• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paranita-Jurnal UG.pdf (5,305Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paranita-Jurnal UG.pdf (5,305Kb)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SUSUNAN REDAKSI Penasehat/ Pembina Prof. Dr. E. S. Margianti, SE. MM. Prof. Suryadi Harmanto, S.Si. MMSI

Drs. Agus Sumin, MMSI

Penanggung Jawab Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc.

Editor

Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, M. Sc. (Manajemen Pemasaran) Dr. Eri Prasetyo SSi. MMSi. (Teknologi Informasi)

Dr. Ing. Mohamad Yamin (Teknik Mesin) Prof. Dr. Busono Soewirdjo (Teknik Elektro)

Dr. rer. Pol. Sudaryanto (Tek. Industri) Dr. Imam Subaweh, Ak. MM. (Akuntansi)

Dr. Ir Budi Hermana, MM (Tekno Sosial) Dr. Rita Sutjiati (Sastra Inggris) Dr. Iman Murtono Soenhadji (Manajemen) Dr. Yuhilza Hanum, S. Si. M. Sc. (Sistem Informasi)

Dr. M.M. Nilam Widyarini, M. Si. (Psikologi) Dr. Raziq Hasan, S.T., MT. (Arsitektur)

Dr. Haryono Putro (Sipil)

Sekretaris Redaksi Dr. Tri Wahyu Retno Ningsih

Ida Ayu Ari Angreni, ST. MMT

Keuangan

Anacostia Kowanda, S. Kom. MMSI

Distribusi Rino Rinaldo, SE. MM Muhammad Daniel Rivai

Alamat Redaksi

Research Center Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya 100, Depok 16424, Gedung 2 Lantai 3 Telp. (021) 78881112-pswt, 455

(3)

UG

(4)

UG JURNAL

VOL. 11 NO. 09 EDISI 02 TAHUN 2017

BIOMASSA DAN SERAPAN KARBON PADA POHON Acacia mangium dan Pinus merkusii DI BOGOR

Paranita Asnur, Bambang Hero Saharjo, Cecep Kusmana 1

CAUSAL AND INFLUENCE ANALYSIS OF FDI FLOW TO CHINA USING FUZZY COGNITIVE MAPS

Pandam Rukmi Wulandari 13

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN USAHA KECIL MENENGAH DI DEPOK

Mufid Suryani 21

BRAND EQUITY : DETERMINAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS

NASABAH DENGAN KEPUASAN DAN VALUE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Indah Jauhari 30

RANCANG BANGUN PENJADWALAN KURSUS LEMBAGA PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION

Guntur Eka Saputr, Lulu Chaerani Munggaran 39

PENGENALAN EKSPRESI WAJAH ANAK-ANAK DENGAN MENGGUNAKAN NIMBLE

Fitria Handayani Siburian 50

ANALISIS PENGARUH CAR, LDR, BOPO, NPL, BI RATE, DAN INFLASI TERHADAP ROA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (STUDI KASUS BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA)

Mario Zefanya 58

PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN STASIUN KARET DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL

(5)

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 1

BIOMASSA DAN SERAPAN KARBON PADA POHON Acacia mangium dan Pinus merkusii DI BOGOR

Paranita Asnur, Bambang Hero Saharjo, Cecep Kusmana

Laboratorium Agrotek Lanjut, Fakultas Teknik Industri, Universitas Gunadarma

paranita@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK

Estimasi potensi biomassa dan simpanan karbon sangat penting untuk mengetahui kelestarian hutan. Pendugaan dilakukan dengan cara destruktif atau persamaan alometrik. Pendugaan dengan cara destruktif memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang besar, sedangkan pendugaan dengan persamaan alometrik terpaku pada jenis tanaman tertentu saja. Untuk itu diperlukan persamaan alometrik terbaik yang bisa diaplikasikan pada jenis tanaman, sistem silvikultur, topografi, dan curah hujan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk menduga potensi biomassa dan simpanan karbon dengan menggunakan persamaan alometrik. Persamaan alometrik terbaik untuk pendugaan potensi biomassa dan simpanan karbon pada tegakan A. mangium dan P. merkusii dengan menggunakan metode Resampling Bootstrap. Nilai relatif bias yang paling mendekati persamaan alometrik Heryanto dan Siregar (2007) dinyatakan sebagai persamaan alometrik terbaik. Berdasarkan hasil analisis diperoleh persamaan alometrik Ketterings et al. (2000)a merupakan persamaan alometrik terbaik untuk pendugaan potensi biomassa dan simpanan karbon pada tegakan A. mangium sedangkan untuk P. merkusii adalah persamaan alometrik Hendra (2002).

