PERANAN BOERHANOEDIN HARAHAP PADA
MASA DEMOKRASI LIBERAL(1955-1956)
SKRIPSI
Disetujui Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nedia Lestari Sihombing
3113121053
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
i
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia dan anugerahnya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul “Peranan Boerhanoedin Harahap pada Masa Demokrasi Liberal(1955-1956)”.
Dalam menulis Skripsi ini penulis sudah berusaha seoptimal mungkin untuk
memberikan hasil yang terbaik, namun sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan
kemapuan dan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kelemahan.
Oleh karena itu, masukan berupa saran serta kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini kelak.
Dalam melaksanakan penelitian maupun penulisan Skripsi ini, penulis banyak
mendapat dukungun dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. H. Restu, MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Bapak dan Ibu wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial, terkhusus Bapak Drs. Liber
Siagian, M.Si
4. Istimewa kepada Orangtua penulis sebagai motivator penulis, Bapak Pdt. M.
Sihombing dan Mama D. Hutagalung atas segala kasih sayang yang tak terhingga dan
buat segala pengorbanan yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan dan
sampai penulisan skripsi ini dan meraih gelar Sarjana Pendidikan. Semua ini penulis
persembahkan buat kedua orangtua penulis.
5. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED
sekaligus selaku dosen penguji utama dan Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku
sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah sekaligus selaku dosen pembimbing skripsi
penulis yang banyak memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan pemikiran dalam
6. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan penguji penulis
yang banyak memberikan bimbingan kepada penulis selama duduk di bangku
perkuliahaan.
7. Kepada informan penulis Bapak Djohan Harahap, selaku anak dari Mr. Boerhanoedin
Harahap, serta Bapak Bahari Siregar, S.SosPol dengan segala ketulusan memberikan
informasi yang relevan dengan penelitian penulis.
8. Ibu Dr. Samsidar, M.Pd selaku dosen penguji bebas yang banyak memberikan
pandangan serta masukan bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah serta tata usaha, terimakasih atas semua
ilmu yang diberikan selama penulis duduk di bangku kuliah, terkhusus Ibu Lister Eva
Simangunsong,M.Hum.
10.Adik-adikku yaitu Jeremia Sihombing, Kristin Natalia Sihombing, Nico Rudi Hartono
Sihombing, Citra Pratiwi Sihombing terimaksih penulis ucapkan atas dukungan dan
semangat yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Kepada seluruh keluarga penulis keluarga Op. Anggun Hutagalung,
keluarga Op. Eben Sihombing terimakasih atas segala dukungan kepada penulis.
Kepada Abraham CPN, terimakasih atas doa dan bantuannya semoga kita dapat
mendapatkan cita-cita kita. Seluruh teman-teman Par Destinasi, teman-teman PPL
2014, teman-teman Kelas B-Reguler 2011, dan teman- teman Rainbrow yang tidak
bisa saya tuliskan satu persatu, semoga kebersamaan kita tetap bisa kita jaga, sukses
untuk kita semua dan tercapai angan dan cita-cita kita semua. Sahabat penulis,kak
Leni, kak Maria, MH, bang Joshua Nainggolan, SE, Lasma, Kak Rita, Miranti
Nainggolan terimakasih atas dukungan dan doanya semoga kita bisa mengejar
cita-cita masing-masing. Buat bang Joel terima kasih atas doa dan bantuannya. Seluruh
teman-teman stambuk 2011 yang telah banyak memberikan dukungan dalam proses
perkuliahaan. Terimakasih juga buat teman-teman satu PS atas dukungan satu sama
lain. Anak-anak 2% Talenta, Winalni, Junju, Nere, Saudur, Suprianto, S.Pd, si kocak
Jefri, Puspa, dan Jesi. Semoga persahabatan kita tidak hanya sampai di masa
perkuliahan dan kepada teman-teman seperjuangan menyelesaikan berkas-berkas
Sentimina Simbolon, S.Pd, Ian Ginting, S.Pd, Riki Suhendri, S.Pd, dan Rima
Sihombing, S.Pd. Seluruh saudara/I yang tergabung dalam GPSI Youth terkhusus
GPSI Youth Martubung semua yang tidak dapat saya tuliskan satu persatu, atas segala
kebersamaan yang kita lalui selama ini. Terima kasih kepada kak Nurhikmah Siregar
Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak. Dan kepada
teman-teman dan pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu namanya. Akhir kata
penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua
pembaca.
Medan, Juni 2015 Penulis
DAFTAR ISI
A. Selayang pandang Boerhanoedin Harahap ... 20
B. Konstelasi ... 28
1. Konstelasi politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal (1950-1955) ... 28
2. Demokrasi Liberal (1950-1959) ... 35
D. Peranan Boerhanoedin Harahap sebagai Perdana Menteri Pada masa Demokrasi Liberal
(1955-1956)... 43
a. Pelaksanaan Pemilihan Umum ... 43
b. Melaksanakan pembangunan ekonomi dan Memberantas korupsi ... 50
c. Mengembalikan wibawa pemerintah terhadap Angkatan Darat .... 53
d. Akhir dari penugasan Boerhanoedin Harahap Sebagai Perdana Menteri ... 57
e. Sikap Teladan Boerhanoedin Harahap ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap bangsa di dunia memiliki hak yaitu mendapatkan kemerdekaan, seperti
didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama “ Bahwa sesungguhnya
Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ...”. Salah satunya bangsa Indonesia yang
merupakan salah satu bangsa yang ada di dunia dengan berbagai percobaan yang dihadapi
seperti masalah politik, ekonomi, hingga masalah keamanan dan bangsa Indonesia memiliki
hak untuk mendapatkan kemerdekaan atas semua percobaan. Salah satunya masalah
pembangunan politik di Indonesia.
Tidak hanya itu saja, bangsa Indonesia juga memiliki hak untuk mendapatkan suatu
bentuk pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpa darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum. Untuk mendapatkan
suatu bentuk pemerintahan yang melindungi segenap bangsa Indonesia, bangsa Indonesia
mengalami percobaan mengenai suatu bentuk sistem pemerintahan .
Sistem pemerintahan Indonesia banyak mengalami perubahan. Perubahan sistem
pemerintahan Indonesia yaitu setelah Indonesia merdeka terbentuklah pemerintahan yang
berdaulat dengan landasan UUD 1945 dibentuklah sistem pemerintahan Indonesia yang
dipimpin oleh seorang Presiden dan dibantu oleh satu orang wakil Presiden serta para
menteri-menteri. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Saat diawal kemerdekaan Indonesia yang menjadi pegangan
adalah UUD 1945. Namun kenyataannya, saat itu belum dapat dijalankan secara murni
terlihat pada aturan peralihan UUD 1945 Pasal IV yang menyatakan bahwa untuk pertama
MA belum terbentuk, sehingga segala kekuasaan dijalankan oleh presiden dengan dibantu
oleh Komite Nasional. Kemudian dalam kongres Kominte Nasional Indonesia pada tanggal
16 Oktober 1945 di Malang, wakil Presiden Moh Hatta mengeluarkan Maklumat X dan sejak
dikeluarkan Maklumat X ini dikeluarkan kepada KNIP diberi wewenang untuk turut
membuat undang-undang dan menetapkan GBHN. Jadi, seolah-olah memegang sebagian
kekuasaan MPR. Kemudian pada tanggal 3 November 1945 dikeluarkannya Maklumat
Pemerintah yang mana anjuran untuk mendirikan partai-partai politik sehingga pada tanggal
14 November 1945 dibentuk kabinet parlementer pertama yang saat itu dibawah pimpinan
Sutan Syarir sebagai Perdana Menteri. Sejak saat itu sistem pemerintahan Indonesia yang
awalnya presidensil berubah menjadi sistem pemerintahan parlementer sekaligus berlakunya
sistem multi partai, walaupun tidak dikenal dalam UUD 1945. Oleh karena itu sebagian orang
berpendapat bahwa perubahan sistem pemerintahan dan administrasi negara merupakan
tindakan yang menyalahi UUD 1945 yang menjadi anutan. Pada saat diberlakukannya sistem
pemerintahan parlementer maka tanggung jawab kebijaksanaan pemerintah dibawah di
tangan menteri, tetapi apabila kebijaksaanaan menteri ternyata tidak dapat dibenarkan oleh
DPR, maka menteri-menteri itu harus mengundurkan diri, atau DPR dapat membubarkan
menteri-mentri(kabinet) tersebut dengan alasan mosi tidak percaya.
Negara Indonesia telah melaksanakan beberapa sistem kabinet. Kabinet yang telah
dilaksanakan diantaranya kabinet Presidentil (pertama) pada tahun 1945, selanjutnya
berganti menjadi kabinet Parlementer yang awalnya di pimpin oleh Kabinet Syarir, kemudian
pada tahun 1948 Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidentil, selanjutnya kabinet
darurat (1949), kabinet Susanto, yaitu Kabinet Peralihan 1950 hingga akhirnya kembali
menjadi kabinet Parlementer pada tahun 1950-1959, yang mana mengalami beberapa
Pada bulan September 1950, dimulainya kembali sistem pemerintahan Parlementer
yang dipimpin oleh kabinet Natsir. Namun, kabinet ini mengalami kegagalan. Kegagalan
disebabkan oleh kurangnya dukungan rakyat secara menyeluruh, kabinet Natsir belum
berhasil melaksanakan Pemilihan Umum yang telah menjadi programnya, dan kabinet Natsir
belum mampu mengembalikan Irian Barat ke pangkuan negara Indonesia. Kemudian
digantikan oleh kabinet Sukiman, namun kabinet ini juga mengalami kegagalan. Kegagalan
disebabkan oleh adanya pertentangan pribadi terutama antara pemimpin yang sifatnya pribadi
antar individu, dibawa-bawa kedalam organisasi sehingga organisasilah yang menjadi korban
dan berantahkan dan saling menjatuhkan pihak lainnya walaupun separtai. Selanjutnya
digantikan oleh kabinet Wilopo akan tetapi kabinet ini juga mengalami kegagalan. Kegagalan
disebabkan oleh keretakan di dalam tubuh kabinet sendiri, keretakan dan
kekurangkompakkanserta perselisihan antara partai-partai pendukung kabinet, serta adanya
mosi tidak percaya dari parlemen.
Kemudian, digantikan oleh Kabinet Ali I, kabinet ini pun demikian juga, mengalami
kegagalan. Kegagalan disebabkan oleh peristiwa Angkatan Darat 27 Juni 1955 sehingga
digantikan oleh Kabinet Burhanuddin Harahap.
Dari ketujuh kabinet, Kabinet Burhanuddin Harahap dapat dikatakan kabinet terbaik
selama 7 kali pergantian kabinet karena program-program yang dirancang oleh kabinet
Burhanudin Harahap hampir seluruhnya terlaksana dengan baik, terutama pada saat
Pemilihan Umum.
Boerhanoedin Harahap menjabat sebagai Perdana Menteri hanya 8 bulan saja.
Walaupun hanya beberapa bulan saja, Boerhanoedin Harahap berhasil dalam berbagai
program yang telah dirancang oleh kabinet yang beliau pimpin. Salah satunya adalah
terlaksananya Pemilihan Umum, kembalinya wibawa pemerintah terhadap KSAD. Walau
perannya sebagai penyelenggara pemerintah dapat terlaksana dan membuahkan hasil.
Boerhanoedin Harahap dikenal sebagai tokoh yang pekerja keras. Tidak hanya itu saja beliau
dikenal orang yang dapat dipercaya.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut tentang “Peranan Burhanuddin Harahap pada masa Demokrasi Liberal(tahun
1955-1956)” sebab masih terbatas pengetahuan khalayak ramai mengenai peranan
Burhanuddin Harahap pada masa Demorasi Liberal terkhusus generasi penerus bangsa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengungkapkan beberapa
identifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain :
1. Konstalasi politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal(1950-1955)
2. Program yang rancang pada masa kabinet Burhanuddin Harahap
3. Peranan Burhanuddin Harahap pada masa Demokrasi Liberal(tahun 1955-1956) dari
segi :
a. Politik
b. Ekonomi
c. Militer/pertahanan
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana konstelasi politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal(1950-1955)?
2. Program apa saja yang dirancang oleh Kabinet Burhanuddin Harahap?
3. Bagaimana peranan Burhanuddin Harahap pada masa Demokrasi Liberal(tahun
a. politik,
b. ekonomi dan
c. militer/pertahanan ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui konstalasi politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal
(1950-1955)
2. Untuk mengetahui program yang dirancang oleh kabinet Burhanuddin Harahap
3. Untuk mengetahui peranan Burhanuddin Harahap pada masa Demokrasi Liberal(tahun
1955-1956) baik dibidang:
a. politik,
b. ekonomi, dan
c. militer/ pertahanan
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sumber bagi peneliti yang ingin
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah ini.
2. Dapat melatih peneliti untuk membuat karya ilmiah dalam penelitian sejarah yang
berkualitas.
3. Untuk memperkaya informasi dan wawasan baik Civitas Akademika UNIMED maupun
masyarakat tentang Peranan Burhanuddin Harahap pada masa Demokrasi
Liberal(1955-1956)
4. Bagi Akademisi Pendidikan Sejarah, sebagai bahan ataupun data penting yang dapat
menambah pengetahuan, mengingat masih sangat sedikit yang mengetahui mengenai
5. Bagi Pemerintah, supaya menjadi bahan yang mendukung untuk membuat literatur
mengenai Mr. Burhanuddin Harahap, mengingat minimnya literatur mengenai Mr.
Burhanuddin Harahap sebagai pemimpin yang berkualitas
6. Bagi Mahasiswa dan mahasiswi di Pendidikan Sejarah, untuk menambah ilmu mengenai
sistem politik atau sistem pemerintahan di Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan
dapat menambah wawasan bahwa ada sosok pemimpin walaupun sederhana tapi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas, maka kesimpulan yang diperoleh adalah :
1. Sebelum Indonesia menerapkan Demorasi Liberal, Indonesia berbentuk negara
Federal/ Serikat, yang mana saat itu wilayah Indonesia terbagi menjadi beberapa
bagian.
2. Pada saat berlakunya Republik Indonesia Serikat, Undang – undang yang dipakai
hanya bersifat Sementara walaupun tidak tercantum tulisan “ sementara”, sistem
pemerintahan adalah sistem Parlementer.
3. Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia kembali menjadi ke negara kesatuan karena
adanya tuntutan dari rakyat yang dimana negara serikat bukanlah atas kehendak
rakyat.
4. Kembalinya Indonesia ke bentuk NKRI, akan tetapi Undang-undang yang dianut
adalah UUDS 1950, sistem pemerintahan saat itu adalah sistem parlementer yang
dimana adanya “ pertanggungjawaban menteri”, kepala negara adalah seorang
Presiden, kepala pemerintahan adalah seorang Perdana Menteri.
5. Ketika Indonesia kembali ke NKRI maka mulai berlaku Demokrasi Liberal
(1950-1959) yang dimana 7 kali pergantian kabinet karena kurang stabil kinerja para kabinet
– kabinet. Kabinet yang memerintah saat itu adalah kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo,
Ali I, Mr. Burhanuddin Harahap, Ali II, dan Juanda.
6. Sebelum masa kabinet Burhanuddin Harahap, ada beberapa masalah yang dihadapi
oleh negara Indonesia, diantaranya masalah politik, pertahanan, ekonomi, dan
masalah di Indonesia belum dapat terselesaikan padahal sudah menjadi Program kerja
setiap kabinet.
7. Mr. Burhanuddin Harahap dipilih oleh Wakil Presiden yaitu Drs. Moh. Hatta. Pada
tanggal 12 Agustus 1955 kabinet Burhanuddin Harahap mulai bekerja di
pemerintahan Indonesia. Kabinet Burhanuddin Harahap adalah kabinet ke V setelah
kabinet Ali I.
8. Mr. Burhanuddin berasal dari Partai Islam yaitu Masyumi
9. Hambatan/masalah yang dihadapi oleh kabinet Burhanuddin Harahap adalah
kurangnya rasa kepercayaan Presiden terhadap Burhanuddin Harahap
10. Ketika kabinet Burhanuddin Harahap bekerja, program yang dilakukan kabinet
Burhanuddin Harahap diantaranya :
a. Terselenggaranya Pemilihan Umum
b. Memberantas Korupsi
c. Mengembalikan kewibawaan Pemerintah dan Masyarakat terhadap Angkatan Darat
d. Meneruskan Perjuangan Mengembalikan Irian Barat ke wilayah Republik
Indonesia
e. Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan inflasi
11. Dalam menjalankan peranannya, Burhanuddin dapat melaksanakan Pemilihan Umum
yang Luber ( Langsung, umum, bersih dan rahasia ). Pemilihan Umum terjadi pada
tahun 1955, dan para konstentan juga sebagian menjadi Panitia pemilihan umum.
Ketika Pemilihan Umum berlangsung antusias pemilih sangat-lah tinggi dan pada saat
Pemilihan Umum ada beberapa partai yang mengikuti diantaranya, Partai Masyumi,
PNI, PKI, NU dan partai lainnya.
12. Tidak hanya pelaksanaan pemilu yang berhasil dilakukan oleh Burhanuddin Harahap,
I) masalah yang belum diselesaikan adalah masalah Angkatan Darat yang mana
adanya ketidakpercayaan pemerintah kepada Angkatan Darat sehingga saat itu KSAD
Non-aktif, tetapi ketika Burhanuddin Harahap menjabat sebagai ketua kabinet
( Perdana Menteri ), Burhanuddin berhasil mengembalikan wibawa Pemerintah
terhadap Angkatan Darat. Dengan kata lain KSAD kembali aktif sebagai pelindung
negara
13. Tidak hanya masalah politik, militer/pertahanan, masalah korupsi juga dapat
diberantas oleh kabinet Burhanuddin Harahap
14. Kabinet Burhanuddin Harahap adalah kabinet yang pertama kali melakukan
Pemilihan Umum secara nasional
B.Saran
Berdasarkan dari penelitian, penelitian mencoba memberikan saran – saran sebagai
berikut :
1. Bagi Pendidik dan Kalangan Umum
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi menjadi sumber pengetahuan
terhadap Sejarah Indonesia terkhusus masa Orde Lama.
2. Bagi Pemerintah
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan tambahan untuk negara
karena melihat sekarang ini, masih banyak tokoh – tokoh yang sangat mempunyai
peranan penting dalam memajukan Indonesia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini menjadi tambahan bahan
untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih rinci terhadap peranan Burhanuddin
67
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Dudung 2007. Metodologi Penelitian Sejarah.Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA
Dumairi.1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga:Jakarta
Joeniarto. 1966. Sejarah Ketatanegaraan RI. Yogjakarta : Bumi Aksara
Kansil.1981. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Aksara Baru
Karim, Rusli.1993.Perjalanan Partai Politik di Indonesia.Jakarta: PT Raja Grafindo
Kartodirdjo, Sartono. 1977. Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta: Balai Pustaka.
Koran Republika 22 Januari 2013.Tarik Ulur Jumlah Partai dan Kontestan Pemilu.
Nasution, Adnan. 1995.Aspirasi Pmeerintahan Konstitusional di Indonesia. Jakarta : Grafiti
Nasution, A.H. 1971. Kekarjaan ABRI.Djakarta:Endang
Ohorella.1996.Sejarah Perekonomian Indonesia.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI
Poerwantana.1994. Partai Politik di Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta Jakarta
Redaksi Great Publisher. 2011. Buku Pintar Politik Sejarah Pemerintahan dan ketatanegaraan. Yogyakarta: Yogja Great Publisher
Sinaga, J.H.1993. Kenangan Pengalaman-Pengalaman. Medan
Soebagijo.1979.Wilopo 60Tahun.Jakarta:Gunung Agung
Soekanto, Soerjono.2006.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT Grafindo Persana
Sorensen, Georg.2003. Demokrasi dan Demokratisasi.Yogyakarta:PT Pustaka Belajar
Suprapto, Bibit. 1985. Perkembangan Kabinet dan Pemerintahan di Indonesia. Malang: Ghalia Indonesia
68
Thoha, Mifta.2002.Birokrasi dan Politik di Indonesia.Jakarta: RajaGrafindo Persada