Pengembangan kurikulum
Oleh
Pengembangan Kurikulum Penjas
• Pendahuluan
• Pendekatan dalam Pengembangan
Kurikulum
• Model Pengembangan Kurikulum
• Prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum
• Langkah-langkah Pengembangan
Pendahuluan
• Kurikulum merupakan alat yang penting
bagi proses pendidikan
• Sekumpulan aktivitas belajar, informasi,
dan bahan ajar yang merfleksikan
kebijakan kolektif
• Pengembangan secara sistematik menuju
mata ajar yang konsisten, logis, dan
Pendekatan Pengembangan
• Kedudukan Penjas sangat penting dalam
pendidikan di Indonesia perlu didukung oleh kurikulum yang memadai.
• Proses pengembangan kurikulum penjas
melibatkan berbagai pihak dengan kepentingan masing-masing, mempertimbangkan berbagai prinsip dan faktor.
• Pengembangan kurikulum merupakan pekerjaan secara berkelanjutan untuk memformulasikan
Pendekatan Pengembangan
Proses pengembangan kurikulum berpusat
pada pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Siapa yang akan terlibat dalam proses
pengembangan kurikulum? Guru?
Administrator? Siswa? Orangtua?
• Apa prosedur yang akan digunakan dalam
pengembangan kurikulum?
Pendekatan Pengembangan
Tujuan pengembangan kurikulum adalah
menghasilkan suatu dokumen yang
bersentuhan dengan realitas, konsisten
secara internal dengan kehidupan
keseharian, mudah dipahami oleh
guru-guru, dan berguna bagi guru Penjas dalam
interaksi sehari-hari yang banyak
Model Pengembangan Kurikulum
• Tiga model pengembangan yang banyak
digunakan dalam pengembangan
kurikulum Penjas.
• Tiga model dimaksud adalah (1) Model
Tyler, (2) Model Orientasi Kurikulum
Model Tyler
• Model untuk memahami, menganalisis, dan
menginterpretasikan program. Pendekatan yang rasional dan komprehensif.
• Menetapkan seperangkat langkah-langkah sistematis yang mengarahkan proses
pengembangan kurikulum, yaitu: (1)
mengidentifikasi tujuan umum dan khusus, (2) memilih kegiatan belajar yang akan mendukung dan memungkinkan siswa mencapai tujuan, (3) mengorganisasikan pengalaman belajar dalam bentuk yang koheren dan logis, dan (4)
Model Tyler
• Pengembangan kurikulum dikerjakan dalam pedoman tujuan yang jelas.
• Keputusan perencanaan berada dalam kerangka rasional yang menekankan pada kemajuan secara bertahap.
• Contoh-contoh model Tyler dalam pengembangan
kurikulum Pendidikan Jasmani banyak terdapat dalam buku-buku bacaan.
• Prosedur pengembangan kurikulum ABC (lihat bab
sebelumnya) yang dikemukakan oleh Wessel dan Kelly menampilkan sebuah rancangan pengembangan
Model Miller
• Proses pengembangan kurikulum dimulai dengan merespon, mengelaborasi, dan
menyebutkan orientasi masing-masing terhadap konsep kurikulum, kemudian melangkah ke
penyusunan orang yang akan terlibat dalam
proses pembelajaran, bahan ajar, evaluasi, dan faktor pendukung lainnya.
• Kegiatannya meliputi analisis klarifikasi tentang keyakinan mereka terhadap bidang studi
tertentu; terhadap siswa dan kebutuhannya, serta guru; terhadap masyarakat dan
Model Miller
Beberapa aspek dalam orientasi kurikulum (Wuest & Lombardo, 1995: 83) adalah : Educational
aims, Conception of the learner, Conception of the learning process, Conception of the
instructional process, Conception of the learning environment, The teacher's role, and Conception of the how learning should be evaluated
Sebagai hasil proses klarifikasi dan reflektif
tersebut, sebuah proposal rencana tindakan
Model Kompilasi
Mengkompilasikan antara permainan, latihan (drills), dan aktivitas yang diatur menurut tingkat kelas dan
diselesaikan oleh guru Penjas dalam sebuah sekolah. Dokumen yang dihasilkan tidak secara jelas menetapkan apa materi yang harus diajarkan, tujuan khusus yang
harus dicapai, atau dampak yang eksplisit diharapkan. Kurikulum ini biasanya hanya sedikit memberikan arah untuk seluruh program, sehingga hanya menjadi sumber daftar aktivitas bagi guru.
Hasil penelitian atas model ini menunjukkan bahwa
perencanaan guru hanya sedikit mendukung materi-tujuan secara klasikal, model empat langkah
Model Kompilasi
Tanpa menggunakan tujuan yang jelas sebagai
landasan kerangka konseptual dalam penetapan aktivitas, program yang dibuat tanpa landasan rasional untuk penentuan aktivitas. Kurikulum tersebut memuat materi (means) tetapi tidak
Model Kompilasi
Pendekatan pengembangan kurikulum ini
merupakan pengembangan kurikulum yang
berlandaskan kesalahan (default). Hal ini terjadi karena ia kurang melaksanakan salah satu atau seluruh prasyarat yang diperlukan dalam
pengembangan kurikulum, yaitu: dukungan yang memadai dalam hal waktu yang tersedia,
sumber keuangan, administrasi, psikologi, dan dukungan tata usaha, atau penguatan dari