• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Inflasi, Suku Bunga, Produk Domestik Bruto, Nilai Tukar, Jumlah Uang Beredar, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode 2005–2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Inflasi, Suku Bunga, Produk Domestik Bruto, Nilai Tukar, Jumlah Uang Beredar, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode 2005–2011"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Inflasi, Suku Bunga, Produk Domestik Bruto, Nilai Tukar,

Jumlah Uang Beredar, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Periode 2005–2011

Ike Nofiatin

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: This study aims to determine the co-integration relationship and causality relationship between macroeconomic variables and IHSG in BEI (Indonesia Stock Exchange). Study’s sample consists of 84 organizations which are taken from January 2005 to December 2011. The analysis technique is Vector Autoregression (VAR). The analysis result shows that there is a co-integration relationship between infla-tion, interest rates, exchange rates, and stock index, but there is no similarity between the movement of the GDP, money supply, and stock index. In addition, there were no two-way causality between macroeconomic variables and stock index. The analysis shows that there are some one-way causality relationships between macroeconomic variables and stock index during the period of the study.

Keywords: macroeconomics variables, stock price index, Vector Autoregression (VAR), cointegration test, granger causality test

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kointegrasi dan hubungan kausalitas antara variabel makroekonomi dan IHSG di BEI. Sampel penelitian berjumlah 84 yaitu mulai Januari 2005 hingga Desember 2011. Teknik analisis yang digunakan yaitu metode Vector Autoregression (VAR). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan kointegrasi antara inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan IHSG, namun tidak ditemukan adanya kesamaan pergerakan antara PDB, jumlah uang beredar, dan IHSG. Selain itu, tidak ditemukan hubungan kausalitas dua arah antara variabel makroekonomi dan IHSG. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa hubungan kausalitas satu arah antara variabel makroekonomi dan IHSG pada periode penelitian.

Kata Kunci: variabel makroekonomi, IHSG, Vector Autoregression (VAR), uji kointegrasi, uji kausalitas granger

Alamat Korespondensi:

Ike, Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya asal Mataram, Nusa Tenggara Barat; ikenofiatin@gmail.com

Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha untuk memperoleh hasil atau keuntungan. Me-nurut Jogiyanto (2010:5) dikatakan bahwa, investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dapat digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Berdasarkan perkembangannya, instrumen investasi membutuhkan tempat spesifik untuk menjalankan fungsinya. Investasi dapat dilakukan melalui pasar modal. Pasar modal menurut

Husnan (1998:3) merupakan pasar untuk jualbeli berbagai instrumen keuangan, baik dalam bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

(2)

(2012) mengemukakan bahwa faktor makroekonomi mempunyai kontribusi yang dominan terhadap fluk-tuasi harga saham. Gan, et al. (2006) menunjukkan bahwa investor umumnya percaya bahwa peristiwa makroekonomi memiliki kontribusi yang besar terhadap volatilitas harga saham.

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang bertu-juan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan beberapa variabel makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham pernah dilakukan di Australia (Gan, et al., 2006), Asia (Rahman, et al., 2009; Hussin et al., 2012; Dasgupta, 2012), Eropa (Filis, 2009; Rad, 2011), Afrika (Adam and Tweneboah, 2006; Herve, et al., 2011; Hsing, 2011), dan Amerika (Humpe and Macmillan, 2007; Sirucek, 2012). Hasil penelitian ter-dahulu telah mengungkapkan bahwa ternyata terda-pat hubungan kointegrasi dan hubungan kausalitas antara variabel makroekonomi dan Indeks Harga Sa-ham. Hubungan kointegrasi mengindikasikan bahwa di antara pergerakan IHSG dan variabel makroekono-mi memakroekono-miliki hubungan stabilitas atau keseimbangan dan kesamaan pergerakan dalam jangka panjang. Kondisi keseimbangan jangka panjang biasanya diamati dalam kurun waktu diatas 5 tahun (Boediono, 2012:2). Penelitian yang dilakukan pada negara yang berbeda ternyata memberikan hasil yang berbeda pu-la. Jadi, meskipun digunakan variabel makroekonomi yang sama, tetapi kondisi di tiap negara juga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui variabel makroekonomi mana yang memberikan kontribusi terbesar kepada IHSG karena adanya variasi waktu dan tempat penelitian tersebut, sehingga hasil penelitian di suatu negara belum tentu bisa diterapkan pada negara yang lainnya.

Berdasarkan variabel-variabel ekonomi yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan beberapa variabel makro-ekonomi yang diduga mempunyai hubungan terhadap IHSG di BEI tahun 2005–2011. Variabel makroeko-nomi tersebut yaitu tingkat inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar, dan Produk Domes-tik Bruto (PDB). Data yang digunakan berasal dari Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI dari tahun 2005 hingga 2011. Penelitian terdahulu menun-jukkan adanya ketidakkonsistenan hasil yang diperoleh oleh peneliti yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) untuk mengetahui

hubungan kointegrasi antara variabel makroekonomi dan IHSG, (2) untuk mengetahui hubungan kausalitas variabel makroekonomi dan IHSG periode 2005 - 2011. Tingkat inflasi adalah prosentase kenaikan tahun-an dalam tingkat harga umum ytahun-ang diukur berdasar-kan indeks harga konsumen. Dengan adanya inflasi maka harga barang mengalami peningkatan, sehingga daya beli masyarakat akan menurun. Hal ini akan menurunkan minat investor untuk melakukan investasi dan akan terjadi penurunan terhadap harga saham perusahaan. Akibatnya, akan menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun (Adyuta, 2011).

Tingkat suku bunga menurut Reilly dan Brown (2003:422) merupakan harga atas dana yang dipinjam. Kenaikan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diikuti pula oleh kenaikan suku bunga deposito. Suku bunga deposito cenderung berpengaruh negatif terhadap harga saham, sehingga semakin tinggi tingkat suku bunga deposito maka harga saham cenderung semakin menurun yang berakibat menurunnya IHSG. Jumlah uang beredar (money supply) adalah jumlah uang yang beredar dalam sebuah perekono-mian. Yang dimaksud dengan jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat, sedangkan uang yang berada di tangan bank tidak dihitung sebagai uang beredar (Rahardja dan Manurung, 2008:112). Menurut Samsul (2006: 210), jika jumlah uang beredar meningkat, maka ting-kat bunga akan meningting-kat dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menurun, sedangkan jika jumlah uang beredar menurun, maka tingkat bunga akan turun dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan meningkat.

Nilai tukar (kurs) adalah sejumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing. Nilai tukar valuta asing berdasarkan Eiteman et al. (2003:103) adalah harga mata uang salah satu negara dalam satuan mata uang atau komoditas (biasanya emas atau perak) negara lain. Thobarry (2009) menyatakan bahwa dengan melihat porsi kepemilikan saham di BEI yang didominasi oleh asing, maka jika kecenderungan nilai mata uang dollar semakin tinggi maka semakin tinggi pula IHSG.

(3)

tertentu. Dengan meningkatnya jumlah barang kon-sumsi menyebabkan perekonomian bertumbuh, dan meningkatkan skala omset penjualan perusahaan, karena masyarakat yang bersifat konsumtif. Dengan meningkatnya omset penjualan maka keuntungan perusahaan juga meningkat dan selanjutnya akan menyebabkan pada peningkatan harga saham perusahaan tersebut dan berdampak pada pergerakan IHSG (Kewal, 2012).

METODE

Populasi Dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan harga saham di BEI yang dilihat melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama kurun waktu 2005-2011. Oleh karena itu data pengamatan yang digunakan adalah sebanyak 84 bulan.

Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: • IHSG: Indeks Harga Saham Gabungan merupa-kan pergeramerupa-kan harga atas seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG yang digunakan berasal dari pojok BEI Univer-sitas Brawijaya, diukur berdasarkan nilai IHSG closing price bulanan mulai Januari 2005– Desember 2011. Satuannya dalam bentuk indeks. • Inflasi (INF): inflasi adalah peningkatan harga keseluruhan dalam suatu perekonomian. Variabel ini diukur dengan mencatat laju inflasi indeks harga konsumen nasional yang diterbitkan BI setiap bulan mulai bulan Januari 2005–Desember 2011. Satuannya dalam bentuk persentase. • Suku bunga (SBI): tingkat suku bunga

merupa-kan tingkat suku bunga riil yang dikeluarmerupa-kan oleh Bank Indonesia. Variabel ini diukur dengan menggunakan SBI bulanan mulai mulai Januari 2005–Desember 2011. Satuannya dalam bentuk persentase.

• Produk Domestik Bruto (PDB): digunakan untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu negara. Varia-bel ini diukur dengan menggunakan PDB riil yang diperoleh melalui BPS mulai Januari 2005 hingga Desember 2011. Data PDB bulanan diperoleh menggunakan metode interpolasi (metode qua-dratic match sum) atas PDB triwulanan yang bersumber dari BPS dengan bantuan Eviews 6. Satuannya dalam bentuk rupiah.

• Nilai Tukar Rupiah (NT): adalah harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Variabel ini diukur dengan menggunakan kurs tengah dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah periode bulanan yang dipublikasikan Bank Indonesia mulai mulai Januari 2005– Desember 2011. Satuannya dalam bentuk rupiah. • Jumlah Uang Beredar (M2): adalah jumlah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Variabel ini diukur dengan menggunakan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) mencakup jumlah antara uang kartal, uang giral, dan uang kuasi yang dipublikasikan Bank Indonesia setiap bulan. Jumlah uang yang beredar diamati mulai mulai Januari 2005–Desember 2011. Satuannya dalam bentuk rupiah.

Analisis VAR (Vector Autoregression) diguna-kan karena berdasardiguna-kan Ajija, et al. (2011:164) dikatakan bahwa analisis ini memperlakukan semua variabel secara endogen (tidak dibedakan independen atau dependen). Metode analisis yang digunakan da-lam penelitian ini meliputi tiga tahapan yaitu:

Pengujian Data Penelitian

• uji akar unit (unit root test)

digunakan untuk melihat apakah data yang di-amati stasioner atau tidak. Jika data stasioner maka data tersebut mempunyai varians yang tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya. Proses peng-ambilan keputusan yaitu membandingkan nilai absolut ADFst atistik dan Mackinnon critical value, jika nilai absolute ADFstatistik lebih kecil daripada nilai absolute statistik Mackinnon criti-cal value, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak stasioner pada data awal (Ajija, et al., 2011: 166).

• penentuan panjang lag, digunakan untuk menen-tukan lama waktu yang paling menenmenen-tukan nilai IHSG. Panjang lag yang optimal diperoleh berda-sarkan nilai SIC yang terkecil diantara berbagai lag yang diajukan.

Pengujian Hipotesis Pertama

(4)

• Uji Kointegrasi

digunakan untuk mengetahui adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel makroekonomi dan IHSG.Metode yang diguna-kan yaitu Johansen Multivariate Cointegration test dan uji ini akan menghasilkan banyaknya vector kointegrasi yang terbentuk. Pengambilan keputusan yaitu dengan membandingkan nilai trace statistic dengan critical value, jika trace statistic bernilai lebih besar daripada critical value maka dapat dikatakan terdapat hubungan kointegrasi. • Variance Decomposition (VD)

digunakan untuk mengetahui seberapa besar per-bedaan antara variance sebelum dan sesudah shock, baik shock yang berasal dari diri sendiri maupun shock dari variabel lain (Hadi, 2003). • Impulse Response Function (IRF)

Digunakan untuk mengetahui efek dari kejutan pada saat ini dan dampaknya terhadap variabel lain hingga pengaruhnya hilang dan kembali ke titik keseimbangan.

Pengujian Hipotesis Kedua

Digunakan untuk menguji hubungan kausalitas antara variabel makroekonomi dan IHSG dengan menggunakan uji kausalitas granger. Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai absolute F dan nilai kritis Ftabel, jika nilai absolute F lebih besar daripada nilai kritis Ftabel, maka terdapat hubungan kausalitas.

HASIL

Pengujian Data

Hasil Uji Kestabilan Data

Berdasarkan uji ini diperoleh hasil bahwa semua variabel yang digunakan telah stabil pada second

difference di tingkat signifikansi 5%. Data yang stabil mengandung pengertian bahwa data tersebut berada pada nilai yang konstan (tidak terjadi pertumbuhan dan penurunan).

Hasil Penentuan Lag Optimal

Penentuan lag optimal berdasarkan criteria SIC memberikan hasil bahwa lag optimal pada penelitian ini adalah 1, artinya tidak terdapat perbedaan nilai IHSG bulan ini dan satu bulan sebelumnya.

Pengujian Hipotesis Pertama

Hasil Uji Kointegrasi

Metode yang digunakan adalah Johansen Multi-variate Cointegration Test.

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa nilai trace statistic dan maximum eigen value pada r=0 lebih besar daripada critical value dengan tingkat signifikansi 5%. Hal ini berarti hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada kointegrasi ditolak dan hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa ada kointegrasi diterima.

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang yang negatif antara inflasi dan IHSG, SBI dengan IHSG adalah positif, nilai tukar dengan IHSG adalah positif. Namun hubungan kointegrasi antara PDB dan IHSG serta jumlah uang beredar dan IHSG tidak terbukti secara statistic.

Impulse Response Function

Hasil analisis Impulse Response Function me-nunjukkan bahwa respon IHSG terhadap guncangan yang terjadi pada IHSG itu sendiri mempunyai nilai

Tabel 1. Hasil Uji Kointegrasi

*denotes rejection of the hypothesis at the 5% level Null

hypothesis

Eigen Value

Trace Statistic

Critical value 5%

Max-eigen statistic

Critical value 5%

r=0* 0.444643 110.7915 95.75366 48.22777 40.07757

1

r

0.289405 62.56371 69.81889 28.01547 33.87687

2

r

0.242166 34.54824 47.85613 22.73791 27.58434

3

r

0.089268 11.81033 29.79707 7.667534 21.13162

4

r

0.046115 4.142801 15.49471 3.871417 14.26460

5

(5)

yang positif, guncangan variabel inflasi berpengaruh negatif, guncangan pada suku bunga berpengaruh negatif terhadap IHSG, guncangan pada nilai tukar berpengaruh positif terhadap IHSG, serta guncangan yang terjadi pada PDB dan jumlah uang beredar tidak akan memiliki dampak apapun terhadap pergerakan IHSG.

Variance Decomposition

Ada beberapa informasi yang dapat diperoleh berdasarkan variance decomposition yaitu variabel yang menyebabkan variabilitas yang terjadi pada IHSG secara berturut-turut adalah guncangan yang terjadi pada IHSG itu sendiri, kemudian dipengaruhi oleh guncangan yang terjadi pada Suku bunga, inflasi, dan nilai tukar. Guncangan pada PDB dan jumlah uang beredar tidak memberikan kontribusi dalam menjelas-kan pergeramenjelas-kan IHSG.

Pengujian Hipotesis Kedua

Uji kausalitas Granger digunakan untuk menge-tahui pola hubungan diantara variabel makroekonomi dan IHSG.

PEMBAHASAN

Pembahasan Uji Hipotesis Pertama

H1a : terdapat hubungan kointegrasi antara inflasi dan IHSG: diterima

Artinya terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang yang negatif antara IHSG dan inflasi (sema-kin tinggi inflasi maka IHSG sema(sema-kin menurun). Hasil ini sama dengan penelitian Gan, et al. (2006), Hsing (2011), Dasgupta (2012), dan Sirucek (2012). Penje-lasan: jika terjadi kenaikan harga maka daya beli masyarakat akan menurun, dan minat untuk melaku-kan investasi juga amelaku-kan menurun. Akibatnya, harga saham akan mengalami penurunan, dan Indeks Harga Saham juga akan menurun.

H1b : terdapat hubungan kointegrasi antara suku bunga dan IHSG: diterima

Artinya semakin tinggi suku bunga maka semakin tinggi nilai IHSG. Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Gan, et al. (2006), Adam and Tweneboah (2007), dan Dasgupta (2012). Penjelasan: adanya kenaikan suku bunga SBI membuat para investor tetap mempertahankan investasi dalam bentuk saham

Tabel 2. Koefisien Kointegrasi Dependent

variable (IHSG)

Independent variables

INF SBI PDB NT JUB C

Koefisien -0.290296 0.040813 -1.194939 2.585930 0.461186 -9.940484

t-stat -7.84723* 2.36340* -0.72309 3.56083* 0.23456

Gambar 1. Hasil Uji Kausalitas

INF LASI

JUM LAH UAN G

BEREDAR

PDB

I HSG

N ILAI TUK AR

S UKU BUN GA

(6)

karena dianggap kenaikan suku bunga hanya berlang-sung sementara waktu (temporer) dan akan segera kembali pada kondisi semula, sehingga harga saham tidak akan mengalami penurunan dan menarik minat investor untuk melakukan investasi. Akibat selanjutnya harga saham akan meningkat dan IHSG juga mengalami peningkatan.

H1c : terdapat hubungan kointegrasi antara PDB dan IHSG : ditolak

Artinya PDB dan IHSG tidak mempunyai arah pergerakan yang sama dalam jangka panjang. Penje-lasan: peningkatan PDB di suatu Negara mengindi-kasikan adanya peningkatan kesejahteraan di Negara tersebut, sehingga akan mendorong masyarakat untuk melakukan peningkatan konsumsi terhadap barang dan jasa. Namun, meskipun konsumsi masyarakat me-ngalami peningkatan, tetapi tidak diikuti dengan peningkatan investasi di pasar modal (Kewal, 2012). Oleh karena itu, peningkatan PDB belum tentu me-ningkatkan investasi di pasar modal. Hasil penelitian ini memperkuat temuan Filis (2009).

H1d : terdapat hubungan kointegrasi antara nilai tukar dan IHSG: diterima

Artinya depresiasi Rupiah terhadap dollar akan meningkatkan IHSG. Hasil ini sama dengan temuan penelitian Gan, et al. (2006) di New Zealand dan Dasgupta (2012) di India. Penjelasan: peningkatan nilai tukar mengindikasikan bahwa rupiah mengalami depresiasi. Ketika rupiah terdepresiasi maka investor akan berusaha menukarkan mata uang asing ke dalam bentuk rupiah dan menginvestasikannya dalam bentuk saham. Oleh karena itu harga saham akan mengalami peningkatan dan IHSG juga meningkat.

H1e : terdapat hubungan kointegrasi antara jumlah uang beredar dan IHSG: ditolak

Artinya tidak terdapat kesamaan pergerakan jangka panjang antara jumlah uang beredar dan IHSG. Penjelasan: masyarakat cenderung untuk menyimpan uang dalam bentuk tunai sehingga jumlah uang ber-edar semakin meningkat. Namun, karena dana yang dimiliki terbatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga tidak ada sisa dana yang bisa digunakan untuk berinvestasi di pasar modal. Oleh karena itu, meskipun terjadi peningkatan jumlah uang beredar maka belum tentu terjadi peningkatan maupun penu-runan IHSG di BEI. Penelitian Rad (2011) di Eropa

menunjukkan hasil yang sejalan dengan temuan penelitian ini.

Pembahasan Uji Hipotesis Kedua

H2 : terdapat hubungan kausalitas antara variabel makroekonomi dan IHSG: diterima

Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan kausalitas dua arah antara variabel makroekonomi dan IHSG, namun terdapat hubungan kausalitas satu arah yaitu:

IHSG dan tingkat suku bunga,

Artinya ketika terjadi pergerakan pada IHSG maka tingkat suku bunga juga ikut mengalami perubahan, namun tidak berlaku sebaliknya, ketika SBI mengalami pergerakan maka IHSG tidak ikut mengalami perubahan. Penjelasan : Ketika terjadi penurunan IHSG di tahun 2008 maka Bank Indonesia segera menurunkan suku bunga SBI. Hal ini dilakukan BI agar dapat menjaga gairah perekonomian domestik akibat kenaikan harga minyak dunia. Berbeda dengan penelitian Herve, et al. (2011), Tripathy (2011), dan Dasgupta (2012).

IHSG dan PDB

Artinya variasi pada IHSG mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada PDB, namun tidak berlaku sebaliknya. Penjelasan: ketika terjadi fluktuasi pada harga saham maka investor menganggap bahwa saham tersebut mempunyai potensi untuk memberikan keuntungan yang besar di masa depan. Jika keinginan investor untuk menanamkan dananya di pasar modal meningkat maka pendapatan nasional juga akan me-ngalami peningkatan. Sejalan dengan temuan peneli-tian Mun, et al. (2008) dan Hussin, et al. (2012).

Nilai tukar dan IHSG

(7)

Inflasi dan suku bunga

Penjelasan: Pada saat inflasi tinggi, maka Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga SBI untuk menekan laju inflasi dan menarik minat investor untuk menginvestasikan dana yang dimiliki ke pasar modal (Adisetiawan, 2009). Sesuai dengan penelitian Hussin, et al. (2012), Herve, et al. (2011), dan Dasgupta (2012).

PDB dan suku bunga

Penjelasan Ketika pendapatan nasional mening-kat maka pola investasi di Negara tersebut juga akan meningkat, akibatnya jika keinginan berinvestasi lebih besar dibandingkan keinginan menabung maka tingkat suku bunga harus dinaikkan untuk menyeimbangkan antara keinginan menabung dan berinvestasi. Berbeda dengan penelitian Gan, et al. (2006).

Jumlah uang beredar dan suku bunga

Artinya variasi jumlah uang beredar dapat me-nyebabkan variasi dalam suku bunga SBI, namun tidak sebaliknya. Penjelasan: jumlah uang beredar yang terlalu banyak di masyarakat mengindikasikan bahwa perekonomian negara tersebut kurang baik, sehingga menyebabkan melemahnya nilai tukar/kurs dollar Amerika dan meningkatnya inflasi di dalam negeri. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh Bank Indonesia adalah menaikkan suku bunga SBI dengan tujuan untuk menyerap kelebihan likui-ditas yang ada di masyarakat.

PDB dan jumlah uang beredar

Artinya variasi PDB dapat menyebabkan variasi jumlah uang beredar, namun variasi jumlah uang beredar tidak menyebabkan variasi PDB. Penjelasan : permintaan uang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Artinya, jika pendapatan nasional meningkat maka permintaan uang akan meningkat, namun karena penawaran uang tidak berubah maka akan terjadi kelebihan permintaan uang di masyarakat (Rahardja dan Manurung, 2008:229). Oleh karena itu, tingkat suku bunga harus dinaikkan untuk menyerap kelebihan permintaan uang. Hail penelitian ini mem-perkuat temuan Herve, et al. (2011).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini memberikan informasi bahwa terdapat hubungan kointegrasi yang negatif antara inflasi dan IHSG, sedangkan hubungan kointegrasi yang positif ditemukan antara suku bunga dan nilai tukar, dengan IHSG. Namun, penelitian ini menunjuk-kan bahwa tidak terdapat hubungan kointegrasi antara PDB dan jumlah uang beredar, dengan IHSG. Selain itu, terdapat hubungan kausalitas satu arah antara inflasi, PDB, dan jumlah uang beredar, dengan tingkat suku bunga, serta antara PDB dengan Jumlah uang beredar, serta antara nilai tukar dengan IHSG.

Saran

Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan membagi periode penelitian menjadi periode sebelum terjadi krisis, pada saat krisis, dan setelah krisis. Pem-bagian kondisi perekonomian dapat digunakan untuk mengetahui peranan variabel makroekonomi sebelum adanya krisis, pada saat terjadi krisis, dan setelah ada-nya krisis, sehingga ketika terjadi permasalahan yang sama di masa yang akan datang maka dapat diguna-kan sebagai acuan dalam mengambil keputusan.

DAFTAR RUJUKAN

Adam, and Tweneboah. 2006. Macroeconomic Factors and Stock Market Movement: Evidence from Ghana. School of Management. University of Leicester, UK.

Adyuta, D.P. 2011. Analisis VAR terhadap Perubahan nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga BI, inflasi, dan imbal hasil Indeks Harga Saham Gabungan Periode 2002-2010. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara.

Ajija, S., Dyah, W., Setianto, Rahmat, H., dan Primanti. 2011.

Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat.

Bakriglobal. 2012. Kinerja LQ45 di bawah IHSG. http:// www.bakrieglobal.com/news/read/2215/Kinerja-LQ45-di-Bawah-IHSG diakses pada tanggal 20 Sep-tember 2012 pukul 05.20

Boediono. 2012. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 Ekonomi Makro, Edisi Kedua Puluh Empat. Yogyakarta: BPFE.

(8)

International Research Journal of Finance and Eco-nomics, Issue 95.

Eiteman, David, K., Stonehill, Arthur ,L., and Moffett, Michael, H. 2001. Manajemen Keuangan Multi-nasional, Jilid 1. Jakarta: PT Indeks.

Filis, G. 2009. The Relationship Between Stock Market, CPI and Industrial Production Ini Greece And The Impact Of Oil Prices : Are Any New Findings Emerging From The Examination Of Their Cyclical Componenents, Using Recent Data? International Conference on Applied Economics-ICOAE.

Gan, C., Lee, M., Yong, H. H., and Zhang, J. 2006. Macro-economic Variables And Stock Market Interactions: New Zealand Evidence. Investment Management and Financial Innovations, Volume 3, Issue 4 89-101.

Hadi, Yonathan S. 2003. Analisis Vector Auto Regression (VAR) Terhadap Korelasi Antara Pendapatan Nasional Dan Investasi Pemerintah Di Indonesia, 1983/1984 – 199/2000. Jurnal Keuangan dan Moneter Volume 6 Nomor 2.

Herve, Drama, B.G., Chanmalai, B., and Shen, Yao. 2011. The Study of Causal Relationship between Stock Market indices and macroeconomic variables in Cote d’Ivoire : evidence from Error-Correction Models and Granger Causality Test. International Journal of Business and Management Vol. 6, No. 12.

Hsing, Y. 2011. The Stock Market and Macroeconomics Variables in a BRICS Country and Policy Implications. International Journal of Economics and Financial Issues Vol. 1, N0. 1, pp. 12–18.

Humpe, and Macmillan. 2007. Can macroeconomic vari-ables explain long term stock market movements? A comparison of the US and Japan. Centre for Dynamic Macroeconomic Analysis. Working Paper Series.

Husnan, S. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuiritas. Edisi 3. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.

Hussin, Mohd, Y., Muhammad, F., Abu, Mohd, F., and Awang, Salwah, A. 2012. Macroeconomic variables and Malaysian Islamic Stock Market: A Time Series Analysis. Journal of Business Studies Quarterly Vol. 3, No. 4, pp. 1–13.

Hussin, Mohd, Y., Muhammad, F., Abu, Mohd, F., and Awang, Salwah, A. 2012. Macroeconomic variables and Malaysian Islamic Stock Market:A Time Series

Analysis. Journal of Business Studies Quarterly Vol. 3, No. 4, pp. 1–13.

Jeong, H.W., and Kim, J.W. 2011. The Impact of Main Macro-economic Variables on VKOSPI Index. Depart-ment of Economics Pusan National University. Busan.

Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analysis Investasi. Edisi 7. Yogyakarta: BPFE UGM.

Kewal, S.S. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia Volume 8 No.1.

Kwon, Chung, S., and Shin, T.S. 1999. Cointegration And Causality Between Macroeconomic Variables And Stock Market Returns. Global Finance Journal Vol. 10, pp. 71–81.

Mun, H., W., Siong, E.C., and Thing, T.C. 2008. Stock Mar-ket And Economic Growth In Malaysia: Causality Test. Asian Social Science, Vol. 4, No. 4.

Rad, A.A. 2011. Macroeconomic variables and stock mar-ket evidence from Iran. International Journal Of Eco-nomics And Finance Studies Vol 3, No 1.

Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2008. Teori Ekonomi Makro, Edisi Empat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Rahman, Aisjah, A., Sidek, Noor, Z., and Tafri, F. 2009.

Macroeconomic determinants of Malaysian stock Market. African Journal of Business Management Vol.3 (3), pp. 095–106.

Reilly, Frank, K., and Brown, K.C. 2003. Investment Analy-sis And Portfolio Management, Seventh Edition. Florida: The Dryden Press.

Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio.

Jakarta: Erlangga.

Sirucek, M. 2012. Macroeconomic Variables and Stock Market: US Review. International Journal of Com-puter Science and Management Studies.

Thobarry, A.A. 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laji Inflasi dan Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empi-ris pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008). Program Pascasarjana Universi-tas Diponegoro. Semarang

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Kointegrasi
Gambar 1. Hasil Uji Kausalitas

Referensi

Dokumen terkait

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan menerima premi

Dalam penelitian ini, diperiksa sebanyak 36 sampel kain katun yang telah dibercakkan cairan mani diatasnya, lalu dikeringkan di lingkungan terbuka, kemudian pada hari ke-0, ke-1,

Terdapat 2 jenis pompa yang dibutuhkan pada sistem kali ini, yaitu pompa yang digunakan untuk mendinginkan air menuju ke chiller , dan pompa yang digunakan

Tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu investasi pembangunan atau perluasan suatu bandar udara, maka analisis tentang investasi tersebut harus dilakukan

Pada bagian ini akan dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, dan ruang lingkup penelitian untuk Perencanaan Strategis Kawasan Pesisir Dan Laut

Strategi yang diterapakan pengelola dalam meningkatkan wisatawan di obyek wisata gua pancur desa Jimbaran kecamatan Kayen Kabupaten Pati ialah: dengan menerapkan

Ellitan (2001) dalam penelitiannya pada perusahaan manufaktur di Jawa Timur menemukan adanya pengaruh strategi biaya, kualitas, fleksibilitas dan pengiriman terhadap kinerja

Pengadilan wajib mempertimbangkan keterangan dari korban KDRT, tenaga kesehatan, pekerja sosial, relawan pendamping atau pembimbing rohani dalam pemberian tambahan kondisi