UPAYA PENGUATAN PEDAGANG KLONTONG DALAM MENGHADAPI RITEL MINIMARKET
DI DESA NGABAN KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO
(Pendampingan Berbasis Aset Pada Masyarakat Pedagang Klontong)
JURNAL SKRIPSI
Oleh :
Oki Adelina NIM : B02211010
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh:
Narna :Oki Adelina
Nim
:802211010Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam
Judul
:
Upaya Penguatan Pedagang Klontong Dalarn Menghadapi RitelMinimarket
Di
Desa Ngaban Kecamatan Tanggulangin KabupatenSidoarjo (Pendampingan Berbasis Aset Pada Masyarukat Pedagang
Klontong)
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Surabaya, l7 Juni 2015
Pembimbing
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi oleh Oki Adelina ini telah diujikan dan dapat dipertahankan di depan tim
penguji pada tanggal l3 Agustus 2015, di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Penguji III,
j^
nc*^.*
Drs. H. Hasan Bisri. Wd. M. As N[IP. 195203091982031003
llt (l+i't';."u*Xr.{
i"tF' ,#,o
;: t*,fl.:r'&1t'qp
i.tii'l,ii"x'l1g-tiil,tii;T
[{};,]j';.: r'r'."ti
. 195801131982032001
NIP. 197107081994031001
PERN}ATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NLm
Prodi
Judul
: Oki Adelina
: 802211010
: Pengembangan Masyarakat Islam
:
upaya Penguatan Pedagang Klontong Dalam Menghadapi RitelMinimarket
Di
Desa Ngaban Kecamatar Tanggulangin KabupatenSidoarjo (Pendarnpingan Berbasis Aset pada Masyarakat pedagang
Klontong)
Dengan
ini
menyatakan bahwa skripsiini
secara keselumhan adalah hasilpendampingan atau karya sendiri, kecuali pada bagaan-bagian yang dirujuk
sumbernya.
Oki Adelina
ABSTRAK
Kata Kunci : Pedagang Klontong, Pemberdayaan Ekonomi, ABCD (Asset Based Community Development
Oki Adelina (2015) : Pedagang klontong adalah suatu sebutan bagi masyarakat yang bekerja sebagai pedagang bahan-bahan pokok atau keperluan sehari-hari. Kegiatan mencari nafkah ini dilakukan sebagai mata pencaharian disetiap harinya oleh hampir sebagian masyarakat Ngaban. Pedagang Klontong Desa Ngaban menjual berbagai keperluan sehari-hari yang dibutuhkan oleh semua masyarakat pada umumnya. Karna asset mereka adalah berdagang, maka kemampuan berdagang merupakan asset terbesar bagi masyarakat Ngaban.
Pemberdayaan ekonomi merupakan suatu upaya yang dilakukan masyarakat Ngaban dalam mengembangkan asset maupun potensi yang mereka miliki. Dengan adanya asset dan potensi pada setiap individu maupun kelompok
menjadikan masyarakat dapat lebih mengembangkan kemampuannya.
Dibentuknya koperasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi tempat atau wadah bagi masyarakat Ngaban khususnya pedagang rumahan agar bisa serta mampu mengembangkan lebih besar kemampuan berdagang dari yang sebelumnya. Dan dengan adanya koperasi ini sedikit demi sedikit dapat mengubah pola kehidupan masyarakat yang sempat terpuruk karna persaingan dengan ritel minimarket yang telah menyerang kehidupan mereka.
Dalam pendampingan ini menggunakan pendekatan berbasis kekuatan atau pendekatan berbasis asset, pendekatan berbasis asset memasukkan cara pandang baru yang lebih holistik dan kreatif dalam melihat realitas, seperti melihat gelas setengah penuh, mengapresiasi apa yang bekerja dengan baik di masa lampau dan menggunakan apa yang kita miliki untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam membangun kesadaran masyarakat Ngaban menggunakan lima langkah yaitu Discovery, Dream, Design, Define dan
DAFTAR ISI
COVER DALAM ...i
PENGESAHAN PEMBIMBING ...ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ...iii
PERNYATAAN KEASLIAN ...iv
MOTTO ...v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...vi
KATA PENGANTAR ...vii
ABSTRAK ...viii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ...xi
BAB I DESA NGABAN DAN MASYARAKATNYA A. Latar Belakang ...1
B. Fokus Pendampingan ...5
C. Letak Geografi Desa Ngaban ...5
D. Kondisi Demografi ...7
E. Sejarah Berdirinya Desa Ngaban ...10
F. Perekonomian Masyarakat Desa Ngaban ...12
G. Pendidikan Masyarakat Desa Ngaban ...13
H. Kesehatan Masyarakat Desa Ngaban ...15
BAB II PENGEMBANGAN MASYARAKAT BERBASIS ASET
(TINJAUAN TEORITIK)
A. Asumsi Teori Perubahan ...18
B. Kerangka Teori Perubahan yang digunakan ...23
1. Keberlimpahan Masa Kini ...23
2. Pembangunan „Inside Out’atau dari Dalam ke Luar ...23
3. Proses Apresiatif ...24
4. Pengecualian Positif ...24
5. Konstruksi Sosial atas Realitas ...25
6. Hipotesis Heliotropik ...25
7. Dialog Internal ...26
8. Keterlibatan Seluruh Sistem ...27
9. Teori Naratif ...27
C. Teori Perubahan Dalam Pendekatan Berbasis Aset ...28
D. Prinsip Pengembangan Masyarakat dengan Pengembangan Berbasis Aset ...31
E. Pengembangan Masyarakat Islam Menggunakan Dakwah Bil Hal ...34
F. Pendekatan Berbasis Aset yang Digunakan Dalam Masyarakat ...40
BAB III PROSES PENDAMPINGAN PEDAGANG KLONTONG DESA NGABAN A. Pendampingan Kelompok Pedagang Klontong ...48
B. Mengapa Pedagang Klontong ...56
C. Menggapai Mimpi Masa Depan dalam Menuju Perubahan .57 D. Pemetaan Aset ...66
E. Menghubungkan dan Memobilisasi Aset ...69
BAB IV MENUJU KEPADA KEBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT
A. Analisis Perubahan Sosial Masyarakat Desa Ngaban ...74
B. Perubahan Mindset Masyarakat Ngaban ...79
C. Menguatkan Pedagang Klontong Melalui Koperasi Kredit
Usaha Rakyat (KUR) ...85
BAB V REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET
KELOMPOK PEDAGANG KLONTONG
A. Diawali Dengan pendekatan Berbasis Kekuatan ...93
B. Peran Fasilitator ...94
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ...98
B. Rekomendasi ...100
BAB II
PENGEMBANGAN MASYARAKAT BERBASIS ASET
(TINJAUAN TEORITIK)
Teori pada dasarnya adalah petunjuk (guide) dalam melihat realitas
di masyarakat. Teori dijadikan paradigma dan pola pikir dalam membedah
suatu permasalahan di tengah masyarakat. Begitu pula dengan pendekatan
yang digunakan dan dilakukakan tentu saja tidak bisa jauh dari teori yang
telah ada dan telah disediakan. Bagi fasilitator pendampingan tetap harus
melihat kaidah yang ada, walaupun kadang kala kejadian yang ada
dilapangan tidak terduga. Pendampingan ini menggunakan pendekatan
teori Asset Based Community Development (ABCD), yang mengutamakan
pemanfaatan aset dan potensi yang ada disekitar dan dimiliki oleh
masyarakat. Untuk kemudian digunakan sebagai bahan yang
memberdayakan masyarakat itu sendiri.
A. Asumsi Teori Perubahan
Salah satu tantangan pembangunan di Indonesia saat ini adalah
mengatasi masalah pengangguran dan kesempatan kerja. Sulitnya
mengatasi masalah tersebut karena jumlah pencari kerja relatif banyak,
sementara mutu pendidikan dan keterampilannya rendah atau tidak sesuai
dengan permintaan lapangan kerja karena persaingan dalam arena pasar
19
dibutuhkan oleh sektor formal sangat tinggi. Bertolak dari keadaan inilah,
sektor informal menjadi kantong penyangga bagi para pencari kerja yang
kurang kompetitif tersebut sehingga aktifitas pada sektor ini termanifestasi
dalam banyak bentuk usaha seperti perdagangan, industri kecil,
macam-macam jasa dan sebagainya.
Pada dasarnya Setiap warga dalam masyarakat mempunyai
kesempatan dan memiliki keinginan untuk mencapai status dan
penghasilan yang yang lebih tinggi. Keinginan untuk mengubah nasib, dari
nasib yang kurang baik menjadi nasib yang lebih baik merupakan impian
setiap orang. Letak suatu desa yang strategis merupakan suatu kondisi
yang mana menjadikan masyarakatnya sejahtera. Karena secara tidak
langsung peluang yang diberikan sangat besar untuk mengembangkan
sumberdaya manusia yang kreatif.
Ketika masyarakat mampu memanfaatkan hal tersebut, maka suatu
komunitas tersebut bisa dikatakan sebagai masyarakat atau komunitas
yang mandiri atau berdaya. Namun beda halnya ketika masyarakat atau
komunitas tidak mampu memanfaatkan semua itu. Perubahan-perubahan
yang terjadi disetiap tahunnya merupakan suatu fase yang di picu oleh
adanya suatu ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih yang
tidak lain merupakan suatu perubahan sosial.
Perubahan sosial merupakan gejala umum yang terjadi dalam
20
dan khusus. Upaya tersebut untuk mendapatkan kejelasan substansial
sehingga berguna untuk memahami dinamika kehidupan masyarakat.7
Menurut teori perubahan sosial yang dikemukakan oleh August
Comte membagi dalam dua konsep penting yaitu Social Static (bangunan
structural) dan Social Dynamics (dinamika structural). Yang mana
bangunan structural merupakan hal-hal yang mapan, berupa stuktur yang
berlaku pada suatu masa tertentu. Bahasan utamanya mengenai struktur
sosial yang ada di masyarakat yang melandasi dan menunjang orde, tertib
dan kestabilan masyarakat.
Sedangkan dinamika sosial merupakan hal-hal yang berubah dari
suatu waktu ke-waktu yang lain, yang dibahas adalah dinamika sosial dari
struktur yang berubah dari waktu kewaktu. Dinamika sosial adalah daya
gerak dari sejarah tersebut, yang pada setiap tahapan evolusi manusia
mendorong ke masa (generasi) ke masa berikutnya. Struktur dapat
digambarkan sebagai hierarchy masyarakat yang memuat pengelompokan
masyarakat berdasarkan kelas-kelas tertentu (elite, middle, dan lower
class). Sedangkan dinamika sosial adalah proses perubahan kelas-kelas
masyarakat itu dari satu masa kemasa yang lain.
Perubahan sosial pun memiliki ciri yaitu berlangsung terus
menerus dari waktu kewaktu, apakah direncanakan atau tidak yang terus
terjadi tak tertahankan. Perubahan adalah proses yang wajar, alamiah
sehingga segala sesuatu yang ada di dunia ini akan selalu berubah.
7
21
Perubahan akan mencakup suatu sistem sosial, dalam bentuk organisasi
sosial yang ada di masyarakat, perubahan dapat terjadi dengan lambat,
sedang atau keras tergantung situasi yang mempengaruhinya.8
Desa Ngaban merupakan salah satu desa yang mengalami banyak
perubahan dari tahun ke tahun. Dimana yang dulunya desa tersebut belum
ada minimarket atau yang lebih dikenal sebai toko Indomart kini
keberadaan toko Indomart tersebut telah menjadi hal yang sangat dekat
dengan kehidupan masyarakat Desa Ngaban. Terlepas dari itu semua
keberadaan pedagang klontong pun terancam kalah dengan mini market
atau toko Indomart tersebut. Semua itu dapat terjadi ketika pedagang
klontong tidak mampu menghadapi perubahan –perubahan yang ada.
Tentu setiap masyarakat mempunyai impian-impian yang di
inginkan untuk kehidupan mereka kedepannya. Karna bayangan tentang
masa depan akan mengarahkan jalannya perubahan dalam masayarakat
itu.9 Dalam artian positif impian tentang masa depan berfungsi
mengarahkan tindakan apa saja yang akan dilakukan maupun
direncanakan oleh masyarakat. Dengan adanya impian tersebut masyarakat
mengerti apa yang mereka inginkan maupun butuhkan.
Setiap perubahan yang terjadi dimasyarakat, tidak selalu berarti
bahwa semua harus seragam dan harus semodern barat. Namun bagimana
masyarakat menyiasati perubahan tersebut sebagai peubahan yang menuju
kebaikan. Dalam artian merubah pola pikir atau mindset yang ada dalam
8
Ibid,. Hal. 9-10
9
22
masyarakat, ketika pola pikir berubah maka dengan sedirinya masyarakat
akan sadar apa yang menjadikan masyarakat berdaya dan mampu
memanfaatkan potensi di sekelilingnya.
Masyarakat disini berarti suatu jaringan kelompok dan individu
yang saling terikat dalam hubungan atas-bawah. Karena itu setiap upaya
melaksanakan perubahan, perlu mobilisasi dan memanipulasi kekuasaan
terhadap orang lain. Strategi kekuasaan benar-benar adalah rencana untuk
mengiring perubahan yang mengakui fakta mendasar kehidupan sosial
ini.10 Sebagai sebuah proses pemberdayaan, serangkaian aktivitas yang
terorganisir dan ditujukan untuk meningkatkan kekuasaan, kapsitas atau
kemampuan personal, interpersonal sehingga individu maupun masyarakat
mampu melakukan tindakan guna memperbaiki situasi-situasi yang
mempengaruhi kehidupannya.
Kekuasaan yang dimaksudkan adalah bagaimana mempelajari diri
kita, lembaga kita dan anggotanya untuk mengetahui jenis kekuasaan yang
dimiliki. Intinya menyangkut kemampuan untuk mempengaruhi dan
membuat orang berpihak pada apa yang diharapkan. Dalam melakukan
perubahan memang tidaklah mudah, tetapi bukan hal yang mustahil untuk
dilakukakan. Yang terpenting adalah dapat memetakan dan
mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki secara strategis.
10
23
B. Kerangka Teori Perubahan Yang Digunakan
Dalam teori perubahan ada beberapa kerangka dasar atau fondasi
teori menjadi bagian dari teori perubahan bagi pendekatan berbasis
kekuatan.11
1. Keberlimpahan Masa Kini
Setiap orang punya kapasitas, kemampuan, bakat dan gagasan.
Setiap kelompok punya sistem dan sumber daya yang bisa
digunakan dan diadaptasi untuk sebuah proses perubahan.
Begitu pula dengan pedagang klontong yang ada di Desa
Ngaban, mereka mempunyai suatu kapasitas, kemampuan,
bakat dan gagasan serta mempunyai sistem dan sumberdaya
yang bisa dimanfaatkan, digunakan dan di adaptasi untuk
proses menuju perubahan.
2. Pembangunan „Inside Out’ Atau Dari Dalam Ke Luar
Perubahan yang bermakna dan berkelanjutan pada dasarnya
bersumber dari dalam dan orang merasa yakin untuk menapak
menuju masa depan saat mereka bisa memanfaatkan
kesuksesan masa lalunya. Impian masyarakat Ngaban untuk
menjadi yang lebih baik, tidak terlepas dari kesuksesan di masa
lampau yang ingin masyarakat ulang kembali. Dengan
melakukan perubahan untuk meraih masa depannya.
11
24
3. Proses Apresiatif
Setiap orang atau kelompok punya pilihan untuk melihat
realitas dari sisi positif maupun negative. Seperti melihat
sebuah gelas sebagai setengah penuh atau setengah kosong.
Pendekatan berbasis kekuatan menggunakan teori ini untuk
menawarkan pandangan bahwa sementara selalu ada dua sisi
untuk realitas apa pun, memusatkan perhatian pada kedua sisi
positif dan negative akan memberi gambaran realitas yang
lebih lengkap, tetapi memusatkan perhatian pada hal yang
positif. Pendekatan berbasis kekuatan bersengaja mengamati
dan mendorong sisi realitas yang bisa di gunakan atau
dimanfaatkan. Pendekatan berbasis kekuatan melacak apa yang
ingin dilihat lebih banyak dan mengembangkan apa yang telah
berhasil sejauh ini.
4. Pengecualian Positif
Dalam setiap komunitas sering sekali ada sesuatu yang bekerja
dengan baik dan seseorang yang berhasil secara istimewa,
kendati menggunakan sumber daya yang sama. Ini adalah
prinsip yang mendasari teori Positive Deviance. Menurut teori
ini titik mula adalah mencari dan menganalisis contoh - contoh
mereka lebih berhasil meski menggunakan sumber daya yang
sama. Titik awal perubahan adalah mengamati perilaku yang
25
5. Konstruksi Sosial Atas Reliatas
Tidak ada situasi sosial yang telah ditentukan sebelumnya. Kita
selalu mengkonstruksi sendiri realitas yang dijalani, apapun
yang dilakukan merupakan langkah pertama menuju apa yang
ingin diwujudkan. Appreciative Inquiry dan pendekatan
berbasis aset beranjak dari teori ini. Banyak pendekatan
berbasis aset yang menyatakan bahwa kita bergerak menuju
realitas yang paling menarik perhatian. Apa yang di bicarakan
menjadi focus dan apa yang diinginkan sangat mungkin
terwujud karena kita selalu menciptakan peluang dan membuat
pilihan untuk mewujudkannya. Bahkan apa yang ingin
diketahui, dan saat mulai proses pencarian, maka mulailah
proses perubahan. Jadi jika ingin perubahan yang positif maka
harus cari tahu tentang berbagai hal yang paling mungkin
membuat perubahan itu terjadi. sama halnya jika ini terjadi di
masyarakat Ngaban ingin mengalami sebuah perubahan, maka
masyarakat harus mencari tahu hal apa yang bisa merubah
menjadi lebih baik tersebut
6. Hipotesis Heliotropik
Sistem –sistem sosial berevolusi menuju gambaran paling
positif yang mereka miliki tentang dirinya. Mungkin hal ini
tidak disadari atau didiskusikan secara terbuka namun
26
melakukan hal-hal tertentu. Hal ini menggunakan dan
menyatakan bahwa ketika gambaran masa depan positif,
memberi semangat dan inklusif, maka kemungkinan besar akan
lebih terlibat serta mempunyai energi yang lebih besar untuk
mewujudkannya. Selalu yakin bahwa perubahan yang dicari
adalah gambaran realitas yang positif dan diinginkan, bukan
sesuatu yang negative atau tidak diinginkan. Masyarakat
Ngaban harus meninggalkan sisi yang tidak baik dan
mengembangkan sisi yang baik dengan realitas yang ada
sekarang.
7. Dialog Internal
Mengukur dan mempengaruhi bagaimana sebuah organisasi
berfungsi dengan memperhatikannya dan mengubah dialog
internal yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Riset oleh
Profesor Marsial Losada dan Barbara Fredrickson tentang
organisasi dengan kinerja tinggi dan rendah memperlihatkan
efek ini. Mereka memberikan beberapa bukti untuk
menunjukkan bahwa jika sebagian besar hubungan berdasarkan
interaksi positif, maka besar kemungkinan hubungan tersebut
akan berkembang. Akibatnya jika dialog internal positif,
terbuka terhadap perubahan dan kalaboratif maka organisasi itu
akan menjadi lebih kuat. Mengambil teori ini dengan
27
kekuatan dan kesuksesan maka akan bisa menemukan energy
yang lebih besar untuk perubahan dan bisa menciptakan
lingkungan yang mendukung terjadinya perubahan, itulah yang
harus dilakukan oleh masyarakat Ngaban.
8. Keterlibatan Seluruh Sistem
Cara berfikir sistem atau Systems Thinking (bagaimana segala
sesuatu bekerja dalam sistem atau saling terhubung, dengan
masing-masing bagian saling mempengaruhi dalam
menentukan apa yang akan terjadi) di adaptasi untuk diterapkan
pada sistem sosial dan organisasi oleh Peter Chekland dan
telah menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai Soft Systems
Metodology (SSM). Metodologi ini beranggapan bahwa sebuah
organisasi atau kumpulan kelompok yang bekerja menuju
tujuan bersama dapat berubah dengan menemukan cara untuk
mempengaruhi bagian-bagian dalam rantai unit yang saling
berinteraksi. AI menggunakan sebagian teori dibalik Systems
Thinking dan Soft Systems Metodology (SSM) dengan
menawarkan bahwa jika ingin melakukan perubahan seluruh
sistem harus dilibatkan keseluruhan organisasi dan mitranya,
semua yang berhubungan dengan apa yang sedang diusahakan.
9. Teori Naratif
Penggunaan percakapan seni terstruktur makin sering
28
focus komunitas pada apa yang menjadi kepedulian bersama
kelompok. Percakapan merupakan bentuk lain dalam
mendorong bertutur cerita di format yang terlalu terstruktur.
Percakapan adalah belajar mengidentifikasi apa yang di anggap
penting lewat suasana terbuka dan tidak terlalu formal. Salah
satu contoh adalah World Café yang biasanya dipakai sebagai
pertemuan kelompok yang sedang mencari arah dan dijelaskan
sebagai usaha interaksi pemikiran yang lewat percakapan
tentang pertayaan yang benar-benar penting. Dalam melakukan
wawancara atau percakapan yang jelas dan lugas untuk
memahami fokus kelompok masyarakat atau komunitas yang
akan menjadi cerita yang jelas dan baik.
C. Teori Perubahan Dalam Pendekatan Berbasis Aset
Pengembangan masyarakat ada dua pendekatan yaitu berbasis
kelemahan dan pendekatan berbasis kekuatan. Pendekatan berbasis aset
memasukkan cara pandang baru yang lebih holistic dan kreatif dalam
melihat realitas, seperti melihat gelas setengah penuh mengapresiasikan
apa yang bekerja dengan baik dimasa lampau dan menggunkan apa yang
kita miliki untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.12 Pendekatan ini
lebih memilih cara pandang bahwasanya dalam masyarakat pasti memiliki
sesuatu yang dapat di berdayakan maupun dimanfaatkan, karena selalu ada
12
29
manfaat yang dapat diambil dari setiap ciptaan Tuhan. Bahkan ketika
masyarakat Ngaban mampu untuk memanfaatkan potensi yang ada, maka
masyarakat sendiri yang akan menikmati hasilnya. Hanya saja kesadaran
akan potensi sekitar sering kali tertutup oleh keengganan untuk bangkit
dari titik nyaman yang selama ini telah menjadi kebiasaan yang mereka
lakukakan.
Pendekatan berbasis kekuatan melihat realitas dengan cara yang
jauh lebih alami dan holistic. Kegiatan pembangunan harus di tetapkan
dalam konteks organisme hidup yang memiliki sejarah dan aspirasi untuk
masa depan yang lebih baik. Selain menggunakan logika dan analisis,
memori dan imajinasi juga penting dihidupakan dalam menciptakan
perubahan. Proses perubahan adalah upaya bersengaja mengumpulkan apa
yang memberi hidup pada masa lalu (memori) dan apa yang memberi
harapan untuk masa depan (imajinasi). Proses tersebut didasarkan pada
apa yang sedang terjadi dan memobilisasi apa yang sudah ada sebagai
potensi.13
Aset sendiri merupakan suatu hal yang dapat digunakan atau
dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan dan bernilai kekayaan.
Pendekatan berbasis aset membantu komunitas melihat kenyataan mereka
dan kemungkinan perubahan secara berbeda. Mempromosikan perubahan
fokus pada apa yang ingin mereka capai dan membantu mereka
13
30
menemukan cara baru dan kreatif untuk mewujudkan visi mereka.14
Datangnya fasilitator pada suatu kelompok masyarakat atau komunitas,
tidak hanya sekedar sebagai pengamat yang melihat kesehariannya. Akan
tetapi ikut berperan penting dalam mendorong serta momotivasi
kemandirian para pedagang klontong dalam memanfaatkan potensi yang
mereka miliki. Perlu ditekankan dalam hal ini, bukan fasilitator yang
menjadi tokoh utama, melainkan masyarakat sendirilah yang menjadi
pemeran penting untuk menuju perubahan yang dinginkan. Tugas
fasilitator hanyalah membangun paradigma diantara mereka dan
membangun kelompok masyarakat yang lebih baik.
John McKnight dan Jody Kretzmann menggambarkan
“Membangun Komunitas dari Dalam Keluar” sebagai “jalan untuk
menemukan dan menggerakkan aset komunitas”. Dengan mempelajari
bagaimana menemukan dan mendaftar aset komunitas dalam beberapa
kategori tertentu (misalnya aset pribadi, aset asosiasi atau institusi), warga
komunitas belajar melihat kenyataan mereka sebagai gelas yang setengah
penuh. Sebelumnya, mereka melihat kebutuhan dan masalah, sekarang
mereka lebih banyak melihat sumber daya dan kesempatan.15 Sebuah
dorongan perlu dilakukan agar mereka lebih mampu melihat potensi yang
dimiliki ketimbang masalah hidup yang dihadapi selama ini. Kerna dengan
14
Christoper dereau,2013. Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan. TT: Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Phase II, Hal.14
15
31
memikirkan sesuatu hal yang positif maka dampak yang ditimbulkan pun
akan berbuah positif, begitu pula sebaliknya.
D. Prinsip Pengembangan Masyarakat Dengan Pengembangan Berbasis Aset
Daya tarik pendekatan berbasis aset dengan pengembangan
masyarakat ini, menjadikan masyarakat bangga dengan apa yang dimiliki.
Mengajarkan kesederhanaan dan kekuatan, karena kekuatan yang ada
dalam diri masyarakat itulah yang mendorong masyarakat dalam
melakukan perubahan. Dalam kaitan ini, sengaja sumberdaya dikaji dalam
lima dimensi yang biasa disebut Pentagonal Asset, yaitu :
a. Aset Fisik
Aset fisik disini berarti sumberdaya yang bersifat fisik,
biasanya lebih dikenal dengan sumberdaya alam. Dalam hal ini
keadaan Desa Ngaban sendiri memiliki sumberdaya alam yang
bisa dikatakan cukup subur. Lahan pekarangan banyak
digunakan untuk menanam pohon pisang dan tanaman yang
lainya, selain itu sebagain masyarakat Ngaban masih
mempunyai persawahan.
b. Aset Ekonomi
Segala apa saja yang berupa kepemilikan masyarakat terkait
dengan keuangan dan pembiayaan, atau apa saja yang menjadi
milik masyarakat terkait dengan kelangsungan hidup dan
32
adalah sebagai pedagang klontong, yang mana itu tergolong
dalam aset ekonomi. Karena dari sinilah mereka bisa
memenuhi kebutuhannya.
Aset yang di miliki masyarakat ini harus di kembangkan
dengan baik. Tapi pada kenyataanya dalam suatu usaha pasti
ada kendalanya. Namun masyarakat harus bertahan atau
survive di tengah-tengah permasalahan ekonomi yang terjadi
saat ini.
c. Aset Lingkungan
Segala sesuatu yang mengelilingi atau melingkupi masyarakat
yang bersifat fisik maupun nonfisik. Aspek fisik disini dapat
diartikan segala sesuatu yang berada di lingkungan Desa
Ngaban. Letak desa yang sangat stragis mejadikan peluang
yang besar untuk mengembangkan perdagangan yang dilakoni
masyarakat sekitar.
d. Aset Manusia
Potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk
mewujudkan perananya sebagai makhluk sosial. Potensi yang
dimaksud bisa diartikan sebagai ketrampilan, karena
ketrampilan menjadi aset penting sebagai upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Yang terpenting adalah pengetahuan
masyarakat dalam menjalankan perubahan- perubahan yang
33
e. Aset Sosial
Segala hal yang berkenan dengan kehidupan bersama
masyarakat, baik potensi-potensi yang terkait dengan proses
sosial maupun realitas yang sudah ada. Pedagang klontong
yang ada di desa Ngaban merupakan kesatuan sosial yang
secara tidak langsung belum terorganisir. Belum adanya
pengorganisiran ini yang membuat para pedagang bekerja
secara individu. Hal itu yang menjadikan kurang adanya
kekompakan antara pedagang satu dengan pedagang yang
lainnya.
Dengan pendekatan ABCD, setiap orang didorong untuk memulai
proses perubahan dengan menggunakan aset mereka sendiri. Harapan yang
timbul atas apa yang mungkin terjadi dibatasi oleh apa yang bisa mereka
sendiri tawarkan, yaitu sumber daya apa yang mereka bisa identifikasi dan
kerahkan. Mereka kemudian menyadari bahwa jika sumber daya ini ada
atau bisa didapatkan, maka bantuan dari pihak lain menjadi tidak penting.
Komunitas bisa memulainya sendiri besok. Proses ini membuat mereka
menjadi jauh lebih berdaya.16
Oleh karena itu, untuk menciptakan kuasa masyarakat atas milik,
kelola dan manfaat aset mereka harus dilakukan pemberdayaan. Yang
mana arti pemberdayaan disini berarti proses menciptakan masyarakat
16
34
agar mampu dan memiliki kuasa atas miliknya, kelola atas miliknya, dan
memanfaatkan miliknya untuk sebesar-besarnya demi kesejahteraan
mereka.17
E. Pengembangan Masyarakat Islam Menggunakan Dakwah Bil Hal
Pengembangan masyarakat Islam adalah salah satu wujud dakwah
bil hal. Karena pengembangan Islam menawarkan sistem tindakan nyata
yang menawarkan model pemecahan masalah dalam bidang sosial,
ekonomi, lingkungan, politik, budaya yang mengacu pada perspektif
Islam.18 Manusia adalah makhluk sosial seperti yang diterangkan dalam
Al- Qur‟an, surat Al – Hujurat : 13 yang berbunyi :
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.(Q.S. Al – Hujurat : 13).19
Dari isi surat di atas dapt diketahui bahwasanya manusia secara
fitri adalah makhluk sosial dan hidup bermasyarakat adalah suatu
keniscayaan bagi mereka. Sedangkan gerakan sosial adalah tindakan
17
Agus Afandi,dkk.,2013. Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press. Hal. 137
18
Ahmad Amirullah. 1986. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. PLP2M, Jakarta. Hal. 47
19
35
kolektif yang terorganisir secara longgar untuk menghasilkan perubahan
dalam masyarakat.
Pada dasarnya perubahan adalah suatu kemestian, sebab setiap
ciptaan Allah pasti akan mengalami perubahan, baik dalam arti perubahan
yang menuju perkembangan atau menuju kemusnahan. Sebab seluruh
ciptaan tuhan pasti hancur kecuali tuhan sendiri. Perubahan yang yang
dimaksud oleh manusia bukan secara individu melainkan perubahan antar
pribadi seluruh komunitas masyarakat.20
Giddens dalam J. Dwi Narwoko,21 mengatakan kita hidup di era
perubahan sosial yang mengagumkan, yang ditandai dengan transformasi
yang sangat berbeda dari yang perna terjadi sebelumnya. Yang demikian
yang berarti bahwa realitas sosial adalah sebuah perubahan. Perubahan
yang terjadi dalam suatu kelompok atau komunitas masyarakat adalah
perubahan yang bersifat positif maupun negative. Selanjutnya Ginsberg
mengatakan bahwa perubahan sosial sebagai suatu perubahan penting
dalam struktur sosial, termasuk didalamnya perubahan norma, nilai, dan
fenomena cultural. Satu hal yang perlu diingat bahwasanya setiap
masyarakar pasti akan mengalami sebuah perubahan, meskipun dalam
masyarakat primitive dan masyarakat kuno sekalipun.
Dalam Al-Qur‟an pun telah dijelaskan mengenai konsep perubahan
masyarakat yang berbunyi :
20
Agus Afandi,dkk.,2014. Modul Participatory Action Research. Surabaya: LPPM UIN Sunan Ampel. Hal 33
21
36
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah. Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka. (Q.S. Ar –Ra’d:11)22
Kondisi sosial masyarakat pada dasarnya adalah diskonstruksi oleh
manusia sendiri, bukan oleh Tuhan. Oleh sebab itu pengembangan dan
perubahan akan terjadi jika manusia itu sendiri yang akan melakukakan
perubahan, bukan oleh Tuhan, meskipun tuhan sendiri punya kuasa untuk
melakukan itu.
Dan tidak sampai disitu dalam surat Al-Anfal ayat 55 pun juga
dijelaskan yang berbunyi :
22
37
Artinya: (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. Allah tidak mencabut nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap taat dan bersyukur kepada Allah.(Q.S. Al– Anfaal: 53)23
Dari kedua ayat Al-Qur‟an diatas telah jelas menjelaskan
bahwasanya keadaan suatu kaun tidak akan berubah kecuali kaum itu
sendiri yang merubahnya. Dakwah dalam bentuk pengembangan
masyarakat adalah proses dari serangkaian kegiatan yang mengarah pada
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini
dakwah setidaknya ditempuh karena paling mendasar dan mendesak,
dakwah dalam bentuk aksi-aksi nyata.24
Pada dasarnya dakwah adalah upaya untuk mengubah situasi yang
lebih baik dan lebih sempurna, baik terhadap individu maupun masyarakat
dan mengajarkan untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan.
Dalam Al-Qur‟an surat Al-Maaidah ayat 2 yang berbunyi :
23Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an, (Jakarta, Lentera
Hati. 2002)
24
38
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya(Q.S. Al–Maaidah : 2).25
Dalam surat Al-Qur‟an tersebut telah jelas bahwasanya tolong
menolong merupakan suatu hal yang wajib dilakukan bagi setiap kaum
dimuka bumi ini. Serta dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang di
manifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman, dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur, untuk
mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak.
Pada hakekatnya dakwah adalah usaha atau upaya untuk merubah
suatu keadaan menjadi suatu keadaan yang lebih baik menurut tolak ukur
agama Islam dan mengajarkan untuk saling tolong menolong didalamnya.
Perubahan yang dimaksud adalah dengan menumbuhkan kesadaran dan
kekuatan pada objek diri dakwah. Dengan demikian aktivitas dakwah
Islam bukan hanya sekedar suatu dialog lisan melainkan dengan perbuatan
25
39
atau karya yaitu dakwah bil hal.26 Maka dari itu dalam model
pemberdayaan manapun partisipasi aktif suatu masyarakat adalah
prasyarat utama dalam pola perubahan.
Jika ingin meningkatkan taraf hidupnya dan membangun sosialnya,
haruslah berangkat dari diri masing-masing. Bukan semacam
pembangunan model top down yang telah banyak terbukti kurang efektif
dalam membangun masyarakat. Karena pembangunan masyarakat yang
ideal menekankan keterlibatan masyarakat secara sadar dalam
pembangunan.27 Pemanfaatan potensi pengetahuan pedagang tentu saja
digunakan sebagai alat untuk memberdayakan mereka sendiri.
Pengetahuan yang dimiliki, dikembangkan serta diaplikasikan didalam
kehidupan jika ingin mencapai kesuksesan yang diharapkan.
Jika dirujuk pada Al-Qur‟an, Allah pun telah menjelaskan bahwa
apa yang telah diciptakan tidak dijadikan sia-sia.
Artinya : orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka
.
Melalui pendampingan pedagang klontong ini, secara tidak
langsung mengajak masyarakat untuk mengembangkan dirinya sendiri
26
Saefuddin. 1989. Strategi Dakwah Bil Hal. Jakarta. Hal. 13
27
40
untuk mencapai kesuksesan. Melalui proses penyadaran, dengan itu
mereka bisa sadar bahwa di dalam dirinya terdapat potensi yang dapat
dimanfaatkan guna melakukan perubahan menuju kehidupan yang lebih
baik. Islam mengajarkan bahwa barang siapa yang hari ini lebih baik
dengan kemarin, termasuk orang yang beruntung. Tetapi jika hari ini sama
atau bahkan lebih buruk dari hari kemarin maka termasuk orang yang
celaka.
F. Pendekatan Berbasis Aset Yang Digunakan Dalam Masyarakat
Pendekatan berbasis aset adalah perpaduan antara metode
bertindak dan cara berfikir tentang pembangunan. Aset bukan hanya
sekedar sumberdaya yang dapat digunakan manusia untuk membangun
penghidupan. Melainkan aset memberikan kemampuan untuk menjadi dan
bertindak. Pemikiran berbasis aset dan pemetaan aset telah menjadi bagian
dari pembangunan komunitas, terutama melalui pendekatan penghidupan
berkelanjutan (Sustainable Livelohoods Approach) dan pengembangan
komunitas berbasis aset (Assat Based Community Development).
Pendekatan berbasis aset yang paling maju berasal dari apa yang
dinamakan Appreciative Inquiry, yang berarti sebuah filosofi perubahan
positif dengan pendekatan siklus 5-D. pendekatan ini sukses digunakan
dalam proyek-proyek perubahan skala kecil dan besar, oleh ribuan
41
sederhana, yaitu organisasi akan bergerak menuju apa yang mereka
pertanyakan.28
Yang membedakan Appreciative Inquiry dari metedologi
perubahan lainnya adalah sengaja mengajukan pertanyaan positif untuk
memancing percakapan konstruktif dan tindakan inspiratif dalam
organisasi. Appreciative (apresiasi) menghargai melihat apa yang baik
pada sekitar, mengakui kekuatan, kesuksesan dan potensi masa lalu dan
masa kini, memahami hal-hal yang memeberi hidup (kesehatan, vitalitas,
keunggulan) pada sistem yang hidup, meningkat dari segi nilai. Inquire
(mengeksplorasi dan menemukan), bertanya terbuka untuk melihat potensi
dan kemungkinan baru yang mungkin muncul.
Tahap pertama yakni Discovery maksudnya yaitu menemukan
kembali serta menghargai apa yang dulu perna menjadi sebuah kesuksesan
individu dan komunitas. Dengan mengulang cerita kesuksesan tersebut
mengajak masyarakat menemukan peristiwa-peristiwa yang paling
membanggakan yang perna dilakukan komunitas pedagang klontong.
Cerita ini dapat membuat masyarakat menghargai kekuatan dan saling
berbagi satu sama lain.
Tahap kedua yakni Dream maksudnya mengajak masyarakat
membayangkan impian yang meraka inginkan dan paling mungkin
terwujud. Impian-impian dimunculkan dari contoh-contoh nyata masa lalu
yang positif. Masyarakat di ajak untuk kreatif untuk mewujudkan
28
42
impiannya, dengan mengungkapkan dalam bahasa dan gambaran yang di
inginkan. Dengan begitu akan mudah di ingat aya yang ingin dicapai
dalam hidupnya.
Tahap ketiga Design maksudnya proses dimana masyarakat atau
komunitas terlibat dalam proses belajar tentang kekuatan atau aset yang
dimiliki agar mampu untuk memanfaatkannya dalam cara yang
konstruktif, inklusif dan kalaboratif untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sendiri. Masyarakat merancang apa yang diimpikan untuk
mencapai mimpi-mimpi dengan melakukan langkah-langkah yang
mendekati mimpi tersebut.
Tahap keempat Define maksudnya ketika masyarakat Ngaban
menemukan apa yang di impikan dan merencanakan lalu mereka dapat
menemukan langkah untuk mewujudkan keinginan yang diinginkan
masyarakat Ngaban bisa tercapai.
Dan tahap yang terakhir adalah Destiny maksudnya bagaimana
menentukan langkah untuk mewujudkan masa depan yang di inginkan.
Tahap serangkaian tindakan memberdayakan, belajar, menyesuaikan atau
improvisasi. Dimana masyarakat sudah menemukan kekuatan, melakukan
apa yang seharusnya dilakukan sehingga mereka akan dapat mewujudkan
apa yang diingikan selama ini.29
Semua tahap tersebut merupakan upaya dalam mengulang kembali
apa yang perna terjadi dan berhasil dilakukan oleh masyarakat. Serta
29
43
untuk menuju pembangunan sosial dalam meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam segi akademis, kesadaran maupun skill yang digunakan
sebagai sarana aktualisasi dalam kehidupan mereka. Dengan kata lain
memberikan daya atau kekuatan bagi masyarakat atau empowerment.30
Pengembangan masyarakat merupakan salah satu metode
pekerjaan sosial yang memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas
masyarakat melalui pendayagunaan aset-aset yang ada pada diri
masyarakat itu sendiri dengan perinsip partisipasi sosial.31 Dengan
demikian, praktik pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah proses, harus
menunjukkan partisipasi aktif antara pekerja sosial dan masyarakat dimana
mereka terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi.
Gaventa menyajikan pemahaman dinamis bagaimana kekuasaan
beroperasi danberpengaruh terhadap proses pemberdayaan, bagaimana
kepentingan yang berbeda dapat terpinggirkan dan pengambilan keputusan
dan strategi yang dibutuhkan untuk meningkatkan inklusi daklam proses
pemberdayaan. Dalam teori ini memandang bahwa kekuasaan digunakan
di tiga kontinum yaitu space sebuah arena atau ruang kekuasaan
diciptakan. Place adalah tingkat structural atau tempat-tempat keterlibatan
individu atau kelompok dalam pengambilan kebijakan. Sedangkan power
30
Edi Suharto. Analisis Kebijakan Publik. Ed. Revisi. (Bandung: CV. Alfabeta, 2008).Hal.7
31
44
adalah tingkat visibilitas kekuasaan dari setiap anggota dalam institusi
pemberdayaan.32
Penggunaan anatomi rubik membantu kita dalam memahami
berbagai jenis kekuasaan dalam suatu organisasi, dari pada menyajikan
kekuasaan dengan cara oposisi yang sering dikonseptualisasikan (kuat
versus lemah, termasuk dikecualikan, dan hegemoni terhadap resitensi).
Power cube juga menekankan pentingnya power (kemampuan) untuk
menjalankan kekuasaan bukan hanya memilikinya. Dengan konsep ini,
peduli membangun kesadaran bahwa kedudukan sebagai pedagang
klontong dan penggerak yang lainya merupakan suatu kekuatan untuk
melakukan proses pemberdayaan, dan memiliki otoritas bagi dirinya
sendiri dan sekitarnya yang tidak lain kelompok pedagang klontong.
Dengan istilah place (ruang), Gaventa mengacu pada arena
kekuasaan yang berbeda dimana pengambilan keputusan terjadi dan
dimana kekuasaan beroperasi serta bagaimana ruang-ruang tersebut
tercipta. Kemudian, Gaventa membedakan ruang kekuaasaan ini menjadi
tiga jenis. Pertama, ruang yang disedikan atau tertutup, dimana ruang ini
dikendalikan oleh kelompok elite dan tidak bisa dimasuki oleh kalangan
bawah. Dalam proses pemberdayaan, sekat ruang harus dihalangkan agar
tidak ada batas di antara semua pihak.
Dengan demikian proses pemberdayaan semakin terbuka, tidak
menutup berbagai usulan dan kritikan dari kelompok sehingga hubungan
32
Overseas Development Institute (ODI). Inderstanding And Operationalising Empowerment.
45
menjadi harmonis dan seirama menuju tujuan. Kedua invited “diundang”
dalam meningkatkan legitimasi beberapa pembuat kebijakan yang
menciptakan ruang bagi orang luar. Konsep power cube menawarkan
beberapa kemungkinan pengaruh tetapi tidak mungkin bahwa ruang ini
akan menciptakan ruang nyata untuk perubahan jangka panjang. Orang
luar hanya diminta berparkir dan hanya diundang untuk merumuskan
kebijakan, sedangkan tali kebijakan tetap dipegang oleh kalangan elite
tersebut. Karena itu orang luar yang diundang untuk ikut serta dalam
pengambilan keputusan sebenarnya tidak memiliki hak atas hasil putusan
tersebut.
Ketiga adalah ruang claimed “diklaim”, ruang ini memberikan
dampak kurang kuatnya kesempatan bagi mereka yang ikut berpartisipasi
untuk mengembangkan agenda kegiatan yang telah dirumuska, karena
menciptakan control tanpa batas dari pemegang kekuasaan. Dalam desa
Ngaban kepala desalah yang melakukan control dari kegiatan yang
berlangsung didesanya namun kepala desa sebagai pemegang kuasa tidak
membatasi masyarakat dalam melakukak kegiataan kreatifitas warganya.
Menurut Gaventa kondisi demikian akan membawa mereka ke
suasana yang lebih bebas dan meningkatkan partisipasinya dalam
mengambil keputusan dalam pendampingan.33 Pengambilan keputusan
terjadi diberbagai arena atau tempat kekuasaan di lingkup local, nasional
maupun internasional. Teori power cube menekankan pentingnya
33
46
pemahaman interaksi antar tingkat kekuasaan atau tempat keterlibatan
dalam suatu institusi pemberdayaan. Dalam hal ini Gaventa membedakan
tiga tempat (Place) keterlibatan yaitu tingkat internasional, nasional dan
local. Konsep ini juga mengacu pada jajaran structural dalam organisi.
Berikut ini adalah berbagai bentuk dimensi pemberdayaan yang
ditawarkan oleh Gaventa.
1. Pemberdayaan Ekonomi, konteks ini adalah bentuk upaya
untuk memastikan bahwa individu memiliki skill yang tepat,
kemampuan sumber daya akses pendapatan dan penghidupan
yang tepat dan berkelanjutan.34
2. Pemberdayaan individu dan sosial pemberdayaan sebagai
proses sosial multidimensi yang membantu individu
mendapatkan control atas kehidupan yang mereka hadapi.
Konteks kekuatan ini lebih mengarah pada kemauan, keahlian
dan relasi yang sifatnya individu dan sosial
3. Pemberdayaan politik adalah suatu kemampuan untuk
menganalisa, mengatur dan memobilisasi dirinya agar bisa
berubah secara positif.
34
Overseas Development Institute (ODI). Inderstanding And Operationalising Empowerment.
47
4. Pemberdayaan budaya adalah kemampuan mendefinisikan
kembali aturan atau norma yang menciptakan praktik-praktik
BAB III
PROSES PENDAMPINGAN PEDAGANG KLONTONG DESA NGABAN
A. Pedampingan Kelompok Pedagang Klontong
Awal dari pendampingan ini dimulai dari meminta izin kepada
kepala desa Ngaban yaitu Bapak Irfan Nuridho. Karna tanpa adanya izin
dari kepala desa selaku orang yang berwenang di desa tersebut, tidak
mungkin semua akan berjalan dengan lancar. Penulis mengajukan proposal
pendampingan kepada Prodi Pengembangan Masyarakat Islam. Proses
awal yang dilakukan dengan cara wawancara kepada masyarakat dan
perangkat desa setempat, menggali data dari sekitar lokasi pendampingan.
Fasilitator memilih untuk mendampingi pedagang klontong Desa Ngaban
Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.
Pada awal bulan April tahun 2015, fasilitator melakukan
pendampingan pada kelompok pedagang klontong Desa Ngaban.
Fasilitator bersilahturahmi kepada masyarakat Ngaban yang berprovesi
sebagai pedagang klontong. Karna sebelumnya fasilitator pun sudah
mengenal namun hanya sebatas tetangga yang berbeda RT (rukun
tetangga). Fasilitator mendatangi kediaman sekaligus tempat berdagang
ibu Markhumiyah salah satu masyarakat Ngaban yang berdagang dan
selaku local leader. Ibu Mar panggilan akrabnya, merupakan perempuan
49
Ibu Mar mengerti bagaimana jatuh bangunnya dalam menjalani pekerjaan
sebagai pedagang. Proses pendampingan yang dilakukan tidak semudah
dan selancar yang dibayangkan oleh fasilitator. Karna di lapangan,
masyarakatnya ada yang terbuka dan ada pula yang tertutup .
Masyarakat Ngaban mayoritas berprovesi sebagai pedagang dan
pekerjaan tersebut sudah dilakoni masyarakat Ngaban sejak dulu. Karena
memang mata penceharian masyarakatnya adalah berdagang. Mulai
didirikannya pada tahun 1965 pasar Ngaban atau yang dikenal sebagai
pasar Tanggulangin ini, banyak merubah mata pencaharian masyarakat,
dari yang dulunya petani beralih profesi sebagai pedagang. Namun tidak
semua masyarakat Ngaban yang beralih profesi, masih sebagian yang
menjadi petani. Beralihnya profesi masyarakat ini bukan hanya karna
munculnya pasar, melainkan karna mulai menyempitnya lahan pertanian
yang ada di Desa Ngaban.
Pengecilan lahan pertanian dikarnakan banyaknya sawah-sawah
yang beralih fungsi sebagai pemukiman. Dari situlah masyarakat Ngaban
mulai memulai usaha berdagangnya. Adanya pasar memberikan peluang
kepada masyarakat Ngaban untuk memulai usaha baru. Hampir semua
pedagang yang ada didalam pasar adalah masyarakat Ngaban. Tidak
sampai berjualan dipasar saja, masyarakat ngaban melebarkan sayapnya
dengan berjualan dirumah pula. Mereka membuka toko di depan
50
mendapatkan pendapatan tambahan. Seperti yang di ungkapkan oleh ibu
Asiyah (49 tahun).
“ lah sadean nang pasar namung nganti jam 10 mbak, mantun
ngonten nggeh pun mantuk. Ten nggrio nggeh nganggur lah ketimbang nganggur nggeh kulo kale bojo niki mbuka usaha,
sadean sak entene.lumayan olehne saget damel sangune anak.”
(jualan di pasar cuma sampai jam 10, setelah itu pulang kerumah. Dirumah juga menganggur, dari pada menganggur saya dengan suami membuka usaha. Jualan seadanya, hasilnya juga bisa dibuat saku anak).
Ungkap ibu Asiyah, ketika usaha dagangannya masih berjaya pada
waktu itu. Berawal dari semua itu, perlahan banyak masyarakat Ngaban
yang membuka usaha dirumah, dengan toko yang menjual bahan-bahan
pokok. Semakin tahun semakin banyak masyarakat yang mulai membuka
usaha berdagang. Di dukung dengan adanya pasar yang berada di desa
Ngaban dan pada saat itu belum ada pasar tradisional terkecuali didesa
Ngaban. Dan tidak hanya itu posisi dan letak yang strategis menjadikan
semua masyarakat desa tetangga semua beduyun-duyun berbelanja di desa
Ngaban.
Profesi menjadi seorang pedagang bisa dikatakan profesi pekerjaan
yang harus kuat dalam menghadapi setiap kendala yang muncul. Ketika
suatu usaha dalam keadaan yang naik dalam artian lancar dan laris
pedagang pun harus bisa menyiasati keadaan seperti itu, dan jikalau
keadaan usaha turun para pedagang pun juga harus bisa menyiasatinya.
51
membuka usaha, tergantung bagaimana manusianya menghadapi pasang
surut suatu usaha.
Begitu pula dengan masyarakat Ngaban yang membuka usaha
berdagang, kondisi kenaikan atau berjaya dalam berusaha perna dialami
oleh masyarakat. Semua itu terjadi sekitar tahun 2000. Dimana
pemukiman yang semakin padat menjadikan kebutuhan yang diperlukan
pun bertambah banyak. Letak pedang satu dengan pedagang yang lainnya
hanya berjarak enam atau tujuh rumah. Namun mereka saling menghargai,
ketika tetangga yang letaknya tidak berjauhan saling membuka usaha
dagang. Omset yang didapatkan pun tidak hanya untuk saku anak sekolah
namun dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Kekuatan pedagang klontong ini semakin melonjak ketika bencana
lumpur lapindo muncul, dimana desa Ngaban di jadikan jalur alternative
utama menuju Malang. Kondisi desa yang strategis ini menjadikan incaran
bagi para pengusaha untuk mengembangkan bisnisnya di Desa Ngaban.
Dan dari situlah menurunnya usaha yang dirintis masyarakat Ngaban
dalam berdagang. Awal mula pada tahun 2004 akhir, terbukalah satu toko
yang memberikan suasana berbeda dengan toko-toko pada umumnya yang
ada di Ngaban, toko tersebut adalah toko Indomart, yang menyajikan
suasanya nyaman, sistem informasi handal, infrastruktur yang bagus, dan
52
Gambar 3.1 : Salah Satu Indomart Dan Alfamart Yang Ada Di Desa
Ngaban
Pembukaan toko Indomart ini bisa dibilang toko kedua yang
[image:43.595.145.496.98.597.2]
55
(Focus Grup Discasion) yang berbarengan dengan acara arisan. Karna
tanpa dibarengi dengan arisan ibu –ibu susah untuk menghadiri acara
tersebut.
Gambar 3.3 : Proses Diskusi Pertama Bersama Masyarakat Yang Berbarengan Dengan Acara Arisan
Hasil dari diskusi tersebut masyarakat desa Ngaban yang diwakili
ibu- ibu pedagang klontong tersebut, bersepakat bahwasanya keberadaan
ritel minimarket tersebut tidak seharusnya sebanyak itu berada di desa
mereka. Kelompok pedagang klontong berupaya untuk mencari kejelasan
kepada perangkat desa bagaimana sebaiknya dan kebijakan yang ada
dalam suatu desa tersebut. Disini fasilitator membantu masyarakat Desa
Ngaban untuk mencapai apa yang di inginkan, menggapai mimpi
[image:46.595.138.512.211.551.2]
56
B. Mengapa Pedagang Klontong
Dari berbagai macam aset yang ada di Desa Ngaban Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Masyarakat tidak menyadari
bahwasanya letak desa mereka yang strategis merupakan peluang besar
untuk mengembangkan usaha yang digelutinya selama ini. Padahal ketika
masyarakat mampu memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin maka
perekonomian masyarakat Ngaban pun bisa terangkat. Alasan memilih
pedagang klontong Desa Ngaban karena Desa Ngaban merupakan desa
yang letaknya sangat strategis dan dekat dari pusat perkotaan serta pusat
pemerintahan Kabupaten Sidoarjo. Untuk mempermudah akses infomasi –
informasi fasilitator memilih Desa Ngaban dalam pengembangan potensi
[image:47.595.139.543.246.706.2]yang akan menjadi bahan analisa.
57
Fasilitator melihat adanya potensi yang sangat baik bagus untuk
dikembangkan, apabila masyarakat Ngaban bisa memanfaatkanya dengan
sangat baik. Keuntungan desa Ngaban yang terletak di pinggir jalan utama
provinsi menjadikan desa ini menjadi sangat stategis dibanding dengan
desa-desa lainya. Masyarakatnya bisa berwirausaha dengan menjadi
pedagang tanpa harus susah-susah menjadi buruh pabrik.
Pada tahapan ini kelompok pedagang klontong di ajak untuk bisa
memahami apa yang terbaik dan apa yang perna menjadi yang terbaik,
itulah yang seharusnya bisa dilihat dan di pahami oleh kelompok pedagang
klontong desa Ngaban Kecamatan Tangulangin. Karena dengan mereka
sendiri yang melihat dan memahami apa yang terbaik untuk kedepannya,
maka masyarakat dengan sendiri yang akan memimpikan apa yang
menjadi masa depan mereka kelak.
C. Menggapai Mimpi Masa Depan Dalam Menuju Perubahan
Dalam pendekatan berbasis aset, program ABCD (Asset based
Community Development) disini adalah mencari potensi yang dimiliki oleh
masyarakat khususnya masyarakat desa Ngaban. Karna dalam
memimpikan masa depan atau proses pengembangan visi adalah kekuatan
positif luar biasa dalam mendorong suatu perubahan. Kegiatan yang
dilakukan bersamaan dengan diskusi mengenai aset yang mereka punyai
menjadikan masyarakat Ngaban bermimpi atau membayangkan hal-hal
58
Pada tahap ini fasilitator mengajak pedagang klontong
membayangkan seandainya ritel mini market yang ada di desa mereka
sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, bisa di pastikan semua
masyarakat yang lain akan belanja di tempat mereka. Dengan begitu usaha
dagang mereka pun tidak tertekan serta omset yang diperoleh pun tidak
menurun. Tahap ini mendorong kelompok pedagang klontong untuk
berimajinasi, membuat gambaran positif tentang masa depan. Hal – hal
yang mungkin bisa untuk dilakukan dengan apa yang mereka punyai saat
ini. Sehingga mereka termotifasi untuk melakukan perubahan di masa
depan yang lebih baik dari sebelumnya.
Bayangkan jika setiap harinya pembeli atau konsumen yang datang
berbelanja di Indomart maupun Alfamart berkisar sekitar ±150 orang dan
di hari yang rame seperti hari jum‟at, sabtu dan minggu pembelinya sekitar
±230 orang. Dan kisaran belanja para konsumen perorangnya minimal Rp.
25.000,- dan maximalnya tidak terbatas. Sedangkan yang berbelanja
ditoko klontong pembeli setiap harinya ±40 orang, itu pun tidak ada
perbedaan setiap harinya bisa nambah dan bisa berkurang pembelinya
serta kisaran belanja perorangnya minimal Rp. 5000,- maximalnya Rp.
30.000,- terkadang adapula yang hutang tidak membayar kes.36 Jika
dikalkulasikan dalam tabel seperti berikut ini :
36
59
Tabel 3.1: Kalkulasi Belanja Di Ritel Minimarket Dan Pedagang Klontong
Ritel Mini Market (Indomart & Alfamart)
Pedagang Klontong
Perhari yang belanja ± 150
Orang
Uang yang dikeluarkan minimal
Rp. 25.000,- dan maximal tidak
terbatas
Perhari yang belanja ± 40 Orang
Uang yang dikeluarkan minimal
Rp. 5000,- dan maximal Rp.
25.000
Jika dikalkulasikan maka hasilnya Perhari
150 orang ×25.000= 3.750.000
Perhari
40 orang × 5000= 200.000
Perbulan
3.750.000 ×30= 112.500.000
Perbulan
200.000 ×30= 6.000.000
Pertahun
112.500.000×12= 1.350.000.000
Pertahun
6.000.000 ×12= 72.000.000
Dari tabel diatas diketahui pendapatan perhari, perbulan bahkan
sampai pertahun dari ritel minimarket Indomart dan alfamart dan pedagang
klontong, jadi jika dikalikan empat toko Indomart dan Alfamart
pencapaian pendapatan bisa lebih dari yang ada di atas. Ketika semua uang
itu bisa masuk kedalam uang masyarakat, maka masyarakat pun tidak
[image:50.595.140.507.146.560.2]
60
dengan tetangga yang berjualan, penjualan masyarakat lancar dan pembeli
pun tidak mengalami kerugian yang banyak.
Dengan pendampingan ini, fasilitator mencoba memunculkan
potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa Ngaban yang masyarakatnya
sebagian besar berprovesi sebagai pedagang klontong. Letak desa yang
strategis ini bisa menjadi aset penting yang bisa dikembangkan. Apalagi
jika ditunjang dengan masyarakat mampu mengembangkannya dan
mampu mengatasi serangan-serangan pasar bebas seperti ritel mini market
yang ada di desa Ngaban.
Fasilitator membantu masyarakat