1
ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM MINERAL DALAM KEMASAN
(Studi Kasus Pada Merek PrimA di Wilayah Lenteng Agung)
Disusun Oleh :
Sri Waluyo
UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA
2021
2 ABSTRAK
Pengaruh loyalitas merek yang diuji terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa loyalitas merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis dengan bantuan program SPSS versi 20. Dan nilai koefisien regresi yang terjadi dalam penelitian ini adalah positif. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsumen air minum mineral merek PrimA mempunyai kesetiaan akan merek PrimA, karena mereka menganggap merek PrimA mempunyai kualitas yang lebih dibanding dengan merek sejenis
Kata kunci; merek, ekuitas merek,Keputusan Pembelian,
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bisnis air minum mineral dalam kemasaan semakin menggiurkan, karena kebutuhan akan air minum terus menerus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya produsen – produsen yang menghasilkan produk air minum mineral sejenis. Seiring dengan semakin banyaknya pruduk minuman air mineral, masyarakat konsumen mulai berhati-hati memilih produk sejenis. sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Selain itu produsenpun semakin ketat dalam mengarungi persaingan perebutan pasar atau konsumen. Dan perusahaan yang menggarap bisnis air minum mineral dalam kemasan pun semakin banyak dan terus melakukan ekspansi dalam memperluas jaringan pasar untuk produk – produknya.
PrimA mereupakan salah satu produk relative baru yang dikeluarkan oleh PT Sinar Sosro yang pertama kali memproduksi teh siap minum dalam kemasan botol di Indonesia dan bahkan di dunia. PT Sinar Sosrsro didaftarkan pada 17 Juli 1974 oleh Bapak Sugiharto Sosrodjoyo yang berlokasi di Bekasi, jalan Suktan Agung km 28 Bekasi, Jawa Barat itu mengembangkan pruduk berupa air gallon yang diberi nama PrimA. Walaupun sudah ada produk yang mendahului yaitu
3
mineral dalam kemasaan yang beredar di seluruh Indonesia terutaman Aqua yang merupakan leader product Vit, Club, Ades , Oasis, , 2 Tang, Aires, dimana masing – masing produk menawarkan berbagai keunggulan dan Kemudian PrimA yang merupakan produk PT Sinar Sosro yang begitu meyakinkan memasuki dunia persaingan yang mungkin makin ketat
Berdasarkan kondisi seperti di atas, peneliti mencoba memngadakan sebuah penelitian kecil terhadap konsumen air minum kemasan di sekitar Lenteng Agung Jakarta selatan, dengan maksud dapat menjawab sebuah pertanyaan apakah benar keputusan pembelian oleh konsumen terhadap produk air minum kemasan dipengaruhi oleh banyak faktor terutama loyalitas merek.
2. Tinajuan Pustaka
2.1 Pengertian MerekPada dasarnya merek memiliki kemampuan yang tidak dapat diabaikan dalam meningkatkan daya saing perusahaan, sehingga pemberian merek merupakan masalah utama dalam pengembangan strategi pemasaran suatu produk. Menurut Amerika Marketing Association (AMA) yang disadur oleh Rangkuti (2002:12) definisi merek adalah sebagai berikut “ Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal – hal tersebut”.
Tujuan pemberian merek adalah mengindentifikasikan produk atau jasa yang dihasilkan pesaing.
Merek juga dapat dibagi menjadi pengertian lain seperti (Rangkuti:2002):
1. Brand name (nama merek) yang merupakan bagian yang dapat diucapkan, misalnya Pepsodent, BMW, Aqua, Indomie dan sebagainya.
2. Brand mark (tanda merek) yang merupakan sebagian dari merek yang dilindungi hukum tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna khusus.
3. Trade mark (tanda merek dagang) yang merupakan sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu
4
yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewa untuk menggunakan tanda merek.
4. Copyright (hak cipta) yang merupakan hak istimewa yang dilindungi undang – undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik, karya seni. (Rangkuti,2002:14) :
2.2 Pengertian Ekuitas Merek
“Ekuitas merek adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama atau simbolnya, yang dapat menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan”. Aaker (1997:22-23)
“Ekuitas merek konsumen terbentuk pada saat pengetahuan akan merek yang dimiliki konsumen memberikan dampak pada respon konsumen yang berbeda terhadap pemasaran suatu merek”. Keller (1993:122)
2.4 Komponen Ekuitas Merek
Menurut Aaker dalam Durianto et.al (2001:4) brand equity dapat dikelompokan ke dalam empat kategori yaitu:
a. Kesadaran merek , yaitu kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingatkan kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
b. Penciptaan nilai kesadaran merek suatu proses pembelian adalah menyeleksi dari suatu kelompok merek-merek yang dikenal untuk dipertimbangkan merek mana yang akan diputuskan
c. Persepsi Kualitas, yaitu suatu yang mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Rangkuti (2004:42 d. Loyalitas merek, yaitu ukuran keterkaitan pelanggan terhadap sebuah
merek, ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin
5
tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama apabila merek tersebut didapati adanya perubahan baik menyangkut harga maupun atribut lain.” Sedangkan menurut Mowen dan Minor dalam Darsono dan Dharmmesta (2005:137)
2.5 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan yang ada, artinya bahwa syarat seseorang dapat membuat keputusan haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. (Kotler, 2005;224)
Proses keputusan pembelian dapat melewati lima tahapan proses pembelian, yaitu :
1. Tahapan pengenalan masalah, yaitu konsumen mulai mengenal adanya suatu masalah atau kebutuhan.
2. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin juga akan mencari informasi tentang produk yang akan memenuhi kebutuhan dan meyelesaikan masalahnya. .
3. Evaluasi alternatif
Konsumen akan melihat alternatif lainnya yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumen akan memilih pada atribut yang akan memberikan manfaat yang dicari.
4. Tahap keputusan pembelian, apakah konsumen akan memutuskan pmbelian atau akan menunda bahkan membatalkan pembelian.
5. Perilaku setelah pembelian
Konsumen akan mengevaluasi produk yang telah dibelinya setelah ia memutuskan pembelian suatu produk. ( Mowen dan Minor, 2002, hal:6)
6
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek penelitian
Objek penelitian dalam penulisan ilmiah ini adalah suatu perusahaan air minum mineral dalam kemasan, PT.Sinar Sosro didirikan sebagai pelopor perusahaan the siap minum di Indonesia dan dunia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi pada tahun 1974. . PT Sinar Sosrsro didaftarkan pada 17 Juli 1974 oleh Bapak Sugiharto Sosrodjoyo yang berlokasi di Bekasi, jalan Suktan Agung km 28 Bekasi, Jawa Barat itu terbesar di dunia untuk kategori teh siap minum.
Dalam pengembangan bisnisnya, Pt Sinar Sosro telah mendistribusikan produknya ke seluruh wlayah Nusantara. Srlain di dalam negeri juga merambah pasar internasional engan mengekpor produk-produk yang berkemasan bukan beling ke beberapa negara Asia, amerika, eropa, Afrika , Australia dan kepulauan pasifik. dan saat ini produk yang diproduksi oleh PT Sinar Sosro adalah Tehbotol Sosro, Fruit Tea Sosro, S-Tee, TabsCountry Choice dan Air Mineral PrimA. Pada Produk terakhir Pt. Sinar Sosro inilah, penelulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut.
3.2 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,2013).
Berdasarkan penelitian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah orang yang pernah membeli dan mengkonsumsi Aqua di wilayah Lenteng Agung Jakarta Selatan.
3.3 Sampel
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu sampel jika populasi tersebut terlalu besar. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
7
oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil harus mewakili karakteristik populasi (Sugiyono,2013).
Dalam penelitian ini, sampel yang diperoleh peneliti sebanyak 100 orang responden yang diambil dengan teknik sampling aksidential.
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengumpulan data merupakan prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh data dan dapat digunakan untuk menguji anggapan dasar dan hipotesis. (Sugiyono,2008).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan penelitian ini adalah non- probabilty sampling, yaitu teknik yang tidak memberi peluang kesempatan sama sekali bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Selain itu juga dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling aksidential adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel jika orang tersebut sesuai atau cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2001:60).
Ukuran populasi dalam penelitian sangat banyak dan tidak dapat diketahui dengan pasti, maka besar sampel yang digunakan menurut Rao Purba (2006) dalam Kharis (2011:50) menggunakan rumus sebagai berikut :
n = Z2 4(Moe)2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
Z = 1,96 score pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%)
Moe = Margin og error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%
Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :
n = (1,96)2
8 4(10%)2
n = 96,04 ≈ 97 atau dibulatkan 100.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu merupakan jumlah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti.
Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Pada penelitian ini peneliti melakukan studi lapangan dengan cara menyebarkan kuesioner sebanyak 100 responden yang berada di wilkayah lenteng agung jakarta selatan..
3. 5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1 Definisi Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013).
Sesuai dengan judul penelitian yang peneliti buat yaitu, “ Analisis pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian”, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Independen,
Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). (Sugiyono,2013).
Yang dijadikan sebagai variabel independent dalam penelitian ini adalah Ekuitas Merek ( X ).
b. Variabel dependen
Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas). (Sugiyono,2013). Yang
9
dijadikan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (Y).
3.5.2 Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel adalah pengertian variabel ( yang diungkapkan dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup obyek peneliitian atau obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas (Independent Variable) Ekuitas Merek ( X )
Ekuitas merek dalam penelitian ini merupakan penilaian konsumen terhadap ekuitas merek air minum mineral dalam kemasan merek PrimA untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Variabel ini diukur melalui indikator :
a. Kesadaran Merek b. Asosiasi Merek c. Persepsi Kualitas d. Loyalitas Merek
b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Keputusan Pembelian ( Y )
Keputusan pembelian adalah serangkaian unsur – unsur yang mencerminkan keputusan konsumen dalam pembelian, merupakan tahap dimana konsumen dihadapkan pada suatu pilihan untuk melakukan pembelian atau tidak, hal ini diukur melalui indikator :
1. Kemantapan pada sebuah produk 2. Kebiasaan dalam membeli produk
3. Memberikan rekomendasi kepada orang lain 4. Melakukan pembelian ulang
10 Tabel 0.1 Indikator Variabel
Jenis Variabel Indikator Skala
Ekuitas Merek (X)
Kesadaran Merek 1. Puncak pikiran
2. Pengingatan kembali merek
3. Pengenalan merek dengan bantuan 4. Tidak menyadari merek
Asosiasi Merek
5. Membantu proses penyusunan informasi 6. Differentiate
( Membedakan ) 7. Alasan membeli
8. Menciptakan sikap atau perasaan positif Persepsi Kualitas
Loyalitas Merek
1. Pengurangan biaya pemasaran 2. Pengurangan perdagangan 3. Meningkatkan customer baru :
a. Menciptakan kesadaran brand b. Meyakinkan kembali
Skala Likert [1.sts][2.Ts][3.N ][4.s][5.ss]
Keputusan Pembelian (Y)
Kemantapan pada sebuah produk.
Kebiasaan dalam membeli produk.
Memberikan rekomendasi kepada orang lain.
Melakukan pembelian ulang
Skala Likert [1.sts][2.Ts][3.N ][4.s][5.ss]
4. Metode Pengumpulan Data
Agar diperoleh data – data yang dapat diuji kebenarannya, relevan dan lengkap dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian menggunakan studi lapangan sebagai berikut :
4.1 Kuesioner
Penelitian menyusun daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada responden kemudian responden mengisi jawaban sesuai dengan pendapatnya masing – masing. Dengan kuesioner ini maka akan diperoleh data primer yang
11
berkaitan dengan penelitian responden terhadap pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan peneliti. Kuesioner ini menggunakan skala likert dalam pengumpulan data.
Skala pengukuran data menurut Sugiyono (2001:84) merupakan
“Kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif”. Penggunaan skala likert ini digunakan karena singkat dalam pembuatannya, mudah mentabulasikan data dan secara visual lebih menarik. Dalam memberikan penilaian kuesioner, peneliti menggunakan skala likert seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2001:19).
Skala likert merupakan skala yang berisi lima tingkatan jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap statement atau pertanyaan yang dikemukakan mendahului pilihan jawaban yang disediakan. Dalam skala likert yang asli tingkat kesetujuan responde terhadap statement dalam kuesioner diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Sangat Setuju Nilai skala 5
b. Setuju Nilai skala 4
c. Ragu – Ragu/ Netral Nilai skala 3
d. Tidak Setuju Nilai skala 2
e. Sangat Tidak Setuju Nilai skala 1
Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi akan dijabarkan menjadi indikator dan dari indikator dijabarkan menjadi sub- indikator yang akan diukur.
Akhirnya sub-indikator dapat dijadikan tolak ukur untuk membuat suatu pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.
4.2 Wawancara
12
Penelitian ini melakukan Tanya Jawab langsung kepada pihak – pihak yang dapat memberikan keterangan – keterangan yang diperlukan mengenai hal – hal yang berhubungan dengan penelitian.
4.3 Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu suatu cara yang dapat menjelaskan hasil penelitian yang ada dengan teori yang ada, kemudian ditarik kesimpulan. Pengukuran variabel-variabel yang terdapat dalam model analisis penelitian ini yang bersumber dari jawaban atas pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Karena semua jawaban tersebut bersifat deskriptif, sehingga diberi nilai agar menjadi data kuantitatif. Penentuan nilai jawaban untuk setiap pertanyaan menggunakan metode skala Likert dengan pembobotan setiap pertanyaan sebagai berikut : a. Jika memilih jawaban Sangat Setuju (SS), maka diberi nilai 5
b. Jika memilih jawaban Setuju (S), maka diberi nilai 4 c. Jika memilih jawaban Netral (N), maka diberi nilai 3
d. Jika memilih jawaban Tidak Setuju (TS), maka diberi nilai 2
e. Jika memilih jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), maka diberi nilia 1 4.4 Uji Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini uji regresi linier berganda adalah regresi di mana variabel dependent (Y) dihubungkan atau dijelasakan lebih dari satu variabel, mungkin dua, tiga dan seterusnya variabel bebas (X1,X2,X3,...,Xn) namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linier (Iqbal Hasan,2008).
Penambahan variabel bebas ini diharapkan dapat lebih menjelaskan karakteristik. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + ………+ k Xk Keterangan :
Y : Keputusan Pembelian ( Variabel Dependent ) X1 : Kesadaran Merek ( Variabel Independent ) X2 : Asosiasi Merek ( Variabel Independent )
X3 : Persepsi Kualitas Merek ( Variabel Independent )
13
X4 : Loyalitas Merek ( Variabel Independent ) a : Konstanta
b1b2 : Koefisien Regresi 4.5 Uji Kualitas Data
Kualitas data penelitian suatu hipotesis sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam penelitian tersebut. Kualitas data penelitian ditentukan oleh instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk menghasilkan data yang berkualitas (Haryanto, 2003:20).
4.5. 1Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah jawaban dari kuisioner dari responden benar-benar cocok untuk digunakan dalam penelitian ini atau tidak. Suatu kuisioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali,2013).
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk db = n-2. Pada penampilan output SPSS pada Cronbach Alpha, jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pernyataan tersebut dikatakan valid atau layak digunakan dalam pengambilan data.
4.5.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil jawaban dari kuisioner oleh responden benar-benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas adalah dengan melihat nilai Cronbach Alpha ( α ) untuk menghasilkan variabel. Dimana suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.6 dibantu dengan menggunakan software SPSS 20. Secara garis besar penelitian ini bertujuan akan mengungkapkan hubungan pelanggan dengan air minum dalam kemasan merek Aqua. Informasi tentang ekuitas merek diperoleh melalui evaluasi pelanggan dengan menggunakan metode survei. Metode survei adalah metode
14
untuk mendapatkan informasi spesifik dari responden dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan terstruktur (Malhotra, 2004).
4.5. 3 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda berdasarkan uji secara parsial (uji t), uji secara simultan (uji F), uji koefisien Determinasi (R²), maka digunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 20.
4.5.4 Uji Secara Parsial
Uji secara parsial (uji t) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependen (Y) dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan. Adapun kriteria pengambilan keputusan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
Dengan Kriteria adalah :
a. Menggunakan perbandingan antara t hitung dengan t tabel : t hitung < t tabel maka terima Ho, tolak Ha
t hitung > t tabel maka tolak Ho, terima Ha b. Menggunakan nilai signifikan / P-Value : Jika nilai signifikan > 0.05 maka Ho diterima Jika nilai signifikan < 0.05 maka Ho ditolak 1. Uji Secara Simultan (Uji F)
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Untuk itu peneliti menggunakan SPSS 20 dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika nilai Sig < 0,05 maka Ho ditolak
b. Jika nilai Sig > 0,05 maka Ho diterima 2. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada umumnya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Y), nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol dan satu, jika didapat nilai (R2 ) yang kecil hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel dependen amat
15
terbatas. Sebaliknya jika didapat nilai (R2) yang besar atau mendekati satu maka hal ini menunjukkan bahwa variabel – variabel independen memberikan hampir sama semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi atau menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali,2013).
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sejarah Perusahaan
PrimA adalah sebuah merek air minum dalam kemasaan (ADMK) yang diproduksi oleh PT.Sinar Sosro didirikan sebagai pelopor perusahaan the siap minum di Indonesia dan dunia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi pada tahun 1974. . PT Sinar Sosrsro didaftarkan pada 17 Juli 1974 oleh Bapak Sugiharto Sosrodjoyo yang berlokasi di Bekasi, jalan Suktan Agung km 28 Bekasi, Jawa Barat itu terbesar di dunia untuk kategori teh siap minum.
Dalam pengembangan bisnisnya, Pt Sinar Sosro telah mendistribusikan produknya ke seluruh wlayah Nusantara. Srlain di dalam negeri juga merambah pasar internasional engan mengekpor produk-produk yang berkemasan bukan beling ke beberapa negara Asia, amerika, eropa, Afrika , Australia dan kepulauan pasifik. dan saat ini produk yang diproduksi oleh PT Sinar Sosro adalah Tehbotol Sosro, Fruit Tea Sosro, S-Tee, TabsCountry Choice dan Air Mineral PrimA. Pada Produk terakhir Pt. Sinar Sosro inilah, penelulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut.
5. 2 Gambaran Umum Responden
5.2.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 orang responden, diketahui bahwa sebesar 42% berjenis kelamin laki – laki dan 58% berjenis kelamin perempuan. Setelah kami mengajukan 20 pertanyaan melalui kuesioner kepada 100 responden. Maka diperoleh hasil presentase yang dijelaskan dalam identitas responden sebagai berikut;
16 Tabel 0.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data primer yang diolah
Dari analisa berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin laki – laki sebanyak 42 orang atau 42%. Sedangkan responden perempuan sebanyak 58 orang atau 58%. Hal ini menunjukan bahwa perempuan menunjukan sebagai konsumen lebih potensial.
5.2.1 Identitas Responden Berdasarkan Usia
Usia responden merupakan identitas yang sangat penting karena perbedaan usia pada masing – masing responden akan mengetahui pengetahuan dan sikap dalam melakukan keputusan pembelian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner maka diperoleh data berdasarkan usia responden yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 0.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Data primer yang diolah
No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase
1. Laki – laki 42 42%
2. Perempuan 58 58%
Total 100 100%
No. Usia Responden Jumlah Responden Presentase
1. 16 – 20 Tahun 64 64%
2. 21 – 30 Tahun 36 36%
Total 100 100%
17
Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukan bahwa dari 100 orang responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, sebagian besar konsumen air minum mineral dalam kemasan merek PrimA berusia antara 16 – 20 tahun sebanyak 64 orang atau 64%, sedangkan usia 21 – 30 tahun sebanyak 36 orang atau 36%. Dengan demikian dapat disimpulkann bahwa kebanyakan dari konsumen PrimA adalah mereka yang berusia 16 – 20 tahun.
5.2.2 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan mencerminkan singkat pendapatan yang diterima seorang konsumen. Dengan kata lain, pekerjaan yang digeluti seorang konsumen dapat mempengaruhi keputusan dalam melakukan keputusan pembelian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner maka diperoleh data tentang pekerjaan responden yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 0.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No. Pekerjaan Responden Jumlah Responden Presentase
1. Pelajar/Mahasiswa 75 75%
2. Pegawai Negeri 4 4%
3. Pegawai Swasta 15 15%
4. Lainnya 6 6%
Total 100 100%
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukan bahwa dari 100 orang responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, 75 orang atau 75%
berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa, 4 orang atau 4%berprofesi sebagai pegawai negeri, 15 orang atau 15% berprofesi sebagai pegawai swasta dan sisanya berprofesi lainnya sebanyak 6 orang atau 6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen PrimA diwilayah Lenteng agung adalah berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa.
18 5.3. Pembahasan
Sebelum melakukan penyebaran kuesioner dalam rangka pengambilan data primer, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap responden konsume air minum mineral dalam kemasan merek PrimA di wilayah lenteng agung melalui;
5.3.1 Metode Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur untuk menyusun item – item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata – kata antara lain: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Kategori yang digunakan oleh skala likert berupa analisis tingkat kepentingan dan kinerja dengan lima kategori sebagai berikut:
Tabel 0.4
Metode Pembobotan Skala Likert
Kategori Bobot Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Penggolongan kategori tiap pertanyaan atau pernyataan dihitung berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil kuesioner dengan cara mengalikan bobot nilai pada kategori yang telah ditentukan dengan jumlah responden yang telah menjawab, serta presentase yang diperoleh dari hasil pembagian bobot nilai dengan jumlah responden kemudian dikalikan 100%.
19
1. % Jumlah Responden : x 100%
2. Nilai : Bobot x Jumlah Responden
Berdasarkan jumlah responden 100, maka dapat ditentukan bobot penelitian dengan menggunakan jarak, yang dapat dihitung melalui nilai tertinggi dan terendah sebagai berikut:
Nilai Tertinggi = Total Responden x Bobot Tertinggi
= 100 x 5
= 500
Nilai Terendah = Total Responden x Bobot Terendah
= 100 x 1
= 100
Jarak = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 500 – 100
= 400
Interval =
=
= 80
Kelas interval didapat dengan cara sebagai berikut:
Nilai terendah dimasukan pada interval akhir yaitu sangat tidak setuju sebesar 100 dengan interval 80 yang diambil dari jarak dibagi dengan banyaknya kelas menjadi 100+80=180, sampai pada nilai tertinggi yang didapat sebesar 500 dengan penilaian sangat setuju. Maka dapat ditentukan pengelompokan sebagai berikut:
Tabel 0.5
Penilaian dan Kelas Interval
Kategori Interval
Sangat Tidak Setuju 100-180
Tidak Setuju 181-261
Netral 262-342
Setuju 343-423
20
Sangat Setuju 423-500
5.3.2 Indikator Ekuitas Merek
Tabel 0.6
Total Skor Variabel Indikator Ekuitas Merek (X)
No. Pernyataan Jumlah
1 Kesadaran Merek
Air mineral dalam kemasan merek Aqua merupakan merek air minum yang familier (tidak asing) di benak saya.
416 2 Saya dapat mengingat merek Aqua diantara merek –merek pesaing
lainnya. 438
3 Asosiasi Merek
Harga air minum merek Aqua sangatlah terjangkau. 396 4 Kemasan yang bersifat praktis dalam penggunaannya
memudahkan saya dapat langsung membuang botol kemasan Aqua.
413 5 Air minum mineral dalam kemasan merek Aqua merupakan produk
kelas atas. 422
6 Adanya inovasi dalam model dan desain kemasan air minum
mineral merek Aqua. 438
7 Persepsi Kualitas
Air minum mineral dalam kemasan merek Aqua mempunyai harga sesuai dengan kualitasnya
416 8 Air minum mineral dalam kemasan merek Aqua mempunyai
kualitas mutu yang dapat dipercaya. 427
9 Air minum mineral dalam kemasan merek Aqua dapat mengatasi
dahaga. 422
10 Produk air minum mineral dalam kemasan merek Aqua mudah diperoleh dibanyak tempat (warung,toko,supermarket dan lainnya).
404 11 Loyalitas Merek
Saya tetep memilih air mineral dalam kemasan merek Aqua meskipun ada perubahan harga
387 12 Saya membeli air minum mineral dalam kemasan merek Aqua
karena kebiasaan. 407
13 Saya menemukan kepuasan dalam mengkonsumsi air minum
mineral dalam kemasan merek Aqua. 401
14 Saya akan menyarankan dan mempromosikan ke orang lain untuk membeli air minum mineral dalam kemasana merek Aqua. 393
21
Berdasarkan data di atas dapat diketahui dalam tabel ekuitas merek pada indikator kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek dengan pernyataan di atas. Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui bahwa indikator kesadaran merek dan asosiasi merek yang memiliki bobot terbesar adalah “Saya dapat mengingat merek PrimA diantara merek-merek pesaing lainnya” dan “Adanya inovasi dalam model dan desain kemasan air minum mineral merek PrimA” yaitu sebesar 438.
5.4 Keputusan Pembelian
Tabel 0.7
Total Skor Variabel Keputusan Pembelian (Y)
No. Pernyataan Jumlah
1 Dengan mempetimbangkan kesanggupan untuk mengenali dan mengingat merek Aqua (brand awareness) maka saya memutuskan untuk membeli Aqua.
415 2 Dengan mempetimbangkan kesan yang muncul terkait ingatan
saya terhadap Aqua (brand association) melalui promosi yang ada maka saya memutuskan untuk membeli Aqua.
405 3 Saya yakin akan menggunakan Aqua karena banyak tersedia di
pasaran daripada air mineral dalam kemasan lainnya. 415 4 Setelah mencoba produk Aqua, apa yang dirasakan sesuai dengan
yang diharapkan. 402
5 Dengan mempertimbangkan kepuasan setelah membeli Aqua maka saya merekomendasikan merek Aqua kepada orang lain. 397 6 Dengan mempertimbangkan kepuasan setelah membeli Aqua
maka saya memutuskan untuk kembali setia membeli produk merek Aqua.
407
Dari tabel di atas yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah pernyataan “Dengan mempetimbangkan kesanggupan untuk mengenali dan mengingat merek PrimA (brand awareness) maka saya memutuskan untuk membeli PrimA”, dan pernyataan “Saya yakin akan menggunakan PrimA karena banyak tersedia di pasaran daripada air mineral dalam kemasan lainnya” yaitu dengan bobot sebesar 415. Jika di lihat dari penilaian dan kelas pembeli merasa setuju.
22 5.4.2 Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Untuk menguji validitas pada kuesioner dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 20 dan kemudian membandingkan nilai r-hitung pada kolom Corrected Item Total Correlation pada tabel item statistics dengan r-tabel. Jika nilai r-hitung pada kolom Corrected Item Total Correlation> r-tabel maka instrumen atau item – item pertanyaan dianggap valid dan sebaliknya jika nilai r-hitung pada kolom Corrected Item Total Correlation< r-tabel maka instrumen atau item item pada pertanyaan dianggap tidak valid. Nilai r-tabel pada tingkat signifikansi 0.05, dengan derajat bebas (db = n – 2), 100 – 2 = 98 didapat r-tabel = 0.1966 (nilai r-tabel uji dua sisi). Hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS versi 20 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 0.8
Uji Validitas Variabel Indikator Ekuitas Merek dan Keputusan Pembelian Pertanyaan Corrected Item –
Total Correlation
Nilai r-tabel Kesimpulan
P1 0.589 0.1966 Valid
P2 0.489 0.1966 Valid
P3 0.624 0.1966 Valid
P4 0.425 0.1966 Valid
P5 0.463 0.1966 Valid
P6 0.489 0.1966 Valid
P7 0.512 0.1966 Valid
P8 0.405 0.1966 Valid
P9 0.463 0.1966 Valid
P10 0.398 0.1966 Valid
P11 0.563 0.1966 Valid
P12 0.411 0.1966 Valid
P13 0.547 0.1966 Valid
P14 0.635 0.1966 Valid
P15 0.602 0.1966 Valid
P16 0.559 0.1966 Valid
P17 0.429 0.1966 Valid
P18 0.405 0.1966 Valid
P19 0.289 0.1966 Valid
P20 0.226 0.1966 Valid
Sumber : Data primer yang diolah
23
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8 diatas, menunjukkan bahwa semua item pertanyaan untuk variabel indikator ekuitas merek dan keputusan pembelian mempunyai nilai koefisien korelasi diatas 0.1966 sehingga dapat diartikan bahwa semua item valid.
5.4.3 Uji Reliabilitas
Selain uji validitas, suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian ilmiah juga harus reliabel. Maka peneliti melakukan uji reliabilitas dengan bantuan program komputer SPSS versi 20 dengan cara melihat nilai cronbach’s alpha.
Suatu instrumen atau item pertanyaan variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach’salpha> 0.6 dan jika memiliki nilai cronbach’salpha< 0.6 maka dianggap tidak reliabel. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 20 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 0.9 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
N of Items Kesimpulan
Ekuitas Merek 0.850 14 Reliabel
Keputusan Pembelian
0.587 6 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas menunjukan bahwa semua variabel mempunyai Cronbach’s Alpha> 0.6 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan yang digunakan untuk variabel Indikator Ekuitas Merek terhadap Keputusan Pembelian dalam penelitian ini adalah reliabel.
5.4.4 Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda bermaksud untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel ekuitas merek (X) terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
Tujuannya untuk meramalkan atau memperkirakan nilai variabel dependen dalam hubungan sebab akibat terhadap nilai variabel lain. Model regresi berganda yang akan dibentuk sebagai berikut:
24 Y = a + b1 X1 + b2 X2 + ………+ k Xk Y = Variabel keputusan pembelian X = Variabel ekuitas merek
a = Bilangan konstanta/ intercept b1,2 = koefisien regresi
Dengan menggunakan bantuan aplikasi program pada komputer, didapat output hasil perhitungan regresi linier berganda sebagai berikut:
Tabel 0.10
Hasil Perhitungsn Nilai Koefisien Persamaan Regresi
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil pengolahan data untuk regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS.20 dapat dilihat pada tabel 4.10 maka dapat disusun persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:
Y = 4.607 + 0.832X1 + (-0.276X2) + 0.717X3 + 0.334X4
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian X1 = Kesadaran Merek X2 = Asosiasi Merek
X3 = Persepsi Kualitas Merek X4 = Loyalitas Merek
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz ed
Coefficien ts
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 4,607 1,747 2,638 ,010
Kesadaran Merek ,832 ,196 ,365 4,240 ,000 Asosiasi Merek -,276 ,153 -,214 -1,810 ,073 Persepsi Kualitas
Merek ,717 ,142 ,474 5,058 ,000
Loyalitas Merek ,334 ,087 ,325 3,822 ,000 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
25
Dari persamaan diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta (a) sebesar 4.607 yang berarti nilai konstanta positif. Hal ini menunjukan apabila Kesadaran merek, Asosiasi merek, Persepsi kualitas merek dan Loyalitas merek bernilai nol maka Keputusan Pembelian sebesar 4.607.
2. Koefisien regresi untuk variabel Kesadaran merek (X1) sebesar 0.832 yang berarti mempunyai nilai positif, artinya jika kesadaran merek meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0.832 satuan.
3. Koefisien regresi untuk variabel Asosiasi merek (X2) sebesar (-0.276) yang berarti mempunyai nilai negarti, artinya jika Asosiasi merek meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka keputusan pembelian akan menurun sebesar (-0.276).
4. Koefisien regresi untuk variabel Persepsi kualitas merek (X3) sebesar 0.717 yang berarti mempunyai nilai positif, artinya jika persepsi kualitas merek meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0.717.
5. Koefisien regresi untuk variabel Loyalitas merek (X4) sebesar 0.334 yang berarti mempunyai nilai positif, artinya jika loyalitas merek meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0.334.
5.4.5 Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara ekuitas merek terhadap keputusan pembelian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai sig. pada tabel anova, jika nilai sig. <
0.05 maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel indikator ekuitas merek secara simultan atau bersama – sama terhadap keputusan pembelian, sebaliknya jika nilai sig. > 0.05 maka tidak ada pengaruh
26
yang signifikan antara variabel indikator ekuitas merek secara simultan atau bersama sama terhadap keputusan pembelian. Uji F dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 0.11
Hasil Uji F Hitung (Uji Simultan) ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 457,307 4 114,327 35,624 ,000b Residual 304,883 95 3,209
Total 762,190 99
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), Loyalitas Merek , Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas Merek, Asosiasi Merek
Sumber : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.11 di atas dapat dilihat nilai Fhitung sebesar 35.624 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Karena nilai signifikansi < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas merek dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian.
5.4.6 Uji Parsial (Uji t)
Uji t atau uji koefisien regresi secara parsil digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Uji t (uji parsial) dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 0.12 Hasil Uji t (Uji Parsial) Coefficientsa
Variabel t –hitung t –tabel Sig.
Kesadaran merek 4.240 ±1.985 .000
Asosiasi merek -1.810 ±1.985 .073
27 Persepsi kualitas
merek
5.058 ±1.985 .000
Loyalitas merek 3.822 ±1.985 .000
Sumber : Data primer yang diolah
Jika thitung< ttabel maka Ho diterima, sedangkan jika thitung> ttabel maka Ho ditolak.
1. Kesadaran merek
Karena thitung> ttabel yaitu 4.240 > 1.985 pada tarif 5%.Maka Ho ditolak hal ini berarti bahwa, kesadaran merek secara statistik berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian air minum mineral merek aqua.
2. Asosiasi merek
Karena thitung< ttabel yaitu -1.810 <1.985 pada tarif 5%.Maka Ho diterima hal ini berarti bahwa, asosiasi merek secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian air minum mineral merek aqua.
3. Persepsi kualitas merek
Karena thitung> ttabel yaitu 5.058 >1.985 pada tarif 5%.Maka Ho ditolak hal ini berarti bahwa, persepsi kualitas merek secara statistik berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian air minum mineral merek aqua.
4. Loyalitas merek
Karena thitung> ttabel yaitu 3.822 > 1.985 pada tarif 5%.Maka Ho ditolak hal ini berarti bahwa, loyalitas merek secara statistik berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian air minum mineral merek aqua.
5.4.7 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi menunjukan besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dimana semakin besar nilai koefisien determinasi (R2) maka akan semakin baik kemampuan variabel bebas menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) variabel ekuitas merek dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 0.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
28
R R Square Adjusted R Square
0.775 0.600 0.583
Sumber : Data primer yang diolah kembali
Berdasarkan hasil dari tabel 4.12 pada kolom R Square menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.600 atau 60%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel independen (kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas merek dan loyalitas merek) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian) sebesar 60%. Dalam hal ini variasi variabel independen mampu menjelaskan sebesar 60% variasi variabel dependen, sedangkan sisanya 40% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
5.4.8 Rangkuman Hasil Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini menunjukan bahwa kondisi penelitian responden terhadap variabel-variabel penelitian secara umum sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil berikut:
Tabel 0.14
Rangkuman Hasil Penelitian
No. Uji Hasil
1. Validitas Pada uji validitas seluruh variabel yang digunakan mempunyai nilai koefisien korelasi diatas 0.1996 sehinga dapat diartikan bahwa semua item valid.
2. Reabilitas Pada uji reabilitas diperoleh nilai Cronbach Alpha nilainya lebih besar dari 0.6 sehingga pernyatan seluruh variabel dalam kuesioner reliable.
3. Regresi Linier Berganda Diketahui bahwa pengaruh variabel bebas indikator ekuitas merek terhadap variabel terikat keputusan pembelian dengan persamaan :
Y = 4.607 + 0.832X1 + (-0.276X2) + 0.717X3 + 0.334X4
4. Uji Simultan (F) Pada uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 35,624, hal ini menunjukkan bahwa secara bersama – sama indikator ekuitas merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
5. Uji Parsial (t) Pada uji t, bahwa asosiasi merek tidak berpengaruh
29
5.4.9 Pengaruh Indikator Independen Terhadap Dependen
Berdasarkan hasil uji simultan (uji F) variabel ekuitas merek dengan indikator kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas merek, dan loyalitas merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.
Pengaruh asosiasi merek yang diuji terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa asosiasi merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan nilai koefisien regresi yang terjadi dalam penelitian ini adalah negatif. Hasil pengelolahan data menunjukkan nilai uji t hitung sebesar -1,810 dengan signifikansi t sebesar 0,73 (p>0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, yaitu variabel ekuitas merek dengan indikator asosiasi merek secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Pengaruh kesadaran merek yang diuji terhadap keputusan pembelian menunjukan bahwa kesadaran merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan nilai koefisien regresi yang terjadi dalam penelitian ini adalah positif. Menurut Agus Wijanarko (2014) bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kesadaran merek terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa air minum mineral merek PrimA mempunyai tempat di ingatan konsumen, konsumen juga mampu mengenali ikon (duta) produk, dan mampu mengenali varian produk sehingga ketika konsumen membeli air minum mineral merek PrimA sadar bahwa PrimA merupakan air minum yang mempunyai banyak varian dan posisi merek PrimA di ingatan konsumen merupakan air minum mineral yang sehat dan berkualitas.
signifikan karena nilai signya lebih besar dari 0.05 6. Koefisien Determinasi
(R2)
Dilihat dari nilai R2 sebesar 0.600 atau 60% dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi mampu menjelaskan sebesar 60% variabel dependen, dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam variabel ini.
30
Pengaruh persepsi kualitas merek yang diuji terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa persepsi kualitas merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan nilai koefisein regresi yang terjadi dalam penelitian ini adalah positif. Menurut Aaker (2008) persepsi kualitas adalah persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkan. Persepsi kualitas merek adalah salah satu kunci dimensi ekuitas merek. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, menurut konsumen air minum mineral merek Aqua mempunyai kualitas bahan, kualitas produk dan pengemasan produk yang baik dibandingkan dengan produk pesaingnya. Sehingga ketika konsumen membeli air minum merek menganggap bahwa Aqua mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.
Pengaruh loyalitas merek yang diuji terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa loyalitas merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan nilai koefisien regresi yang terjadi dalam penelitian ini adalah positif. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsumen air minum mineral merek PrimA mempunyai komitmen, kesetiaan akan merek PrimA, karena mereka menganggap merek PrimA mempunyai kualitas dan citra yang bagus selain itu mereka selalu merekomendasikan merek PrimA kepada orang lain ketika membeli air minum. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rika Azhar (2010) yang berbunyi loyalitas merek secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian air minum mineral dalam kemasan merek Aqua.
6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Bab ini merupakan bab penutup yang menyajikan seluruh rangkuman hasil perhitungan dan analisis data sebagai suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan pada bab IV, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
31
Pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian air minum mineral dalam kemasan merek PrimA, bahwa secara simultan ekuitas merek yang terdiri dari indikator kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas merek, dan loyalitas merek berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan pembelian air minum mineral dalam kemasan merek PrimA, dan secara parsial indikator asosiasi merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan indikator kesadaran merek, persepsi kualitas merek, dan loyalitasn merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian air minum mineral dalam kemasan merek PrimA.
Hal ini berarti bahwa air minum mineral merek PrimA mempunyai tempat di ingatan konsumen, memiliki kualitas dan keunggulan yang baik untuk konsumen. Dan berdasarkan hasil regresi linier berganda variabel ekuitas merek dengan indikator kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas merek, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian diperoleh persamaan:
Y= 4,607+ 0,832kesadaran merek -0,276asosiasi merek + 0,717persepsi kualitas merek + 0,334loyalitas merek.
6. 2 Saran
Adapaun saran yang dapat diberikan terikat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan objek yang berbeda dengan penelitian ini, mengingat penelitian ini menggunakan variabel ekuitas untuk mengetahui sebesar apa pengaruh variabel tersebut kepada keputusan pembelian. Penelitian selanjutnya juga dapat menambah variabel-variabel independen lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian yang digunakan di dalam penelitian ini.
2. Bagi perusahaan
Dari hasil penelitian ini peneliti melihat dari variabel asosiasi merek yaitu harga produk, keamanan produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Artinya konsumen kurang puas dengan produk yang
32
ditawarkan oleh PrimA baik dari segi harga maupun keamanan produk itu sendiri. Jadi saran yang bisa diberikan adalah lebih menjaga keamanan produk baik itu dari kemasan ataupun kandungan mineral yang ada didalamnya agar kualitas PrimA tetap terjaga dengan baik dan konsumen percaya dan tidak beralih pada merek air mineral yang lainnya.
7. DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek : Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek. Terjemahan Aris Ananda. Jakarta: Spektrum
Agus, Wijanarko. 2014. Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Merek Aqua, Jurnal Ilmu& Riset Manajemen Vol. 3 No. 6 Durianto, Darmadi.2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Durianto,D.,Sugiarto dan Sitinjak, Toni, (2004). Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas Merek dan Perilaku Merek, Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat Penelitian dan Aplikasinya.
Bogor : Ghalia Indonesia
Josiel, Driand, Pandensolang.2015. Pengaruh Diferensiasi, Kualitas Produk dan Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Coca-Cola Pada PT.
Bangun Wenang Beverges Company di Manado, Jurnal EMBA Vo.3 No.3
33
Kotler,P. (2005). Manajemen Pemasaran. Jakarta: P.T Bhuana Ilmu Populer.
Kotler,P. (2008). Marketing. Jakarta. Erlangga.
Komang, Suharyani.2015. Pengaruh Ekuita Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Minuman Teh Botol Sosro Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi UNDISHA, Jurnal JJPE Vol. 5 No.1
Rangkuti, F. (2002). The Power of Brand. Jakarta : Gramedia
Rangkuti, F. (2004). The Power of Brand; Teknik Mengelola Brand Equity dan Startegi Pengembangan Merek. Jakarta. Gramedia.
Rika, Azhar. 2010. Pengaruh Ekuitas Merek Air Mineral Terhadap Keputusan Pembelian
Stanton, W, J. (2002). Prinsip Pemasaran. Jilid I. Jakarta. Erlangga.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. CV. Alfabeta.
www.aqua.com
34