• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN HYPNOSLEEP UNTUK MENANGANI PERILAKU NEGATIF SEORANG ANAK DI DESA GADUNG KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN HYPNOSLEEP UNTUK MENANGANI PERILAKU NEGATIF SEORANG ANAK DI DESA GADUNG KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK."

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN HYPNOSLEEP UNTUK MENANGANI PERILAKU NEGATIF SEORANG ANAK DI DESA GADUNG

KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

Arum Murliani NIM. B03212031

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vii ABSTRAKSI

Arum Murliani (B03212031), 2016 Bimbingan dan Konseling Islam dengan Hypnosleep untuk Menangani Perilaku Negatif Seorang Anak di Desa Gadung Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.

Dalam skripsi ini, ada dua permasalahan yang dikaji, yaitu (1) Bagaimana proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Hypnosleep untuk Menangani Perilaku Negatif Seorang Anak di Desa Gadung Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik?, (2) Bagaimana hasil dari Bimbingan dan Konseling Islam dengan Hypnosleep untuk Menangani Perilaku Negatif Seorang Anak di Desa Gadung Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik?.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif yang menggambarkan fenomena yang terjadi di lapangan dan untuk mengetahui data mengenai proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Hypnosleep untuk Menangani Perilaku Negatif Seorang Anak beserta hasil dari proses konseling tersebut. Analisa menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Hypnosleep sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Hypnosleep untuk menangani perilaku negatif seorang anak dilakukan konselor dengan langkah-langkah identifikasi masalah, diagnosa, prognosis, treatment atau terapi dengan hypnosleep yaitu sugesti yang diberikan kepada klien melalui kata-kata, materi cerita dongeng maupun kisah-kisah tauladan saat klien tertidur atau mendekati tidur yakni dalam tingkat kesadaran theta terkait dengan perilaku negatif klien sehingga dapat terbentuk perilaku baru yang positif dan memperkuat perilaku yang sudah terbentuk dengan langkah-langkah pre-induction, induction, deepening, sugestion dan termination dengan menerapkan adab tidur dan follow up/evaluasi. (2) Hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan hypnosleep untuk menangani perilaku negatif seorang anak mengalami perubahan perilaku yang lebih baik sebelum diadakannya pelaksanaan bimbingan konseling. Klien tidak lagi memukul temannya, sudah tidak berbicara dengan nada tinggi dan mengucapkan kata kotor, tidak memaksa dan berkata jujur.

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI. ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 14

2. Subyek dan Tempat Penelitian ... 15

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ... 30

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam ... 35

c. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam ... 37

d. Prinsip Bimbingan dan Konseling Islam. ... 38

2. Hypnosleep ... 39

a. Pengertian Hypnosleep ... 40

b. Langkah-langkah Hypnosleep ... 45

(8)

xi

d. Hypnosleep dalam Perspektif Islam.. ... 53

3. Perilaku Negatif Anak ... 55

a. Pengertian Perilaku Negatif Anak. ... 55

b. Bentuk-bentuk Perilaku Negatif Anak. ... 56

c. Penyebab Perilaku Negatif Anak. ... 60

d. Dampak Perilaku Negatif Anak. ... 64

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 65

BAB III : PENYAJIAN DATA A.Perilaku Negatif di Desa Gadung Driyorejo Gresik... 71

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 71

2. Deskripsi Konselor ... 73

3. Deskripsi Ko-Konselor. ... 76

4. Deskripsi Konseli ... 77

5. Deskripsi Masalah... ... 81

B.Bimbingan dan Konseling Islam dengan Hypnosleep... 82

1. Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Hypnosleep untuk Menangani Perilaku Negatif Anak ... 82

2. Hasil Bimbingan Konseling Islam dengan Hypnosleep untuk Menangani Perilak Negatif Anak. ... 105

BAB IV: ANALISA DATA A.Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Hypnosleep untuk Menangani Perilaku Negatif Anak ... 109

B.Analisis Hasil Akhir Bimbingan Konseling Islam dengan Hypnosleep untuk Menangani Perilaku Negatif Anak. ... 115

C.Pembahasan. ... 119

BAB V: PENUTUP A.Kesimpulan... 122

B.Saran. ... 123 DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Anak merupakan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dengan

sebaik mungkin. Anak dalam keluarga merupakan pembawa bahagia karena

anak memberikan arti bagi orang tuanya. Arti disini mengandung maksud

memberikan isi, nilai, kepuasaan, kebanggaan, dan rasa penyempurnaan diri

yang disebabkan oleh keberhasilan orang tuanya yang memiliki keturunan,

yang akan melanjutkan semua cita-cita harapan dan eksistensi hidupnya. Maka

dari itu sebagai orangtua patut memiliki rasa syukur karena telah dianugerahi

seorang anak, salah satunya dengan cara mendidiknya dengan baik.

Menjadikan seorang anak yang memiliki perilaku yang baik, karena anak yang

sholeh dan sholehah akan mengurangi dosa orang tua di akhirat kelak.1

Secara umum, orang tua menginginkan anaknya tumbuh menjadi

pribadi yang lebih baik dan membanggakan. Orang tua menginginkan anak

yang tidak membantah ketika diberi nasihat orang tuanya, hormat kepada

orang tuanya, bersikap sopan santun, peduli dengan lingkungan sekitar, suka

mengasihi terhadap sesama, dan membanggakan kedua orang tuanya. Akan

tetapi terdapat juga anak yang membutuhkan arahan seperti anak yang

memiliki hubungan tidak baik dengan sesamanya, suka berkelahi dengan

teman di sekolah atau lingkungan sekitar rumah, suka membantah saat diberi

1Zulaehah Hidayati, ‘’Anak Saya Tidak Nakal, Kok’’

(10)

2

nasihat orang tuanya, tidak mempunyai sikap yang sopan dan santun sehingga

para orang tua berlomba untuk mendidik anaknya untuk bisa seperti yang

diinginkannya, tetapi kerap banyak orang tua yang salah dalam mendidik

anaknya alhasil pribadi anak malah tidak menjadi lebih baik tetapi sebaliknya.

Sejak dini hendaknya anak diberi pengetahuan tentang perilaku yang

baik sehingga anak mudah untuk diarahkan. Pengetahuan perilaku pada anak

bisa diberikan melalui orang tua sebagai lembaga pendidikan pertama sebagai

modal pertama perkembangan perilaku anak kedepannya dan orang tua

hendaknya juga memiliki kedekatan kepada anaknya agar anak juga lebih

mudah untuk diarahkan, selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan

kedua yang formal berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan

pribadi anak dan mengembangkan potensi yang ada pada anak. Serta

masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah

yang mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan

batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial serta

berjenis-jenis budayanya yang tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai sosial

budaya yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat.

Jika anak tidak diperhatikan, maka anak akan merasa dirinya tidak

dianggap dan dia akan melakukan berbagai cara untuk mencari perhatian

supaya keberadaannya diakui. Cara anak mencari perhatian bermacam-macam

mulai dari membuat onar dengan temanya agar dirinya menjadi pusat

perhatian, menangis dan ngambek agar diperhatikan orang tuannya dan lain

(11)

3

kepribadian yang tidak baik pada diri anak tersebut sehingga dapat

menjadikan anak tersebut memiliki perilaku-perilaku negatif karena

kurangnya perhatian dari kedua orang tuanya maupun lingkungan sekitarnya.

Seperti halnya konseli (NA) yang merupakan anak perempuan yang

berusia 7 tahun dan sekarang duduk dibangku SD kelas 1 disalah satu sekolah

dasar negeri di Desa Gadung Driyorejo Gresik. NA kerap diberi label sebagai

anak yang nakal, bandel oleh orang tua, kerabat, tetangga, dan

teman-temannya sendiri. Walaupun NA seorang anak perempuan, namun dalam

kesehariannya NA dapat dikatakan sebagai anak yang memiliki keberanian

lebih dibandingkan dengan teman sekelasnya di sekolah dan

teman-teman sepermainannya dirumah.

Selain itu, NA kerap terlihat berani dan berperilaku tidak sopan kepada

orang tuanya maupun orang lain. NA memiliki sifat yang selalu ingin

diperhatikan dan dipenuhi setiap keinginannya kepada orang tuanya. Tidak

jarang NA berontak, berteriak-teriak, dan merengek jika orang tuanya tidak

menuruti apapun keinginan dari anak tersebut. NA hanya memiliki rasa takut

kepada ayahnya saja ditandai dengan pada saat NA mulai berulah seperti

bertengkar dengan kawan dan lain sebagainya, kemudian ayahnya

memarahinya dan saat itulah NA dapat menghentikan ulahnya walaupun

dengan merengek ketakutan. Perilaku negatif NA tidak lain akibat dari pola

(12)

4

keinginan NA dan kurangnya orang tua dalam memberikan waktu dan kasih

sayang kepada NA karena kesibukannya dalam bekerja.2

Di sekolah NA sering sekali membuat ulah dan bertengkar dengan

teman-teman sebayanya. Selain memukul, merebut barang milik temannya

dengan paksa, mencubit, NA juga suka berteriak-teriak dan mengeluarkan

kata-kata kotor ketika NA sedang dalam keadaan marah. Dibalik sikapnya

yang keras dan berani NA juga memiliki kemampuan akademik yang cukup

baik, NA termasuk anak yang kreatif. Namun, NA tetap masih butuh arahan

agar perilaku positifnya dapat dipertahankan dengan menghilangkan perilaku

negatifnya.3

Hal ini jika dibiarkan begitu saja akan membuat orang tua merasa

kusulitan dalam mendidik anak (konseli) karena perilaku anak yang kurang

baik bahkan tak jarang orang tua mengalami gejala stress karena menghadapi

perilaku anak yang kurang baik dan mengganggu lingkungan sekitar. Untuk

dampak panjangnya jika hal ini tidak diperhatikan, maka perilaku negatif pada

anak akan tertanam pada diri anak dan dibawa sampai ia besar nanti.

Berbagai cara pun dilakukan orang tua untuk menangani perilaku

negatif anaknya. Tetapi, terkadang cara orang tua dalam menangani perilaku

negatif anaknya itu tidak malah membuat perilaku anaknya lebih baik

melainkan memperburuk perilaku negatifnya karena penanganan yang salah.

Melihat permasalahan tersebut, peneliti melakukan konseling

menggunakan hypnosleep yang bertujuan untuk merubah perilaku negatif

2

Hasil wawancara dengan Informan

3

(13)

5

konseli menjadi perilaku yang positif melalui kata-kata, cerita atau dongeng

untuk mensugesti anak. Hypnosleep merupakan sebuah cara dalam memberikan sugesti kepada anak dengan kata-kata, materi cerita atau dongeng

yang mampu membangun karakter anak sesuai dengan karakter yang ingin

ditanamkan pada diri anak.4 Dengan menggunakan metode hypnosleep, perilaku negatif anak dapat dirubah dengan cara yang mudah diterima oleh

anak serta dapat menambah kedekatan antara orang tua dan anak.

Selain itu, dalam penerapan hypnosleep tersebut juga memperhatikan modalitas berupa visualisasi, auditorial dan kinestetik. Visualisasi adalah tindakan memanfaatkan imajinasi atau pikiran untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Kegiatan ini berguna dan bekerja untuk mewujudkan impian,

karena; pertama, visualisasi dapat mempengaruhi keyakinan dan keyakinan membentuk realitas. Keyakinan terbentuk dalam sejumlah cara yang berbeda,

bisa melalui pendidikan, keluarga, media, semua yang dibaca, semua yang

dilihat, semua yang didengar, semua yang dirasakan dan lingkungan pada

umumnya. Kedua, visualisasi kreatif berguna untuk perubahan adalah bahwa visualisasi dapat menjadi alat yang ampuh untuk memerlakukan hukum tarik

menarik.5 Auditorial adalah cara atau gaya seseorang dalam menyerap atau memahami dan mengingat informasi yang disampaikan dengan mengandalkan

indra pendengaran.6 Perhatian di dalam auditorial ini meliputi seseorang saat

4

Bunda Lucy, 5 Menit menguasai Hypnoparenting, (Jakarta: Penebar Swadaya Grup, 2012), hal.100

5

Subiyono, dkk, Hypnometafisika, (Yogyakarta: CV. Budi Utami, 2012), hal.29

6

(14)

6

berbicara, intonasi, dan volume suara serta kecepatan berbicara dalam

penyampaian kata-kata. Bila memungkinkan, pada saat menyampaikan

perkataan menggunakan efek-efek suara seperti lagu, ketukan atau suara-suara

yang disukai lawan bicara. Sedangkan kinestetik merupakan proses menerima, memahami dan mengingat informasi dengan cara melibatkan gerakan anggota

tubuh.7

Dongeng yang disampaikan pada saat proses hypnosleep harus memperhatikan efek visualisasi, auditorial dan kinestetiknya. Materi dongeng

yang diberikan disesuaikan dengan masalah yang ada pada diri anak yaitu

perilaku negatif. Seperti kisah-kisah tauladan yang disampaikan dengan sangat

menarik baik menggunakan gambar-gambar, alat peraga, dan lain sebagainya.

Dengan melakukan hypnosleep ini, anak akan diarahkan agar anak tidak lagi berperilaku negatif.

Perilaku negatif pada anak sebenarnya merupakan bagian dari proses

perkembangannya. Hypnosleep digunakan untuk menyelarasan perilaku anak dalam masa perkembangan tersebut supaya terarah. Hypnosleep menggunakan alam bawah sadar untuk mengubah perilaku negatif anak. Alam bawah sadar

kerap menjadi pengontrol perilaku sehari-hari. Dari alam bawah sadar pula,

dilakukan penanaman perilaku positif pada anak. Hypnosleep ini juga sejalan dengan tujuan Bimbingan dan Konseling Islam yang memberikan bantuan

dengan cara yang hikmah (baik), seperti QS. An-Nahl ayat 125, yaitu:

7

Ghaza Karyana, Cara Menerima Informasi,

(15)

7

Artinya, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk.” (QS. an-Nahl, ayat 125)8

Didalam ayat QS. an-Nahl ayat 125 dijelaskan bahwa menyerukan

kebaikan dengan cara yang baik sama halnya dengan hypnosleep yang akan diterapkan untuk menangani anak berperilaku negatif ini menggunakan cara

yang sangat lembut dan baik. Selain menggunakan cara yang lembut dan baik,

hypnosleep juga menggunakan cerita dongeng atau kisah-kisah tauladan yang mengandung pesan moral yang baik untuk menanamkan perilaku yang positif

terkait dengan permasalahan konseli yakni perilaku negatif. Oleh sebab itu

peneliti menyusun penelitian ini dengan judul "Bimbingan dan Konseling Islam dengan Hypnosleep untuk Menangani Perilaku Negatif Seorang Anak di Desa Gadung Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik"

8

Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, (Jakarta: Al-Huda Kelompok

(16)

8

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, penulis dapat

mengambil rumusan masalah, yaitu;

1. Bagaimana proses bimbingan dan konseling Islam dengan hypnosleep untuk menangani perilaku negatif seorang anak di Desa Gadung

Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik?

2. Bagaimana hasil dari bimbingan dan konseling Islam dengan hypnosleep untuk menangani perilaku negatif seorang anak di Desa Gadung

Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik?

C.Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu;

1. Mendiskripsikan proses bimbingan dan konseling Islam dengan hypnosleep dalam menangani perilaku negatif seorang anak di Desa Gadung

Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.

2. Untuk mengetahui hasil dari bimbingan dan konseling Islam dengan

hypnosleep dalam menangani perilaku negatif seorang anak di Desa Gadung Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.

D. Manfaat Penelitian

Sebagaimana mestinya suatu penelitian tentu mempunyai kegunaan.

(17)

9

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap akan munculnya

pemanfaatan dari hasil penelitian ini secara teoritis dan praktis bagi para

pembacanya. Diantara manfaat penelitian ini baik secara teoritis dan praktis

dapat peneliti uraikan sebagai berikut:

1. Segi Teoritis

a. Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain dalam

bidang hypnosleep untuk menangani perilaku negatif anak.

b. Untuk memperkuat teori-teori bahwa metode ilmu bimbingan dan

konseling Islam melalui hypnosleep mempunyai peranan dalam menangani masalah atau persoalan seseorang.

2. Segi Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu anak melalui orang tua

untuk menangani perilaku negatif anak.

b. Bagi konselor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

salah satu teknik pendekatan yang efektif dalam menangani perilaku

negatif anak

E.Definisi Konsep

Untuk mengindari kesalahan pemahaman terhadap judul, serta

memudahkan pembaca memahaminya, maka penulis perlu menjelaskan

penegasan dalam judul tersebut. Adapun judul skripsi ini adalah bimbingan dan

(18)

10

anak di Desa Gadung Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik. Adapun rincian

definisinya adalah:

1. Bimbingan Konseling Islam

Dalam bukunya, Tohari Musnamar mendefinisikan Bimbingan dan

Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar

menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya

hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.9

Sedangkan menurut Dra. Hallen A, M.Pd dalam bukunya Drs.

Syamsul Munir Amin, M.A menyatakan bahwa Bimbingan dan Konseling

Islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu, dan sistematis,

kepada setiap individu agar dapat mengembangkan potensi atau fitrah

beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara

menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung didalam Al Qur’an dan

Al Hadits Rasulullah Saw kedalam dirinya, sehingga dapat hidup selaras

dan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Al Hadits.10

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan

dan Konseling Islam adalah suatu proses atau aktifitas pemberian bantuan

berupa bimbingan kepada individu yang membutuhkan, untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar klien dapat

mengembangkan potensi akal fikiran dan kejiwaannya, keimanan serta

9

Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam , (Yogyakarta: UII Press, 1992), hal. 15

10

(19)

11

dapat menanggulangi problematika hidupnya dengan baik dan benar

secara mandiri berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga dalam

hidupnya mendapat petunjuk dari Allah SWT.

2. Hypnosleep

Hypnosleep berasal dari gabungan antara dua term, yakni hipnosis dan sleep. Hipnosis adalah fenomena yang mirip tidur, dimana alam bawah sadar lebih mengambil peranan, dan peran alam sadar berkurang.

Pada kondisi semacam ini, seseorang menjadi sangat sugestif (mudah

dipengaruhi) karena alam bawah sadar yang seharusnya menjadi filter

logik, sudah tidak lagi mengambil peranan.11 Sedangkan sleep berasal dari bahasa Inggris yang artinya tidur. Jadi, dapat diartikan sebagai sugesti

yang disampaikan pada saat seseorang berada dikondisi alam bawah sadar

yang seperti sedang tertidur atau mendekati tidur yang ditandai dengan

rapid eyemovement, otot wajah yang sudah relaks dan tarikan nafas anak sekitar 6-8 tarikan per menitnya.

Hypnosleep merupakan sebuah cara dalam memberikan sugesti kepada anak dengan kata-kata, materi cerita atau dongeng yang mampu

membangun karakter anak sesuai dengan karakter yang ingin ditanamkan

pada diri anak.12 Dengan menggunakan metode hypnosleep, perilaku negatif anak dapat dirubah dengan cara yang mudah diterima oleh anak

serta dapat menambah kedekatan antara orang tua dan anak. Hypnosleep

11

Muhammad Noer, Hypnoteaching for Success Learning, (Yogyakarta: Pedagogia, 2010), hal.17

12

(20)

12

harus dilakukan pada saat anak sedang dalam keadaan tingkat kesadaran

theta (<4-8Hz). Theta adalah sebuah tingkat kesadaran yang mendekati tidur, tetapi masih bisa merespon (hanya sedikit). Sedangkan beta (<14Hz) adalah tingkat kesadaran yang lebih tinggi dibanding dengan theta sehingga akan terasa lebih sulit dalam memberikan sugesti.13 Hypnosleep merupakan cara yang mudah diterima anak untuk menangani perilaku

anak yang negatif yakni dengan menanamkan sugesti-sugesti positif pada

anak.

Didalam proses hypnosleep terdapat lima tahapan yaitu, pre-induction, induction, deepening, sugestion dan termination. Pre-induction adalah proses awal sebelum sesi hypnosleep dilakukan. Pada umumnya, pre-induction bertujuan menjalin keakraban. Dalam hal ini keakraban yang dimaksud adalah keakraban orang tua dan anak dalam

menyampaikan materi dongeng atau cerita. Selanjutnya adalah Induction, yaitu sugesti untuk membawa klien dari kondisi normal ke kondisi

hipnosis, atau dengan kata lain induction akan membuat kondisi kesadaran klien menjadi rileks atau bahkan tertidur dalam keadaan hipnosis.14 Tahap

selanjutnya adalah Deepening, yaitu kelanjutan dari tahap induction untuk memperdalam level kesadaran klien. Deepening dibutuhkan untuk menurunkan tingkat kesadaran klien kedalam kondisi hipnosis sesuai yang

dibutuhkan agar sugesti yang disampaikan dapat masuk ke pikiran bawah

13

Saeful Zaman, Audriani Libertina, Membuat Anak Rajin Belajar Itu Gampang, (Jakarta: Transmedia Pustaka:2012), hal.111

14

(21)

13

sadar klien.15 Setelah itu masuk ke proses Sugestion, yakni hal terpenting dalam proses hypnosleep. Saat melakukan sugesti harus menggunakan aturan, yaitu positive, repetition, present tense, pribadi, sentuhan emosional dan imajinasi.16 Sugesti akan ditanamkan kepada klien sesuai dengan tujuan awal yang ditentukan. Tahapan terakhir ialah termination atau membangunkan klien dalam keadaan tidur hipnotis. Pada proses

termination didalam hypnosleep dilakukan pengulangan kata-kata yang disugestikan lalu dibangunkan dengan perlahan atau lembut saat bangun

tidur dipagi hari.

3. Perilaku Negatif

Perilaku adalah perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang

yang bersifat dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain

ataupun orang yang melakukannya. Perilaku merupakan penghayatan yang

utuh dan reaksi seseorang akibat adanya rangsangan baik internal maupun

eksternal yang diproses melalui kognitif, afektif dan psikomotorik.17

Beberapa pengertian mengenai perilaku yang dikemukakan oleh para ahli

menurut Herri ZP dan Nomora LL meliputi:

a. Perilaku adalah reaksi insting bawaan dari berbagai stimulus yang

direseptor dalam otak dan akibat pengalaman belajar.

b. Perilaku adalah interelasi stimulus eksternal dengan stimulus internal

yang memberikan respon eksternal. Stimulus internal adalah

15

Bunda Lucy, 5 Menit menguasai Hypnoparenting, (Jakarta: Penebar Swadaya Grup,

2012), hal.48

16

Coach Rey, Modul Ahli Neuro Linguistic Programming Practioner, tt, hal.20

17

(22)

14

stimulus yang berkaitan dengan kebutuhan fisik dan psikologis.

Adapun stimulus eksternal segala macam reaksi seseorang akibat

faktor luar diri atau dari lingkungan.

Sedangkan kata negatif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) bermakna kurang baik, menyimpang dari ukuran umum. Jadi,

Perilaku negatif adalah perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang

yang kurang baik pada diri seseorang. Perilaku negatif anak merupakan

suatu proses perkembangan dimana anak dapat meluapkan emosinya.

Perilaku negatif yang terjadi pada anak berawal dari sifat pemarah, keras

kepal, egois dan malas yang menimbulkan anak melalaikan kewajiban,

berbohong, dan membantah perintah. Meskipun perilaku ini tidak atau

belum dapat dijadikan tolak ukur namun dapat mengganggu sosial mereka.

Anak memang tidak sama dengan orang dewasa, jalan pemikiran anak

masih sering dikuasai oleh emosinya yang mengarah pada

keinginan-keinginan bermain.18

F. METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang digunakan sebagai berikut :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian,

18

Rini Utami Aziz, Jangan Biarkan anak kita berperilaku Menyimpang, (Solo: Tiga

(23)

15

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya.

Secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah.19 Jadi pendekatan

yang penulis gunakan pada penelitian ini digunakan untuk memahami

fenomena yang dihadapi oleh konseli secara menyeluruh yang

dideskripsikan melalui kata-kata, bahasa, konsep, teori dan definisi

secara umum.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan studi kasus (case study), yaitu penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan

dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.20

Jadi, pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian studi kasus.

Karena peneliti ingin melakukan penelitian secara rinci dan menelaah

dalam kurun waktu tertentu untuk membantu konseli mengubah

perilaku positif serta mampu menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

2. Subyek dan Tempat Penelitian

a. Konseli

Konseli yang bernama NA (samaran) adalah seorang anak

perempuan usia 7 tahun yang duduk dibangku Sekolah Dasar kelas

1 di SDN Gadung Driyorejo Gresik yang sedang membutuhkan

arahan agar perilaku negatifnya yang suka mengganggu temannya,

bertengkar, membantah jika disuruh orang tua, suka membrontak,

ngambek dan menangis ketika keinginannya tidak dipenuhi,

19

Haris Heriansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hal.09

20

(24)

16

berkata kotor dan kurang memiliki sopan santun dapat dirubah

menjadi perilaku yang positif.

b. Konselor

Konselor adalah Arum Murliani seorang mahasiswa

Bimbingan Konseling Islam di UIN Sunan Ampel Surabaya

Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

c. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Gadung RT 03 / RW

01 Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik

3. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian kualitatif adalah:

a. Jenis data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang

bersifat non statistik, dimana data yang diperoleh nantinya dalam

bentuk verbal atau deskriptif bukan dalam bentuk angka.

Adapun jenis data pada penelitian ini adalah:

1. Data Primer yaitu data yang diambil dari sumber pertama di

lapangan, dan data utama bagi keberhasilan penelitian. Dalam

data primer ini dapat diperoleh keterangan kegiatan keseharian,

tingkah laku, latar belakang dan masalah konseli, proses serta

(25)

17

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua

atau berbagai sumber guna melengkapi data primer.21

Diperoleh dari gambaran lokasi penelitian, keadaan lingkungan

konseli, riwayat pendidikan konseli, dan perilaku keseharian

konseli. Sumber ini bisa diperoleh dari keluarga konseli,

kerabat konseli, tetangga konseli, teman konseli dan guru

konseli.

b. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data adalah subyek dari mana data

diperoleh.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung

diperoleh penulis dilapangan yaitu informasi dari konseli (NA)

yang diberikan konseling dan konselor yang memberikan

konseling.

Sumber data yang langsung diperoleh peneliti di lapangan

yaitu informasi dari konseli (NA).

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh

dari orang lain sebagai pendukung guna melengkapi data yang

penulis peroleh dari data primer. Dalam penelitian ini data

21

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif Dan Kualitatif

(26)

18

diambil dari orang tua konseli, teman konseli, kerabat konseli,

dan guru konseli.

4. Tahap-Tahap Penelitian

Tahapan-tahapan penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah

dengan tahap terakhir penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil

penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah :

a. Tahap Pra – Lapangan

1. Menyusun Rancangan Penelitian.

Peneliti memahami mengenai Bimbingan dan

Konseling Islam dengan hypnosleep untuk menangani perilaku negatif seorang anak di Desa Gadung Kecamatan

Driyorejo Kabupaten Gresik. Konseli adalah puteri dari Ibu

Wiwik dan Bapak Kurniawan yang lokasi rumahnya tidak

jauh dari rumah konselor yakni di Desa Gadung Kecamatan

Driyorejo Kabupaten Gresik tapi beda dusun. Setelah

mengetahui hal tersebut maka peneliti membuat latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

definisi konsep dan membuat rancangan data-data yang

diperlukan.

2. Memilih Lapangan Penelitian

Dalam hal ini peneliti memilih lapangan penelitian di

(27)

19

Driyorejo Kabupaten Gresik yang mana tidak jauh jaraknya

dengan rumah peneliti.

3. Mengurus Perizinan

Peneliti meminta izin kepada orang tua NA bahwa

peneliti akan melakukan proses konseling terhadap NA.

Dengan adanya izin dan persetujuan dari pihak orang tua NA

mempermudah peneliti dalam melakukan proses konseling,

karena dalam proses terapi tersebut peran orang tua sangat

dibutuhkan. Kemudian peneliti juga membuat surat izin

secara tertulis dan ditujukan kepada kepala desa Gadung

Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik sebagai bentuk

bahwa tidak ada unsur keterpaksaan dalam menjalankan

proses konseling.

4. Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan

Peneliti melakukan observasi dan mengenali keadaan

yang sesuai dengan kondisi di lapangan serta menyiapkan

perlengkapan yang diperlukan di lapangan, kemudian peneliti

mulai mengumpulkan data-data yang ada di lapangan.

5. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi serta latar

(28)

20

konseli itu sendiri, orang tua konseli, kerabat konseli, guru

atau wali kelas konseli.

6. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Peneliti menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan,

pedoman wawancara, alat tulis, map, buku, perekam suara,

kamera, perlengkapan fisik, izin penelitian, dan semua yang

berhubungan dengan penelitian dengan tujuan untuk

mendapatkan deskripsi data lapangan.

7. Persoalan Etika Penelitian

Etika penelitian pada dasarnya yang menyangkut

hubungan baik antara peneliti dengan subjek penelitian, baik

secara perorangan maupun kelompok. Maka peneliti harus

mampu memahami kebudayaan, adat istiadat ataupun bahasa

yang digunakan, kemudian ”untuk sementara” peneliti

menerima seluruh nilai dan norma yang ada didalam

masyarakat.22

Dalam penelitian ini, peneliti akan selalu bersikap

sopan santun pada saat melakukan kegiatan penelitian,

menjaga silaturrahmi dengan baik, serta melakukan

komunikasi yang baik terhadap para informan, terutama di

lingkungan rumah konseli.

22

(29)

21

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

1. Memahami Latar Penelitian

Sebelum peneliti memasuki lingkungan konseli,

peneliti perlu memahami latar penelitian dan mempersiapkan

diri baik fisik maupun mental.

2. Memasuki Lapangan

Peneliti akan lebih menjalin hubungan baik dengan

konseli. Seperti halnya tetap menjalin silaturahmi dengan

konseli. Karena, hubungan akrab antara subyek dan peneliti

yang dibina dengan baik maka akan dapat bekerjasama

dengan saling bertukar informasi.

3. Berperan Serta dalam Mengumpulkan Data

Dalam tahap ini peneliti harus berperan aktif di

lapangan tersebut, kemudian pengarahan batas studi serta

memulai memperhitungkan batas waktu, tenaga ataupun

biaya. Selain itu, untuk mendapatkan data konselor akan

memberikan pelatihan hypnosleep kepada orang tua konseli yang nanti akan menjadi ko-konselor dalam proses

hypnosleep. Disamping itu juga mencatat data yang telah didapat di lapangan yang kemudian analisis di lapangan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Hal yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mengadakan

(30)

22

mengumpulkan data, harus diperlihatkan cara dan hakekat pemakaian

metode pengumpulan datanya. Teknik pengumpulan data merupakan

langkah strategis dalam penelitian, tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan.23 Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan

melalui 3 (tiga) cara yaitu, melalui observasi, wawancara dan

dokumetansi yang dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Observasi.

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,

sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gelaja psikis

untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dalam hal ini peneliti mulai

melakukan pengamatan mulai dari pengamatan ke lingkungan

rumah dan pengamatan di lingkungan sekolah konseli.

b. Wawancara.

Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan. Dalam pelaksanaannya wawancara dapat

dilakukan dengan berhadapan langsung dengan responden atau

dengan alat bantu seperti telepon, internet dan lain-lain. Peneliti

melakukan pengamatan dan mengajukan pertanyaan yang ditujukan

kepada orangtua konseli. Dalam hal ini memaparkan secara jelas

23

(31)

23

hasil penelitian mengenai Bimbingan dan Konseling Islam dengan

hypnosleep untuk menangani perilaku negatif seorang anak di Desa Gadung Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.

c. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subyek penelitian. Studi dokumentasi

ada yang berupa tulisan, gambar dan karya yang berupa tulisan

biasanya berupa catatan harian, dan otobiografi atau biografi yang

berupa gambar biasanya mengenai foto-foto pribadi.24 Data seperti

ini berhubungan dengan aktivitas keseharian konseli data biografi

konseli dan lain sebagainya.

Tabel 1.1

Jenis Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

No Jenis data Sumber data TPD

3. Proses Konseling Konselor, Orang tua dan Konseli

(32)

24

Keterangan :

TPD : Teknik Pengumpulan Data

O : Observasi

W : Wawancara

D : Dokumentasi

6. Teknik Analisis Data

Setelah data-data yang diperoleh dari hasil observasi,

wawancara dan studi dokumentasi maka dapat ditarik kesimpulan

mengenai permasalahan konseli. dalam penelitian kualitatif, analisis

data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Analisis data

dilakukan melalui 3 tahap, yaitu:

a.) Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan.

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keleluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi.

Dalam hal ini data yang sudah diperoleh dan dikelompokkan

sesuai tema dan memilah mana data yang diperlukan dan tidak

diperlukan.

b.) Penyajian Data

(33)

25

kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel,

grafik, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

Menyajikan data yang sering digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah bersifat naratif, maksudnya untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang dipahami.25 Dalam penelitian ini, setelah data direduksi

maka selanjutnya data tersebut diolah dalam bentuk narasi

sehingga mudah untuk dilakukan analisis terkait dengan

permasalahan yang di lapangan.

c.) Verifikasi

Langkah terakhir yaitu verifikasi atau penarikan kesimpulan.

kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang

atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

25

(34)

26

7. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan tingkat ketepatan antara data yang

terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh

peneliti. Data yang valid adalah data yang tidak terdapat perbedaan

antara data yang dilaporkan peneliti dengan kenyataan yang terjadi

pada obyek di lapangan. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa kebenaran

realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi

bersifat jamak dan tergantung pada konstruksi manusia.26

Dalam hal ini peneliti sebagai instrumennya yang menganalisa

data-data langsung di lapangan untuk menghindari kesalahan pada

data-data tersebut, maka dari itu untuk mendapatkan hasil yang

optimal dalam penelitian ini, peneliti harus mengetahui cara-cara

memperoleh tingkat keabsahan data antara lain:

a. Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Keikutsertaan tidak dilakukan dalam waktu singkat, tetapi

memerlukan perpanjangan pada latar penelitian. Peneliti tinggal di

lapangan penelitian sampai kejenuhan penelitian teracapai.27

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan diharapkan sebagai upaya untuk

memahami pokok perilaku, situasi, kondisi serta proses tertentu

26

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2014), hal 119.

27

Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling,

(35)

27

sebagai pokok penelitian. Dengan kata lain, jika perpanjangan

penelitian menyediakan data yang lengkap, maka ketekunan

pengamatan menyediakan pendalaman data. Oleh karena itu

ketekunan pengamatan merupakan bagian penting dalam

pemeriksaan keabsahan data.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding data. Dengan adanya teknik

ini bisa diketahui adanya alasan terjadinya perbedaan penulis,

memanfaatkan pengamatan lain untuk pengecekan kembali data

yang diperoleh. Triangulasi dapat dilakukan dengan cara

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara, membandingkan data yang diperoleh dari informan

pada waktu didepan umum dengan pribadi, membandingkan

perkataan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang

dikatakan kondisi sepanjang waktu, kemudian penulis juga

melakukan perbandingan wawancara dengan isi dokumen yang

(36)

28

G. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini dapat dipahami secara utuh dan

berkesinambungan, maka perlu adanya penyusunan sistematika

pembahasan yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN yaitu: gambaran umum yang membuat

pola dasar dan kerangka pembahasan skripsi. Bab ini

meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan

sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA: Membahas kajian pustaka sebagai

landasan teori dalam penelitian dan penulisan skripsi. Pada

bab ini berisi pembahasan yang berkaitan dengan

pengertian Bimbingan dan Konseling Islam, tujuan

Bimbingan dan Konseling Islam, fungsi Bimbingan dan

Konseling Islam, prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Islam, pengertian hypnosleep, langkah-langkah hypnosleep, tujuan hypnosleep, hypnosleep dalam perspektif islam, kemudian juga dibahas tentang pengertian perilaku negatif

anak, bentuk-bentuk perilaku negatif, penyebab perilaku

negatif anak dan dampak perilaku negatif anak.

BAB III PENYAJIAN DATA: Bab ini berisi pembahasan tentang

deskripsi umum obyek penelitian yang berisi deskripsi

(37)

29

deskripsi konselor, deskripsi ko-konselor, deskripsi konseli

dan deskripsi masalah. Selanjutnya pembahasan tentang

deskripsi hasil penelitian yang berisi: proses bimbingan dan

konseling Islam dengan hypnosleep dalam menangani perilaku negatif anak, serta deskripsi hasil proses

bimbingan dan konseling Islam hypnosleep dalam menangani perilaku negatif anak.

BAB IV ANALISA DATA: dalam bab ini berisi laporan hasil

penelitian yang berupa analisis proses pelaksanaan terapi

yang meliputi identifikasi masalah, diagnosis, prognosis,

treatment, dan follow up.

BAB V PENUTUP: yang berisi tentang kesimpulan dari kajian ini

(38)

30 BAB II

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM, HYPNOSLEEP DAN PERILAKU NEGATIF ANAK

A. KAJIAN TEORITIK

1. Bimbingan dan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

Secara etimologis, Bimbingan dan Konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan” (terjemahan dari kata guidance) dan “konseling” (diadopsi dari kata counseling). Secara harfiah istilah

“guidance” dari akar kata “guide” berati mengarahkan (to direct),

membantu (to pilot), mengelola (to manage), dan menyetir (to steer).28

Dari segi pengertian bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok

individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan

dalam hidupnya, agar individu atau sekumpulan individu-individu

itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.29

Untuk menjelaskan pengertian bimbingan, maka berikut ini

adalah penjelasan dari berbagai pakar diantaranya adalah sebagai

berikut:

28

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 5

29

(39)

31

Menurut Bimo Walgito bimbingan adalah tuntunan, bantuan

atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan

individu dalam menghindari atau menyatakan kesulitan-kesulitan

dalam kehidupannya agar supaya individu tersebut dapat mencapai

kebahagiaan.30

Menurut Sunaryo Kartadinata, dalam bukunya Syamsu Yusuf

LN dan Juntika Nurihsan mengartikan bahwa bimbingan sebagai

proses membantu individu untuk mencapai perkembangan

optimal.31

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para

pakar bimbingan dan konseling tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan seorang

pembimbing kepada seorang individu maupun kelompok agar

individu maupun kelompok yang dibimbing tersebut dapat

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan,

melalui interaksi, dan pemberian nasehat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku

sehingga akan mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya.

Sedangkan pengertian konseling adalah dalam bahasa

Inggris, Counseling dikaitkan dengan kata Counsel yang diartikan sebagai berikut: nasehat (to abtain counsel), anjuran (to give

30

Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah III, (Yogyakarta: Adi Offset, 1995), hal. 4

31

(40)

32

counsel), pembicaraan (totake counsel). Dengan demikian counseling dapat diartikan sebagai pemberian nasehat, pemberian anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.

Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program

bimbingan. Layanan ini memfasilitasi untuk memperoleh bantuan

pribadi secara langsung untuk mengatasi masalah yang timbul pada

diri seseorang.32

Mohammad Surya menyatakan bahwa konseling adalah

suatu proses berorientasi belajar, dilakukan dalam suatu lingkungan

sosial, antara seseorang dengan seseorang, dimana seorang

konselor yang memiliki kemampuan profesional dalam bidang

keterampilan dan pengetahuan psikologis, berusaha membantu

klien dengan metode yang cocok dengan kebutuhan klien tersebut,

dalam hubungaannya dengan keseluruhan program ketenagaan,

supaya dapat mempelajari lebih baik tentang dirinya sendiri, belajar

bagaimana memanfaatkan pemahamkan tentang dirinya untuk

realistik, sehingga klien dapat menjadi anggota masyarakat yang

berbahagia dan lebih produktif.33

Dari berbagai pemaparan pengertian konseling dari para

tokoh konseling tersebut, dalam pemaparannya tidak jauh beda,

yang intinya bahwa konseling itu merupakan suatu proses bantuan

32

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, Cet.ke 3, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 21

33

(41)

33

yang dilakukan antar pribadi dimana satu orang dibantu oleh satu

orang lainnya untuk meningkatkan suatu pemahaman dan

kecakapan dalam menemukan suatu masalah yang dihadapi dan

menghasilkan sebuah solusi.

Setelah diketahui arti dari bimbingan dan konseling, maka

kemudian dalam hal ini perlu diketahui juga maksud dari penulis

dalam mendefinisikan Bimbingan Konseling Islam itu sendiri,

adalah sebagai berikut:

Dalam bukunya, Tohari Musnamar mendefinisikan

Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan

terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai

makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan

dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat.34

Menurut Ahmad Mubarok, MA. Dalam bukunya konseling

agama teori dan kasus, pengertian Bimbingan Konseling Islam

adalah usaha pemberian bantuan kepada seorang atau kelompok

orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin dalam

menjalankan tugas-tugas hidupnya dengan menggunakan

pendekatan agama, yakni dengan membangkitkan kekuatan getaran

34

(42)

34

batin didalam dirinya untuk mendorong mengatasi masalah yang

dihadapinya.35

Maka dari itu makna secara keseluruhan maksud dari

Bimbingan dan Konseling Islam itu adalah suatu aktivitas

pemberian nasehat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan

saran-saran dalam bentuk pembicaraan yang komunikatif antara konselor

dan konseli atau klien.36 Sedangkan menurut Dra. Hallen A, M.Pd

dalam bukunya Drs. Syamsul Munir Amin, M.A. menyatakan

bahwa Bimbingan dan Konseling Islami adalah proses pemberian

bantuan terarah, kontinu, dan sistematis, kepada setiap individu

agar dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang

dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan

nilai-nilai yang terkandung didalam Al Qur’an dan Al Hadits Rasulullah

Saw kedalam dirinya, sehingga dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an, dan Al Hadits.37

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

Bimbingan dan Konseling Islam adalah suatu proses atau aktifitas

pemberian bantuan berupa bimbingan kepada individu yang

membutuhkan, untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya

agar klien dapat mengembangkan potensi akal fikiran dan

35

Ahmad Mubarok, Konseling Agama Teori dan Kasus, Cet. 1 (Jakarta : Bina Rencana Pariwara, 2002), hal. 4-5

36

Hamdan Bakran Adz-Dzaky, Konseling & Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Baru Pustaka, 2006 ), hal. 180-181

37

(43)

35

kejiwaannya, keimanan serta dapat menanggulangi problematika

hidupnya dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga dalam hidupnya mendapat

petunjuk dari Allah SWT.

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

Secara garis besar tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

dapat dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya

sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan diakhirat. Sedangkan tujuan dari bimbingan dan

konseling dalam Islam yang lebih terperinci adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan,

dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak

dan damai, bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan

taufik dan hidayah Tuhannya.

2. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik

pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja

maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.

3. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu

sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi,

kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang.

4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu

(44)

36

berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala

perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya

5. Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi

itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah

dengan baik dan benar, ia dapat dengan baik menanggulangi

berbagai persoalan hidup, dan dapat memberikan kemanfaatan

dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek

kehidupan.

6. Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang

sesuai dengan Islam (bersumber pada Al-Quran dan paradigma

kenabian.38

Sedangkan dalam bukunya Bimbingan dan Konseling dalam

Islam, Ainur Rahim Faqih membagi tujuan Bimbingan dan

Konseling Islam dalam tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan umumnya adalah membantu individu mewujudkan

dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan di akherat.

2. Tujuan khususnya adalah:

a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.

b. Membantu individu untuk mengatasi masalah yang

dihadapinya.

38

(45)

37

c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan

situasi dan kondisi yang baik atau yang tetap baik menjadi

tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan

menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.39

c. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam

Dilihat dari beragamnya klien maka fungsi Bimbingan dan

Konseling Islam secara tradisional dibagi menjadi:

1. Fungsi Preventif (pencegahan) yaitu membantu individu agar

dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum

mengalami masalah kejiwaan, upaya ini meliputi:

pengembangan strategi dan program yang dapat digunakan

mengantisipasi resiko hidup yang tidak perlu terjadi.

2. Fungsi Remedial atau Rehabilitatif yaitu konseling banyak

memberikan penekanan pada fungsi remedial karena sangat

dipengaruhi psikologi klinik dan psikiatri. Fokus peranan

remedial adalah: penyesuaian diri, menyembuhkan masalah

psikologis yang dihadapi dan mengembalikan kesehatan

mental serta mengatasi gangguan emosional.

3. Fungsi Edukatif (pengembangan atau developmental) yaitu berfokus pada membantu meningkatkan keterampilan dalam

kehidupan, mengidentifikasi dan memecahkan masalah hidup

39

(46)

38

serta meningkatkan kemampuan menghadapi transisi dalam

kehidupan.40

Sedangkan secara umum, fungsi Bimbingan dan

Konseling meliputi beberapa aspek, diantaranya sebagai

berikut:

1. Fungsi pencegahan, yaitu merupakan usaha pencegahan

terhadap timbulnya masalah.

2. Fungsi penyaluran, bimbingan konseling membantu

mendapatkan kesempatan penyaluran pribadi

masing-masing.

3. Fungsi penyesuaian, bahwa bimbingan konseling membantu

tercapainya penyesuaian dengan lingkungannya.

4. Fungsi perbaikan, yaitu Bimbingan dan Konseling berusaha

untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

5. Fungsi pengembangan, pelayanan yang diberikan dapat

membantu dalam mengembangkan keseluruhan potensi dan

keterampilan yang ada dalam diri individu secara lebih

terarah.

d. Prinsip Bimbingan dan Konseling Islam

Dalam bukunya Tohari Musnamar menyebutkan prinsip

bimbingan dan konseling islam antara lain:

40

(47)

39

1. Membantu individu untuk mengetahui, mengenal dan

memahami keadaan dirinya sesuai dengan hakikatnya

(mengingatkan kembali akan fitrahnya).

2. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana

adanya, baik dan buruknya, kekuatan dan kelemahannya,

sebagai sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah, namun

manusia hendaknya menyadari bahwa diperlukan ikhtiar

sehingga dirinya mampu bertawakal kepada Allah SWT.

3. Membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi)

yang dihadapinya.

4. Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah.

5. Membantu individu dalam mengembangkan kemampuan

mengantisipasi masa depan, sehingga mampu memperkirakan

kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan keadaan sekarang

dan memperkirakan akibat yang akan terjadi, sehingga

membantu mengingat individu untuk lebih berhati-hati dalam

melakukan perbuatan dan bertindak.41

2. Hypnosleep

a. Pengertian Hypnosleep

Hypnosleep berasal dari dua gabungan kata, yaitu hypnosis dan sleep yang artinya, sebagai berikut:

41

(48)

40

1. Pengertian Hipnosis

Hipnosis berasal dari kata hypnos yang berarti tidur. Namun hipnosis itu sendiri bukanlah tidur. Secara sederhana,

hipnosis adalah fenomena yang mirip tidur, dimana alam bawah

sadar lebih mengambil peranan, dan peran alam sadar

berkurang. Pada kondisi semacam ini, seseorang menjadi sangat

sugestif (mudah dipengaruhi). Menurut Milton H Erikson, hipnosis adalah permainan imajinasi otak manusia melalui

teknik komunikasi persuasif dan sugestif. Imajinasi suyet (orang

yang terhipnosis) dikembangkan mengembara, bebas

berkeliaran. 42

Hipnosis adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk

menjangkau pikiran bawah sadar dengan cepat dan mudah.

Proses komunikasi yang dilakukan sehari-hari dengan anak

merupakan suatu proses hipnosis. Melalui proses komunikasi

tersebut seseorang dapat menanamkan sugesti atau ide baru

dalam diri seseorang.43

Sedangkan pemanfaatan hipnosis dalam pembinaan anak

dibidang fisik, mental, dan spiritual dengan memperhatikan

42

Muhammad Noer, Hypnoteaching for Success Learning, (Yogyakarta: Pedagogia, 2010), hal.17

43

(49)

41

pengaruh hipnosis untuk selalu menanamkan sugesti positif pada

jiwa bawah sadar anak disebut dengan istilah hypnoparenting.44 Dalam kondisi hipnosis alam bawah sadar lebih

mengambil peranan. Didalam diri manusia terdapat dua bentuk

pemikiran, yakni pemikiran sadar (conscious mind) dan pemikiran bawah sadar (subconscious mind). Pemikiran sadar bekerja dengan sangat nyata. Artinya, orang yang bekerja

dengan pemikiran sadar akan bekerja dengan sadar diri,

mengerti betul dengan apa yang dikerjakan atau apa yang

sedang dipikirkan, seperti kegiatan manusia pada umumnya.

Ketika sedang makan, minum, duduk, berjalan, berlari,

membaca buku, menulis, belajar atau apapun itu yang dilakukan

benar-benar menyadari apa yang dikerjakan.

Saat dilahirkan, manusia hanya mempunyai satu pikiran

yaitu pikiran bawah sadar. Pikiran sadar baru terbentuk saat usia

3 tahun. Pikiran sadar akan semakin berkembang dan bekerja

optimal sekitar usia 13 tahun. Pengaruh pikiran sadar terhadap

hidup seseorang adalah 12%, sedangkan pikiran bawah sadar

88%. Dengan kata lain pengaruh kekuatan pikiran sadar dan

44

(50)

42

bawah sadar dalam menentukan perilaku, pola pikir, sikap

kebiasaan, dan hidup seseorang adalah 1:9.45

Adapun pikiran bawah sadar jarang sekali dikenali,

kecuali orang-orang yang mengerti dan memahami. Pikiran

bawah sadar bekerja dengan sangat sadar, walaupun tidak

disadari oleh pemiliknya. Pikiran bawah sadar bereaksi dengan

sangat halus, namun jelas dan pasti. Pikiran bawah sadar bekerja

sangat efektif tergantung dari program pemiliknya. Pikiran

bawah sadar tidak akan memedulikan program yang diberikan,

positif atau negatif, baik atau buruk, mendukung atau

mengurung, membawa kemajuan atau kemunduran. Semua

program akan diterima dengan senang hati dan dikerjakan

dengan sangat efektif.

Dengan bantuan hipnosis, seorang hipnotis atau

hipnoterapis dapat dengan mudah masuk ke pikiran bawah sadar

suyet (orang yang dihipnotis) dan melakukan otak-atik

„’program’’. Akibatnya bisa bermacam-macam dan mungkin

saja bermanfaat atau tidak bermanfaat. Program yang

bermanfaat jika sugesti yang diberikan berupa sugesti yang

positif. Adapun program yang tidak bermanfaat adalah sugesti

yang diberikan berupa sugesti negatif. Sugesti yang diberikan

ketika seseorang dalam keadaan hipnosis akan mempengaruhi

45

(51)

43

perilaku seseorang dan sebagai hasil akhir sudah tentu hidup

orang juga akan berubah.46 Orang-orang yang mudah terkena

sugestif disebut dengan sugestibel. Anak-anak pada umumnya sangat sugestibel.47 Adapun lima cara untuk masuk pikiran bawah sadar, yaitu melalui proses afirmasi, repetisi atau

pengulangan, intensitas emosi, kondisi hipnosis, dan

disampaikan figur yang berpengaruh.

2. Sleep

Sleep berasal dari bahasa Inggris yang artinya tidur. Sleep atau tidur juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah

sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan

pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsangan lainnya.48

Berdasarkan electroencephalograph (EEG) atau perekam gelombang otak, kodisi tidur terbagi menjadi beberapa tingkatan

yang berbeda-beda, yang dimulai sekitar satu jam dari keadaan

mengantuk, lalu tidur dan akhirnya tidur nyenyak.49

3. Hypnosleep

Hypnosleep adalah sebuah cara dalam memberikan sugesti kepada anak dengan kata-kata, materi cerita atau dongeng yang

mengandung kisah-kisah tauladan sehingga mampu membangun

46

Bunda Lucky, Bunda Lucky, 5 Menit Menguasai Hipnoparenting, (Jakarta: Penebar

), hal.84

47

Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju, 1996), hal.116

48

Pengertian Tidur Menurut Para Ahli, (http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-tidur-menurut-para-ahli.html?m=1, diakses 24 April 2016 pukul 10:46 wib)

49

(52)

44

karakter anak sesuai karakter yang ingin ditanamkan pada diri

anak yang disampaikan saat anak berada dalam kondisi alam

bawah sadar yang seperti sedang tidur atau mendekati tidur.

Dengan begitu perilaku negatif pada anak dapat dirubah dengan

cara yang mudah dan dapat menambah kedekatan anak dengan

orangtua melalui hypnosleep. Hypnosleep dilakukan ketika anak mau tidur malam dilanjut pada saat anak bangun pagi dan

dilakukan secara rutin atau bertahap. Dalam hypnosleep, orang tua berperan sebagai hipnotis, sementara anak selaku suyet atau

orang yang dihipnosis.

Gelombang otak manusia dibagi menjadi empat kategori

yaitu, beta (<12-25Hz), alpha (<8-12Hz), theta (<4-8Hz) dan

delta (<0.5-4Hz). Gelombang otak dapat diukur dengan alat

electroencephalograph (EEG). Gambar 2.1

Gelombang Otak Manusia

Otak manusia memancarkan frekuensi tertentu untuk

(53)

45

delta yang mempunyai kisaran frekuensi (<0.5-4Hz) gelombang

ini dialami seseorang saat tidur nyenyak. Hypnosleep dilakukan pada saat anak dalam tingkat kesadaran theta (<4-8Hz). Kondisi

theta merupakan kondisi meditatif yang sangat mendalam, ide-ide kreatif sering muncul pada kondisi ini. Informasi yang

diterima anak saat otak dalam kondisi ini akan langsung

menjangkau bawah sadar dan tersimpan dalam memori jangka

panjang. Karena itu kondisi ini disebut kondisi yang sangat

sugestif dan pada kondisi theta biasa ditandai dengan rapid eyemovement(REM) atau pergerakan mata.50

Selain itu dalam proses hypnosleep cerita atau dongeng yang disampaikan harus sesuai dengan permasalahan yang

dialami klien dan disampaikan dengan menarik dengan

memperhatikan efek visualisasi, auditorial dan kinestekniknya.

b. Langkah-langkah Hypnosleep

Langkah-langkah pada hypnosleep ini masih menggunakan langkah yang tidak jauh berbeda dengan hipnoterapi pada umumnya,

yaitu tahapan yang ada di struktur dasar hipnoterapi, yaitu pre-induction, induction, deepening, sugestion dan termination. Akan tetapi, tidur bagi seorang muslim adalah ibadah, maka sebelum tidur

hendaklah didahului dengan adab-adab tidur yang dicontohkan

50

(54)

46

Rasulullah Saw agar tidur menjadi tenang, nyaman dan tidak

diganggu setan dan dapat bangun di pagi hari.51 Adapun adab tidur

Rasulullah Saw sebagai berikut:

a) Berwudhu sebelum tidur

Tidur dalam keadaan berwudhu termasuk sebuah

keutamaan. Rasulullah Saw terbiasa melakukan wudhu sebelum

tidur. Bahkan ketika tengah malam beliau terbangun karena

ingin membuang hajat, kemudian setelah selesai membuang

hajat, beliau berwudhu kembali sebelum melanjutkan tidur. Oleh

karena itu berwudhu sebelum tidur sangat dianjurkan seperti

yang tertera dalam hadits dibawah ini:52

ةاَصلل كءْوضو ْأَضوتف كعجْضم تْيتأ اذإ

.

Artinya: Rasulullah SAW menerangkan, "Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah sebagaimana wudhu akan sholat". (HR. Bukhari)

Di jelaskan juga bersuci ketika tidur itu ada dua macam:

bersuci secara zhahir yaitu bersuci sebagaimana yang orang

ketahui dan bersuci secara batin yaitu bertaubat.53 Jadi,

membiasakan wudhu sebelum tidur akan menjadi pembersih diri

seseorang dari dosa-dosa yang dilakukannya pada hari itu.

51 Abu Ihsan, Penuntun Lengkap Bergambar : Do’

a Yuk! – Beserta Tata Caranya, (Mizan Publishing, 2005), hal.48

52Muhammad Syafi’ie el

-Bantanie, Dahsyatnya Terapi Wudhu, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), hal. 158

53

Gambar

  Tabel 1.1 Jenis Data,  Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Gambar 2.1 Gelombang Otak Manusia
Tabel. 3.1
  Tabel 4.1 Langkah-langkah konselor dalam proses bimbingan konseling Islam
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu kadar logam dasar (Cu, Pb, Zn) ditunjukkan dari conto TPM_04A dengan kadar yang tinggi pada temperatur mineralisasi antara 200°C-300°C, salinitas yang paling tinggi (3,3

Setelah murid dan kelompok menemukan rumus luas permukaan tabung, murid di minta membantu “Sang Pemesan” menghitung biaya yang diperlukan untuk membeli 1000 kemasan “Master

JAWA TIMUR 1 Kabupaten Pacitan 2 Kabupaten Ponorogo 3 Kabupaten Trenggalek 4 Kabupaten Tulungagung 5 Kabupaten Blitar 6 Kabupaten Kediri 7 Kabupaten Malang 8 Kabupaten Lumajang

Tampilan Form Data Customer KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal mengenai kesimpulan dari perangkat lunak sistem pendukung keputusan membangun perangkat

Sengketa Konsumen, mengatakan penerapan asas pembalikan beban pembuktian dalam penyelesaian sengketa konsumen dapat menggunakan prinsip bertanggung jawab. Prinsip

Setelah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 diganti dengan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004, prinsip-prinsip pembentukan Perda ditentukan sebagai berikut: (1) Perda

U sklopu ovog rada potrebno je osmisliti sustav za automatiziranu proizvodnju koji će zamijeniti rad čovjeka kod oblikovanja velikog broja plastičnih ambalažnih kutija.. Kroz

Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Isi pokok laporan hasil observasi : deskripsi bagian, deskripsi manfaat,