran,

b. Peninggian trotoar (Kerb),

c. Slab lantai trotoar.

2) Slab lantai kendaraan,

3) Gelagar (Girder),

4) Balok diafragma,

5) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),

6) Tumpuan (Bearing).

4.2.2. Struktur Bawah (Sub Structures)

Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban

lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan

pada tumpuan, untuk kemudian disalurkan ke pondasi. Selanjutnya beban-beban

tersebut disalurkan oleh pondasi ke tanah dasar.

Struktur bawah jembatan umumnya meliputi :

1) Pangkal jembatan (Abutment),

a. Dinding belakang (Back wall)

b. Dinding penahan (Breast wall),

c. Dinding sayap (Wing wall)

d. Oprit, plat injak (Approach slab)

e. Konsol pendek untuk jacking (Corbel),

(4)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 4 2) Pilar jembatan (Pier),

a. Kepala pilar (Pier Head),

b. Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal,

c. Konsol pendek untuk jacking (Corbel),

d. Tumpuan (Bearing).

2) Pondasi

Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar.

Berdasarkan sistemnya, pondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan

menjadi beberapa macam jenis, antara lain :

a) Pondasi telapak (spread footing)

b) Pondasi sumuran (caisson)

c) Pondasi tiang (pile foundation)

d) Tiang pancang kayu (Log Pile),

e) Tiang pancang baja (Steel Pile),

f) Tiang pancang beton bertulang (Reinforced Concrete Pile),

g) Tiang pancang beton prategang pracetak

(Precast Prestressed Concrete Pile),

h) Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place),

i) Tiang pancang komposit (Compossite Pile),

Berikut ini dapat dilihat ilustrasi komponen jembatan pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Nama-nama Komponen Jembatan

(5)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 5

4.3 Klasifikasi Jembatan Beton menurut bentuk Struktur

Didasarkan pada bentuk atau tipe stuktur jembatan, jembatan dibedakan dari bentuk

struktur Gelagar induknya yaitu Gelagar yang menopang seluruh elemen struktur

jembatan dan mentransfer seluruh beban struktur yang langsung berhubungan dengan

bangunan bawah. Adapun bentuk struktur jembatan terdiri atas :

4.3.1. Jembatan Balok Monolit Beton Bertulang

Merupakan Jembatan Beton bertulang yang antara Gelagar Induk dan Pelat lantai

Kendaraan dicor bersamaan dan menyatu sebagai Balok ”T”. Seluruh struktur yang

terdiri dari Balok dan pelat lantai, yang juga sering diantara balok dipasang balok anak

atau balok diafragma menopang diatas Abutment , seperti gambar berikut

Gambar 4.2 Potongan Melintang Jembatan Monolit

4.3.2 Jembatan Balok Beton Prategang (Pre Strees)

Gelagar Induk dari jembatan ini merupakan balok beton bertulang yang diberi pra

tegangan dari kabel yang dipasang sedemikian rupa sehingga seluruh beban hidup

jembatan dapat di lawan dengan prategang yang didapat dari penarikan kabel dalam

tendon yang diletakkan di dalam balok tersebut. Jembatan ini sering digunakan pada

jembatan dengan bentang yang relatif panjang, seperti pada jembatan layang mono

(6)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 6 terlihat dalam gambar 4.3, agar dalam proses penggambaran dapat mengaplikasikan

dengan mudah.

