• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo. T2 832009021 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo. T2 832009021 BAB IV"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN

Pusat Pengembangan Anak (PPA) adalah suatu bentuk kemitraan antara Yayasan Compassion Indonesia (YCI) yang berkantor Negara di Bandung untuk Indonesia, berpusat di Colorado Amerika Serikat dengan Gereja Mitra. Melalui PPA, Gereja Mitra menjangkau dan melayani anak yang membutuhkan. Anak dilayani di PPA mulai dari usia variasi 3-8 tahun, dan selesai pada usia 15-22 tahun. Dengan pelayanan dalam jangka waktu yang cukup panjang ini PPA menjadi seperti keluarga kedua bagi anak setelah keluarga inti mereka. Fokus utama dari pelayanan PPA adalah anak dari keluarga miskin yang tidak bisa memperoleh semua yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang dalam kedewasaan, bukan hanya kebutuhan materi atau fisik tetapi juga kebutuhan akan perhatian, penerimaan, pengajaran, dan bimbingan, hal ini karena keterbatasan kemampuan orang tua dari segi pendidikan dan juga waktu bersama anak. (Nawawi, 1997).

(2)

76

Tabel 4.1

Jumlah Anak PPA Solo Berdasarkan Usia

Nama PPA 11-13 tahun 14-16 tahun 17-19 tahun Jumlah

Tresno Putro 28 34 30 92

Kalvari 15 25 15 55

Sola Gracia 19 64 32 115

Toya Pagesangan 40 58 10 108

Air Hidup 20 24 4 48

Jumlah 122 205 91 418

Sumber : Data Anak PPA Solo tahun 2011-2012.

Tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa populasi penelitian PPA di Solo usia 11-13 tahun berjumlah 122 orang, usia 14-16 tahun berjumlah 205 dan usia 17-19 tahun berjumlah 91 orang. Dapat disimpulkan usia paling banyak berada di rentang usia 14-16 tahun.

Tabel 4.2

Jumlah Anak Berdasarkan Jenis Kelamin

Nama PPA Laki-laki Perempuan Jumlah

Tresno Putro 49 43 92

Kalvari 23 32 55

Sola Gracia 35 80 115

Toya Pagesangan 33 75 108

Air Hidup 21 23 48

Jumlah 161 257 418

(3)

77

Tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa populasi penelitian PPA Solo memiliki 161 remaja laki-laki dan 257 remaja perempuan.

Tabel 4.3

Jumlah Anak PPA Solo berdasarkan Jenjang Pendidikan

Nama PPA SMP SMA SMK D3 S1 Jumlah

Tresno Putro 36 15 30 7 4 92

Kalvari 20 10 21 1 3 55

Sola Gracia 52 24 25 8 6 115

Toya Pagesangan 50 23 31 2 2 108

Air Hidup 13 8 20 4 3 48

Jumlah 171 80 127 22 18 418

Sumber : Data Anak PPA Solo tahun 2011-2012.

Tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa populasi penelitian PPA Solo memiliki jenjang pendidikan yang bervariasi, yaitu SMP berjumlah 171 anak, SMA berjumlah 80 anak, SMK berjumlah 127 anak, D3 berjumlah 22 anak, dan PT berjumlah 18 anak. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan jenjang pendidikan yang paling banyak adalah di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).

4.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN

4.2.1 Karakteristik Responden Menurut Usia

(4)

78

Tabel 4.4

Responden Menurut Usia

Usia Jumlah Prosentase (%)

11-13 tahun 40 34,78 %

14-16 tahun 58 50,44 %

17-19 tahun 17 14,78 %

Jumlah 115 100 %

4.2.2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data responden diketahui responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki sebanyak 39 responden atau 33,91 % banyaknya sedangkan untuk jenis kelamin perempuannya sebanyak 76 responden atau 66,09 % dari keseluruhan responden yang ada.

Tabel 4.5

Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

Laki-laki 39 33,91 %

Perempuan 76 66,09 %

Jumlah 115 100 %

4.2.3 Karakteristik Responden Menurut Status Pengasuhan.

(5)

79

Tabel 4.6

Responden Menurut Status Pengasuhan

Status Pengasuhan Jumlah Prosentase (%)

Kedua orang tua kandung 71 61,74%

Ayah 7 6,09 %

Ibu 33 28,69 %

Kerabat dekat 4 3,48 %

Jumlah 115 100 %

4.2.4 Karakteristik Responden Menurut Jenjang Pendidikan.

Berdasarkan data responden diketahui bahwa yang sekarang berada di jenjang SMP sebanyak 14,78 %, jenjang SMA sebanyak 32,18 %, jenjang SMK sebanyak 46,08 %, jenjang D3 sebanyak 5,22% dan jenjang S1 sebanyak 1,74%.

Tabel 4.7

Responden Menurut Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

SMP 17 14,78 %

SMA 37 32,18 %

SMK 53 46,08 %

D3 6 5,22%

S1 2 1,74%

(6)

80

4.3 HASIL SELEKSI ITEM INSTRUMEN PENELITIAN 4.3.1 Skala Prososial

Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson item dan skor item pada skala prososial dalam penelitian ini, diperoleh 6 item tidak valid dan 27 item yang dapat digunakan dari 33 item. Validitas skala prososial bergerak dari rentang nilai -0,180 sampai dengan 0,716 dengan koefisien Alpha Cronbach 0,871. Kemudian dari 27 butir item yang dapat digunakan itu diuji kembali validitas dan reliabilitasnya dan diperoleh 27 item yang dapat digunakan dengan pergerakan nilai validitas 0,301 sampai 0,690 dengan koefisien Alpha Cronbach 0,890.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa item skala prososial dapat digunakan untuk mengukur variabel prososial serta dapat diandalkan dalam penelitian ini.

4.3.2 Skala Empati

Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson item dan skor item pada skala empati dalam penelitian ini, diperoleh 22 item yang dapat digunakan dan 3 item tidak valid dari 25 item. Validitas skala empati bergerak dari rentang nilai 0,005 sampai 0,690 dengan koefisien Alpha Cronbach 0,810. Kemudian dari 22 item yang dapat digunakan itu diuji kembali validitas serta reliabilitasnya dan ternyata item yang berjumlah 22 valid semua dengan nilai validitas antara 0,270 sampai dengan 0,743 dan memperoleh nilai koefisien Alpha Cronbach 0,827.

(7)

81

4.3.3 Skala Pola Asuh Demokratis

Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson item dan skor item pada skala pola asuh demokratis dalam penelitian ini, diperoleh 33 item yang dapat digunakan dan 2 item gugur dari 35 item. Validitas skala empati bergerak dari rentang nilai -0,592 sampai 0,794 dengan koefisien Alpha Cronbach 0,931. Kemudian dari 33 item valid itu diuji kembali validitas serta reliabilitasnya dan ternyata item yang berjumlah 33 yang dapat digunakan semua dengan nilai validitas antara 0,265 sampai 0,800. Item yang berjumlah 33 ini memperoleh nilai koefisien Alpha Cronbach 0,943.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa skala pola asuh demokratis dapat digunakan untuk mengukur variabel pola asuh demokratis serta dapat diandalkan dalam penelitian ini.

4.4 DESKRIPSI PENGUKURAN VARIABEL

4.4.1 Deskripsi Perhitungan Minimum, Maximum, Mean dan Standar Deviasi 117.00 62.00 120.00a 10.28503 6.77273 11.31773

Std. Error of Mean Median

(8)

82

Dari tabel 4.8 diketahui bahwa nilai prososial dari 115 responden penelitian ada pada rata-rata 108,9130 dengan standar deviasi 10,2850 bergerak dari kategori rendah 80,00 sampai dengan kategori tinggi 129,00. Nilai median 108,00 dan modusnya adalah 117,00 Selanjutnya empati ada pada nilai rata-rata 62,8174 dengan standar deviasi 6,7727 bergerak dari kategori rendah 46,00 sampai kategori tinggi 80,00. Nilai median 62,00 dan modusnya adalah 62,00. Kemudian untuk pola asuh demokratis ada pada nilai rata-rata 124,4435 dengan standar deviasi 11,3177 bergerak dari kategori rendah 84 sampai kategori tinggi 161. Nilai median 125 dan modusnya adalah 120,00.

4.4.2 Kategorisasi Skala

Dalam menentukan tinggi rendahnya suatu variabel, maka variabel tersebut perlu dikategorisasi dengan mendasarkan pada deviasi standar yaitu memperhitungkan rentangan nilai maksimal dan minimal teoritisnya (Azwar, 1999). Kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

4.4.2.1 Kategori Skala Prososial

Jumlah item prososial yang digunakan dalam penelitian ini adalah 27 item valid, maka skor minimum 80 dan skor maksimum 129, dengan range 49.

i =

skor tertinggi – skor terendah

banyaknya kategori

i =

49

5

i =

9

(9)

83

tingkat tinggi berjumlah 33,04 %, kemudian pada tingkat sedang berjumlah 40,87 %, kemudian pada tingkat rendah berjumlah 8,69%, dan pada tingkat sangat rendah berjumlah 4,35 %.

Tabel 4.9

Deskripsi Kategorisasi Skor Prososial

Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Prosentase

120-129 Sangat Tinggi 15 13,05 %

110-119 Tinggi 38 33,04 %

100-109 Sedang 47 40,87 %

90-99 Rendah 10 8,69 %

80-89 Sangat Rendah 5 4,35 %

Jumlah 115 100 %

4.4.2.2 Kategori Skala Empati

Jumlah item empati yang digunakan dalam penelitian ini adalah 22 item valid, maka skor minimum 46, skor maksimumnya 80 dengan range 34.

i =

skor tertinggi – skor terendah

banyaknya kategori

i =

34

5

i = 6

(10)

84

Tabel 4.10

Deskripsi Kategorisasi Skor Empati

Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Prosentase

74-80 Sangat Tinggi 10 8,70 %

67-73 Tinggi 20 17,39 %

60-66 Sedang 51 44,35 %

53-59 Rendah 27 23,48 %

46-52 Sangat Rendah 7 6,08 %

Jumlah 115 100 %

4.4.2.3 Kategori Skala Pola Asuh Demokratis

Jumlah item empati yang digunakan dalam penelitian ini adalah 33 item valid, maka skor minimum 84, skor maksimumnya 161 dengan range 77.

i =

skor tertinggi – skor terendah

banyaknya kategori

i =

77

5

(11)

85

Deskripsi kategori skala pola asuh demokratis pada tabel, responden yang pola asuh demokratisnya berada di tingkat sangat tinggi berjumlah 1,73 %, tinggi berjumlah 19,13 %, sedang berjumlah 58,28 %, rendah berjumlah 17,39 %, dan sangat rendah berjumlah 3,47 %.

Tabel 4.11

Deskripsi Kategorisasi Skor Pola Asuh Demokratis

Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Prosentase

148-161 Sangat Tinggi 2 1,73 %

132-147 Tinggi 22 19,13 %

116-131 Sedang 69 58,28 %

100-115 Rendah 20 17,39 %

84-99 Sangat Rendah 4 3,47 %

Jumlah 115 100 %

4.5 HASIL UJI STATISTIK

Penelitian ini menggunakan uji statistik Statistical Program for Social Science (SPSS) dengan realese 17,00 for windows.

4.5.1 Uji Asumsi Klasik

(12)

86

4.5.1.1 Uji Normalitas

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Berdasarkan uji one sample Kolmogorov-Smirnov, diketahui bahwa prososial memiliki nilai skor KSZ= 0,858; p=0.453 (p>0.05) yang berarti bahwa data prososial terdistribusi normal. Variabel empati memiliki nilai skor KSZ= 1,214; p=0,105 (p>0.05) yang berarti bahwa data empati terdistribusi normal. Selanjutnya, variabel pola asuh demokratis memiliki nilai skor KSZ= 0,834; p=0.490 (p>0.05) artinya bahwa data pola asuh demokratis terdistribusi normal. Pengujian normalitas juga dilakukan dengan melihat grafik histrogram,

(13)

87

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.1 Histogram

Dengan melihat tampilan histogram di atas, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal, tidak menceng ke kiri atau ke kanan.

(14)

88

Dari P-P Plot Test di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya searah garis diagonal. Sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.

Dengan demikian data penelitian ini memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak digunakan untuk memprediksi prososial berdasarkan empati dan pola asuh demokratis.

4.5.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Sebab jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Pengujian akan dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance ≤ 0.10 dan VIF ≥10 (Ghosali, 2009).

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

.760 1.315

.760 1.315

Empati

Pola Asuh Demokratis Model

1

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Prososial a.

(15)

89

Tabel 4.14 Hasil Uji Korelasi

Correlations

Terlihat pada tabel 4.15, koefisien korelasi variable independen empati dan pola asuh demokratis berada pada angka 0,489. Ini berarti bahwa tidak terdapat masalah multikolineraitas pada model regresi ini karena nilai koefisien variabel independen berada di bawah 0,90 (Ghozali, 2009).

4.5.1.3 Uji Heteroskedasitas

(16)

90

Tabel 4.16 Scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola-pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi tersebut, sehingga dapat dipakai untuk memprediksi variable prososial berdasarkan empati dan pola asuh demokratis.

4.5.1.4 Uji Linearitas

(17)

91

Tabel 4.15

Uji Linearitas Empati dan Prososial ANOVAb

6697.968 1 6697.968 141.177 .000a

5361.162 113 47.444

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Empati a.

Dependent Variable: Prososial b.

Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat bahwa nilai p=0,000; p< 0.05. Hal ini berarti terdapat linearitas antara empati dan prososial.

Tabel 4.16

Uji Linearitas Pola Asuh Demokratis dan Prososial ANOVAb

6372.501 1 6372.501 126.629 .000a

5686.629 113 50.324

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Pola Asuh Demokratis a.

4.5.2 Uji Hipotesis

Hipotesis: Empati dan pola asuh demokratis sebagai prediktor perilaku prososial pada remaja PPA Solo.

(18)

92

pola asuh demokratis. Berikut ini adalah hasil dari analisis dengan menggunakan SPSS versi 17,00.

Tabel 4.17

Hasil Analisi Regresi Berganda

Empati dan Pola Asuh Demokratis terhadap Perilaku Prososial

Model Summary

.853a .728 .723 5.41277

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Pola Asuh Demokratis, Empati a.

Dari hasil output SPSS versi 17,00 nilai R square (R2) sebesar 0,728 yang menunjukkan bahwa 72,8 % dari variabel yang terjadi perilaku prososial (Y) dapat dijelaskan oleh kedua variable independen yaitu empati (X1) dan pola asuh demokratis (X2), sedangkan sisanya 27,2 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini sehingga tidak dapat dijelaskan. Sedangkan standart kesalahan estimasi adalah 5,41277. Hal ini disebabkan karena kedua variabel yang menjadi prediktor terhadap perilaku prososial memberi pengaruh yang besar secara bersama-sama.

Tabel 4.22 berikut ini berusaha menjelaskan besarnya sumbangan yang diberikan oleh variabel empati dan pola asuh terhadap perilaku prososial. Proses perhitungan sumbangan efektif dari tiap variabel digunakan rumus sebagai berikut:

SE X1 = Nilai β x koefisien Korelasi X1Y x 100%

(19)

93

Tabel 4.18

Sumbangan Efektif Tiap Variabel

Keterangan Sumbangan Efektif

Variabel Empati 38,2%

Variabel Pola Asuh Demokratis 34,6%

Selanjutnya tabel di bawah ini akan menjelaskan mengenai signifikansi dan sumbangan efektif dari masing-masing aspek yang digunakan dalam setiap variable, yaitu variable empati dan variable pola asuh demokratis.

Tabel 4.19

Signifikansi dan Sumbangan Efektif Aspek Empati

Coefficientsa

38.981 6.204 6.283 .000

.640 .263 .185 2.428 .017

1.364 .374 .268 3.649 .000

1.139 .418 .184 2.721 .008

1.585 .257 .416 6.166 .000

(Constant)

X11 = Aspek Pengambilan Perspektif X12 = Aspek Fantasi

(20)

94

Tabel 4.20

Signifikansi dan Sumbangan Efektif Aspek Pola Asuh Demokratis

Coefficientsa

28.920 7.139 4.051 .000

1.164 .313 .325 3.720 .000

1.261 .312 .325 4.037 .000

1.119 .307 .262 3.642 .000

.298 .435 .067 2.197 .045

.362 .414 .087 2.263 .038

.384 .348 .092 2.278 .027

(Constant)

X21 = Aspek musyawarah dalam keluarga X22 = Aspek kebebasan yang terkendali X23 = Aspek pengarahan dari orang tua X24 = Aspek bimbingan dan perhatian

(21)

95

Tabel 4.21

Signifikansi dan Sumbangan Masing-masing Aspek terhadap Perilaku Prososial

Variabel Aspek Signifikansi Beta Sumbangan

Empati

Pengambilan Perspektif 0,017 0,185 9,88%

Fantasi 0,000 0,268 14,77%

Perhatian Empatik 0,008 0,184 7,71% Distress Pribadi 0,000 0,416 25,33%

Pola Asuh Pengarahan dari orang

tua

0,000

0,262 14,91% Bimbingan dan perhatian 0,045 0,067 3,14%

Saling menghormati antar anggota keluarga

0,038

0,087 4,22% Komunikasi dua arah 0,027 0,092 4,02% Keterangan : Tingkat signifikansi <0,05

Berdasarkan tabel 4.23 di atas, dapat diketahui bahwa aspek “distres pribadi” dalam variabel empati yang paling menonjol dalam pengaruhnya terhadap perilaku prososial yaitu sebanyak 25,33 %. Kemudian aspek “kebebasan yang terkendali” dari pola asuh demokratis lebih menonjol dalam memengaruhi perilaku prososial remaja PPA yaitu sebanyak 21,15%.

(22)

96

Tabel 4.22

Hasil Analisis Regresi Berganda Empati dan Pola Asuh Demokratis terhadap perilaku Prososial Remaja PPA.

ANOVAb

8777.745 2 4388.873 149.801 .000a

3281.385 112 29.298

12059.130 114

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Pola Asuh Demokratis, Empati a.

Dependent Variable: Prososial b.

Dari tabel 4.24 pada uji signifikansi simultan, diperoleh nilai F hitung

sebesar 149,801 dengan tingkat signifikansi 0,000; p<0,05. Dengan demikian empati dan pola asuh demokratis secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikansi terhadap perilaku prososial remaja PPA. Probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05. Maka kedua variable yaitu empati dan pola asuh demokratis dapat digunakan sebagai prediktor perilaku prososial remaja PPA.

Dengan demikian hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa empati dan pola asuh demokratis secara simultan dapat dipakai sebagai prediktor terhadap perilaku prososial remaja PPA diterima.

(23)

97

Pada uji t diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.23

Hasil Analisis Regresi Berganda (Uji Signifikansi Parameter Individual/Ui t)

Coefficientsa

6.199 6.037 1.027 .307

.778 .086 .512 9.061 .000

.433 .051 .476 8.425 .000

(Constant) semuanya memenuhi kriteria signifikansi (p<0,05). Dengan kata lain, variabel empati dan pola asuh demokratis secara parsial memengaruhi perilaku prososial remaja PPA Solo.

Berdasarkan model persamaan regresi linear berganda Y=

α+β1X1+β2X2, maka diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut: Y = 6,199 + 0,778 X1 + 0,433 X2

Keterangan:

1. Konstanta sebesar 6,199 mengandung arti bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka nilai prososial sebesar 6,199.

2. Koefisien regresi empati sebesar 0,778 memberikan pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan empati akan berdampak pada meningkatnya prososial sebesar 0,778 satuan.

(24)

98

demokratis akan berdampak pada meningkatnya prososial sebesar 0.433 satuan.

Gambar

Tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa populasi penelitian PPA di Solo
Tabel 4.3 Jumlah Anak PPA Solo berdasarkan Jenjang Pendidikan
Tabel 4.5 Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.6 Responden Menurut Status Pengasuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Merumuskan siapa yang akan menikahkan (ayah, wali atau penghulu). Menentukan tempat diberlangsungkan adat pernikahannya dimana. Sedangkan kalu ditinjau dari hukum tauhid dan hukum

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Bagaimana Peranan Yayasan Pusaka Indonesia Dalam Proses Pendampingan Korban Eksploitasi Seksual Pada

[r]

Kepemimpinan sebagai suatu proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang program

Sesuai dengan Surat Keputusan Panitia Pengadaan barang dan Jasa Kantor Pasar dan Kebersihan Kabupaten Humbang Hasundutan Nomor : 03/KEP.PAN-PL/VIII/2012 tanggal 02 Agustus

Awalnya saya mau daftar haji ONH pemerintah lalu bertemu teman yang sudah bergabung dengan Armina lebih dulu,.. kemudian dia menawarkan pada saya bisnis

Karya ilmiah yang ditulis oleh Tari (2011), Manguwijaya (dalam Ratnawati 2000:2) mengungkapkan: “Religius pada dasarnya adalah bersifat mengatasi atau lebih dalam dari pada agama

Hasil penilaian dari siswa bahwa modul pembelajaran elektronik ini memiliki nilai praktikalitas 86,37%, ini dapat dikatakan tingkat kepraktisan modul sangat praktis