SALINAN
*.
"u J.Tnt t,'*"Sf;
^
r.,
o PERATURAN PEMERINTAHPENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang :
a.PRESIDEN REPUBUK INDONESIA,
bahwa
negErraberkewajiban melindungi
kedaulatanNegara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasiladan
Undang-UndangDasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;bahwa pelanggaran terhadap asas
dan tujuan
organisasikemasyarakatan yang didasarkan Pancasila
danUndang-Undang Dasar Negara Republik
IndonesiaTahun
1945merupakan perbuatan yang
sangat terceladalam
pandanganmoralitas bangsa Indonesia
terlepasdari latar belakang etnis, agama, dan
kebangsaan pelakunya;bahwa
Undang-UndangNomor 17 Tahun 2Ol3
tentangOrganisasi Kemasyarakatan mendesak untuk
segeradilafnrkan perubahan karena belum mengatur
secarakomprehensif mengenai keormasan yang
bertentangandengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 sehingga
terjadi kekosonganhukum dalam hal penerapan sanksi
yang efektif;bahwa terdapat organisasi kemasyarakatan
tertentu
yangdalam
kegiatannyatidak
sejalan dengan asas organisasi kemasyarakatan sesuai dengan anggaran dasar organisasi kemasyarakatan yangtelah terdaftar dan telah
disahkan Pemerintah, dan bahkan secarafaktual terbukti
ada asasorganisasi kemasyarakatan dan kegiatannya
yangbertentangan dengan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945;bahwa
Undang-UndangNomor 17 Tahun 2013
tentangOrganisasi Kemasyarakatan belum menganut
asascantrarius actus sehingga
tidak
efektifuntuk
menerapkansanksi terhadap organisasi kemasyarakatan
yangmenganut,
mengembangkan,serta
menyebarkan a,iaranatau paham yang bertentangan dengan
Pancasiladan
Undang-UndangDasar
NegaraRepublik
IndonesiaTahun
1945;f. bahwa . . .
e.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Mengingat
2.
t.
-2-
bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagrirnana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf
e,perlu menetapkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-UndangNomor 17 Tahun 2013 tentang
OrganisasiKemasyarakatan;
Pasal
22 ayat (1) dan
Pasal28
Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945;Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OL3
tentang Organisasi Kemasyarakatan(kmbaran
Negara Republik IndonesiaTahun
2013 Nomor 116, Tambahan L€mbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5430);MEMUTUSI(AN:
MenetapKan :
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 20 1 3 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.Pasal
I
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor
LZTahun 2013
tentang Organisasi Kemasyarakatan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
116,Tambahan kmbaran Negara Republik
IndonesiaNomor 5430) diubah sebagai berilmt:
1. Ketentuan Pasal 1 angka 1 diubah
sehingga berbunyi s66egai berikut:Pasal 1
Dalam Undang-Undang
ini
yang dimaksud dengan:1. Organisasi Kemasyarakatan yang
selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi yangdidirikan
dandibentuk oleh masyarakat secara
sukarelaberdasarkan kesamaan aspirasi,
kehendak,kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan
tqjuan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainyatujuan
NegaraKesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasiladan
Undang-Undang Dasai Negara Republik IndonesiaTahun
1945.f.
2. Anggaran . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-o-
2. Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat
ADadalah p€raturan dasar Ormas.
3.
Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkatART adalah peraturan yang dibentuk
sebagai penjabaran AD Ormas.4.
Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yangmemegang kekuasaan pemerintahan
NegaraRepublik Indonesia sslagaimana dimaksud
dalam Undang-UndangDasar
NegaraRepublik
Indonesia Tahun 1945.5.
PemerintahDaerah adalah gubernur, bupati,
atauwalikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
6, Menteri adalah menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri.2. Ketentuan
Pasal59 diubah
sehinggaberbunyi
sebagai berikut:Pasal 59
(l)
Ormas dilarang:a. menggunakan nama, lambang, bendera,
atauatribut yang sama dengan narna,
lambang, bendera, atauatribut
lembaga pemerintahan;b,
menggunalan dengan tanpaizin
nama, lambang,bendera negara lain atau
lembaga/ badaninternasional menjadi narna, lambang,
atau bendera Ormas;dan/atau
c. menggunakan nama, lambang, bendera,
atautanda
gambar yang mempunyai persamaan padapokoknya atau keseluruhannya dengan
nama, lambang, bendera, atau tanda gambar Ormaslain
atau partaipolitik.
(2) Ormas dilarang:
a. menerima dari atau memberikan kepada pihak
manapun sumbangan dalambentuk
apapun yangbertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan / ataub.
mengumpulkan danauntuk
partaipolitik.
(3) Ormas . . .
PRES IOEN
REPUBLIK INOONESIA
-4-
(3) Ormas dilarang:
melakukan tindakan permusuhan terhadap suku, agama, ras, atau golongan;
melakukan penyalahgunaan, penistaan,
ataupenodaan terhadap agama yang dianut di
Indonesia;melakukan tindakan kekerasan,
menggangguketenteraman dan ketertiban umum,
ataumerusak fasilitas umum dan fasilitas
sosial;dan/atau
melakukan kegiatan yang menjadi tugas
danwewenang penegak hukum sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan.
(4)
Ormas dilarang:mengguna}an nama, lambang, bendera,
atausimbol
organisasiyang mempunyai
persamaanpada pokoknya atau keseluruhannya
dengan nama, lambang, bendera,atau
simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi terlarang;melakukan kegiatan
separatisyang
mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia;dan/atau
menganut, mengembangkan,
serta
menyebarkanajaran atau paham yang bertentangan
dengan Pancasila.3. Ketentuan
Pasal60 diubah
sehinggaberbunyi
sebagai berikut:Pasal 60
(1) Ormas yang melanggar ketentuan
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal21,
Pasal51, dan
Pasal 59 ayat (1) dan ayat (2)diiatuhi
sanksi administratif.(2) Ormas yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 dan Pasal 59 ayat (3) danayat (4) dijatuhi sanksi administratif dan/atau
sanksi pidana.a.
b.
d.
4. Ketentuan . . .
{D
PRES IDEN
REPU BLIK INDONESIA
-5-
4. Ketentuan
Pasal61 diubah
sehinggaberbunyi
sebagai berikut:Pasal
6l
(1) Sanksi administratif
sebegaimanadimaksud
dalam Pasal 60 ayat (1) terdiri atas:a. peringatantertulis;
b.
penghentian kegiatan;dan/atau
c. pencabutan surat keterangan terdaftar
atau pencabutan status badanhukum.
(2)
Terhadap Ormasyang didirikan oleh
warga negara asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2)selain dikenakan sanksi administratif
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)huruf a dan huruf b juga dikenakan sanksi keimigrasian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(3) Sanksi administratif sebrg'imana dimaksud
dalam Pasal 60 ayat (2) berupa:a. pencabutan surat keterangan terdaftar
olehMenteri; atau
b.
pencabutanstatus badan hukum oleh
menteriyang
menyelenggarakanurusan
pemerintahan di bidanghukum
dan hak asasi manusia.(a) Dalam melakukan pencabutan
sebagaimanadimaksud
padaayat
(3),Menteri dan
menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di
bidanghukum dan hak asasi manusia dapat
meminta pertimbangan dari instansi terkait.5. Ketentuan
Pasal62 diubah
sehinggaberbunyi
sebagai berikut:Pasal 62
(1) Peringatan tertulis sebagaimala dimaksud
dalam Pasal61 ayat (l) huruf a diberikan hanya 1
(satu)kali
dalamjangka waktu 7 (tqjuh) hari kerja
sejak tanggal diterbitkan peringatan.(2) Dalam . . .
(2)
(3)
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
Dalam hal Ormas tidak mematuhi
peringatanterhrlis
dalam jangkawaktu
sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Menteri dan menteri
yangmenyelenggarakan
urusan
pemerintahandi
bidanghukum dan hak asasi manusia sesuai
dengan kewenangannyamenjatuhkan sanksi
penghentian kegiatan.Dalam hal Ormas tidak memahrhi
sanksi penghentian kegiatan sebagaimanadimaksud
padaayat (21, Menteri dan menteri
yangmenyelenggarakan
urusan
pemerintahandi
bidanghukum dan hak asasi manusia sesuai
dengankewenangannya melakukan pencabutan
surat keterangan terdaftaratau
pencabutanstatus
badan hukum.7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
L7.
18.
Ketentuan Pasal 63 dihapus.
Ketentuan Pasal 64 dihapus.
Ketentuan Pasal 65 dihapus.
Ketentuan Pasal 66 dihapus.
Ketentuan Pasal 67 dihapus.
Ketentuan Pasal 68 dihapus.
Ketentuan Pasal 69 dihapus.
Ketentuan Pasal 70 dihapus, Ketentuan Pasal 71 dihapus.
Ketentuan Pasal 7 2 dihapus.
Ketentuan Pasal 73 dihapus.
Ketentuan Pasal 74 dihapus.
Ketentuan Pasal 75 dihapus.
19. Ketentuan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
19.
20.
21.
22.
23.
24.
-7
-Ketentuan Pasat 76 dihapus.
Ketentuan Pasal 77 dihapus.
Ketentuan Pasal 78 dihapus.
Ketentuan Pasal 79 dihapus.
Ketentuan Pasal 80 dihapus.
Di antara Pasal 80 dan Pasal
8l disisipkan I
(satu) pasal,yakni
Pasal 80A yang berbunyi sebagai berikut:Pasal 80A
Pencabutan
status badan hukum Ormas
sebagaimana dimaksud daLam Pasal61 ayat
(1)huruf c dan ayat
(3)huruf b sekaligus dinyatakan bubar
berdaiarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undangini.
25.
Ketentuan Pasal 81 dihapus.26. Di antara
BAB)ryII dan BAB XVIII disisipkan I
(satu)BAB, yakni BAB XVIIA yang berbunyi sebagai
berikut
BAB XVIIA KETENTUAN PIDANA
27.
Di antara Pasal 82 dan pasal 83disisipkan
1 (satu) pasal, yakni Pasal 82A yang berbunyi sebagai berikut:pasal g2A
(1) Setiap orang yang menjadi anggota dan/atau
pengurus
Ormasyang
dengan sengajadan
secara langsungatau tidak
langsung melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam pasal 59 ayat
(3)huruf
c danhuruf
d dipidana dengan pidanaien:ari paling singkat 6 (enam)
bulan -dan patin! fima
1 (satu) tahun.
(2) Setiap .
-d^\,
5*",
g*AE -$4€
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
-8-
l2l Setiap orang yang menjadi anggota dan/atau
pengurus
Ormasyang
dengan sengajadan
secara langsungatau tidak
langsung melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam
pasal-59 ayat
(3)huruf a dan huruf b, dan ayat
(4) dipidana aenganpidana
penjaraseumur hidup atau pidana
penjarapaling singkat S (lima) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun.(3)
Selain pidana penjara sebagaimanadimaksud
pada ayat (1) yang bersangkutan diancam dengan pidanatambahan
sebagaimanadiatur dalam
peraturan perundang-undangan pidana.28.
Di antara Pasal 83 dan Pasal 84disisipkan I
(satu) pasal,yakni
Pasal 83A yang berbunyi sebagaiberikut:
pasal 83A
Pada saat Peraturan Pemerintah
penggantiUndang-Undang
ini mulai berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang merupakan pelaksanaandari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OL3
tentangOrganisasi Kemasyarakatan dinyatakan masih
tetapberlaku
sepanjangtidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undangini.
Pasal II
Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undangini mulai
berlalm pada tanggal diundangkan
Agar.
. .PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9
-Agar sctiap orang mcngctahuinya,
mcmcrintahkanpcngundangan
Pcratura.nPcmcrintah Pcngganti
Undang- Undangini
dcngan pcncmpatannya dalanr Lcrnbar'an Ncgara Rcpublik Indoncsia.Ditctapkan di .Ja.kerrta
pada tanggal 10
Juli
2017PRESIDEN REI'UBI.,IK I N DONBSIA, trd.
.,OKO WIDODO
Diundangkan di
Jakarta
pada tanggal 10 .Juli 2017
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
.
REPUBLIK INDONESIA,ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 138
Salinan scsuai dcngan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUB.LIK INDONESIA
Plt. Asistcn Dcputi Bidang Pcmcrintahan Dalam
It@Otonomi
Dacrah, Dcputi Bidangihastrrti Sukardi
PRES IDEN
REPU BLIK INDONESIA
PENJELASAN ATAS
PERATUMN PEMERINTAH
PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYAMI$TAN
I.
UMUM_ Alinea
Keempat Pembukaan Undang-UndangDasar
Negara Republik IndonesiaTahun
1945 mencantumkan hal-hal sebagaiberikue-
'Kemu.dian daripad.a ifu untttk membenatk suafit
pem.erintah Negara\donlsia gang melhdungi
segenop bangsa bldottesiadan
seluruhatipah
dorah Indonesia d,an
unfiik
memajutean teesejartcraan umum, menerd.oskanP$"p"" bangsa, dwt ihtt metalesaiatcan teetertiban dunia
yangberdasarkan kem.erdekaary
perdamaian abodi, dan
lceadilan sosial, maka di,susunlah Kemerdekaan Kebangsaan hdonesia ifii dalam flaat indang-
UndangDasar Negara Republik
Indonesia,gang
terbentukd.alam
suafit:urynan Negara
Republik Ind.ot'tesiagang
bertcedaulatanrakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan.yangMaha
Esa, Kemanusiaang;q adil itan
beradab, Persahtanhdonesia dan Kemkyatan gang dipintpit obh
hikmatleeHjaksonaan dalam-.- permulTawaroian/peiltafutai'serta
denganmeuujudkan suaht Keadilan sosia! bagi sefuruh
rakyat
h:Jlonesia".Wujud dari bunyi
alin_ea_keempat
Undang_UndangDasar
Negara Republik IndonesiaTahun
1945,antara lain telah dicantirmkan di
dalam Pasal28 undang-undang Dasar
NegaraRepublik
IndonesiaTahun
1945yang menyatakan bahwa kebebasan berserikat, berkumpul,
dan mengeluarkan pendapat merupakan bagiandari hak
asasi manulsi"a"r"*
lelidunan
berbangsadan
bernegarat.t"*
Negara Xesatuan -nepuUUt Indonesia.Untuk
. . .PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 28 Undang-Undang
Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945 Pemerintahtelah
mengundangkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatandan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapatdi
Muka Umum.Di
dalam kedua Undang-Undang tersebuttelah dicantumkan hak-hak
setiap warga Negara sebagai bentukperlindungan Pemerintah terhadap hak asasi manusia (HAM).
Namun demikian, di dalam rangka perlindungan hak asasi manusia tersebut, setiap warga negara memiliki kewajibanuntuk
melindungi hak asasi orang lain.Penegasan mengenai perlindungan
hak
asasi manusiadan
kewajiban asasi manusia telah dicantumkan di dalam Pasal 2&I yang berbunyi:(1) Setiap orang utajib menghormati
twk
asasi manusia orang lain dalam tertib leehidupan bermasgaralcat, berba ngsa, dan bernegara.(2) Dalam m.enjalankan
lu,k dan
leebebasannya, setiap ordngwdjib tunduk
leepad.a
pembatasan gang difetapkan dengan uttaang-indang
aeng"n male,std semata-matauntuk
menjaminpengalotan
serta penghormatan atashak dan
leebebasan orang laindan untuk
memenuhi Atntutan yangadil sesai
d.engan pertimbangan moral, nilai-nilai ogama, tceamana4-dai
kctertibon umum dalam &tatu masgdrolcat demakratb,
Berdasarkan ketentuan Pasal 2&J Undang-Undang Dasar
Negara Republik IndonesiaTahun
1945di
atas dapatdisimpulkan
bahwa konsephak asasi manusia
berdasarkan Undang-UndangDisar
Negara Republik IndonesiaTahun
1945tidak
bersifat absolut (relatif). Halini
sejalandlngan
pandangan ASEANdi
dalambutir
pertamadan
kedua eangkot<, Declaratbn onl.htmanRighfsD93.
"Firsttlere b
the matter offab
application: the approacltto
lwmant rightslus
to be
'balaned';
'double stand.ards intle
implementationof
lutmanilhts, ar
to be
awide* '@nertt'
is expressed abouttle prbftg a@rded
,one-categoryo! Wlrts'; 'eanlomic, social, anlfiral, ciuit and political rights'
are interdepend.entand indiuisible and. must thetefore be ,addresied in
on integrated ondbalane manner'. Tle
barelg disgabed subtextlere
isthot
ciuil and politimligrus
fiDith their assertions of demooaticand
protest rights)tnue
been
urorglg prioitised
bgtle
atppori.ersof
lutman ryrus-in theGiba{
Nofihuith
the resulttlut tle
atbject of lanman rehrsofun
appears exlnusted.one
U by" of demooatb freedom lr,s
been fullg-uentilited.
Infaci fum tle
PanSkol,
perspediue, social and
econombrights are of ai leost qual
importane'.
Seqnd , . .
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
-3-
*antd tle
declarationintroduestle
notbn of regional valaes as potentiallyin
opposition to futman
figlxs. ne'diuerse and
richaifufies and traditions'of Asia
need.to be better reagnised. '[Qonfrontation and tle
impositionof inampatible
ualues' areto
be auoided. Tltough funilrcrsalin
nature', lwman righls must, astle stbstane
oftle
dedamtion went onto
sag, 'be @nsidercd in theantert
of a dynamic and, euolvittgproess
of intemational nDt-rn-setting,bearhg in mind tle sQniftmne of
nationaland
regionalparticulaities
anduariaus historical,
anlfiral
and religious backgroun d"s".Berdasarkan Deklarasi HAM ASEAN
di
Bangkok tersebut menegaskanbahwa Deklarasi HAM Universal dalam konteks ASEAN
harus mempertimbangfuankekhususan yang bersifat
regionaldan nasional
dan berbagailatar
belakang sejarah, budaya,dan
agama, sehingga penafsiranDeklarasi HAM Universal tidak
seharusnyaditafsirkan dan
diwujudkan secara bertentangan dengan ketiga latar belakang dimaksud.Perkembangan perlindungan hak asasi manusia
sebagaimanadiuraikan, baik dari
aspek nasional, regional,nraupun internasional
telah membedakanperlindungan hak asasi manusia dalam keadaan noflnal
(damai) dan dalam keadaan
darurat
(emergenql.Di
dalamhukum
nasional, Pemerintahtelah
mengundangkan Undang-Undang Nomor 39Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang PengadilanHak
Asasi Manusia,dan
beberapa Undang-Undanglain terkait perlindungan hak asasi manusia serta Undang-Undang Nomor
23Tahun 1959 tentang
Keadaan Bahaya,yang merupakan
keadaan yang mengecualikanperlindungan hak asasi manusia.
Pengecualian tersebut secarakonstihrsional dilandaskan pada
Pasal22 ayat
(1)yang
berbunyisebagai berikut:
"Dalam
hal ihual
lcegentingan gang memalesa, Presidenberluk
menetaplcan perahfianWn
erintah sebagai pengganti und.ang-undang".Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Republik
IndonesiaNomor 138/PUU-UI/2009, dljelaskan 3
(tiga)persyaratan
keadaan yang harusdipenuhi
dalamhal ihwal
kegentingan yang memaksa,yalni
sebagai berikut:1.
Adanya keadaan yaitu kebutuhan mendesak untuk
menyelesaikan masalahhukum
secara cepat berdasarkan undang-undang;2.
Undang-undangyang dibutuhkan tersebut belum ada
sehingga terjadi kekosonganhukum,
atau ada undang-undang tetapitidak
mernadai;3.
Kekosonganhukum
tersebuttidak
dapatdiatasi
dengancara
membuat undang-undang secara prosedur biasa karenaakan
memerlukanwaktu yang cukup lama
sedangkan keadaanyang
mendesaktersebut
perlu kepastianuntuk
diselesaikan.Ketiga . . .
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
Ketiga
karakteristik "hal ihwal
kegentinganyang
memaksa" tersebutjuga
sejalan denganartikel 4
Intemational Couenanton Ciril and
politicalRphrs (CCPR), sebagai berikut:
"In
tim.e of pu.blicemergenq uhich
tlveatensthe life of tlle
nationand
theexistene of
uthichis
olficiatlg prodaimed,tle *,ates
partiesto tle
present Couenantmag
talec mea.sunes derogatingfrom their obligatbns under tle
present Couenant
to the ertent strictlg reEtired bg tlre
exigenciesof
the sihtatbn, provided.that
such mea.suresare rwt inansbtent with tlair otter
obligatiotts
unler
intemational law and do notinwlue
discrimination solelg ontle
ground of ro.@, colour, sex, lnnguage, religionor
social ongin,.Merujuk pada artikel 4
ICCPRdi
atas,jelas
bahwayang
dimaksud dengan'hal ihwal
kegentingan yang memaksa" adalah termasuk "threatenshe lW of tlte nation and tle existene of which is olfuially
proclairned.(ancaman terhadap masa depan kehidupan bangsa Indonesia
dan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia). Penilaian atas ancamanterhadap kehidupan bangsa Indonesia dan eksistensi
Negara Kesatuan Republik Indonesiadengan merujuk
padaArtikel 4
ICCPRdan dikuatkan
dalam Pasal22
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945,
sehingga negaradapat
melaksanakan kewajibannya dalam rangka melindungihak
asasi manusia dengan alasankhusus
situasi dalam keadaan darurat tersebut.Keadaan
darurat
yang dapat mengancam kedaulatan Negara KesatuanRepublik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945, antaralain
kegiatan Ormastertentu
yang telah melakukan tindakan permusuhan antara lain,
ucapan, pemyataan,sikap atau
aspirasibaik
secaralisan maupun tertulis,
melaluimedia elektronik ataupun tidak memakai media elektronik,
yangmenimbulkan kebencian baik terhadap kelompok tertenhr maupun terhadap mereka yang
termasuk ke
dalam penyelenggara negara,Tindakan
tersebut merupakantindakan
potensial menimbulkankonflik
sosialantara
anggota Tasyarakat sehingga dapat mengakibatkan keadaan chaos yangsulit untuk
dicegah dan diatasi aparat penegak hukum.
Pelanggaran terhadap asas-asas Ormas
yang telah
menegaskantidak lelentanrym
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945, pada hakikatnya merupakan perbuatan yang sangatdicelakan oleh pengurus atau ormas yang bersangkutan ki.ena
telah melanggar kesepakatan parapendiri
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana telahdiwujudkan
dalam pancasila dan undang-undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
194s. pelanggaran terhadapasaJormas
yang telah mengakui Pancasila dan undang-undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945, merupakanwqjud pikiran, niat jahat-yang
semula telah ada sejak Ormas tersebut didaftarkan.Maksud . . .
PRESIOEN
REPU BLIK INDONESIA
-5-
Maksud
dan tujuan
Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undangini adalah untuk
membedakandan sekaligus melindungi Ormas
yangmematuhi dan konsisten dengan asas dan tujuan Ormis
berdasarkan Pancasiladan
Undang-UndangDasar
NegaraRepublik
Indonesia Tahun1945 dan Ormas
y€rngasas dan
kegiatannyanyata-nyata
bertentangan dengan Pancasiladan
Undang-UndangDasar
NegaraRepublik
IndonesiaTahun 1945. Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undangini
tetah memisahkankedua
golonganOrmas tersebut dan disertai
denganjenis
sanksi dan penerapannya yang bersifatluar
biasa.II.PASAL DEMI PASAL Pasal I
AnCka
I
Pasal 1
Cukup jelas.
Angka 2 Pasal 59
Ayat (1)
Huruf
aCukup jelas.
Huruf
bYang
dimaksud
dengan"tanpa izin" adalah tanpa
izindari pemilik nama, pemilik lambang, atau
benderanegara, lembaga/badan internasional.
Huruf
cCukup jelas.
Ayat(2)...
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
6-
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf
aYang dimaksud dengan
"tindakan permusuhan'
adalahucapan,
pernyataan,sikap atau aspirasi, baik
secaralisan maupun tertulis, baik melalui media
elektronikmaupun tidak melalui media elektronik
yangmenimbulkan kebencian, baik terhadap
kelompoktertentu maupun terhadap setiap orang termasuk
ke penyelenggara negara.Huruf
bCukup jelas.
Huruf
cCukup jelas.
Huruf
dYang
dimaksud
dengan "kegiatanyang menjadi
tugasdan wewenang penegak hukum" adalah
tindakan penangkapan,penahanan dan membatasi
kebebasan bergerak seseorang karenalatar
belakangetnis,
agamadan
kebangsaanyang
bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Ayat (4)
Huruf
aCukup jelas.
Huruf
bYang dimaksud dengan "melakukan kegiatan separatis"
adalah kegiatan yang ditqjukan untuk
memisahkanbagran dari atau seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau menguasai bagian atau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,baik
atas dasar etnis, aganra, maupun ras.Huruf c.
. .PRESIOEN
REPUELIK INDONESIA
-7
-Huruf
cYang dimaksud dengan "ajaran atau paham
yangbertentangan dengan Pancasila' antara lain
ajaranateisme, komunisme/manrisme-leninisme,
atau
pahamlain yang bertujuan mengganti/mengubah
Pancasiladan
Undang-Undang Dasar NegaraRepublik
IndonesiaTahun
1945.Angka 3 Pasal 6O
Cukup jelas.
Angka 4 Pasal 61
Ayet (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "penjatuhan sanksi administratif
berupa pencabutan surat keterangan terdaftar
danpencabutan status badan hukum' adalah sanksi
yangbersifat langsung dan segera dapat dil,aksanakan
olehMenteri
Dalam Negeriatau Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia terhadap Ormas yang asas dan kegiatannya nyata-nyata
mengancamkedaulatan
NegaraKesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik IndonesiaTahun
1945, sehingga Pemerintah berwenang melakukan pencabutan.Pencabutan surat keterangan terdaftar atau
pencabutanstatus badan hukum Ormas sudah sesuai dengan
asasantrarius actus, sehingga pejabat yang
berwenangmenerbitkan surat
keterangan/surat keputusan juga
berwenang
untuk
melakukan pencabutan.Ayat (4)
Yang dimaksud dengan "instansi terkait"
adalahkementerian/lembaga di bawah koordinasi menteri
yangmembidangi sinkronisasi dan koordinasi urusan
pemerintahan di bidang politik,hukum,
dan keamanan.Angka5...
PRESIOEN
REPIJBLIK INDONESIA
-8-
Angka 5 Pasal 62
Cukup jelas.
Angka 6 Pasal 63
Dihapus.
Angka 7 Pasal 64
Dihapus.
Angka 8 Pasal 65
Dihapus.
Angka 9 Pasal 66
Dihapus.
Angka 10 Pasal 67
Dihapus.
Angka 11
Pasal 68 Dihapus.
Angka 12 Pasal 69
Dihapus.
Angka 13 Pasal 70
Dihapus.
Angka
14.
. .PRES IOEN
REPUBLIK INOONESIA
-9-
Angka 14 Pasal 71
Dihapus.
Angka 15
PasalT2 Dihapus.
Angka 16 Pasal 73
Dihapus.
Angka 17 Pasal 74
Dihapus.
Angka 18 Pasa] 75
Dihapus.
Angka 19 Pasal 76
Dihapus.
Angka 2O
Pasal 77 Dihapus.
Angka 21 Pasal 78
Dihapus.
Arugka22 Pasal 79
Dihapus.
Angka23...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_10_
Angka 23 Pasal 80
Dihapus.
Angka 24 Pasal 80A
Cukup jelas.
Angka 25 Pasal 81
Dihapus.
Andka26
Cukup jelas.
Ang!<a27 Pasal 82A
Ayat (1)
Yang
dimaksud
"dengan sengaja"adalah
adanyaniat
atau kesengajaandalam bentuk apapun
(kesengajaan dengankemungkinan,
kesengajaandengan maksud/tujuan,
dan kesengajaan dengan kepastian).Untuk itu,
kesengajaan telahnyata dari
adanya "persiapanperbuatan"
luoorbereidingingslwtdelingl
sudah dapat dipidana,dan ini
sebagai perluasan adanya percobaan, pembantuan, atau permufakatan jahat.Yang dimaksud dengan
nsecara Langsungatau tidak langsung' adalah pernyataan pikiran dan atau
kegiatanprmas yang sejak pendaftaran untuk disahkan
sebagai badanhukum
atau bukan badanhukum,
telah memilikiniat jahat
(mens-rea)atau itikad tidak baik yang terkandung di balik pernyataan tertulis pengakuan
sebagaiOrmas
yangberasaskan
Pancasiladan
Undang-UndangDasar
NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 yang dinyatakan
dan tercantum di dalam Anggaran Dasar Ormas, narnun di dalamkegiatannya terkandung pikiran atau perbuatan
yang bertentangan dengan Pancasiladan
Undang-Undang Dlasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945.Ayat(2)...
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1l
-Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Angka 28 Pasal 83A
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6084