• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP FAKIR DALAM PERSPEKTIF HADIS - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB V hlm 95

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP FAKIR DALAM PERSPEKTIF HADIS - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB V hlm 95"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

95 BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka sesuai dengan fokus

pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Makna fakir sangat bergantung pada apa kata yang digunakan dan

bagaimana konteks fakir itu diucapkan. Kata fakir dengan menggunakan

kata al-faqru memiliki arti yang berlawanan dengan kata al-ghani (kaya).

Jadi kata ini bermakna orang yang miskin atau tidak punya. Kemudian

kataal-fa>qir, dan al-faqi>r menunjukkan makna yang sama, yaitu orang yang

butuh. Namun keduanya memiliki bentuk berbeda. Kata al-fa>qir memiliki

makna orang yang butuh, sedangkan kata al-faqi>r menunjukkan makna

orang yang sangat butuh. Sedangkan menurut perspektif hadis, kata fakir

dibagi menjadi dua macam, pertama fakir yang dimaknai dengan konotasi

yang positif. Fakir yang berkonotasi positif merupakan fakir yang

dimuliakan oleh Allah, sepeti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW

beserta sahabatnya. fakir ini dimaknai dengan kesederhaan seseorang dalam

mempergunakan apa yang dimilikinya. Dengan kata lain, fakir membuat

seseorang untuk lemah dan butuh pada Allah. Jadi fakir yang dimuliakan

oleh Allah adalah fakir yang diamalkan oleh para Nabi dan sabahatnya.

kedua fakir yang dimaknaidengan konotasi yang negatif. Fakir ini pada

umumnya dipandang dengan keadaan dimana seseorang ditimpa

Referensi

Dokumen terkait

Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia,

apakah hadis dengan redaksi tersebut benar-benar sabda Nabi atau

keaslian hadis-hadis tentang shalat dhuha yang terdapat dalam kitab Al-Targi>b. Wa al-Tarhi>b ” karya Zakiyuddin „ Abd al- „Azim bin „ Abd al-Qawi

penelitian karena kualitas sanadnya adalah D{a’i>f al -Sanad. 7) Shalat dhuha pahalanya seperti pahalanya orang yang umrah. kualitasnya adalah S{ah}i>h} al-matan

Akan tetapi, kehalalan tersebut ditakhs}is} oleh sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri> dan Muslim, yang di dalamnya menjelaskan tentang Nabi

Abi ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim Ibn al -Mugirah bin Bardzibah al- Bukha>>ri al- Ja’fi, Shahih Al-Bukhari , Kitab : Adzan, Bab : Orang yang

Rumusan masalah dalam penulisan tesis ini adalah: (1) Bagaimana perbedaan makna kata liba>s, s\iya>b dan sara>bil dalam Al- Qur’an ?; (2) Bagaimana pandangan

Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia,