• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Nilai Religius dalam Lirik Lagu إنشاءالله in syā`a `allāhu oleh Maher Zain Versi Bahasa Arab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Nilai Religius dalam Lirik Lagu إنشاءالله in syā`a `allāhu oleh Maher Zain Versi Bahasa Arab"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian terdahulu tentang analisis nilai religius sudah pernah dilakukan, antara lain oleh :

1. Devix Wilson (NIM: 980704004) dengan judul “Nilai Religius Syair Al-Hikmah Karya Zuhayr Bin Abi Sulma (Tinjauan Struktural Semiotik)” pada tahun 2003 di Universitas Sumatera Utara. Hasilnya adalah Syair Al-Hikmah mengandung nilai religius yakni keimantauhidan, keteringatan, ketaatan dan kepasrahan manusia terhadap Tuhan.

2. Muhammad Pujiono, S.S (NIP: 132299344) dengan judul “Analisis Nilai-Nilai Religius dalam Cerita Pendek (Cerpen) Karya Miyazawa Kenji” pada tahun 2006 di Universitas Sumatera Utara. Hasilnya adalah bahwa dalam cerpen karya Miyazawa Kenji hubungan makhluk hidup dengan Tuhan, sesama makhluk dan alam sekitar tidak dapat dipisahkan.

Kedua penelitian tersebut di atas sudah tentu akan berbeda dengan penelitian ini yakni dalam penelitian ini peneliti mengkaji objek yang berbeda berkaitan dengan lirik lagu

ﷲءﺎﺷﻧﺇ

/`in syā`a `allāhu/yang tentu saja hasilnya akan berbeda pula.

Berkaitan dengan lirik, lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian (Sugono, 2008: 835), maka lirik lagu termasuk dalam salah satu genre sastra. Jadi lirik lagu sama dengan puisi hanya saja lirik biasanya disajikan dalam bentuk nyanyian.

Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau poesis pembuatan dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu baik fisik maupun batiniah (Aminuddin 2000:134, dalam Tari, 2011).

(2)

larik dan bait atau gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus.

Puisi atau dalam kesusastraan Arab disebut

ﺮﻌﺷ

/syi‘run/ atau syair. Menurut sastrawan Arab syair adalah :

ﻊﻳﺪﺒﻟﺍ ﻝﺎﻴﺨﻟﺍ ﺭﻮﺻ ﻦﻋ ﺎﺒﻟﺎﻏ ﺮﺒﻌﻤﻟﺍ ﻰﻔﻘﻤﻟﺍ ﻥﻭﺯﻮﻤﻟﺍ ﺢﻴﺼﻔﻟﺍ ﻡﻼﻜﻟﺍ ﻮﻫ ﺮﻌﺸﻟﺍ

/al-syi’ru huwa al-kalāmu al-fașīḥu al-mawzūnu al-maqfi al-mu’abbaru gāliban ‘an șawwari al-khayāli al-badī’i/

“Syair adalah kata-kata fasih yang berirama dan berqafiah dan pada umumnya mengekspresikan bentuk-bentuk imajinasi yang indah”. (Ahmad Al-Iskandari dan Musthafa Inani, 1992 : 42).

Sedangkan Ibn Rasyid berpendapat bahwa :

ﺔﻴﻓﺎﻘﻟﺍ ﻭ ﻰﻨﻌﻤﻟﺍ ﻭ ﻥﺯﻮﻟﺍﻭ ﻆﻔﻠﻟﺍ ﻲﻫ ﻭ ءﺎﻴﺷﺍ ﺔﻌﺑﺭﺍ ﻦﻣ ﻥﻮﻜﻣ ﻪﻧﺍ

/innahu makūnu min arba’atin asyyā`in wa hiya al-lafẓu wa al-waznu

wa al-ma‘na wa al-qāfiyatu/

“Sesungguhnya syair itu terdiri dari empat hal, yaitu lafazh, wazan, makna dan qafiah. (Ahmad Al-Syayib, 1964: 295, dalam Muzakki, 2006: 42).

Pradopo (2001: 772, dalam Wilson 2003: 7) mengatakan bahwa puisi sukar dimengerti karena kompleksitas, pemadatan, kiasan-kiasan, dan pemikiran yang sukar. Puisi merupakan kristalisasi pengalaman, maka hanya inti masalah yang dikemukakan, untuk mencapai hal itu perlu pemadatan. Untuk pemadatan ini, puisi hanya menyatakan hal secara implisit,sugestif dan mempergunakan ambiguitas. Semuanya itu yang menyebabkan sukarnya pemahaman puisi. Oleh karena itu, perlu adanya kajian puisi untuk memahaminya.

(3)

dengan penelitian semiotik. Penelitian semiotik adalah studi tentang tanda. Karya sastra akan dibahas sebagai tanda-tanda agar terpahami arti dan makna didalamnya (Endaswara, 2008 : 64). Sedangkan menurut Pradopo (2003 : 119) semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Penelitian semiotik adalah analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada konvensi-konvensi tambahan dan meneliti ciri-ciri yang menyebabkan bermacam-macam cara wacana mempunyai makna. Pendapat lain dikemukakan oleh Fananie (2000, 139) penelitian semiotik adalah pemahaman makna karya sastra melalui tanda.

Kajian struktural semiotik yaitu kajian yang menghubungkan aspek-aspek struktur dengan tanda-tanda (Endaswara, 2008 : 64). Maka terlebih dahulu dilakukan kajian struktural kemudian disusul kajian semiotiknya.

Berdasarkan dengan konsep kajian struktural semiotik, peneliti menggunakan teori Siswanto untuk mengkaji struktural puisi. Menurut Siswanto (2008) sebuah puisi terdiri dari duastruktur yakni :

1. Struktur fisik puisi, yang mencakup :

a. Tipografi (perwajahan puisi) adalah pengaturan dan penulisan kata, larik dan bait dalam puisi.

b. Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.

c. Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan.

d. Kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap dengan indra.

e. Bahasa figuratif (majas) adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.

f. Verifikasi adalah hasil penataan kata dalam kalimat atau struktur bunyi. 2. Struktur batin puisi yang meliputi :

(4)

b. Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.

c. Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisinya terhadap pembacanya.

d. Amanat atau tujuan adalah alasan atau latar belakang yang mendorong penyair menciptakan puisi.

Berkenaan dengan salah satu struktur batin puisi yaitu tema atau makna atau dengan kata lain disebut isi, maka menurut Sayuti (1985 : 185) ragam tema yang terdapat dalam sebuah puisi antara lain meliputi :

1. Manusia dalam urusannya dengan diri sendiri. 2. Manusia dalam urusannya dengan manusia lain. 3. Manusia dalam urusannya dengan alam.

4. Manusia dalam urusannya dengan Tuhan.

Sedangkan tema dalam sastra Arab khususnya puisi atau syair berbeda-beda menurut masanya. Dalam buku yang ditulis oleh Sutiasumarga (2001) tema-tema sastra Arab adalah :

1. Pada masa Jahiliah, tema puisinya adalah Al-Hamasah (keberanian), Al-Fahkr (membanggakan diri), Al-Madh (pujian), Al-Ritsa (ratapan), Al-Hija’ (ejekan), Al-Washf (deskripsi), Al-Ghazal (cinta), Al-I’tidzar (permintaan maaf).

2. Pada masa permulaan Islam, tema puisinya masih didominasi tema masa Jahiliah dan muncul tema baru yakni Naqa’idh (polemik) dan Al-Da’wah wa Al-Futuh Al-Islamiyyah (dakwah dan kemenangan Islam). 3. Pada masa Bani Umayyah, tema puisi yang masih bertahan dari masa

sebelumnya antara lain Al-Madh (pujian), Al-Ritsa (ratapan), Al-Hija’ (ejekan), Al-Naqa’idh (polemik), al-Da’wah Al-Islamiyyah (dakwah Islam) dan muncul tema baru yaitu Al-Siyasi (politik).

(5)

Al-Ritsa (ratapan), Al-Hija’ (ejekan), Al-Washf (deskripsi), Al-Ghazal (cinta) dan muncul tema baru yaitu Zuhud, Taubah, Nadm dan Hikmah. 5. Pada masa modern, tema yang masih bertahan Al-Fahkr (membanggakan

diri), Al-Madh (pujian), Al-Washf (deskripsi), Al-Ghazal (cinta), Al-Ritsa (ratapan) dan religius, tema baru patriotik, kemasyarakatan, kejiwaan dan puisi drama.

Lagu

ﷲءﺎﺷﻧﺇ

/`in syā`a `allāhu/ merupakan salah satu karya sastra yang termasuk ke dalam puisi pada masa modern.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008 : 1159), religi adalah kepercayaan kepada Tuhan, kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati di atas manusia, kepercayaan atau agama. Sedangkan religius berarti bersifat religi, bersifat keagamaan atau yang bersangkut paut dengan religi.

Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterikatan manusia dengan Tuhan, keseriusan hati nurani, keshalehan, ketelitian dan pertimbangan batin dan sebagainya (Soewondo, 1994: 65, dalam Wilson, 2003: 9). Sedangkan Dojosantosa (1986: 3, dalam Wilson 2003, 9) mengemukakan bahwa religius adalah keterikatan manusia terhadap Tuhan sebagai sumber ketentraman dan kebahagiaan.

Kata religio berasal dari kata Latin relego yang berarti memeriksa lagi, menimbang, merenungkan keberatan hati nurani. Manusia yang religius mungkin dapat disimpulkan dengan pengertian yang sederhana sebagai manusia yang berhati nurani serius, taat, saleh, dan teliti dalam pertimbangan batin. Dengan begitu kata religius belum mengacu pada konteks agama tertentu. Namun, apabila kata religius ditambah dengan Islam misalnya, menjadi religius Islam, pengertian religius menjadi lebih tegas, yaitu mengacu pada keyakinan, berhati nurani, dan shaleh menurut norma-norma Islam (Yetti, 2010 : 56).

(6)

keduanya mengarah pada makna yang berbeda. Dengan demikian religius bersifat mengatasi lebih luas dari agama yang tampak formal dan resmi (Tari, 2011).

Karya ilmiah yang ditulis oleh Tari (2011), Manguwijaya (dalam Ratnawati 2000:2) mengungkapkan: “Religius pada dasarnya adalah bersifat mengatasi atau lebih dalam dari pada agama yang tampak, formal, dan resmi, karena ia tidak berkerja dalam pengertian (otak), tetapi dalam pengalaman dan penghayatan dan konseptualitas, sehingga religius tidak langsung berhubungan dengan ketaatan yang ritual yang hanya sebagai huruf, tetapi dengan lebih mendasar dalam diri manusia yaitu roh.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah suatu perasaan keagamaan yang lebih mengarah pada eksistensinya sebagi manusia karena bersifat personalitas dan cakupannya pun lebih luas dari pada agama yang hanya terbatas pada ajaran-ajaran dan pertautan-pertautan.

Peneliti menggunakan teori Soewondo (1994) untuk mengungkapkan nilai religius dalam lirik lagu

ﷲءﺎﺷﻧﺇ

/`in syā`a `allāhu/oleh Maher Zain. Adapun nilai religius menurut Soewondo (1994: 65, dalam Wilson 2003: 10) adalah :

1. Keimantauhidan manusia terhadap Tuhan. 2. Keteringatan manusia terhadap Tuhan. 3. Ketaatan manusian terhadap Tuhan. 4. Kepasrahan manusia terhadap Tuhan. Contoh :

Referensi

Dokumen terkait

Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme

Struktur audit berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, karena penggunaan struktur audit dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian yaitu BMT Amanah Kudus, analisis data pelaksanaan pelayanan sistem jemput bola dalam meningkatkan

Hal ini menentukan apakah sebuah method bias diakses oleh objek lain, objek anak, objek dalam satu paket atau tidak dapat diakses oleh suatu object sama sekali berikut adalah

Pada bagian bagian duodenum kelompok P1 (dosis 50 mg/kg BB) ditemukan pelebaran lamina propria, penebalan epitel mukus, penyatuan vili, penumpukan limfosit dan

Pada hari ini Senin tanggal tiga bulan April tahun dua ribu tujuh belas, mulai pukul 08.00 s/d 10.00 waktu server LPSE (09.00 s/d 11.00 WITA) bertempat di Sekretariat ULP

[r]

Mampu menye-butkan Resour-ces of Fund melalui pema- haman atas kon-sep value based management accounting dan strategy serta konsep organiza-tion structure melalui pema-