• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkenalkan Hakikat Demokrasi

N/A
N/A
ariyanto tuna

Academic year: 2023

Membagikan "Perkenalkan Hakikat Demokrasi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Hakikat demokrasi” tepat pada waktunya.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya. Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya pada waktu mendatang.

Makassar, Oktober 2018

Penyusun

(2)

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I 3

PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3

B. Rumusan masalah 4

BAB II 5

PEMBAHASAN 5

A. Demokrasi Pancasila 6

B. Niali-nilai demokrasi Pancasila 6

C. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila 7

D. Makna sila keempat Pancasila dalam demokrasi Pancasila 9 E. Beberapa nilai moral Pancasila dalam demokrasi Pancasila

BAB III 11

PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11

B. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

(3)

3

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia bertujuan untuk kepentingan bangsa dan negera Indonesia, yaitu mewujudkan tujuan nasional. Pelaksanaan demokrasi juga diarahkan untuk civil society (masyarakat madani ), di dalamnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan negara sangatlah besar. Dalam masyarakat madani partisipasi dan kemandiriaan masyarakat sangat di perlukan untuk menyukseskan tujuan pembangunan nasional khususnya, dan umumnya tujuan Negara.

Menurut pandangan Welzer (1999:1) masalah civil society yang di Indonesia disebut “masyarakat madani”, yang kini menjadi pusat perhatian dan perdebatan akademis di berbagai belahan bumi, merupakan pengulangan kembali perdebatan “American Liberalisme/ communitarianism” yang terpusat pada persoalan:

the state atau negara di satu pihak, dan civil society di lain pihak, yang sesungguhnya di antara tersebut satu sama lain saling berkaitan. Menurut Welzer (1999) seorang civil republikan, Jacobin, yang memihak pada pandangan pentingnya negara, berpendapat bahwa dalam kehidupan ini hanya ada satu komunitas yng dianggap penting, yakni “the political community” atau masyarakat politik yang anggotanya adalah warga negara yang kesemuanya dilihat sebagai active participant in democratic decision making atau partisipan yang aktif dalam pengambilan keputusan yang demokratis.

Di Indonesia, sebagaimana telah dibahas terdahulu, konsep masyarakat madani ini terhitung masih baru dan masih banyak diperdebatkan, baik istilah maupun karateristiknya. Misalnya, Culla (1999:3; Raharjo:1999) memandang istilah masyarakat madani hanyalah salah satu dari berbagai istilah sebagai padanan kata civil society.

Selain itu, masih ada beberapa padanan istilah lainnya, seperti masyarakatwarga, masyarakat kewargaan, masyarakat sipil, masyarakat beradab, masyarakat berbudaya.

Sementara itu, Tim Nasionol Reformasi Menuju Masyarakat Madani (1999:32) menyarankan untuk menggunakan istilah masyarakat madani sebagai terjemahan dari civil society.

(4)

4 Dalam perjalanan sejarah bangsa, sejak kemerdekaan hingga sekarang, banyak pengalaman dan pelajaran yang dapat diambil, terutama pelaksanaan demokrasi di bidang politik. Ada tiga macam demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan indonesia, yaitu demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dan demokrasi pancasila. Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana demokrasi di Indonesia. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana makna demokrasi?

2. Bagaimana nilai- nilai demokrasi?

3. Bagaimana demokrasi yang pernah berlaku di Indonesia dan pelaksanannya?

(5)

5

BAB II

PEMBAHASAN

Sistem demokrasi merupakan gabungan dari dua istilah, yaitu sistem dan demokrasi. Sistem mengandung pengertian keseluruhan dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional, baik antara bagian maupun hubungan struktural, sehingga hubungan tersebut menimbulkan suatu ketergantungan. Adapun, secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos atau kratein yang berarti kekuasaan atau berkuasa. Demookrasi dapat diartikan “rakyat berkuasa” atau government or rule by the people (pemerintahan oleh rakyat). Dengan kata lain, demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui perwakilan) setelah adanya proses pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber dan Jurdil).

Seperti yang dikemukakan oleh Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah “the government from the people, by the people, and for the people” yang artinya pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Dalam suatu negara yang menganut kedaulatan rakyat atau demokrasi harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Adanya lembaga perwakilan rakyat yang mencerminkan kehendak rakyat.

2. Adanya pemilihan umum yang bebas dan rahasia.

3. Adanya kekuasaan atau kedaulatan rakyat yang dilaksanakan oleh lembaga yang bertugas mengawasi pemerintahan.

4. Adanya susunan kekuasaan badan atau lembaga negara yang ditetapkan dalam undang-undang dasar negara.

(6)

6

A. Demokrasi Pancasila

Demokrasi di Indonesia dilaksanakn berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, demokrasi di Indonesia dikenal dengan istilah Demokrasi Pancasila.

Sebutan demokrasi pancasila serta tata cara pelaksanaannya mulai digunakan secara resmi tahun 1968 melalui Tap. MPRS No. XXXVII/MPRS1968 tentang Pedoman Pelaksanaan Demokrasi Pancasila. Materi yang diatur dalam ketetapan ini telah banyak ditransfer ke dalam berbagai ketetapan MPR berikutnya, khususnya ketetapan MPR berikutnya, khususnya ketetapan tentang peraturan tata tertib MPR.

Istilah demokrasi Pancasila dijelaskan sebagai kependekan dari sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Pengertian demokrasi Pancasila yang dikenal sekarang ini seperti terdapat dalam tulisan Pamudji (1985), Isnaeni (1982), dan Sunoto (1985), semuanya mengaitkan sila keempat Pancasila dengan semua sila Pancasila yang lain.

Corak khas demokrasi Pancasila dapat dikenali dari sisi formal dan material.

Dari sisi formal, demokrasi Pancasila mengandung makna bahwa setiap pengambilan keputusan sedapat mungkin didasarkan pada prinsip musyawarah untuk mufakat. Dari sisi material, demokrasi Pancasila menampakkan sifat kegotongroyongan, yaitu suatu pencerminan dari kesadaran budi pekerti yang luhur sesuai dengan hati nurani manusia dalam sikap dan perilaku sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

B. Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila

Beberapa nilai-nilai Demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut.

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

(7)

7 5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil

musyawarah.

6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.

8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai- nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan.

C. Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila

Di dalam bukunya yang berjudul Memberdayakn masyarakat dalam Pelaksanaan 10 Pilar Demokrasi (2006:193-205), Ahmad Sanusi , mengatakan ada 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu sebagai berikut.

1. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa. Artinya sistem penyelenggaraan negara RI harus taat asas, konsisten, dan sesuai dengan nilai- nilai dan kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Demokrasi dengan kecerdasan. Artinya, aturan dan penyelenggaraan demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu bukan dengan kekuatan naluri, kekuatan otot, atau kekuatan massa semata-mata. Pelaksanaan demokrasi itu justru lebih menuntu rohaniah, kecerdasab aqaliyah, kecerdasan rasional, dan kecerdasan emosional.

3. demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat. Artinya, dalam Demokrasi Pancasila diakui bila kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Jadi pada

(8)

8 prinsipnya, rakyatlah yang memegang kedaulatan itu. Dalam batas-batas tertentu kedaulatan rakyat itu dipercayakan kepada wakil-wakil rakyat di MPR (DPR/DPD) dan DPRD.

4. Demokrasi dengan Rule of Law. Hal ini mengandung empat makna penting.

Pertama, kekuasaan negara Republik Indonesia itu harus mengandung, melindungi, serta mengembangkan kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan, demokrasi dagelan, atau demokrasi manipulatif.

Kedua, kekuasaan negara itu memberikan keadilan hukum (legal justice) bukan demokrasi yang terbatas pada keadaan formal dan pura-pura. Ketiga, kekuasaan negara itu menjamin kepastian hukum (legal security), bukan demokrasi yang membiarkan kesemrawutan atau anarki. Keempat, kekuasaan negara itu mengembangkan manfaat dan kepentingan hukum (legal interest), seperti kedamaian dan pembangunan, bukan demokrasi yang justru mempopulerkan fitnah dan hujatan atau menciptakan perpecahan, permusuhan, dan kerusakan.

5. Demokrasi dengan Pemisahan Kekuasaan Negara. Artinya, demokrasi pancasila menurut UUD 1945 bukan saja mengakui kekuasaan negara Republik Indonesia yang tidak terbatas secara hukum, melainkan juga demokrasi itu dikuatkan dengan pemisahan kekuasaan negara dan diserahkan kepada badan-badan negara yang bertanggung jawab. Jadi, demokrasi menurut 1945 mengenal semacam pembagian dan pemisahan kekuasaan (division and separation of power), dengan sistem pengawasan dan perimbangan (check and balance).

6. Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia. Artinya, demokrasi menurut UUD 1945 mengakui hak asasi manusia yang tujuannya bukan saja menghormati hak-hak asas tersebut, melainkan terlebih-lebih untuk meningkatkan martabat dan derajat manusia seutuhnya.

7. Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka. Artinya, demokrasi Pancasila menurut UUD 1945 menghendaki diberlakukannya sistem pengadilan yang merdeka (independent) yang memberi peluang seluas- luasnya kepada semua pihak yang berkepentingan untuk mencari dan

(9)

9 menemukan hukum yang seadil-adilnya. Di muka pengadilan yang merdeka itu penggugat dengan pengacar, penuntut umum, dan terdakwa dan pengacaranya mempunyai hak yang sama untuk mengajukan konsiderans atau pertimbangan, dalil-dalil, fakta-fakta, saksi, alat pembuktian, dan petitumnya.

8. Demokrasi dengan Otonomi Daerah. Artinya, otonomi daerah (otda) merupakan pembatasan terhadap kekuasaan negara khususnya kekuasaan legislatif di tingkat pusat, dan lebih khusus lagi pembatasan atas kekuasaan presiden. UUD 1945 secara jelas memerintahkan dibentuknya daerah-daerah otonom pada provinsi dan kabupaten/kota. Dengan Peraturan Pemerintah, daerah-daeah otonom itu dibangun dan disiapkan untuk mampu mengatur dan menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangganya sendiri yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepadanya.

9. Demokrasi dengan Kemakmuran. Demokrasi Pancasila itu bukan hanya soal kebebasan dan hak , bukan hanya soal kewajiban dan tanggung jawab,bukan pula hanya soal mengorganisir kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan kenegaraan.Demokrasi Pancasila menurut UUD 1945 ditujukan untuk membangun negara kemakmuran (welfare state) oleh & untuk rakyat Indonesia.

10. Demokrasi yang berkeadilan sosial. Artinya , demokrasi Pancasila menurut UUD 1945 menggraiskan keadilan sosial diantara berbagai kelompok,golongan dan lapisan masyarakat. Tidak ada golongan,lapisan,kelompok,satuan,atau organisasi yang jadi anak emas, yang diberi berbagai keistimewaan atau hak hak khusus.

D. Makna Sila Keempat Pancasila dalam Demokrasi Pancasila

Inti demokrasi yang dimuat dalam Pancasila dapat ditemukan dalam sila keempat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Makna yang terkandung dalam sila tersebut, yaitu sebagai berikut.

1. Kerakyatan dalam hubungannya dengan sila keempat Pancasila berarti bahwa kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.

(10)

10 2. Hikmat kebijaksanaan mempunyai arti bahwa penggunaan pikiran manusia harus selalu mempertimbangkan integritas manusia, kepentingan rakyat, serta dilaksanakan dengan sadar, jujur, bertanggung jawab, dan didorong dengan itikad baik sesuai dengan hati nurani.

3. Permusyawaratan, merupaka suatu cara khas kepribadian bangsa Indonesia dalam mencari keputusan sesuai dengan kehendak rakyat yang memegang kedaulatan yang akhirnya dapat mencapai suatu keputusan yang mufakat.

4. Perwakilan, merupakan suatu sistem atau suatu cara yang berupaya menggugah partisipasi rakyat mengambil bagian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu melalui pemilihan umum untuk memilih para wakil rakyat dan pemimpin bangsa dan negara.

E. Beberapa Nilai Moral Pancasila dalam Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila mengandung beberapa nilai moral yang bersumber dari Pancasila, yaitu sebagai berikut.

1. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

3. Pelaksanaan kebebasan yang dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri dan orang lain.

4. Mewujudkan rasa keadilan sosial.

5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.

6. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.

7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

(11)

11

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Demokrasi Pancasila, merupakan perwujudan dari sila keempat Pancasila yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kemudian, dijiwai oleh sila-sila lainnya, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dengan demikian, pelaksanaan Demokrasi Pancasila mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Dari prinsip-prinsip demokrasi yang telah diuraikan sebelumnya yang berlaku universal, negara Indnesia sebagai negara yang menganut sistem demokrasi telah mengadopsi perinsip-perinsip tersebut. Hal ini dapat dilihat dari konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti prinsip-prinsip dari demokrasi termuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama alinea keempat, yaitu “...maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Pernyataan yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut mengisyaratkan bahwa negara Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai kedaulatan rakyat. Selain itu, Indonesia meletakkan dasar demokrasi sebagai landasan penyelenggaraan negara.

Pada dasarnya nilai demokrasi yang paling hakiki adalah bahwa aspirasi rakyat menjadi titik sentral dalam kehidupan masyarakat. Demikian halnya dalam demokrasi Pancasila, aspirasi dan kepentingan rakyat merupakan acuan di dalam

(12)

12 hidup dan kepentingan rakyat adalah merupakan titik sentral dalam berpikir, berbuat, dan bertindak.

B. Saran

Sebagai bagian dari sebuah makalah yang kami buat maka disinilah bagian yang tidak terlepas dari pada-Nya. Ucapan terimakasih kepada Tuhan YME karena atas petunjuk-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan. Dan kami juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada ibu guru yang telah membimbing dan membantu kami dalam penyelesaian makalah ini, serta teman-teman yang telah membantu kami.

Tidak lupa kami juga memohon saran dan kritik dari guru ataupun dari teman-teman, Jika ada hal-hal yang tidak sesuai dan menyimpang dari pemahaman. Dan kami juga mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada salah kata atau ada beberapa sudut pandang yang tidak sesuai dengan yang seharusnya ada. Semoga setelah ini kita bisa lebih paham mengenai kelebihan dan kekurangan sistem demokrasi dan bagaimana penerapan demokrasi yang ada di Indonesia.

(13)

13

DAFTAR PUSTAKA

http://newblogdeyah.blogspot.com/2016/02/makalah-ppkn-hakikat-demokrasi-dan.html

http://buku.paket.ppkn.yudhistira.kelas.xi.com

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Teknokrat Indonesia research is expected to be enlightening for further research, so the writer decided to write a thesis entitled Urban Native American Identity: