• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi Pangan Darurat Berbentuk Food Bars Berbasis Tepung Millet Putih (Panicum milliaceum L.) dan Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) | Anandito | Agritech 10680 20417 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi Pangan Darurat Berbentuk Food Bars Berbasis Tepung Millet Putih (Panicum milliaceum L.) dan Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) | Anandito | Agritech 10680 20417 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI PANGAN DARURAT BERBENTUK

FOOD BARS

BERBASIS TEPUNG

MILLET PUTIH (

Panicum milliaceum L.

) DAN TEPUNG KACANG MERAH

(

Phaseolus vulgaris L.

)

)RUPXODWLRQRI)RRG%DUV0DGHIURP:KLWH0LOOHW)ORXU

Panicum milliaceum

/DQG5HG%HDQ)ORXU

Phaseolus vulgaris

L)

Raden Baskara Katri Anandito, Siswanti, Edhi Nurhartadi, Rini Hapsari

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, akultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Surakarta 57126

mail: anandito ito ahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mem eroleh formula angan darurat berbentuk food bars berbahan dasar te ung millet

utih dan te ung kacang merah. Food bars dibuat dengan teknologi Intermediate Moisture Food IM ) dengan teknik

encelu an basah. Penelitian ini menggunakan ancangan Acak Lengka AL) ang terdiri dari satu faktor aitu variasi formula te ung millet utih dan te ung kacang merah 15:10 12,5:12,5 10:15). asil enelitian menunjukkan bahwa formula food bars dengan tingkat enerimaan konsumen tertinggi ada kom osisi te ung millet utih 15 g,

te ung kacang merah 10 g, gula halus 2 g, margarine 10 g, susu full cream 13 g, dan enambahan air 6,0 3 g. Dalam 100

g food bars terkandung air, abu, rotein, lemak, karbohidrat, nilai aw dan kalori berturut-turut sebesar 16, 5 ,1, 5 ,

10,99 , 35,39 , 2,26 , 0,81 dan 233,80 kkal bar.

Kata kunci: Food bars, angan darurat, te ung kacang merah, te ung millet utih

ABSTRACT

This stud aimed to obtain a formula emergenc food in the form food bars made from white millet our and red bean our. oodbars made with Intermediate Moisture ood IM ) technolog with wet d eing techni ue. This stud used com letel randomi ed design D), which consists of a single factor, namel the variation formula white millet our and red bean our. The results showed that the formula food bars with the highest level of consumer acce tance in the com osition of 15 g of white millet our, red bean our 10 g, 2 g sugar, 10 g margarine, milk full cream 13 g, 6.0 3 g and the addition of water. In 100 g of food bars contained water, ash, rotein, fat, carboh drate, and caloric value aw res ectivel of 16. 5 , 1. 5 , 10.99 , 35.39 , 2.26 , 0 , 81 and 233.80 kcal bar.

Keywords: mergenc food, food bars, red bean our, white millet our

PENDAHULUAN

To ogra wila ah Indonesia memiliki tingkat kerawanan terhada bencana alam dengan intensitas ang cuku tinggi. Bencana alam ang terjadi ada di bebera a daerah di Indonesia men ebabkan ban ak korban mengungsi dan tinggal di tem at-tem at darurat. Menurut data B PB 201 ), sejak tahun 1988 sam ai ertengahan 2003 jumlah bencana di Indonesia menca ai 6 7 bencana alam meli uti banjir, longsor, gem a bumi, dan angin to an, dengan jumlah korban jiwa seban ak 2022. Pada tahun 2002, tercatat tidak

(2)

jiwa mengungsi dan menderita. Dalam kondisi serba darurat, salah satu bantuan ang sangat dibutuhkan korban bencana adalah makanan. Kondisi serba darurat, salah satu bantuan ang sangat dibutuhkan korban bencana adalah makanan sia santa ready to eat) agar mudah mengkonsumsin a.

Pangan darurat ang ideal diberikan seharusn a mengandung at gi i ang cuku , tidak han a mengen angkan teta i juga mengandung kalori sesuai dengan angka kecuku an gi i AKG), aitu 2.100 kkal hari Institute of Medicine,

1995). Menurut oumas dkk. 2002) untuk menca ai total kalori tersebut, jumlah makronutrien ang direkomendasikan kandungan rotein, lemak, dan karbohidrat berturut-turut sebesar 10-15 , 35- 5 , dan karbohidrat 0-50 . Salah satu roduk angan ang ber otensi untuk dikembangkan sebagai angan darurat adalah angan semi basah atau

Intermediate Moisture Food IM ). Menurut Soekarto

1979), angan semi basah memiliki kriteria kadar air sebesar 10- 0 dan aktivitas air aw) 0,6-0,9. Menurut idjanarko 2008), food bars dibuat dari cam uran bahan angan ang

di erka a dengan nutrisi ang kemudian dibentuk menjadi bentuk adat dan kom ak. Food bars lebih tahan terhada

tekanan dari ada roduk angan kering karena termasuk roduk angan semi basah ang da at di roduksi dengan cara tradisional dan modern.

Indonesia ka a akan sumber bahan angan baik umbi-umbian mau un serealia. Salah satu bahan angan lokal ang da at dimanfaatkan sebagai bahan subtitusi gandum ada embuatan food bars adalah millet. Millet memiliki nilai

kandungan gi i ang miri dengan tanaman angan lainn a se erti adi, jagung, gandum, dan tanaman biji-bijian ang lain karena tanaman millet sendiri adalah tergolong ke dalam jenis tanaman biji-bijian Marlin, 2009).

arietas millet ang digunakan dalam enelitian ini adalah millet utih dengan jenis roso millet. Millet termasuk tanaman serealia ekonomi keem at setelah adi, gandum, dan jagung. Biji millet mengandung karbohidrat dan rotein ang tidak kalah dengan beras. Kandungan gi i ada te ung milet utih adalah air, abu, lemak, rotein, ati, karbohidrat dan serat kasar berturut-turut sebesar 9,19 , 1,80 , 2,58 , 11,29 , 56,53 , 7 ,52 dan 2,01 Prabowo, 2010).

Te ung kacang merah digunakan sebagai sumber rotein. Kacang merah Phaseolus vulgaris L) terkenal

sebagai sumber rotein nabati. Protein ada kacang merah memiliki kandungan ang tinggi berkisar antara 16-20 , biji kacang merah juga sumber mineral, dan vitamin Astawan, 2009). Dalam enelitian ini digunakan te ung kacang merah ratanak. Proses ratanak dihara kan tidak han a mam u mengurangi waktu emasakan dan meningkatkan sifat organole tik saja teta i juga ber engaruh ada sifat fungsional kacang merah sebagai bahan angan se erti meningkatn a avaibilitas at gi i dan menurunkan indeks glisemik. Proses

ratanak memudahkan dalam roses en ajian dan ber otensi baik untuk menghambat gejala-gejala en akit diabetes Anonim, 1996). Kandungan gi i kacang merah ratanak adalah: kadar air 9,33 , rotein 19,82 , lemak 1,55 , kadar abu ,31 dan karbohidrat 69,51 Siswanti dan Ari antoro, 2012). Menurut US Agency of International Development

USAID), angan darurat hendakn a da at digunakan dengan la ak sam ai minimum 15 hari dari mulai di roduksi. Tujuan dari enelitian ini adalah untuk mem eroleh formula angan darurat berbentuk food bars berbahan dasar te ung millet

utih dan te ung kacang merah.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium eka asa Proses Pengolahan dan asil Pertanian akultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Laboratorium Biokimia PAU Pangan dan Gi i Universitas Gadjah Mada

og akarta.

Bahan dan Alat

Bahan ang digunakan dalam enelitian embuatan

food bars ini adalah millet utih Panicum milliaceum L.)

dan kacang merah Phaseolus vulgaris L.) ang di eroleh

dari Pasar Legi Surakarta. Bahan tambahan ang dibutuhkan aitu gula, susu full cream, margarin dan air. Bahan kimia

ang digunakan adalah 2S ekat, a 50 , l 0,02 , indikator mengsel cam uran metil merah 0,02 dalam alkohol dan metil biru 0,02 dalam alkohol 2:1), dan a 0,02 untuk analisa kadar rotein etroleum eter untuk elarut analisa kadar lemak, dan garam-garam Mg l2, K2 3, a 2, Li l dan K l untuk analisa sifat isoterm sor si lembab.

Peralatan ang digunakan dalam enelitian ini adalah alat-alat embuat te ung millet kuning aitu huller, grinder,

a akan 80 dan 50 mesh, baskom, alat enam i, cabinet dryer,

autoklaf, timbangan analitik, oven dan lo ang encetak, serta eralatan untuk analisa kadar air, abu, lemak, rotein, kalori

bomb calorimeter) dan sifat ISL Isoterm Sor si Lembab). Tahapan Penelitian

Alur kegiatan taha an enelitian ang dilakukan adalah sebagai berikut:

Pembuatan tepung millet putih. Biji millet utih dihilangkan kulit arin a menggunakan huller, kemudian kulit

ari dan kotoran di isahkan dengan cara ditam i. Setelah itu dilakukan engecilan ukuran dengan mesin ene ung dan

(3)

Pembuatan tepung kacang merah pratanak (Marsono, dkk., 2003). Kacang merah direndam dalam larutan natrium bikarbonat selama jam. Proses erendaman ini berfungsi membuat tekstur roduk menjadi lembut, mengurangi waktu emasakan dan meminimalkan kehilangan at gi i dari roduk. Selesai erendaman dilanjutkan encucian dengan akuades. Kacang merah ang sudah ditiriskan dilakukan emanasan menggunakan autoklaf ada suhu 121 selama 2 menit. Pengeringan menggunakan

cabinet dryer ada suhu 55 o selama ± 18 jam. Setelah

selesai engeringan dilanjutkan ene ungan dan enga akan sehingga di eroleh ukuran te ung 50 mesh.

Isoterm sorpsi lembab. Bahan ang digunakan dalam embuatan food bars se erti te ung kacang merah, millet

utih, gula dan full cream dicam ur menjadi satu hingga

homogen. Seban ak 1-2 g sam el adonan dimasukkan dalam cawan alumunium, dan dikeringkan dengan menggunakan

oven sam ai berat sam el konstan. Selanjutn a sam el

dimasukkan ke dalam masing-masing to les kaca ang telah berisi larutan garam jenuh. Jenis garam ang digunakan antara lain: Mg l2, K2 3, a 2, Li l dan K l. Sam el dibiarkan selama satu minggu, kemudian ditimbang hingga berat konstan. Skema engujian isoterm sor si lembab ISL) da at dilihat ada Gambar 1.

kadar rotein dengan metode mikro-Kjeldahl A A , 2000), kadar karbohidrat by difference A A , 2000), aktivitas air

dengan aw meter A ri antono dkk., 1989), sifat sensoris dengan metode uji kesukaan Set aningsih dkk., 2010), nilai kalori dengan bomb calorimeter,sifat Isoterm Sor si Lembab

ISL) dengan metode Termogravimetri Statis Labu a, 198 ).

Formulasi Food Bars

Ada un formulasi food bars ang dilakukan da at dilihat ada Tabel 1.

Tabel 1. ormulasi food bars

Bahan Total berat bahan 50 g

ormulasi 1 ormulasi 2 ormulasi 3

Te ung millet utih 15 12,5 10

Te ung kacang merah

ratanak 10 12,5 15

Susu bubuk full cream 13 13,0 13

Gula 2 2,0 2

Margarin 10 10,0 10

Rancangan Percobaan

ancangan ercobaan ang digunakan dalam enelitian ini adalah ancangan Acak Lengka AL) dengan satu faktor aitu variasi kom osisi te ung millet utih dan te ung kacang merah sebagai bahan dasar embuatan food bars.

Data analisis sensoris ang di eroleh dianalisis statistik dengan metode one way A A. Jika menunjukkan

erbedaan ang signi kan maka dilanjutkan dengan uji beda n ata menggunakan analisis Duncan’s Multiple Range Test

DM T) ada taraf signi kansi 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Komposisi Formulasi Awal Food Bars

ilai gi i makronutrien masing-masing bahan en usun

food bars enting diketahui sebelum dilakukan formulasi

roduk. ilai gi i makronutrien en usun food bars da at

dilihat ada Tabel 2.

ormulasi roduk angan darurat menggunakan rinsi kesetimbangan massa. Prinsi kesetimbangan adalah setia bahan ang masuk input) harus memiliki jumlah ang setara

dengan akumulasi selama roses dan bahan ang keluar atau dihasilkan output). ilai kalori total dida atkan dari jumlah

makronutrien bahan ang digunakan dikalikan dengan nilai kalori masing-masing. Protein memiliki nilai energi sebesar kkal g, lemak 9 kkal g, dan karbohidrat kkal g. Prediksi kecuku an gi i terda at ada Tabel 3.

Gambar 1. Skema engujian alat uji isoterm sor si lembab

Pembuatan food bars. Bahan ang digunakan dalam

embuatan food bars se erti te ung kacang merah ratanak,

te ung millet utih, gula, margarin, full cream bubuk dicam ur

kemudian ditambahkan air dan diaduk hingga rata. Adonan dicetak ada lo ang dan dilakukan emasakan menggunakan

oven ada suhu 120 o selama 5 menit.

Analisis

(4)

Tabel 2. ilai gi i makronutrien en usun food bars ang

digunakan dalam formulasi

Bahan Makronutrien g 100 g bobot solid)

Protein Lemak Karbohidrat

Millet utiha 11,29 2,58 7 ,52

Kacang merah ratanakb 17,97 1, 1 63,02

Susu bubuk full creamc 27 26 0

Gulad 0 0 9

Margarind 0,6 81 0,

Keterangan: a berdasarkan Prabowo 2010)

b berdasarkan Siswanti dan Ari antoro 2012)

c berdasarkan data ada label kemasan roduk

d berdasarkan data DKBM dengan konversi bobot solidn a

Tabel 3. Prediksi kecuku an gi i berdasarkan formulasi food bars

Kom osisi Sumbangan kalori ) angan daruratStandar

1 2 3

Karbohidrat 1,925 1,567 1,207 0 - 5

Lemak 6,0 3 6,077 6,111 35 - 5

Protein 12,033 12,357 12,683 10 - 15

Total kalori kkal) 23 ,712 233,966 233

Tabel 2 menunjukkan bahwa ketiga formulasi memiliki erbedaan kom osisi ada bahan te ung millet utih dan te ung kacang merah ratanak. Perbandingan te ung millet utih dengan te ung kacang merah ratanak ada formulasi 1 aitu 60: 0, formulasi 2 aitu 50:50 dan formulasi 3 aitu

0:60.

Menurut oumas dkk. 2002), total kalori ang direkomendasi untuk roduk angan darurat adalah 2100 kkal, jika 1 food bars mengandung 233 kkal maka di erlukan

9 food bars untuk memenuhi setara jumlah total kalori ang

direkomendasikan. Tabel 3 menunjukkan bahwa rediksi kalori food bars ada formulasi 1, 2 dan 3 berturut-turut

sebesar 23 ,712 233,966 dan 233,221. ilai kalori tersebut memenuhi angka kecuku an gi i untuk angan darurat.

Penentuan Kurva Isoterm Sorpsi Lembab Formula Awal

Food Bars

Penentuan kurva isoterm sor si lembab bertujuan untuk mengetahui jumlah air ang ditambahkan ada formulasi 1, 2 dan 3 sesuai nilai aw antara 0,8-0,9. Penentuan kurva isoterm diawali dengan enentuan kadar air kesetimbangan ada berbagai ada suhu ruang.

Penentuan kurva isoterm sor si ini menggunakan 5 jenis larutan garam jenuh. Data hubungan antara aw dengan kadar air seimbang da at dilihat ada Tabel .

Tabel . Data hubungan antara aw dan kadar air seimbang

Garam aw Kadar air seimbang

Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan bahwa klasi kasi kurva ISL menurut sifat bahan membentuk kurva se erti huruf S sigmoid) ada food bars berbahan dasar te ung millet utih

dan te ung kacang merah. Sesuai enda at Labu a 198 ) men atakan bahwa bahan makanan serealia dan makanan kering mem un ai kurva ISL berbentuk sigmoid. Gambar 2 dan Gambar 3 ang mengindikasikan adan a erubahan sifat sika-kimia engikatan air oleh bahan. Lengkungan ertama ada aw± 0,2-0, menunjukkan batas air terikat rimer dan lengkungan kedua ada aw±0,6-0,7 menunjukkan batas air terikat sekunder.

Kurva ISL da at menunjukkan fraksi air terkandung dalam bahan makanan. Terda at tiga fraksi air terikat rimer, sekunder dan tersier. Ketiga fraksi tersebut menunjukkan ketahanan bahan angan terhada kerusakan akibat mikroorganisme. Air terikat rimer atau air terikat la is tunggal terletak ada aw 0,25, air terikat sekunder terletak aw 0,25-0,75 dan air terikat sekunder terletak ada aw 0,75 Su itno, 1995).

Berdasarkan data hubungan kadar air M) dengan nilai aw ada kurva isoterm sor si maka dibuat ersamaan matematis model GAB Guggenheim Anderson de Boer)

(5)

Kurva isoterm sor si lembab dengan model ersamaan GAB selanjutn a menjadi ersamaan olinomial ordo dua atau ersamaan kuadratikn a dengan membuat lot aw M sebagai ordinat dan aw sebagai absis. Kurva isoterm sor si lembab model ersamaan GAB ditunjukkan ada Gambar 3.

Sifat Sensoris Food Bars

Analisis sensoris dengan metode uji kesukaan scoring

bertujuan untuk mengetahui tingkat enerimaan anelis terhada food bars melalui indera englihatan, embau dan

erasa. Panelis ang digunakan ada uji kesukaan scoring

seban ak 25 orang anelis tidak terlatih.

Food bars ada enelitian ini dengan ukuran ± cm

cm 2 cm. Parameter ang diamati dalam uji sensoris adalah warna, aroma, rasa, tekstur dan overall. Penilaian terdiri dari

5 aitu dari skala nilai 1 tidak suka), 2 agak tidak suka), 3 netral), agak suka) dan 5 suka). asil analisis sensoris

food bars disajikan ada Tabel 7.

Tabel 7. Sifat sensoris food bars

ormulasi Parameter

arna * Aroma* asa* Tekstur* verall*

1 3,60a ,16b ,00b 3, 0a 3,96b

2 3,72a ,36b 3,76b 3,56a 3,72b

3 3,6 a 3,60a 2,76a 3,20a 2,92a

Keterangan: ilai ang diikuti huruf ang berbeda ada kolom ang sama menunjukkan adan a beda n ata ada taraf signi kansi 0,05. * 1 tidak suka 2 agak tidak suka 3 netral agak suka 5 suka

1 : kom osisi te ung millet utih 15 gr kacang merah 10 gr 2 : kom osisi te ung millet utih 12,5 gr kacang merah 12,5 gr 3: kom osisi te ung millet utih 10 gr kacang merah 15 gr

Tabel 7 Menunjukkan bahwa erlakuan 1 kom osisi te ung millet utih 15 gr kacang merah 10 gr) sebagai formula ter ilih dengan nilai rerata tingkat kesukaan tertinggi.

Kandungan Gizi Food Bars Formula Terpilih

Kandungan gi i food bars ada formula ter ilih

berdasarkan sifat sensoris disajikan ada Tabel 8. Tabel 8. Kandungan gi i food bars ter ilih

Tabel 8 menunjukkan bahwa kadar air food bars adalah

16, 5 . al ini telah sesuai dengan s arat kadar air food

Gambar 3. Kurva isoterm sor si lembab dalam ersamaan GAB

Berdasarkan Gambar 3 maka di eroleh nilai konstanta dan k serta nilai kadar air monola er Mo). ilai-nilai tersebut da at digunakan untuk menentukan kadar air basis kering M), sehngga da at ditentukan jumlah air ang ditambahkan dalam roses embuatan food bars.

asil nilai k, , Mo dari ersamaan kuadratik da at dilihat ada Tabel 5.

Tabel 5. asil nilai k, , Mo dari ersamaan kuadratik

1 2 3

0,8-0,9. Jumlah air ang ditambahkan ada ketiga formulasi

food bars dida atkan dari selisih antara nilai kadar air awal

(6)

Kadar abu food bars berbahan dasar millet dan te ung kacang

merah sebesar 1, 5 . Kadar rotein food bars sebesar 6, 25

g bar atau setara 10,99 dari total telah memenuhi standard angan darurat. Menurut oumas dkk. 2002), roduk angan

darurat mengandung rotein sebesar 10-15 dari total kalori. Kadar lemak food bars sebesar 9,195 g bar atau setara

dengan 35,39 dari total kalori dan karbohidrat metode by difference) sebesar 2,26 dari total kalori. al ini sesuai

dengan enda at oumas dkk 2002) ang men atakan bahwa kandungan ada roduk angan darurat mengandung lemak sebesar 35- 5 dan karbohidrat sebesar 0-50 dari total kalori.

Dari Tabel 8 da at dilihat bahwa nilai kadar karbohidrat ada embuatan food bars berbahan dasar te ung millet utih

dan te ung kacang merah sebesar 2,26 dari total kalori. Menurut oumas dkk. 2002), kadar karbohidrat roduk

angan darurat harus mengandung karbohidrat 0-50 dari total kalori. Maka kadar karbohidrat roduk food bars dari

te ung millet utih dan te ung kacang merah telah memenuhi standar kecuku an gi i angan darurat.

Kandungan air dalam bahan angan mem engaruhi da a tahan angan terhada serangan mikroba, ang din atakan dengan aw, aitu jumlah air bebas ang da at di ergunakan oleh mikroorganisme untuk ertumbuhann a atau un untuk reaksi kimiawi. Menurut inarno 1997) berbagai mikroorganisme mem un ai aw minimum agar da at tumbuh dengan baik. amun nilai aw juga da at mem engaruhi berbagai reaksi ang terjadi dalam angan se erti oksidasi li id, encoklatan non-en imatik, reaksi hidrolitik dan aktivitas en im.

ilai aw ada food bars te ung millet utih dan te ung

kacang merah adalah 0,81. Menurut Soekarto 1979), s arat food bars ang meru akan angan semi basah atau intermediate moisture food IM ) memiliki kadar air 10- 0

dengan nilai aw berkisar antara 0,6-0,9.

KESIMPULAN

ormula angan darurat berbentuk foodbars dengan

formula ter ilih dengan formulasi aitu 15 g te ung millet kkal bar telah memenuhi standar angan darurat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menguca kan terima kasih ke ada LPPM-U S ang telah membantu terlaksanan a enelitian ini melalui

Program ibah Dana P BP U S Tahun Anggaran 201 Skim ibah Unggulan akultas dengan nomor kontrak: 501 U 27.11 P 201 tertanggal 16 Juni 201 .

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1996). Pre-cooked of rice. Journal a ers b I I

scientists. Phili hina ice dition: ctober, 1996. A A 2000). 2I¿FLDO0HWKRGVRI$QDO\VLV. Association of

f cial Anal tical hemists, ashington D .

A ri antono, A., ardia , S., Pus itasari, .L., asni, S. dan Budi anto, S. 1989). Analisis Pangan. IPB Press,

Bogor.

Astawan, M. 2009). Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Penebar Swada a, De ok.

B BP 201 ). Info Bencana: Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual. Pusdatinmas Badan asional

Penanggulangan Bencana. disi Juni 201 .

Labu a, T.P. 198 ). Moisture Sorption: Practical Asepticts of Isotherm Measurement and Use. American Association

of ereal hemists, St. Paul, Minnesota.

Marlin 2009). Sumber Pangan Tanaman Minor. htt :

daengnawan.blogs ot.com 2009 07 sumber- angan-tanaman-minor. html. 16 ovember 2013 .

Marsono, ., oor, . dan ahmawati, . 2003). Pengaruh diet kacang merah terhada kadar gula darah tikus diabetic induksi allo an. Jurnal Teknologi d a n Industri PanganIV1): 1-6.

Prabowo, B. 2010). Kajian Sifat Fisikokimia Tepung Millet Kuning dan Tepung Millet Merah. Skri si. Program

Studi Teknologi asil Pertanian. akultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Set aningsih, D., A ri antono, A. dan Sari, M.P. 2010).

Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB

Press, Bogor.

Siswanti, dan Ari antoro, A. . 2012). Karakterisasi Snack Bar dari Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris l.) Pratanak sebagai Alternatif Camilan Penderita Diabetes. Program Studi Teknologi asil Pertanian.

Universitas eteran Bangun usantara, Sukoharjo. Soekarto, S.T. 1979). Air Ikatan, Penetapan Kuantitatif

dan Penerapannya pada Stabilitas Pangan dan Disain Pangan Semi Basah. De artemen Teknologi asil

Pertanian atemeta Institut Pertanian Bogor, Bogor. Su itno, T. 1995). Sifat en era an lembab bubuk buah

(7)

idjanarko, S.B. 2008). Pangan Darurat (Food Bars) Berenergi Tinggi Menggunakan Tepung Komposit (Tepung Gaplek, Tepung Kedelai, Tepung Terigu) dan Tepung Porang (Amorphophallus oncophyllus) atau Konjac Flour. www.simonbwidjanarko.word ress.

com. 2 Januari 201 .

inarno, .G. 1997). Kimia Pangan. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

oumas, B.L., Armstrong, L. ., Backstrand, J. ., henoweth, .L., hinachoti, P., Klein, B.P., Lane, . ., Marsh, K.S. dan Tolvanen, M. 2002). High-Energy, Nutrien-Dense Emergency Relief Food Product. Food and Nutrition Board: Intitute of Medicine. ational

Gambar

Tabel 1. �ormulasi food bars
Tabel �. Data hubungan antara aw dan kadar air seimbang
Tabel 7. Sifat sensoris food bars

Referensi

Dokumen terkait

“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai

Jika ada tegangan geser ss1 bekerja pada sisi sebelah kanan dari elemen, gaya geser pada bagian ini adalah ss1 (h)(1) sehingga harus ada gaya geser yang sama dan berlawanan arah

ABADI JAYA PERSADA Dalam Proses.. 4 004/OMB/14 ARIYADI Lulus

Peradilan in absentia juga tidak sepenuhnya bertentangan dengan aturan yang lain, peradilan in absentia dilakukan karena mengantisipasi hal-hal yang menghambat proses

Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh formula bubur instan berbasis tepung millet putih dan kacang merah terbaik berdasarkan sifat sensoris dan menentukan

Berdasarkan hasil survei lokasi TPS yang paling banyak terdapat pada kawasan perdagangan dan jasa yaitu 60%, kawasan permukiman sebanyak 20%, kawasan RTH sebanyak 17 % dan

LKIP Tahun 2019 ini menyajikan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Rote Ndao

Peran serta serta secara pasif, masyarakat dalam tingkatan ini menyetujui dan menerima apa yang di putuskan pihak sekolah (komite sekolah), misalnya komite