Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Arikunto, 2006, hlm. 12) yang mengemukakan penelitian
kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya.
Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah quasi
experimental design menggunakan pretest-posttest. Kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak diambil secara acak karena kelompok subjek merupakan
satu kelompok siswa dalam satu kelas yang secara alami telah terbentuk dalam
satu kelompok utuh.
Alur dari penelitian ini adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi
tes awal (pretest) kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment),
setelah itu diberikan tes akhir (posttest). Secara sederhana desain penelitian dapat
dilihat pada Tabel 3.1. Dalam hal ini, E adalah kelas eksperimen, K adalah kelas
kontrol, X adalah perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, 01 adalah
hasil pretest kelas eksperimen, 02 adalah hasil posttest kelas eksperimen, 03 adalah
hasil prestest kelas kontrol, dan 04 adalah hasil posttest kelas kontrol.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Treatment Posttest
Eksperimen (E) 01 X 02
Kontrol (K) 03 04
(Arikunto, 2006, hlm. 86)
3.2 Waktu, Lokasi dan Objek Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan dari tanggal, 11 November 2014
3.2.2 Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMK Negeri 1 Kota Cirebon Jl. Perjuangan
Kota Cirebon. Objek yang dipilih pada penelitian ini adalah siswa kelas X TEI
sebanyak 2 kelas, yaitu kelas X TEI 1 dan X TEI 2.
3.3 Faktor Yang Diselidiki
Dalam penelitian ini faktor-faktor yang akan diamati adalah sebagai
berikut:
1. Faktor proses yaitu untuk melihat keterlaksanaan proses belajar mengajar
sesuai model pembelajaran antara lain keaktifan siswa, interaksi antara
guru dengan siswa, antara siswa dengan lainnya, melalui lembar observasi.
2. Faktor hasil yaitu untuk melihat hasil belajar siswa pada mata diktat
Teknik Listrik setelah diadakan tes dengan menggunakan tes hasil belajar.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011, hlm.38).
Variabel dalam penelitian ini termasuk dalam kategori hubungan sebab
akibat antara variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau
variabel dependen. Didalam penelitian, variabel bebas atau variabel independen
sering juga disebut dengan variabel X dan variabel terikat sering juga disebut
dengan variabel Y. Pada penelitian ini yang menjadi varibel X dan variabel Y
adalah sebagai berikut.
1. Variabel X: Model Pembelajaran ATI
2. Variabel Y: Variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yaitu Hasil Belajar
3.5 Alur Penelitian
Alur Penelitian adalah langkah-langkah yang diterapkan seorang peneliti
dalam melakukan penelitian. Alur penelitian merupakan pedoman yang merujuk
pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian sehingga penelitian lebih
sistematis dan terarah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pada Gambar
21
Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi
Analisis Data:
1. Aptitude testing (Pretest) 2. Posttest
3. Uji Normalitas
4. Uji Homogenitas
5. Uji-t
Pembahasan
Kesimpulan
Penyusunan Laporan
Selesai
Uji Coba Instrumen: 1. Uji Validitas 2. Uji Realibilitas 3. Uji Tingkat Kesukaran
4. Uji Daya Pembeda
Observasi Lapangan
Masalah
Identifikasi Masalah
Merumuskan Masalah
Menentukan Tujuan
Menetukan Hipotesis
Pengumpulan Data Menentukan Metode Penelitian
Wawancara
Dokumentasi
Menetukan Populasi dan Sampel Mulai
Penyusunan Instrumen
3.6 Paradigma Penelitian
Pada paradigma penelitian ini, kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol diberikan pretest. Untuk kelompok eksperimen menggunakan pendekatan
ATI, dan kelompok kontrol menggunakan pendekatan konvensional. Setelah
kedua kelompok tersebut diberikan masing-masing perlakuan pendekatan yang
berbeda, selanjutnya dilakukan postttest untuk melihat bagaimana hasil belajar
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian, hasil belajar
posttest kelompok eksperimen dibandingkan dengan hasil belajar posttest
kelompok kontrol. Adapun paradigma penelitiannya diperlihatkan pada Gambar
3.2.
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
3.7 Tahapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
Gambaran secara umum tahapan-tahapan proses kegiatan belajar mengajar
dengan pendekatan model pembelajaran ATI diperlihatkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Tahapan Proses Belajar Mengajar ATI
23
Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8 Subjek Penelitian
3.8.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006, hlm. 130).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas X SMK Negeri
1 Cirebon yang berlokasi di Jl. Perjuangan No. 92, Kota Cirebon, Jawa Barat,
Indonesia.
3.8.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006, hlm. 131).
Selama penelitian ini berlangsung, teknik pengambilan sampel dilakukan
secara sengaja (purposing sampling) sebanyak dua kelas yaitu kelas X SMK
Negeri 1 Cirebon Program Teknik Elektronika Industri yang terdiri dari 2 kelas
berjumlah 71 siswa, yakni kelas X TEI 1 dan kelas X TEI 2. Untuk kelas X TEI 1
(kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran ATI) yang
berjumlah 36 orang siswa dan kelas X TEI 2 (kelas kontrol yang diberi perlakuan
dengan pendekatan konvensional) yang berjumlah 35 orang siswa.
3.9 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.9.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang dibutuhkan (Arikunto, 2006, hlm. 175)
Dalam penelitian data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan
selanjutnya dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Untuk itu diperlukan
suatu teknik pengumpulan data yang relevan, diantaranya:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung
(Sukmadinata, 2005, hlm. 220)
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan menggunakan wawancara tidak terstruktur
karena hanya ingin mendapatkan informasi tambahan atau garis besar
permasalahan kurikulum yang digunakan pihak sekolah, pendekatan pembelajaran
Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 140) wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari data yang diteliti dengan cara
mencari landasan teori yang mendukung penelitian. Studi kepustakaan ini dapat
berupa dokumen-dokumen tertulis seperti buku-buku yang mendukung.
4. Studi Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang erat
hubungannya dengan masalah yang diteliti, yaitu jumlah siswa, silabus Teknik
Listrik, dan model pembelajaran ATI terhadap hasil belajar siswa kelas X SMK
Negeri 1 Cirebon Program Keahlian Elektronika Industri.
5. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi (Arikunto,
2006, hlm. 150).
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes prestasi, yakni tes yang
digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa pada program diktat
Teknik Listrik.
3.9.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik
(Arikunto, 2006, hlm. 160) .
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan peneliti berupa, RPP, Job
sheet, pretest dan posttest. Instrumen pretest dan posttest disusun berdasarkan
materi Teknik Listrik kelas X TEI 1 semester 1 pada pokok Pengukuran
Rangkaian Listrik.
Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes objektif dengan bentuk
pilihan ganda dan lima alternaif jawaban. Cara penskorannya adalah (1) untuk
jawaban benar dan (0) untuk jawaban salah, karena tes dilakukan dengan tes
25
Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cobakan, kemudian diolah untuk menentukan validitas instrumen penelitian,
reliabilitas instrumen penelitian, daya pembeda dan indeks atau tingkat kesukaran.
3.10 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes. Tes digunakan untuk
mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan belajar mengajar
selesai. Tes disusun dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 40 soal dengan 5
pilihan. Sebelum pengambilan data terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir soal. Pengolahan data lebih lanjut
menggunakan statistik dengan bantuan program Microsoft Excel.
3.10.1 Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu
instrumen. Uji validitas instrumen penelitian ini menggunakan rumus korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson, berikut:
√ ………...(3.1)
Dengan, adalah koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,
dua variabel yang dikorelasikan. adalah jumlah skor tiap siswa pada item
soal. adalah jumlah skor total seluruh siswa. n adalah banyaknya siswa.
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai
validitas ditunjukkan oleh Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal
(Arikunto, 2010, hlm. 160)
Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji
signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung
menggunakan uji t dengan rumus, berikut:
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
thitung = √
√
……….(3.2)
Dengan, thitung adalah hasil perhitungan uji signifikansi, rxy adalah
koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y, dan variabel yang
dikorelasikan, dan n adalah banyaknya siswa
Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan
(dk)= n-2 dan taraf signifikansi ( Apabila thitung>ttabel, maka item soal
dinyatakan valid. Dan apabila thitung<ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid.
3.10.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu pengertian bahwa instrumen tersebut dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen
tersebut sudah dapat dikatakan baik.
Instrumen yang sudah dipercaya, reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai kenyataannyan, maka
berapa kali pun diambil, hasil akan tetap sama (Arikunto, 2006, hlm. 178).
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur
apa yang akan diukur. Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1
dan 0 digunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson), berikut:
( )………(3.3)
Dengan, r11 adalah reliabilitas instrumen, k adalah banyaknya butir
pertanyaan atau soal, Vt adalah varians total, P adalah proporsi subjek yang
menjawab benar pada item soal, dan q adalah 1-p.
Harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
………...………..(3.4)
Dengan, adalah jumlah skor total, N adalah jumlah responden, S
adalah standar deviasi, dan S2 adalah varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat,
karena standar deviasi kuadrat. Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan
dengan nilai dari tabel product moment. Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut
reliabel sehingga dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika r11
< rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel. Adapun interpretasi derajat
27
Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2010, hlm. 162)
3.10.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan item soal
adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan
rumus berikut ini:
……. ... (3.5) Dengan, P adalah indeks kesukaran, B adalah banyak siswa yang
menjawab soal itu benar, dan Js adalah jumlah seluruh siswa (peserta tes).
Untuk menentukan apakah soal itu baik atau tidaknya sehinga perlu
direvisi menggunakan kriteria tingkat kesukaran. Adapun kriteria tingkat
kesukarannya ditunjukkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran dan Klasifikasi
No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi
1 0,00 ≤ P ≤ 0,30 Mudah
2 0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
3 0,70 < P ≤ 1,00 Sukar
(Arikunto, 2003, hlm. 210)
Makin rendah nilai P suatu soal, maka makin sukar soal tersebut. Tingkat
kesukaran suatu soal dikatakan baik jika nilai P yang diperoleh dari soal tersebut
sekitar 0,50 atau 50%. Soal-soal yang mempunyai nilai P ≤ 0,10 adalah soal-soal
yang sukar, dan soal-soal yang mempunyai nilai P ≥ 0,90 adalah soal-soal yang
3.10.4 Daya Pembeda Butir Soal
Suatu tes dihadapkan pada kemungkinan menjawab benar dan salah, maka
diperlukan daya pembeda dari butir soal. Daya pembeda butir soal berfungsi
dalam membedakan antara tes yang menjawab benar dan tes yang menjawab
salah.
“Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah)” (Arikunto, 2010, hlm. 163).
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai
yang terendah.
2) Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
3) Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada
butir soal.
4) Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D = ………(3.6)
Dengan, D adalah daya pembeda, adalah banyaknya peserta kelompok
atas yang menjawab benar, adalah banyaknya peserta kelompok bawah yang
menjawab benar, adalah banyaknya peserta tes kelompok atas, dan adalah
banyaknya peserta tes kelompok bawah.
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang
29
Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.11 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini merupakan data mentah belum
memiliki makna sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Karena data yang
diperoleh melalui instrumen merupakan data kuantitatif maka pengolahannya
memalui teknik statistik. Adapun prosedur yang dilakukan dalam menganalisis
data secara garis besar sebagai berikut:
1. Memeriksa hasil tes setiap siswa sekaligus memberi skor pada lembar
jawaban, dimana soal jawaban yang benar diberi skor 1 (satu) dan soal
yang dijawab salah diberi skor 0 (nol) berpedoman pada kunci jawaban
yang telah ditentukan.
2. Menganalisis data dengan tujuan untuk mengetahui asumsi-asumsi
statistik, yaitu uji normalitas distribusi, uji homogenitas dan uji hipotesis.
3.11.1 Uji Normalitas
Uji normalitas distribusi bertujuan untuk menguji hipotesis berdistribusi
normal atau tidak. Normal atau tidaknya distribusi dapat dilakukan dengan
persamaan Chi-Square, karena data dari hasil tes belajar perlu diuji kenormalan
distribusinya. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah dan perhitungan sebagai berikut:
1) Menghitung rentang skor (r)
r = skor tertinggi – skor terendah ... .(3.7)
2) Mementukan banyaknya kelas interval (K)l:
K= 1+ 3,3 log N... .(3.8)
3) Mementukan panjang kelas interval (k):
... .(3.9)
4) Membuat distribusi frekuensi
5) Menghitung mean (rata-rata X):
i
6) Menghitung simpangan baku (SD):
(χin) = Bb-0.5 dan Ba + 0.5 kali desimal yang digunakan interval kelas, dimana : Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas interval
kelas.
8) Menghitung harga baku (Z):
1,2
( )
i
x x
Z
SD
... (3.12)
9) Menghitung luas daerah tiap-tiap interval (I):
Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom ι0,
harga xi dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000. Hitung luas tiap
interval, isikan pada kolom ιi.. Dengan, Li = L1– L2
Keterangan : L1 = nilai peluang baris atas
L2 = nilai peluang baris bawah
10)Menghitung frekuensi ekspektasi (Frekuensi diharapkan):
Ei = N x 1 ... (3.13)
11)Menghitung Chi Kuadrat (x):
... (3.14)
12)Hasil perhitungan χ2 hitung selanjutnya di bandingkan dengan χ2 tabel dengan
ketentuan tingkat kepercayaan 95 %, derajat kebebasan (dk = k – 3),
apabila χ2 hitung < χ2tabel berarti data berdistribusi normal
13)Menghitung tabel uji normalitas seperti pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Uji Normalitas
No Kelas
Interval Fi
Bk Zhitung Ztabel L Ei x2
1 2 1 2 1 2
14)Membandingkan nilai X2hitung yang didapat dengan nilai X2tabel pada derajat
kebebasan dk = k – 3 dan taraf kepercayaan 95%.
15)Kriteria pengujian:
Jika X2hitung < X2tabel maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.
31
Sunandar, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 1 KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians dalam
sampel tersebut homogen atau tidak. Langkah-langkah dan perhitungan dalam
pengujian homogenitas dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Mencari nilai F dengan rumus sebagai berikut:
atau
(dimana Varians = S
2
) ... (3.15)
Dimana: Vb= varians terbesar; Vb= varians terkecil
2) Menentukan derajat kebebasan:
dk1 = n1-1; dk2= n2-1;... (3.16)
3) Menentukan nilai Ftalbel pada taraf signifikan 5% dari responden.
4) Penentuan keputusan.
Kriteria pengujian datanya adalah varian dianggap homogen apabila
Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan 0,95 dengan derajat dk1 = n1-1 dan
dk2= n2-1, maka kedua varians dianggap sama (homogen).
3.11.3 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang akan dilakukan adalah uji hipotesis tentang
penerapan model pembelajaran ATI pada program diktat Teknik Listrik kelas
XTEI di Jurusan Elektronika Industri SMKN 1 Cirebon. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan uji-t terhadap nilai rata-rata pada tes akhir (posttest) dan
gain. Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi belajar,
yaitu selisih nilai pretest dan posttest. untuk sampel independen (tidak
berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test.
Untuk melakukan uji t-tes syaratnya data harus homogen dan normal
(Sudjana, 2005, hlm. 238).
Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji t adalah :
1) Mencari standar deviasi gabungan dengan rumus ;
( – ) –
– ………..…...…………...(3.17)
2) Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
Dengan, ̅̅̅̅ adalah rata-rata hasil tes kelompok A (Kontrol), ̅̅̅̅ adalah
rata-rata hasil tes kelompok B (Eksperimen), S adalah simpangan baku, N1 adalah
banyak data kelompok B, dan N2 adalah banyak data kelompok A.
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan
dengan nilai tabel. Jika dilihat dari statistik hitung (thitung) dengan statistik tabel
(ttabel), penarikan kesimpulan ditentukan dengan aturan sebagai berikut :
1) Terima H1 jika thitung tidak terletak diantara –t1-1/2α < thit < t1-1/2α: Hasil
prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction (ATI) lebih tinggi (signifikan) dibandingkan dengan
hasil prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional pada mata pelajaran teknik listrik. (Jika thitung> ttabel maka Ho
ditolak dan H1 diterima)
2) Terima Ho jika thit terletak diantara batas –t1-1/2α < thit < t1-1/2α ; tidak
terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara kelas yang belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
dengan kelas dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
pada mata pelajaran teknik listrik. (Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan
H1 ditolak)
3.12 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Setelah ada kejelasan jenis instrumen, langkah selanjutnya menyusun
pertanyaan-pertanyaan. Penyusunan pertanyaan diawali dengan membuat kisi-kisi
instrumen. Kisi-kisi instrumen memuat beberapa aspek yang dituangkan melalui
pertanyaan. Aspek yang akan diangkat berhubungan dengan masalah yang sedang