• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PREFERENSI DAN SIKAP GURU MAN LAMONGAN TERHADAP KEINGINAN MENJADI NASABAH PERBANKAN SYARIAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PREFERENSI DAN SIKAP GURU MAN LAMONGAN TERHADAP KEINGINAN MENJADI NASABAH PERBANKAN SYARIAH."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PREFERENSI DAN SIKAP GURU MAN

LAMONGAN TERHADAP KEINGINAN MENJADI NASABAH

PERBANKAN SYARIAH

SKRIPSI

Oleh :

ETY FATMAWATI

NIM. C94212140

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Perbankan syariah merupakan bank yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). Adanya bank syariah diharapkan bisa menjembatani masyarakat dalam membantu dan menjalankan transakasi dibidang perbankan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Di lingkungan MAN Lamongan sudah ada kantor Kas BPRS Madinah yang diharapkan dengan adanya lembaga tersebut bisa menarik keinginan dari guru-guru dan siswa untuk bergabung menjadi nasabah didalamnya. Dengan demikian seberapa besar pengaruh preferensi dan sikap guru MAN Lamongan terhadap perilaku pada perbankan syariah menjadi hal yang menrik untuk diteliti. Permasalah yang ada dalam peneitian ini mencamgkup 3 hal yang diantaranya: 1. Adanya tidaknya pengaruh preferensi secara parsial terhadap keinginan menjadi nasabah, 2. Ada tidaknya pengaruh sikap secara parsial terhadap keinginan menjadi nasabah, 3. Ada tidaknya pengaruh secara simultan terhadap keinginan menjadi nasabah.

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data dengan penyebaran angket. Subyek pada penelitian ini menggunakan smpel sebyak 50 responden, jumlah tersebut diambil dari 102 responden yang diambil secara acak. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi, yang terdiri dari 2 variabel dependen dan satu variabel independen. Alat yang digunakan adalah analisis regresi dengan mengunakan metode asusmsi klasik, uji t parsial, dan uji F simultan.

(7)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...6

1. Tujuan Penelitian ...6

6. Produk Bank Madina Syariah ...24

B. Penelitian Terdahulu ...27

C. Kerangka Pemikiran Teoritik ...30

D. Hipotesis ...31

BAB III METODE PENELITIAN ...33

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...33

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ...34

C. Jenis dan Sumber Data ...34

D. Populasi dan Sampel ...35

1. Populasi ...35

2. Sampel ...35

E. Metode Pengumpulan Data ...36

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran ...38

1. Variabel Penelitian ...38

(8)

G. Uji Validitas dan Reabilitas ...39

1. Uji Validiatas ...39

2. Uji Reabilitas ...40

H. Teknik Analisis Data ...42

1. Uji Asumsi Klasik ...43

a. Uji Linieritas ...43

b. Uji Normalitas ...43

c. Uji Multikolonieritas ...44

d. Uji Heteroskesdastisitas ...45

2. Analisis Regresi Linier Berganda ...45

3. Uji Hipotesis ...45

a. Uji F ...45

b. Uji t ...46

BAB IV HASIL ...47

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ...47

1. Lokasi Penelitian ...47

2. Profil MAN Lamongan ...47

a. Sejarah MAN Lamongan ...47

b. Visi dan Misi MAN Lamongan ...49

3. Profil Responden ...50

B. Hasil Data ...54

1. Uji Validitas dan Rebilitas ...54

a. Uji Validitas ...54

b. Uji Reabilitas ...59

2. Uji Asumsi Klasik ...59

a. Uji Linieritas ...61

b. Uji Normalitas ...63

c. Uji Multikolinieritas ...67

d. Uji Heteroskesdastisitas ...67

3. Analisis Regresi Linier Berganda ...67

4. Uji Hipotesis ...68

a. Uji F...68

b. Uji t ...70

BAB V PEMBAHASAN ...72

A. Pengaruh Preferensi (X1) dan Sikap (X2) Guru MAN Lamongan terhadap Keinginan Menjadi Nasabah Perbankan Syariah secara Parsial ...72

1. Pengaruh Preferensi Guru MAN Lamongan Terhadap Keinginan Menjadi Nasabah Perbankan Syariah ...72

(9)

B. Pengaruh Preferensi (X1) dan Sikap (X2) Guru MAN Lamongan Terhadap Keinginan Menjadi Nasabah Perbankan

Syariah secara Simultan ...77

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ...80

A. Simpulan ...80

B. Saran ...81

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 3.1 Devinisi Operasional Variabel ... 39

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 52

Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Pendapatan ... 53

Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Pengelompokan Nasabah ... 54

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Preferensi ... 55

Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Sikap ... 56

Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel Perilaku ... 58

Tabel 4.9 Hasil Uji Reabilitas ... 59

Tabel 4.10 Uji Linieritas ... 60

Tabel 4.11 Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov ... 62

Tabel 4.12 Uji Multikolonieritas Tolerance dan VIF ... 64

Tabel 4.13 Uji Heteroskesadtisitas Spearman’s Rho ... 66

Tabel 4.14 Uji Persamaan Agresi Linier Berganda ... 67

Tabel 4.15 Uji F ... 69

Tabel 4.16 Uji t ... 70

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru MAN Lamongan adalah tenaga pengajar yang mempunyai peran sangat penting dalam sebuah institusi pendidikan. MAN Lamongan adalah salah satu lembaga pendidikan tingkat atas berbasis Islam yang ada di Lamongan. MAN Lamongan mempunyai 4 penjurusan bagi siswa siswi yang berada di kelas XI yang terdiri dari IPA, IPS, Agama, dan Bahasa. Di dalam lingkungan MAN Lamongan terdapat salah satu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan nama Bank Madinah yang melayani pembayaran SPP bagi para siswa. Bank itu pula yang mengelola keuangan dari Madrasah dan juga uang Koperasi yang ada di MAN.

(13)

2

Perbankan syariah berdampak pada sebuah institusi pendidikan dengan basis agama salah satunya yaitu MAN Lamongan. Dengan adanya perbankan syariah di lingkungan MAN Lamongan diharapkan bisa menjadi salah satu alat dalam memberikan pendidikan bagi para guru maupun siswa siswi dalam transaksi yang berhubungan bengan jasa bank. Dengan adanya BPRS yang ada dilingkungan MAN Lamongan itu pula para guru tentunya mempunyai pemahaman yang berbeda. Para guru seharusnya sudah banyak mengetahui tentang adanya bank syariah dengan adanya BPRS yang ada di lingkungan MAN Lamongan maka sudah selayaknya jika para guru cenderung memilih menggunakan jasa perbankan syariah, jadi dengan adanya BPRS tersebut sangat mempengaruhi sikap guru terhadap produk-produk bank syariah sehingga akan menjadi sangat wajar apabila sebagian guru mampu menyikapi produk-produk perbankan sayriah baik dalam bentuk bank maupun BPRS.

Perilaku guru terhadap prbankan syariah dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek tabungan dan aspek pembiayaan, apakah bersedia untuk menabung di bank syariah tanpa ragu sedikitpun atau tidak berhubungan dengan bank syariah sama sekali. Pada sisi tabungan dan pembiayaan nantinya akan terlihat pemahaman tentang sistem perbankan syariah yang mempunyai sifat komprehensif.

(14)

3

dengan Allah. Dalam islam telah diatur mengenai segenap perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu tidak menyimpang dari ajaran agama islam.1 Reaksi yang berbeda akan menggambarkan perilaku yan berbeda yaitu konsumen yang berbeda makan akan memberikan reksi yang berbeda pula dalam hal perasaan terhadap iformasi yang sama, sikap biasanya memainkan peranan utama dalam menentukan merek apa yang akan dibeli dan tokomana yang akan dijadikan langganan, konsumen secara khas memilih merek atau toko yang dievaluasi secara paling menguntungkan.2

Berkaitan dengan preferensi, konsumen akan memberikan harapannya sebagai standar atau acuan. Harapan guru dalam memilih suatu produk pun memprioritaskan pada kepuasannya. Jadi dalam kontek preferensi konsumen umumnya merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya karena preferensi adalah hasil dari evaluasi. Pilihan konsumen berkaitan erat dengan kesadarannya sehingga apa yang dilakukan oleh konsumen merupakan kenyataan yang objektif yang akan mempengaruhi tindakannya seperti keputusan membeli, sehingga sikap dan perilaku itu sangat berkaitan dengan keputusan memilih atau menggunakan suatu barang atau jasa, jadi apabila perilaku terhadap perbankan syariah baik maka preferensinya juga cenderung mengarah terhadap perbankan syariah.

Perkembangan bank syariah akan sangat pesat apabila mengacu pada

demand masyarakat akan produk yang disediakan perbankan syariah, yang

mana sejak tahun 1998 mulai beropersinya duel banking system di Indonesia.

1

Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Yogyakarta: EKONOSIA, 2007), 167.

2

(15)

4

Perbankan konvensional yang menerapkan bunga berjalan berdampingan dengan perankan syariah yang menerapkan sistem bagi hasil. Akan tetapi dalam hal ini masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam perkembangan bank syariah. Permaslahan yang sering muncul adalah mengenai rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai perbankan syariah terutama yang disebabkan dominasi dari perbankan konvensional sehingga perbankan syariah masih dipandang sebelah mata. Karena dalam praktiknya sistem perbankan syariah sering mengalami beberapa kendala yang diantaranya belum optimalnya SDM yang dimiliki oleh perbankan syariah tersebut, kesalahan-kesalahan persepsi tentang perbankan syariah dan masih banyak ditemukannya praktik-praktik perbankan syariah yang menyimpang dari prinsip-prinsip syariah.

Dalam menghadapi pola pikir masyarakat yang beragam, para ahli meyakini bahwa kelahiran lembaga keuangan syariah khususnya di bidang perbankan syariah dapat dijadikan alternaif untuk menjalankan sistem ekonomi dengan lebih baik, lebih manusiawi, dan sesuai dengan prinsip islam. Keadaan ini didukung dengan adanya legislasi kebijakan negara untuk membentuk perbankan syariah. Pada tahun 1998, pemerintah mengeluarkan UU RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan syariah. Dalam undang-undng tersebut, diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah.3 Kemudian untuk memperbaiki peraturan yang lama pemerintah juga mengeluarkan

3

Dr. Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,

(16)

5

perundang-undang baru yang tertulis pada UU No. 23 tahun 1999, lalu UU No. 3 tahun 2004, dan yang paling baru pada UU No. 10 tahun 2008.

Sikap responden mengenai adanya bunga dan bagi hasil yang diterapkan ole perbankan sangat beragam. Sebagian masyarakat masih tetap menerima bunga, sebagian lagi menerima sistem bagi hasil dengan tetap menerima bunga, dan sebagian lainnya menolak bunga sehingga dari berbagai sikap ini memberikan nuansa yang cukup menarik sebagai gambaran tentang preferansi, sikap serta perilaku masyarakat dalam menanggapi adanya perbankan syariah. Dalam lingkungan MAN Lamongan tersebut bagaimana para guru melihat fenomena ini terjadi apakah sudah sesuai dengan prinsip syariah atau sebatas argumen saja karena entunya para guru sudah tidak asing dengan keberadaan perbankan syariah yang mana dengan adanya BPRS yang ada dilingkungan MAN Lamongan. Akan tetapi melalui observasi yang dilakukan peneliti secara langsung terhadap salah beberapa guru yang mengajar di MAN Lamongan, guru-guru tersebut kebetulan belum sama sekali mempunyai keinginan dan ketertarikan dalam mengenal perbaankan syariah dengan alasan beranggapan bank syariah itu sama saja dengan perbankan konvensional.

(17)

6

GURU MAN LAMONGAN TERHADAP KEINGINAN MENJADI NASABAH PADA PERBANKAN SYARIAH”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang terjadi dan menjadi fokus penelitian yaitu :

1. Apakah preferensi Guru MAN Lamongan berpengaruh secara parsial terhadap keinginan menjadi naabah pada perbankan syariah?

2. Apakah sikap Guru MAN Lamongan berpengaruh secara parsial terhadap keinginan menjadi nasabah pada perbankan syariah?

3. Apakah preferensi dan sikap Guru MAN Lamongan berpengaruh secara simultan terhadapkeinginan menjadi nasabah perbankan syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui apakah preferensi Guru MAN Lamongan berpengaruh secara parsial terhadap perbankan syariah.

b. Untuk mengetahui apakah sikap Guru MAN Lamongan berpengaruh secara parsial terhadap perbankan syariah.

(18)

7

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan lebih kepada penulis sehingga bisa menambah ilmu yang dimiliki, khususnya tentang perilaku konsumen dalam memilih suatu produk ataupun jasa.

b. Bagi Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan atau referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

c. Bagi Pembaca

Untuk menambah informasi yang bermanfaat mengenai preferensi dan sikap Guru MAN Lamongan terhadap perilaku pada perbankan syariah.

D. Sistematiaka Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi enam bab, yang terdiri dari: Bab Pertama merupakan Pendahuluan yang berisi uraian mengenai latar belakang masalah apa yang menerik dan masalah apa yang melatarbelakangi adanyapenelitian ini dilakukan, rumusan masalah dari penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

(19)

8

dalam penelitian ini, yaitu pengertian sikap dan perilaku, serta pebankan syariah. Kemudian juga berisi mengenai penlitian terdahulu yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lain yang kelihatannya sama tetapi berbeda. Bab ini juga menenrangkan mengenai kerangka pemikiran teoritik.

Bab Ketiga berisi tentang metode yang mana pada bab ini akan membahas tentang jenis penelitian dan sumber data yang mana penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan data primer dari terjun langsung di MAN Lamongan untuk memperoleh data dengan menyebarkan kuesioner. Bab ini juga membahas populasi dan sampel dari penelitian yang mana mopulasinya adalah semua guru yang mengajar di MAN Lamongan dan akan diambil sampel sebesar 30% dari populasi. Kemudian sealin itu juga akan dibahas mengenai metode pengumpulan data, variabel dan pengukuran penelitian atau definisi operasonal variabel, uji validitas dan rebilitas untuk uji instrumen penlitian, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

Bab Keempat merupkan hasil yang berisi mengenai deskripsi umumobjek penelitian yang memuat paparan data mengenai informasi tentang lokasi/institusi yang menjadi objek penelitian serta karakteristik responden. Bab ini juga berisi mengenai analisis data.

(20)

9

(21)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Banyak sekali para pakar ilmu telah berusaha dalam merumuskan konsep sikap perilaku dari sudut pandang yang berbeda. Dari adanya beberapa definisi, terdapat titik perbedaan pandangan yang meliputi :

Pertama, menurut bahasa sikap merupakan suatu keyakinan, sedangkan

perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dengan tindakan.1 Kedua, menurut ahli psikologi sosial dan psikologi kepribadian yang dikutipSaifuddin Azwar menyebutkan bahwa sikap merupakan suatu kesiapan atau suatu proses perilaku .2 Sikap merupakan suatu kecederungan individu untuk mendekat atau menghindar, positif atau negatif, terhadap berbagai keadaan sosial. Sedangkan perilaku manusia merupakan sekumpulan tindakan yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, emosi, sikap, nila, etika, kekuasaan, persuasi, dan atau genetika. Adapun pengertian perilaku dalam kamus ilmiah adalah tindakan, perbuatan, dan sikap.3

Perilaku dalam bahasa Inggris disebut dengan behavior yang artinya kelakuan, tindak tanduk dan jalan. Kaintannya dengan kegiatan ekonomi, perilaku konsumsi adalah tindakan seseorang yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan meghasilkan produk atau jasa termasuk

1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), 671.

2

Saifuddin Azwar, Sikap Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta : Pusaka Belajat, 1995), 5.

3

(22)

11

proses yang mendahului tindakan. Sedangkan menurut Ujang Jhon C. Mowen yang dikutip dari buku Ujang Sarmawan (2002) menyatakan, “Sikap adalah salah satu faktor perbedaan individu yang secara langsung mempengaruhi konsumen. Untuk mengetahui pembentukan sikap seseorang konsumen, maka harus dipelajari tiga konsep yang sling berkaitan yaitu : kepercayaan (belief), sikap (attitude), dan perilaku (behavior). Perilaku konsumen dalam memilih dan menggunakan suatu produk dan jasa tentu tidak secara langsung bisa asal mengguanakan tapi tentu dalam memilih sesuatu ada proses pencarian informasi mengenai suatu obyek yang akan digunakan yang mana dalam hal ini proses pencarian informasi mengenai suatu obyek disebut dengan preferensi.

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa indikator dari penelitian ini adalah preferansi responden dan sikap terhadap perbankan syariah serta perilaku yang dilakukan terkait dengan pilihan produk bank syariah.

1. Preferensi Konsumen

(23)

12

Howard dan Steth mengemukakan preferensi konsumen dalam suatu gambaran proses pengambilan keputusan.4 Preferensi konsumen terdiri dari empat komponen pokok yakni masukan (stimuli), susunan hipotesis (susunan persepsi melalui proses belajar), hasil tanggapan atau keputusan membeli dan karakteristik-karakteristik eksogen.

Pengertian preferensi konsumen perlu dibedakan dengan ‘Buyer

Behavior’. Pengertian preferensi konsumen sering diberi batasan sebagai

aktiviatas manusia yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mengguanakan barang-barang ataupun jasa, termasuk didalamnya pengambilan keputusan pada persiapan penentuan dari kegiatan tersebut, mengandung maksud bahwa aktivitas tersebut meliputi kegiatan mencari, membeli, mengguanakan, mengevaluasi, dan lain sebagainya. Dipihak lain perilaku membeli (Buyer Behavior) mempunyai pengertian yang lebih sempit, karena mengandung arti pada aktivitas individu yang secara langsung teribat pada proses transaksi dan pertukaran uang, tanpa memperhatikan proses secara keseluruhan maupun gejala dari penyebab perilaku tersebut. Untuk itu, pengertian preferensi konsumen mengandung dua elemen penting yang diantaranya :

a. Proses pengambilan keputusan (dalam pembelian)

b. Kegiatan fisik yang menyangkut kegiatan individu (pelanggan dalam menilai, mendapatkan, dan mengguanakan, ataupun mengevaluasi barang dan jasa tersebut).

4

(24)

13

Menurut Kotler peran preferensi konsumen adalah pemrakasa

(intiator), pemberi pengaruh (influencer), pengambilan keputusan

(decider), pembeli (purchaser), dan pengguna atau pemakai (user).5

Pemrakasa (intiator) adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian tertentu atau yang mempunyai kebutuhan keinginan, tetapi tidak mepunyai wewenang untuk melakukannya sendiri. Pemberi pengaruh (influencer) adalah individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli, baik secara sengaja atau tidak sengaja. Pengambilan keputusan (decider) adalah individu yang akan memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan di mana membelinya. Pembeli (purchaser) adalah orang yang benar-benar melakukan pembelian. Pengguna atau pemakai (user) adalah individu yang mengguanakan produk atau jasa yang dibeli.

2. Sikap

Setelah kosumen menerima informasi dan berada di lingkungan suatu objek, maka langkah berikutnya adalah dengan menyikapi objek tersebut. Sikap merupakan hasil dari pencarian dan evaluasi informasi yang luas atas berbagai kemungkinan yang membentuk suatu sikap terhadap alternatif-alternatif yang dipertimbangkan. Sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan dan tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap dikonseptualisasikan

5

(25)

14

sebagai perasaan positif atau negatif terhadap merek dan dipandang sebagai hasil penilaian merek bersama dengan kriteria atau atribut evaluasi yang penting.6 Schifman dan Kanuk, seperti dikutip Bilson Simamora, menyatakan bahwa sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencermikan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. Objek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan, pengecer, perilaku tertentu, dan lain-lain.7

Sedagkan Paul dan Olson, juga seperti dikutip Simamora, menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang terhadap suatu objek. Evaluasi adalah tanggapan pada tingkat intensitas dan gerakan yang relatif rendah.8 Melalui tindakan dan belajar, seseorang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap, yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya. Kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu yang didasari atas pengetahuan, pendapat, dan keyakinan nyata.

Kepercayaan dapat mempengaruhi kerentanan sikap terhadap perubahan. Sikap lebih resisten terhadap perubahan bila dipengang dengan kepercayaan yang lebih besar. Definisi sikap yang paling klasik dikemukakan oleh Gordon Allport mendefinisikan sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu objek atau sekelompok objek baik yang disenangi maupun tidak disenangi secara

6

Shiely Nurfaa, Sikap dan Perilaku konsumen pada

http://sheilynurfajriah.blogspot.co.id/2013/01/sikap-dan-perilaku-konsumen.html pada Selasa, 21 Oktober 2015, 20.23.

7

Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta : Gramedia, 2000), 152.

8

(26)

15

konsisten. Pengaruh sikap terhadap perilaku secara umum bergantung pada keterlibatan konsumen dengan pembeliannya, ketika konsumen mempunyai keterlibatan tinggi, sikap merupakan bagian dari pengaruh yang menyebakan keputusan untuk membeli (pertama kali konsumen mempunyai kepercayaan terhadap suatu produk, kemudian mengembangkan sikap terhadap produk dan kemudian memutuskan menggunakan atau tidak produk tersebut).

Adapun proses pembentukan dan perubahan sikap. Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui 4 macam cara :

1. Adopsi adalah kejadian - kejadian dan peristiwa- peristiwa yang terjadi berulang–ulang dan terus–menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya sesuatu. 2. Diferensisasi yaitu dengan bertambahnya intelegensi, bertambah pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia, maka yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri beda dengan sejenisnya.

3. Intregasi adalah pembentukan yang terjadi secara bertahap, dimulai dengan pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenal hal tersebut.

4. Trauma adalah pengalaman yang tiba–tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.9

9

(27)

16

Pembentukan sikap dipengaruhi secara signifikan oleh beberapa faktor yang diantaranya :10

1. Pengalaman pribadi, adapun faktor pengalaman pribadi yang meliputi menjadi nasabah bank syariah, pernah menggunakan layanan perbankan syariah, dan memiliki uasaha dibidang ekonomi syariah.

2. Pengaruh keluarga dan kawan. Keluarga, kawan atau orang – orang yang dihormati mempengaruhi sikap individe terhadap suatu produk melalui perkatan, perbuatan, atau teladan. Siakap positif atau negatif bisa dibentuk berdasarkan informasi, anjuran, ataupun larangan yang disampaikan melalui kata – kata. Dalam hal ini, memiliki keluarga yang bekerja dibidang ekonomi syariah, dapat mewakili faktor pengaruh keluarga.

3. Media massa merupakan sumber informasi yang utama pada saat ini, setiap hari media massa memaparkan ide, produk, opini dan iklan. Banyak orang membentuk sikap hanya berdasarkan informasi yang diproleh dari media massa.

4. Karakteristik individu dapat mempengaruhi pembentukan sikap karena setiap orang memiliki cara dan kemampuan yang berbeda dalam membentuk persepsi.

10

(28)

17

3. Perilaku Konsumen

Dalam hal penelitian ini lebih pada pembahasan mengenai perilaku konsumen. Perilaku konsumen didefinisiakan sebagai berikut :

1. Perilaku konsumen adalah tindakan konsumen dalam pembuataan keputusan untuk pembelian yang lebih baik.

2. Menurut James F Angel sebagaimana dikutip oleh Drs. A A Anwar Mangkungara, perlaku konsumen adalah sebagai tindakan–tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan mengguanakan batang –barang jasa.

3. Menurut David L Laudon sebagaimana dikutip oleh Prabu Anwar Mangkunegar, perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktifitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh atau menggunakan barang – barang jasa.11 4. Perilaku konsumen adalah tindakan–tindakan proses dan hubungan

sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam mendapatkan atau mengguanaka suatu produk, pelayanan, dan sumber – sumber lainnya.

5. Perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuatan barang, jasa, pengalaman dan ide – ide.12

Faktor–faktor yang mempengaruhi perilaku diantaranya :

1. Faktor internal yang mempengaruhi terbentuknya perilaku meliputi :

11

Ibid., 3.

12

(29)

18

a. Jenis kelamin. Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelmin antara lain seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan laki– laki cenderung berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.

b. Kepribadian meruapakan segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya, digunakan untuk mereaksi dan menyesuaikan diri terhadap rangsangan baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari luar, sehingga corak kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu.

c. Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian itu, tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi intelegensia adalah perilaku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan.

2. Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku :

a. Pendidikan yang menjadi intinya adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan beda perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah. b. Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan

(30)

19

c. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perlaku individu karena lingkungan dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya.

d. Sosial ekonomi, status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.

4. Perbankan Syariah

(31)

20

Adapun bank syariah merupakan bank yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).13

Terdapat pro dan konta mengenai adanya sistem bunga. Terdapat berbagai alasan yang menjadi pendukung maupun peneolakan terhadap sitem tersebut. Adapun alasan yang menjadi pendukung maupun penolak dari adanya sistem bunga yaitu sebagai berikut :

1. Alasan yang mendukung adanya sistem bunga

Bagi sebagian masyarakat yang menerima adanya sistem bunga mereka menganggap bahwa bunga atas apinjaman adalah sesuatau yang wajar adanya. bahkan sebagian dari mereka menganggap bunga sudah seharusnya ada. Dukungan yang lain mengenai bunga juga terdapat anggapan bahwa dalam perekonomian sering terjadi inflasi yang menyebabkan penurunan nilai uang. Dan pendapat yang lain juga menyebutkan bahwa karena terdapat perbedaan jumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang lebih tinggi dari jumlah sama pada suatu masa yng akan datang. oleh karena itu unga diperlukan untuk mengimbangi nilai uang sekarang dan masa yang akan datang.

2. Alasan penolakan terhadap sistem bunga

Selain para pendukung metode bunga. tidak sedikit pula masyarakat yang tidak menerima akan adanya sistem tersebut karena berbagai alasan yaitu :

13

(32)

21

a. Menolak adanya pinjam-meminjam uang dengan bunga karena mereka menganggap dengan adanya bunga membuat seseorang untuk mengejar keuntungan dan menumpuk kekayaan yang menebankan uang menjadi tidak produktif dan hanya menimbulkan kesenjangan antara golongan kaya dan golongan miskin dan juga fungsi uang sebagai alat tukar bukan untuk menghsilkan tambahan melalui bunga.

b. Karena bunga mneyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam masyarakat. Dalam hal ini bunga hanya akan menyebabkan perasaan hanya satupihak yang mempunyai kekayaan lebih untung dan menyebabkan kesengsaraan bagi orang-orang yang kurang kaya.

c. Dilihat dari aspek sosialnya. penerapan metode bunga terbukti menimbulkan dampak yang kurang baik. karena dengan adanya bunga akan meningkatkan kecenderungan dikuasainya kekayaan segolongan ornag kecil saja.14

Pendapat ulama yang dominan di Indonesia memutuskan bahwa riba mempunyai hukum yang haram kerena ketentuan tersebut sudah ditetapkan di Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 275

(33)

Artinya : orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu. adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat). Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya. lalu terus berhenti (dari mengambil riba). Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba). Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Dari ayat tersebut sebagian besar ulama menolak adanya sistem bunga dan juga sebagian lain mereka membolehkannya sepanjang bunga tersebut untuk kebutuhan umum dan kepentingan pribadi. Dan adanya kesukarelaan diantara dua pihak yang melakuakan transaksi. Dengan demikian, bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara islam dalam tata cara bermuamalah itu dijauhi praktek-praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.15

Menurut UU RI no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Perbankan merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari

15

(34)

23

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank maupun perbankan ada yang berbasis syariah ataupun konvensional.16

Menurut Malayu Hasibuan dalam dasar-dasar perbankan menyatakan, Bank adalah usaha yang memberikan kredit tetapi tidak memberikan kredit, ini menyatakan bahwa bank dalam operasionalnya hanya bersifat pasif saja yaitu menerima titipan uang saja. Menurut Prof. GM Verryan Stuart juga sebagaimana di kutip oleh Malayu S.P Hasibuan. Bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan memberikan kredit berupa uang yng diterimanya dari orang lain yaitu mengumpulkan dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan keredit kepada masyarakat yang kelebihan dan.17 Baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat dapat melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

5. Bank Madina Syariah

Diawali keinginan para pengurus BMT Al Ikhlas untuk mengembangkan sayap dengan memiliki Lembaga Keuangan yang lebih besar Sepakat mendirikan BPR Syariah dengan nama “BPRS Al Ikhlas”. Dalam proses yang sangat panjang, Bank Indonesia tidak mengijinkan menggunakan nama Al Ikhlas, karena sudah ada Lembaga Keuangan yang

16

Muhammad Ridwan, Kontruksi Bank Syariah Indonesia, Jakarta : UII Press, 2004, 17.

17

(35)

24

menggunakan nama Al Ikhlas yaitu “BMT AL IKHLAS”. Setelah dilakukan musyawarah panjang, maka disepakati menggunakan nama: “PT BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA”. Sedangkan untuk pemasaran

/ publikasi menggunakan nama “BANK MADINA SYARIAH”. Perseroan

Terbatas (PT) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Madinah Lamongan didirikan pada tanggal 09 Juni 2009berdasarkan ijin usaha oleh Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor: 11/26/Kep. GBI/DPG/2009. PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Madinah terletak di pusat kota Lamongan yakni di Jl.Lamongrejo No. 26 Lamongan. PT. BPR Syariah Madinah Lamongan adalah milik swasta dimana komposisi modalnya adalah 90% milik Hj.Mahdumah S. Pd dan 10% milik H. Yuhronur Effendi SE., MM. Total modal yang disetor adalah Rp. 1.000.000.000,-.18 6. Produk Bank Madina Syariah

Secara garis besar produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi 3 yaitu produk penyaluran dana, produk penghimpunan dana, dan produk jasa yang diberikan bank kepada nasabahnya.

1. Produk Penyaluran Dana

a. Prinsip Jual Beli (Ba’i). Jual beli dilaksanakan karena adanya pemindahan kepemilikan barang. Keuntungan bank disebutkan di depan dan termasuk harga dari harga yang dijual.

b. Prinsip Sewa (Ijarah) adalah kesepakatan pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan

18

(36)

25

atas barang yang disewa. Dalam hal ini bank meyewakan peralatan kepada nasabah dengan biaya yang telah ditetapkan secara pasti sebelumnya.

c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah). Dalam prinsip bagi hasil terdapat 2 macam produk, yaitu:

1. Musyarakah adalah salah satu produk bank syariah yang mana

terdapat 2 pihak atau lebih yang bekerjasama untuk meningkatkan aset yang dimiliki bersama dimana seluruh pihak memadukan sumber daya yang mereka miliki baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Dalam hal ini seluruh pihak yang bekerjasama memberikan kontribusi yang dimiliki baik itu dana, barang, skill, ataupun aset-aset lainnya. Yang menjadi ketentuan dalam musyarakah adalah pemilik modal berhak dalam menetukan kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana proyek.

2. Mudharabah adalah kerjasama 2 orang atau lebih dimana pemilik

(37)

26

2. Produk Penghimpun Dana

Produk penghimpunan dana pada bank madina syariah meliputi tabungan dan deposito. Prinsip yang diterapkan dalam bank madina syariah adalah:

a. Tabungan Wadiah (Haji, Umroh, Qurban, Tarbiyah, Walimah, dll) 1. Tabungan Qordiyu

2. Tabungan Al-Madinah 3. Tabungan Qurban 4. Tabungan Tarbiyah

b. Tabungan Mudharabah (SIBARKAH), dengan Sistem Bagi Hasil 1. Mudharabah

c. Deposito. Dalam prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak sebagi pemilik modal sedangkan bank bertindak sebagi pengelola. Produk ini terdiri dari deposito berjangka dengan jangka waktu 3, 6, dan 12 bulan serta deposito madina sejahtera denga jangka waktu 24 bulan.

3. Produk Jasa

Selain dapat melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, bank ini juga dapat memberikan jasa kepada nasabah antara lain: a. Zakat, Infaq, dan Shadaqah. Zakat merupakan salah satu rukun islam

(38)

27

di diskusikan. Karena zakat infaq dan shadaqah dalam peranannya memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengentasan kemiskinan. Infaq adalah pengeluaran sukalrela yang di lakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Menurut bahasa infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu. Sedangangkan menurut islilah syari’at, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan dalam islam. Pengertian shadaqoh sama dengan pengertian infaq sama juga hukum dan ketentuannya, perbedaannya adalah infaq hanya berkaitkan dengan meteri sedangan shadaqoh memiliki arti luas menyangkut juga hal yang bersifat non mareril. Hadist riwayat imam muslim Abu Zar, Rasulullah menyatakan bahwa tidak mampu bersedekah dengan harta, membaca tasbih, tahmid, tahlit, berhubungan suami istri atau melakukan kegiatan amar ma’aruf nahi mungkar adalah sedekah.

b. Madinah Payment System. Sistem pada sistem ini terdiri dari layanan dalam pengelolaan keuangan sekolah dan layanan pembayaran

online baik itu berupa tagihan listrik, telepon, pulsa, dan lain-lain.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Identitas Substansi Pembeda

1 Penelitian yang dilakukan Bank

Penelitian ini memberikan informasi mengenai

(39)
(40)
(41)

Kerangka pemikiran teoritik dituangkan dalam gambar seperti berikut:

Model kerangka pikir pada gambar di atas adalah tanda panah menunjukkan preferensi maupun sikap dalam pengaruhnya secara parsial dan

Preferensi

Sikap

(42)

31

preferensi dan sikapa tergabung dalam satu wadah adalah pengaruhnya secara simultan terhadap keinginan menjadi nasabah pada perbankan syariah.

D. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata Hypo yang berarti di bawah dan thesa yang artinya kebenaran. Hipoteis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara yang harus dilakukan kebenarannya.

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbuktimelalui data yang terkkumpul.19 Sedangkan menurut Mardalis, hipotesis merupakan “jawaban sementara” atau

kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian.20 Hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan antara dua variabel atau lebih.

Dalam penulisan penelitian ini, hipotesis tang akan diajukan adalah sebagai berikut:

a. Ho : Preferensi Guru MAN Lamongan berpengaruh secara parsial terhadap keinginan menjadi nasabah pada Perbankan Syariah.

Ha : Preferensi Guru MAN Lamongan tidak berpengaruh secara parsial terhadap keinginan menjadi nasabah pada Perbankan Syariah.

19

Suharsim Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prektik Edisis Revisi VI, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 71.

20

(43)

32

b. Ho : Sikap Guru MAN Lamongan berpengaruh secara parsial terhadap keinginan menjadi nasabah pada Perbankan Syariah.

Ha : Sikap Guru MAN Lamongan tidak berpengaruh secara parsial terhadap keinginan menjadi nasabah pada Perbankan Syariah.

(44)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab dan memecahkan persoalan yang dihadapi.1

Sehubungan dengan hal tersebut, di dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, jenis dan sumber data, populasi, sampel penelitian dan teknik sampling, variabel dan indikator penelitian, devinisi operasional variabel, uji validitas dan reabilitas serta teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian “Pengaruh Preferensi dan Sikap Guru

MAN Lamongan Terhadap Keinginan Menjadi Nasabah Perbankan Syariah” menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah metode yang dilakukan dengan cara menggambarkan variabel bebas beserta variabel terkait dan membuktikan pengaruh dari variabel bebas ke variabel terkait. Metode ini digukan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel dilakukan secara random, pengumpuan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

1

(45)

34

ditetapkan.2 Data yang diperoleh nantinya dapat diukur secara langsung atau dapat dihitung dengan perhitungan statistik.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2015 – selesai, yang berlokasi di gedung MAN Lamongan Jalan Veteran no. 34 Lamongan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk bilangan atau angka-angka yang secara langsung disa dihitung dengan statistik.

Sumber data dalam penelitian ini adalah merupakan subjek dari mana data diperoleh. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari penyebaran daftar pertanyaan atau kuesioner secara langsung. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada guru-guru yang bekerja di MAN Lamongan sebagai objek penelitian yang terpilih. Selain mengguanakan sumber data primer, penelitian ini juga mengguanakan data sekunder untuk mendukung dan menunjang pembahasan penelitian.

D. Populasi dan Sampel

2

(46)

35

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah subjek penelitian. Adapun dilihat dari jumlahnya, populasi ada yang jumlahnya terhingga (terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu) dan jumlah tak terhingga (terdiri dari elemen yang sukar sekali dicari batasannya).

Populasi dari penelitian ini adalah kesluruhan subjek penelitian yaitu guru-guru MAN Lamngan yang berjumlah 102 orang peride 2014-2015. Mengingat jumlah populasi cukup banyak, maka dalam rangka efisiensi dan keefektifan penelitian, dilakukan sampling (pengambilan sampel).3

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak (probabilitas). Sampel acak (probabilitas) adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.4

Untuk memenuhi standar error sampel, maka digunakan rumus perhitungan besaran sampel5 sebagai berikut :

=

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipra, 2006), 130.

4

Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta: PT.Raha Grafindo Persada, 2008), 185.

5

(47)

36

N : Jumlah Populasi d : Nilai Presisi (0.1)

Perhitungan sampel pada penelitian ini adalah :

=

102

102 (0.1)2+1

=

50,495 = 50

Jadi pada penelitian ini jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 50 guru yang mengajar di MAN Lamongan.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode field

research yaitu, metode yang dilakukan secara langsung ketempat

diadakannya penelitian untuk mendapatkan data yang konkrit. Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 1. Metode Dokumentasi, adalah metode untuk mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, trankrip, buku, agenda, dan sebagainya. Metode ini digunakan sebagai pelengkap guna memperoleh data sebagai bahan informasi yang berupa latar belakang MAN Lamongan, daftar guru MAN Lamongan, dan data-data lain yang mendukung penelitian.

(48)

37

Kuesioner di sini adalah model tertutup karena jawaban telah disediakan dan pengukurannya menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.6

Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan 5 alternatif jawaban sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

N : Netral/Ragu-ragu

Hal ini digunakan sebagai patokan untuk menyusun instrumen yang berupa pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh responden. Teknik ini sangat efektif digunakan dan lebih baik jika pertanyaan-pertanyaan terarah dengan baik dan efektif. Teknik ini merupakan bentuk alat pengupulan data dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Diharapkan dengan menyebar daftar pertanyaan kepada setiap responden, peneliti dapat menghimpun data yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian.

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel Penelitian

6

(49)

38

Variabel penilitan pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan dalam penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal yang ditetapkan, kemudian ditarik kesimpuannya.

Macam-macam variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi :

a. Variabel Independen : variabel ini sering disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.7 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Preferensi (X1) dan Sikap (X2).

b. Variabel Dependen : sering disebut dengan variabel terkait. Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.8 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keinginan menjadi nasabah pada bank syariah (Y).

2. Definisi Operasinal Variabel

Pada dasarnya penentuan variabel penelitian merupakan operasional konstrak supaya dapat diukur. Dalam penelitian ini operasional variabel penelitian dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3.1

7

Sugiyono, Metode Kuantitatif..., 38.

8

(50)

39

Devinisi Operasional Variabel

Variabel Penelitian

Definisi Indikator Skala Pengukuran

Preferensi (X1) Memprioritaskan

pilihan, kecenderungan produk baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten. individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh barang dan jasa, yang mana dalam penelitian ini yaitu menggunakan atau tidak produk perbankan syariah.

Tindakan Diukur melalui

angket dengan menggunakan skala likert.

G. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

(51)

40

data variabel yang diteliti secara tepat.9 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program IBM Statistical Packeges for Social Science

(SPSS) 16 sebagai alat bantu dalam analisis pengolahan datanya. Metode

yang digunakan dalam uji korlasi ini adalah dengan menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu rumus korelasi Product

Moment sebagai berikut:

� = � −( )( )

{ 2−( 2)}{(� 2)

Keterangan :

Rxy = Koefisien subyek atau responden N = Jumlah subyek atau responden x = skor butir

y = Skor total

Kiteria penilaian uji validitas adalah:

a. Jika rtabel < rhitung (pada taraf signifikasi 5%), maka dapat dikatakan item kuisioner valid.

b. Jika rtabel > rhitung (pada taraf signifikasi 5%), maka dapat dikatakan item kuisioner tidak valid.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah

9

(52)

41

cukup baik. Apabila instrumen itu baik dan dapat dipercaya maka responden tidak akan memilih jawaban-jawaban tertentu sehingga menghasilkan data yang dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipecaya apabila dalam beberapa kali pengambilan, aspek-aspek yang diukur tidak berubah terhadap gejala yang sama dan alat ukur yang sama. Dalam uji reabilitas, rumus yang digunakan adalah menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misal angket atau soal bentuk uraian.10 Rumus Alpha Cronbach:

�� = � −1

�20 �12

Keterangan :

Rn = Realibilitas instrumen K = Banyaknya pertanyaan ∑∂2

0 = Jumlah varian butir ∂2

0 = varian total

Untuk mencarian varian butir dengan rumus:

2

=

2−

2

� �

Keterangan:

�2 = Varian Tiap Butir

�= Jumlah Skor Butir

10

(53)

42

� = Jumlah Responden

Kriteria penialian uji rebilitas yaitu apabila rtabel≤ rhitung, maka butir instrumen dikatakan reliabel, tetapi jika rtabel ≥ rhitung maka instrumen dikatakan tidak reliabel.

Menurut Uma Sekaran pengambilan keputusan untuk uji reliabel adalah sebagai berikut:

a. Cronbach Alpha ≤ 0,6 = reliabilitas buruk

b. Cronbach Alpha 0,6-0,79 = reliabilitas diterima

c. Cronbach Alpha 0,8 = reliabilitas baik

H. Teknik Analisis Data

Analisis data diartikan sebagai upaya peneliti dalam mengelola data yang diperoleh menjadi informasi sehingga sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Dalam menganalisis data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah pengujian pada variabel penelitian dengan model regresi, apakah dalam variabel dan model regresinya terjadi kesalahan.11 Dalam penelitian ini, terdapat lebih dari satu variabel terkait (X), ole karena itu analisis yang digunakan adalah

11

(54)

43

model analisis Regresi Linier Berganda. Tetapi sebelu melakukan analisis data dengan menggunkan Regresi Linier Berganda akan lebih dulu digunakan Uji Asumsi Klasik yang meliputi:

a. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atu tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for

Linierity dengan pada taraf signifikasi 0.05. Dua variabel dikatakan

mempunyai hubungan yang linier bila signifikasi (Linierity) kurang dari 0.05.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi normal atau tidak. Adalah satu teknik yang mudah digunakan dalam pengujian normalitas ini adalah dengan menggunakan Kolmigorov-Smirnov. Normlitas terpenuhi jika nilai signifikasi yang diperoleh adalah > 0.05, itu artinya sampel berasal dari populasi yang didistribusi normal. Dan sebaliknya jika nilai signifikasi yang diperoleh adalah < 0.05, itu artinya sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

c. Uji Multikolonieritas

(55)

44

pertama, apabila terdapat korelasi tinggi (≥ 0.7) antar variabel bebas,

maka data dikatakan memiliki multikolinier. Namun apabila terdapat korelasinya ≤ 0.7 antar variabel bebas, maka data dikatakan tidak

terdapat multikolinier. Pengujian yang kedua selain dengan melihat VIF (Varian Infloating Factor) yang terdapat pada outpus SPSS. Apabila nilai VIF ≤ 10 maka tidak terjadi multikolinier. Sebaliknya jika nilai VIF ≥ 10 maka dikatakan terjadi multikolonier.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterskesdastisitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual yang ada.

Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan untuk memastikan apakah terdapat heteroskesdastisitas atau tidak adalah dengan uji korelasi

Rank-Spearman dilakukan dengan cara mengkorlasikan nilai

(56)

45

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Setelah melakukan serangkaian uji asumsi klasik, selanjutnya dialakukan penganalisisan data menggunakan model analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah alat untuk mengukur sejauh mana pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terkaitnya, baik secara parsial mapun secara simultan. Rumus yang digunakan yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan :

Y : Perilaku pada perbankan syariah a : Konstanta

X1 : Variabel persepsi X2 :Variabel sikap

b1 : Koefisien regresi X1 dan Y b2 : koefisien regresi X2 dan Y e : tingkat kesalahan/error 3. Uji Hipotesis

a. Uji F

(57)

46

variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

b. Uji t

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lembaga pendidikan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lamongan yang berada di Jalan Veteran No. 43 Lamongan, dimulai pada bulan 5 Desember 2015 sampai 9 Januari 2016. 2. Profil MAN Lamongan

a. Sejarah MAN Lamongan

MAN Lamongan berdiri sejak 1980, bermula dari MAN Bangkalan Madura yang direlokasi ke Lamongan, kemudian berubah menjadi MAN Lamongan sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Agama RI No. 27 Tahun 1980. Sebelum Keputusan Mentri Agama RI tentang Relokasi tersebut diterbitkan, MAN Bangkalan sebagai embrio MAN Lamongan telah menyelenggarakan proses Kegiatan Belajar Mengajar di Lamongan sejak tahun pelajaran 1979.

(59)

48

pengembangan madrasah pada tahun 1967-1978.1 Sebelum menempati gedung milik sendiri di jalan Veteran, Madrasah ini pada masa-masa awal perjalanannya masih harus meminjam gedung Sekolah Tehnik Negeri (sekarang SMPN 4 Lamongan) sebagai tempat penyelenggaraan Kegiatan Proses Belajar Mengajar, tentu saja pelaksanaannya menunggu proses KBM di STM selesai, yakni setelah jam 12.00 WIB. Kemudian seiring dengan semakin meningkatnya jumlah siswa dan terbatasnya lokal belajar yang ada di STM, maka pada tahun kedua disamping di STM, pelaksanaan Kegiatan Proses Belajar Mengajar juga menempati gedung Kantor Departemen Agama Kab. Lamongan di Jl. KHA. Dahlan.

Baru pada tahun pelajaran 1984/1985 setelah mendapatkan proyek pembangunan 1 unit gedung dengan 3 lokal belajar, 1 ruang administrasi dan guru serta 1 ruang kepala, proses KBM bisa menempati gedung sendiri diatas areal tanah seluas 3.096 M2, itupun baru 3 kelas, sementara 2 kelas lainnya masih menempati gedung Kandepag Kab. Lamongan, dan baru tahun 1985 secara keseluruhan KBM dapat dilaksanakan di gedung milik sendiri tepatnya di Jl. Veteran.

Sejak direlokasi ke Lamongan tahun 1979 kemudian resmi menjadi MAN Lamongan tahun 1980 sampai dengan tahun 2014 saat Profil ini disusun, Madrasah ini telah mengalami beberapa kali

1

(60)

49

pergantian Kepala. Dimulai dari Drs. Rusjdi (yang saat itu Kasi Pergurais Kandepag Kab. Lamongan) sebagai PLH Kepala Madrasah tahun 1979 – 1980, kemudian digantikan oleh Drs. Suwarno tahun 1980 – 1989, kemudian dilanjutkan Drs. Busiri dari tahun 1989 – 1993, kemudian disusul H. Endro Soeprapto, BA. dari tahun 1993 – 1999, kemudian digantikan oleh Drs. H. Imam Ahmad M.Si. dari tahun 1999 sampai April 2005, selanjutnya diteruskan oleh Drs. H. Abd. Mu’thi, SH, M.Pd. dari April 2005 – Oktober 2008. kemudian

digantikan oleh Drs. H. Supandi, S.Pd, M.Pd sejak Nopember 2008 – Desember 2009, dan mulai Maret 2010 tongkat kepemimpinan Madrasah ini dipegang oleh Drs. H. M. Syamsuri, M.Pd sampai 2012, selanjutnya dipegang oleh Drs. Akhmad Najikh, M. Ag mulai Juli 2012 sampai sekarang.

b. Visi dan Misi MAN Lamongan

 Visi

Terwujudnya Generasi Islam yang Unggul dalam Prestasi, Terampil serta Berwawasan Lingkungan.

 Misi

1. Menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan amaliah keagamaan Islam di Madrasah.

2. Menumbuhkan semangat belajar ilmu keagamaan Islam. 3. Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran secara aktif,

(61)

50

dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

4. Menumbuhan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing yang sehat kepada seluruh warga Madrasah baik dalam prestasi akademik maupun non akademik.

5. Mendorong, membantu dan memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan minatnya, sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal dan memiliki daya saing yang tinggi.

6. Mengembangkan life-skill/keterampilan dalam setiap aktivitas pendidikan untuk mengantarkan siswa siap hidup mandiri. 7. Menciptakan lingkungan Madrasah yang sehat, bersih dan

indah.

8. Mengembangkan sikap kepekaan terhadap lingkungan

9. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga Madrasah, Komite Madrasah dan stakeholders dalam pengambilan keputusan.

10.Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

3. Profil Responden

(62)

51

dengan memberikan kuesioner kepada guru-guru pengajar di MAN Lamongan yang paling mudah dijumpai dari sejumlah populasi yang ada dengan jumlah 102 guru. Pemberian kuesioner kepada guru MAN Lamongan dimulai pada tanggal 5 Desember 2015 sampai dengan 9 Desember 2015. Adapun data responden yang diperoleh dari hasil kuesioner adalah berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, pendapatan, dan nasabah perbankan sayriah atau bukan. Berdasarkan masing-masing proentase dari data respoden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Rsponden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 29 58.0 58.0 58.0

2 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

(63)

52

Berdasarkan tabel 4.2 di atas adalah data responden berdasarkan usia dari guru yang ditemui. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 50 responden 8% adalah berusia 20-29 tahun, 48% berusia 30-39 tahun, 34% berusia 40-49 tahun, dan 10% berusia 50-59 tahun. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa responden yang dominan adalah guru-guru yang berusia antara 30-39 tahun.

Tabel 4.3

Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 37 74.0 74.0 74.0

2 13 26.0 26.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas merupakan tabel yang menunjukkan data responden berdasarkan pendidikan terakhirnya. Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa guru yang berpendidikan pada tingkat strata satu (S1) sebesar 74% dan guru yang berlatar pendidikan pada tingkat strata dua (S2) sebesar 26%. Sedangkan untuk guru yang berpendidikan starata tiga

Tabel 4.2

Data Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent

(64)

53

(S3) pada penelitian ini tidak menunjukkan hasil karena guru-guru belum ada yang mengambil program S3. Dari hasil tersebut menyatakan bahwa guru-guuru yang mengajar mempunyai latar pendidikan S1 lebih dominan.

Tabel 4.4

Data Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 22 44.0 44.0 44.0

2 2 4.0 4.0 48.0

3 12 24.0 24.0 72.0

4 1 2.0 2.0 74.0

5 1 2.0 2.0 76.0

6 8 16.0 16.0 92.0

7 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

(65)

54

Dari tabel di atas menunjukkan data responden berdasarkan apakah responden nasabah perbankan syariah atau bukan. Dari tabel menunjukkan bahwa responden yang menjadi nasabah perbankan sayriah sebesar 26% sedangkan untuk renponden yang belum menggunakan bank syarih sebesar 74%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa guru-guru yang mengajar di lembaga pendidikan MAN Lamongan lebih didominasi oleh nasaba bank konvensional.

B. Hasil Data

1. Uji Validitas dan Reabilitas

a. Uji Validitas

Pengujian validitas biasanya digunakan untuk mengevaluasi item-item pertanyaan atau pernyataan (indikator) yang mengukur konstrak atau faktor penelitian dalam kuesioner. Butir-butir pertanyaan yang dikatakan sebagai instrument penelitian harus diuji apakah instrument yang digunakan sudah cocok (valid). Uji validitas tersebut menggunakan metode product moment.

Tabel 4.5

Data Responden Berdasarkan Pengelompokan Nasabah

Nasabah Perbankan Syariah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 13 26.0 26.0 26.0

2 37 74.0 74.0 100.0

(66)

55

Hasil hitungan ini akan dibandingkan dengan critical value pada nilai rtabel dengan taraf signifikan 0.05 (5%) pada jumlah sampel yang ada. Apabila hasil perhitungan korelasi product

moment lebih besar dari critical value, maka instrumen ini

dinyatakan valid. Sebaliknya apabila skor item kurang dari critical

value, maka instrument ini dinyatakan tidak valid.2

1. Variabel Prefrensi (X1)

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

2

(67)

56

Dari tabel 4.6 di atas, hasil uji validitas pada variabel preferensi sebagai variabel X1 menunjukkan bahwa pada nilai

Pearson Correlation Total lebih tinggi dibandingkan pada rtabel

dengan df = (N-2) yang menujukkan hasil 0.3338, rtabel di sini dilihat dari tabel r dengan cara melihat df yang nilainya 35-2 = 33 pada taraf signifikasi 0.05 untuk 2 sisi, maka dari hasil di atas masing-masing item pertanyaan dikatakan valid yaitu mampu mengukur variabel preferensi.

S2 Pearson Correlation .683**

1 .734** .658** .444** .872**

Sikap Pearson Correlation .857**

.872** .814** .880** .605** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

(68)

S3 Pearson Correlation .589**

.734** 1 .686** .280* .814**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .049 .000

N 50 50 50 50 50 50

S4 Pearson Correlation .860**

.658** .686** 1 .358* .880**

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari tabel 4.7 di atas, hasil uji validitas pada variabel sikap sebagai variabel X2 menunjukkan bahwa pada nilai

Pearson Correlation Total lebih tinggi dibandingkan pada rtabel

(69)

P3 Pearson Correlation .679**

.814** 1 .718** .833** .933**

P5 Pearson Correlation .692**

.769** .833** .716** 1 .919**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 50 50 50 50 50 50

Perilaku Pearson Correlation .831**

.828** .933** .825** .919** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 50 50 50 50 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel 4.7 di atas, hasil uji validitas pada variabel perilaku sebagai variabel Y menunjukkan bahwa pada nilai

Pearson Correlation Total lebih tinggi dibandingkan pada rtabel

Gambar

Gambar 4.2 Grafik Scatter Plot ............................................................................
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1
Tabel 4.1 Data Rsponden Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keluarga merupakan sistem lembaga sosial terkecil dalam keluarga yang memiliki aturan dan kebiasaan. Setiap anggota keluarga terdapat interaksi antara orang tua dan anak

list) haji di Indonesia yang berkepanjangan, dan semakin banyaknya peraturan yang ingin dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi problematika ini, maka penulis juga

Berdasarkan hasil temuan, analisis data dan pengolahan data yang diperoleh dari nilai evaluasi setiap siklus dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model STAD ini, maka

Peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang proses belajar mengajar Al- Qur’an Hadits, melalui kegiatan ekstrakurikuler Pesantren Sabtu Ahad tersebut dapat dijadikan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai moral anak di PAUD Syakhshiatul Ummah Desa Limbat Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar sesudah pembelajaran model

Terdapat 7 (tujuh) kenis kerusakan jalan yaitu retak kulit buaya (alligator cracking), tambalan (patching), lubang (potholes), cacat tepi perkerasan (edge cracking), retak

Pengaruh self help group terhadap tingkat Stres WBP Laki-laki Berdasarkan uji Wilcoxon dengan nilai p-value yaitu 0,002 p&lt;0,05 maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kebijakan maintenance yang relevan untuk diterapkan pada ketiga forklift tersebut adalah repair maintenance policy yang