• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN………i

ABSTRAK………ii

KATA PENGANTAR………..iii

UCAPATAN TERIMA KASIH……..………iv

DAFTAR ISI………...………v

DAFTAR TABEL……...………vii

DAFTAR GRAFIK…....………...………...viii

DAFTAR DIAGRAM………..ix

DAFTAR LAMPIRAN……….....x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah…………...……… 6

C. Hipotesis Tindakan……….. 7

D. Tujuan Penelitian……….………. 7

E. Manfaat Penelitian………. 7

(2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil

Belajar……….………..………... 12

B. Konsep Operasi Hitung Campuran Di Kelas IV SD……..………. 15

C. Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran……….. 22

1. Pengertian Kontekstual……… 22

2. Karakteristik Kontekstual……… 22

3. Model Kontektual Yang Dikembangkan Dalam Pembelajaran……… 23

4. Langkah - langkah Penerapan Kontekstual ……… 24

5. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Kontekstual ……….. 25

6. Peran Guru Mengaktifkan danMeningkatkanHasil Belajar Siswa……….. 26

D. PenerapanPendekatanKontekstual Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Campuran……….. 26

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……….. 29

B. Model Penelitian……… 30

C. Subyek Penelitian……… 33

D. Prosedur Penelitian………. 33

E. Instrumen Penelitian……… 35

F. Pengolahan dan Analisis Data……… 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….. 40

(3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….. 66

B. Saran……….... 67

LAMPIRAN

(4)

Tabel 1.1 Nilai Matematika Tahun 2011 / 2012……… 3

Tabel 4.1 Nilai soal pertemuan pertama siklus I( kelompok)………….…… 42

Tabel 4.2 Nilai tes siswa siklus I……… 43

Tabel 4.3 Nilai Hasil ketuntasan siswa berdasarkan hasil evaluasi Siklus I.. 44

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I……….. 45

Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I………..………….. 47

Tabel 4.7 Nilai soal pertemuan siklus II( kelompok)………. 52

Tabel 4.8 Nilai tes Siswa Siklus II……… 53

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II……… 54

Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II……...……… 56

Tabel 5.2 Peningkatan Hasil Belajar Tes Siklus I dan II…………..………. 62

(5)

Grafik 4.4 Ketuntasan Hasil Evaluasi Siklus I ... 44

Grafik 5.3 Hasil Tes Pormatif Siklus I dan II ... 62

(6)

Diagram Pohon 2.1……… 20

(7)

Lampiran 1 Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, Surat Permohonan izin Penelitian, Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah, Surat izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.

Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran , Lembar Kerja Siswa

Lampiran II Dokumentasi Hasil Penelitian

(8)

BAB I

PENDAHULIAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari mulai tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan Matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, oleh karena itu konsep-konsep dasar Matematika harus dikuasai siswa sejak dini, yang akhirnya terampil dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rendahnya prestasi belajar serta kekurangmampuan siswa dalam memecahakan masalah matematika sudah dapat dinilai sebagai masalah yang cukup serius dan penanganan dengan segera. Hal ini matematika belum dapat

terpecahkan .

Hasil belajar tidak akan berkembang jika pada setiap kesempatan untuk

berpikir tidak dipergunakannya. Disiplin ilmu dibangun oleh fakta, konsep, prinsip dan teori – teori yang menuntut untuk berpikir kreatif dalam segala hal. Oleh karena itu diperlukan sebuah usaha untuk dapat menunjang pertumbuhan dan meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya adalah dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menggunakan metode-metode pembelajaran yang tepat dengan menyediakan beragam materi .

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dan yang cukup, diakui oleh semua kalangan atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian juga Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sumaatmadja ( Kartika,O 2011: 1 ), yang mengemukakan bahwa ” pedidikan upaya meningkatkan salah satu aspek kualitas

(9)

Untuk mendukung pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas melalui pendidikan, pemerintah melalui kurikulum pendidikan nasional merekomendasikan matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta didik Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. Terdapat beberapa alasan yang membuat diwajibkannya untuk dipelajari adalah sebagai ( Kartika, O 2011: 2 ) berikut :

1. Matematika selalu digunakan dalam segala sendi kehidupan . 2. Semua bidang studi memerlukan kajian matematika yang sesuai

3. Matematika dapat dipergunakan untuk memberikan informasi dengan berbagi cara

4. Matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis , ketelitian dan memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan sejak dari sekolah dasar. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi atau kegunaan, maupun strategi pembelajarannya. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki obyek abtrak yang berdasarkan kebenaran dan konsistensi.

Uraian di atas mengungkapkan bahwa matematika itu sangat penting, tetapi dilain pihak prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika masih jauh dari apa yang diinginkan. Hal tersebut karena metode pembelajaran yang dipakai kurang sesuai dengan kebutuhan sehingga pembelajaran tersebut tidak maksimal. Kenyataan tersebut masih banyak dijumpai di SD Negeri

Parungtanjung 02 tempat dimana penulis melaksanakan tugas sebagai guru selama ini.

(10)

Hal ini tentu berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai peserta didik dan tidak akan mampu menyerap materi pembelajaran dengan baik sehingga hasil tes peserta didik akan sering menunjukan prestasi belajar yang rendah atau sesuai dengan Kriteria ketuntasan Minimal ( KKM).

Masalah di atas juga ditemukan di SD Negeri Parungtanjung 02 Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Prestasi yang dicapai siswa tahun pelajaran 2011 / 2012 terutama pada mata pelajaran matematika, belum memenuhi harapan. Hasil kemampuan siswa dalam mencapai nilai operasi hitung campuran yang ditargetkan sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang ditentukan oleh sekolah maupun di gugus yaitu untuk matematika 65 belum memenuhi standar karena sekitar 60% siswa belum memahami konsep matematika, adapun perolehan nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1

Nilai Matematika TH: 2011 / 2012

Operasi Hitung Campuran

No : Nama Nilai No : Nama Nilai

1 AM 60 16 MP 50

2 AT 55 17 MA 80

3 AL 60 18 MA 45

4 AUP 70 19 MI 60

5 MI 70 20 MI 65

6 AC 70 21 MMA 50

7 BAP 55 22 MR 75

8 DDJ 70 23 MR 70

9 DES 70 24 MYJ 50

10 DAA 70 25 NC 50

11 EC 60 26 NH 65

(11)

13 EM 60 28 STY 65

14 FPA 60 29 SFM 90

15 HS 55 30 SL 45

Sementara itu, khusus siswa kelas IV SD Negeri Parungtanjung 02 Kecamatan Gunungputri dalam pembelajaran matematika, konsep operasi hitung campuran adalah konsep yang tidak mudah dipahami siswa sehingga dampaknya berpengaruh terhadap rendahnya prestasi hasil belajar. Sementara itu hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam menentukan target atau KKM yang diharapkan. Ketidakmampuan siswa dalam memecahakan masalah disebabkan oleh beberapa faktor .

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut adalah sebagai berikut( Kartika,O 2011:5 )

a. Faktor yang ditimbulkan oleh guru yaitu, dalam kegiatan pembelajaran matematika yang masih bersifat tradisional. Pembelajaran yang dilakukan guru hanya berkisar pada aktifitas menerangkan, memberikan contoh, dan selanjutnya siswa diberi latihan –latihan mengerjakan soal- soal sesuai dengan contoh.

b. Guru hanya berkonsentrasi mengejar target pencapaian kurikulum, sehingga pembelajaran yang dilakukan hanya bertumpu pada target kurikulum yang akhirnya pencapaian daya serap siswa terabaikan oleh karena banyaknya materi yang harus dicapai.

c. Guru hanya berusaha bagaimana mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian masuk SLTP Negeri yang diinginkan oleh siswa dan orang tua. Pembelajaran matematika hanya berpusat pada guru , konsep matematika disampaikan secara informasi, soal-soal yang disajikan kepada siswa seluruhnya bersifat tertutup dan kontinu. Akhirnya kemampuan nalar dan kompetisi strategis siswa tidak berkembang sebagaimana mestinya.

(12)

(Verbalistis) sedangkan tingkat berfikir siswa yang masih dominan adalah konkret.

Untuk mengembangkan kemampuan pelajaran matematika dalam materi operasi hitung campuran dicoba dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran salah satunya adalah pendekatan Kontekstual. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat mendorong, menantang, merangsang, dan menarik minat siswa untuk melakukan kegitan mengajar secara optimal, maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai sesuai keinginan.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan sejak Sekolah Usia Dini (PAUD), Matematika adalah sebagai salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi atau kegunaannya, maupun strategi pembelajarannya, matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki obyek abstrak yang berdasarkan kebenaran dan konsisten. Materi matematika bukanlah pertama kali yang dikenal peserta didik dalam pembelajaran

di sekolah dasar. Kemamapuan siswa dalam pemelajaran matematika berkembang sesuai dengan kemampuan kongnitif masing-masing siswa. Ide-ide matematika

yang telah dikenal perlu dikembangkan secara sistematis dalam bentuk pembelajaran yang diajarkan secara terencana.

(13)

Konsep operasi hitung campuran merupakan konsep yang tidak mudah dipahami oleh siswa di sekolah dasar, sehingga untuk mengajarkannya memerlukan kesabaran, kesungguhan, perhatian, ketekunan, kemampuan profesional guru, dan mempunya dedikasi yang sangat tinggi. Pemahaman konsep operasi hitung campuran bagi siswa sekolah dasar relatif masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya nilai ulangan harian siswa pada pokok bahasan operasi hitung campuran.

Bagi siswa sekolah dasar menyelesaikan soal operasi hitung campuran adalah hal yang tidak mudah. Kesulitan tesebut disebabkan oleh pemahaman yang belum mantap tentang operasi hitung campuran itu sendiri, sehingga ketika guru menyampaikan materi cara menyelasaikan persoalan siswa hanya mengikuti secara mekanik ( tanpa pemahaman ) yang jelas.

Salah satu alternatif solusi yang dianggap dapat mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual. Dengan pendekatan pembelajaran ini diharapkan dapat menempatkan guru sebagai perancang

organisasi pembelajaran sehingga siswa memiliki kesempatan untuk memahami dan menggunakan Matematika melalui aktivitas belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah” Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar matematika untuk peserta didik pada pokok bahasan Operasi Hitung Campuran melalui pendekatan kontekstual, di Kelas IV SD Negeri Parungtanjung 02 Kecamatan Gunungputri Kab. Bogor ”. Secara terinci rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut :

(14)

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung campuran di kelas IV SD Negeri Parungtanjung 02 melalui penerapan pendekatan Kontekstual ?

C. Hipotesins Tindakan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam pengembangan konseptual perencanaan tindakan, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah jika pembelajaran matematika disajikan dengan menggunakan pendekatan kontekstual maka hasil belajar matematika siswa pada materi operasi hitung campuran dapat ditingkatkan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memecahakan masalah praktis yang berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan kontekstual, di SDN Parungtanjung 02 Secara rinci tujuan ini

diuraikan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika tentang operasi

hitung campuran di kelas IV SDN Parungtanjung 02 melalui penerapan pendekatan Kontekstual.

2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang operasi hitung campuran setelah menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV SD Negeri Parungtanjung 02.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi peserta didik, guru, dan lembaga pendidikan berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Bagi Peserta Didik

a. Meningkatkan rasa senang terhadap proses pembelajaran matematika

b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

(15)

d. Memberikan pengalaman untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dan memotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Dapat memberikan sumbangsih untuk meningkatkan informasibagigurukhususnya guru Sekolah Dasar mengenai pembelajaran matematika.

a. Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan keterampilan pembelajaran matematika

b. Meningkatakan pemahaman tentang berbagai metoda dan strategi pembelajaran

c. Mengembangkan kemampuan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, guna meningkatkan profesi dan kualitas guru

3. Bagi Sekolah

a. Diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi penentu kebijakan, khususnya

dalam peningkatan kualitas pendidikan .

b. Dapat digunakan sebagai inpentarisasi bacaan di sekolah . F. Definisi Operasional.

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memberikan arti atau persepsi terahadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian yang akan penulis lakukan, maka penulis akan memparkan terlebih dahulu istilah-istilah yang terkandung dalam judul skripsi tersebut. Pemaparan tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Hasil Belajar

(16)

peraturan tertentu atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan”.

2. Pengertian Operasi

Secara harfiah operasi bisa diartikan sebagai pengerjaan. Dalam matematika istilah operasi bisa diartikan sebagai pengerjaan yang melibatkan satu atau beberapa unsur matematika, yang menghasilkan suatu unsur tertentu . Unsur – unsur matematika yang dioperasikan bisa berupa bilangan, himpunan, titik, garis bidang, dan lain – lain .

Hasil operasi sifatnya unik ( unique ), artinya unsur – unsur tetentu dioperasikan dengan operasi tertentu hasil operasinya harus tunggal, satu dan hanya satu unsur . Misalkan kita mengoperasaikan dua unsur a dan b dengan operasi * yang didefinisikan, menghasilkan c. kapanpun unsur – unsur itu dioperasikan dengan operasi * tersebut hasil operasinya harus c.

Perbedaan antara operasi dengan relas. Perbedaannya, dalam operasi

menghasilkan unsur tertentu yang unik, sedangkan dalam relasi tidak menghasilkan unsur tertentu tersebut. Dalam relasi hanya menyatakan hubungan

antara suatu unsur lain. Misalnya 2 + 3 = 5. Tanda + menunjukan operasi sebab menghasilkan unsur tertentu yang unik. Pada pertanyaan 2 < 3, tanda < menyatakan relasi sebab hanya menyatakan hubungan antara bilang 2 dengan bilangan 3 , tidak menunutut hasil dari hubungan tersebut, dst...

3. Pembelajaran Matematika Tentang Operasi Hitung Campuran

(17)

Sedangkan aktivitas guru dalam pendekatan ini adalah membantu siswa untuk mengaitkan peran dan tanggung jawab mereka sebagai diri sendiri, anggota keluarga, Warga Negara, dan sebagai pekerja. Jadi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa itu sendiri ketika ia belajar.

Dengan demikian pendekatan kontekstual dalam memberdayakan siswa lebih berfokus pada siswa sehingga kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Sehingga hal inipun siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, siswa dapat bertanya atau belajar dari temannya melalui kerja kelompok, diskusi dan saling mengoreksi. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari sesuai kenyataan yang dialami oleh siswa serta dapat disimulasikan .

Penerapan kontekstual dalam pembelajaran operasi hitung campuran dapat dihubungkan dengan soal sebagai berikut:

234 - 20 + ( 13 x 75 ) : 5

= 234 - 20 + ( 975 : 5 )

=( 234 - 20 ) + 195

=214 + 195

= 405

4. Pendekatan Kontekstual

Kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu siswa melihat makna dari pelajaran mereka di sekolah melalui hubungan antara pelajaran tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, sosial, maupun budaya. Untuk mencapai hal ini, pendekatan kontekstual memiliki delapan prinsip ( Aisyah,N 2007: 10 ) ,yaitu:

(18)

e. Berpikir kritis

f. Pendewasaan individu g. Penilaian autentik

h. Pencapaian standar yang tinggi

Pendekatan kontekstual memungkinkan siswa dilibatkan dalam pekerjaan-pekerjaan sekolah untuk meningkatkan kebermaknaan belajarnya. Siswa disadarkan, mengapa mereka belajar konsep – konsep dan bagaimana konsep – konsep penting dapat digunakan diluar kelas. Pendekatan kontekstual membuat sebagian besar siswa belajar secara efesien, kapan mereka bekerja secara komperatif dengan siswa lain dalam kelompok.

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran merupakan konsep belajar mengajar yang memfungsikan guru sebagai pihak yang harus mengkemas materi dan mengaitkannya dengan suasana yang mudah dipahami siswa (konteks ). Membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, serta mendorong siswa membuat kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual membantu siswa memperoleh pengalaman dan menemukan pengetahuan atau keterampilan baru.

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) atau classroom action reseaech, “ penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh peneliti dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk merperbaiki pekerjaannya, memahi pekerjaan ini serta sesuai dimana pekerjaan ini dilakukan”. ( Kemmis & Carr dalam Kasbolah, 1998 / 1999 : 13), penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antar guru dengan observer untuk melihat aktivitas sekaligus melihat peningkatan kemampuan berpikir keratif siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah. Penelitian di harapkan dapat

memperbaiki proses belajar yang lebih baik dengan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif pelajaran matematika untuk meningkatkan kualitas pendidikan

matematika.

Prosedur pelaksanaannya yang dikembangkan yaitu melalui empat tahap meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Prosedur PTK merupakan suatu rangkaian lengkap yang terdiri dari komponen-komponen yang terdiri dari :

Perencanaan ( Planning ), Rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk 1. memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi. 2. Tindakan (Action), Apa yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya

perbaikan

3. Observasi (Observing), mengamati atas hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan terhadap siswa.

4. Refleksi ( Reflecting ), Peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari tindakan.

(20)

melakukan observasi awal, menemukan masalah kemudian mengidentifikasi masalah, merencanakan langkah awal tindakan dengan menyusun rencana tindakan, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan ke 1, kemudian merefleksikan kembali. Setelah selesai satu siklus yang diakhiri dengan refleksi, maka diperbaiki lagi pada siklus berikutnya.

B. Model Penelitian

Disain penelitian terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam menyelesaikan menyelesaikan soal operasi hitung campuran. secara optimal maka diberikanlah tes. Sedangkan observer awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian akan diketahui optimalisasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung campuran.

Disain pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai

berikut : Yaitu model ( Kemmis & Carr dalam Kasbolah, 1998 / 1999 : 13)

( Kemmis & Carr dalam Kasbolah, 1998 / 1999 : 13, )

Refleksi Pelaksanaan

& Observasi

I

Rencana umum

Refleksi Tindakan &

Pengamatan

Siklus 1

Laporan & Kesimpulan Perubahan

rencana

(21)

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang diadakan adalah merencanakan persiapan mengajar mulai dari pembuatan RPP, yang meliputi: a) Identitas Rencana Pembelajaran, b) Kompetensi Dasar atau Hasil Belajar, c) Langkah Pembelajaran, d) Sumber / Media / Bahan Ajar, e) Penilaian, f) Identitas Penyusun. Pada langkah pembelajaran berisi tiga tahap kegiatan, yakni: Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Akhir ( Penutup ).

Kegiatan awal dimasudkan untuk mempersiapkan siswa ( baik fisik, maupun psikologis) untuk mengikuti pembelajaran, memotivasi siswa untuk menguasai kompetensi tertentu, serta untuk apersepsi. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dirancang untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan .

Kegiatan akhir adalah kegiatan menutup pembelajaran yang sekaligus memantapkan kompetensi dasar yang telah dipelajari siswa. Kegiatan akhir berupa pembuatan kesimpulan dan rencana kegiatan lanjutan. Penggunann model

pendekatam kontekstual pada awal pembelajaran dan akhir pembelajaran .

2. Tahap Tindakan

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksankan penelitian Tindakan Kelas sesuai rencana yang telah disusun. Peneliti mengajar berdasarkan hasil kesepakatan bersama. Dalam penerapan tindakan ini peneliti mengikuti petunjuk – petunjuk yang telah disusun dalam rencana pembelajaran mengenai soal operasi hitung campuran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pelaksanaan tindakan pada intinya sama dengan kegiatan guru dalam mengajar sehari – hari.

3. Tahap Pengamatan / Observasi

(22)

lembar pengamatan. Pormat lembar pengamatan berisi tentang hal – hal atau tindakan yang harus dilakukan dalam pembelajaran yang berisi tentang bagaimana caranya meningkatkan hasil belajar ( format lembar pengamatan terlampir ).

4. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interprestasi, dan evaluasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan. Refleksi dilakukan pada saat memikirkan tindakan yang akan digunakan, ketika tindakan sedang berlangsung, dan setelah tindakan dilakukan. Data yang telah terkumpul dalam kegitan observasi, harus secepatnya dianalisis. Segala kejadian selama tindakan berlangsung yang menyebabakan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan, direfleksikan kembali.

Analisis data dilakukan setelah selesainya satu paket perbaikan untuk dapat menjawab hipotesis perbaikan yang dirancang oleh guru. Analisis data merupakan tahap yang sangat penting melakukan refleksi. Refleksi merupakan

evaluasi tentang proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan terhadap indikator keberhasilan pembelajaran yaitu 75 % siswa mencapai nilai

minimal 70 pada penyelesaian soal operasi hitung campuran. Hasil refleksi merekomendasikan apakah siklus selanjutnya dapat dilaksanakan atau tidak.

(23)

C. Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Parungtanjung 02 Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Dipilihnya sekolah tersebut sebagai tempat dilakukannya penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain kualitas SD tersebut secara umum dapat dikatakan memadai, sekolah tersebut juga merupakan tempat peneliti bekerja sebagai guru kelas sehingga sedikitnya peneliti sudah memahami kesukaran yang di hadapi oleh siswa-siswa di sekolah tersebut. Subyek penelitian terdiri 30 siswa, pembelajaran melalui pendekan kontekstual .

D. Prosedur Penelitian ( Rancangan Penelitian )

Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perencana dan pelaksana utama. Sebagai perencana tindakan dalam penelitian ini, maka pada pra penelitian, peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses pembelajaran penyelesaian soal operasi hitung campuran di kelas peneliti dalam rangka mengamati dan mengidentifikasi masalah – masalah intruksional yang ada

kemudian membuat perencanaan tindakan langsung yang akan dilaksanakan di kelas berdasarkan masalah yang dipilih sesuai hasil refleksi.

Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas meliputi beberapa prosedur terdiri dari :

1. Identifikasi Masalah

(24)

masalah yang menjadi fokus dalam penelitian. Rumusan masalah dapat dilihat pada bab I.

2. Kegiatan Pra Tindakan

a. Menentukan fokus atau masalah penelitian tentang pentingnya pendekatan kontekstual.

b. Melakukan kajian teori pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual

c. Mengungkap kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajran matematika dengan pendekatan kontekstual

3. Penyusunan Rencana Tindakan

Menetapkan topik pembelajaran berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan dengan observer, yang menjadi topik pembelajaran yaitu dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan .

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tindakan I dengan pendekatan kontekstual.

a. Menyusun alat evaluasi

LKS diberikan untuk membangkitkan aktivitas dan kreativitas berpikir siswa dalam kerja kelompok dalam memecahakan masalah yang berhubungan dengan operasi hitung. Sedangkan alat evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi yang diajarkan serta mampu mengerjakan soal evaluasi secara individu.

b. Menyiapkan buku matematika yang diperlukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan .

c. Melakukan pembagian kelompok.

d. Pelaksanaan Tindakan ( Observasi, Analisis dan Refleksi )

(25)

1). Siklus I

Kegiatan yang dilakukan meliputi : a). Membuat rencana pembelajaran Siklus I

b). Melakukan pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus I

c). Untuk keperluan selama pembelajaran, dilakukan kegiatan antara lain : Observasi pelaksanaan siklus I, mengkaji hasil belajar siswa, dengan guru dan siswa kelas III.

d). Melakukan refleksi siklus I

e). Hasil Analisis dan refleksi terhadap tindakan siklus I ini menjadi bahan bagi rekomendasi dan revisi rencana tindakan ke siklus II.

2). Siklus II

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a). Membuat rencana pembelajaran yang direvisi pada Siklus II b). Melakukan pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus II

c). Untuk keperluan selama pembelajaran, dilakukan kegiatan antara lain Observasi pelaksanaan siklus II, mengkaji hasil belajar siswa,

d). Melakukan refleksi siklus II

e). Kegiatan akhir yang dilakukan yaitu menjaring kemampuan akhir ( Hasil belajar siswa) setelah diterapkan pendekatan kontekstual dan menganalisis peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa serta menjaring respon guru dan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran alat bantu peraga

f). Kesimpulan yang di lakukan peneliti yaitu menganalisis dan merefleksikan seluruh tindakan yang telah dilakukan dan menyimpulkan seluruh hasil siklus I dan siklus II

E. Instrumen Penelitian

(26)

data tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung campuran 2) data tentang pelaksanaan pendekatan kontekstual. Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tes Hasil Belajar

Menyelesaikan soal operasi hitung campuran. Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal pada operasi hitung campuran menggunakan pendekatan kontekstual. Dalam tes soal yang diberikan berbentuk uraian, alasan menggunakan tes uraian karena untuk mengetahui sejauh mana proses peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

2. Instrumen Non Tes

Observasi adalah suatu cara untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran matematika, sikap guru serta interaksi antara siswa dengan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan oleh guru dan rekan yang

meneliti. Hasil observasi ini ditujukan dasar refleksi dan tindakan yang dilakukan. F. Pengolahan dan Analisis Data

Pada dasarnya Pengolahan dan analisis data dilakukan sepanjang penelitian terus menerus dari awal sampai akhir Suwarsih 1992 ( Nani Suhaeni 2010 )

Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut

1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(27)

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta gejala gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.

b. Teknik Kuantitatif ( Teknik Persentase)

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan penskoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari. Dengan rumus :

N = skor perolehan x 10 ( N = Skor maksimal )

Hasil analisis skor ini berupa nilai standar dengan skala 1-100 dengan batas minimal kelulusan adalah nilai 65 atau 65% nilai ideal yaitu taraf

penguasaan minimal ketuntasan belajar perorangan. Sedangkan untuk mencari persentase ketutasan belajar secara kelompok minimal 80% dari jumlah siswa.

2. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian ditafsirkan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian. Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan, disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.

a.Analisis kualitatif

(28)

b. Analisis Kuantitatif ( Teknik Persentase )

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan pensekoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari.

Dengan rumus :

1. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus :

N

X = ---

N

Keterangan

N = Total N yang diperoleh siswa

n = Jumlah siswa

X = Nilai rata – rata kelas

2. Menghitung daya serap dengan rumus

Jumlah Nilai Total Subyek

Daya Serap = x 100 %

Jumlah Skor Total Maksimum

3. Menghitung Prosentase Ketuntasan belajar siswa secara Klasikal dengan rumus :

∑ s ≥ 65

TB = x 100 %

(29)

Keterangan

∑ s ≥ 65 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 65

N = Banyak Siswa

100 % = Bilangan tetap

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil paparan dan uraian serta pembahasan pada bagian sebelumnya pada bab ini dapat disimpulkan .

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan tentang operasi hitung campuran dapat dilihat dari pembelajaran siklus I dan II dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan menerapkan langkah – langkah pembelajarannya seperti: melaksanakan kegiatan inquirí dalam setiap pembelajaran, mengajak siswa untuk berani bertanya, belajar kelompok, menghadirkan model, mengevaluasi, dan melakukan refleksi. Hasil yang didapat pada siklus I belum maksimal karena masih ada siswa yang ragu dan malu untuk bertanya dalam mempresentasikan didepan kelas tetapi setelah pembelajaran siklus II hasil yang diharapkan sudah maksimal siswa sudah

merasa tidak takut pada saat mengikuti proses pembelajaran melalui pendekatan kontekstual.

(31)

B. Saran

Dari hasil penelitian di lapangan, dapat disarankan yang perlu disampaikan diantaranya :

1. Bagi guru yang hendak menggunakan pendekatan kontekstual sebaiknya memperhatikan penyusunan bahan ajar yang akan disampaikan atau digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Bahan ajar yang dibuat ahrus mencerminkan komponen-komponen kontekstual yang didalamnya dapat mengukur kemampuan siswa. Dengan demikian soal-soal yang diberikan harus dapat merangsang belajar siswa

2. Pengaturan waktu yang tepat dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual perlu diperhatikan agar dapat membantu kelancaran proses pembelajaran yang telah direncanakan sehingga dapat mempermudah tercapinya tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

3. Dalam era globalisasi sekarang ini diperlukan Sumber Daya Manusia yang memiliki kreativitas dalam proses pembelajaran dengan cara mengembangkan

(32)

DAFTAR PUSTAKA

A.Nyimas, (2007), Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Nasional

Dra. Suangsih E,S.Pd,M.Pd (2006),dkk ,Model Pembelajaran Matematika . UPI PRESS

Dr.H.Herman,T.dkk (2004), Pendidikan Matematika I.Edisi Revisi Bandung UPI PRESS

http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/21/peranan-guru-mengaktifkan-dan-meningkatkan-hasil-belajar-siswa/

Peranan guru mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar siswa

Kasbolah, K. ( 1998 ) , Penelitian Tindakan Kelas Malang : Depdiknas Karim A

muhtar, Widagdo Djamus ( 1998 ). Bilangan Paecahan dan Operasinya. Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas. Jakarta Depdiknas.

Kartika.O , (2011 ), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika tentang

Penjumlahan Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan

Kontrekstual:Skripsi UPI

Suhaeni.N , (2010 ), Upaya Meningkatkan Hasil Matematika

Gambar

Tabel 4.1 Nilai soal pertemuan pertama siklus I( kelompok)………….……  42
Grafik 5.3 Hasil Tes Pormatif Siklus I dan II .................................................
Tabel 1.1  Nilai Matematika  TH: 2011 / 2012

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini untuk mengkaji tentang rehabilitasi narapidana melalui proses pembinaan aspek yurudis, aspek moral, dan aspek kemandirian, serta mengetahui

Pengadaan Alat Tulis Kantor Pembangunan Dermaga Ponton PLBL Liem Hie Djung.. Belanja

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan memiliki Surat Perizinan dengan kualifikasi usaha

a. Menelaah ketentuan yang relevan kemudian menentukan indikator- indikator dan setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk ditanyakan, ditetapkan berdasarkan

Bidang Pengolahan, Pemasaran Hasil dan Data Perikanan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas untuk

Dalam hal ini dukungan dari dunia usaha/industri pada keterlaksanaan proses pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Tasikmalaya dengan meningkatkan perannya

Kesimpulan yang dibuat adalah pengunaan AC sentral yang tidak terawat dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri legionella dan menyebabkan keluhan kesehatan

Puncak peringatan hut kota yogya akan digelar jogja java carnival / dan menjadi icon bagi pariwisata jogja pada tanggal 17 oktober 2009 // jogja java Carnival ini telah diaakan