• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEREK, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) UINSA FRESH DI PUSAT PENGEMBANGAN BISNIS UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEREK, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) UINSA FRESH DI PUSAT PENGEMBANGAN BISNIS UIN SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEREK, KUALITAS PRODUK DAN HARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM

KEMASAN (AMDK) UINSA FRESH DI PUSAT PENGEMBANGAN

BISNIS UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

CHOIROTUL UMMAH

NIM : C04212051

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

vi ABSTRAK

Skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui apakah merek, kualitas produk dan harga memiliki pengaruh secara simultan dan parsial dalam proses keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA, dan juga diantara ketiga variabel tersebut, variabel mana yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 400 responden. Adapun responden dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa aktif dari semester 1 sampai semester 13 periode 2015/2016, dosen/karyawan dan juga pengelola kantin di UIN Sunan Ampel Surabaya. Penentuan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dan untuk mengambil jumlah masing-masing fakultas, peneliti menggunakan teknik accidental sampling, dengan kriteria responden yang pernah membeli dan mengkonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA Fresh. Teknik pengumpulan data dengan memberi kuesioner pada responden, wawancara dan dokumentasi. Dalam membuktikan dan menganalisis hal tersebut, maka digunakan uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda serta uji f (simultan) dan uji t (parsial).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa: 1) secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA Fresh di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya. Hasil pengujian tersebut diperoleh dari Fhitung ≥ Ftabel (102.988 ≥ 2.627). Dengan demikian hasil pengujian hipotesis pada uji f

(simultan) menunjukkan adanya pengaruh pada variabel merek, kualitas produk dan harga secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian. 2) secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA Fresh di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa merek (X1) memiliki koefisien regresi sebesar 2.026 ≥ 1.97, maka H0

ditolak dan Ha diterima. Kualitas produk (X2) memiliki koefisien regresi sebesar 9.608 ≥

1.97, maka H0 ditolak dan Ha diterima, dan harga (X3) memiliki koefisien regresi sebesar 5.579 ≥ 1.97, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dari ketiga variabel mempunyai nilai

signifikasi < 0.05. Dengan demikian hasil uji t (parsial) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan dari variabel merek (X1), kualitas produk (X2) serta harga (X3) terhadap

keputusan pembelian (Y) Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA Fresh di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya.

(6)

x

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TRANSLITERASI ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori... 11

1. Perilaku Konsumen ... 11

2. Perilaku Konsumen Menurut Pandangan Islam ... 13

3. Keputusan Pembelian... 15

a. Merek ... 16

b. Kualitas Produk ... 17

c. Harga ... 21

1)Tujuan Penetapan Harga ... 23

(7)

xi

4. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan... 28

B. Penelitian Terdahulu ... 31

C. Kerangka Konseptual ... 34

D. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN... 36

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 36

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 37

C. Jenis dan Sumber Data ... 37

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 38

1.Populasi ... 38

2.Sampel... 39

3.Teknik Pengambilan Sampel ... 39

E. Definisi Operasional ... 40

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 48

H. Teknik Analisis Data... 50

1.Uji Asumsi Klasik ... 50

2.Analisis Regresi Linier Berganda ... 52

3.Uji Hipotesis ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 56

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 56

1. Lokasi Penelitian ... 56

2. Profil Pusat Pengembangan Bisnis UINSA ... 56

3. Profil AMDK UINSA Fresh ... 57

a. Merek ... 57

b. Kualitas Produk ... 59

c. Harga ... 59

4. Karakteristik Responden ... 60

B. Hasil Data... 65

1. Uji Asumsi Klasik ... 65

(8)

xii

3. Uji Hipotesis ... 69

BAB V PEMBAHASAN ... 75

A. Analisis Data Penelitian... 75 B. Pengaruh Merek, Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan

Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA di Pusat

Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel

Surabaya 78

1. Pengaruh Merek, Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel

Surabaya secara

Simultan 78

2. Pengaruh Merek, Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel

Surabaya secara

Parsial 82

3. Pengaruh Variabel Paling Dominan terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA Fresh di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya

90

BAB VI PENUTUP ... 92

A. Kesimpulan ... 92 B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya dunia bisnis di era ekonomi global saat ini membuat

persaingan antar perusahaan semakin ketat. Dengan kondisi yang

demikian, membuat perusahaan dituntut untuk lebih bekerja keras dalam

memenangkan pasar dan pencapaian tujuannya, salah satu caranya adalah

dengan merebut hati konsumen dengan lebih berinovasi terhadap produk

yang akan diciptakan, tidak hanya terbatas pada atribut fungsional produk

seperti kegunaan dan fungsi suatu produk saja, akan tetapi dikaitkan juga

dengan merek, ukuran dan pengemasan serta harga yang tentunya mampu

memberikan citra khusus bagi konsumennya. Membangun merek yang

kuat di benak pelanggan atau konsumen merupakan investasi jangka

panjang bagi perusahaan, sebab merek merupakan aset prestisius bagi

perusahaan.

Untuk membangun dan mempertahankan citra merek yang dimiliki,

perusahaan akan terus melakukan strategi-strategi agar merek yang

dimilikinya mudah diingat masyarakat. Strategi yang dilakukan

perusahaan misalnya dari penetapan harga dan keunggulan produk yang

akan memberikan pengaruh kepada keputusan pembelian konsumen. Ada

beberapa komponen yang menjadi pendorong konsumen dalam

(10)

2

dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran, Analisis Perilaku

Konsumen” terdapat 7 komponen yang melatarbelakangi atau menjadi

daya tarik konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembeliannya.

Diantara komponen-komponen tersebut adalah : daya tarik harga, daya

tarik tempat, daya tarik merek, daya tarik produk, pilihan pada produk

baru, kebiasaan dalam membeli (kebiasaan dalam keluarga), dan pengaruh

dari orang lain.1

Dari ketujuh faktor yang diungkapkan oleh Basu Swastha dan T. Hani

Handoko, peneliti mengambil 3 dari ketujuh faktor yang menarik untuk

diketahui lebih dalam dan diambil sebuah judul penelitian kemudian diuji

sesuai teori dan objek penelitian yang ada. Dimana penelitian ini akan

dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ditemukan peneliti

sebelumnya.

Begitu juga alasan peneliti mengambil tiga faktor untuk penelitian

adalah diawali dari permasalahan di suatu tempat tertentu sehingga

menarik untuk diketahui lebih dalam darimana permulaan penyebab

timbul permasalah tersebut yang nantinya akan dijadikan objek penelitian.

Objek penelitian yang bertempat di kantin UIN Sunan Ampel Surabaya

menyediakan beberapa merek Air Minum Dalam Kemasan dengan

kualitas produk yang dimiliki masing-masing air minum, juga harga yang

variatif. Tiga faktor tersebut, yaitu merek, kualitas produk dan harga

1 Basu Swastha DH dan T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen

(11)

3

menjadi topik yang sering dibahas dalam persaingan Air Minum Dalam

Kemasan.

Keputusan tentang merek merupakan salah satu keputusan penting

dalam strategi produk. Merek tidak hanya menjadi suatu pembeda antara

produk satu dengan yang lain, tetapi juga menjadi asosiasi tersendiri bagi

konsumennya, dengan kata lain mampu mempengaruhi pilihan atau

preferensi konsumennya. Oleh karenanya, perusahaan bisnis diharapkan

lebih jeli dalam memberi merek suatu produk mulai dari nama, tanda,

simbol dan desain untuk produk mereka sebagai pengenal dan pembeda

dengan produk lain.

Menurut Kotler dan Amstrong, merek merupakan janji penjual untuk

secara konsisten memberikan perangkat ciri-ciri, manfaat dan layanan

yang spesifik kepada pembeli. Merek terbaik akan memberikan jaminan

kualitas. Merek dapat mencerminkan empat dimensi yaitu: atribut,

manfaat, nilai dan kepribadian.2

Produk yang baik dengan kualitas yang teruji akan lebih dipilih dan

dikonsumsi oleh konsumen. Kualitas yang dimaksud tidak hanya diukur

dari segi manfaat suatu produk saja, tetapi juga di dalamnya terdapat ciri

(keistimewaan), gaya serta kemasan yang menarik. Seringkali konsumen

dalam memilih produk rela membayar dengan harga mahal demi suatu

produk yang telah terjamin kualitasnya. Dalam penentuan kebijakan harga

dikenal sebuah istilah relasi kualitas, yaitu sebuah anggapan bahwa

2 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Keenam, (Jakarta: Intermedia,

(12)

4

sebagian pembeli mengaitkan antara harga dengan kualitas terutama bagi

produk-produk yang relatif homogen.3 Karena di dalam benak sebagian

konsumen berpendapat bahwa produk yang mahal adalah produk yang

kualitas.

Harga yang dibayarkan tentunya harus sebanding dengan kualitas

produk itu sendiri, karena apabila nanti ekspektasi atau harapan konsumen

tidak sesuai dengan kenyataan yang diharapkan maka produk tersebut bisa

jadi gagal dalam memuaskan pelanggannya. Penetapan harga adalah

masalah utama dalam semua lingkungan bisnis.4 Seringkali harga yang

lebih terjangkau bagi konsumen membuat konsumen lebih memilih produk

tersebut daripada produk yang menawarkan harga lebih tinggi.

Begitu pula dengan produk air minum. Dalam kesehariannya, tubuh

manusia membutuhkan 2 liter air minum per hari atau sebanding dengan 8

gelas perhari untuk kebutuhan normal. Kebutuhan akan air tersebut

menggantikan cairan tubuh yang keluar saat beraktifitas, baik yang

dikeluarkan dari keringat maupun saat buang air kecil dan besar.5 Tidak

heran banyak perusahaan yang bersaing di bisnis Air Minum Dalam

Kemasan, begitu pula dengan kampus UIN Sunan Ampel Surabaya.

Sehingga diproduksilah produk Air Minum Dalam Kemasan UINSA Fresh

3 Amilia Afnani, “Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen dan Minat Rekomendasi Konsumen pada Produk Katering Aqiqah Nurul Hayat Surabaya”, (Skripsi--, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2012), 3.

4 Novita Laili, “Pengaruh Harga dan Lokasi Terhadap Penjualan Tiket di Travel and Tour UIN Sunan Ampel”, (Skripsi--, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2014), 3.

5 Ruep, “Manfaat Minum Air Putih Bagi Kesehatan”, 29ruep.blogspot.co.id/2014/09/manfaat

(13)

5

yang pendistribusiannya berpusat di Pusat Pengembangan Bisnis atau

Business Center (BC) UIN Sunan Ampel Surabaya.

Penelitian yang diambil oleh penulis ini yang berkaitan dengan merek,

kualitas produk dan harga UINSA Fresh merupakan penelitian yang dapat

memberikan kontribusi terhadap pengembangan kampus yang nantinya

bertujuan memberikan masukan kepada kampus khususnya Pusat

Pengembangan Bisnis atau Business Center (BC) UINSA agar lebih

meningkatkan kualitas dari produk yang dimilikinya. UINSA yang

sebelumnya IAIN pada 28 Desember 2009 telah menerapkan pola

pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) sesuai keputusan

Menteri Keuangan Nomor: 511/KMK.05/2009, yang berarti IAIN Sunan

Ampel diberi kewenangan untuk mengelola keuangannya. Hasil laba dari

usaha akan menjadi dana pengembangan kampus sehingga dapat mandiri

secara ekonomi, tidak hanya bergantung pada dana pendidikan dari

pemerintah.6 Pusat Pengembangan Bisnis UINSA adalah bisnis kampus

yang keuntungan dari usahanya digunakan untuk pengembangan kampus.

Unit usaha yang berada di bawah naungannya diantaranya adalah

GreenSA Inn (Hotel & Training Centre), UINSA Fresh (air mineral dalam

kemasan), UINSA Travel and Tour (reservasi tiket pesawat online), UINSA Press (penerbitan & percetakan), gallery & merchandise (pusat

6Kominfo Jatim, “Terapkan BLU, UINSA Komitmen jadi Perguruan Tinggi Mandiri Ekonomi”,

(14)

6

pernak-pernik & souvenir kampus), catering, property management (sewa

& kontrak aset kampus).7

Salah satu usaha yang dirintis sekitar tahun 2011 adalah produk Air

Minum Dalam Kemasan IAIN Fresh 240 ml. IAIN Fresh adalah salah satu

usaha pengemasan air minum yang dimiliki oleh kampus UIN Sunan

Ampel Surabaya bekerjasama dengan CV. Welirang Tirta Mandiri

Pandaan Pasuruan Jawa Timur yang merupakan produsen air minum

Shafa. Pada tanggal 1 Oktober 2013 berdasarkan keputusan presiden RI

No. 65 tahun 2013,8 setelah IAIN resmi menjadi UINSA, tidak lama

kemudian pada tahun 2014, nama IAIN Fresh berganti dengan UINSA

Fresh dengan diproduksinya Air Minum Dalam Kemasan UINSA Fresh

600 ml berkenaan dengan permintaan kemasan botol yang bertujuan tidak

hanya untuk pelayanan kamar dan meeting di Training Centre GreenSA tetapi juga sebagai ajang promosi kepada masyarakat sekitar meskipun

saat ini pendistribusian Air Minum Dalam Kemasan UINSA Fresh hanya

terbatas pada lingkungan kampus UIN Sunan Ampel dan di GreenSA yang

bertempat di Juanda.9 Sementara untuk kemasan gelas 240 ml masih

dengan nama IAIN Fresh, tetapi tidak lama lagi berganti menjadi UINSA

Fresh dengan tampilan yang lebih menarik.10

7Uinsby, “Pusat Bisnis”, www.uinsby.ac.id/id/388/pusat-bisnis.html, diakses pada 10 November

2015.

8Uinsby, “Sejarah” , www.uinsby.ac.id/id/184/sejarah.html, diakses pada 10 November 2015. 9 Pusat Pengembangan Bisnis, “UINSA Fresh”, Demoaplikasi.com/pusbis/?page_id=316, diakses

pada 10 November 2015.

10

(15)

7

Seiring dengan kebutuhan akan air minum di dalam tubuh, para

akademisi maupun aktifis kampus UIN Sunan Ampel Surabaya

mempunyai permintaan akan air minum yang tinggi. Tidak heran untuk

kepraktisan, mereka cenderung membeli Air Minum Dalam Kemasan

(AMDK) 600 ml yang dijual di kantin-kantin kampus. Sebagian besar

mereka membeli air minum yang diproduksi dari kampus sendiri dengan

merek “UINSA”, meskipun tidak jarang dari mereka memilih produk air

minum lain seperti, Aqua, Club, Cleo, maupun Flow.

Untuk lebih jelasnya akan disajikan data perkembangan pembelian

Air Minum Dalam Kemasan UINSA Fresh 600 ml selama 10 bulan

terakhir dari bulan Januari s/d Oktober 2015 yang dapat dilihat dari tabel

di bawah ini:

Tabel 1.1

Pembelian Air Minum Dalam Kemasan UINSA 600 ml

dari Bulan Januari s/d Bulan Oktober 2015

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt

Pembelian/

kardus 18 10 77 91 83 191 133 90 173 271

Sumber: Laporan Pendapatan Pusat Pengembangan Bisnis UINSA Fresh 600ml

Terlihat dari data sepuluh bulan terakhir pembelian Air Minum Dalam

Kemasan UINSA Fresh 600 ml cenderung meningkat dari bulan ke bulan.

Penurunan terjadi pada bulan Juli dan Agustus, hal ini sejalan dengan

permintaan mahasiswa, dosen/karyawan. Karena pada bulan Juli dan

(16)

8

sedang non aktif. Sedangkan pembelian paling tinggi terjadi pada bulan

Oktober.

Dari data yang ada, sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan

pembelian Air Minum Dalam Kemasan UINSA Fresh, tentunya para

mahasiswa, dosen/karyawan dan pengelola kantin kampus tidak langsung

membeli produk yang mempunyai nama “UINSA Fresh”. Merek UINSA

Fresh mempunyai nama yang menggambarkan manfaat, mudah diucapkan,

diingat dan dikenal serta mempunyai ciri khas berbeda dengan merek

AMDK lain. Selain itu, produk yang dimiliki AMDK UINSA Fresh juga

mempunyai jaminan kualitas yang tidak kalah mampu bersaing dengan

produk sejenis lain serta mempunyai tingkat keamanan yang cukup tinggi.

Di samping itu, harga yang dibebankan kepada konsumen sendiri

merupakan harga yang relatif murah apabila dibandingkan produk sejenis

lain. Oleh karenanya dari uraian latar belakang tersebut, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh

Merek, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Air

Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA Fresh di Pusat Pengembangan

Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh merek, kualitas produk dan harga secara

(17)

9

(AMDK) UINSA Fresh di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan

Ampel Surabaya?

2. Apakah terdapat pengaruh merek, kualitas produk dan harga secara

parsial terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan

(AMDK) UINSA Fresh di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan

Ampel Surabaya?

3. Variabel manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap

keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA

Fresh di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh merek, kualitas produk

dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian Air Minum

Dalam Kemasan (AMDK) UINSA Fresh di Pusat Pengembangan

Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh merek, kualitas produk

dan harga secara parsial terhadap keputusan pembelian Air Minum

Dalam Kemasan (AMDK) UINSA Fresh di Pusat Pengembangan

Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya.

3. Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan

terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

UINSA Fresh di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel

(18)

10

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Kegunaan Teoritis

Sebagai acuan ke depan dan memberikan kontribusi akademis

dalam ekonomi islam dan bisnis, khususnya dalam mengkaji pengaruh

merek, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian Air

Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA Fresh di Pusat

Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi penulis

Penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan

pengetahuan lebih kepada penulis sehingga bisa menambah ilmu

yang dimiliki, khususnya tentang perilaku konsumen dalam

memutuskan pembelian suatu produk.

b. Bagi akademis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan atau

referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ada kaitannya

dengan penelitian ini.

c. Bagi Pusat Pengembangan Bisnis

Memberikan kontribusi terhadap pengembangan kampus

dengan memberikan masukan kepada kampus khususnya Pusat

Pengembangan Bisnis atau Business Center (BC) UINSA agar

(19)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perilaku Konsumen

Sebelum mengetahui tentang bagaimana konsumen memutuskan

pembelian atas produknya, maka akan dibahas terlebih dahulu tentang

perilaku konsumen. Karena pada dasarnya keputusan pembelian sangat

erat kaitannya dengan perilaku konsumen.

Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan

barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan

keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.1

Perusahaan pun harus mengetahui perilaku konsumennya, apa yang

dibutuhkan dan diinginkan mereka pada saat itu, karena perilaku

konsumen merupakan unsur pokok dalam kegiatan pemasaran yang harus

diketahui perusahaan.

Pemasar diharapkan mengetahui apa saja yang menjadi bahan

pertimbangan konsumen untuk memutuskan pembelian dan peran apa

yang dimainkan oleh masing-masing orang.2

1 Basu Swastha dan T.Hani Handoko, Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen Edisi

Pertama (Yogyakarta: BPFE), 10.

2 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran Edisi Keenam, (Jakarta: Intermedia,

(20)

12

Menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko, terdapat lima peran

yang dimainkan konsumen dalam pengambilan keputusan pembeliannya,

yaitu:3

a. Pemrakarsa (Initiator)

Adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian

barang tertentu, atau yang mempunyai kebutuhan/keinginan tetapi

tidak mempunyai wewenang untuk melakukannya sendiri.

b. Pemberi pengaruh (Influencer)

Adalah individu yang mempengaruhi keputusan untuk

membeli, baik secara sengaja maupun tidak.

c. Pengambil keputusan (Decider)

Adalah individu yang memutuskan apakah akan membeli

atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan

dan dimana membelinya.

d. Pembeli (Buyer)

Adalah individu yang melakukan transaksi pembelian

sesungguhnya.

e. Pemakai (User)

Adalah individu yang mempergunakan suatu produk atau

jasa yang dibeli.

Untuk mengarahkan perilaku konsumen terhadap kegiatannya,

terdapat teori yang berkaitan dengan perilaku konsumen, yaitu teori

Ekonomi Mikro yang dikemukakan oleh Adam Smith dan

(21)

13

kawannya. Teori ini menyebutkan bahwa di dalam memutuskan

pembelian, seseorang memperhitungkan ekonomis, rasionalitasnya

secara sadar. Mereka akan menggunakan barang-barang yang

memberikan kepuasan (utility) bagi mereka, yang disesuaikan dengan

selera dan harga yang relatif.

Dari teori yang dikemukakan di atas disimpulkan bahwa

perilaku konsumen dituntun oleh dua nilai dasar yaitu rasionalisme dan

utilitarianisme, yang berarti seseorang akan mengkonsumsi apapun

yang mereka inginkan sepanjang mereka mempunyai anggaran yang

cukup dan memperoleh kepuasan. Hal semacam ini akan menimbulkan

sifat hedenostik-materialistik, individualistik dan boros (wastefull).4

2. Perilaku Konsumen Menurut Pandangan Islam

Di dalam konsep ekonomi islam, terdapat beberapa aturan

yang menjadi dasar hukum tentang perilaku konsumen yang

merupakan pegangan umat Islam dalam melakukan konsumsinya.

Diantaranya yang terdapat dalam firman Allah Surat Ali-Imran (14):

َنَقْلاَو َْيمنَبْلاَو مءآَسم نلا َنمم مِاَوَهَلا بُح مس انلمل َنم يُز

مبََلا َنمم مَِرَُْنَقُمْلا مْيمُ

ُعَتَم َكملَذ مثْرَْلاَو مماَُْ نَْْاَو مةَموَسُمْلا ملْيَْلاَو مةضمفْلاَو

َُُدْنمع ُلَو اَيْ ندلا مِ اَيَْلا

}{ مباَئَمْلا ُنْسُح

Terjemahan: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,

(22)

14

binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali-Imron:14)5

Dari ayat di atas, telah diketahui batasan-batasan bagaimana

umat Islam dalam melakukan kegiatan konsumsinya. Setidaknya

dalam melakukan konsumsi, seorang muslim harus memperhatikan:

a. Jenis barang yang dikonsumsi haruslah baik dan halal, baik dari

segi zatnya maupun proses mendapatkannya.

b. Kemanfaatan/kegunaan barang yang dikonsumsi, artinya barang

yang dikonsumsi lebih memberikan manfaat dan jauh dari

merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

c. Kuantitas barang yang dikonsumsi tidak berlebihan dan tidak

terlalu sedikit atau kikir, tetapi pertengahan. Serta ketika memiliki

kekayaan lebih hendaklah mau berbagi kepada sesama melalui

zakat, infaq dan sedekah, sebaliknya ketika kekurangan haruslah

sabar dan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya.6

Adanya aturan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dan

mewujudkan kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat. Sehingga

konsep perilaku konsumen dalam Ekonomi Islam tidak hanya

menggunakan rasional dan kepuasan semata, tetapi didasarkan juga

pada syariat-syariat Islam untuk menyeimbangkan antara kebutuhan

materiil dan spiritual demi tercapainya falah (kemaslahatan).

5

Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an, (Jakarta: CV. Pustaka Al-Kautsar, 2010)

(23)

15

3. Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen merupakan proses kognitif

yang mempersatukan memori, pemikiran, pemrosesan informasi dan

penilaian-penilaian secara evaluatif.7

Keputusan pembelian menurut Basu Swastha dan T. Hani

Handoko adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri

dari lima tahap yaitu menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan

keinginan, pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber,

penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan untuk

membeli dan perilaku sesudah pembelian.8

Sedangkan menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong

keputusan pembelian adalah proses pembelian yang dilalui konsumen

dimulai dari pengenalan kebutuhan (need recognition), pencarian

informasi (information search), evaluasi alternatif (evaluation of

alternatives), keputusan pembelian (purchase decision) dan perilaku purna pembelian (postpurchase behavior).9

Helga Drumond mendefinisikan keputusan pembelian dengan

mengidentifikasikan semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan

persoalan itu dan menilai pilihan secara sistematis dan obyektif serta

sasarannya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya.10

Jadi disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku

seseorang dalam membeli suatu produk yang diinginkan/dibutuhkan

7 Danang Sunyoto, Perilaku Konsumen dan Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2015), 88. 8 Basu Swastha dan T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran..., 106.

9 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-dasar..., 268.

(24)

16

dengan melalui beberapa tahapan yaitu pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi, keputusan

pembelian dan perilaku pasca pembelian.

Terdapat 7 faktor yang melatarbelakangi konsumen dalam

melakukan keputusan pembeliannya, diantaranya adalah daya tarik

harga, daya tarik tempat, daya tarik merek, daya tarik produk, pilihan

pada produk baru, kebiasaan dalam membeli (kebiasaan dalam

keluarga) dan pengaruh dari orang lain.11 Tiga dari ketujuh faktor yang

sering menjadi topik pembahasan dalam persaingan akan dijelaskan

dalam penelitian ini antara lain:

a. Merek

Menurut Kotler dan Amstrong merek adalah janji penjual

untuk secara konsisten memberikan perangkat ciri-ciri, manfaat,

dan layanan yang spesifik kepada pembeli.12

Sedangkan American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai nama, tanda, simbol, atau desain,

atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan

mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.13

Jadi dapat disimpulkan bahwa merek adalah sebuah

nama/simbol yang yang diberikan oleh suatu barang atau jasa

11 Basu Swastha DH dan T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran..., 15. 12 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-dasar..., 458.

13 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, (Erlangga: Jakarta,

(25)

17

sebagai tanda pengenal yang membedakannya dengan barang atau

jasa yang dihasilkan pesaing.

Semakin baik nama merek suatu produk, maka semakin

sukses suatu produk di pasaran. Oleh karenanya, dalam memilih

nama merek harus dipilih secara cermat.

Menurut Kotler dan Amstrong, untuk memilih nama merek

haruslah :14

1) Menunjukkan sesuatu tentang manfaat produk.

2) Menggambarkan mutu, warna produk tersebut.

3) Mudah diucapkan, dikenal dan diingat. Penggunaan nama

merek dengan nama yang singkat akan lebih mudah diingat di

benak konsumen dan akan sangat membantu dalam

pengucapan.

4) Harus mudah terbedakan. Nama merek harus mempunyai ciri

khas khusus dengan yang lainnya.

b. Kualitas Produk

Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai

produk yang menawarkan kualitas, kinerja dan fitur inovatif

terbaik. Oleh karenanya selain merek suatu produk, perusahaan

juga harus terus menerus meningkatkan upaya dalam perbaikan

produknya sehingga konsumen tertarik, membeli dan

menggunakannya kemudian melakukan pembelian ulang dari

produk yang ditawarkan.

(26)

18

Mutu atau kualitas suatu produk merupakan unsur penting

yang harus diperhatikan agar produk yang dikeluarkan perusahaan

mendapatkan posisi di hati konsumen. Mutu atau kualitas produk

menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan

fungsinya, termasuk di dalamnya adalah ketahanlamaan,

keterandalan, ketelitian, taraf kemudahan operasi dan perbaikan,

dan atribut-atribut lainnya yang bernilai.15

American Society for Quality Control menyatakan bahwa kualitas atau mutu merupakan keseluruhan ciri serta sifat barang

dan jasa yang berpengaruh pada kemampuannya memenuhi

kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat.16

Sedangkan menurut Goeth dan Davis, kualitas merupakan

sebuah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan.17

Berbeda dengan John F. Welch Jr, yang mendefinisikan

kualitas dengan jaminan terbaik atas loyalitas pelanggan,

pertahanan terkuat dalam menghadapi persaingan luar negeri dan

satu-satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan

penghasilan.18

15 Marius P. Angipora, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), 19. 16 Danang Sunyoto, Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, (Yogyakarta: CAPS,

2014), 240.

17

Ibid.

(27)

19

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa

ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu atau kualitas produk

adalah suatu hal yang penting dalam penentuan keputusan

pembelian produk oleh seorang konsumen. Produk yang

ditawarkan haruslah benar-benar produk berkualitas yang telah

teruji. Karena konsumen sangat mengutamakan kualitas produk itu

sendiri. Konsumen akan lebih menyukai dan memilih produk yang

mempunyai kualitas lebih baik daripada produk lain sejenis yang

dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

John C. Mowen dan Michael Minor memberikan beberapa

dimensi dari kualitas produk. Diantaranya adalah:19

a) Kinerja (Performance)

Adalah kinerja utama dari karakteristik pengoperasian.

Kinerja dari produk memberikan manfaat kepada

konsumennya, sehingga konsumen mendapatkan manfaat dari

produk yang dibelinya.

b) Keandalan (Reliability)

Konsistensi kinerja produk. Kemungkinan kecil terhadap

kegagalan pakai atau kerusakan. Karena tingkat kerusakan

produk menentukan tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen

terhadap suatu produk.

19 Aldi Adirama, “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

(28)

20

c) Daya Tahan (Durability)

Rentang kehidupan produk/umur pemakaian produk. Daya

tahan produk biasanya digunakan pada produk yang

dikonsumsi jangka panjang.

d) Keamanan (Safety)

Produk yang tidak aman merupakan produk yang

berkualitas rendah.

Adapun hal-hal yang mempengaruhi konsumen dalam

memilih untuk membeli suatu produk, diantaranya:20

1) Iklan

Iklan mempunyai pengaruh yang cukup

besar untuk mempengaruhi konsumen agar membeli

produk yang ditawarkan.

2) Lingkungan sekitar

Lingkungan sekitar juga memberikan

pengaruh yang cukup besar kepada konsumen untuk

membeli suatu produk baru, hal ini erat kaitannya

dengan kondisi persaingan sosial.

3) Kebutuhan Individu

Lebih didasarkan kepada kebutuhan apa yang saat

ini dibutuhakan oleh personal seseorang dan barang

apa yang menjadi prioritas.

20

(29)

21

4) Merek

Seseorang cenderung akan memilih produk

dengan merek terkenal. Karena menurut mereka

dengan merek terkenal yang mereka pilih, kualitas

produk yang diberikan juga unggul dan seseorang

merasa status sosial mereka lebih tinggi.

5) Pengaruh Keluarga

Sebagai contoh, seseorang yang berkeluarga akan

lebih memilih produk mana yang biasa digunakan

oleh anggota keluarga lain.

6) Loyalitas terhadap Suatu Merek

Jika seseorang terbiasa menggunakan suatu

merek tertentu, maka orang tersebut akan selalu

menggunakan produk dengan merek itu.

c. Harga

Harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran

yang dapat menghasilkan pendapatan. Harga juga merupakan unsur

yang paling luwes, dimana harga dapat diubah secara cepat.

Definisi sederhana dari harga adalah jumlah uang yang

dibebankan atas suatu produk atau jasa. Arti lebih luasnya adalah

sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari

memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.21

(30)

22

Sedangkan menurut Limakrisna Nanda tentang penetapan

stategi harga, harga merupakan suatu alat pemasaran yang

dipergunakan oleh suatu organisasi (marketing). Harga merupakan

alat yang sangat penting, merupakan faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian di dalam sektor publik, harga sering tidak

terikat pada produk (barang/jasa).22

William J. Stanton mendifinisikan harga dengan jumlah

uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan

untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan

pelayanan yang menyertainya.23

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan yang

dimaksud harga secara garis besar adalah sejumlah uang yang

dibayar untuk mendapatkan produk (barang/jasa) tertentu.

Banyak hal yang berkaitan tentang harga yang menjadi

latarbelakang konsumen dalam memilih suatu produk untuk

dimilikinya. Diataranya yang pertama, karena konsumen

benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari suatu produk

tersebut. Yang kedua, karena melihat bahwa produk tersebut dapat

dimiliki dengan harga lebih murah dari biasanya atau karena ingin

dilihat oleh konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk

tersebut.

(31)

23

1) Tujuan Penetapan Harga

Menurut Adrian Payne (dalam bukunya Rambat dan

Hamdani, 2008) berpendapat tujuan penetapan harga antara

lain:24

a) Bertahan

Merupakan usaha untuk tidak melakukan

tindakan-tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang

mengalami kondisi pasar yang tidak menguntungkan.

Usaha ini dilakukan demi untuk kelangsungan hidup

perusahaan.

b) Memaksimalkan Laba

Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba

dalam periode tertentu.

c) Memaksimalkan Penjualan

Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa

pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang

merugikan.

d) Prestise

Tujuan yang dimaksudkan disini adalah untuk

memposisikan jasa perusahaan tersebut sebagai produk

yang eksklusif.

(32)

24

e) Pengembangan Atas Investasi (ROI)

Tujuan penetapan harga didasarkan atas pencapaian

pengembalian atas investasi (Return on Investment) yang diinginkan.

2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga

Menurut Kotler dan Amstrong terdapat faktor-faktor

yang mempengaruhi perusahaan di dalam memutuskan harga,

yaitu faktor intern dan ekstern perusahaan.

Diantara faktor-faktor intern yang mempengaruhi

keputusan harga adalah:

a) Sasaran Pemasaran

Jika perusahaan telah memilih pasar sasaran dan

posisi pasarnya dengan teliti dan cermat maka dalam

strategi harga yang diciptakan nantinya akan berjalan cukup

lancar.

Diantara contoh sasaran-sasaran yang umum

adalah:25

1. Bertahan Hidup

Sasaran utama apabila mengalami kesulitan

dalam hal kelebihan kapasitas produksi, persaingan

keras dan perubahan keinginan konsumen.

(33)

25

2. Memaksimumkan Laba Jangka Pendek

Perusahaan harus memperhatikan dan

mempertimbangkan prestasi keuangan jangka

pendeknya, tidak hanya melihat kemampuan keuangan

perusahaan yang ada.

3. Kepemimpinan Market Share

Perusahaan meyakini bahwa dengan market share yang besar, biaya yang dikeluarkan perusahaan akan lebih sedikit dan mendapatkan laba tinggi dalam

jangka panjang.

4. Kepemimpinan Mutu Produk

Keputusan ini mengharuskan penetapan harga

yang tinggi untuk menutup biaya pengendalian mutu

produk serta biaya riset dan pengembangan yang tinggi.

b) Strategi Marketing Mix

Keputusan mengenai harga haruslah

dikoordinasikan dengan bauran pemasaran lainnya seperti

desain produk, distribusi dan promosi sehingga membentuk

program pemasaran yang efektif.

c) Biaya

Biaya merupakan unsur penting dalam strategi

penetapan harga oleh suatu produk perusahaan. Oleh

karenanya perusahaan perlu menetapkan suatu harga untuk

(34)

26

d) Pertimbangan Organisasional

Manajemen harus menetapkan siapa di dalam

organisasi yang bertanggung jawab atas penetapan harga.

Sedangkan faktor-faktor ekstern yang

mempengaruhi keputusan harga antara lain:

1) Pasar dan Permintaan

Pasar dan permintaan merupakan harga tertinggi,

berbanding terbalik dengan biaya, yang mana biaya

menentukan batas harga terendah. Sebelum menetapkan

harga, pemasar harus memahami terlebih dahulu

hubungan antara permintaan dengan harga terhadap

suatu produk atau jasa.

2) Biaya, Harga dan Tawaran Pesaing

Biaya dan harga produk yang dimiliki pesaing

akan menjadi acuan penetapan harga produk yang

dimiliki oleh suatu perusahaan, apalagi bila produk yan

ditawarkan sejenis.

3) Faktor-faktor ekstern lainnya

Perusahaan juga harus memperhatikan

faktor-faktor ekstern yang ada di sekitar lingkungannya,

seperti tentang kondisi ekonomi, pemerintah serta

penjual ulang (reseller) terhadap produk yang

(35)

27

Berbeda halnya dengan Stanton, yang

menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang

mempengaruhi penetapan harga yaitu:26

a. Memperkirakan permintaan produk (Estimate for the Product)

Menurutnya terdapat dua langkah dalam

memperkirakan permintaan produk yaitu:

1. Memperkirakan berapa besarnya harga yang

diharapkan.

Harga yang diharapkan maksudnya

adalah harga yang secara sadar atau tidak sadar

dinilai oleh konsumen atau pelanggan.

Bagaimana reaksi konsumen apabila harga

produk dinaikkan atau diturunkan.

2. Memperkirakan penjualan dengan harga yang

berbeda

Dengan memperkirakan berapa

penjualan dengan harga yang berbeda, maka

dapat ditentukan jumlah permintaan, elastisitas

permintaan dan titik impas yang mungkin

dicapai.

b. Reaksi Pesaing (Competition Reactions)

Sumber persaingan berasal dari tiga macam, yaitu:

(36)

28

1. Produk yang serupa, misalnya minuman isotonik

Pocari Sweat dengan Mizone.

2. Produk pengganti, misalnya susu sapi dengan

susu kedelai.

3. Produk yang tidak serupa, tetapi mencari

konsumen yang sama, misalnya produk sepeda

motor dengan mobil.

4. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan

Dalam melakukan pembelian, konsumen akan melewati beberapa

tahapan mulai dari sebelum membeli suatu produk sampai setelah proses

pembelian. Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat”

dalam proses keputusan pembelian.27 Model ini dikonseptualisasikan

dalam model lima tahap proses membeli. Yang mana model ini

menganggap bahwa untuk membeli sesuatu, konsumen melewati kelima

tahapan tersebut. Meskipun kelima tahapan tersebut tidak dilewati secara

urut bahkan ada beberapa tahapan yang tidak dilewati maupun dibalik oleh

seorang konsumen.

Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong, kelima tahap itu akan

dijelaskan pada gambar 2.1 di bawah ini:28

(37)
[image:37.595.140.512.107.550.2]

29

Gambar 2.1

Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Pembelian

Tahap-tahap pengambilan keputusan pembelian dari gambar 2.1 dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Menganalisa Kebutuhan dan Keinginan

Tahap pertama dari proses pembelian ini dimulai ketika seseorang

mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan dalam dirinya. Kebutuhan

atau keinginan ini bisa ditimbulkan oleh rangsangan yang berasal dari

dalam maupun luar. Sehingga dari masalah itu, perusahaan harus

mengetahui jawaban dari permasalahan yang ada dengan menjawab

jenis kebutuhan atau masalah apa yang timbul, apa yang

menimbulkannya dan bagaimana seseorang sampai pada produk itu.

2) Pencarian Informasi

Setelah adanya kebutuhan atau keinginan, seseorang akan berusaha

untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun semuanya kembali kepada

diri masing-masing individu. Apabila rangsangan mengenai pemenuhan

kebutuhan sangat kuat, maka seseorang akan berupaya mencari

sebanyak mungkin informasi untuk mendapatkan objek yang sesuai

dengan kebutuhannya, namun apabila pemenuhan kebutuhannya lemah,

maka kebutuhan tersebut akan menjadi sebuah ingatan belaka. Pengenalan

Kebutuhan

Pencarian

Informasi

Evaluasi

Alternatif

Keputusan

Pembelian Perilaku Pasca

(38)

30

Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, seperti

sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga), sumber komersial

(periklanan, tenaga penjual, pameran), sumber publik (media massa,

organisasi), dan sumber eksperimental (pengujian, penggunaan

produk).

3) Penilaian Alternatif

Setelah diperoleh informasi dari beberapa sumber, maka konsumen

akan mendapatkan gambaran lebih jelas tentang alternatif-alternatif dan

daya tarik masing-masing alternatif. Untuk proses pengevaluasian,

konsumen akan dibantu oleh dua konsep sebelum akhirnya menetapkan

obyek apa yang akan diambil. Yang pertama, menetapkan tujuan dari

pembelian, dan yang kedua mengadakan seleksi tehadap alternatif

pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya.29

4) Keputusan Pembelian

Setelah melewati beberapa tahapan di atas, selanjutnya konsumen

akan dihadapkan dengan keputusan pembelian. Yang mana di dalam

tahap ini konsumen harus mengambil keputusan antara membeli atau

tidak. Biasanya bila konsumen memutuskan untuk membeli, mereka

lebih memilih merek yang paling disukainya. Tidak hanya merek, bisa

juga konsumen dalam memutuskan pembelian suatu produk didasarkan

pada harga, tempat, produk, pilihan pada produk baru, kebiasaan dalam

membeli, serta pengaruh dari orang lain.30

29 Basu Swastha dan T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran..., 109. 30

Basu Swastha DH dan T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen

(39)

31

5) Perilaku Pasca Pembelian

Tidak berhenti pada tahap keputusan pembelian saja, tetapi

berlanjut pada tahap kelima yaitu perilaku konsumen setelah

pembelian. Konsumen setelah melakukan pembelian suatu produk akan

merasakan kepuasan atau bahkan ketidakpuasan. Konsumen yang

merasa puas mungkin akan melakukan pembelian ulang di kemudian

hari, tetapi sebaliknya konsumen yang tidak mendapatkan

ketidakpuasan akan menganggap harga yang dibayarkan terlalu mahal

tidak sebanding dengan manfaat yang didapat atau mungkin juga

mereka merasa tidak sesuai antara keinginan dengan harapan yang

didapatkan dari produk yang dibelinya.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan ringkasan dari penelitian yang

dilakukan seputar masalah yang akan diteliti sehingga diketahui bahwa

kajian yang akan dilakukan bukan merupakan pengulangan dari kajian

[image:39.595.134.514.267.523.2]

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Judul Peneliti Hasil

1.

Pengaruh Citra

Merek Terhadap

Keputusan

Pembelian

Konsumen dalam

Memilih Minuman

Desi Anggraini,

Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas

Brawijaya Malang,

2013, jurnal

explanatory kuantitatif

Terdapat pengaruh

yang signifikan

antara citra merek

[citra pembuat,

citra pemakai, dan

(40)

32

Pengganti Ion

Tubuh/Isotonik

Merek Mizone

terhadap keputusan

pembelian

konsumen

2. Analisis Pengaruh

Atribut Brand

(Merek) dan Atribut

Kemasan dari

Produk Minuman

Air Mineral Aqua

terhadap Keputusan

Pembelian

Konsumen

Muhammad Ardias

Fuady, Program Studi

Manajemen, Fakultas

Ekonomi, Universitas

Islam Indonesia

Yogyakarta, 2009,

skripsi explanatory

kuantitatif

Terdapat pengaruh

yang signifikan

antara atribut brand

dan atribut

kemasan terhadap

keputusan

pembelian

konsumen

3. Pengaruh Kualitas

Produk dan

Pelayanan Terhadap

Keputusan Nasabah

dalam Memilih

Produk Tabungan

Mudharabah

M. Zainal Arifin,

Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam

Universitas Islam

Negeri Sunan Ampel

Surabaya, 2014,

skripsi explanatory

kuantitatif

Terdapat pengaruh

yang signifikan

antara kualitas

produk terhadap

keputusan nasabah

4. Pengaruh Brand

Image Terhadap

Keputusan

Pembelian pada

Konsumen Air

Minum dalam

Kemasan (AMDK)

Barokah “Al-Qodiri” di Kabupaten Jember

Eka Kristina, Fakultas

Ekonomi Universitas

Jember, 2014, skripsi

konfirmatori

kuantitatif

Terdapat pengaruh

yang signifikan

antara brand image

terhadap keputusan

pembelian

5. Pengaruh Brand

Association

Minuman Isotonik

Pocari Sweat

Terhadap Keputusan

Muhammad Yusuf

Aria Widjaja, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

Islam Universitas

Islam Negeri Sunan

Terdapat pengaruh

yang signifikan

antara brand

Association

(41)

33

Pembelian pada

Mahasiswa Ekonomi

Syariah Universitas

Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya

Ampel Surabaya,

2014, skripsi

kuantitatif

identifikasi pribadi,

identifikasi sosial,

simbol, kesediaan

menerima merek,

kesediaan untuk

merekomendasikan

merek] terhadap

keputusan

pembelian

Persamaan yang dilakukan penelitian sekarang dengan penelitian

sebelumnya yaitu menggunakan variabel dependen yang sama yakni

keputusan pembelian. Sedangkan perbedaannya terletak pada jenis

penelitian yaitu deskriptif kuantitatif dan variabel bebasnya (merek,

kualitas produk dan harga). Selain itu penelitian yang dibuat akan

mengambil lokasi di kampus UIN Sunan Ampel Surabaya yang dilakukan

pada akademisi dan pengelola kantin kampus UIN Sunan Ampel Surabaya

dengan menggunakan obyek penelitian Air Minum Dalam Kemasan

(42)

34

Keputusan

Pembelian

Konsumen (Y)

C. Kerangka Konseptual

Gambar 2.2

Hubungan Variabel X dan Y

Keterangan:

= pengaruh secara parsial

= pengaruh secara simultan

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.31

Sedangkan menurut Mardalis, hipotesis merupakan “jawaban sementara”

atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang

diajukan dalam penelitian.32 Hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan antara dua variabel atau lebih.

Dalam penulisan penelitian ini, hipotesis yang akan diajukan

adalah sebagai berikut:

31 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2006), 71.

32 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proporsional, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 48. Merek (X1)

Kualitas

Produk (X2)

[image:42.595.131.503.116.501.2]
(43)

35

a. Ho : Merek, kualitas produk dan harga tidak berpengaruh

secara simultan terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK) UINSA Fresh di Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya.

Ha : Merek, kualitas produk dan harga berpengaruh secara

simultan terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK) UINSA Fresh di Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya.

b. Ho : Merek, kualitas produk dan harga tidak berpengaruh

secara parsial terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK) UINSA Fresh di Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya.

Ha : Merek, kualitas produk dan harga berpengaruh secara

parsial terhadap keputusan pembelian Air Minum Dalam Kemasan

(AMDK) UINSA Fresh di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

(44)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab dan

memecahkan persoalan yang dihadapi.1

Sehubungan dengan hal tersebut, di dalam metode penelitian ini akan

diuraikan mengenai pendekatan dan jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian,

jenis dan sumber data, populasi, sampel penelitian dan teknik sampling, variabel

dan indikator penelitian, definisi operasional, uji validitas dan reliabilitas, teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian “Pengaruh Merek, Kualitas Produk dan

Harga Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

UINSA Fresh di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya”

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif

adalah metode yang dilakukan dengan cara menggambarkan variabel bebas

beserta variabel terikat dan membuktikan pengaruh dari variabel bebas ke

dalam variabel terikat. Metode ini digunakan untuk meneliti pada populasi

dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

1 Donald Ary et al, Introduction to Research in Education, Terj. Arif Furqon, (Surabaya: Usaha

(45)

37

hipotesis yang telah ditetapkan.2 Data yang didapat nantinya diukur secara

langsung atau dapat dihitung dengan bantuan statistik.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan November – Januari, yang

berlokasi di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya Jalan

A. Yani No. 117 Surabaya.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif, yaitu data yang berbentuk bilangan atau angka-angka yang secara

langsung bisa dihitung dengan statistik.

Sumber data dalam penelitian adalah merupakan subjek dari mana data

dapat diperoleh. Sumber data yang digunakan adalah sumber primer dan

sekunder.

1. Data Primer

Data primer penelitian ini berupa hasil penyebaran kuisioner dan

wawancara kepada mahasiswa, dosen/karyawan serta pengelola kantin

di UIN Sunan Ampel Surabaya yang membeli dan mengkonsumsi Air

Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA Fresh kemasan botol 600

ml.

(46)

38

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari kepustakaan atau sumber yang digunakan

oleh peneliti untuk mendukung dan menunjang pembahasan dalam

penelitiannya. Dalam hal ini, data yang dibutuhkan sudah ada atau

sudah jadi, seperti:

a. Literatur yang berkaitan dengan perilaku konsumen dan keputusan

pembelian konsumen.

b. Buku-buku, skripsi, jurnal dan penelitian-penelitian terdahulu.

c. Tulisan ilmiah yang diunduh dari internet.

d. Brosur dan leaflet dari Pusat Pengembangan Bisnis.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3

Maka dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh aktifis kampus

mulai dari mahasiswa aktif semester 1-13 yang berjumlah 12.058

orang, dosen/karyawan yang berjumlah 579 orang dan 9 pengelola

kantin yang berada di UIN Sunan Ampel Surabaya yang membeli dan

mengkonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA Fresh

600 ml. Jadi total populasi pada penelitian ini adalah 12.646 orang.

(47)

39

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Oleh

karena itu, dalam penentuan jumlah sampel haruslah dapat mewakili

populasi dengan menggunakan perhitungan statistik.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, teknik penentuan sampel menggunakan

rumus Slovin:

n = �

+ � ��2

Keterangan:

n = Jumlah elemen/anggota sampel

N = Jumlah elemen/anggota populasi

e = Error level (tingkat kesalahan) (pada penelitian ini digunakan 5% atau 0.05).

Maka n = .

+ . × . 2

= 387,7 (dibulatkan menjadi 388)

Dengan demikian jumlah responden yang akan diberikan kuisioner

sebanyak 388 responden. Namun untuk keakuratan data, peneliti akan

memberikan kuisioner kepada 400 responden. Untuk menentukan sampel

yang diambil, peneliti menggunakan teknik Probability Sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, (Jakarta:PT

(48)

40

kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel.5 Kemudian metode

pengambilan sampelnya menggunakan Proportionate Stratified Random

Sampling, yaitu teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Dasar penentuan jumlah sampling pada masing-masing fakultas adalah

dengan menggunakan Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang

orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.6

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan

sebuah konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada

dimensi (indikator) dari suatu konsep/variabel.7 Pada penelitian yang

berjudul “Pengaruh Merek, Kualitas Produk dan Harga terhadap

Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) UINSA

Fresh di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Sunan Ampel Surabaya”, untuk

lebih membatasi obyek yang diteliti, dalam hal ini peneliti mengambil

obyek Air Minum Dalam Kemasan UINSA ukuran 600 ml dengan

kemasan botol. Untuk lebih jelasnya maka dianggap perlu untuk

mendefinisikan beberapa pengertian sebagai berikut:

5 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 154. 6

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014), 126.

(49)

41

1. Variabel Independen (X)

a. Merek (X1)

Merek adalah nama/simbol untuk memberi tanda pengenal

produk (barang/jasa) yang membedakannya dengan produk yang

dihasilkan pesaing.

Pada variabel ini, telah ditentukan indikator penelitian

berdasarkan teori yang telah disusun. Beberapa faktor yang

dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong yang akan dijadikan

indikator adalah sebagai berikut:

1) Menunjukkan manfaat produk

2) Menunjukkan mutu dan warna produk

3) Mudah diucapkan, dikenal dan diingat

[image:49.595.139.516.264.579.2]

4) Mempunyai ciri khas

Tabel 3.1

Indikator Variabel Merek

Variabel Indikator

Merek (X1) 1. Menunjukkan manfaat produk

2. Menunjukkan mutu dan warna produk 3. Mudah diucapkan, dikenal dan diingat 4. Mempunyai ciri khas

b. Kualitas Produk (X2)

Kualitas produk adalah nilai yang diberikan pada suatu

produk atas kemampuan/daya guna menjalankan fungsinya.

Pada variabel ini telah disusun beberapa indikator

berdasarkan teori yang dikemukakan oleh John dan Michael.

(50)

42

1) Kinerja, meliputi: a. Bahan baku

b. Cita rasa

2) Keandalan, meliputi image/citra

3) Daya tahan meliputi kemasan

[image:50.595.138.515.201.715.2]

4) Keamanan meliputi aman

Tabel 3.2

Indikator Variabel Kualitas Produk

Variabel Indikator

Kualitas Produk (X2) 1. Bahan baku

2. Cita rasa 3. Image/Citra 4. Kemasan 5. Aman

c. Harga (X3)

Harga adalah jumlah uang yang dibayar untuk

mendapatkan produk tertentu.

Indikator yang disusun pada variabel harga adalah

menggunakan teori Kotler. Indikatornya adalah :

1) Harga dibanding merek lain

2) Harga terjangkau

3) Kesesuaian harga dengan kualitas

Tabel 3.3

Indikator Variabel Harga

Variabel Indikator

Harga (X3) 1. Harga dibanding merek lain

2. Harga terjangkau

(51)

43

2. Variabel Dependen (Y)

Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah keputusan

pembelian. Keputusan pembelian adalah perilaku konsumen terhadap

pembelian suatu produk dengan melalui beberapa tahapan sampai

konsumen memutuskan untuk mengkonsumsi produk yang dibelinya.

Pada variabel ini telah disusun indikator berdasarkan pada teori

dan penelitian terdahulu. Teori keputusan pembelian menurut Kotler

akan dijadikan indikator sebagai berikut:

a. Pengenalan kebutuhan

b. Pencarian informasi

c. Penilaian sumber-sumber seleksi

d. Keputusan pembelian

[image:51.595.136.516.228.588.2]

e. Perilaku pasca pembelian

Tabel 3.4

Indikator Variabel Keputusan Pembelian

Variabel Indikator

Keputusan pembelian (Y) 1. Pengenalan kebutuhan 2. Pencarian informasi

3. Penilaian sumber-sumber seleksi 4. Keputusan pembelian

5. Perilaku pasca pembelian

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

(52)

44

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.8 Suatu

skala pengukuran dikatakan valid jika ia dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur.9 Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan program IBM Statistical Packeges for Social Science (SPPS) 19 sebagai alat bantu dalam analisis pengolahan datanya. Metode yang digunakan dalam uji korelasi

ini adalah menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh

Pearson, yaitu rumus korelasi Product Moment10 sebagai berikut:

r

xy= �∑ − ∑ ∑

√{�∑ 2− ∑ 2 }{�∑ 2− ∑ 2 }

Dimana :

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya responden

Kriteria penilaian uji validitas adalah:

a. Jika rhitung > rtabel (pada taraf signifikasi 5%), maka dapat

dikatakan item kuisioner tersebut valid.

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., 168.

(53)

45

b. Sebaliknya jika rhitung < rtabel (pada taraf signifikasi 5%), maka

[image:53.595.136.481.183.675.2]

dapat dikatakan item kuisioner tersebut tidak valid.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Merek

Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0.440 0.273 VALID

2 0.530 0.273 VALID

3 0.642 0.273 VALID

4 0.631 0.273 VALID

5 0.342 0.273 VALID

6 0.504 0.273 VALID

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk

Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0.749 0.273 VALID

2 0.735 0.273 VALID

3 0.718 0.273 VALID

4 0.547 0.273 VALID

5 0.605 0.273 VALID

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Harga

Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0.825 0.273 VALID

2 0.843 0.273 VALID

3 0.885 0.273 VALID

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian

Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0.721 0.273 VALID

2 0.856 0.273 VALID

3 0.778 0.273 VALID

4 0.850 0.273 VALID

5 0.849 0.273 VALID

6 0.783 0.273 VALID

Hasil uji validitas dari variabel merek (X1), kualitas produk

(X2), harga (X3) dan keputusan pembelian (Y) pada program IBM

(54)

46

rhitung > rtabel. Pada penelitian ini, diketahui rtabel sebesar 0.273

dengan jumlah responden sebanyak 50 orang, sedangkan rhitung

yang diperoleh > rtabel. Jadi disimpulkan semua item pertanyaan

dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah pengujian terhadap

kepercayaan suatu instrumen. Apabila instrumen itu baik dan dapat

dipercaya maka responden tidak akan memilih jawaban-jawaban

tertentu sehingga menghasilkan data yang dipercaya. Hasil

pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali

pengambilan, aspek-aspek yang diukur tidak akan berubah

terhadap gejala yang sama dan alat ukur yang sama. Dalam uji

reliabilitas, rumus yang digunakan adalah menggunakan rumus

Alpha Cronbach11. Rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,

misalnya angket atau soal bentuk uraian.12 Rumus Alpha Cronbach:

r

ii

= [

�−1

] [

1

∑�2

12

]<

Gambar

  Tabel 1.1 Pembelian Air Minum Dalam Kemasan UINSA 600 ml
Gambar 2.1 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Pembelian
Tabel 2.1
Gambar 2.2  Hubungan Variabel X dan Y
+7

Referensi

Dokumen terkait

Artinya variabel Kualitas, Harga, Label, Merek, dan Kemasan yang digunakan dalam regresi, secara bersama-sama berpengaruh terhadap Struktur Keputusan Pembelian (Y)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) variabel harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk AMDK merek Cleo (2) variabel

Dengan demikian strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi dan promosi berpengaruh secara bersama – sama (simultan) terhadap keputusan pembelian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel label halal, kualitas produk, harga, dan promosi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian produk

Pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian air minum mineral dalam kemasan merek PrimA, bahwa secara simultan ekuitas merek yang terdiri dari indikator

Ketiga variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Citra Merek, Harga, dan Kepercayaan bersama- sama berpengaruh secara simultan terhadap Niat Pembelian Produk Batik Danar Hadi

Berdasarkan hasil uji F Variabel Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Kartu Telkomsel, hasil

Pada Variabel Harga X1, Promosi X2, Distribusi X3, Citra Merek X4 dan Kualitas Produk X5 berpengaruh secara simultan terhadap variabel Y yaitu Keputusan Pembelian Konsumen Teh Botol