Gambar 4.3, Macam-macam Komponen Tendon

Gambar 4.4, Pangkal Tendon Gambar 4.5. Alat Hydraulic Jack

Selongsong kabel tendon dimasukkan dengan posisi yang benar pada cetakan beton

beserta atau tanpa tendon dengan salah satu ujungnya diberi angkur hidup dan ujung

lainnya angkur mati atau kedua ujungnya dipasang angkur hidup. Beton dicor dan

dibiarkan mengeras hingga mencapai umur yang mencukupi. Selanjutnya, dongkrak

hidrolik dipasang pada angkur hidup dan kabel tendon ditarik hingga mencapai

tegangan atau gaya yang direncanakan. Baji dipasang pada ujung angkur untuk

mencegah kabel tendon kehilangan tegangan akibat slip. Gaya tarikan berpindah

pada beton sebagai gaya tekan internal akibat reaksi angkur. Ilustrasi hasil

(7)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 7 ( a )

( b) ( c )

Gambar 4.6, a,b,c Girder I Prestres

4.4. Karakteristik dan Kegunaan Komponen Utama Jembatan

4.4.1 Pelat Lantai Kendaraan

Merupakan bagian konstruksi jembatan yang langsung menerima beban lalu-lintas

yang berjalan di atasnya, yang di dalam perencanaan diperhitungkan terhadap beban hidup/muatan “T” dari tekanan gandar roda kendaraan dan berat konstruksi yang dipikulnya (termasuk berat sendiri lantai).

4.4.2 Trotoar

Merupakan bagian layanan jembatan yang digunakan untuk sarana pejalan kaki, yang

berada dibagian pinggir kiri-kanan lantai kendaraan. Ketinggian permukaan lantai

Trotoar dibuat lebih tinggi dari pada ketinggian permukaan lapisan aus lantai

(8)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 8

4.4.3 Tiang Sandaran

Tiang sandaran yang dilengkapi dengan pipa sandaran merupakan bagian struktur

jembatan yang dipasang dibagian tepi luar lantai Trotoar sepanjang bentang jembatan

berfungsi sebagai pengaman untuk pejalan kaki yang lewat diatas trotoar, dan

merupakan konstruksi pelindung bila terjadi kecelakaan lalu-lintas.

4.4.4 Balok Girder

Merupakan bagian konstruksi jembatan yang berfungsi memikul lantai kendaraan yang

kemudian meneruskan beban-beban tersebut kebagian konstruksi di bawahnya. Tipikal

balok girder berbagai bentuk, khusus untuk konstruksi jembatan umumnya yang

banyak berbentuk I, bentuk Box (bentuk trapesium terbalik) yang dibahas dalam

latihan tugas dalam bab ini.

6.4.5 Tumpuan Jembatan

Sebagai bagian struktur yang diletakkan diatas abutmen dan pier head sebagai landasan

gelagar induk. Bahan yang sering digunakan sebagai tumpuan ini adalah besi cor

(berupa roll dan engsel), dan lempengan super rubber elastic yang dilapisi pelat baja

(bearing pad) seperti terlihat pada Gambar 4.7.

(9)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 9

4.4.6 Drainase

Drainase pada Jembatan berfungsi untuk mengalirkan air yang ada di lantai kendaraan

ke saluran pembuang sehingga tidak menggenangi lantai kendaraan jembatan, yang

sangat mengganggu lalu-lintas.

4.4.7 Abutment

Bagian yang memikul kedua pangkal jembatan yang terletak di ujung bentang

jembatan yang berfungsi untuk meneruskan seluruh beban bangunan atas ke

pondasi/tanah pendukung, bagian ini dibangun dari bahan beton bertulang atau

pasangan batu kali yang dilengkapi dengan sayap Abutment (wing wall).

4.4. 8 Pilar

Merupakan bagian lain dari bangunan bawah yang terletak di bentang jembatan

diantara pangkal jembatan, berfungsi seperti Abutment yang membagi beban dan

memperpendek bentang jembatan. Biasanya dibangun dari beton bertulang atau tiang

panjang (beton atau pipa baja) dan di atasnya terdapat kepala pilar.

4.4.9 Pondasi

Pondasi berfungsi menyalurkan dan meratakan beban dari abutment ke tanah

pendukung. Penggunaan jenis pondasi tergantung dari kondisi tanah pendukung.

4.5 Tahapan Penggambaran

Salah satu keuntungan Konstruksi Beton adalah dapat dicetak berbagai bentuk dengan

Formwork yang sesuai dengan keinginan. Demikian juga halnya dengan Konstruksi

Jembatan Beton, sangat banyak ditemui tipikal konstruksinya mulai dari pondasi

sampai ke struktur atas. Namun perlu diingat bahwa struktur beton yang menerima

beban tarik adalah besi tulangan beton. Maka penempatan besi tulangan beton maupun

tendon dalam gambar struktur harus benar-benar tepat posisinya sesuai desain, karena

gambar desain memiliki peran penting sebagai pedoman pelaksanaan konstruksi di

(10)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 10 Tahapan Penggambaran sebagai berikut :

1. Pelajari konsep gambar dari prencana atau buat konsep gambar dalam bentuk

sketsa lengkap dengan dimensi dan jenis material yang dipakai sesuai dengan data

yang diberikan perencana.

2. Identifikasi tipikal konstruksi dan data perencanaan serta tentukan jenis gambar

yang dibutuhkan sesuai standar yang ditetapkan.

3. Persiapkan rencana setting gambar dengan program CAD, mulai setting format

kertas, dimensi, text style, dan layer. Nama-nama layer dianjurkan agar

disesuaikan dengan nama elemen-elemen garis gambar dengan tujuan untuk

memudahkan proses editing gambar.

4. Proses penggabaran dapat dilakukan terlebih dahulu dengan menggambar situasi,

gambar denah untuk mengetahui panjang dan lebar konstruksi tersebut.

5. Selanjutnya dengan memproyeksikan gambar denah dengan menggunakan garis

bantu dapat di buat tampak depan, tampak samping serta potongan memanjang

atau melintang.

6. Proses penggambaran denah maupun tampak dapat juga dengan cara menggambar

komponen konstruksi, seperti girder, pilar, abutmen, dan komponen lainnya.

7. Elemen gambar dapat dirobah dalam bentuk polyline dan disesuaikan dengan

nama layernya, lalu dilanjutkan dengan merakit elemen tersebut.

8. Bagian gambar yang tidak terlihat jelas, sedangkan konstruksinya sulit dipahami,

maka gambar tersebut dibuatkan detailnya pada bagian-bagian yang dibutuhkan

dengan skala yang sesuai dengan kebutuhan.

9. Untuk memudahkan proses penggambaran komponen gambar yang satu dengan

yang lainnya saling berkaitan. Maka penggambaran dapat dilakukan dengan

mengedit gambar sebelumnya, dengan memanfaatkan perintah-perintah AutoCAD

secara optimal yang telah dipelajari sebelumnya.

10. Semua gambar dilengkapi dengan notasi/legenda, ukuran yang diperlukan.

11. Buat daftar material seperti; daftar baja, bar bending diagram, dan lain-lain yang

merupakan kelengkapan dari Shop Drawing guna untuk memudahkan perkerjaan

estimasi biaya dan pelaksanaan konstruksi mengerjakan tugasnya.

12. Periksa semua kelengkapan dan kebenaran gambar setiap lembarnya, selanjutnya

(11)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 11 data-data yang dibutuhkan oleh gambar tersebut sesuai fungsinya sebagaimana

yang tercantum dalam dokumen pekerjaan.

4.6 Tugas Latihan

4.6.1 Gambar Konstruksi Jembatan

1. Buat gambar konstruksi jembatan beton sesuai dengan permintaan owner mulai

dari :

a. Denah dengan skala 1 : 100

b. Tampak Depan, skala 1 : 100

c. Tampak Samping, skala 1 : 100

d. Potongan memanjang dan melintang, skala 1 : 100 dan 1 : 50

(untuk mendapatkan gambar point a sd. Point d diatas, mengacu kepada

contoh gambar 4.8 sd. Gambar 4.10)

e. Detail-detail penulangan, setiap komponen termasuk penempatan tulangan

tendon prestres. Skala menyesuaikan.

f. Detail penulangan beton lengkap dengan Bar Bending Diagram dan

kodefikasi serta notasi/legenda gambar sebagai kelengkapan dari Shop

Drawing guna untuk memudahkan perkerjaan pelaksanaan konstruksi.

2. Data tugas dibedakan tiap mahasiswa, sebagai acuan pengerjaan dapat

diidentifikasi contoh gambar pada halaman berikutnya.

3. Semua tugas di print diatas kertas ukuran A1.

4.6.2 Gambar Konstruksi Jembatan Layang (Fly Over)

Tugas gambar Jembatan Layang yang Konstruksinya berbentuk komponen Box

Girder, dikerjakan secara kolompok. Data tugas dibedakan tiap kelompok

mahasiswa, sebagai acuan pengerjaan dapat diidentifikasi contoh gambar pada

halaman berikutnya (………….)

(12)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 12

Daftar Pustaka

Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. 2011. Jalan Layang Non Tol Kp. Melayu-Tanah

Abang, Paket Casablanca.

Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, tahun 1997 ;

Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Jembatan Penyeberangan, No.

005/S/BNKT/1995, tahun 1995 ;

Direktorat Jenderal Bina Marga, Standar Perencanaan Geometri untuk Jalan

Perkotaan, Maret 1992.

Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, Tata Cara Penyelenggaraan

Pemisah Jalan Perkotaan (No. 04/T/KOTDES/2001) ;

Ditjen Bina Marga No. 012/S/BNKT/1990, tentang Petunjuk perencanaan marka

jalan kawasan perkotaan

Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 90 Tahun 1993 tentang Marka Jalan ;

NAASRA, 1988. Guide To Traffic Engineering Practice.

PT. 011/T/BT/1995, Pedoman teknis tata cara perencanaan fasilitas pejalan kaki di

RSNI T-12-2004. Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan

SNI 2833.2008 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan

Transport and Road Research Laboratory, Towards Safer Roads in Developing

Countries, 1993.

(13)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 13

(14)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 14

(15)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 15

(16)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 16

(17)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 17

(18)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 18

(19)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 19

(20)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 20

(21)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 21

(22)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 22

(23)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 23

(24)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 24

(25)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 25

(26)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 26

(27)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 27

(a) (b)

(c) (d)

(28)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 28

(29)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 29

(30)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 30

(31)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 31

(32)

Gambar Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4 - 32

Gambar

Gambar 4.1 Nama-nama Komponen Jembatan Sumber. Kamus Bina Marga Dep. PU.
Gambar 4.2  Potongan Melintang Jembatan Monolit
Gambar 4.3, Macam-macam Komponen Tendon
Gambar 4.6,  a,b,c  Girder  I Prestres
+7

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAKSI ... Rumusan Masalah ... Manfaat Penelitian ... TINJAUAN PUSTAKA ... Desain Jembatan ... Analisa Struktur ... Analisis Pembebanan Jembatan ... Beban Mati Akibat berat

Struktur atas merupakan bagian atas dari suatu jembatan yang berfungsi untuk menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas, orang atau kendaraan atau lainnya, yang

Sebuah stuktur jembatan yang menerima beban-beban yang pada struktur tersebut merupakan elemen dari beban sendiri pada sebuah jembatan, beban-beban material

Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non struktural, dan besarnya dapat berubah selama umur

Beban mati adalah semua muatan yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan tetap yang dianggap merupakan satu

Jika dianggap pada suatu struktur kubah menerima beban mati yang berasal dari berat sendiri dan lapisan penutupnya, apabila beban mati total disebut W dan gaya dalam per bidang

Analisis fatik yang diperhitungkan adalah beban sendiri struktur, beban mati tambahan, beban hidup yang bekerja pada struktur, yaitu beban dari kendaraan yang melintas sesuai standar

Oleh karena itu dalam Beban mati terdiri atas : - Berat sendiri balok girder - Berat diafragma - Beban plat lantai jembatan dan beban-beban tambahan lainnya Beban hidup terdiri atas :