1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang
perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami
tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik, motorik,
emosi, kognitif maupun psikososial (Shacarin, 1996). Pemberian
stimulasi pada tiga tahun pertama kehidupan anak merupakan
hal yang sangat penting bagi kehidupan anak karena tiga tahun
pertama otak merupakan organ yang sangat pesat pertumbuhan
dan perkembangannya (Surjadi, 2004). Menurut Depkes RI,
pada tahun 2006, 16% balita Indonesia mengalami gangguan
perkembangan baik perkembangan motorik halus dan kasar,
gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan
bicara.
Dusun semagu adalah salah satu Dusun yang terletak di
Kelurahan Koripan, Kecamatan Susukan. Pusat pemerintahan
Kelurahan Koripan terletak di Dusun Semagu. Dusun Semagu
merupakan daerah yang terletak di kaki pegunungan, dengan
mata pencaharian sebagian besar penduduknya sebagai petani.
2
grafik yang menggambarkan gangguan tumbuh kembang yang
dialami balita di Dusun Semagu.
Data ini diperoleh dari posyandu di Dusun Semagu, pada
tahun 2009 terdapat 1 balita yang mengalami gangguan tumbuh
kembang dari jumlah total 18 balita yang ada atau sebanyak 5%,
sedangkan pada tahun 2010 ada 1 anak dari 20 balita yang
mengalami gangguan tumbuh kembang atau sebanyak 5%,
pada tahun 2011 ada 2 anak mengalami gangguan bicara dari
30 balita atau sebanyak 7% dan pada tahun 2012 sebanyak 3
anak mengalami gangguan bicara dari jumlah total 25 balita atau
sebanyak 12%. Angka kejadian gangguan tumbuh kembang
tertinggi terjadi pada tahun 2012. Dalam studi pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti dapat digeneralisasikan jika
[image:2.516.87.435.132.555.2]keterlambatan bicara yang terjadi dianggap ibu sebagai suatu Grafik 1.Gangguan Tumbuh Kembang Balita di Dusun Semagu
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
3
fenomena yang biasa terjadi dan bukan merupakan masalah
yang perlu dikhawatirkan.
Di Indonesia sebenarnya sudah disediakan suatu sistem
untuk menilai tumbuh kembang anak serta diadakan posyandu
untuk memantau tumbuh kembang anak. Buku KIA merupakan
instrument pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diterima
langsung oleh ibu dan keluarga. Buku KIA digunakan di
Indonesia sejak tahun 1994. Di Dusun Semagu rutin diadakan
posyandu dan yang digunakan sebagai standar penilaian
tumbuh kembang anak adalah buku KIA. Buku KIA diberikan
kepada setiap ibu hamil dan dibawa saat memeriksakan
kandungan dan posyandu hingga anaknya berusia 5 tahun. Buku
KIA berisi informasi yang sangat lengkap dan dapat dibaca oleh
ibu setiap saat. Pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak sebab ibu yang mempunyai cukup
pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya
(Notoatamojdo, 2003 & Hurlock, 1999).
Peneliti tinggal di daerah pedesaan yang pada umumnya
tingkat pendidikan penduduknya masih rendah. Di Dusun
Semagu terdapat 200 kepala keluarga dengan sebagian besar
4
pabrik. Data yang diperoleh dari Kelurahan Koripan berdasarkan
sensus penduduk tahun 2010 terdapat 90 ibu dari 150 ibu yang
ada di Dusun Semagu masih dalam usia produktif. Tingkat
pendidikan ibu di Dusun Semagu mayoritas SMA yaitu 40 orang
atau sebanyak 44% dari jumlah ibu-ibu yang masih produktif.
Kemudian 39% atau sebanyak 35 orang ibu berpendidikan SMP.
Ibu yang berpendidikan SD sebanyak 11% atau 10 orang dan
yang merupakan lulusan perguruan tinggi sebanyak 6% atau 5
orang. Mayoritas ibu-ibu sebagai ibu rumah tangga dan buruh
pabrik. Melihat semakin meningkatnya jumlah balita yang
mengalami gangguan tumbuh kembang di Dusun Semagu
meskipun sudah disediakan instrument untuk mengukur tumbuh
kembang balita membuat peneliti tertarik untuk mengetahui
gambaran pengaruh pengetahuan ibu dalam kemampuan
menilai tumbuh kembang balita berdasarkan buku kesehatan ibu
dan anak (buku KIA).
1.2. Batasan Masalah
Fokus penelitian ini adalah : pengetahuan ibu dan
pengaruhnya terhadap penilaian tumbuh kembang balita.
1.3. Pertanyaan Penelitian
a. Apakah pengetahuan ibu mempengaruhi kemampuan menilai
5
b. Apakah faktor-faktor yang teridentifikasi dalam menilai
tumbuh kembang balita?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Menggambarkan pengaruh pengetahuan ibu dalam
kemampuan menilai tumbuh kembang anak balita berdasar
buku kesehatan ibu dan anak.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang muncul dalam menilai
tumbuh kembang balita.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Pengembangan studi pengetahuan ibu dan kemampuan
menilai tumbuh kembang anak diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam bidang keperawatan terutama keperawatan
anak.
2. Secara Praktis
i. Bagi tenaga kesehatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
tambahan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu tentang cara menilai
tumbuh kembang anak dan mengevaluasi penggunaan
6 ii. Bagi institusi kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan
bagi institusi kesehatan untuk mensosialisasikan kembali
penggunaan buku KIA secara optimal.
iii. Bagi Dusun Semagu
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi
pemerintah Dusun Semagu untuk meningkatkan
kerjasama dengan tenaga kesehatan di Dusun Semagu
untuk meningkatkan mutu pelayanan di Posyandu.
iv. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
peneliti berkaitan dengan tumbuh kembang anak.
v. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi