• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942012068 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942012068 BAB IV"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1

Deskripsi Lokasi Penelitian

SD Negeri Gebugan 01 adalah Sekolah Dasar Negeri dengan nomor statistik sekolah (NSS) 101032213001 dan NPSN 20320676 yang beralamat di Jl. PTP XVIII Gebugan RT 01/I, Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. SD Negeri Gebugan 01 berdiri sejak tahun 1957 yang berada di tanah miliki desa seluas 1625 m2 dengan luas bangunan 627 m2. Jarak sekolah dengan kantor kecamatan sekitar 3 km dan jarak sekolah dengan pusat otonomi daerah 7 km.

Visi dan Misi SD Negeri Gebugan 01 adalah

luhur dalam pekerti, prima dalam prestasi, santun dalam berperilaku”. Misi SD Negeri Gebugan 01 adalah:

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan ke-pada Tuhan YME;

2. Meningkatkan Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

3. Membina dan mengembangkan minat dan bakat untuk meraih prestasi baik akademik maupun non akademik;

(2)

Sebagai sekolah yang telah lama berdiri kondisi bangunan yang dimiliki SD Negeri Gebugan 01 masih banyak yang harus dibenahi. SDN Gebugan 01 memi-liki 6 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan dan mushola, yang semuanya dalam kondisi yang baik. Namun SD Negeri Gebugan 01 hanya memiliki 3 ruang WC untuk siswa dan 2 ruang WC untuk guru dan 1 gudang yang semuanya dalam kondisi rusak. Sekolah juga memiliki seperang-kat gamelan dan alat rebana tetapi tidak memiliki ruang untuk latihan sehingga setiap latihan anak harus membawa keluar masuk alat-alat tersebut karena harus bergantian dengan ruang kelas. Jumlah guru dan karyawan di SD Negeri Gebugan 01 adalah 12 orang yang terdiri dari 8 orang guru negeri, 2 orang guru Wiyata Bhakti dan 2 orang karyawan wiyata bhakti.

4.2

Hasil Penelitian

(3)

forum kelompok kerja kepala sekolah di tingkat Kecamatan Bergas yang terdiri dari kepala sekolah negeri, swasta dan madrasah ibtidaiyah, baik sekolah inti maupun sekolah imbas dan diuji keefektifannya melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD).

4.2.1 Peran guru dalam perencanaan sekolah ramah anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Keca-matan Bergas

Sekolah ramah anak adalah sekolah dimana siswa merasa aman dan nyaman berada di dalamnya sehingga siswa tersebut dapat mengembangkan poten-sinya dengan baik. Kemampuan sekolah untuk

menja-di atau untuk menyebut menja-dirinya „ramah anak‟ sangat

ditentukan dengan tingkat dukungan, partisipasi, dan kerjasama yang diperoleh dari keluarga. Oleh karena itu diperlukan adanya peran serta aktif dari semua anggota sekolah.

(4)

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan guru kelas I di SD Negeri Gebugan 01 tentang peranserta guru dalam merumuskan tujuan program sekolah ramah anak.

“dalam menyusun suatu program di sekolah,

harus dirumuskan tujuannya terlebih dahulu. Program sekolah ramah anak yang ingin dilak-sanakan di SD Negeri Gebugan 01 bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswa pada saat berada di lingkungan sekolah.Dan saya bersama-sama dengan guru dan komite sekolah membuat rumusan tujuan dari program

sekolah ramah anak tersebut.”

Pernyataan di atas telah divalidasi oleh penga-was yang menyatakan sebagai berikut:

“saya bersama-sama dengan guru dan komite sekolah merumuskan tujuan dari program yang ingin kami laksanakan yaitu sekolah ramah anak.Sebagai di ketahui bersama bahwa sekolah ramah anak adalah sekolah yang memberikan rasa aman dan nyaman pada siswa pada saat berada dilingkungan sekolah sehingga siswa

mampu berprestasi.”

(5)

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan guru kelas V di SD Negeri Gebugan 01 yang menyatakan sebagai berikut:

“langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi dan menganalisis data yang dimiliki sekolah terkait dengan program sekolah ramah anak. Kami, para guru bersama dengan kepala sekolah dan anggota komite sekolah berusaha untuk mengidentifikasi data yang dimiliki sekolah melalui kegiatan EDS dan analisis SWOT. Dari hasil EDS diperoleh kon-disi real sekolah dan dari analisis SWOT diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah. Dan nantinya akan dilaku-kan analisis terhadap data tersebut.”

Pernyataan di atas dibenarkan pengawas seko-lah tentang peranserta guru dalam perencanaan SRA.

“Setelah tujuan program di buat, maka dilanjut -kan dengan mengidentifikasi data yang telah diperoleh dari kegiatan EDS dan analisis SWOT yang dilaksanakan oleh guru, kepala sekolah dan komite sekolah. Data tersebut nantinya akan dianalisa untuk diketahui faktor apa saja yang natinya dapat menjadi faktor pendukung dan

faktor peghambat pelaksanaan SRA.”

(6)

program sekolah yang memadai, sekolah juga harus menciptakan lingkungan yang edukatif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VI di SD Negeri Gebugan 01 dapat diketahui bahwa kepala sekolah berusaha mencari alternatif agar sekolah dapat menjadi sekolah ramah anak misalnya dengan melakukan kerjasama dengan DUDI dan para orang tua siswa untuk menggalang dana. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan guru:

“setelahdata yang dimiliki sekolah di identifikasi

dan dianalisis kemudian dilanjutkan dengan mencari alternatif apa yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk mendukung program sekolah ramah anak. Misalnya dari data yang ada sekolah kami belum memiliki pagar pelindung serta kondisi lapangan yang masih tanah sehingga kami membutuhkan dana untuk membangun pagar dan halaman sekolah. Alternative yang kami lakukan diantaranya adalah menjallin komunikasi dengan DUDI dan para orang tua siswa untuk menggalang

dana.”

Pernyataan di atas dibenarkan oleh pengawas sekolah yang menyatakan sebagai berikut:

“bapak dan Ibu guru memang memiliki peran yang sangat besar Bu. Beliau-beliau ikut serta dalam mencarikan alternatif bagi sekolah untuk dapat menjadi sekolah ramah anak.seperti misalnya dengan menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa dan DUDI untuk menggalang

dana untuk pembenahan sekolah.”

(7)

yang disusun oleh SD Negeri Gebugan 01 tertuang dalam draf perencanaan sekolah ramah anak yang meliputi 12 indikator yaitu letak lokasi sekolah, ada-nya kurikulum yang ramah anak, pengunaan metode PAIKEM, pembelajaran yang melayani kebutuhan anak, kondisi sekolah yang sesuai untuk kondisi anak, adanya sarana penunjang pendidikan, halaman seko-lah yang luas, hijau dan ramah, ketersediaan sumber belajar, tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai dengan bidangnya, pengelolaan sekolah yang transpa-ran dan strategi sekolah yang tepat. Rencana kegiatan di susun oleh semua anggota sekolah.

Hasil wawancara peneliti dengan ketua komite tentang penyusunan perencanaan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01 yang bersifat partisipatif.

“agar diperoleh perencanaan yang partisipatif, kami memang melibatkan semua anggota sekolah dan unsur-unsur yang lain. Kami membuat bebe-rapa perencanaan yang disesuaikan dengan indi-kator yang ingin dicapai kurang lebih ada 12 indikator seperti ini Bu (sambil menunjukkan draf

perencanaan sekolah ramah anak).”

Penjelasan ketua komite di atas dibenarkan oleh pengawas sekolah yang menyatakan sebagai berikut:

“kepala sekolah bersama dengan anggota sekolah lainnya membuat sebuah draf perencanaan sekolah ramah anak. Draf tersebut meliputi 12 indikator yang ingin di capai sekolah dalam peren-canaan sekolah ramah anak dan dalam pelaksa-naannya tentunya perlu dukungan dari berbagai

(8)

Berdasarkan hasil wawacara di atas dapat dike-tahui semua warga sekolah bersama dengan komite membuat draf perencanaan sekolah ramah anak yang meliputi 12 indikator yang ingin dicapai sekolah.

4.2.2 Peran Orang Tua Siswa, Masyarakat dan Komite Sekolah dalam Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas

Orang tua siswa dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah juga diharapkan untuk berperan serta aktif dalam kegiatan di sekolah. Tujuannya ada-lah agar orang tua dan masyarakat lebih mengetahui apa yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01, pihak sekolah juga berusaha untuk mengikutsertakan orang tua siswa dan masyarakat. Perencanaan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01 dilakukan sebagai upaya sekolah untuk menjadi sekolah yang ramah anak. Perencanaan ter-sebut diawali dengan melakukan EDS.

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan orang tua siswa yang menyatakan sebagai berikut:

(9)

khususnya tentang standar pembiayaan. karena program sekolah ramah anak akan membutuhkan dana yang cukup banyak. betul tidak bu".

Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite sekolah sebagai berikut:

"untuk memulai suatu program diperlukan adanya perencanaan yang matang agar program tersebut dapat berjalan lancar. program sekolah untuk menjadi sekolah yang ramah anak dilakukan perencanaan yang matang dengan melakukan eds oleh kepala sekolah. EDS tersebut dilakukan terhadap 7 orang komite sekolah, 10 orang guru dan 60 orang siswa. dan angket eds untuk komite sekolah adalah tentang standar pembiayaan."

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah ikut serta dalam perencanaan sekolah ramah anak dengan mengisi angket Evaluasi Diri Sekolah (EDS).

Orang tua siswa dan masyarakat di sekitar lingkungan SD Negeri Gebugan 01 juga terlibat aktif dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kondisi harmonis antara warga sekolah menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki sekolah khususnya dalam perencanaan sekolah yang ramah anak. Selain itu juga kepedulian orang tua dan alumni terhadap sekolah menjadi salah satu peluang yang dimiliki sekolah.

(10)

orang tua siswa dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah berperan serta aktif dalam perencanaan sekolah ramah anak. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan salah satu orang tua siswa SD Negeri Gebugan 01.

“sebagai salah satu anggota sekolah kami sebagai

orang tua siswa juga ikut beperan serta dalam meningkatkan kualitas sekolah. bentuk kepeduli-an para orkepeduli-ang tua dkepeduli-an masyarakat di sekitar lingkungan sekolah antara lain tercipta hubungan yang harmonis antara warga sekolah, para orang tua dan alumni juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan sekolah.”

Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite sekolah yang menyatakan sebagai berikut:

“sebagaimana telah saya kemukakan sebelumnya,

bahwa dalam perencanaan sekolah ramah anak kami melakukan analisis swot untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi sekolah. Nah, dari hasil analisis swot yang kami lakukan dapat diketahui bahwa terda-pat hubungan yang harmonis di antara warga sekolah (orang tua dan masyarakat) serta adanya kepedulian dari para orang tua dan alumni terha-dap perkembangan sekolah.”

(11)

Bentuk peranserta orang tua siswa dan masya-rakat terhadap sekolah yang lainnya adalah dengan menciptakan lingkungan inklusif dan ramah bagi pembelajaran anak di rumah. Hal itu merupakan salah satu aspek pengembangan sekolah ramah anak dimana suasana lingkungan rumah menjadi tempat yang aman bagi anak untuk belajar. Karena dengan adanya lingkungan yang aman anak menjadi lebih berkonsentarsi dalam belajar sehingga prestasi yang diperoleh juga akan semakin meningkat.

Penjelasan dari salah satu tokoh masyarakat yang kebetulan sebagai orang tua siswa di sekolah berikut ini memperkuat informasi di atas.

“sebagai orang tua kami selalu beruasaha untuk

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak untuk belajar ketika berada di rumah. misalnya ruang belajar yang terang, suasana yang sepi, sarana belajar pendukung lain yang dibutuhkan oleh anak. ya, pokoknya agar anak merasa nyaman untuk belajar sehingga apa yang mereka pelajari dapat cepat ditangkap oleh otak. Betul

tidak bu.”

Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite sekolah yang menyatakan sebagai berikut:

“sesuai dengan artinya bahwa sekolah ramah anak

(12)

lingkungan sekolah sangat penting dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01 ini. Kurang lebihnya begitu bu.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa peranserta orang tua dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah sangat penting dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01. Peranserta orang tua dan masyarakat dalam perencanaan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01 adalah dengan memberikan dukungan dalam menciptakan lingkungan inklusif dan ramah bagi pembelajaran anak di rumah dalam pengembang-an kurikulum Sekolah Ramah Anak (SRA). Orpengembang-ang tua siswa dan masyarakat bersama-sama dengan sekolah membuat rencana strategis untuk menciptakan seko-lah ramah anak. Berdasarkan hasil wawancara peneliti komite sekolah tentang keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pembuatan rencana strategis sebagai upaya sekolah untuk menciptakan sekolah ramah anak. Rencana strategis tersebut tertuang dalam rencana kerja sekolah.

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan orang tua siswa tentang pembuatan rencana strategis dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01.

“peranserta yang lainnya adalah keikutsertaan

(13)

sekolah seperti ini Bu (sambil menunjukkan

doku-men rencana Kerja sekolah, data terlampir).”

Pernyataan di atas diperkuat oleh komite seko-lah tentang peran serta orang tua siswa dan masya-rakat dalam pembuatan rencana strategis sekolah.

“peranserta orang tua siswa dan masyarakat yang

lainnya adalah keterlibatan mereka dalam pem-buatan rencana kerja sekolah. Di dalam RKS tersebut dijelaskan rencana apa saja yang akan dilakukan sekolah selama 8, 4 atau 1 tahun yang akan datang. Dalam kaitannya dengan perencana-an sekolah untuk menciptakperencana-an sekolah ramah anak, rencana yang kami buat seperti ini Bu (sambil menunjukkan dokumen RKS SD Negeri

Gebugan 01).”

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen di atas dapat diketahui bahwa orang tua siswa dan masyarakat di sekitar lingkungan SD Negeri Gebugan 01 ikut berpartisipasi aktif dalam perencanaan sekolah dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak. Keikutsertaan orang tua siswa dan masyarakat antara lain kepedulian orang tua dan alumni dalam membantu pengembangan sekolah, dan keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam pembuatan rencana kerja sekolah (RKS).

4.2.3 Menghasilkan Sebuah Draf Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) yang Partisipatif di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas

(14)

desain produk perencanaan yang dihasilkan benar-benar dapat dilaksanakan di sekolah. Persiapan yang diperlukan dalam perencanaan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Desain Awal Perencanaan

(15)

perenca-naan yang disusun tidak mengalami hambatan dalam pelaksanaanya nanti.

Setelah kegiatan awal diperoleh data yang otentik, peneliti membuat rancangan atau desain draf perencanaan awal yang terdiri dari 12 indikator di antaranya adalah: (1) letak lokasi sekolah; (2) adanya kurikulum yang ramah anak; (3) penggunaan metode PAIKEM dalam proses pembelajaran; (4) pelayanan pembelajaran kepada siswa dengan sistem pola penga-suhan; (5) bangunan ruang kelas yang kokoh, sehat, dan aman yang memenuhi standar dan terbebas dari polusi; (6) tersedianya sarana penunjang pendidikan yang yang ramah anak; (7) halaman sekolah yang hijau dan ramah; (8) pengadaan sarana prasarana yang ramah anak; (9) tersedianya buku sumber dan buku reveransi; (10) pendidik dan tenaga kependidik-an ykependidik-ang kompeten di bidkependidik-angnya; (11) pengelolakependidik-an sekolah yang transparan dan akuntabel; (12) strategi sekolah yang ditetapkan bersama tim pengembang sekolah seperti digambarkan dalam tabel terlampir.

2. Validasi Pakar

(16)

1. Validasi dari bapak Sutono, S.Pd. (Kepala SD Negeri Karangjati 03) salah satu sekolah inti di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas

“Saya sangat setuju dengan susunan draf peren-canaan yang disusun ibu Jumriyah semoga dapat dilaksanakan di SD Negeri Gebugan 01 dengan baik dan nantinya dapat diikuti oleh sekolah-sekolah lain di lingkungan Kecamatan Bergas sehingga semua sekolah dapat melaksa-nakan proses pembelajaran yang benar-benar ramah anak. Perencanaan ini disusun berdasar-kan kebutuhan dan kondisi yang ada di hampir seluruh sekolah negeri dan apabila perencanaan ini benar-benar dilaksanakan saya yakin SD Negeri Gebugan 01 menjadi sekolah yang ramah anak seperti yang diharapkan. Hanya ada bebe-rapa hal yang harus ditambahkan di antaranya adalah unsur partisipan perlu ditambah tokoh masyarakat karena program ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa partisipasi aktif dari

(17)

lingkungan desa Gebugan. Berkoordinasi dengan pemerintah daerah juga sangat diperlukan”.

3. Validasi dari Bapak Amarodin (Kepala MI Ar-Risyad Bergas Lor)

“Perencanaan yang disusun hendaknya dapat dilaksanakan untuk semua sekolah jadi sumber dana yang dipersiapkan dan pihak-pihak yang terkait juga tergantung pad sekolah itu sendiri, intinya jangan takut untuk melaksanakan kare-na kendala biaya justru itu sebagai tantangan buat kita untuk mampu mencari solusi yang terbaik agar perencanaan yang disusun oleh bu Jumriyah ini dapat kita pedomani untuk dilak-sanakan di sekolah kita dan ditentukan langkah antisipasi untuk mensikapi hambatan yang

kemungkinan dihadapi”.

4. Validasi dari hasil musyawarah dikuatkan dan disimpulkan oleh Bapak Sutaya, S.Pd M.Pd. (Pengawas di UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas Sebagai Pakar Pendidikan).

(18)

disusun. Dalam proses pelaksanaannya nanti kami dari jajaran UPTD akan melakukan koor-dinasi dengan Dinas Pendidikan agar dalam pelaksanaannya benar-benar dapat berjalan dengan baik dengan dana yang teralokasi dan dapat dipertanggung jawabkan dengan sebaik-baiknya”.

Demikian validasi yang dapat kami lakukan semoga draf perencanaan Sekolah Ramah Anak ini nantinya benar-benar dapat dilaksanakan di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang dan segera dapat diikuti oleh sekolah-sekolah lain di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas se-hingga semua sekolah dapat melaksanakan pembela-jaran yang ramah anak seperti yang kita harapkan bersama. Amin

Setelah melalui diskusi, musyawarah dan perde-batan peneliti merumuskan hasil validasi berupa desain draf perencanaan yang kedua dilengkapi dengan hasil revisi.

3. Revisi Desain Hasil Validasi

(19)

sekolah dengan UPTD Pendidikan tingkat kecamatan dan Dinas Pendidikan kabupaten untuk pengajuan dana bantuan pemerintah daerah, propinsi atau pusat, baik melalui DAK, Bansos maupun Dana Hibah. Hasil validasi pakar digambarkan dalam Draf Perencanaan Sekolah Ramah Anak yang kedua berupa tabel terlampir.

4. Uji Keefektifan Desain Perencanaan

(20)

Kelima pertanyaan yang didiskusikan antara lain: (1) Seberapa besar manfaat perencanaan ini bagi sekolah?; (2) Bagaimana kelayakan perencanaan sekolah ramah anak ini?; (3) Sebutkan kelebihan dan kelemahan dari perencanaan sekolah ramah anak ini?; (4) Hambatan dan kendala apa saja yang mungkin dihadapi ketika perencanaan ini nanti dilaksanakan di sekolah?; (5) Berikan masukan dan saran untup per-baikan perencanaan sekolah ramah anak ini?

Dari hasil diskusi dapat peneliti simpulkan masukan dan saran perbaikan seperti catatan notulen hasil diskusi oleh notulis berikut ini.

Diawali dengan sambutan dari Dr. Bambang Ismanto, M.Si sebagai nara sumbar sebagai berikut:

FGS berasal dari Amerika, konsep FGD itu adalah fokus diskusi kelompok untuk saling menyamakan konsep, melegakan, mencerdaskan, toleransi dan konfirmasi. Data kualitatif (situasi perilaku orang secara psikis) merupakan data kompleks. Per-lengkapan data (wawancara, dokumen, observasi) dengan klasifikasi, konfirmasi, respon, positif thingking dengan menggunakan keabsahan triangulasi data. Sekolah Ramah Anak (SRA) seka-rang namanya sekolah inklusi”.

Dilanjutkan rangkuman hasil diskusi sebagai berikut:

1. Seberapa besar manfaat perencanaan sekolah ramah anak (SRA) bagi sekolah?

(21)

Pak Gogo (perwakiln kepala sekolah di jajaran UPTD Bergas)

“Berkaitan dengan SRA bertujuan untuk mengu -rangi tindakan negative di sekolah. Mengu-rangi pelanggaran anak di sekolah. Kelebihannya anak motivasi semakin terbangun dalam belajar, memberikan manfaat kerjasama guru dengan

siswa”.

Pak Darbi Supriyono (Pengawas TK/SD)

“Tanpa perencanaan tidak akan berhasil dalam

SRA. Penanganan khusus SRA tidak luput dari perencanaan.Manfaat perencanaan menjadi satu acuan dalam pelaksanaan SRA yang terlaksana

akan menjadi baik”.

Pak Ahmad Farian Listianto (Guru Kelas II) “Sekolah Ramah Anak mengembangkan pola pikir, kreativitas, sudah terdapat dalam UU. Dalam perencanaan harusnya mengusulkan bantuan-bantuan untuk memajukan SRA”.

2. Apakah perencanaan SRA ini layak diterapkan di sekolah?

Jawaban:

Bu Sri Dati, S.Pd, MM (Ka. UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas)

“Sangat layak, sesuai denga pendahuluan dan

(22)

kesempatan untuk berkembang. Guru bukan

raja dalam kelas masih ada sumber lain”.

Pak Darbi (Pengawas TK/SD)

“Sangat layak dan wajib di terapkan di sekolah

dan SRA juga berkaitan erta dengan kurikulum 2013 serta berkesinambungan. SRA itu dapat memunculkan 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sayang dan Santun). SRA muncul suasana

gembira, aman, nyaman dan senang “.

Pak P Yosep( Guru Kelas IV)

“Mengenai SRA sangat layak, hal-hal yang men-dukung seorang guru harus menerapkan dalam keseharian (salam pagi dan ucapan).SRA anak

merasa di hargai”.

3. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari perencaaan sekolah ramah anak (SRA) ini?

Jawaban:

Bpk Joko Wahyudi (Ka. Komite Sekolah) “Kelebihan; Anak merasa nyaman dan aman.

Kekurangan; penambahan biaya dari sisi orang

tua ada dilematis di desa ada momok “sekolah gratis”. Melalui kerjasama dengan komite seko-lah agar sukses dalam SRA”.

Pak Darbi (Pengawas)

(23)

Ka UPTD

“Kelebihan; Pembelajaran pasti anak tertarik. Dalam konsep SRA tidak harus membeli melain-kan guru dituntut lebih kreatif untuk mencip-takan alat peraga yang menarik di sekitar ling-kungan”.

Ibu Sri Setyani(Kepala SD Negeri Wujil 01). „Kelebihan; Anak semakin erat dengan guru dan membutuhkan, kekurangannya; dari sarpras yang harus dilengkapi banyak dana dan perlu jangka waktu panjang. Sarpras dan pembelajar-an harus seimbpembelajar-ang. Anak bpembelajar-anyak mpembelajar-anja dengpembelajar-an

guru”.

Siti Hariyani (Guru SD Negeri Gebugan 01). “Membutuhkan biaya yang besar. Kekurangan nya; sarpras, melihat lapangan yang belum SRA dengan menggunakan uang infaq untuk me-maving halaman sekolah. Kelebihannya; SRA

tidak perlu dengan biaya besar”.

4. Hambatan/kendala apa saja yang mungkin akan di temua dalam penerapan perencanaan sekolah ramah anak ini?

Jawaban:

(24)

Pak Darbi (Pengawas TK/SD)

“Hambatan; biaya, peraturan dari pemerintah, panduan/Implementasi dan SDM”.

Ka UPTD (Bu Sri Dati).

“Menyusun analisis SWOT SDN Gebugan 01. Jadikan kelemahan, kekuatan untuk maju. Bapak/Ibu guru tidak usah ragu dan SRA tetap

harus berjalan”.

Bu Mrdiyah (guru Agama)>

“Hambatan; sudah kerjasama dengan nara

sumber tetapi anak belum kondusif dan masih perlu proses yang panjang karena anak berasal dari keluarga yang berbeda latar belakang sosial ekonominya sehingga dalam implementasinya nanti guru harus benar-benar mampu memberi-kan palayanan kepada siswa dengan penuh

kasih dan saying”.

Setelah proses diskusi selesai ditutup dengan ucapan terimakasih dari peneliti sebagai berikut:

(25)

gebugan 01 juga bagi sekolah-sekolah lain yang ingin melaksanakan sekolah ramah anak di sekolahnya.

5. Revisi Hasil FGD

Dari hasil kegiatan FGD yang dilakukan, peneliti merangkum, menyimpulkan dan melakukan revisi dari desain draf perencanaan hasil validasi pakar menjadi Perencanaan Sekolah Ramah Anak yang nantinya dapat digunakaan sebagai referensi bagi sekolah untuk diimplementasikan di sekolah. Perencanaan yang disusun ini sebagai perencanaan final yang siap dijadikan pedoman palaksanaan seperti tabel berikut (terlampir).

4.3

Pembahasan Hasil Penelitian

(26)

4.3.1 Peran Guru dalam Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas

Peran serta guru dalam perencanaan sekolah ramah anak dapat dilihat dari keikutsertaan guru dalam menentukan tujuan dari program sekolah tersebut. Tujuan dibentuknya sekolah ramah anak di SD N Gebugan 01 adalah agar siswa merasa aman dan nyaman ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Apabila siswa sudah merasa aman dan nyaman, maka diharapkan mereka dapat menggali potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu guru sebagai tenaga pen- didik dilibatkan dalam kegiatan perencanaan sekolah ramah anak. Konsekuensi menciptakan sekolah ramah anak tidaklah mudah karena sekolah di samping harus menyiapkan dana yang memadai, sekolah juga harus menciptakan lingkungan yang edukatif.

Kepala sekolah SD Negeri Gebugan 01 berusaha mencari alternatif agar sekolah dapat menjadi sekolah ramah anak misalnya dengan menggali dana dari luar sekolah, yaitu dengan memberdayakan alumni sekolah yang produktif dan memaksimalkan kegiatan infaq Jumat.

(27)

tena-ga pendidik jutena-ga harus mampu meciptakan lingkung-an sekolah ylingkung-ang amlingkung-an dlingkung-an nyamlingkung-an bagi siswa dalam menuntut ilmu.

4.3.2 Peran Orang Tua Siswa, Masyarakat dan Komite dalam Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas

Pendidik selain diperankan oleh guru, juga diperankan oleh orangtua di dalam rumah tangga dan masyarakat. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 7 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendi-dikan Nasional yang berbunyi:

(1) Orangtua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya; (2) Orangtua dari anak usia wajib belajar, berke-wajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.

(28)

Peranserta masyarakat seperti yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 8 menyatakan:

“Masyarakat berhak berperan serta dalam perencana

-an, pelaksana-an, pengawas-an, dan evaluasi program

pendidikan”, dan Pasal 9 menyatakan: “Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya

dalam penyelenggaraan pendidikan”. Peningkatan

efektivitas peran serta masyarakat terutama dunia usaha seyogyanya diatur oleh pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota guna mendukung pene-rapan SRA.

Bentuk peranserta orang tua siswa dan masya-rakat terhadap sekolah yang lainnya adalah dengan menciptakan lingkungan inklusif dan ramah bagi pembelajaran anak di rumah. Hal itu merupakan salah satu aspek pengembangan sekolah ramah anak dimana suasana lingkungan rumah menjadi tempat yang aman bagi anak untuk belajar. Dengan adanya lingkungan yang aman anak menjadi lebih berkon-sentarsi dalam belajar sehingga prestasi yang diper-oleh juga akan semakin meningkat.

(29)

keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam - rencana kerja sekolah (RKS).

4.3.3 Menghasilkan Sebuah Draf Perencanaan Partisipatif yang Ramah Anak di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas

Perencanaan adalah rangkaian kegiatan mene-tapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang berdasarkan fakta-fakta dan pemikiran yang matang dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan. Perencanaan juga merupakan pedoman dan acuan bagi para pelaksana kegiatan, agar kegiatan yang ada dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari semua anggota organisasi atau sekolah agar perencanaan tersebut dapat berja-lan berja-lancar. Perencanaan dianggap sebagai suatu fungsi manajemen, dipimpinan (manajer) wajib melaksana-kan perencanaan sebagai pedoman dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan kejelasan apa yang akan dilakukan, bilamana akan dilakukan dan siapa yang akan melakukannya.

(30)

yang berkaitan dengan informasi tentang sekolah ramah anak (SRA). Kajian pustaka tersebut meliputi pengumpulan data atau informasi tentang pelaksana-an sekolah ramah pelaksana-anak (SRA) ypelaksana-ang di dalamnya ter-masuk juga tentang konsep manajemen pendidikan.

Setelah tahap pendahuluan draf perencanaan disusun dan divalidasi pakar, dilakukan revisi hasil validasi, diuji coba keefektifannya, dilakukan revisi hasil uji coba dan diakhiri dengan produk perencana-an sekolah ramah perencana-anak yperencana-ang siap untuk diimplemen-tasikan di sekolah.

Kisi-kisi perencanaan yang dibuat oleh kepala sekolah, guru dan komite sekolah antara lain:

a. EDS

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah suatu proses evaluasi yang bersifat internal dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang digunakan sebagai dasar penyusunan RKS dan RKAS dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah secara konsisten dan berkelanjutan, serta sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kab/kota (Sudrajat, 2012:1).

(31)

pengelo-laan, standar pembiayaan dan standar penilaian. EDS dilakukan untuk mengetahui kondisi riil yang ada di sekolah. EDS dilakukan melalui angket yang diberikan kepada kepala sekolah, guru, komite sekolah dan siswa. Dari hasil EDS dapat diketahui SD Negeri Gebugan 01 belum layak untuk menjadi sekolah ramah anak.

b. Visi, Misi

Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan datang. Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepen-tingan di masa datang (Akdon, 2006: 94-97).

Berdasarkan visi, misi dan tujuan sekolah, SD Negeri Gebugan 01 ingin menjadi sekolah yang mampu meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta membina dan mengembangkan minat dan bakat untuk meraih prestasi. Dengan menjadi sekolah ramah anak, SD Negeri Gebugan 01 diharap-kan dengan mudah mencapai visi, misi dan tujuan sekolah tersebut.

c. Analisis SWOT

(32)

meng-ajar, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengem-bangan iklim akademik, fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat dengan keterlibatannya. Maka untuk mencapai tingkat kesiapan setiap fungsi dan faktor-faktornya dilakukanlah analisis SWOT (Depdiknas, 2002).

Analisis SWOT yang dilakukan di SD Negeri Gebugan 01 untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dimiliki sekolah. Berda-sarkan hasil analisis SWOT dapat diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki sekolah antara lain: (a) etos kerja guru dan motivasi siswa, (b) ruang kelas, perpustakaan dan laboratorium sudah memenuhi standar, (c) kondisi harmonis antar warga sekolah, (d) pendekatan, metode mengajar guru yang bervariasi, (e) memiliki web yang bisa diakses oleh siapa pun, dan (f) prestasi sekolah non akademik sangat baik.

Berdasarkan hasil analisis SWOT di SD Negeri Gebugan 01 dapat diketahui bahwa kelemahan yang dimiliki sekolah antara lain: (a) alokasi dana untuk GTT/PTT dan ekstrakurikuler cukup tinggi, (b) ku-rangnya sarana prasarana pembelajaran, (c) mayoritas guru lemah di bidang IT, (d) halaman sekolah sempit dan (e) rawan pencurian karena sekolah belum me-miliki pagar pengaman.

(33)

antara lain: (1) dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana dan prasarana, (2) perkembangan IPTEK serta IMTAK, (3) sponsor dari Dinas terkait, (4) kepedulian orang tua dan alumni. Sedangkan ancaman yang dihadapi sekolah antara lain: (1) lemba-ga pendidikan sejenis, (2) banyak siswa dari keluarlemba-ga broken home, (3) persaingan lomba sangat ketat, (4) kemajuan teknologi komputer dan informatika.

Hasil analisis SWOT yang dilakukan sekolah dijadikan acuan bagi sekolah dalam membuat program sekolah seperti sekolah ramah anak. Dapat dilihat dari butir peluang, adanya dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana prasarana dan kepedulian orang tua dan alumni adalah peluang yang paling besar yang dimiliki oleh SD Negeri Gebugan 01. Peluang ini harus dimanfaatkan secara maksimal dengan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan pihak luar sekolah, dimana peluang ini akan memperkecil ancaman pada butir empat yaitu per-saingan dalam bidang TIK yang belum begitu baik. Ancaman ini dapat diminimalisir dengan peluang tersebut dengan cara tidak hanya infrastruktur saja yang diperhatikan tetapi tenaga pengajar yang mum-puni juga harus dipenuhi.

d. Renstra

(34)

meng-alokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berikut digambarkan matrik swot berdasarkan penghi-tungan IFAS dan EFAS yang diperoleh di SD Negeri Gebugan 01.

Rencana strategi yang dimiliki SD Negeri Gebugan 01 antara lain meminimalisir kelemahan sekolah, meningkatkan dan mengembangkan kekuat-an sekolah, menkekuat-angkap dkekuat-an memkekuat-anfaatkkekuat-an semaksi-mal mungkin peluang sekolah, mengantisipasi ancam-an dengancam-an kekuatancam-an yancam-ang dimiliki sekolah, serta menjalin hubungan yang baik kepada orang tua siswa, komite, masyarakat, dan para pemangku kepentingan termasuk siswa untuk mengambil langkah strategi perencanaan sekolah ramah anak (SRA) yang partisi-patif.

1 1

-1

(35)

Rencana strategi yang diterapkan adalah (SO): 1) Menggunakan kekuatan, dalam hal ini potensi

alumni untuk meminimalisir kelemahan sarana prasarana di SD Negeri Gebugan 01 yang serba terbatas dan menangkap peluang yang ada, yaitu menjalin jejaring kerjasama dengan Dinas terkait dan sponsor untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita bersama yang disusun oleh tim pengem-bang sekolah berupa rumusan visi, misi dan tujuan sekolah dapat terwujud dengan cara menggali dana dari para alumni;

2) Berusaha mencari berbagai bentuk bantuan dari pihak luar/swasta dengan sarana website yang dimiliki sekolah dengan menarik minat para alumni untuk menciptakan SD Negeri Gebugan 01 ini menjadi sekolah yang ramah anak dengan kondisi yang kecil, hijau, aman, bersih, nyaman, sejuk, dan sejahtera;

3) Berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap prestasi siswa baik bidang akademik maupun non akademik agar masyarakat semakin yakin dan tidak sia-sia telah menitipkan putra-putrinya di SD Negeri Gebugan 01.

e. Strategi

(36)

peren-canaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

Berdasarakan hasil obervasi dan wawancara dapat diketahui bahwa strategi yang dimiliki SD Negeri Gebugan 01 antara lain: (a) berupaya menutup kele-mahan sekolah dengan kekuatan yang ada, (b) me-ningkatkan dan mengembangkan kekuatan sekolah, (c) menggunakan peluang untuk menutup kelemahan yang ada, (d) menjalin jejaring bersama tim pengem-bang sekolah untuk membuat aksi antisipasi terhadap kemungkinan munculnya ancaman di sekolah, (e) Me-nyamakan persepsi, berkoordinasi dan menjalin kerja-sama yang baik dengan tim pengembang sekolah untuk menyusun sebuah perencanaan sekolah ramah anak yang partisipatif sehingga dapat dijadikan pedoman bagi semua sekolah di Kecamatan Bergas, (f) Mewujudkan mimpi bersama dengan saling bahu membahu antara seluruh warga sekolah, orang tua siswa, komite sekolah, masyarakat, lembaga pemerin-tah desa, dan seluruh pemangku kepentingan pendi-dikan di lingkungan setempat sesuai prosedur dan aturan yang ada.

(37)

sekolah inti maupun imbas serta menguji keefektifan produk melalui kegiatan Focus Group Discussion

(FGD). Dengan harapan dapat digunakan sebagai salah satu rekomendasi bagi sekolah dalam melaksa-nakan program sekolah ramah anak tidak hanya di SD Negeri Gebugan 01 saja tetapi juga untuk sekolah-sekolah lain di lingkungan Kecamatan Bergas Kabu-paten Semarang.

Berdasarkan hasil FGD dapat disimpulkan bahwa sekolah ramah anak sangat cocok diterapkan di SD Negeri Gebugan 01 alasanya adalah hal itu dapat membangun motivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar. Proses pembelajaran di kelas juga akan berjalan dengan penuh kasih sayang sehingga akan meminimalisir pelanggaran hak untuk belajar. SRA sangat layak dan wajib diterapkan di sekolah untuk mengembangkan kompetensinya sesuai minat dan bakat. Anak akan di nomor satukan, karena dengan potesni anak yang berbeda latar belakang keluarga-nya, cenderung kurang kasih sayang, maka akan berpengaruh terhadap hasil yang dicapai dalam pem-belajaran.

(38)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

• Sambungan sudut ( corner joint ) , dipakai untuk penampang tersusun berbentuk kotak yang digunakan untuk kolom atau balok.. • Sambungan sisi ( edge joint ) , bukan

[r]

Dosen membuka materi dengan menjelaskan tentang beban dinamik umum - Diskusi seluruh kelompok.. - White Board 10 menit Mahasiswa dapat mempersiapkan diri

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pemaparan yang diterima oleh para konsumen mengenai produk sepatu Converse merupakan salah satu faktor yang dapat

Hubungan Antara Komitmen Berpacaran dengan Kualitas Persahabatan pada Remaja Akhir di Universitas Pendidikan Indonesia.. Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu