• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAKWAH EKOLOGI PROGRAM SURABAYA GREEN AND CLEAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DAKWAH EKOLOGI PROGRAM SURABAYA GREEN AND CLEAN."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

i ANALISIS DAKWAH EKOLOGI PROGRAM SURABAYA

GREEN AND CLEAN

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Disusun Oleh: VINNA WATI RISKI

B01212031

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

ABSTRAK

Vinna Wati Riski B01212031, 2016. Analisis Dakwah Ekologi Program Surabaya Green and Clean. Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Dakwah Ekologi, Surabaya Green and Clean.

Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana Dakwah Ekologi melalui Program Surabaya Green and Clean. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dakwah ekologi yang ada pada program Surabaya Green and Clean melalui kegiatan pelestarian lingkungan.

Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, penelitian ini menggunakan metode deksriptif kualitatif. Setelah data diperoleh penulis dari dokumentasi dan wawancara langsung (face to face), data kemudian dianalisis.

Dari hasil penelitian ini, di dapatkan bahwa dakwah ekologi pada program Surabaya Green and Clean yang dilakukan melalui program kebersihan lingkungan. Bentuk kegiatannya berupa kegiatan penyelamatan lingkungan sesuai dengan prinsip ekologi yang meliputi penghijauan (Al - Tawazun), pengolahan sampah rumah tangga (Al-riayah dun israf)dan daur ulang(Al-intifa’ dun al-fasad).

(7)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konseptual ... 8

F. Sistematika Penelitian ... 12

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Kajian Pustaka ... 15

1. Dakwah Bil Hal a. Definisi Dakwah ... 15

b. Dakwah Bil Hal ... 17

c. Unsur Dakwah ... 19

d. Fungsi dan Tujuan Dakwah ... 22

e. Metode Dakwah ... 24

2. Ekologi a. Definisi Ekologi ... 25

(8)

ix

3. Surabaya Green and Clean ... 32

B. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 33

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 34

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 35

C. Jenis dan Sumber Data ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data... 38

E. Teknik Analisis Data ... 42

F. Teknik Keabsahan Data... 44

G. Tahapan Penelitian ... 46

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data ... 51

1. Deskripsi Lokasi Penelitian a. Kondisi Wilayah Surabaya ... 51

b. Orientasi Wilayah ... 51

c. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 52

2. Program Surabaya Green and Clean a. Definisi Surabaya Green and Clean ... 54

b. Sejarah Surabaya Green and Clean ... 55

c. Profil Surabaya Green and Clean ... 56

d. Program Surabaya Green and Clean di Masyarakat 57 3. Dakwah Ekolgi Surabaya Green and Clean ... 62

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

(9)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Jumlah Penduduk Kota Surabaya ... 53

4.2 Data Pelaksanaan Surabaya Green and Clean ... 58

4.3 Jumlah Peserta Surabaya Green and Clean ... 59

4.4 Kriteria Penilaian Surabaya Green and Clean ... 61

4.5 Rincian Anggaran Surabaya Green and Clean ... 62

4.6 Perbedaan Sampah Organik dan Sampah Anorganik ... 66

4.7 Jumlah Waktu Penguraian Sampah Organik... 69

(10)

xi

DAFTAR GAMBAR

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Agama selalu memandang positif terhadap semua ciptaan tuhan. Sekecil

apapun ciptaan-Nya, pasti memiliki nilai guna untuk lainnya. Bagi Allah SWT,

tidak ada ciptaan-Nya yang diciptakan secara sia-sia. Seperti halnya lingkungan

yang memiliki peranan untuk menjadi penolong dan penghancur bagi kehidupan

yang memanfaatkannya. Jika berbuat baik kepada alam, maka alam akan

menerima kebaikannya dan begitu pula sebaliknya.1

Namun, banyak dari ciptaan Allah yang menganggap lingkungan sebagai

makhluk mati dan selalu diremehkan. Hal itu juga didorong karena selama ini

lingkungan hidup hanya dianggap kecil dan pasif yang bisa dirubah oleh manusia

yang aktif dan dinamis. Akibatnya, manusia hanya memandang dirinya, tanpa

melihat alam sekitarnya yang sesungguhnya jauh lebih besar dan lebih luas.

Islam mengajarkan umatnya untuk memperhatikan dan melestarikan

lingkungan. Salah satu buktinya, Rasulullah SAW telah memberikan pendidikan

lingkungan kepada para sahabatnya. Abu Darda’ ra menjelaskan bahwa di tempat

belajar yang diasuh oleh Rasulullah SAW telah diajarkan tentang pentingnya

bercocok tanam dan menanam pepohonan serta pentingnya usaha mengubah tanah

yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan

(12)

2

pahala yang besar di sisi Allah SWT karena bekerja untuk memakmurkan bumi

termasuk ibadah kepada Allah SWT. 2

Pendidikan lingkungan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW tersebut

berdasarkan wahyu, sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah di Al-Qur’an

dan As Sunnah yang membahas tentang lingkungan. Pesan-pesan dalam

Al-Qur’an mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif. Diantaranya yaitu

lingkungan sebagai suatu sistem, tanggung jawab manusia untuk memelihara

lingkungan hidup, larangan merusak lingkungan, sumber daya vital dan

problematikanya, peringatan mengenai kerusakan lingkungan hidup yang terjadi

karena ulah tangan manusia dan pengelolaan yang mengabaikan petunjuk Allah

serta solusi pengelolaan lingkungan. 3

Seperti yang tercantum dalam Surat Al – A’raf ayat 56 tentang larangan

membuat kerusakan dan melestarkan lingkungan.

ﺎًﻓْوَﺧ ُﻩوُﻋْداَو ﺎَﻬِﺣ َﻼ ْﺻِإ َدْﻌَ ِضْرَْﻷا ﻲِﻓ اوُد ِﺳْﻔُﺗ َﻻَو

نﯾِﻧ ِﺳْﺣُﻣْﻟا نِﻣ ٌب ِرَﻗ ِﱠ َتَﻣْﺣَر ﱠنِإ ۚ ﺎًﻌَﻣَطَو

Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Dalam ayat ini Allah melarang manusia agar tidak membuat kerusakan di

permukaan bumi. Kerusakan ini mencakup kerusakan terhadap akal, akidah, tata

kesopanan, pribadi, maupun sosial, sarana-sarana penghidupan, dan hal-hal yang

2 Yusuf Al Qaradlawi, Dr. 1997. Fiqih Peradaban : Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu

Pengetahuan. (Surabaya : Dunia Ilmu) hal.183

3 Abdul Majid bin Aziz Al-Qur’an Zindani (et. Al-Qur’an.). 1997. Mujizat Al-Qur’an dan

(13)

3

bermanfaat untuk umum, seperti lahan-lahan pertanian, perindustrian,

perdagangan dan sarana-sarana kerjasama untuk sesama manusia.4

Demikian pula dalam Surat al-A’raf ayat 56 telah dijelaskan tentang

larangan membuat kerusakan di bumi. Larangan ini menunjukkan haram terhadap

indikasi kerusakan yang dapat diamati dari penurunan kualitas dari baik ke buruk.

Oleh sebab itu tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan makhluk Allah SWT

saling terkait dan saling membutuhkan satu sama lain. Bila terjadi gangguan

terhadap salah satunya, makhluk yang lain pasti terganggu.5

Manusia sebagai subyek dari pengelola dan pelindung lingkungan pastilah

memiliki kewajiban untuk menjaga serta melindungi lingkungan hidup atau alam

sekitarnya. Hal ini bukanlah tanpa tujuan tetapi dilakukan agar manusia dan

mahluk hidup lainnya itu bisa hidup dengan baik dan layak sehingga bisa

mempertahankan hidupnya. Selain itu pula dengan terjaganya lingkungan hidup

maka dengan sendirinya peradaban manusia juga bisa tetap eksis sampai

kapanpun juga.

Namun nampak jelas bahwa masalah lingkungan hidup selalu ada dan

merupakan suatu tugas bersama setiap orang. Karena setiap orang memiliki hak

yang sama atas lingkungan, mendapat udara bersih, air sehat, memiliki

pemukiman yang layak dan lain-lain yang diperlukan oleh ekosistem lingkungan

yang baik, meningkatkan kemampuan lingkungan, menjaga supaya lingkungan

4 Ahmad Mushtafa Al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi Juz VIII, Semarang: PT. Karya Toha

Putra, 1993, hlm. 314

(14)

4

tidak tercemar serta rusak dan bertanggung jawab atas setiap perbuatan yang

mencemari dan merusak lingkungan.6

Di Indonesia, kerusakan lingkungan sudah banyak terjadi. Penyebabnya

dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan ulah manusia.

Bahkan, kerusakan lingkungan bisa meningkatkan resiko bencana alam jika

tingkat kerusakannya parah. Menurut The Nature Conservancy (TNC) pada 2012

menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor penting dan

menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan. 7

Kerusakan lingkungan juga terjadi di Indonesia. Bahkan, setiap harinya

selalu muncul permasalahan lingkungan baik karena faktor alam maupun

manusia. Berbagai upaya penanggulangan kerusakan lingkungan mulai dilakukan.

Pengupayaan pemanfaatan lingkungan terus disosialisakan demi mewujudkan

lingkungan yang bersih dan indah. Terutama mengenalkan masyarakat akan

pentingnya ilmu lingkungan dan pendidikan lingkungan. Dimana dalam

pendidikan lingkungan, masyarakat tidak hanya diberi pengetahuan tentang ilmu

lingkungan tetapi juga meningkatkan kesadaran dan kepeduliannya terhadap

kondisi lingkungan.

Dan salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia

diantaranya yaitu mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang

mengatur tentang Tata Guna Tanah, menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982 tentang

Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, memberlakukan

Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986 tentang AMDAL (Analisa Mengenai

6 Emil Salim, Pembangunan Berwawasan Lingkungan , hal. 4-6

(15)

5

Dampak Lingkungan) selanjutnya pada tahun 1991, pemerintah membentuk

Badan Pengendalian Lingkungan8

Seperti contohnya yang terjadi dengan wilayah Jawa Timur kota Surabaya

yang menggunakan berbagai cara untuk menanggulangi terjadinya kerusakan

lingkungan. Berbagai terobosan baru mengenai lingkungan terus digalakkan.

Salah satunya adalah kegiatan Surabaya Green and Clean yang merupakan salah

satu program pemerintah Surabaya untuk mewujudkan Surabaya menjadi kota

sehat, bebas polusi dan menjadi pelopor kota terdepan dalam terobosan baru

bidang kebersihan. Program tersebut berjalan atas kerjasama Pemkot Surabaya,

Swasta, Unilever , Jawa Pos dan Radar Surabaya, SBO TV, Campina dll. 9

Surabaya Green and Clean merupakan bentuk strategi, edukasi dan

apresiasi kepada masyarakat demi peningkatan kualitas lingkungan yang lebih

baik.10 Program yang telah berjalan selama tujuh tahun sejak 2005 ini sedikitnya

telah memberi banyak manfaat tentunya untuk kota Surabaya. Kota yang dikenal

sebagai kota pahlawan itu, kini telah berubah menjadi kota hijau, berseri dan

menjadi kota percontohan lingkungan untuk kota-kota lainnya di Indonesia.

Dalam hubungannya dengan Dakwah Ekologi, program Surabaya Green

and Clean memiliki keterikatan sebagai salah satu bentuk aplikasi dakwah melalui

proses pelestarian lingkungan yang dilakukan melalui praktek langsung. Dengan

arti dakwah yang dilakukan secara bi al hal (dakwah dengan aksi nyata) yaitu

dakwah dengan upaya untuk membangun daya, dengan cara mendorong,

8 Syukri Hamzah. Pendidikan Lingkungan. (Bandung : PT Refika Aditama, 2013).

9 http://www.surabaya.go.id/profilkota/index.php?id=141 (diakses tanggal 3 September 2013) 10 http://efendikaris.blogspot.com/2012/01/green-and-clean-of-surabaya-menuju.html (diakses

(16)

6

memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta

berupaya untuk mengembangkannya dengan dilandasi proses kemandirian.

Metode ini selalu berhubungan antara tiga aktor, yaitu masyarakat (komunitas),

pemerintah, dan agen (pendakwah).11

Hal itu juga didukung oleh beberapa pihak media yang tentunya memiliki

kesempatan untuk berdakwah melalui kampanye dan promosi dari isi program

tersebut lebih lanjut agar diketahui oleh masyarakat luas. Bentuk penyiarannya

pun dilakukan dengan berbagai media baik media cetak, televisi dan radio yang

kesemuanya memiliki metodologi tersendiri dalam mempromosikannya. Dengan

harapan bisa menyebarkannya secara mudah dan mendidik masyarakat untuk

lebih peduli tentang pentingnya lingkungan.

Berangkat dari fenomena tersebut peneliti menganggap perlu melakukan

penelitian dalam kegiatan Surabaya Green and Clean adalah untuk menganalisis

penyampaian dakwah ekologi melalui kegiatan lingkungan yang penyampaiannya

dapat dilakukan secara praktek langsung dengan berbagai media yang

memfasilitasinya.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut, Bagaimana dakwah ekologi dalam program

“ Surabaya Green and Clean ” ?

(17)

7

C. TUJUAN PENELITIAN

Bertitik tolak pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui dakwah ekologi dalam program Green and Clean di kota

Surabaya .

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara teoritis

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru

terhadap pengembangan Ilmu di bidang Dakwah pada Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

2. Secara praktis

a. Bagi Peneliti

1) Dengan penilitian ini, sangat besar harapan untuk mengetahui

dakwah ekologi pada program Surabaya Green and Clean

dengan harapan besar hasil penelitian ini bisa menjadi bahan

acuan pembelajaran besar bagi penulis agar bisa menjadi

lebih baik lagi.

b. Bagi Masyarakat Sosial

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu

informasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

khususnya dalam penyampaian dakwah ekologi dalam

program Surabaya Green and Clean

2) Untuk membantu masyarakat memahami tentang pentingnya

(18)

8

c. Secara Akademis

1) Dari hasil penelitian ini pula, harapan besar bagi peneliti bisa

menjadikan tema ini sebagai bahan atau kajian bagi

penelitian-penelitian berikutnya.

2) Untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar strata satu

(S1) pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Sunan Ampel Surabaya.

E. DEFINISI KONSEPTUAL

Konsep diartikan sebagai satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu

ide (gagasan ) tertentu. Untuk memperoleh pemahaman mengenai penelitian yang

akan dilakukan, maka penulis perlu menjelaskan definisi konsep sesuai dengan

judul. Hal itu dikarenakan untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian

ini.

1. Dakwah Ekologi

Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti

seruan, ajakan atau panggilan. Sedangkan orang yang melakukan seruan

atau ajakan tersebut dikenal dengan panggilan dai (orang yang menyeru).

Dengan demikian, secara etimologis pengertian dakwah merupakan suatu

proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan

dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.12

(19)

9

Sedangkan dakwah secara istilah ialah mendorong (memotivasi)

umat manusia agar melaksanakan kebaikan dan mencegah kemungkaran

supaya mereka memperoleh kebahagiaa dunia dan akhirat.13

Dapat disimpulkan bahwa definisi dakwah adalah sebuah seruan

kepada yang ma’ruf dan menjauhi yang mungkar yang merupakan sebuah

kewajiban bagi kaum muslim untuk selalu memperingatkan orang yang

menyimpang dari ajaran agama Islam. Sebagai mana firman Allah SWT

dalam surat Ali-Imran 104 :



















































Artinya:“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.”

Sedangkan definisi Dakwah ekologi adalah sebuah model kerangka

berfikir dalam penafsiran al-Qur’an, dimana objek kajiannya adalah

ayat-ayat yang terkait dari tema ekologis dan keberpihakan mufassir terhadap

masalah ekologi yang sangat menonjol.14

Dakwah ekologi memiliki arti sebagai kegiatan dakwah yang

dilakukan dalam bentuk pelestarian lingkungan. Dimana dakwah tersebut

mengingatkan bahwa pentingnya peranan lingkungan dalam kehidupan.

Dakwah yang dilakukan tidak hanya melalui ceramah agama saja, tetapi

13 Muhammad Suthon, Desain Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) hal 9

(20)

10

melalui pengaplikasikan dalam bentuk sosialisasi dan praktek lingkungan.

Karena dalam Islam sendiri mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian

daripada iman. Artinya, jika kamu beriman maka lihatlah keadaan

sekitarmu yang membutuhkan perhatian dan penanganan khusus terutama

lingkunganmu.

“Dan tidaklah aku utus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh

alam” (Al - Anbiya:107)

Tidaklah perlu untuk membuka dan membolak-balik lembaran

al-Qur’an untuk memastikan “doktrin” Islam tentang kemestian untuk

memperhatikan dan perduli terhadap kelestarian lingkungan hidup (alam).

Karena, salah satu tujuan utama kehadiran Islam di muka bumi ini adalah

sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Diakui atau tidak, ruang lingkup aktivitas dakwah yang dilakukan

umat Islam, khususnya umat Islam di Indonesia, baru sampai kepada

keperdulian dan kesadaran pada tataran ritual dan sosial. Dalam arti, bahwa

perbaikan kehidupan manusia dan umatnya baru secara langsung menyentuh

aspek kehidupan sosial saja, belum menyentuh aspek alamnya dimana

mereka tinggal.15

2. Surabaya Green and Clean

Surabaya Green and Clean adalah salah satu program pemerintah

kota Surabaya guna mewujudkan Surabaya menjadi kota sehat, bebas polusi

dan menjadi pelopor kota terdepan dalam terobosan baru bidang kebersihan.

15 https://g13b.wordpress.com/2010/05/07/umat-islam-dan-kesadaran-ekologi-yang-minimalis/.

(21)

11

Program yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2005 atas kerjasama dengan

Unilever, Jawa Pos, Campina dan SBO TV ini setidaknya telah memberikan

prestasi dan apresiasi di bidang lingkungan.

Dalam pelaksanannya, program Surabaya Green and Clean berupaya

untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang pentingnya pelestarian

lingkungan. Dengan memulai menciptakan lingkungan diri sendiri lebih

bersih dan melakukan berbagai sosialisasi. Surabaya Green and Clean

sendiri bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat luas

khususnya masyarakat kota Surabaya tentang pentingnya manfaat

lingkungan hijau. Karena program ini berlangsung dari tahun ketahun

dengan menyuguhkan berbagai tema yang berbeda dan mengajak seluruh

lapisan masyarakatnya di dalamnya.

Surabaya Green and Clean awalnya hanya betujuan untuk

menciptakan kota Surabaya lebih berseri dan indah. Namun lambat laun

sejak tahun 2005 tujuan Surabaya Green and Clean mulai berkembang

terhadap lingkungan sekitar kota Surabaya terutama wilayah kumuh

didaerah pekotaan dengan jumlah penduduk yang banyak dan kurang

peduli lingkungan. Dan titik tujuan utama mereka adalah seluruh wilayah

Surabaya baik dari tingkat kecamatan, kelurahan, RW dan RT.

Langkah awal yang sudah dimulai Surabaya Green and Clean yaitu

lomba kampung bersih yang dalam penilaian fisiknya meliputi prasarana

pendukung lingkungan, irigasi, dan penghijauan. Selain itu penilaian

(22)

12

sampah dan penilaian swadaya masyarakat yang meliputi fasilitator, kader

lingkungan, aktifitas masyarakat, dan PKK juga turut menjadi penilaian.

Dalam kegiatannya, Surabaya Green and Clean juga mengutamakan

pengolahan sampah rumah tangga meliputi pemilahan, pemanfaatan sampah

organik dan anorganik serta pembuatan lubang biopori dan bank sampah.

Penilaian lainnya yang meliputi administrasi, kesehatan dan habit atau

kebiasaan masyarakat.

F. SISTEMATIKA PENELITIAN

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berpikir

dalam penulisan skripsi, untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini,

maka disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:

Bab I adalah Pendahuluan, pada bab ini penelitian berisikan tentang

gambaran umum penelitian yang meliputi konteks penelitian, fokus penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual dan sistematika

pembahasan.

Bab II Kerangka Teoritik, pada bab ini penelitia membahas kajian pustaka

(berisi tentang konsep dakwah, dakwah bil hal dan ekologi dalam perspektif

Islam)

Bab III Metode Penelitian, yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian,

teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik keabsahan data dan tahapan

(23)

13

Bab IV Pembahasan, yang meliputi pemaparan data (berisi tentang

deskripsi lokasi penelitian dan Surabaya Green and Clean) dan analisis data

Dakwah Ekologi Surabaya Green and Clean.

Bab V Penutup, yang meliputi kesimpulan, kritik dan saran. Pada bab ini

(24)

14

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Pustaka 1. Dakwah Bil Hal

a. Definisi Dakwah

Ditinjau dari segi etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari Bahasa Arab, yaitu da’a-yad’u-da’watan, yang artinya mengajak, menyeru, memanggil.1 Dakwah itu merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan-pesantertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.2

Dakwah secara istilah ialah mendorong (memotivasi) umat manusia agar melaksanakan kebaikan dan mencegah kemungkaran supaya mereka memperoleh kebahagiaa dunia dan akhirat.3

Sedangkan definisi dakwah secara terminologi telah banyak diartikan oleh beberapa para ahli, diantaranya :

1. Masdar Helmy mengatakan bahwa Dakwah adalah, “ Mengajak dan menajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam) termasuk Amar ma’ruf nahi mungkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat ”.4

2. Menurut Ali Aziz dakwah adalah segala bentuk aktivitas penyampaian ajaran Islam kepada orang lain dengan berbagai cara

1Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Amzah, 2009 ), hal. 1

2 Samsul Munir Amin ,Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hal 9

(25)

15

yang bijaksana untuk terciptanya individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran islam dalam semua lapangan5

3. Menurut Toha Yahya Oemar mangatakan bahwa dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana dan jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebijaksanaan mereka dunia dan akhirat.6

4. Hamzah Yaqub dalam bukunya publisistik islam memberikan pengertian dakwah dalam islam ialah “mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya”.7

5. Muhammad Abu A l -Futuh dalam kitabnya Al-Madkhal ila ‘ilm

ad-Da’wat, dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan ajaran islam

kepada seluruh manusia dan mempraktekkannya dalam realitas kehidupan.8

Dari definisi-definisi tersebut, dapatlah diambil berbagai kesimpulan sebagai berikut:

1. Dakwah menjadikan prilaku muslim dalam menjalankan Islam sebagai Agama rahmatan lil alamin yang harus didakwahkan kepada seluruh manusia, yang dalam prosesnya melibatkan unsur : dai

(subyek), maadah (materi), thoriqoh (metode), wasilah (media), dan

5 Mohammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah ( Jakarta: Prenada Kencana, 2004 ), hal. 11 6 Mohammad Ali Aziz, Ilmu dakwah (Jakarta: Prenada Kencana, 2004), hal. 5

(26)

16

mad’u (obyek) dalam mencapai tujuan dakwah yang melekat dengan

tujuan Islam yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 2. Dakwah juga dapat dipahami dengan proses internalisasi,

transformasi, transmisi, dan difusi ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat.

3. Dakwah mengandung arti panggilan dari Allah SWT. Dan Rasulullah SAW. Untuk umat manusia agar percaya kepada ajaran Islam dan mewujudkan ajaran yang dipercayainya itu dalam segala segi kehidupannya. 9

Berkaitan dengan hal di atas, Allah SWT telah memberikan dasar dalam landasan berpijak bagi seorang dai sebagaimana firman-Nya dalam surat An-Nahl

ayat 125 yang berbunyi :



























































Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah danpelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Dari firman Allah yang telah di jelaskan di atas, Allah memerintahkan kepada umat Islam didunia untuk berdakwah sekaligus memberi tuntunan bagaimana cara-cara pelaksanaanya. Yakni dengan cara yang baik sesuai dengan

(27)

17

petunjuk agama Islam. Jadi melakukan suatu kebaikan kepada yang ma’ruf

merupakan kewajiban bagi umat muslim, Hakikat dakwah sendiri berdasarkan Al-Quran sebagai kitab dakwah, antara lain, dapat di jumpai dalam surat An-Nahl, 16 : 125 yang telah disebutkan diatas . Berdasakan isyarat ayat tersebut, hakekat dakwah dapat di rumuskan sebagai suatu kewajiban mengajak manusia kejalan Tuhan dengan cara hikmah, mau’idhah hasanah, dan mujaddalah yang ahsan. Adapun ajakan ke jalan Tuhan tersebut dapat positif atau sebaliknya negatif.

b. Dakwah Bil Hal

Secara etimologi Dakwah bil Hal merupakan gabungan dari kata dua kata yaitu kata dakwah dan al-Haal. Kata dakwah artinya menyeru, memanggil. Sedangkan kata al-Haal berarti keadaan. Jika dua kata tadi dihubungkan maka dakwah bil hal mengandung arti “memanggil, menyeru dengan menggunakan keadaan, atau menyeru, mengajak dengan perbuatan nyata”.

Dakwah bil hal sesungguhnya mempunyai makna yang sangat luas. Menurut Qurais Shihab, dakwah bil hal identik dengan dakwah pembangunan dan pengembangan masyarakat muslim. Lebih lanjut ia mengatakan dakwah bil hal diharapkan dapat menunjang segi-segi kehidupan masyarakat, sehingga pada akhirnya setiap komunitas memiliki kemampuan untuk mengatasi kebutuhan dan kepentingan anggotanya, khususnya dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.10

(28)

18

Dalam prakteknya, dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, terbukti bahwa pertama kali tiba di Madinah yang dilakukan adalah pembangunan Masjid Quba, mempersatukan kaum Anshor dan Muhajirin dalam ikatan ukhuwah islamiyah dan seterusnya.11

Menurut E. Hasim dalam kamus, istilah Islam memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan dakwah bil hal adalah dakwah yang dilakukan dengan perbuatan nyata, karena merupakan tindakan nyata maka dakwah ini lebih mengarah pada tindakan menggerakkan mad’u sehingga dakwah ini lebih berorentasi pada pengembangan masyarakat.12

Oleh karena itu al-Qur’an menyebutkan kegiatan dakwah bil hal, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Fushilat ayat 33, sebagai berikut :

ِﲏﱠﻧِإ َلﺎَﻗَو ﺎًِﳊﺎَﺻ َﻞِﻤَﻋَو ِﱠا َﱃِإ ﺎَﻋَد ْﻦﱠِﳑ ًﻻْﻮَـﻗ ُﻦَﺴْﺣَأ ْﻦَﻣَو

َﲔِﻤِﻠْﺴُﻤْﻟا َﻦِﻣ

Artinya :“ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku

Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”. (An-Fushilat: 33).13

Pengertian ayat di atas, menunjuk pada suatu makna, bahwa Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang terlebih dahulu berupaya merubah nasibnya. Makna tersebut berarti, Allah SWT akan memberikan jalan kepada perubahan apabila ada ikhtiar atau usaha merubah nasib mereka kepada yang lebih baik, mempertinggi mutu diri dan mutu amal,

11 Dra Siti Muru’ah, Metodologi DakwahKontemporer. (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), hal 75.

12“Metode dakwah Bil Hikmah dan Bil Hal. BAB I”, dalam tanjung bunut.blogspot.com/metode-dakwah-bil-hikmah-dan-bilhal. Diakses tanggal 10 Agustus 2016 pukul 10.00.

(29)

19

melepaskan diri dari perbudakan selain Allah. Kita harus berusaha mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan lebih maju. Namun demikian, kita harus menyadari bahwa kita tidak boleh lupa akan adanya takdir yang telah ditetapkan Allah.

Dakwah jenis ini dilakukan dengan tujuan tak hanya membuat pendengar memahami makna nan disampaikan dari dakwah tersebut, tapi juga mengaplikasikan berbagai perbuatan nan dicontohkan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, orang nan mendengarkan dakwah tersebut tak hanya memaknai sebuah kebaikan dan keburukan, tapi juga mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan tersebut dan menjauhkan nilai-nilai keburukan dalam kehidupan sehari-harinya.

Hal seperti ini biasanya juga behrubungan dengan komunikasi antara makhluk nan satu dengan makhluk nan lainnya, bukan hanya dengan Tuhan saja. Oleh karena itu, ada pula nan disebut dengan hablumminannas, yakni interaksi nan baik antara manusia nan satu dengan manusia nan lainnya dalam global dan kehidupan sehari-hari sinkron dengan apa nan diperintahkan oleh Allah

c. Unsur Dakwah

Dalam kegiatan dakwah ada beberapa unsur yang harus dipenuhi demi keberhasilan proses dakwah. Dan unsur-unsur tersebut meliputi :14

1. Da’I (Pelaku Dakwah)

Da’I adalah orang yang melaksanakan kegiatan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan, baik secara individual,kelompok atau

(30)

bentuk lembaga.

muslim secara otomatis menjadi juru dakwah.maka yang dikenal sebagai

da’I atau komunikator dapat dikelompokkan menjadi:

a. Secara umum adalah setiap muslim yang

kewajiban dakwah telah melekat tidak terpisahkan pada mereka sesuai denga

perintah Rosulullah untuk menyampaikan ajaran Islam, kepada semua orang walaupun hannya satu ayat.

b. Secara khusus adlah muslim yang telah mengambil spesalisasi

(mutakhosish

Berkaitan dengan hal

khusus, memang kewajiban berdakwah terpikul di pundak orang tertentu. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surat Al ayat 7 :

Artinya : “Maka bertanyalah kamu tidak mengetahui.”

Da’i yang tidak mempunyai pengetahuan cukup tentang masyarakat yang akan menjadi mitra dakwahnya adalah calon

mengalami kegagalan dalam dakwahnya. 1. Mad’u (Mitra Dakwah atau P

15 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah,

bentuk lembaga.15 menurut pengerian tersebut dapat diartikan bahwa setiap uslim secara otomatis menjadi juru dakwah.maka yang dikenal sebagai

atau komunikator dapat dikelompokkan menjadi: Secara umum adalah setiap muslim yang mukallaf

kewajiban dakwah telah melekat tidak terpisahkan pada mereka sesuai dengan kemampuan masing-masing sebagai realisasi perintah Rosulullah untuk menyampaikan ajaran Islam, kepada semua orang walaupun hannya satu ayat.

Secara khusus adlah muslim yang telah mengambil spesalisasi

mutakhosish) dibidang agama Islam, yaitu ulama dan s

Berkaitan dengan hal-hal yang memerlukan ilmu dan keterampilan khusus, memang kewajiban berdakwah terpikul di pundak orang

tertentu. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surat Al

Artinya : “Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu jika

kamu tidak mengetahui.”

Da’i yang tidak mempunyai pengetahuan cukup tentang masyarakat yang akan menjadi mitra dakwahnya adalah calon-calon

mengalami kegagalan dalam dakwahnya.

Mad’u (Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah)

Komunikasi Dakwah, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010), hal 19

20

menurut pengerian tersebut dapat diartikan bahwa setiap uslim secara otomatis menjadi juru dakwah.maka yang dikenal sebagai

mukallaf (sudah dewasa).

kewajiban dakwah telah melekat tidak terpisahkan pada mereka masing sebagai realisasi perintah Rosulullah untuk menyampaikan ajaran Islam, kepada

Secara khusus adlah muslim yang telah mengambil spesalisasi ) dibidang agama Islam, yaitu ulama dan sebagainya.

hal yang memerlukan ilmu dan keterampilan khusus, memang kewajiban berdakwah terpikul di pundak orang-orang tertentu. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surat Al-Anbiya’

orang yang berilmu jika

Da’i yang tidak mempunyai pengetahuan cukup tentang masyarakat calon Da’i yang akan

(31)

Yaitu manusia yang menjadi mitra dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu atau kelompok, baik yang beragama Islam atau tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan. sesuai dengan firman Allah SWT. QS. Saba’ ayat :

Artinya “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia sebagai pembawa berita dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Ditinjau dari segi tugas kerisalahan Rosulullah SAW, maka mad’u dapat digolongkan

a. Umat akwah yaitu umat yang belum menerima, meyakini, dan mengamalkan ajaran aagama Islam.

b. Umat ijabah yaitu umat yang dengan secara ikhlas memeluk agama Islam dan kepada mereka sekaligus dibebani kewajiban untuk melaksanakan d

2. Maddah (Materi Dakwah)

Adapun unsur lain dalam proses dakwah adalah materi dakwah, yaitu; isi pesan yang nantinya akan disampaikan kepada mad'u yang meliputi : akidah, syariah, akhlak, muamalah, ibadah, dan lain sebagainya. 3. Wasilah (Media Dakwah)

Wasilah atau media dakwah adalah alat yang dipergunakan dalam proses dakwah atau penyampaian ajaran Islam. Bisa melalui lisan, tulisan (media cetak), lukisan, audio visual dan lain sebagainya.

Yaitu manusia yang menjadi mitra dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu atau kelompok, baik yang beragama Islam atau tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan. sesuai dengan firman Allah SWT. QS. Saba’ ayat : 28

“Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia sebagai pembawa berita dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Ditinjau dari segi tugas kerisalahan Rosulullah SAW, maka mad’u dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

Umat akwah yaitu umat yang belum menerima, meyakini, dan mengamalkan ajaran aagama Islam.

Umat ijabah yaitu umat yang dengan secara ikhlas memeluk agama Islam dan kepada mereka sekaligus dibebani kewajiban untuk melaksanakan dakwah.

Maddah (Materi Dakwah)

Adapun unsur lain dalam proses dakwah adalah materi dakwah, yaitu; isi pesan yang nantinya akan disampaikan kepada mad'u yang meliputi : akidah, syariah, akhlak, muamalah, ibadah, dan lain sebagainya.

Wasilah (Media Dakwah)

Wasilah atau media dakwah adalah alat yang dipergunakan dalam proses dakwah atau penyampaian ajaran Islam. Bisa melalui lisan, tulisan (media cetak), lukisan, audio visual dan lain sebagainya.

21

Yaitu manusia yang menjadi mitra dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu atau kelompok, baik yang beragama Islam atau tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan. sesuai dengan

“Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia sebagai pembawa berita dan sebagai pemberi peringatan, tetapi

Ditinjau dari segi tugas kerisalahan Rosulullah SAW, maka mad’u

Umat akwah yaitu umat yang belum menerima, meyakini, dan

Umat ijabah yaitu umat yang dengan secara ikhlas memeluk agama Islam dan kepada mereka sekaligus dibebani kewajiban

Adapun unsur lain dalam proses dakwah adalah materi dakwah, yaitu; isi pesan yang nantinya akan disampaikan kepada mad'u yang meliputi : akidah, syariah, akhlak, muamalah, ibadah, dan lain sebagainya.

(32)

22

4. Thariqah (Metode Dakwah)

Thariqah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan dakwah ajaran Islam. Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya. Suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan melalui metode yang tidak baik, maka pesan itu bisa saja tidak diterima oleh sasaran dakwah kita.

5. Atsar (Efek Dakwah)

Setiap aksi dakwah akan menimbulkan reaksi, atsar sering disebut dengan feedback (umpan balik). Jadi hendaklah ada efek yang baik dari apa yang telah disampaikan dalam proses dakwah.

d. Fungsi dan Tujuan Dakwah

Islam merupakan ajaran Allah yang paling sempurna dan diturunkan untuk mengatur kehidupan individu dan masyarakat.16 Akan tetapi, kesempurnaan

ajaran islam hanya akan merupakan ide dan angan-angan saja jika ajaran yang baik itu tidak disampaikan kepada manusia. Oleh karena itu, dakwah merupakan suatu aktifitas yang sangat penting dalam keseluruhan ajaran islam. Dengan dakwah, islam dapat diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke ganerasi berikutnya.

Kebahagiaan di dunia maupun di akhirat merupakan titik kulminasi tujuan hidup manusia. Sebab bahagia di dunia dan di akhirat tidaklah semudah diucapkan dan diinginkan, tidak cukup dengan berdo’a, tetapi perlu disertai dengan berbagai usaha. Karena, manusia memiliki akal dan nafsu, akal senantiasa

(33)

23

mengajak manusia ke arah jalan kebahagiaan sedangkan nafsu justru sebaliknya yaitu ke arah yang menyesatkan. Namun, disinilah dakwah berfungsi memberikan peringatan kepadanya, melalui amar ma’ruf nahi munkar demi mencapai kabahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.17 Adapun fungsi dakwah

yang lain dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Dakwah berfungsi untuk menyebarkan islam kepada manusia sebagai individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan rahmat islam sebagai rahmatan lil’alamin bagi seluruh makhluk Allah.

2) Dakwah berfungsi melestarikan nilai-nilai islam dari generasi ke generasi kaum muslimin berikutnya sehingga kelangsungan ajaran islam beserta pemeluknya dari generasi ke generasi berikutnya tidak terputus.

3) Dakwah berfungsi korektif artinya meluruskan akhlak yang bengkok, mencegah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan rohani.18

Pada dasarnya, dakwah sebagai merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam proses kegiatan dakwah. Sebab, tanpa tujuan yang jelas, seluruh kegiatan dakwah akan sia-sia. Menurut M. Natsir dalam bukunya Fiqhud Da’wah yang dikutip oleh H. Toto Tasmara dalam bukunya Komunikasi

(34)

24

Dakwah menyebutkan bahwa tujuan dakwah dibagi menjadi tiga yaitu :19

1) Menyempurnakan hubungan manusia dengan khaliq -Nya (hablum minallah atau mua’malah ma’al Khaliq).

2) Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesama manusia(hablum minannas atau mua’malah ma’al khalqi).

3) Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu, dan mengaktifkan kedua - duanya sejalan dan berjalin.

e. Metode Dakwah

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hados” (jalan/cara). Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang daI (komunikator) kepada mad”u untuk mencapai tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.20

Beberapa bentuk dakwah yang digunakan para daI untuk menyampaikan tujan dakwahnya, diantaranya :

1. Dakwah Bi Al – Lisan

Penyampaian pesan dakwah yang dilakukan melalui metode ceramah atau komunikasi antara daI dan mad”u (objek dakwah).

2. Dakwah Bi Al – Qalam

Kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan seperti buku, majalah, jurnal,artikel, internet dll.

(35)

25

3. Dakwah Bil Haal

Aktivitas dakwah islam yang dilakukan dengan tindakan yang nyata terhadap penerima dakwah sehingga tindakannya tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan si penerima dakwah.

4. Dakwah Bi Al – Hikmah

Metode dakwah yang disampaikan dengan cara yang bijaksana. Metode ini mengedepankan cara persuasif sehingga orang – orang yang didakwahi tidak merasa dipaksa, merasa tertekan ataupun menimbulkan konflik

2. Ekologi

a. Definisi Ekologi

Ekologi berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat hidup, dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah, ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Sedangkan secara umum, ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidupdengan lingkungannya. 21

Selain definisi umum di atas, terdapat juga pengertian ekologi yang dikemukan oleh beberapa ahli, beberapa diantaranya sebagai berikut:

1) Miller, 1975 menyatakan bahwa ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya. (Darsono, 1995)

(36)

26

2) Otto Soemarwoto menjelaskan bahwa ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. (Darsono, 1995)

Dalam cabang ilmu, ekologi menggunakn prinsip-prinsip utama yang dianut dalam kajian lingkungan, diantaranya :

a. Interaksi (interaction)

b. Saling ketergantungan (interdependence) c. Keanekaragaman (diversity)

d. Keharmonisan (harmony)

e. Kemampuan berkelanjutan (sustainability) b. Ekologi dalam Perspektif Islam

Menghadapi problematika sosial dan alam, eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam dilihat sebagai penyebab utama terjadinya bencana alam seperti longsor maupun banjir di Indonesia. Bencana lingkungan seperti tsunami, banjir, tanah longsor, lumpur, dan gempa adalah sederet bencana yang sering menimpa Indonesia. Tetapi, bencana-bencana tersebut tidak selamanya disebabkan faktor alam. Melainkan bencana tersebut tidak bisa dipisahkan dengan faktor manusia yang kurang ramah dengan alam dan lingkungannya sendiri. 22

Terjadinya kerusakan lingkungan hidup terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan atau hayati sehingga lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang

(37)

27

pembangunan berkelanjutan. Kerusakan lingkungan hidup terjadi di darat, udara, maupun di air. Seperti yang terkandung dalam Surat Ar – Ruum ayat 41-42 yang berbunyi 23 :

ْﺖَﺒَﺴَﻛ ﺎَﻤِﺑ ِﺮْﺤَﺒْﻟا َو ِّﺮِﺒْﻟا ﻰِﻓ ُدﺎَﺴَﻔْﻟا َﺮَﮭَظ

ْﻢُﮭﱠﻠَﻌَﻟ ا ْﻮُﻠِﻤَﻋ ْيِﺬﱠﻟا َﺾْﻌَﺑ ْﻢُﮭَﻘْﯾِﺬُﯿِﻟ ِسﺎﱠﻨﻟا ىِﺪْﯾَا

َن ْﻮُﻌ ِﺟ ْﺮَﯾ

Artinya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

ﻰِﻓ ا ْوُﺮْﯿِﺳ ْﻞُﻗ

ُﺔَﺒِﻗﺎَﻋ َنﺎَﻛ َﻒْﯿَﻛ ا ْوُﺮُﻈْﻧﺎَﻓ ِض ْرَ ْﻷا

ُﻞْﺒَﻗ ْﻦِﻣ َﻦْﯾِﺬﱠﻟا

ﻰﻠﻗ

َﻦْﯿِﻛ ِﺮْﺸﱡﻣ ْﻢُھُﺮُﺜْﻛَأ َنﺎَﻛ

Artinya: “Katakanlah, ‘Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu.’ Kebanyakan mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).

Dijelaskan dalam Surat Ar- Ruum ayat 41-42. Bahwa telah muncul berbagai kerusakan di dunia ini sebagai akibat dari peperangan dan penyerbuan pasukan-pasukan, pesawat-pesawat terbang, kapal-kapal perang, dan kapal-kapal selam. Hal itu tiada lain karena akibat dari apa yang dilakukan oleh umat manusia berupa kezaliman, banyaknya lenyapnya perasaan dari pengawasan Yang Maha Pencipta.

Dan mereka melupakan sama sekali akan hari hisab, hawa nafsu terlepas bebas dari kalangan sehingga menimbulkan berbagai macam kerusakan di muka bumi. Karena tidak ada lagi kesadaran yang timbul dari dalam diri mereka, dan agama tidak dapat berfungsi lagi untuk mengekang kebinalan hawa nafsunya serta

(38)

28

mencegah keliarannya. Akhirnya Allah SWT merasakan kepada mereka balasan dari sebagian apa yang telah mereka kerjakan berupa kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan lalu yang berdosa. Barangkali mereka mau kembali dari kesesatannya lalu bertaubat dan kembali kepada jalan petunjuk. Dan mereka kembali ingat bahwa setelah kehidupan ini ada hari yang pada hari itu semua manusia akan menjalani penghisaban amal perbuatannya.

Sesudah Allah menjelaskan bahwa timbulnya kerusakan sebagai akibat dari perbuatan tangan manusia sendiri. Lalu Dia memberikan petunjuk kepada mereka, bahwa orang-orang sebelum mereka telah melakukan hal yang sama seperti apa yang telah dilakukan oleh mereka. Akhirnya mereka tertimpa azab dari sisi-Nya, sehingga mereka dijadikan pelajaran buat orang-orang sesudah mereka dan sebagai perumpamaan-perumpamaan bagi generasi selanjutnya.

Menurut Soemarwoto, bahwa hubungan manusia dan lingkungan bersifat sirkuler. Hal ini bermakna bahwa apapun yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungannya, dampaknya akan kembali lagi kepada manusia, baik itu berupa keuntungan maupun kerugian.24

Dan beberapa persepsi manusia terhadap lingkungan pun terwujud dalam sikap dan perilakunya dalam memberlakukan lingkungan hidupnya. Diantaranya meliputi :25

1) Antroposentris ( Pandangan yang menganggap alam diciptakan untuk manusia sebagai sumber daya untuk dieksploitasi semaksimal mungkin)

24 Syukri Hamzah, Pendidikan Lingkungan, (Bandung : PT Refika Aditama, 2013)

(39)

29

2) Ekosentris (Suatu paradigma lingkungan yang menganggap manusia sebagai bagian ekosistem tempat hidupnya dan menghargai nilai instrinsik unsur-unsur alam.)

3) Bionsentrisme (Pandangan bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini berhak untuk dihargai karena segala sesuatu yang ada di alam ini melekat bagi dirinya sendiri.)

Dari sinilah sebenarnya awal munculnya permasalahan lingkungan yang sering disebut sebagai krisis lingkungan yang tanpa disadari krisis lingkungan tersebut secara perlahan terus merambah dan mengancam. Meskipun pada kenyataannya, pengelolaan lingkungan hidup secara bertanggung jawab sampai saat ini masih memperhatinkan.

Islam adalah agama yang memiliki misi universal, memberi rahmat untuk semesta alam (rahmatan li al alamin) (Q.S : 21;107), dan telah memberikan pandangan sistematis dan komprehensif tentang korelasi Tuhan, manusia dan alam. Ajaran Islam tidak hanya mengajarkan untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam, tetapi juga mengajarkan aturan main dalam pemanfaatannya dimana kesejahteraan bersama yang berkelanjutan sebagai hasil keseluruhan yang diinginkan.

(40)

30

adalah ibarat kehidupan yang makmur, sedangkan dunia ibarat kehidupan yang sengsara. Karena Adam telah merusak ekologi surga, ia terlempar ke padang yang tandus, kering, panas dan gersang. Doktrin ini mengingatkan manusia agar sadar terhadap persoalan lingkungan dan berikhtiar melihara ekosistem alam.

Dalam keilmuwan dakwah telah dijelaskan tentang ekologi yang berarti sebuah model kerangka berfikir dalam penafsiran al-Qur’an, dimana objek kajiannya adalah ayat-ayat yang terkait dari tema ekologis dan keberpihakan mufassir terhadap masalah ekologi yang sangat menonjol.26

Dan dalam dakwah ekologi memberikan pemahaman kepada kita bahwa betapa pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan atau alam ini, sehingga dengan pemahaman demikian diharapkan manusia bisa lebih bijaksana dalam memperlakukan alam, perusakan alam yang terjadi akibat eksploitasi yang tanpa mempertimbangkan hak-hak alam hanya akan menjadi beban sosial yang harus ditanggung masyarakat karena keserakahan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.27

Selain itu dakwah ekologi bisa dikatakan sebagai kegiatan dakwah yang dilakukan dalam bentuk pelestarian lingkungan. Dimana dakwah tersebut mengingatkan bahwa pentingnya peranan lingkungan dalam kehidupan .Terutama mengenalkan masyarakat akan pentingnya ilmu lingkungan (Ekologi) dan pendidikan lingkungan. Dalam ilmunya, dakwah ekologi mengharapkan masyarakat tidak hanya diberi pengetahuan tentang ilmu lingkungan tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran dan kepeduliannya terhadap kondisi lingkungan.

(41)

31

Dalam karakteristik tafsir dakwah ekologis ini memuat beberapa prinsip, diantaranya :

1) Al- Adalah (adil)

Adil dalam konteks ekologi berarti kita berbuat secara seimbang, tidak berlaku aniaya terhadap alam dan lingkungan (Q.S. al-An’am [6]: 38

2) Al - Tawazun (keseimbangan)

Harmoni dan stabilitas kehidupan yang memerlukan keseimbangan (al-tawâzun wal i’tidâl ) dan kelestarian di segala bidang.

Selain itu arti tawazun menurut beberapa pakar Islam memiliki pengertian sebagai berikut :28

a. Allah menciptakan makhluk apa saja disesuaikan dengan kebutuhan makhluk-Nya. Segala makhluk ciptaan Tuhan seperti air, udara, tumbuh-tumbuhan, bahan tambang dsb, tercipta atas dasar pertimbangan dan ukuran yang sangat akurat dan teliti. Seolah-olah disini Tuhan memerlukan penelitian lebih dahulu dengan menggunkan standar Hikmah Ilahiah sebelum mencipta. b. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan, wujudnya selalu

disesuaikan dengan fitrah dan formasinya.

3) Al-intifa’ dun al-fasad (mengambil manfaat tanpa merusak)

Alam dan segala isinya diciptakan untuk memang untuk manusia, sejauh hal-hal yang bermanfaat bagi manusia dan tidak boleh menguras semua sumber daya alam hingga menimbulkan kerusakan.

(42)

32

4) Al-riayah dun al-israf (memelihara dan merawat).

Memelihara dan merawat, dan tidak berlebihan secara eksploitatif, hingga merusak keberlanjutan ekologi.

5) Al-tahdits wa al-istikhlaf

Pembaharuan sumber daya alam yang memang memungkinkan untuk diperbaharui.

3. Surabaya Green and Clean

Surabaya Green and Clean merupakan salah satu program pemerintah Surabaya untuk mewujudkan Surabaya menjadi kota sehat, bebas polusi dan menjadi pelopor kota terdepan dalam terobosan baru bidang kebersihan. Program tersebut berjalan atas kerjasama Pemkot Surabaya, Swasta, Unilever , Jawa Pos dan Radar Surabaya, SBO TV, Campina dll.

Program yang ditujukan sebagai wujud bentuk strategi, edukasi dan apresiasi kepada masyarakat demi peningkatan kualitas lingkungan yang lebih baik terutama di kota Surabaya. Program yang telah berjalan selama tujuh tahun sejak 2005 ini sedikitnya telah memberi banyak manfaat tentunya untuk kota Surabaya. Kota yang dikenal sebagai kota pahlawan itu, kini telah berubah menjadi kota hijau, berseri dan menjadi kota percontohan lingkungan untuk kota-kota lainnya di Indonesia.

(43)

33

kebersihan Green and Clean yang mengutamakan pengolahan sampah rumah tangga meliputi pemilahan, pemanfaatan sampah organik dan anorganik serta pembuatan lubang biopori dan bank sampah sebagai penilaiannya. Dan melalui kriteria-kriteria tersebut pemerintah Kota Surabaya mengupayakan pemberdayakan masyarakat untuk mengelola lingkungannya, hal ini sekaligus secara strategis meningkatkan kuantitas dan kualitas RTH privat yang ada di Kota Surabaya.

4. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Untuk melengkapi referensi dan pengembangan penelitian ini, peneliti mempelajari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang lain yang berkaitan dengan fokus penelitian ini, sebagai bahan pembanding dan pertimbangan dalam penelitian ini. Peneliti telah menggali beberapa penelitian terdahulu yang sejenis, diantaranya adalah :

a. Metode Dakwah Tentang Lingkungan Hidup KH. MIFTAHUL LUTHFI MUHAMMAD. Penelitian ini dibuat oleh Ulwiyatul Unza, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, KPI, 2014. Penelitian tersebut mengupas tentang Metode Dakwah KH. Miftahul Luthfi Muhammad Pada Masyarakat Disekitar Ma’had Teebee Tambak Bening Surabaya. Persamaan penelitian ini adalah membahas tentang lingkungan.

(44)

34

(45)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah

yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

tertentu yang diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan

cara pemecahannya.1

Penelitian juga merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

serangkaian proses yang panjang. Diawali dengan adanya minat untuk mengkaji

secara mendalam munculnya fenomena tertentu. Dengan di dukung oleh

penguasaan teori dan konseptualisasi yang kuat atas fenomena tersebut.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan

jenis penelitian deskriptif. Maksudnya adalah data-data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, dokumen, gambar, dan bukan angka-angka.2

Sedangkan yang dimaksud dengan jenis penelitian deskriptif adalah suatu

penelitian yang hanya bertujuan memaparkan suatu peristiwa atau fakta terhadap

objek yang diteliti saja.3 Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif ini

dengan harapan ingin mempelajari secara intensif tentang latar belakang dan

kegiatan yang berhubungan dengan Dakwah Ekologi Surabaya Green and Clean.

1 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: logos, 1997), hal. 1

2 Lexy J Moleong, Metode Penlitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 11.

(46)

36

Alasan Peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif adalah:

1. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kegiatan Surabaya

Green and Clean yang kaitannya dengan dakwah ekologi

2. Berusaha menampilkan secara utuh yang membutuhkan kecermatan dalam

pengamatan dan pemaparan sehingga bisa dipahami secara menyeluruh hasil

dari penelitian.

3. Peneliti dituntut untuk terjun langsung kelapangan guna memperoleh data

yang diharapkan dan data yang diperoleh akan lebih aktual dan obyektif serta

lebih memudahkan peneliti dalam berinteraksi dengan responden, seperti data

tentang Surabaya Green and Clean.

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fenomena yang

ditemukan dilokasi penelitian, mengenai Dakwah Ekologi Surabaya Green and

Clean.

B. Subyek & Obyek Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini adalah “Dakwah Ekologi Program

Surabaya Green and Clean”, maka yang menjadi subjek penelitian ini adalah

orang-orang yang terlibat dalam bidang penyiaran, khususnya dalam penelitian ini

adalah Surabaya Green and Clean.

Adapun juga obyek dalam penelitian ini adalah media yang menyiarkan,

meliput dan mempromosikan Program Surabaya Green and Clean dan media

(47)

37

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian ini dibagi ke dalam bentuk kata-kata dan

tindakan serta sumber data yang tertulis. Sedangkan sumber data dalam penelitian

yang akan dilakukan ini, peneliti sependapat dengan apa yang konsepsikan oleh

Lofland dan Lofland (1984:47), bahwa sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.4

Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, peneliti akan mendapatkan

sumber data yang berasal dari:5

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber asli, dalam hal ini

peneliti diperoleh dari hasil wawancara dengan berbagai pihak yang ikut

terlibat dalam Surabaya Green and Clean sebagai key informan. Alasan

peneliti menggunakan data primer adalah karena dengan adanya data itu

peneliti dengan mudah mendapatkan informasi langsung tentang masalah

yang diangkat. Data primer juga diperoleh langsung dari keterangan

informan lain yang dapat memberikan keterangan atau informasi.

Informan ini setidaknya adalah orang yang memiliki pengetahuan banyak

tentang Surabaya Green and Clean dan mereka dapat dipercaya dalam

memberikan informasi

4 Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Rosdakarya, 2008), hal. 157

(48)

38

Tabel 3.1

Data Informan

No. Nama Jawaban dari

1. Vieka Ariestyani

Antari, ST

Staff Subag Umum dan

Kepegawaian DKP Surabaya

2. Slaviyanti, S.Sos Tim Motivator Dinas Kebersihan

dan Pertamanan Kota Surabaya

3. Kholifah Ketua RT Peserta lomba Surabaya

Green and Clean

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara dan merupakan data pelengkap dan

pendukung. Alasan peneliti menggunakan data sekunder adalah bahwa

mencari informasi tentang masalah diangkat dalam skripsi ini tidak hanya

melalui wawancara langsung dengan para informan tetapi juga bisa dengan

media yang lain. Seperti dokumentasi kegiatan Surabaya Green and Clean,

data yang berasal dari berbagai sumber seperti koran, laporan, majalah,

jurnal, dan lain-lain Data-data tersebut berupa diantaranya :

a. Kata-kata dan tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

[image:48.595.101.513.160.548.2]
(49)

39

dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman suara

pengambilan foto sebagai bukti gambar.6

Wawancara akan dilakukan kepada subyek penelitian yaitu

Tim Kreatif Program Surabay Green and Clean. Diantaranya : 1.

Vieka Ariestyani Antari, ST (Staff Subag Umum dan Kepegawaian

DKP Surabaya) 2. Slaviyanti, S.Sos (Tim Motivator DKP Surabaya)

dan 3. Kholifah (Peserta lomba kampuung bersih Surabaya Green and

Clean). Peneliti memilih orang-orang ini karena mereka lebih faham

akan situasi dan kondisi Program Surabaya Green and Clean.

b. Sumber Tertulis

Sumber tertulis, dapat dikatakan sebagai sumber yang kedua

yang berasal dari luar sumber kata-kata dan tindakan. Dilihat dari

sumber data bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis, dibagi

atas sumber buku, majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen

pribadi, dokumen resmi.7

Sumber tertulis yang peneliti peroleh berupa foto – foto

kegiatan Surabaya Green and Clean baik dari surat kabar atau

pengambilan kegiatan secara langsung.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode

6 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1996),h.157

(50)

40

mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah

memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data.

Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bisa terpecahkan karena

metode untuk memperoleh yang digunakan tidak memungkinkan, ataupun metode

yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan.8 Dalam

penelitian ini dilakukan pengumpulan data yang berkaitan erat dengan

permasalahan dalam skripsi ini, dan semua data tersebut dipandang dapat

memberikan penjelasan yang utuh.

Adapun data-data yang dikumpulkan agar dapat memberikan penjelasan

yang utuh tentunya berdasarkan sumber data yang tepat dan terarah. Dalam

penelitian ini secara operasional dalam upaya mengumpulkan berbagai data yang

ada, dilakukan teknik yang meliputi:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dan informan .9 Alasan mengggunakan wawancara adalah

supaya peneliti dapat memperoleh informasi secara langsung dari para

informan. Inti dari metode wawancara ini bahwa di setiap penggunaan

metode ini selalu muncul beberapa hal, yaitu pewawancara, responden

(orang yang di wawancarai), materi wawancara, dan pedoman

wawancara (yang terakhir ini tidak mesti harus ada). Salah satu bentuk

8 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h. 54

(51)

41

wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara sistematik

dan wawancara mendalam atau indept interview.

Wawancara dilakukan kepada tim kreatif Surabaya Green and

Clean, alasan peneliti menggunakan wawancara yaitu untuk memperoleh

data mengenai program kegiatan Surabaya Green and Clean.

Langkah-langkah wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti

adalah: menentukan responden yang akan diwawancarai untuk menggali

data dan informasi; menyiapkan bahan pembicaraan yang akan dilakukan

oleh peneliti terhadap responden, melangsungkan kegiatan wawancara

bersama informan yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian diikuti

mengkonfirmasikan ringkasan hasil wawancara dan mengakhirinya, dan

setelah melakukan kegiatan wawancara, peneliti menuliskan hasil

wawancara pada catatan lapangan agar data yang diperoleh tidak lupa

atau hilang.

2. Observasi

Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam

penelitian kualitatif. Dengan observasi, peneliti dapat

mendokumentasikan berbagai kegiatan dan interaksi yang dilakukan oleh

subyek penelitian.10 Semua yang dilihat dan didengar akan dicatat dalam

kegiatan observasi secara fleksibel sesuai dengan fokus permasalahn

(52)

42

penelitian. Observasi berguna untuk mendiskripsikan suatu kegiatan di

lapangan.11

Observasi adalah kegiatan yang paling utama dan teknik

pengumpulan data yang lazim dipakai peneliti kualitatif.12 Dengan

menggunakan teknik pengumpulan data ini diharapkan nantinya akan

diperoleh data yang lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat

makna dari setiap perilaku yang nampak. Dalam penelitian ini nantinya

peneliti akan melaksanakan penelitian secara langsung kedal

Gambar

Tabel Halaman
Gambar                                                                                                    Halaman
   Tabel 3.1 Data Informan
Jumlah Peserta (RT) dan Pemenang Surabaya Green and CleanTabel 4.3 10
+5

Referensi

Dokumen terkait

tujuan dakwah dalam arti luas adalah menegakkan ajaran agama Islam pada setiap insan baik individu maupun masyarakat. Disamping itu, Allah juga mengajak manusia menuju kepada

Tulisan ini berfokus pada wacana yang dikembangkan oleh perusahaan media Jawa Pos, terkait dengan program yang dilaksanakan untuk menjaga kelestarian lingkungan

46 Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian merupakan Representasi Dakwah Islam Dalam Film Komedi adalah mewakili pesan agama yang disampaikan oleh seseorang untuk

Materi dakwah (maddah) adalah ajaran Islam itu sendiri. Penugasan da’iyah PD Persistri ke PC se Kab. Bandung selain pendidikan dan pembinaan da’iyah adalah merupakan realisasi

Dakwah sekarang dipahami bukan hanya proses penyampaian pesan Islam dalam bentuk ceramah, khutbah di podium atau mimbar saja, yang biasa dilakukan oleh para penceramah atau

dan itu merupakan aspek akidah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia, maka dari itu yang menjadi kali pertama yang akan di jadikan materi dakwah Islam

(Internetworlstat.com). Angka sebesar itu tidak mungkin diperoleh dari kerumunan pengajian atau ceramah di luar dunia maya. Jika sebuah misi dakwah Islam bisa diakses

Dari penjelasan tentang makna dakwah dan budaya diatas bisa kita simpulkan bahwa dakwah antar budaya merupakan seruan pesan-pesan Islam yang disampaikan oleh seorang da‟i