Mewujudkan Ukhuwah Islamiyah Haedar Nashir
Pada tanggal 27 Juli 2002 PP Muhammadiyah dan PBNU menjadi narasumber dalam sarasehan tentang Etika Ukhuwah islamiyah yang diselenggarakan oleh MUI Pusat. Acara tersebut diikuti oleh ormas-ormas Islam, bertempat di aula masjid Istiqlal. Bagaimana pemikiran tentang ukhuwah Islamiyah dan upaya untuk mewujudkannya? Ukhuwah Islamiyah khususnya di kalangan kaum muslimin Indonesia dapat diwujudkan jika, kesatu, secara teologis setiap orang islam baik secara pribadi maupun kolektif mempunyai perasaan yang kokoh dan mendalam sebagai saudara seiman (al_Qur’an S. al-Hujarat: 10). Hal kedua, secara sosiologis segenap komponen umat semakin
mengoptimalkan integrasi (perasaan dan interaksi hidup bersatu) dan memimimalkan konflik (perasaan dan interaksi saling bertentangan) dalam satu kesatuan hidup bersama (al-Qur’an S. al-Hujurat: 9, 11, 12). Dalam konteks yang kedua akan terjadi hukum sosial bahwa semakin tinggi resonansi konflik maka akan semakin lemah integrasi yang pada akhirnya memperburuk ukhuwah. Sebaliknya semakin kuat adaptasi ke arah integrasi yang disertai pelemahan proses konflik maka semakin terbuka ukhuwah Islamiyah Maka, memperkuat atau mewujudkan ukhuwah Islamiyah bukanb hanya terfokus pada
memperkuat faktor-faktor integrasi tetapi sekaligus harus disertai dengan tindakan-tindakan memperlemah faktor-faktor konflik.
Umat Islam Indonesia memiliki kerinduan yang terpendam lama agar segenap komponen umat termasuk para tokohnya di seluruh tingkatan kehidupan dan lingkungan merupakan satu kesatuan sosial-politik yang kokoh (social and political entity). Tetapi idealisasi semacam itu tampaknya sulit terwujud sebab dalam kenyataannya umat Islam itu terpecah-belah atau terpisah-pisah (terfragmentasi) ke dalam berbagai
golongan/kelompok sosial dan politik yang tersebar luas, dan dalam sejumlah hal mengalami pergesekan atau benturan konflik yang bervariasi. Karena itu, upaya mewujudkan ukhuwah di tubuh umat islam pada umumnya dilakukan secara evolutif mula-mula dengan jalan mengurangi konflik untuk kemudian merekat integrasi melalui berbagai tahapan seperti mengembangkan saling pemahaman/pengertian, toleransi, interaksi yang harmonis, sampai pada membangun kerjasama. Sedangkan tahapan paling ideal untuk membentuk satu kesatuan sosial-politik dalam ukhuwah Islamiyah tampaknya masih merupakan cita-cita atau tujuan semata.
Upaya mewujudkan ukhuwah dalam kenyataan di lapangan dapat dilakukan melalui (1) intensifikasi silaturrahmi antarkomponen umat dan tokoh Islam, (2) mengembangkan bentuk-bentuk resolusi dalam menyelesaikan konflik-konflik yang sering
mengganggu/merusak ukhueah seperti berbedaan paham agama dan kepentingan/sikap politik (3) mengembangkan tradisi dan kondisi untuk terbiasa hidup rukun dan damai secara objektif/rasional sekalipun dalam perbedaan, (4) mengembangkan kerjasama dalam berbagai bentuk seperti pembinaan dan pemberdayaan umat, ekonomi, pendidikan, pengembangan sumberdaya manusia, dan politik; dan (5) dalam janghka panjang
Sumber: