Jaman dahulu ada sebuah kerajaan di Jawa Barat yang bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan adalah sebuah kerajaan yang makmur dan damai. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja bijaksana bernama prabu Swartalaya. Meski negeri itu hidup makmur, namun rakyat negeri itu merasa gelisah. Hal tersebut dikarenakan sang raja belum juga dikaruniai momongan hingga saat ini. Sehingga masalah tersebut membuat raja dan ratu sangat sedih, rakyatpun ikut gundah. Mereka khawatir jika kerajaan nantinya tidak memiliki penerus.
Akhirnya untuk bisa mendapat keturunan, sang raja menyepi dan bersemedi di sebuah goa. Setelah beberapa waktu lamanya, ahirnya harapan sang raja terkabul. Muncul sebuah suara tanpa wujud yang berkata bahwa harapanya akan segera terwujud. Sang raja merasa sangat senang, lalu dia menyudahi semedinya
perangai sang puteri kelak akan berubah seiring waktu. Hingga pada suatu ketika, tibalah umur sang puteri genap menginjak 17 tahun. Untuk merayakanya, suluruh rakyat sepakat untuk memberikan hadiah spesial sebagai
wujud rasa cinta mereka pada sang puteri.
Akhirnya, rakyat seluruh negeri menyisihkan perhiasan terbaik mereka. Semua perhiasan itu nantinya akan dilebur untuk membuat kalung yang cukup cantik. Pandai emas terbaik diseluruh negeri, diserahi tugas untuk membuat kalung tersebut. Hingga terciptalah sebuah kalung yang sangat cantik, bertahtakan batu
permata warna-warni yang berkilau.
Acara ulang tahun diadakan di istana dengan persiapan yang cukup megah. Panggung besar dibuat di depan istana dengan dekorasi yang meriah. Rakyat berbondong-bondong berkumpul untuk mengucapkan selamat pada sang puteri
yang mereka cintai.
Akhirnya, sang raja, ratu, dan puteri datang dan naik ke atas mimbar, disambut sorak sorai para rakyat yang berbahagia. Hingga tibalah dimana kalung permata yang dipersembahkan oleh rakyat seluruh negeri diserahkan. Mereka berharap
sang puteri akan merasa senang.