• Tidak ada hasil yang ditemukan

G C G kebijakan kreditur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "G C G kebijakan kreditur"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1 | P a g e

A. Pengertian Umum

Di dalam Kebijakan ini yang dimaksud dengan :

1. Perusahaan adalah Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Industri Telekomunikasi Indonesia, disingkat PT INTI (Persero).

2. Kreditur adalah badan hukum atau badan

usaha yang memberikan atau menyediakan Pinjaman kepada Perusahaan untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati.

3. Pinjaman adalah penyediaan dana/uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Kreditur dengan Perusahaan yang mewajibkan Perusahaan untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu, termasuk bunga atau imbal hasil. B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud ditetapkannya Kebijakan ini adalah sebagai pedoman bagi Perusahaan dalam melakukan Pinjaman kepada Kreditur.

2. Tujuan ditetapkannya Kebijakan ini adalah untuk menjaga terpenuhinya hak-hak Kreditur dan menjaga kepercayaan yang diberikan Kreditur terhadap Perusahaan.

C. Kebijakan Pengelolaan Pinjaman

Dalam pengelolaan Pinjaman, Perusahaan harus menerapkan manajemen risiko antara lain yang berkaitan dengan:

a. Risiko Pasar; dan b. Risiko Likuiditas; dan c. Risiko Operasional. D. Risiko Pasar

1. Risiko Pasar adalah risiko nilai tukar dan risiko tingkat bunga.

2. Pengelolaan Risiko Pasar dapat dilakukan antara lain dengan cara memperhitungkan dampak pergerakan nilai tukar dengan memanfaatkan produk non derivatif dan dampak pergerakan suku bunga terhadap kemampuan membayar kembali kewajiban.

E. Risiko Likuiditas

1. Risiko Likuiditas adalah risiko ketidaktersediaan dana yang diperlukan.

2. Pengelolaan Risiko Likuiditas dapat dilakukan antara lain dengan cara menyesuaikan jangka waktu pinjaman dengan tata cara pembayaran kontrak sehingga tidak terjadi mismatch dalam pengelolaan dana.

F. Risiko Operasional

1. Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan/atau gagalnya proses internal, manusia dan sistem, serta oleh peristiwa eksternal.

2. Pengelolaan Risiko Operasional dapat dilakukan antara lain dengan cara penyelesaian proyek secara tepat waktu dan tepat biaya, koordinasi antara pihak terkait baik internal maupun

eksternal, serta penyempurnaan data dan sistem informasi.

G. Hak dan Kewajiban Perusahaan

Dalam hal Perusahaan melakukan kesepakatan Pinjaman dengan Kreditur, maka Perusahaan memiliki hak dan kewajiban antara lain sebagai berikut: 1. Hak Perusahaan adalah:

a. Memperoleh Pinjaman sebagaimana yang telah diperjanjikan dengan Kreditur; dan b. Memperoleh data/informasi yang berkaitan

dengan pencatatan realisasi penggunaan fasiltas kredit dan pembayaran kewajiban yang telah dilakukan oleh Perusahaan; dan c. Mendapat layanan dari Kreditur

sebagaimana yang telah diperjanjikan;dan d. Mengajukan keberatan perhitungan bunga

Pinjaman dan provisi kepada Kreditur apabila terjadi ketidaksesuaian perhitungan antara Kreditur dan Perusahaan;dan e. Memperoleh kembali dokumen asli yang

dijadikan sebagai jaminan/agunan Pinjaman.

2. Kewajiban Perusahaan adalah :

a. Melakukan pembayaran hutang pokok, bunga dan/atau provisi kepada Kreditur tepat waktu; atau

b. Memberikan informasi secara transparan, akurat, dan tepat waktu baik pada saat permintaan maupun penggunaan Pinjaman; atau

c. Menjaga rasio keuangan (Current Ratio, DER, Debt to Service Ratio) sesuai dengan rasio yang disepakati dengan Kreditur; atau d. Mendahulukan penyelesaian atas segala kewajiban yang timbul dari realisasi Pinjaman yang digunakan di atas kepentingan anak perusahaan; atau e. Menyampaikan laporan keuangan audited

tahunan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tutup buku tahun yang bersangkutan; atau

f. Menggunakan Pinjaman sesuai dengan tujuan pengguna kredit yang diperjanjikan; atau

g. Memberitahukan kepada Kreditur apabila terjadi perubahan susunan pengurus dan/atau pemegang saham Perusahaan; atau

h. Memberitahukan kepada Kreditur pembagian dividen kepada Pemegang Saham Perusahaan; atau

i. Menyampaikan salinan akta perubahan Anggaran Dasar Perusahaan setiap ada perubahan; atau

j. Tidak mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan kepada pihak lain, kecuali atas ijin Kreditur;atau

(2)

2 | P a g e

H. Kebijakan sebagai Penjamin (Avalist)

1. Perusahaan dapat bertindak sebagai penjamin (avalist) sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. 2. Penjaminan Perusahaan harus terlebih dahulu

mendapat tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham apabila nilainya melebihi: a. 10% (sepuluh persen) dari pendapatan

(revenue) perseroan; atau

b. 20% (dua puluh persen) dari modal sendiri (total equity).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penilaian panelis dapat diketahui bahwa panelis paling menyukai kenampakan serat pada produk kertas seni dengan perbandingan bahan baku kulit

Nilai tegangan pada empat desain masih di bawah allowable stress, namun desain yang dipilih adalah desain dengan nilai tegangan paling kecil yaitu terdapat pada

inderanya ,Anak mulaimeniru perilaku keagamaan secara sederhana danmulai mengekspre-sikan rasa sayang dan cinta kasih,Anak mampu meniru secara terbatas perilaku

dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan keluarganya mengenai perawatan masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, aktivitas fisik selama kehamilan,

BKB setelah diberi HMF yang telah sesuai dengan target pencapaian peningkatan PB dan LK lebih banyak pada kelompok SMK, yaitu sebesar 60% dan 80%, sedangkan BKB yang telah

Hasil penelitian terdahulu dalam jurnal penelitian Amin (2001) pengumuman merger berpengaruh negatif terhadap abnormal return , kesimpulan hasil penelitiannya menunjukan

Bus adalah sekelompok lintasan sinyal yang digunakan untuk menggerakkan bit- bit informasi dari satu tempat ke tempat lain, dikelompokkan menurut fungsinya Standar bus dari

Untuk mencapai hal ini maka dibutuhkan pengaturan operasional pada peralatan yang digunakan pada sistem tersebut, yaitu dengan mengoptimalkan daya yang terpasang untuk