• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Finger Painting terhadap Kemampuan Anak Mengenal Konsep Warna di Kelompok B TK Nurul Islam Lambara Kecamatan Tawaeli | Gayatri | Bungamputi 2988 9151 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Finger Painting terhadap Kemampuan Anak Mengenal Konsep Warna di Kelompok B TK Nurul Islam Lambara Kecamatan Tawaeli | Gayatri | Bungamputi 2988 9151 1 PB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK

MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL

ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

Rifka Gayatri1

ABSTRAK

Permasalahan dalam penulisan ini adalah adakah peranan finger painting terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna di Kelompok B TK Nurul Islam Lambara. Untuk menjawab masalah tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui adanya peranan

finger painting terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun subjek penelitian ini adalah seluruh anak di Kelompok B TK Nurul Islam Lambara yang berjumlah 15 orang anak. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data di analisis secara deskriptif kualitatif dan teknik persentase. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, finger painting memiliki peranan terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna, hal ini terbukti dari semakin meningkatnya kemampuan anak mengenal konsep warna yang masuk dalam kategori berkembang sangat baik. Dalam kegiatan menyebutkan macam-macam warna meningkat dari 26,67% menjadi 73,33%, mengelompokan macam-macam warna meningkat dari 20% menjadi 60 %, dan mengenal symbol-simbol warna meningkat dari 20% menjadi 40%.

Kata Kunci : Finger Painting, Konsep Warna

PENDAHULUAN

Perkembangan anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang secara

terminology disebut sebagai anak usia pra-sekolah atau Taman Kanak-kanak. Masa ini

disebut juga masa keemasan, karena peluang perkembangan anak yang sangat berharga. Hal

ini menunjukkan pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak mengalami masa

peka, yaitu masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon

stimulus yang diberikan oleh lingkungan untuk mendasari pengembangan kemampuan fisik,

kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kamandirian, seni, moral, dan

nilai-nilai agama. Aspek-aspek perkembangan tersebut tidak berkembang secara

sendiri-sendiri, melainkan saling terintegrasi dan terjalin satu sama lainnya.

1

(2)

Dari berbagai aspek perkembangan di atas, aspek kognitif merupakan salah satu aspek

yang penting untuk dikembangkan karena mempunyai tujuan mengembangkan kemampuan

berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan berbagai

alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika

matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan

mengelompokkan serta mempersiapkan kemampuan berpikir teliti bagi anak.

Kurikulum Taman Kanak-kanak dijelaskan bahwa kompetensi dasar yang harus

dikuasai dalam bidang pengembangan kognitif yaitu anak mampu mengenal konsep

sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tingkat pencapaian perkembangan anak

yang diharapkan yaitu anak dapat mengenal konsep-konsep sains sederhana yang salah satu

indikatornya adalah anak mampu mengenal konsep warna. Pengenalan warna bagi anak

dapat merangsang indera penglihatan, otak, estetis dan emosi. Retina pada mata merupakan

mediator antara dunia nyata dan otak, dimana terjadi proses yang membentuk suatu model

realita dalam pikiran. Dengan proses kerjasama antara otak dan mata maka akan timbul

emosi bahkan estetis.

Warna merupakan unsur rupa yang amat penting dan salah satu wujud keindahan

yang dapat diserap oleh indera penglihatan manusia, Widia Pekerti dkk (2009:8,36)

mengemukakan menurut ilmu kimia warna merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen

(zat warna). Sedang warna ditinjau secara ilmu fisika terbentuk dari pembiasaan cahaya

pada prisma yang menimbulkan spektrum pelangi. Pembelajaran mengenal konsep warna

kepada anak harus menggunakan tekhnik yang sesuai dengan perkembangan anak. Salah

satu tekhnik yang baik untuk pengenalan konsep warna pada anak usia dini yaitu melalui

kagiatan finger painting. Finger painting merupakan kegiatan melukis yang dilakukan

dengan menggunakan jari-jari tangan.

Menurut (Pamadhi, 2009:8:28)“Finger Painting, yaitu teknik melukis secara

langsung tanpa menggunakan bantuan alat, yakni seseorang mengganti kuas dengan jari-jari

tangan secara langsung. Sedangkan teknik ini dimanfaatkan dalam praktek melukis untuk

anak dengan bahan pewarna yang murah dengan campuran lem cair. Caranya adalah

mencampurkan bahan pewarna dengan lem cair ke dalam mangkok sejumlah warna yang

dibutuhkan. Selanjutnya, warna yang sudah bercampur secara sempurna dapat digunakan untuk melukiskan secara langsung”. Karya lukis jari atau finger painting mengutamakan sel atau menuangkan gagasan perasaannya bukan sekedar apa yang dilukis anak, unsur visual

yang paling menonjol adalah kualitas goresan atau tarikan garis atau sapuan tangan dan

(3)

memberi kejutan yang inspiratif. Variasi gerakan yang dilakukannya akan melatih

kemamapuan kognitifnya serta memperkuat dan melenturkan otot-otot motorik halusnya.

Sejalan dengan uraian diatas untuk mengenal konsep warna di Kelompok B TK Nurul

Islam Lambara, dalam penelitian ini ada 3 aspek yang dilakukan untuk mengenalkan konsep

warna pada anak yaitu menyebutkan macam warna, mengelompokan,

macam-macam warna, dan mengenal symbol-simbol warna. Dari ketiga aspek tersebut dilakukan

untuk mengetahui kemampuan anak mengenal konsep warna, kendala-kendala yang

dihadapi oleh guru saat melakukan kegiatan finger painting, dan peranan finger painting

terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa kegiatan finger painting erat kaitannya dengan warna, oleh karena itu pengenalan

warna sejak usia dini sangatlah penting untuk membantu mengenal warna dengan baik

terlebih lagi dapat menjadikan anak lebih kreatif dan inovatif dalam berkarya.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif untuk

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya kemudian ditarik kesimpulan. Adapun subjek

penelitian ini adalah seluruh anak di kelompok B TK Nurul Islam Lambara yang berjumlah

15 orang anak, yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Penelitian

dilakukan mulai dari tanggal 02 September sampai dengan 30 September 2013. Dalam

penelitian ini ada dua variable yang diamati, yakni variable bebas (X) dan variable terikat

(Y). Dimana kegiatan finger painting sebagai variabel bebas dan kemampuan mengenal

warna sebagai variable terikat. Penelitian ini bersifat korelasional yang bermaksud melihat

hubungan antara variabel (X) dan variable (Y). Secara sederhana rancangan penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

X = Kegiatan finger painting

Y = Kemampuan mengenal warna

= Peranan kegiatan finger painting terhadap kemampuan anak

mengenal warna

(4)

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Analisa data yang digunakan adalah dengan analisa deskriptif untuk menggambarkan

bagaimana peran kegiatan finger painting terhadap kemampuan anak mengenal konsep

warna di kelompok B TK Nurul Islam Lambara. Adapun cara menghitung persentase (%)

menggunakan cara (Anas Sudjiono, 2005:43), sebagai berikut :

P = F

N x 100%

Keterangan:

P = Persentase

F = Jumlah frekuensi

N = Jumlah sampel

Untuk melihat bagaimana peranan finger painting terhadap kemampuan anak

mengenal konsep warna di kelompok B TK Nurul Islam Lambara, maka penelitian

dilakukan dengan mengamati tiga kemampuan yaitu: menyebutkan macam-macam warna,

mengelompokan macam-macam warna, mengenal symbol-simbol warna. Media yang

digunakan dalam kegiatan finger painting adalah cat berwarna dan kertas gambar.

HASIL PENELITIAN A.Hasil Penelitian

1. Data Hasil Wawancara

Pada tanggal 02 september 2013 peneliti melakukan kegiatan awal dalam

pelaksanaan penelitian yaitu melakukan wawancara dengan Ibu Andi Mala selaku

Kepala TK Nurul Islam Lambara. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat kemampuan anak khususnya mengenal konsep warna, kendala-kendala yang

dihadapi dan peranan kegiatan finger painting terhadap kemampuan anak mengenal

konsep warna. Dari wawancara yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :

a. Tingkat kemampuan anak didik khususnya mengenal warna secara konsep di

kelompok B TK Nurul Islam Lambara dari masing-masing anak memiliki

kemampuan yang berbeda-beda. Jika dikategorikan dalam penilaian ada anak yang

memiliki kemampuan belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai

harapan dan sangat berkembang. Sehingga diperlukan kegiatan yang dapat

(5)

satunya dengan kegiatan finger painting. Sebelumnya kegiatan finger painting,

pernah dilaksanakan sebelum penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan tetapi

kegiatan tersebut hanya sebatas untuk mengetahui anak dapat melakukan kegiatan

tersebut.

b. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan finger painting ini yaitu anak belum

mampu mempertahankan konsentrasinya dalam intensitas waktu yang lama. Selain

itu ada beberapa kendala lain yaitu pada saat kegiatan finger painting dilakukan

guru hanya menggunakan media yang seadanya misalnya cat berwarna hanya

menggunakan pewarna makanan dan kertas gambar hanya menggunakan kertas

HVS sehingga ketertarikan anak pada kegiatan ini berkurang.

c. Peranan kegiatan finger painting yaitu anak dapat mengenal warna serta dapat

mengeksplor bakat anak dalam hal melukis lebih khusus lagi melukis

menggunakan jari-jari tangan serta melatih motorik halus anak.

2. Data Hasil Pengamatan

Tabel 1 Hasil Pengamatan Menyebutkan Macam-Macam Warna

No. Periode

Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 15 anak yang menjadi subyek penelitian

yang memiliki kemampuan menyebutkan macam-macam warna, pada minggu pertama

yang masuk kategori belum berkembang terdapat 8 anak (53,33%), kategori mulai

berkembang 1 anak (6,67%), kategori berkembang sesuai harapan dari minggu pertama

sampai minggu kelima terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 2 anak (13,33%), dan

kategori berkembang sangat baik dari minggu pertama sampai minggu keempat terdapat

(6)

belum berkembang terdapat 6 anak (40%), sedangkan kategori mulai berkembang 3 anak

(20%). Minggu ketiga yang masuk kategori belum berkembang terdapat 5 anak

(33,33%), dan kategori mulai berkembang 4 anak (26,67%). Minggu keempat yang

masuk kategori belum berkembang 4 anak (26,67%), sedangkan kategori mulai

berkembang untuk minggu keempat dan kelima terdapat jumlah frekuensi yang sama

yaitu 5 anak (33,33%).

Minggu kelima yang masuk kategori belum berkembang terdapat 3 anak (20%),

dan kategori berkembang sangat baik 5 anak (33,33%). Minggu keenam yang masuk

kategori belum berkembang terdapat 2 anak (13,33%), kategori mulai berkembang 3

anak (20%), kategori bekembang sesuai harapan 4 anak (26,67%), kategori berkembang

sangat baik pada minggu keenam dan ketujuh terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu

6 anak (40%). Minggu ketujuh yang masuk kategori belum berkembang terdapat 1 anak

(6,67%), kategori mulai berkembang untuk minggu ketujuh dan kedelapan terdapat

jumlah frekuensi yang sama yaitu 2 anak (13,33%), dan kategori berkembang sesuai

harapan 6 anak (40%). Minggu kedelapan tidak terdapat anak pada kategori belum

berkembang, kategori berkembang sesuai harapan 2 anak (13,33%), dan kategtori

berkembang sangat baik 11 anak (73,33%).

Tabel 2 Hasil Pengamatan Mengelompokan Macam-Macam Warna

No.

penelitian yang memiliki kemampuan mengelompokan macam-macam warna, pada

minggu pertama yang masuk kategori mulai berkembang dan minngu kedua terdapat

(7)

minggu kedua terdapt jumlah frekuensi yang sama yaitu 2 anak (13,33%), kategori

berkembang sesuai harapan sampai minggu keenam terdapat jumlah frekuensi yang sama

yaitu 5 anak (33,33%), sedangkan kategori berkembang sangat baik sampai minggu

keempat terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 3 anak (20%). Minggu ketiga yang

masuk kategori belum berkembang terdapat 4 anak (26,67%), dan kategori mulai

berkembang 3 anak (20%). Minggu keempat yang masuk kategori belum berkembang

dan minggu kelima terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 3 anak (20%), kategori

mulai berkembang 4 anak (26,67%).

Minggu kelima yang masuk kategori mulai berkembang terdapt 3 anak (20%), dan

kategori berkembang sangat baik 4 anak (26,67%). Minggu keenam yang masuk kategori

belum berkembang sampai minggu kedelapan terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu

1 anak (6,67%), kategori mulai berkembang 4 anak (26,67%), dan kategori berkembang

sangat baik sampai minggu ketujuh terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 5 anak

(33,33%). Minngu ketujuh yang masuk kategori mulai berkembang terdapat 3 anak

(20%), kategori berkembang sesuai harapan 6 anak (40%). Minggu kedelapan yang

masuk kategori mulai berkembang terdapat 2 anak (13,33%), kategori berkembang

sesuai harapan 3 anak (20%), sedangkan untuk kategori berkembang sangat baik 9 anak

(60%).

Tabel 3 Hasil Pengamatan Mengenal Simbol-Simbol Warna

(8)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 15 anak yang menjadi subyek

penelitian kemampuan anak mengenal symbol-simbol warna, pada minggu pertama yang

masuk kategori belum berkembang terdapat 9 anak (60%), kategori mulai berkembang 1

anak (6,67%), kategori berkembang sesuai harapan sampai minggu keempat terdapat

jumlah frekuensi yang sama yaitu 2 anak (13,33%), kategori berkembang sangat baik

sampai minggu keenam terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 3 anak (20%).

Minggu kedua yang masuk kategori belum berkembang terdapat 8 anak (53,33%),

kategori mulai berkembang 2 anak (13,33%). Minggu ketiga yang masuk kategori belum

berkembang terdapat 7 anak (46,66%), kategori mulai berkembang 3 anak (20%).

Minggu keempat yang masuk kategori belum berkembang terdapat 6 anak (40%), dan

kategori mulai berkembang sampai minggu keenam terdapt jumlah frekuensi yang sama

yaitu 4 anak (26,67%).

Minggu kelima yang masuk kategori belum berkembang terdapat 5 anak (33,33%),

dan kategori berkembang sesuai harapan 3 anak (20%). Minggu keenam yang masuk

kategori belum berkembang terdapat 6 anak (40%), kategori berkembang sesuai harapan

4 anak (26,67%). Minggu ketujuh yang masuk kategori belum berkembang terdapat 3

anak (20%), kategori mulai berkembang terdapat 3 anak (20%), kategori berkembang

sesuai harapan sampai minggu kedelapan terdapat jumlah frekuensi yang sama yaitu 5

anak (33,33%), dan kategori berkembang sangat baik 4 anak (26,67%). Minggu

kedelapan yang masuk kategori belum berkembang terdapat 2 anak (13,33%), kategori

mulai berkembang 2 anak (13,33%), sedangkan kategori berkembang sangat baik 6 anak

(40%).

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat terlihat bahwa untuk kategori belum

berkembang (BB) dan mulai berkembang (MB) terjadi penurunan persentase

perkembangan kemampuan anak dari pengamatan pertama hingga pengamatan

kedelapan. Sedangkan untuk kategori berkembang sesuai harapan (BSH) dan sangat

berkembang (SB) terjadi peningkatan persentase perkembangan kemampuan anak

mengenal warna dari pengamatan pertama hingga pengamatan kedelapan. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi perkembangan kemampuan anak mengenal warna, sehingga

dapat membuktikan bahwa kegiatan finger painting berperan dalam mengembangkan

kemampuan anak mengenal warna secara konsep di Kelompok B TK Nurul Islam

(9)

PEMBAHASAN 1. Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara yang telah diuraikan sebelumnya, dijelaskan bahwa di

Kelompok B TK Nurul Islam Lambara dari masing-masing anak memiliki kemampuan

berbeda-beda, ada yang masuk kategori sangat berkembang (SB), berkembang sesuai

harapan (BSH), mulai berkembang (MB), dan belum berkembang (BB). Hal itu

disebabkan karena adanya proses dalam pengembangan yaitu melalui pembiasaan atau

pengulangan-pengulangan. Sehingga perlakuan tindakan penelitian mengenal warna

melalui kegiatan finger painting perlu dilakukan pengulangan-pengulangan sehingga

pada aspek penilaian yang dijadikan acuan untuk mengetahui kemampuan anak

mengenal warna yaitu menyebutkan macam warna, mengelompokan

macam-macam warna serta mengenal symbol-simbol warna dapat berkembang dengan baik.

Namun saat kegiatan finger painting dilakukan masih terdapat kendala-kendala

yang belum teratasi dengan baik. Kendalanya adalah anak belum mampu berkonsentrasi

dalam waktu yang cukup lama. Berdasarkan hasil wawancara, hanya untuk memenuhi

tuntutan kurikulum dan terlaksananya pembelajaran terkadang guru melakukan hal-hal

yang praktis. Misalnya saja pada media yang digunakan saat melakukan kegiatan finger

painting guru hanya menggunakan media seadanya (pewarna makanan sebagai cat

berwarna dan kertas HVS sebagai kertas gambar) padahal kegiatan ini, selain mengenal

kan warna pada anak juga melatih kemampuan motorik halus anak.

Dimana pada saat anak melakukan kegiatan finger painting jari-jari tangannya

melakukan gerakan-gerakan kecil (yang menggerakan otot-otot kecil pada jari-jari

tangannya) ketika mengoleskan cat pada bidang datar yang disediakan. Oleh karena itu,

media yang digunakan dapat mempengaruhi minat dan kemampuan anak dalam

berkarya. Walaupun demikian para guru di TK Nurul Islam Lambara sangat menyadari

bahwa kegiatan finger painting juga memiliki peranan untuk mengenalkan warna kepada

anak didiknya, karena kegiatan finger painting memberikan banyak manfaat terhadap

pengembangan kemampuan anak.

2. Hasil Pengamatan

Dalam kegiatan menyebutkan macam-macam warna untuk kemampuan mengenal

konsep warna pada pengamatan pertama terdapat 8 anak (53,33%) belum berkembang, 1

anak (6,67%) mulai berkembang, 2 anak (13,33%) berkembang sesuai harapan, dan 4

(10)

maka perlu dilakukannya pengulangan dalam kegiatan tersebut sehingga anak dapat

mengenal warna dengan baik. Setelah dilakukannya pengulangan pada pengamatan

kedelapan diperoleh hasil, tidak terdapat anak kategori belum berkembang, sedangkan

terdapat 2 anak (13,33%) mulai berkembang, 2 anak (13,33%) berkembang sesuai

harapan, dan 11 anak (73,33%) berkembang sangat baik.

Sementara itu, pada kegiatan mengelompokan macam-macam warna untuk

kemampuan mengenal konsep warna pada pengamatan pertama terdapat 5 anak

(33,33%) belum berkembang, 2 anak (13,33%) mulai berkembang, 5 anak (33,33%)

berkembang sesuai harapan, dan 3 anak (20%) berkembang sangat baik. Sama halnya

pada kegiatan menyebutkan macam-macam warna, mengelompokan macam-macam

warna pada pengamatan pertama diperoleh hasil yang belum baik, sehingga perlu

dilakukannya pengulangan untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Pada pengamatan

kedelapan diperoleh hasil yang cukup baik yaitu terdapat 1 anak (6,67%) belum

berkembang, 2 anak (13,33%) mulai berkembang, 3 anak (20%) berkembang sesuai

harapan, dan 9 anak (60%) berkembang sangat baik.

Mengenal simbol-simbol warna, kegiatan ini tak jauh beda dengan menyebutkan

dan mengelompokan macam-macam warna akan tetapi sedikit memiliki kesulitan sebab

anak harus mengingat makna symbol dari warna yang ditunjukan kepada anak. Misalnya

warna merah pada kran air minum tandanya air panas, dan hijau tandanya air dingin, dan

masih banyak lagi. Mengenal symbol-simbol warna untuk kemampuan mengenal konsep

warna pada pengamatan pertama terdapat 9 anak (60%) kategori belum berkembang, 1

anak (6,67%) kategori mulai berkembang, 2 anak (13,33%) kategori berkembang sesuai

harapan, dan 3 anak (20%) kategori berkembang sangat baik. Pada pengamatan

kedelapan terdapat 2 anak (13,33%) kategori belum berkembang, 2 anak (13,33%)

kategori mulai berkembang, 5 anak (13,33%) kategori berkembang sesuai harapan, dan 6

anak kategori berkembang sangat baik.

Hal ini menunjukan bahwa terjadi perkembangan kemampuan mengenal konsep

warna, sehingga dapat membuktikan bahwa kegiatan finger painting berperan dalam

mengembangkan kemampuan anak mengenal konsep warna di kelompok B TK Nurul

Islam Lambara. Melihat dari hasil penelitian yang menunjukan adanya peranan finger

painting terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna, maka diharapkan kegiatan

finger painting tidak hanya dilakukan untuk memenuhi tuntutan kurikulum semata, tetapi

bisa dilakukan untuk mengembangkan bakat anak sehingga dapat mengeksplor

(11)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini maka disimpulkan bahwa finger

painting berperan terhadap kemampuan anak mengenal konsep warna di Kelompok B TK

Nurul Islam Lambara, karena melalui kegiatan finger painting kemampuan anak mengenal

warna secara konsep dapat berkembang dengan baik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya

jumlah persentase anak yang masuk dalam kategori berkembang sangat baik. Kemampuan

menyebutkan macam-macam warna meningkat dari 26,67% menjadi 73,33%,

mengelompokan macam-macam warna meningkat dari 20% menjadi 60 %, dan mengenal

symbol-simbol warna meningkat dari 20% menjadi 40%.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin mengemukakan

beberapa saran sebagai berikut :

1) Bagi peneliti lain, dapat dijadikan acuan sebagai referensi untuk melakukan penelitian

lebih lanjut

2) Bagi Guru PAUD khususnya kelompok B TK Nurul Islam Lambara Kecamatan Tawaeli,

disarankan agar berupaya semaksimal mungkin untuk memotivasi dan mengajak anak

dalam keikutsertaannya pada kegiatan finger painting.

3) Bagi Kepala TK, dapat dijadikan bahan referensi bagi sekolah dalam rangka

mengefektifkan pembinaan dan peningkatan kemampuan anak dalam mengenal warna.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A., Dkk. (2004). Bidang Warna (Seri Contoh Pembelajaran PAUD untuk Anak Usia 2-6 Tahun). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU).

Pamadhi, H. dan S.S., Evan. (2010). Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

T., Caecili, dan P., Widia. (1999). Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sastra, R. (2007). Mengenal Warna. Klaten: PT. Intan Pariwara.

Gambar

Tabel 1 Hasil Pengamatan Menyebutkan Macam-Macam Warna

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar biologi pokok materi gerak tumbuhan dengan strategi Inquiring Minds Want to Know dengan

Masalah ini muncul apabila guru terlalu banyak memakai budaya etnis atau kelompok tertentu dan (secara tidak sadar) menafikan budaya kelompok lain. Untuk

pembelajaran yang diberikan feedback positif pun dapat meningkatkan self esteem. pada

Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari laba setelah pajak, arus kas dari aktivitas operasi, dan arus kas dari

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Arus Kas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Sumatera Utara..

Ambil larutan A secukupnya masukkan kedalam plat tetes kemudian uji larutan tersebut dengan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.. Lakukan pemeriksaan yang sama

Location of the brain lesions that are correlated with selective defcits in naming persons, animals, or,

Sampai dengan batas akhir Pembuktian Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa tersebut tidak hadir sehingga POKJA menyatakan Paket Pekerjaan Pengadaan Generator Set (Genset,