• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI HUMAS PEMKAB PONOROGO DALAM MENANGANI EKSPOSE KAMPUNG IDIOT DI MEDIA (TAHUN 2011-2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI HUMAS PEMKAB PONOROGO DALAM MENANGANI EKSPOSE KAMPUNG IDIOT DI MEDIA (TAHUN 2011-2013)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI HUMAS PEMKAB PONOROGO DALAM MENANGANI EKPOSE KAMPUNG IDIOT DI MEDIA

(TAHUN 2011-2013)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

OLEH : Aang Manderawati

09220367

KONSENTRASI PUBLIC RELATIONS JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Aang Manderawati

NIM : 09220367

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Strategi Humas Pemkab Ponorogo Dalam Menangani Ekspose Kampung Idiot Di Media (Tahun 2011-2013)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Jamroji, M.comm Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Aang Manderawati

Nim : 09220367

Konsentrasi : Public Relations

Judul Skripsi : Strategi Humas Pemkab Ponorogo dalam Menangani Ekspose Kampung Idiot di Media (Tahun 2011-2013)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Jumat Tanggal : 02 Mei 2014 Tempat : Ruang 609

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan penguji :

1. Nasrullah, M.Si Penguji I (……….)

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Aang Manderawati

Tempat, tanggal lahir : Ponorogo, 24 Desember 1990 Nomor Induk Mahasiswa : 09220367

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

Strategi Humas Pemkab Ponorogo Dalam Menangani Ekspose Kampung Idiot Di Media (Tahun 2011-2013) adalah bukan karya ilmiah orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Malang, April 2014 Yang menyatakan,

(5)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Aang Manderawati 2. NIM : 09220367

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu komunikasi

5. Konsentrasi : Public Relations

6. Judul Skripsi : Strategi Humas Pemkab Ponorogo Dalam Menangani Ekspose

Kampung Idiot Di Media (Tahun 2011-2013) 7. Pembimbing : 1. Jamroji, M.comm

2. Dr. Asep Nurjaman, M.Si

8. Kronologi Bimbingan

Tanggal Paraf Pembimbing Keterangan Pembimbing I Pembimbing II

10 Februari 2013 Acc. Judul

03 September 2013 Seminar Proposal

23 Juli 2013 Acc. Proposal

26 Februari 2013 Acc. Bab I

04 April 2013 Acc. Bab II

30 Juni 2013 Acc. Bab III

12 April 2014 Acc. Bab IV

17 April 2014 Acc. Bab V

22 April 2014 Acc. Seluruh Naskah

Malang, 22 April 2014 Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

v ABSTRAK

Aang Manderawati, 09220367

STRATEGI HUMAS PEMKAB PONOROGO DALAM MENANGANI EKSPOSE KAMPUNG IDIOT DI MEDIA (TAHUN 2011-2013)

Pembimbing : Jamroji, M.comm dan Dr. Asep Nurjaman, M.Si (xiv + 126 halaman )

Bibliografi: 25 buku 5 sumber lain 2 penelitian terdahulu Kata Kunci: Strategi Humas, Media Relations

Humas dalam menciptakan citra yang baik menggunakan metode atau strategi tertentu sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Baik faktor pendukung internal maupun faktor pendukung eksternal yang ada di lingkungan kerja humas. Demikian halnya dengan humas Kabupaten Ponorogo yang memiliki strategi tertentu dalam bekerja khususnya dalam menangani ekspose kampung idiot. Pemberitaan kampung idiot di media menggambarkan masyarakat yang kekurangan gizi dan berada di bawah garis kemiskinan selama puluhan tahun tanpa ada penanganan dari pemerintah setempat. Pemberitaannya cenderung negatif dan menyudutkan pemerintahan Kabupaten Ponorogo. Strategi untuk setiap permasalahan tentulah berbeda jika kita ingin mengetahui kegiatan atau kebijakan pemerintah kabupaten atau kota. Humas pemerintah harus memiliki strategi yang baik untuk menangani permasalahan yang dihadapi sekaligus mendapatkan citra yang baik oleh pemerintah itu sendiri. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Strategi apa yang dilakukan humas pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani ekspose kampung idiot di media?

Penelitian ini menggunakan pendekatan dan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dalam menentukan informan penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, informan dalam penelitian ini adalah humas pemkab Ponorogo. Lokasi penelitian berada di kantor humas Pemkab Ponorogo di Jalan Alun-alun Utara no 1 Kabupaten Ponorogo. Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik (a) wawancara (b) dokumentasi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Membuat catatan lapangan (2) Membuat catatan penelitian (3) Mengelompokkan data sejenis (4) Melakukan interpretasi atau penguatan

(7)

vi

Mengembangkan jaringan, dengan terus menjalin kerjasama dengan wartawan lokal maupun nasional serta berbagai pihak, seperti dengan kementrian sosial (2) Tercapainya Hubungan Antara Humas dengan Media Terhadap Pemberitaan Kampung Idiot, dengan adanya hubungan yang baik dengan media, pemberitaan kampung idiot di media menjadi jarang diberitakan, bahkan tidak diberitakan lagi akhir-akhir ini.

Malang, 21 April 2014

Peneliti

(8)

vii ABSTRACT

Aang Manderawati, 09220367

PUBLIC RELATIONS OF PONOROGO REGENCY’S STRATEGY IN HANDLING THE EXPOSURES OF IDIOT VILLAGE IN MEDIA (YEAR 2011-2013)

SUPERVISOR: JAMROJI, M.COMM. AND DR. ASEP NURJAMAN, M.SI (XIV + 126 PAGES)

BIBLIOGRAPHY: 25 BOOKS 5 OTHER SOURCES 2 PREVIOUS STUDIES KEYWORDS: THE STRATEGY OF PUBLIC RELATIONS, MEDIA

RELATIONS

Public Relations in creating a good image of using a particular method or strategy in accordance with the problems faced. Both internal supporting factors and external support factors that exist in the work environment of public relations. So it is with public relations of Ponorogo Regency that has a certain strategy in work, especially in dealing with exposure an idiot village. The preaching of idiot village in the media depicting people who are malnourished and are under the poverty line for decades without any treatment of the local government. The preaching tends to be negative and discrediting government of Ponorogo Regency. The Strategy for each problem would have been different if we want to know the activities or policies of the district or city. Public Relations government should have a good strategy to deal with the problems faced and at the same time get a good image of the government itself. The problems of this study are as follows: (1) What strategies do public relations of Ponorogo Regency have in dealing with idiot village in the media exposure?

This study used a descriptive research approach and qualitative. In determining the informant, this research uses purposive sampling techniques, informants in this study is the public relations of Ponorogo regency. Location of the study is in the public affairs office at Jalan Ponorogo Regency Square North No. 1 Ponorogo Regency. To obtain the necessary data, the researchers used a technique such as (a) interview (b) documentation. The validity of the data was using a data triangulation techniques. Analysis of the data used in this study are as follows: (1) Making field notes (2) Make notes the study (3) Grouping similar data (4) Perform interpretation or strengthening.

(9)

viii

local journalists and national journalists as well as various parties, such as the social ministry (2) The achievement of relationship between Public Relations with Media in the preaching of Idiot Village, with a good relationship with the media, the preaching of idiot village in the media became rarely reported, in fact it is no longer reported lately.

Malang, 21 April 2014 Researcher

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamin

Segala Puja dan Puji hanya milik Allah SWT, dengan segenap rasa syukur akan ke-Esaan Nya yang telah memberi nikmat dan anugerah yang sangat indah pada waktunya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Strategi Humas Pemkab Ponorogo Dalam Menangani Ekspose Kampung Idiot Di Media (Tahun 2011-2013) ini dapat terselesaikan dengan baik.

Melalui skripsi ini, penulis ingin mengetahui strategi yang dilakukan humas pemkab Ponorogo dalam menangani ekspose kampung idiot di media. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi, yaitu mewawancarai humas pemkab Ponorogo dan mendokumentasikan segala sesuatu mengenai objek penelitian.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Drs. H. Muhadjir Efendi, MAP dan seluruh pembantu rektor UMM.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

(11)

x

4. Segenap dosen prodi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan segala ilmunya kepada mahasiswa, khususnya peneliti.

5. Kedua orang tua tercinta Bapak Janimin dan Ibu Partini yang senantiasa mengiringi dengan do’a, kasih sayang, dorongan, dukungan, nasehat,

kesabaran saat mendengarkan cerita, perhatian dan materi yang tidak pernah berhenti selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Kakak kandung terkasih Ika Putra Tantiana Dewi yang selalu memberikan semangat, do’a, materi dan selalu sabar menghadapi keluh kesah dan tangis

adiknya saat mengerjakan skripsi serta seluruh keluarga besar dinasti Eyang Karmonawi.

7. Sahabat-sahabat tersayang : Yossi Ari Pratiwi dan Cintia Devi Seputri. Dan orang terdekat dan terkasih Feri Agus Wijaya. Mereka yang selalu menyemangati peneliti dari awal hingga akhir perkuliahan serta dalam proses penyelesaian skripsi.

8. Teman seperjuangan bimbingan Pak Jamroji, Shary Zamrud, Mala, Vivi serta teman senasib Chaca. Terima kasih buat kalian semua untuk diskusi, kesabaran, cerita, pengalaman, keseruan, dan hari indah yang sudah kita lewati bersama selama ini. Saya bangga dengan kalian semua.

9. Teman-teman kos tercinta Sunikun, Donnamomo, Tante Neni, Bebong Dita, Cupa-cupa, Ciipil, Aminah yang telah menghibur, memotivasi, mendoakan dan mensupport peneliti dalam proses penyelesaian skripsi. Big Hug for you guys.

(12)

xi

Terimakasih atas semuanya yang telah mendukung dan mendoakan saya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 2 Mei 2014 Penyusun,

(13)

xii DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAKSI ... v

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Hubungan Masyarakat ... 11

2.1.1 Pengertian Humas ... 11

2.1.2 Peranan, Tugas dan Fungsi Humas ... 13

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Humas ... 16

2.1.4 Humas Pemerintah ... 21

2.2 Media Massa ... 27

(14)

xiii

2.2.2 Karakteristik Media Massa ... 28

2.2.3 Efek Pesan Media Massa ... 28

2.3 Media Relations ... 30

2.3.1 Pengertian Media Relations ... 30

2.3.2 Bentuk Media ... 32

2.3.3 Prinsip Media Relations... 33

2.3.4 Strategi Media Relations ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 37

3.2 Teknik Penentuan Informan ... 37

3.3 Lokasi Penelitian ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Teknik Keabsahan Data ... 39

3.6 Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV PENYAJIAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Ponorogo ... 42

4.1.1 Sejarah Berdirinya Kabupaten Ponorogo ... 42

4.1.2 Asal Usul Nama Ponorogo ... 43

4.1.3 Letak Geografis Kabupaten Ponorogo ... 43

4.1.4 Visi, Misi dan Moto Kabupaten Ponorogo ... 45

4.1.5 Tujuan Pembangunan dalam Kurun Waktu Lima Tahun ... 46

4.1.6 Potensi Wilayah Kabupaten Ponorogo... 47

(15)

xiv

4.1.8 Struktur Organisasi Bagian Humas dan Protokol Pemkab

Ponorogo ... 58

4.1.9 Kedudukan Pokok dan Fungsi Humas Pemkab Ponorogo ... 58

4.2 Sejarah Kampung Idiot ... 60

4.3 Strategi Humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam Menangani Ekspose Kampung Idiot di Media ... 64

4.3.1 Mengelola Relasi ... 66

4.3.2 Mengembangkan Strategi Humas ... 68

4.3.3 Mengembangkan Jaringan ... .80

4.4 Tercapainya Hubungan Antara Humas dengan Media Terhadap Pemberitaan Kampung Idiot ... 83

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

4.1 Struktur Organisasi Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten

(17)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Linggar. 2001. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Bonar, SK. 1983. Hubungan Masyarakat Modern. Jakarta: Rineka Cipta

Bungin, Barhan. 2007. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus, Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana

Cangara, Hafied. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit PT. Rajawali Pers. Jakarta.

Frank Jefkins, 1995. Public Relations, Disempurnakan oleh Daniel Yadin, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga Jakarta.

Frida Kusumastuti, 2004: Dasar-dasar Humas. Penerbit Ghalia Idonesia. Bogor. Hamidi, 2004.Metode Penelitian Kualitatif, Aplikasi Praktis, Pembuatan

Proposal dan Laporan Penelitian. Penerbit UMM Press.

Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Lexy J. Moleong, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT. Remaja

Rosdakarya Bandung.

Mc. Quail, Denis, Terjemahan Oleh Darma, Agus dan Ram, Aminuddin. 1989. Teori Komunikasi Massa. Penerbit Erlangga: Jakarta

Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Universitas Muhammadiyah Malang Press. Malang.

Onong, Utjana Effendy, 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Penerbit PT. Citra Aditya Bandung.

___________., 1990.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

__________., 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Rachmadi. F. 1994. Public Relations dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

RosadiRoslan. 1998. Manajemen Humas dan ManajemenKomunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

_________., 2001.Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya.

(18)

xvii

_________., 2008.Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pres

Sugiyono, 2005.Memahami Penelitian Kualitatif. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.

Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta Widjaja, A.W. 1986. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta. Penerbit

PT. Bina Aksara

Winarni, 2003, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Malang: UMM Press

Yulianita, Neni, 2003. Dasar-dasar Public Relaion. Alqaprint. Cakrawala Baru Dunia Buku. Jatinangor

Wilson, J. Laurie dan Joseph D. Odgen, 2004. Strategic Communication Planning For Effective Public Relations & Marketing. Lowa. Kendall Hunt Publishing.

Non Buku

http://els.bappenas.go.id/upload/other/Peran%20Humas%20Pemerintah.htm (Diakses pada tanggal 4 Juli 2013 pukul 23.00 WIB)

http://blog.ub.ac.id/irvanuddin/2013/02/16/asal-usul-kampung-idiot-di-ponorogo/ (Diakses pada tanggal 9 Juli 2013 pukul 21.00 WIB)

Musthofa Hadi, SE dalam http://markbiz.wordpress.com (Diakses pada tanggal 1 Agustus 2013 pukul 06.00 WIB)

Eko Prasetyo, Graha Pena dalamhttp://www.kaskus.co.id/post/511cf2001760 (Diakses pada tanggal 15 April 2013 pukul 20.00 WIB)

Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Diakses pada tanggal 20 Agustus 2013 pukul 16.00 WIB)

PenelitianTerdahulu

Tehauyo, Lily Nurjaya (2010). Strategi Humas dalam Meningkatkan Citra Lembaga (Study pada Humas Pemkab Masohi).Malang: UMM

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era reformasi dituntut adanya keterbukaan bagi siapapun dan telah dijamin oleh Negara untuk setiap individu didalamnya. Dalam perkembangannya informasi saat ini menuntut adanya nuansa kebebasan dan keterbukaan bagi masyarakat. Adanya kebebasan dan keterbukaan ini, oleh masyarakat diikuti dengan berbagai tindakan dalam menyampaikan aspirasi terhadap pemerintah atas berbagai kebijakan yang diwujudkan dengan meningkatnya unjuk rasa, pernyataan sikap maupun pengaduan termasuk di dalamnya menilai suatu kondisi daerah (Sumber : Undang-undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik).

(20)

2

Menurut Ruslan (2006:67) humas dalam menciptakan opini publik menggunakan metode atau strategi tertentu sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan faktor yang medukung baik faktor pendukung internal maupun faktor pendukung eksternal yang ada di lingkungan kerja humas. Demikian halnya dengan humas Kabupaten Ponorogo yang memiliki strategi tertentu dalam bekerja khususnya dalam menangani ekspose kampung idiot. Bagian humas Kabupaten Ponorogo secara langsung berhubungan dengan publik-publiknya baik internal maupun eksternal dan sekaligus menjadi jembatan penghubung untuk semua publik-publiknya juga harus bisa mengelola opini publik yang muncul di masyarakat.

(21)

3

apa sekolah kalau hidup saja susah. Toh sekolah tidak menjamin hidup mereka lepas dari kesusahan. (Radar Ponorogo Rabu 22 Februari 2012)

Pemberitaan di media mengenai kampung idiot digambarkan sebagai kampung yang ditelantarkan oleh pemerintah daerah dimana keberadaan kampung idiot di Ponorogo sudah ada sejak puluhan tahun dan sampai saat ini masih ada. Kondisi ini bukan karena dipelihara atau dilestarikan. Namun menghilangkan predikat idiot sendiri tentu tak semudah membalik telapak tangan. Banyak sudah program pengentasan yang dilaksanakan, pendampingan yang dilakukan elemen pemerintah maupun swasta dan juga bantuan yang diberikan. Namun, warga yang idiot itu masih saja idiot lantaran banyak warga di desa itu yang mengalami keterbelakangan mental. Ada sebagian yang menilai sebutan kampung idiot terlalu ekstrim dan merendahkan harkat mereka. Sehingga, ada yang menggunakan istilah kampung dengan warga keterbelakangan mental. Ada lagi yang menyebutkan kampung berkebutuhan khusus. Apapun istilahnya, tak bisa dipungkiri bahwa di kampung tersebut memang banyak warga yang berkebutuhan khusus dikarenakan mengalami keterbelakangan mental atau lazim disebut idiot (Sumber : Radar Ponorogo Rabu 22 Februari 2012).

(22)

4

tetangganya. Dari hasil menjadi buruh tani, Ginem hanya bisa mengumpulkan sekira Rp 6.000 per hari. Uang itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari bersama tiga adik perempuannya yang mengalami keterbelakangan mental, yakni Boimen, Janem, dan Painten, serta adik laki-laki Dayat. Sehari-hari uang yang didapat hanya cukup untuk membeli gaplek atau tiwul. Keluarga Ginem adalah satu dari 43 keluarga di Desa Karang Patihan yang mengalami keterbelakangan mental dan sangat miskin. Dari total penduduk desa ini yaitu 5.439 jiwa, sebanyak 111 di antaranya mengalami keterbelakangan mental sedang dan 69 orang parah. Idiot parah maksudnya tak lagi bisa mencari nafkah sendiri dan harus menggantungkan dari pemberian orang lain. Itulah sebabnya daerah tersebut disebut kampung idiot. Tak hanya di desa ini, masih ada ratusan warga di Desa Pandak Kecamatan Balong dan Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon yang sebagian penduduknya mengalami nasib yang sama. Ketiga desa tersebut letaknya bersebelahan hanya dipisahkan oleh gugusan perbukitan Rajekwesi. Desa Sidoharjo berada di lereng sebelah utara, Desa Karang Patihan di lereng timur, sementara Desa Pandak berada di tenggara. Namun jarak antar desa mencapai puluhan kilometer dipisahkan hutan dan perbukitan kapur (Sumber : Radar Ponorogo Rabu 22 Februari 2012).

Masih banyak penduduk yang mengalami down syndrome (keterbelakangan mental). Jumlahnya mencapai ratusan. Sebagaimana dikutip dari Jawa Pos (15/4), penderita down syndrome paling banyak di Desa Sidoharjo,

(23)

5

pula warga idiot yang terpaksa dipasung selama puluhan tahun karena kerap marah dan menabrak apa saja yang ditemuinya. Pemberitaan lain adalah sebagaimana diambil dari www.kaskus.co.id yang ditulis oleh Eko Prasetyo dalam Graha Pena edisi 15 April 2012 sebagai berikut:

Kabupaten Ponorogo tidak hanya terkenal dengan budaya dan kesenian reog yang sudah tersohor kemana mana, ternyata juga menyimpan kondisi keterpurukan dalam kehidupan ekonomi masyarakatnya, yang cukup memilukan dan menyedihkan, entah sampai kapan pemerintah kabupaten Ponorogo ini menyembunyikan masyarakatnya dari dunia luar dengan nasib, yang dialaminya selama bertahun tahun hingga sampai saat ini beginilah wajah kabupaten Ponorogo yang terlihat gemerlap dan mempunyai kantor megah dengan lantai delapan yang merupakan kantor kabupaten yang paling megah di Indonesia ini, dengan sarana dan prasaranya namum kemegahan kantor pemkab ini, tidak sebanding dengan kehidupan masyarakatnya yang berada di pinggiran, mereka selalu kekurangan gizi dan penuh keprihatinan. Kampung idiot muncul di desa Krebat, Sidowayah dan Sidoarjo yang berada di kecamatan Jambon Ponorogo/kampung idiot kedua ditemukan di desa Karang Patihan kecamatan Balong, dan kali ini kampung idiot jilid tiga ditemukan lagi di desa pandak kecamatan Balong Ponorogo/kondisi kampung idiot ketiga ini tidak jauh kondisinya dengan kampung idiot yang jilid pertama dan kedua, kondisi masyarakatnya cukup mengenaskan dan memprihatinkan karena warga yang berada di desa Pandak yang memiliki 4 dusun ini rata rata penduduknya mengalami kurang gizi dan miskin sehingga untuk makanpun mereka hanya makan nasi gaplek atau tiwul selama bertahaun tahun.

Banyaknya media yang mengekspose kampung idiot ini yang paling gencar adalah di tahun 2011 yakni pada bulan Januari hingga bulan Juni, dalam jangka waktu kurang lebih setengah tahun ini baik media lokal maupun nasional bisa mencapai 5 kali dalam satu bulannya, namun lama kelamaan mereka juga tidak akan mengekspose secara terus-menerus. (Sumber: survei lapangan wawancara dengan kepala humas Pemkab Ponorogo)

(24)

6

cenderung menyudutkan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Hal tersebut bisa berdampak buruk terhadap pembentukan citra dari Pemkab Ponorogo dengan di eksposenya kampung idiot secara terus menerus di media

Menurut pendapat Yulianita (2003:42) mengatakan dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar PR memberikan penjelasan bahwa Tujuan Humas adalah untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi dari pada publik yang bersangkutan, Yulianita pun berkata dalam bukunya dasar-dasar PR, ada 4 hal prinsip dari tujuan PR yakni:

a. Menciptakan citra yang baik. b. Memelihara citra yang baik c. Meningkatkan citra yang baik

d. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun atau rusak.

Untuk dapat menjalin hubungan dengan media, humas harus memiliki strategi yang tepat karena menjalin hubungan dengan media juga merupakan cara untuk meningkatkan informasi dan citra sebuah instasi di mata masyarakat, yaitu khususnya hubungan dengan pers (press relations), yang dimaksud dengan pers disini adalah pers dalam arti luas, yakni semua media massa. Jadi selain surat kabar, juga majalah, kantor berita, radio siaran, televisi siaran dan lain-lain.(Effendy (2005:137))

(25)

7

Humas Pemkab Ponorogo sebagai ujung tombak pengelolaan informasi, dibangun melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM), penguatan struktur dan infrastruktur, sistem dan prosedur, komunikasi organisasi, audit komunikasi, serta manajemen komunikasi krisis, dalam upaya menciptakan tata kelola kehumasan yang baik sebagai bagian dari tata kelola pemerintahan yang baik.

Penilaian kinerja humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo direspon masyarakat luas dengan pendapat yang beragam, ada yang merasa puas dan belum puas terhadap kinerja humas. Keberhasilan suatu strategi bisa diukur dari bagaimana pedoman tata kelola kehumasan di Pemerintah Kabupaten Ponorogo sudah dapat terlaksana atau belum.

Penelitian terkait dengan judul yang diteliti saat ini mengenai strategi humas adalah penelitian yang dilakukan oleh Lily Nurjana Tehuyo (2005) tentang Strategi Humas dalam Meningkatkan Citra Lembaga (Studi pada Humas Pemkab Masohi). Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa strategi yang dilakukan oleh humas untuk mewujudkan citra positif yaitu dengan sikap terbuka, tidak alergi dengan media dan melaksanakan pembangunan yang tepat waktu dan sasaran. Jika ada isu humas segera mengkonfirmasikan dan diteruskan dalam pengimplementasian dan juga butuh dukungan dari masyarakat.

(26)

8

massa serta kerjasama dengan pers. Dari beberapa strategi tersebut dalam rangka menjalin hubungan baik dengan media adalah sebagai berikut: (1) mengelola relasi, relasi tugas dan pribadi, pemberian kartu ucapan pada saat lebaran atau natal kepada wartawan (2) mengembangkan strategi: menyediakan naskah sambutan bupati dan dokumentasi untuk selanjutnya membuat release dan memberikannya kepada media (3) mengembangkan jaringan: membangun relasi dengan wartawan lokal, lalu berkembang dengan wartawan nasional untuk selanjutnya wartawan internasional.

Strategi untuk setiap permasalahan tentulah berbeda jika kita ingin

mengetahui kegiatan/kebijakan pemerintah kabupaten/kota. Humas sebagai juru

bicara pemerintah harus mengetahui segala kebijakan pimpinan, latar belakang

kebijakan yang diambil dan tujuan yang diharapkan, disamping itu humas

pemerintah harus memiliki strategi yang baik untuk menangani permasalahan

yang dihadapi sekaligus mendapatkan citra yang baik oleh pemerintah itu sendiri.

Setiap kebijakan publik yang diambil itu dapat diimplementasikan dengan baik,

dan hal itu sangat membutuhkan dukungan publik. Sehingga peneliti tertarik

untuk meneliti lebih lanjut mengenai Strategi Humas Pemkab Ponorogo Dalam

Menngani Ekspose Kampung Idiot Di Media. Dalam penelitian ini peneliti

mengambil kurun waktu dari tahun 2011 sampai tahun 2013, yaitu sejak

dimulainya ekspose besar-besaran kampung idiot di media pada bulan Januari

(27)

9

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Strategi apa yang dilakukan humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani ekspose kampung idiot di media

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui strategi yang dilakukan humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani ekspose kampung idiot di media

1.4 Manfaat Penelitian

Dari sudut kepentingan teoritik, signifikasi penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

Secara teoritis

1. Melengkapi dan memperjelas hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti tentang humas khususnya yang berkaitan dengan strategi humas pemerintah

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam melengkapi konsep dan teori dalm bidang humasumumnya, khususnya yang berkenaan dengan strategi humas pemerintah.

(28)

10

Secara praktis

1. Bagi Perusahaan

Dari aspek praktis diharapkan dapat memberikan masukan ataupun motivasi kepada pemerintah khususnya para praktisi Humas Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam menangani kasus tereksposenya kampung idiot di media 2. Bagi Program Studi

Sebagai bahan masukan untuk mahasiswa program studi ilmu komunikasi selanjutnya yang akan meneliti tentang kegiatan kehumasan dalam mengembangkan strategi humas

3. Bagi Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Sistem diagnosa penyakit adalah sebuah program komputer yang mencoba untuk mendiagnosa suatu penyakit dari pertanyaan berupa gejala yang diderita si pengguna1. Finite

Kesimpulan penelitian ini sebagai berikut. Pertama, rata-rata komponen dari urutan tidak memenuhi sampai memenuhi adalah komponen indikator soal, kunci/kriteria, rumus

Java bukan turunan langsung dari bahasa pemrograman manapun, juga sama sekali tidak kompetibel dengan semuanya.. Java memiliki keseimbangan menyediakan mekanisme

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Kecenderungan lebih banyaknya frase eksosentris direktif yang berfungsi sebagai penanda nomina lokatif di dalam novel ini berkaitan dengan data struktur dan makna

Dari hasil analisis data diperoleh sekitar 75,24% guru IPA-Biologi telah memiliki kesadaran yang cukup akan pentingnya kecerdasan emosional dalam proses belajar mengajar di

19 Tahun 1989 dari hasil penelitian telah dirumuskan perhitungan kedalaman ETT yang tepat berdasar atas tinggi badan pada populasi Barat dengan rumus tinggi badan (cm)/ 10 + 5