• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEMOKRASI DI INDONESIA PADA TAHUN 1950

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DEMOKRASI DI INDONESIA PADA TAHUN 1950 "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DEMOKRASI DI INDONESIA PADA TAHUN 1950

-REFORMASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia

disusun oleh :

Margareta Widiyaningrum (18/XII MIPA 5)

SMA N 1 WONOSOBO

Jl. T. Jogonegoro Km.2 Telp./Fax.(0286)321155 Wonosobo 56314

Website: www.sma1wonosobo.sch.id , Email: sma1wsb@gmail.com

2016

(2)

Dengan mengucapkan syukur penulis memanjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahaesa yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “PERUBAHAN DEMOKRASI DI INDONESIA PADA TAHUN 1950 SAMPAI REFORMASI” ini tanpa ada halangan suatu apapun.

Penyusunan laporan ini tidak lain dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Sutrisno, selaku guru pengampu mata pelajaran Sejarah Indonesia. 2. Orang tua, yang senantiasa memberikan dukungan dan dorongan kepada

kami.

3. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Tuhan Yang Mahaesa senantiasa melimpahkan berkah, rahmat, dan perlindungan-Nya atas semua budi luhur dan nama baik dari semua pihak tersebut diatas

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demokrasi telah menjadi istilah yang sangat diagungkan dalam sejarah pemikiran manusia tentang tatanan sosio-politik yang ideal. Ajaran demokrasi merupakan ide besar para filsuf untuk mengkonstruksi rasionalitas kekuasaan yang sulit dijinakkan. Kekuasaan menjadi tema sentral dalam ide demokrasi.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah sejak lama menerapkan demokrasi sebagai dasar pemerintahan Indonesia. Namun samapai saat ini, negara Indonesia belum memiliki kejelasan yang tepat tentang arti demokrasi itu sendiri. Jika kita melihat sistem demokrasi dalam struktur pemerintahan Indonesia dari level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan demokrasi ini hanya sampai pada pembuatan kebijakan. Sementara jika mencari demokrasi yang merupakan ciri bahwa negara Indonesia mempunyai ciri demokrasi itu sendiri dapat dilihat di level desa.

Hal ini sebagaimana seperti yang ditulis oleh Moh. Hatta, “Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan ini tidak lain merupakan pola-pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa demokrasi desa memuat baik kepemimpinan.

(4)

adalah kehendak Tuhan. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan konsep demokrasi itu sendiri. Sebagai contoh bila ada dua pendapat yang saling bertentangan dari rakyat, pastinya kedua pendapat itu tidak mesti dilaksanakan. Oleh karena itu, perlu adanya sosok pemimpin yang dapat memimbing dan memutuskan pendapat yang terbaik yang bisa digunakan.

Untuk itu, makalah yang kami susun ini akan membahas tentang bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia saat ini, yang berdasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia? 2. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia saat ini?

C. TUJUAN

1. Mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Dalam sejarah Negara Republik Indonesia, perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial politik yang demokratis dalam masyarakat. Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periode:

1. Demokrasi pada masa Revolusi (1945-1950)

Tahun 1945-1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbunyi sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan:

a. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.

b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai Politik.

c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem pemerintahn presidensiil menjadi parlementer.

2. Demokrasi pada masa Orde Lama

a. Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)

(6)

dalam proses politik yang berjalan. Perwujudan kekuasaan parlemen ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya kepad pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatannya. Sejumlah kasus jatuhnya kabinet dalam periode ini merupakan contoh konkret dari tingginya akuntabilitas pemegang jabatan dan politisi. Ada hampir 40 partai yang terbentuk dengan tingkat otonomi yang tinggi dalam proses rekruitmen baik pengurus, atau pimpinan partainya maupun para pendukungnya.

Masa demokrasi liberal atau parlementer, presiden sebagai lambang atau berkedudukan sebagai kepala negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik.

Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan:

1) Dominannya partai politik.

2) Landasan sosial ekonomi yang masih lemah.

3) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950.

Atas dasar kegagalan itu maka presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959:

1) Bubarkan konstituante.

2) Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950. 3) Pembentukan MPRS dan DPAS.

b. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966)

(7)

Politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang sangat kuat antara ketiga kekuatan politik yang utama pada waktu itu, yaitu: presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia, dan Angkatan Darat. Karakteristik yang utama dari demokrasi terpimpin adalah: menggabungkan sistem kepartaian, dengan terbentuknya DPR-GR peranan lembaga legislatif dalam sistem politik nasionall menjadi sedemikian lemah, Basic Human Right menjadi sangat lemah, masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari semnagt anti kebebasan pers, sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri:

1) Dominasi presiden.

2) Terbatasnya peran partai politik. 3) Berkembangnya pengaruh PKI.

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

1) Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan.

2) Peranan parlemen lemah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR.

3) Jaminan HAM lemah.

4) Terjadi sentralisasi kekuasaan. 5) Terbatasnya peranan pers.

6) Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur). Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI yang menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

3. Demokrasi pada masa Orde Baru (1966-1998)

(8)

adanya kebebasan politik yang besar. Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Dalam masa yang tidak lebih dari tiga tahun ini, kekuasaan seolah-olah akan didistribusikan kepada kekuatan masyarakatan. Oleh karena itu pada kalangan elit perkotaan dan organisasi sosial politik yang siap menyambut pemilu 1971, tumbuh gairah besar untuk berpartisipasi mendukung program-program pembaruan pemerintahan baru.

Perkembangan yang terlihat adalah semakin lebarnya kesenjangan antara kekuasaan negara dengan masyarakat. Negara Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan relatif otonom, dan sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan danproses formulasi kebijakan.

Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:

a. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada. b. Rekrutmen politik yang tertutup.

c. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis. d. Pengakuan HAM yang terbatas.

e. Tumbuhnya KKN yang merajalela. Sebab jatuhnya Orde Baru:

a. Hancurnya ekonomi nasional (krisis ekonomi). b. Terjadinya krisis politik.

(9)

d. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi Presiden.

4. Demokrasi pada masa Reformasi (1998-sekarang)

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila, tentu saja dengan karakteristik tang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya. Kedua, ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada tingkat desa. Ketiga, pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka. Keempat, sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

a. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi.

b. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum.

(10)

d. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI.

e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV. f. Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum

sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan makalah yang telah kami susun, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Demokrasi adalah suatu paham yang menegaskan bahwa pemerintahan suatu negara di pegang oleh rakyat, karena pemerintahan tersebut pada hakikatnya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

2. Demokrasi di Indonesia mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang terbagi menjadi empat periode, yakni: Demokrasi Parlementer (1945-1959), Demokrasi Terpimpin (1959-1966), Demokrasi Pancasila Era Orba (1966-1999), dan Demokrasi Pancasila Era Reformasi (1999-sekarang).

B. SARAN

(11)
(12)

DAFTAR PUSTAKA

https://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-1/ilmu-kewarganegaraan/perkembangan-demokrasi-di-indonesia/

https://hilalfarisy.wordpress.com/2012/03/21/sejarah-perkembangan-demokrasi-di-indonesia/

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukan bahwa perlakuan penambahan ekstrak genjer dan lama penyimpanan memberikan pengaruh nyata pada taraf 5% terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk menguji analisis pengaruh faktor-faktor fundamental perusahaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI..

DAFTAR NAMA PESERTA YANG DI NYATAKAN BELUM MEMENUHI PERSYARATAN (BMP) MENGIKUTI PLPG TAHUN 2017 DENGAN KETERANGAN TIDAK MENGUMPULKAN LAPORAN 1 SAMPAI 4 DALAM PROSES

Pembinaan akhlak merupakan upaya seorang guru dalam membina, membimbing, menanamkan akhlak yang baik, tingkah laku yang baik yang berhubungan dengan diri sendiri,

Penelitian pada motor switch reluktansi dengan sumber tiga fasa dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis putaran rotor pada motor switch reluktansi dengan sumber

yang tidak memuat sanggahan atas laporan hasil pemeriksaan sementara yang telah disampaikan sehingga tidak diperlukan adanya pembahasan, OJK menetapkan laporan

Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor... Belanja Modal Pengadaan