Kata kunci : Tusam, Hutan Tanaman, Simpanan Karbon, KPH Bogor, Biodiversitas

ABSTRACT

Estimation of biomass and carbon storage potential is very important for forests sustainaibility. In generally estimation used destructive method or allometric equations method. Estimation destructive manner requires time, cost and human resources, while estimating the allometric equation fixated on certain types of plants. It is necessary to obtain the best allometric equation which can be applied to various forest standing tree, silvyculture system, topography, and rainfall. This study aims to estimate the potential of biomass and carbon stocks using allometric equations. Selected the best allometric equations for estimate biomass and carbon storage potential to A. mangium and P. merkusii using analysis with Bootstrap simulation. The relative value of the bias that approached to Heryanto and Siregar (2007) allometric equations will be declared as the best allometric equation. Based on the analysis results obtained allometric equations Ketterings et al. (2000)a is a best allometric equations to estimate biomass and carbon storage potential in stand A. mangium while for P. merkusii is allometric equation Hendra (2002).

(6)

2 UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 PENDAHULUAN

Peranan hutan sangat disorot setelah terjadinya peningkatan suhu di permukaan bumi. Indonesia yang memiliki hutan terluas ketiga di dunia dituntut untuk memberikan kontribusi dengan cara meningkatkan produktifitas hutan dalam penyerapan karbon. Kemenhut melalui program-program yang digalakkan berupaya untuk mengendalikan kelestarian hutan. Kementrian Lingkungan Hidup juga memberikan kontribusi nyata melalui ruang terbuka hijau di perkotaan dan di sepanjang jalur jalan.

Studi tentang pendugaan kandungan karbon hutan semakin intensif dilakukan pada berbagai tutupan lahan. Hal ini dapat dipahami, karena CO2 merupakan penyusun Gas Rumah Kaca (GRK) yang banyak dihasilkan pada proses deforestasi. Kontribusi CO2 yang dapat memberikan efek peningkatan suhu permukaan bumi dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengabsorbsi panjang gelombang tertentu dan juga kestabilannya di atmosfer (Murdiyarso dan Husin 1994).

Penelitian-penelitian mengenai pendugaan biomassa dan karbon dihutan alam (Basuki et all, 2009; Maulana dan Pandu, 2011; Yamakura et all, 1986), hutan tanaman (Heriansyah

et all, 2007; Purwanto et all, 2003) dan ruang terbuka hijau (RTH) telah banyak dilakukan, demikian pula penelitian-penelitian dengan menggunakan berbagai metode destruktif telah dilakukan untuk merumuskan persamaan alometrik. Beberapa persamaan alometrik hanya berlaku pada jenis-jenis tertentu dengan topografi, jenis tanah dan curah hujan tertentu pula. Belum ada penelitian yang mengarah pada perbandingan alometrik yang tepat digunakan pada topografi, curah hujan, jenis tanaman

dan sistem pengelolaan yang diterapkan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, oleh sebab itu perlu dilakukan kajian mengenai persamaan alometrik yang tepat digunakan untuk jenis

Acacia mangium dan Pinus merkusii

pada topografi, tipe tanah dan curah hujan yang ada di KPH Bogor.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Parung Panjang dan BKPH Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor. Luas kawasan tanaman Acacia mangium 2.530,92 ha dan Pinus merkusii 599,79 ha. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Mei 2013.

Bahan Penelitian

Bahan penelitian ini adalah tegakan A. mangium dan P.merkusii

pada KU II, III dan IV Bonita 2. Plot dibuat sebanyak 130 plot, berbentuk bujur sangkar berukuran 50 m x 50 m yang ditentukan secara acak.

Analisis Data

Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur dimensi pohon (tinggi dan diameter) pada plot berbentuk bujur sangkar berukuran 50 m x 50 m. Plot yang dipilih mewakili populasi A. mangium sebanyak 75 plot dan

P.merkusii sebanyak 55 plot pada Bonita 2 KU II, III dan IV secara acak proporsional. Penentuan jumlah plot ukur untuk mewakili populasi tegakan ditentukan dengan rumus Slovin dalam

Umar (1996).

(7)

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 3

Tabel 1. Persamaan alometrik yang digunakan untuk menduga potensi biomassa dan simpanan karbon

Sumber Kode Alometrik Jenis hutan/tegakan

Brown 1997 Br W = 0.118 x D2.53 Hutan alam

Ketterings et al. 2000 Ka W = 0.066 x D2,59 Hutan sekunder Sepunggur, Jambi Kb W = 0.11 x Bj x D2,62

Chave et al. 2005 Ch W = 0.0509 x Bj x D2 x h Hutan alam Badan Standar Nasional

2011

BSN W = V x Bj x BEF -

Heriyanto dan Siregar (2007)

HS W = 0,199 x D2.148 A. mangium

Heriyanto dan Siregar (2007)

HS W = 0,177 x D2,0501 P. merkusii

Djumakking (2003) Dj W = 0,824 x D1.444 A. mangium

Purwitasari (2011) Pu W = 0,141 x D2.31 A. mangium

Wicaksono (2004) Wi W = 0.070 x D2.580 A. mangium

Darussalam (2011) Da W = 0,0229 x D2.84 P.merkusi

Hendra (2002) He logW = -0,686 + 2,26 logD P. merkusii

Ahmad (2012) Ah W = 0,19 x D2.273 P. merkusii

Keterangan :

W : Biomassa Pohon (Kg/Pohon) D : Diameter pohon (cm)

H : Tinggi Total Pohon (m) Bj : Berat Jenis kayu (g cm-3)

V : Volume pohon (m3) BEF : Biomass Expansion Factor

Data potensi biomassa dan simpanan karbon yang telah didapatkan berdasarkan persamaan alometrik kemudian dianalisis menggunakan Uji T. Persamaan alometrik yang tidak berpengaruh nyata kemudian disimulasikan menggunakan Resampling Bootstrap untuk menghitung nilai relatif bias dengan acuan persamaan alometrik Heriyanto

dan Siregar (2007) untuk mendapatkan persamaan alometrik terbaik.

Adapun Rumus Relatif Bias :

RB = [ ] x 100 %

Keterangan :

RB : Relatif Bias

(8)

4 UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 B: Banyaknya resampling (untuk

penelitian ini digunakan 500 kali resampling)

HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Tegakan

Tegakan A. mangium di lokasi penelitian luasnya sekitar 2.530,92 ha yang ditanam dengan jarak tanam 3 x 3 m. Tegakan A. mangium yang menjadi objek penelitian adalah KU II, KU III, dan KU IV yang ditanam pada tahun 2011, 2010 dan 2009. Hasil perhitungan kerapatan tegakan A. mangium

berturut-turut adalah 743 ind/ha, 699 ind/ha, dan 652 ind/ha. Tegakan A. mangium

didominasi oleh tingkat pancang bila dilihat dari sebaran diameternya (Tabel 2).

Luas tegakan P. merkusii di lokasi penelitian adalah 599.79 ha yang ditanam dengan jarak tanam 3 x 3 m. Bila dilihat dari sebaran diameternya didominasi oleh tiang pada KU II dan III, sementara pada tegakan berumur 22 tahun didominasi oleh pohon.

Tabel 2 Komposisi Tegakan A. mangium dan P. merkusii di lokasi penelitian

(9)

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 5

Tahap hidup A. mangium di lokasi penelitian didominasi oleh tingkat pancang dan tiang dengan diameter rata-rata berturut-turut KU II, KU III, dan KU IV adalah 6,2 cm;10,76 cm;12,38 cm dan tinggi rata-rata adalah 2,97 m; 9,23 m; dan 9,64 m, Pada areal pertanaman KU II, ditanam tanaman tumpangsari, Hal ini baik, karena akan saling menguntungkan antara masyarakat sekitar hutan dengan pihak Perhutani, Tahapan pertumbuhan pada tegakan P. merkusii pada KU II dan III didominasi oleh tiang dengan diameter dan tinggi rata-rata 12,14 cm; 11,06 m dan 16,70; 14,78 m, sedangkan pada KU IV 99,01 % adalah pohon dengan diameter dan tinggi rata-rata 27 cm; 22 m,

Komposisi vegetasi di lokasi penelitian memperlihatkan bahwa A. mangium

berada pada tahapan pertumbuhan pancang dan tiang karena masih berumur dua,tiga dan empat tahun dengan daur tanam delapan tahun, Tegakan A. mangium ditanam dengan jarak tanam 3 x 3 m, berselang empat jalur ditanam jenis lain sebagai tanaman pengisi yaitu Mindi (Melia azedarach) dan tidak pernah mendapatkan perlakuan apapun, Tanaman pengisi ditanam bersamaan dengan tanaman A. mangium, namun berdasarkan pengamatan visual di lapangan terlihat bahwa pertumbuhan Mindi tidak baik dan banyak yang mati (Gambar 2),

Gambar 2, (a) Tanaman pengisi mindi (Melia azedarach) pada tegakan A. mangium (b) dan tanaman pengisi pada tegakan P. merkusii

Komposisi tegakan P. merkusii pada KU II dan III memperlihatkan produktivitas jumlah individu tiap hektar lebih sedikit dibandingkan dengan KU IV, Diantara tanaman

pinus, ditanam pohon Jeunjeuing/Sengon (Paraserianthes

falcataria), Suren (Toona surenii), atau Akasia (Acacia mangium), Jarak tanam pohon pengisi tidak teratur, ditanam dengan jarak yang sangat rapat (Gambar 2), Hal ini menyebabkan pertumbuhan pohon P. merkusii pada KU II menjadi terganggu,

Pertumbuhan dimensi A,mangium pada KU IV lebih kecil dibandingkan pada KU III, Kondisi tersebut terjadi karena pada tanaman tahun 2009 diserang

hama ulat penggulung daun (Adoxophyes privatana), Larva pada ulat ini membentuk gulungan pada daun-daun tanaman, sehingga menggangu proses fotosintesis (Gambar 3),

Tegakan pada KU IV yang ditanam pada tahun 1991 memiliki jumlah 1008 pohon per hektar, Hal ini karena telah

(10)

6 UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 Potensi biomassa dan simpanan

karbon terikat di atas permkaan tanah

Persamaan alometrik Brown (1997), menduga potensi biomassa dan karbon

A. mangium paling besar dibandingkan dengan persamaan alometrik yang lain dan rumus BSN (2011) (Tabel 4),

Gambar 3. Serangan hama ulat penggulung daun pada A. mangium tahun tanam 2009 Tabel 4, Potensi biomassa (ton/ha) dan simpanan karbon (ton C/ha) terikat diatas

permukaan tanah pada tegakan A. mangium

Persamaan Alometrik

KU II KU III KU IV

Biomass

a Karbon Biomassa Karbon Biomassa Karbon

Brown (1997) 11,52 5,76 39,58 19,79 37,68 18,84

Ketterings et al, (2001)a 7,29 3,65 25,77 12,88 24,52 12,26 Ketterings et al, (2001)B 6,08 3,04 21,78 10,89 20,72 10,36 Chave et al, (2005) 2,52 1,26 21,82 10,91 17,89 8,95 BSN (2011) 5,18 2,59 44,76 22,38 36,70 18,35

Heriyanto dan Siregar

(2007) 8,90 4,45 25,49 12,74 24,34 12,17

Purwitasari (2011) 8,76 4,38 27,14 13,57 28,08 14,04

Djumakking (2003) 9,19 4,59 18,30 9,15 18,67 9,33

Wicaksono (2004) 7,58 3,79 26,65 13,32 27,71 13,86

Pendugaan potensi bomassa dan simpanan karbon pada tegakan P. merkusii dengan menggunakan rumus BSN (2011) lebih besar dibandingkan dengan menggunakan persamaan alometrik yang lain, Rumus BSN (2011) memasukkan variabel tinggi dan

(11)

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 7

Tabel 5, Potensi biomassa (ton/ha) dan simpanan karbon (ton C/ha) terikat diatas permukaan tanah pada tegakan P. merkusii

Persamaan Alometrik

KU II KU III KU IV

Biomassa Karbon Biomassa Karbo

n Biomassa Karbon

Brown (1997) 25,01 12,51 48,26 24,13 513,51 256,76

Ketterings et al, (2001)a 16,43 8,21 32,00 16,00 350,53 175,27 Ketterings et al, (2001)b 13,94 6,97 27,29 13,65 303,34 151,67 Chave et al, (2005) 15,23 7,62 32,29 16,14 393,12 196,56 BSN (2011) 36,02 18,01 76,33 38,17 929,43 464,71

Heriyanto dan Siregar (2007 10,48 5,24 18,60 9,30 156,69 78,35

Hendra (2002) 2,38 1,19 4,39 2,20 40,99 20,50

Darussalam (2003) 11,15 5,57 22,56 11,28 279,00 139,50

Ahmad (2012) 20,31 10,15 37,52 18,76 352,34 176,17

Sebaran potensi biomassa dan simpanan karbon pada pohon A. mangium dan P. merkusii pada kelas umur dan jarak tanam yang sama menunjukkan bahwa semakin besar dimensi pohon, maka akan semakin besar potensi biomassa dan kemampuannya menyimpan karbon (Gambar 4),

Berdasarkan uji T pada tegakan A. mangium, persamaan alometrik

Purwitasari (2011), Ketterings et al, (2000)a dan Wicaksono (2004) disimulasikan untuk mendapatkan nilai relatif bias (Tabe1 6) yang terkecil, Sedangkan pada tegakan P. merkusii

hanya persamaan alometrik Hendra (2002) yang tidak berbeda nyata, Oleh sebab itu, tidak diperlukan lagi simulasi untuk menghitung nilai relatif bias.

Gambar 3. (a) Potesi biomassa dan simpanan karbon pada tegakan A. mangium dan (b)

(12)

8 UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 Tabel 6, Rekapitulasi hasil Simulasi Resampling Bootstrap persamaan alometrik

potensi biomassa dan simpanan karbon A. mangium

Jenis

Biomassa Rataan

HS

Relatif Bias Persamaan

Karbon Ketteringsa Purwitasari Wicaksono Terbaik

Akasia Biomassa 19,64

2,16 8,74 5,66 Ketteringsa Karbon 9,82

HS : Persamaan alometrik Heryanto dan Siregar (2007)

Berdasarkan persamaan alometrik terbaik untuk tegakan A. mangium dan

P. merkusii maka total pendugaan

potensi biomassa dan simpana karbon disajikan pada Tabel 7,

Tabel 7, Total pendugaan potensi biomassa dan simpanan karbon terikat pada tegakan

A. mangium dan P. merkusii

Akasia Luas (ha)

Ketterings et al, 2000a Biomassa

(ton/ha)

Karbon (ton C/ha)

Biomassa total (ton)

Karbon total (ton C)

KU II 534,89 6,08 3,65 3.252,13 1.952,35

KU III 417,87 21,78 12,88 9.101,21 5.382,17

KU IV 444,91 20,72 12,26 9.218,54 5.454,60

Jumlah 21.571,88 12.789,11

Pinus Luas (ha)

Hendra 2002

Biomassa (ton/ha)

Karbon (ton C/ha)

Biomassa total (ton)

Karbon total (ton C)

KU II 577,78 2,38 1,19 1375,12 687,56

KU III 16,21 4,39 2,2 71,16 35,66

KU IV 5,8 40,99 20,5 237,74 118,90

Jumlah 1684,02 842,12

Potensi biomassa pohon dipengaruhi oleh dimensi pohon, karena persamaan alometrik disusun

(13)

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 9

ditentukan oleh diameter, tinggi tanaman, berat jenis dan kesuburan tanah, Perbedaan metode dalam penyusunan persamaan alometrik yang digunakan berpengaruh pada hasil perhitungan potensi biomassa dan simpanan karbon, Persamaan yang disusun oleh Brown (1997) dan Chave

et al,(2005) disusun pada hutan tropis, Perbedaan jenis hutan, topografi dan iklim pada kedua persamaan alometrik tersebut dengan kondisi lokasi penelitian berpengaruh pada jumlah potensi biomassa dan simpanan karbon, Aminudin (2008) menambahkan iklim, topografi, karakteristik lahan, umur, kerapatan vegetasi, komposisi serta kualitas tempat tumbuh sebagai faktor yang mempengaruhi biomassa pohon,

Cadangan karbon untuk berbagai jenis dan umur tanaman berbeda-beda, Kemampuan pada hutan tanaman untuk menyimpan cadangan karbon lebih rendah dibandingkan dengan hutan alam, karena kecenderungan hutan tanaman yang monokultur, memiliki daur yang pendek dan berumur muda, Cadangan karbon akan semakin besar dengan meningkatnya umur tanaman, Hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan beberapa persamaan alometrik menunjukkan pertambahan cadangan karbon A. mangium pada KU III dan IV dibandingkan pada KU II, Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Heriansyah (2003) yang menyatakan bahwa kandungan karbon sebesar 50 % dari biomassa tanaman, artinya bahwa peningkatan kandungan karbon dipengaruhi oleh umur tanaman yang mempengaruhi dimensi pohon,

Variabel tinggi mempengaruhi jumlah perhitungan potensi biomassa dan simpanan karbon hutan pada tegakan P. merkusii, Rumus BSN (2011) yang memasukkan variabel tinggi menghasilkan nilai yang paling

besar jika dibandingkan dengan persamaan alometrik yang lain, Hal ini bertentangan dengan pernyataan Wicaksono (2004) yang menyatakan bahwa demi kepraktisan, persamaan alometrik yang dipilih mengabaikan variabel tinggi, Namun, persamaan alometrik Chave et al, (2005) yang juga menggunakan variabel tinggi tidak menunjukkan hasil perhitungan yang berbeda nyata,

Kemampuan hutan tanaman dalam menyimpan cadangan karbon dipengaruhi oleh jenis tanaman, kondisi tempat tumbuh dan teknik silvikultur yang diterapkan, Jarak tanam mempengaruhi jumlah individu pohon dalam satuan luas, Semakin banyak individu dalam luasan tertentu, maka cadangan karbon yang dapat disimpan dalam hutan tersebut akan semakin banyak, Hal ini ditunjukkan pada KU IV tegakan P. merkusii yang memiliki jumlah individu 1008 pohon per hektar, potensi biomassanya jauh lebih besar dibandingkan dengan KU II dan III,

Berdasarkan uji T pada persamaan alometrik Purwitasari (2011), Ketterings et al, (2000)a dan Wicaksono (2004) tidak berbeda nyata, Pendekatan pada ketiga persamaan alometrik tersebut adalah diameter pohon, dan mengabaikan variabel yang lain, Berdasarkan uji resampling Bootstrap untuk menghitung nilai relatif bias pada tegakan jenis A. mangium

didapatkan persamaan alometrik terbaik adalah persamaan Ketterings et al, (2001)a,

Variasi potensi biomassa dan kandungan karbon yang mampu diserap oleh tanaman akan berbeda-beda pada setiap kelas umur, Variasi ini terjadi karena jumlah individu setiap luasan areal, dan perbedaan dimensi pohon, Kemampuan tanaman A. mangium dan

(14)

10 UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 ekosistem dapat dipertahankan

keberadaannya, maka akan memberikan kontribusi terhadap keselamatan lingkungan dari ancaman pemanasan global sebagai efek dari emisi gas rumah kaca.

KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Persamaan alometrik terbaik untuk tegakan A. mangium adalah Ketterings et al, (2001)a dan Hendra (2002) untuk tegakan P. merkusii, Pendugaan total potensi biomassa dan simpanan karbon berturut-turut 21,571,88 ton biomassa dan 12,789,11 ton C pada tegakan A. mangium serta pada tegakan P. merkusii berturut-turut adalah 1684,02 ton biomassa dan 842,12 ton C, Potensi karbon yang mampu diserap oleh tegakan A. mangium dan P. merkusii setiap tahunnya akan meningkat seiring dengn pertambahan riap tahunan,

Saran

Penelitian selanjutnya perlu dikembangkan teknologi untuk menduga serapan karbon pada pohon A. mangium dan P. merkusii. Penggunaan teknologi diharapkan agar waktu yang digunakan untuk pengambilan data lebih efisien dengan biaya yang lebih murah. Selain itu, agar serapan karbon menjadi optimal maka pemeliharaan yang intensif untuk mendukung pertumbuhan tanaman pokok A. mangium dan P. merkusii harus diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A.G. 2012. Analisis perubahan tutupan lahan, struktur genetik, dan kandungan biomassa karbon Pinus merkusii Jungh, et de Vriese strain Tapanuli pada sebaran alaminya di Sumatera Utara, Disertasi Mayor Silvkultur Tropika, Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor,

Aminudin. 2008. Kajian potensi cadangan karbon pada pengsahaan hutan rakyat (Studi kasus : hutan rakyat Dengok, kecamatan Playen, kabupaten Gunung Kidul), Tesis Mayor Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Badan Standar Nasional [BSN], 2011, SNI 7225:2011, Penyusunan Persamaan Alometrik untuk Penaksiran Cadangan Karbon Hutan Berdasar Pengukuran Lapangan (Ground Bassed Forest Carbon Accounting), Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Basuk, T.M., van Laake, P.E., Skidmore, A.K., dan Hussin, Y.A. 2009. Allometric equations for estimating the above-ground biomsaa in tropical lowland Dipterocarp forest. Forest Ecology and Management 257:1684-1694.

Brown, S. 1997. Estimating biomass and biomass change of tropical forestm a premier, FAO Forestry Paper 134,

Chave, J,, Andalo, C,, Brown, S,, Cairns, M,A,, Chambers, J,Q,, Eamus, D,, Fölster, H,, Fromard, F,, Higuchi, N,, Kira, T,, Lescure, J,-P,, Nelson, B,W,, Ogawa, H,, Puig, H,, Riéra, B, and Yamakura,T. 2005. Tree allometry and improved estimation of carbon stocks and balance in tropical forests, Oecologia 145: 87–99, winrock,org

(15)

UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 11

Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor,

Djumakking W.2003. Pootensi Acacia mangium dalam mengikat karbon (Studi Kasus di RPH Maribaya, BKPH Parung Panjang Jawa Barat Skripsi Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor,

Hendra, S. 2002. Model pendugaan biomassa pohon pinus (Pinus merkusii Jungh et, de Friese) di kesatuan pemangkuan Hutan Cianjur, PT, Perhutani Unit III Jawa Barat, Skripsi Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor,

Heriyansyah, I, , Hamid, H, A,, Subiakto, A,, and Shamsuddin. 2009. Growth performance, production potential and biomass accumulation of 12 year old Shorea leprosula from stem cuttings in different silviculture treantments : case study in West Java, Indonesia, Paper presented at the International Seminar : Research on Forest

Plantation Management, opportunities and Challenges,

Bogor, 5-6 November 2009.

Heriansyah, I., Miyakuni,K., Kato,T., Kiyono,Y. Dan Kanazawa,Y. 2007. Growth characteristics and biomass accumulations of Acacia mangium

under different management practices in Indonesia. Journal of Tropical Forest Science 19:226-235.

Heriyanto, N.M., dan Siregar, C.A. 2007. Biomassa dan kandungan karbon pada hutan tanaman Acacia mangium Willd, di Parungpanjang, Bogor, Jawa Barat, Info Hutan 4 (1)) : 65 – 73

Heriyanto, N.M,. dan Siregar, C.A. 2007. Biomassa dan kandungan karbon pada hutan tanaman tusam (Pinus merkusii Jung et de Vriese) umur lima tahun di Cianten, Bogor, Jawa Barat, Jurnal Penelitian Hutan dan koservasi Alam Hutan 4 (1) : 75 – 81

Ketterings, Q.M., Richard, C., Meine, V, N., Yakub, A., dan Cheryl, A.P. 2000. Reducing uncertainty in the use of allometric biomass equations for predicting above-ground biomass in mixed secondary forest,

J Forest Ecology and Management

, 146:199-209,

Kusmana, C., S, Sabiham, K, Abe dan H, Watanabe. 1992. An Estimation of Above Ground Tree Biomass Of mangrove Forest in east Sumatra, Tropics I (4) : 143 – 257,

Murdiyarso, D dan Husin, Y.A. 1994. Greenhouse Gas Emissions dalam

Murdiyarso, D, Hairiyah, K, and Noordwijk, M,V, 1994, Modelling and Measuring Soil Organik Matter Dynamics and Greenhouse Gas Emissions After Forest Conversion, ASB-Indonesian Report Number 1 (Report of Workshop/Training Course on 8-15 August 1994, Bogor/Muara Tebo Indonesia) ASB-Indonesia Report, Bogor.

Purwanto,R.H., Simon,H., dan Ohata,S. 2003. Estimation f net primay productivity of young teak plantations under the intensive Tumpangsari system in Madiun, East Jawava. Tropics 13 (1);9-16.

(16)

12 UG JURNAL VOL.11 NO.09 EDISI 02 Fakultas Kehutanan, Institut

Pertanian Bogor, Bogor,

Umar, H. 1996. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

Wicaksono, D. 2004. Penaksiran potensi biomasa pada hutan tanaman mangium (Acacia mangium Willd,) (Kasus hutan tanaman PT, Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan), Skripsi Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yamakura,T., Hagihara, A., Sukardjo, S., dan Ogawa, H. 1986. Tree size in a mature dipterocarp forest stand in Sebulu, East

Kalimantan, Indonesia. Sountheast Asian Studies 23 (4)

: 452-478

Gambar

Tabel 1. Persamaan alometrik yang digunakan untuk menduga potensi biomassa dan simpanan karbon
Tabel 2 Komposisi Tegakan A. mangium dan P. merkusii di lokasi penelitian
Gambar 2, (a) Tanaman pengisi mindi (Melia azedarach) pada tegakan A. mangium (b) dan tanaman pengisi pada tegakan P
Gambar 3. Serangan hama ulat penggulung daun pada A. mangium tahun tanam 2009
+3

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti lebih memilih ubi jalar sebagai bahan baku tambahan yang akan. dibuat karena kandungan gizi pada ubi jalar sangat

Tito Sepriadi, NIM: C100100075, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tahun 2015, Judul: “PENGARUH IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATU TUF TERHADAP

dituntut harus memahami pendekatan saintifik, dimana pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau

[r]

2017.Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Untuk Kelas IV SDN Inpres

Changes ini antioxidant enzymes activity and plant perfomance by salinity stress and zinc aplication in soybean (Glycine max L.) Plant Omics Journal 5(2):60-67. Universitas

Pembangunan manusia Indonesia di bidang kesehatan dapat terlaksana dengan baik jika Indonesia bisa mewujudkan target sustainable development goals (SDG’s) seperti

Sampel pada penelitian ini ialah 46 perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 yang diambil dengan mengunakan