Indosat Melaporkan Ikhtisar Keuangan Yang Ditelaah Terbatas
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015
Pertumbuhan pendapatan dan EBITDA yang kuat didukung oleh pertumbuhan pendapatan data
Jakarta, Indonesia, 28 Agustus 2015: PT Indosat Tbk (“Indosat” atau “Perusahaan”) (Simbol: ISAT:BEI) mengumumkan bahwa Perusahaan telah menyampaikan laporan keuangan konsolidasian interim tidak diaudit untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 yang telah disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (SAK) kepada otoritas pasar modal terkait. Laporan lengkap tersedia di situs perusahaan www.indosat.com.
Perusahaan mencatat pertumbuhan untuk pendapatan sebesar 8,7% terhadap periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp12,6 triliun untuk SMT1 2015. EBITDA tumbuh 6,7% menjadi Rp5,4 triliun (SMT1 2014: Rp5,0 triliun), dengan marjin EBITDA sebesar 42,5%. Beban mengalami penurunan sebesar 0,2% dalam semester ini dibanding tahun sebelumnya sebagian besar disebabkan oleh tidak adanya pencatatan pencadangan kasus IM2 yang dibukukan di SMT1 2014 diimbangi oleh peningkatan beban jasa telekomunikasi, beban penyusutan & amortisasi, beban karyawan, beban pemasaran, serta beban administrasi dan umum. Pendapatan selular, data tetap (MIDI) dan telepon tetap masing-masing memberikan kontribusi sebesar 81%, 15%, dan 4% terhadap pendapatan konsolidasian Perusahaan.
** EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) merupakan metode pengukuran yang bukan berasal dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang diyakini oleh manajemen sebagai suatu metode pengukuran tambahan yang berguna untuk menentukan ketersediaan kas sebelum pelunasan hutang yang jatuh tempo, belanja modal, dan pajak penghasilan. Untuk perhatian Investor, EBITDA tidak dapat ditafsirkan sebagai alternatif untuk menentukan pendapatan bersih sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, sebagai suatu indikator atas kondisi Perusahaan atau indikator atas arus kas dari kegiatan operasional sebagai ukuran likuiditas dan arus kas. EBITDA tidak memiliki pengertian standar berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Metode yang digunakan Perusahaan untuk menghitung EBITDA dapat berbeda dengan metode penghitungan yang dilakukan oleh perusahaan lain dan karenanya tidak dapat dibandingkan dengan EBITDA perusahaan lain.
Pelanggan Indosat meningkat 13,6 juta pelanggan di SMT1 2015 dibandingkan SMT1 2014 karena kampanye akuisisi yang agresif setelah persepsi peningkatan kualitas jaringan. ARPU meningkat terutama karena pertumbuhan jumlah pengguna data yang pada dasarnya memiliki pengeluaran yang lebih tinggi dalam penggunaan dibandingkan dengan mereka yang hanya menggunakan pelayanan suara telepon dan sms saja.
Per tanggal 30 Juni 2015, total hutang Indosat naik sebesar 30,9% dibandingkan dengan posisi per tanggal 30 Juni 2014 dikarenakan depresiasi Rupiah dan penarikan fasilitas pinjaman sebagai bagian dari persiapan pelunasan dipercepat obligasi USD. Pembayaran yang dilakukan dalam periode tersebut adalah pembayaran cicilan Pinjaman SEK Tranche A, B dan C sebesar USD45,0 juta, cicilan Pinjaman HSBC Coface dan Sinosure sebesar USD20,1 juta, cicilan Pinjaman Komersial 9 tahun dari HSBC sebesar USD4,1 juta, pelunasan Obligasi VI seri B sebesar Rp320,0 miliar, pelunasan Obligasi VII seri A sebesar Rp700,0 miliar, pelunasan Sukuk Ijarah Indosat IV sebesar Rp28,0 miliar, pembayaran fasilitas RCF BCA sebesar Rp1,5 triliun, pembayaran fasilitas RCF BTMU sebesar Rp250 miliar, pembayaran fasilitas RCF BNI sebesar Rp425 miliar, pembayaran fasilitas RCF IIF/SMI sebesar Rp750,0 miliar serta pembayaran fasilitas kredit investasi BCA sebesar Rp100,0 miliar. Penambahan hutang dalam periode yang sama adalah penarikan fasilitas RCF Mizuho sebesar Rp250,0 miliar, pinjaman dari kepentingan non-pengendali APE*** sebesar Rp15,75 miliar, penerbitan Obligasi Berkelanjutan Indosat I Tahap I sebesar Rp2,31 triliun dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Indosat I Tahap I sebesar Rp190,0 miliar serta penerbitan Obligasi Berkelanjutan Indosat I Tahap II sebesar Rp2,68 triliun dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Indosat I Tahap II sebesar Rp416,0 miliar dan USD RCF BTMU sebesar USD50,0 juta, USD RCF Mizuho sebesar USD60,0 juta, USD RCF Citibank sebesar USD40,0 juta, USD RCF HSBC sebesar USD140,0 juta and USD RCF DBS sebesar USD50,0 juta.
*** PT Artajasa Pembayaran Elektronis (“APE”) adalah anak perusahaan secara tidak langsung dari Perusahaan melalui PT Aplikanusa Lintasarta
(“Lintasarta”).
Ikhtisar Operasional:
Pendapatan Selular meningkat sebesar 9,2% pada SMT1 2015, utamanya disebabkan peningkatan pendapatan Data dan VAS yang diimbangi dengan penurunan dari jasa pelayanan suara telepon dan pendapatan interkoneksi. Jumlah pelanggan selular pada akhir SMT1 2015 mencapai 68,5 juta pelanggan.
Pendapatan Data Tetap (MIDI) meningkat sebesar 7,6% dibandingkan SMT1 2014, utamanya disebabkan adanya peningkatan kapasitas fixed internet,fixed connectivity dan layanan-layanan IT.
Pendapatan Telepon Tetap (Telekomunikasi Tetap) meningkat sebesar 3,5% dibandingkan SMT1 2014 yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan SLI sebagai akibat dari tarif baru yang kompetitif dan meningkatnya nilai tukar mata uang asing.
Menjelaskan hasil pencapaian, Alexander Rusli, President Director andCEO Indosat menyampaikan:
"Kami telah melihat perbaikan tren pendapatan selama beberapa triwulan terakhir dan kami sangat gembira karena kami telah berhasil menjaga tren tersebut. Pertumbuhan yang baik juga terjadi di seluruh segmen didukung oleh meningkatnya kualitas jaringan, terutama pada segmen selular. Segala upaya yang telah kami curahkan selama beberapa waktu akhirnya mulai menunjukkan hasil”.
Indosat adalah operator penyelenggara telekomunikasi dan informasi terkemuka di Indonesia yang memberikan layanan telepon selular, telepon tetap, komunikasi data dan internet (MIDI). Di semester pertama 2015, perusahaan memiliki 68,5 juta pelanggan selular melalui berbagai merek antara lain, IM3, Mentari dan Matrix. Indosat mengoperasikan layanan sambungan langsung internasional (SLI) melalui kode akses 001, 008 dan Flatcall 01016. Perusahaan juga menawarkan layanan solusi korporat dan UK M yaitu Indosat Business yang didukung oleh jaringan telekomunikasi terintegrasi di seluruh Indonesia serta jasa layanan satelit melalui satelit Palapa-C2 dan Palapa-D. Indosat juga memiliki berbagai program layanan digital termasuk unit kerja layanan digital (www.indosat.com/digital), pelopor kompetisi inovasi pertama di Indonesia yaitu IWIC (Indosat Wireless Innovation Contest) dan Ideabox, incubator startup terkemuka di Indonesia (www.ideabox.co.id). Indosat adalah anak perusahaan dari Grup Ooredoo. Saham Indosat tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX:ISAT).
Tentang Ooredoo
Ooredoo adalah perusahaan telekomunikasi internasional terkemuka yang menyediakan layanan selular, telekomunikasi tetap, internet broadband dan layanan bagi korporat, sesuai kebutuhan pelanggan dan bisnis, beroperasi di wilayah Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia Tenggara. Sebagai perusahaan yang fokus bagi komu nitas, Ooredoo, memiliki visi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan yakin bahwa layanannya akan dapat menstimulasi pertumbuhan bagi pelanggannya untuk mencapai kemampuan terbaiknya melalui penyediaan layanan komunikasi yang bermanfaat. Ooredoo telah hadir di Qatar, Kuwait, Oman, Algeria, Tunisia, Iraq, Palestina, Maldives dan Indonesia. Perusahaan meraih penghargaan The World Communication Awards 2013 untuk kategori Best Mobile Operator of the Year.
Perusahaan melaporkan pendapatan usaha sebesar 9,1 milyar Dolar Amerika di tahun 2014 dan memiliki lebih dari 107 juta pelanggan global per 31 Desember 2014. Saham Ooredoo telah tercatat di Bursa Qatar dan Bursa Sekuritas Abu Dhabi.
Twitter: @Ooredoo
Sanggahan
Dokumen ini dapat mengandung informasi keuangan dan hasil-hasil kegiatan operasional tertentu, dan dapat mengandung sejumlah proyeksi, rencana, strategi dan tujuan-tujuan Indosat, yang bukan merupakan pernyataan fakta sejarah yang akan diperlakukan sebagai pernyataan proyeksi kedepan sesuai pengertian hukum yang berlaku. Pernyataan proyeksi kedepan dipengaruhi oleh resiko dan ketidakpastian yang dapat mengakibatkan kejadian sesungguhnya dan pencapaian Indosat kedepan berbeda dengan yang d iharapkan atau diindikasikan oleh pernyataan-pernyataan semacam ini. Tidak ada jaminan bahwa hasil yang diharapkan oleh Indosat, atau diindikasikan oleh pernyataan semacam ini akan tercapai.