• Tidak ada hasil yang ditemukan

8.bahanrakontekda2017 uptdapi api

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "8.bahanrakontekda2017 uptdapi api"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERSIAPAN PRODUKSI STRAW

MENUJU

STANDARISASI NASIONAL INDONESIA

DISAMPAIKAN PADA

Rapat Konsultasi Teknis Daerah (Rakontekda)

UPTD. PEMBIBITAN DAN INSEMINASI BUATAN API-API DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam rangka Rapat Konsultasi Teknis Daerah (Rakontekda) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan Tanggal 28 Pebruari – 1 Maret 2017 di Samarinda. Makalah ini membahas tentang “Persiapan Produksi Straw Menuju Sertifikasi Standar Nasional Indonesia”. Bagaimana cara mendapatkan sertifikat SNI dan persyaratan apa saja yang harus dipenuhi dalam proses sertifikasi SNI semen beku.

Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan standar yang ditetapakan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun untuk mendapatkan pengakuan formal bahwa benar organisasi telah menerapkan SNI perlu proses penilaian oleh lembaga sertifikasi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi susunan dan tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan masukan, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Kepala

Ir. IPG. Ngurah Suryawan, M.Si Pembina Tk.I

(3)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

UPTD. Pembibitan dan Inseminasi Buatan berlokasi di Desa Api-Api Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara, didirikan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Nomor 03 Tahun 2001 Tanggal 24 April 2001 tentang Pembentukan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Dinas Provinsi Kalimantan Timur. Disamping itu Pemerintah Pusat telah memberikan peluang kepada Daerah untuk mengembangkan Inseminasi Buatan melalui Program Desentralisasi Balai Inseminasi Buatan. Untuk Mendukung program tersebut pemerintah pusat telah memberikan bantuan 4 ekor sapi Elite Bull yang terdiri 2 ekor sapi jenis Simental dan 2 ekor sapi jenis Limousine yang telah diterima pada bulan Desember 2001.

Dengan berdirinya UPTD. Pembibitan dan Inseminasi Buatan beberapa komoditi ternak yang dikembangkan diantaranya Rusa yang semula usulan kegiatan dan proyek APBD I tahun 1990. Dengan berdirinya UPTD. Pembibitan dan Inseminasi Buatan Api-Api sebagai pelaksana teknis Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur kegiatan yang dikembangkan meliputi rusa, sapi bali, Ayam (buras dan Nunukan), produksi semen beku (mani beku) dan hijauan pakan ternak (HPT) yang diharapkan mampu menjaga dan mengembangkan plasma nutfah spesifik Kalimantan Timur.

(4)

motilitasnya sebesar 40 % dan derajat gerak individu sperma minimal 2, jumlah sel sperma sebanyak 25 juta/straw.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud :

Memproduksi dan mengedarkan semen beku yang berkualitas sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri Pertanian nomor : 10/Permentan/PK. 210/3/2016 tentang Penyediaan dan Peredaran Semen Beku Ternak Rumiansia.

1.2.2 Tujuan

Memproduksi semen beku yang berkualitas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dalam rangka melningkatkan jumlah dan produktifitas ternak unggul melalui inseminasi buatan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

(5)

2.1. Persyaratan Peredaran Semen Beku :

1. Semen beku ternak ruminansia yang diedarkan wajib memenuhi Standar Nasional Indonesia.

2. Semen beku ternak ruminansia harus berasal dari unit produksi/Balai Inseminasi Buatan (BIB) yang telah menerapkan sistem manajemen mutu (ISO 9001:2008) dan laboratorium yang telah menerapkan ISO 17025:2008.

3. Dalam hal unit produksi/Balai Inseminasi Buatan (BIB) belum memiliki laboratorium yang telah menerapkan ISO 17025:2008 sebagaimana dimaksud tersebut diatas, pengujian semen beku yang dihasilkan wajib dilakukan pada laboratorium yang telah memiliki ISO 17025:2008. 4. Dalam hal unit produksi/Balai Inseminasi Buatan (BIB) memiliki

laboratorium sendiri dan telah menerapkan ISO 17025:2008, pengujian semen beku yang dihasilkan dilakukan pada laboratorium milik lembaga lain yang telah menerapkan ISO 17025:2008.

5. Semen beku yang dihasilkan oleh unit produksi/Balai Inseminasi Buatan harus telah lulus uji di laboratorium yang telah menerapkan ISO 17025:2008 dan wajib disertifikasi oleh lembaga sertifikasi produk benih ternak.

2.2. Persyaratan pejantan unggul yaitu sebagai berikut : 1. Lulus dari evaluasi kemampuan mengawini

2. Berasal dari silsilah yang jelas,untuk ternak lokal paling kurang satu generasi dan ternak introduksi paling kurang 2 generasi

3. Mempunyai sertifikat bibit

4. Sehat dan bebas dari segala cacat fisik 5. Belum digunakan untuk kawin alam 6. Memiliki libido tinggi

7. Mempunyai kesanggupan melayani/mengawini (serving ability tinggi) 8. Mempunyai warna semen putih susu atau kekuning-kuningan

9. Mempunyai lingkar scrotum sesuai dengan standard berdasarkan rumpun pejantan unggul

2.3. Persyaratan kesehatan pejantan unggul harus bebas dari 12 penyakit yaitu:

1. Anthrax

(6)

3. Bovine viral diarrhea (bvd),

4. Septicemia epizootica/haemorrhagic septicaemia, 5. Infectious bovine rhinotracheitis (IBR) ,

6. Enzootic bovine leucosis (EBL), 7. Bovine tuberculosis,

8. Paratuberculosis, 9. Leptospirosis

10. Campylobacteriosis 11. Trichomoniasis dan 12. Jembrana pada sapi bali.

2.4. Persiapan Pejantan (Bull)

Jumlah Bull yang dipersiapkan UPTD. Pembibitan dan Inseminasi Buatan Api-Api dalam rangka persiapan mendapatkan standarisasi (SNI) semen beku saat ini terdiri : Sapi Bali 4, ekor, Simmental 2 ekor, Brahman 2 ekor, PO 2 ekor dengan rincian sebagai berikut :

Tabel. 1. Jumlah Bull :

No .

Kode Bull

Breed Asal Bull Umur Ket.

1 11316 Bali BPTU

Denpasar

3 Tahun Calon Bull

2 11417 Bali BPTU

Denpasar

2 Tahun Calon Bull

3 11418 Bali BPTU

Denpasar 2 Tahun Calon Bull

4 11419 Bali BPTU

Denpasar 2 Tahun Calon Bull

5 41420 Brahman BPTU

Sembawa

2 Tahun Calon Bull

6 41421 Brahman BPTU

Sembawa

2 Tahun Calon Bull

7 61422 Simentha

l

BPTU Padang Mangatas

2 Tahun Calon Bull

8 61423 Simentha

l

BPTU Padang Mangatas

2 Tahun Calon Bull

9 21524 PO Grati 1 Tahun Calon Bull

10 21625 PO Grati 1 Tahun Calon Bull

2.5. Sarana dan Prasarana

(7)

a. Alat pengukur suhu ruangan yang dapat diatur antara 18-22 oC dan

kelembaban tidak lebih dari 55 %.

b. Alat produksi disusun sesuai alur proses produksi.

c. Alat pengujian mutu semen segar yang meliputi jumlah/volume, konsistensi, warna, bau, pH,konsentrasi,motilitas,morfologi dan persentase sel yang hidup/mati.

d. Alat minimal pengujian mutu semen meliputi mikroskop, mikropipet, objek glass, coverglass, haemocytometer, pH indikator paper, waterbath, incubator, glassware, slide warm/heating table, stik glass. e. Alat pembuatan bahan pengencer yang meliputi glassware,magnetik stirer, refrigerator, waterbath, pemanas,timbangan, dan kertas saring.

f. Alat pemberian tanda yang meliputi nama/kode pejantan unggul, rumpun ternak, batch number dan produsen semen.

g. Alat minimal proses pengenceran yang meliputi filling sealing, cooltop,rak straw, container frezing.

h. Alat sterilisasi

i. Listrik harus mencukupi untuk kebutuhan operasional produksi

BAB III. PERMASALAHAN

(8)

Saat ini Bull yang dapat diproduksi semennya sebanyak 4 ekor tetapi sudah tidak memenuhi persyaratan untuk sertifikasi SNI karena umurnya lebih dari 7 tahun, sedangkan persyaratan teknis untuk sertifikasi SNI semen beku umur produktif Bull minimal 3 tahun dan maksimal 7 tahun karena kalau melebihi umur itu kualitas semen beku sudah menurun dan mencegah terjadinya in-breeding. Untuk saat ini umur bull yang dipersiapkan sertivikasi SNI rata-rata masih berumur 2 tahun sehingga belum dapat diproduksi karena sel spermanya belum matang.

Tabel 2. Data Produksi Bull Tahun 2016

No .

Nama Bull Breed Kode Bull Jumlah (dosis)

1.

Berdasarkan Permentan No. 10/Permentan/210.PK/3/2016 pasal 14 ayat (1) dan (2) perihal listrik di unit produksi/balai inseminasi buatan harus mencukupi untuk keperluan operasional produksi semen beku. Permasalahan yang dihadapi laboratorium Inseminasi Buatan UPTD. Pembibitan dan Inseminasi Buatan Api-Api adalah suhu ruangan tidak memenuhi standar ( 31– 32 o C). Hal ini disebabkan kondisi klimat di lokasi UPTD merupakan daerah

dataran rendah dekat dengan pantai dengan temperatur udara yang panas sehingga memerlukan alat pendingin ruangan yang memenuhi persyaratan yaitu temperature 18 – 22o C. Alat Pendingin Ruangan (Air Conditioner) yang

ada tidak dapat beroperasi sesuai dengan temperature yang diharapkan sehingga sangat mempengaruhi proses produksi. Salah satu penyebab tidak beroperasi alat pendingin ruangan yang sesuai adalah karena voltase listrik kurang yang mensuplai laboratorium produksi semen beku tidak stabil kurang dari 220 V.

(9)

Alat ini berfungsi untuk memberi identitas produksi (kode/nama Bull) pada straw. Printing straw yang ada masih manual belum menggunakan sistem komputer. Pemberian kode menggunakan mesin printing manual tidak maksimal karena kapasitas huruf untuk printing terbatas.

BAB IV. PEMBAHASAN

(10)

Memperhatikan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 10/Permentan/PK.210/3/2016 tentang Penyediaan dan Peredaran Semen Beku Ternak Ruminansia pasal (33) bahwa semen beku ternak ruminansia yang diedarkan wajib memenuhi Standard Nasional Indonesia yang berasal dari unit produksi/Balai Inseminasi Buatan (BIB) yang telah menerapkan sistem manajemen mutu (ISO 9001:2008) dan laboratorium yang telah menerapkan ISO 17025 : 2008 . Balai Inseminasi Buatan yang belum menerapkan ISO 17025 : 2008 pengujian semen beku yang dihasilkan wajib dilakukan pada laboratorium yang telah menerapkan ISO 17025 : 2008. Semen beku produksi UPTD. Pembibitan dan Inseminasi Buatan Api-Api telah diuji ke laboratorium yang terakreditas dan hasilnya sudah sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan layak untuk diedarkan.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kondisi bull yang umurnya sudah lebih dari 7 tahun dengan diafkir/culling, sedangkan bull yang masih berusia 2 tahun terus dilatih agar bisa ditampung semennya.

Alat printing yang masih manual perlu diganti dengan mesin automatic printing sehingga kedepannya perlu dianggarkan untuk pengadaan alat tersebut.

Untuk mengatasi voltase listrik yang sering naik turun perlu penambahan travo listrik yang dekat dengan Laboratorium Produksi. Travo listrik yang ada saat inisaat lokasinya jauh dari laboratorium sehingga mempengaruhi voltase listrik.

BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan :

Perlunya melengkapi dan perbaikan sarana dan prasarana laboratorium Inseminasi Buatan dalam hal ini pengadaan mesin automatic printing straw dan penambahan travo listrik sehingga hambatan menuju sertifikasi SNI semen beku bisa diatasi.

(11)

Perlukan persiapan anggaran khusus untuk melengkapi dan memperbaiki sarana dan prasarana laboratorium inseminasi buatan.

Lampiran 1 :

Data Hasil Pemeriksaan Pengujian Semen Beku UPTD. Pembibitan dan Inseminasi Buatan Api-Api Pada Laboratorium Yang Terakreditasi :

NO Tahun

(12)

Lampiran 2 : Hasil Uji Kesehatan Hewan :

2016 B Vet Lampung Brahman 1. Anthrax

(13)

5. Infectious

2016 BVET Bukit

Gambar

Tabel 2. Data Produksi Bull Tahun 2016 No

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Isnansetyo & Kurniastuti (1995), metode kultur murni mikroalga di laboratorium untuk memperoleh satu jenis mikroalga dapat dilakukan dengan beberapa

Hasil ini sesuai dengan penelitian Manopo (2013) mengenai Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal perbankan yang go publick di BEI tahun 2008-2010

Selain itu, akan dibahas juga masalah-masalah yang dihadapi Indonesia sehubungan dengan kondisi sumber daya manusia yang dimilikinya, seperti misalnya persebaran

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program DIII Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Judul dari Tesis ini

Mapping dan penunjukkan faskes lain untuk layanan laboratorium dalam rangka diagnosis TBC yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat, apabila jejaring yang lama

hamzah yang terletak di awal kalimat ditulis alif.

Analisis Structural Equation Modeling (SEM) untuk Sampel Kecil dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS); Miftahul Ulum; 2014; 53 halaman; Jurusan Matematika

untuk sistem dengan respon impuls real, koefisien dari polinomial fungsi sistem nya juga akan real. Hal ini akan memudahkan dalam sintesa dan realisasi