• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI SYARIAH : STUDI PADA PT. BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG GUBENG SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI SYARIAH : STUDI PADA PT. BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG GUBENG SURABAYA."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI

SYARIAH

(Studi pada PT. Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng Surabaya)

SKRIPSI

OLEH

MIFTAHUL JANNAH NIM. C04211029

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah SURABAYA

(2)

ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI

SYARIAH

(Studi pada PT. Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Studi Strata Satu

Ilmu Ekonomi Islam

OLEH

MIFTAHUL JANNAH NIM. C04211029

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Analisis Mekanisme Pembiayaan Mikro Pada

Bank BRI Syariah (Studi pada PT. Bank BRI Syariah kantor Cabang Gubeng

Surabaya)”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif dengan metode wawancara, yang menganalisis data dengan cara mengumpulkan, merangkum hal-hal mengenai pembiayaan mikro. Dengan

tujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana mekanisme pembiayaan mikro

dapat memberikan kemudahan bagi nasabah. Penelitian ini juga ingin

menganalisis bagaimana pembiayaan mikro ditinjau dari penggunaan dana dan

kesesuaian dengan prinsip syariah di Bank BRI Syariah kantor cabang Gubeng Surabaya.

Data penelitian ini dihimpun dengan melakukan survey lapangan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik editing (pemeriksaan kembali dari semua data yang

diperoleh, organizing (menyusun kembali data yang telah didapat dalam

penelitian), dan penemuan hasil dengan menganalisis data yang telah diperoleh.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bagaimana mekanisme pembiayaan mikro, serta pembiayaan mikro di tinjau dari segi penggunaan dana dan kesesuaian dengan prinsip syariah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan menilai mekanisme pembiayaan mikro ditinjau dari segi penggunaan dan kesesuaian di Bank BRI Syariah.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata “bank” sebagai istilah lembaga keuangan tidak disebutkan secara

eksplisit di dalam Al-qur’an. Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam pembayaran dan peredaran uang.1 Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dari pengertian ini, diketahui bahwa bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi yang memberikan jasa pada unit surplus maupun defisit. Unit surplus adalah pihak yang memiliki kelebihan dana, sementara unit defisit adalah pihak yang membutuhkan dana.

Krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 di Indonesia menyebabkan buruknya kinerja perbankan di Indonesia, baik dari kinerja keuangan maupun persoalan yang lain. Dari analisis dijelaskan bahwa bank konvensional lebih

banyak terkena dampak krisis tahun 1997 dari pada bank syari’ah.

Terjadinya krisis tahun 1997 tersebut, berangsur-angsur perbankan syari’ah menunjukkan perkembangannya. Perkembangan ini selain disebabkan

oleh perkembangan internal dunia perbankan juga tidak terlepas dari pengaruh

perkembangan eksternal dunia perbankan.

(8)

2

Bank syari’ah adalah sebuah lembaga keuangan syari’ah yang beroperasi

berdasarkan prinsip-prinsip prudensialitas perbankan dan kaidah-kaidah syari’ah

Islam. Prinsip tersebut juga diterapkan dalam fungsi pembiayaan di perbankan

syari’ah. Sebagai instrumen pencetak keuntungan bagi bank dan nasabah dana,

penyaluran pembiayaan mesti dilakukan secara bertanggung jawab serta tidak melanggar prinsip-prinsip syari’ah yang diakui secara universal.

Bank syari’ah sifatnya sebagai bank berdasarkan prisnisp syari’ah wajib

memposisikan diri sebagai uswatun hasanah dalam implementasi moral dan etika bisnis yang benar atau melaksanakan etika dan moral dalam aktivitas ekonomi.2

Sesuai labelnya, bank syari’ah adalah institusi keuangan yang berbasis syari’ah.

Hal ini berarti bahwa secara mikro, bank syari’ah adalah institusi keuangan yang

memposisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam mendukung dan memainkan kegiatan investasi di masyarakat sekitarnya. Dalam kacamata mikro bank

syari’ah adalah institusi keuangan yang menjamin seluruh aktivitas investasi

yang menyertainya sudah sesuai dengan syari’ah. Perbankan syari’ah

menawarkan jasa keuangan dengan penuh kepatuhan terhadap larangan riba dalam agama.3

Peran bank dengan pembiayaan usaha mikro utamanya mendapat akses

pembiayaan untuk pengembangan usaha. Lembaga keuangan mikro merupakan lembaga yang dianggap mampu mencukupi kebutuhan modal usaha mikro,

2Muhamad, Manajemen Bank Syari’ah (Yogyakarta: UPP AMPYKPN), 16.

3Ikhwan Abidin Basri, Manajemen Resiko Lembaga Keuangan Syari’ah(Jakarta: Bumi Aksara,

(9)

3

karena mampu menyesuaikan dengan karakteristik usaha mikro.4 Dan adanya bank syariah diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank. Salah satunya melalui pembiayaan mikro.5

Bentuk utama produk bank syari’ah terutama menggunakan pola bagi

hasil, sesuai dengan karakteristiknya. Selain pola bagi hasil, bank syari’ah juga

mempunyai produk-produk pendanaan dan pembiayaan dengan pola nonbagi

hasil. Selain itu, bank syari’ah juga menyediakan berbagai produk jasa perbankan

berupa jasa keuangan, jasa non keuangan, dan jasa keagunan. Industri perbankan

syari’ah harus melakukan inovasi untuk menghadapi persaingan global. Perlu

kerjasama berbagai pihak, pemerintah, masyarakat, kaum ulama, dan juga akademisi agar dapat menciptakan inovasi produk yang tepat dan sesuai keinginan konsumen sehingga dengan sendirinya akan membesarkan peran

perbankan syari’ah dalam perekonomian. Dengan demikian bank syari’ah mampu

berkontribusi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.6

Fakta menunjukkan bahwa pelaku usaha ekonomi berskala kecil adalah umat islam. Namun, dari keseluruhan usaha mikro yang ada, dapat di katakan umat islam masih belum memiliki institusi yang kuat, mapan dan bebas dari

intervensi pihak manapun. Untuk itu, pengembangan usaha mikro umat pun

4Kusmuljono, “Peran Lembaga Keuangan Mikro dalam Pemberdayaan Umkm

di Indonesia”, dalam

http://ippi.or.id/index.php/module/sub/1/id/peran-lembaga-keuangan-mikro-dalam-pemberdayaan-umkm-di-indonesia (14

November )

5 Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 6.

(10)

4

harus mendapat perhatian kitasemua. Sesungguhnya, ide pemunculan pembiayaan mikro syariah, haruslah ditopang konsep dan mekanisme yang jelas, sehingga kontribusinya dapat dirasakan umat.7

Mekanisme dalam bank syari’ah yaitu pola transaksi yang tidak

memastikan pemberian hasil (keuntungan/imbalan) kepada pihak yang bertransaksi dengan bank. Melalui mekanisme bagi hasil terjalin hubungan kemitraan antara nasabah penyimpan dana, bank dan nasabah pembiayaan.8 Mekanisme dalam bank BRI Syariah menggunakan proses sales yang terdiri dari 5 langkah yaitu Prospecting adalah jiwa seorang sales, approaching adalah kegiatan melakukan pendekatan calon nasabah yang sudah menjadi target market kita atau dilakukan pada saat canvassing, presentation adalah kegiatan menjelaskan fitur, keunggulan dan manfaat produk yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan prospek, handling objection/menangani keberatan adalah kegiatan menangani atau menjawab keberatan yang diajukan oleh prospek, cloasing deal adalah kegiatan mengajak prospek untuk mengambil

keputusan “ya”.9

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

merupakan defisit unit.10Pembiayaan juga merupakan aktivitas bank syari’ah

7Irfan syauqi Beik, “Pembiayaan Mikro Syariah”, dalam

http://ekisopini..com/2009/09/pembiayaan-mikro-syariah.html (16 Oktober )

8 Yusak Laksmana, Account Officer Bank Syari’ah (Jakarta: Gramedia, 2009), 15.

9 Eko, (M3) Manajer Marketing Mikro, Wawancara, Surabaya 7 November 2014.

(11)

5

dalam menyalurkan dana kepada pihak lain selain bank berdasarkan prinsip

syari’ah. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan didasarkan pada

kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Pemilik dana percaya kepada penerima dana, bahwa dana dalam bentuk pembiayaan yang diberikan pasti akan terbayar. Penerima pembiayaan mendapat kepercayaan dari pemberi pembiayaan, sehingga penerima pembiayaan berkewajiban untuk mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dalam akad pembiayaan.11

Secara prinsip, seharusnya pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada kalangan nasabah diharuskan memiliki jaminan bahwa dana tersebut akan dikembalikan kepada bank sesuai perjanjian. Keberadaan agunan digunakan untuk mencegah masalah yang kemungkinan akan terjadi dihari selanjutnya. Namun, sejujurnya pihak perbankan tidak mengharapkan eksekusi atas jaminan tersebut. Terdapat berbagai bentuk jaminan yang dapat diberikan pihak nasabah kepada perbankan untuk memperoleh kepercayaan bank baik berupa kebendaan maupun non kebendaan.

Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, seperti kepemilikan.12 Pembiayaan

mikro merupakan pembiayaan yang disediakan oleh bank syari’ah kepada

pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak

11 Ismail, Perbankan Syari’ah (Jakarta: Prenada Media Group,2011), 105-106.

(12)

6

terlayani oleh lembaga keuangan formal dan yang telah berorientasi pasar untuk tujuan bisnis.

Sebagaimana telah diatur dalam Pasal 29 ayat (3) Undang-Undang Perbankan menentukan bahwa dalam memberikan pembiayaan berdasarkan prinsip Islam dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank.13

Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil memegang peranan yang sangat penting, terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha kecil. Usaha kecil ini, selain memiliki arti strategis bagi pembangunan juga sebagai uapaya untuk memeratakan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.14 Berkembangnya lembaga pembiayaan mikro syariah di tengah-tengah masyarakat saat ini memberikan harapan baru bagi dunia usaha khususnya usaha mikro untuk mendapatkan tambahan modal.

Berdasarkan Undang-Undang No. 9/1995 tentang Usaha Kecil, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan, sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.15

Permasalahan yang nampak mengenai pembiayaan mikro di Bank BRI Syariah adalah kemampuan untuk bertahan dalam dunia bisnis salah satunya

13 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Bancking (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 784.

14 Panji Anoraga, Manajemen Bisnis (Jakarta: PT Rinek. Cipta, 1997), 44.

(13)

7

adanya modal. Berkaitan dengan modal tersebut, kendala yang sering di hadapi oleh pengusaha mikro adalah permodalan. Hal ini di sebabkan antara lain belum adanya sistem pembukuan yang tertib dan teratur yang dimiliki oleh pengusaha mikro, dengan mengajukan pembiayaan nasabah terkadang menyalah gunakan yang intinya pembiayaan mikro yang penggunaannya di salah gunakan oleh nasabah, misalnya pembiayaan yang seharusnya untuk modal kerja tetapi di pakai renovasi rumah atau dan lain sebagainya.

BRI Syariah berawal dari akuisisi Bank Jasa Arta oleh Bank Rakyat Indonesia pada tanggal 19 Desember 2007 dan kemudian diikuti dengan perolehan izin dari Bank Indonesia untuk mengubah kegiatan usaha Bank Jasa Arta dari bank umum konvensional menjadi bank umum syariah yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 16 Oktober 2008, maka lahirlah Bank umum syariah yang diberi nama PT Bank Syariah BRI (yang kemudian disebut dengan nama BRI Syariah) pada tanggal 17 November 2008.

Nama BRI Syariah dipilih untuk menggambarkan secara langsung hubungan Bank dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, selanjutnya disebut Bank Rakyat Indonesia, yang merupakan salah satu Bank terbesar di

Indonesia. BRI Syariah merupakan anak perusahaan dari Bank Rakyar Indonesia yang akan melayani kebutuhan perbankan masyarakat Indonesia dengan

(14)

8

Pembiayaan Mikro di Bank BRI Syariah sendiri sudah ada sejak 1 Februari 2010. Dari tahun 2010, portofolio pembiayaan mikro menutup tahun dengan angka pencapaian 434 M dari nihil (2009) atau 101,9% dari portofolio pembiayaan mikro.

Akad yang digunakan untuk pembiayaan mikro di bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng adalah akad murabah{ah, yaitu akad jual beli atas suatu barang dengan harga yang disepakati penjual dan pembeli. Penjual wajib menyebutkan dengan sebenarnya harga perolehan dan besar keuntungannya yang diminta.16

BRI Syari’ah selalu fleksibel responsive dalam menjawab berbagai

kebutuhan dan tantangan finansial dengan menawarkan beragam produk dan layanan, baik untuk individu maupun komersial, pendanaan maupun pembiayan, di kota maupun di desa.Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ” Analisis Mekanisme Pembiayaan Mikro

pada Bank BRI Syari’ah (Studi pada PT. Bank BRI Syari’ah kantor cabang

Gubeng Surabaya)“.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diperoleh identifikasi masalahnya adalah

sebagai berikut:

1. Usaha Bank BRI Syari’ah mempertahankan kinerjanya.

(15)

9

2. Produk pembiayaan mikro di Bank BRI Syari’ah

3. Mekanisme pembiayaan mikro di Bank BRI Syari’ah

4. Perkembangan produk pembiayaan mikro Bank BRI Syari’ah dari tahun ke

tahun

5. Perkembangan UMKM nasabah Bank BRI Syari’ah.

Berdasarkan identifikasi masalah dan kemampuan penulis dalam mengidentifikasi masalah, maka dalam penelitian ini akan dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Mekanisme pembiayaan mikro Bank BRI Syari’ah terhadap UMKM

nasabahnya.

2. Pembiayaan mikro di Bank BRI Syariah di tinjau dari penggunaan dana dan kesesuaian dengan prinsip syariah

Mekanisme pembiayaan merupakan proses atau prosedur pembiayaan di

(16)

10

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mekanisme pembiayaan mikro dapat memberikan kemudahan bagi nasabah?

2. Bagaimana analisis pembiayaan mikro ditinjau dari penggunaan dana dan kesesuaian dengan prinsip syari’ah?

D. Kajian Pustaka

Penelitian yang saya lakukan berjudul “Analisis Mekanisme Pembiayaan

Mikro pada Bank Syari’ah (Studi pada PT. Bank BRI Syari’ah Kantor Cabang Gubeng Surabaya). Penelitian ini tentu tidak lepas dari berbagai penelitian terdahulu, sehingga tidak terjadi adanya pembahasan yang sama dengan penelitian yang lain, maka penulis perlu menjelaskan topik penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, yaitu penelitian yang berjudul “Aplikasi 6C Dalam Analisis

pembiayaan Murabah{ah Di Bank Syariah Mandiri Cabang Malang”. Yang diteliti

oleh Nurul, fokus pembahasan tentang: Aplikasi 6C yang ada di BSM Cabang Malang adalah benar-benar diterapkan dan dilapangan analisis 6C itu dikembangkan lagi menjadi 7A(Aspek Hukum, Aspek Pasar & pemasaran, Aspek

(17)

11

BSM Cabang Malang telah diselesaikan dengan adanya model-model penyelamatan pembiayaan bermasalah. Perbedaanya dengan penelitian saya adalah dalam penelitian ini membahas tentang analisis 6C yang dikembangkan lagi menjadi 7A dalam pembiayaan dengan adanya penyelamatan pembiayaan bermasalah, sedangkan penelitian saya lebih meneliti pada mekanisme atau pelaksanakan pembiayaan mikro.17

Kedua, penelitian yang berjudul “ Kontribusi pembiayaan mikro terhadap

pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) nasabah Bank BRI

Syari’ah Kantor Cabang Induk Gubeng Surabaya”. Yang diteliti oleh Metik citra

Agustiningrum, fokus pembahasan tentang kontribusi pembiayaan mikro Bank

BRI Syari’ah KCI Gubeng terhadap pertumbuhan UMKM nasabahnya dengan

menggunakan management srategik yang baik, karena meskipun menggunakan akad murabah{ah dalam pembiayaan mikro, tetapi pihal bank tidak hanya berhenti sampai nasabah resmi melakukan pembiayaan mikro, karena pihak bank tetap melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap nasabah untuk mengetahui dan membantu agar UMKM nasabahnya terus berkembang. Sehingga kontribusi

yang di berikan BRI Syari’ah mampu menumbuhkan loyalitas nasabah terhadap bank. Perbedaannya dengan penelitian saya adalah penelitian ini menjabarkan kontribusi dan pertumbuhan usaha mikro, sedangkan penelitian saya bertujuan untuk menunjukkan mekanisme pembiayaan mikro.18

17Nurul, “Aplikasi 6C Dalam Analisis Pembiayaan Murabahah Di Bank Syariah Mandiri Cabang

Surabaya” (Skripsi—Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2013).

18Metik citra Agustiningrum, “Kontribusi pembiayaan mikro terhadap pertumbuhan usaha mikro,

(18)

12

Ketiga, yaitu penelitian yang berjudul “Analisis penilaian KJKS BMT

Amanah Ummah Surabaya terhadap kelayakan perilaku calon nasabah pembiayaan mud{arabah mikro”. Oleh Silvia Zuhrotus Sa’adah, fokus pembahasan tentang faktor-faktor yang di gunakan KJKS BMT Amanah Ummah Surabaya dalam menilai kelayakan perilaku calon nasabah pembiayaan adalah penilaian 6C yang kemudian dikaitkan dengan analisis perilaku nasabah yang menjadi faktor dominan adalah penilaian character. Dalam penelitian sebagai penentu kelayakan realisasi pembiayaan adalah usaha yang dimiliki atau yang dikembangkan ini termasuk dalam penilaian perilaku nasabah yang terkait: lokasi yang dapat di jangkau oleh pihak BMT, pendapatan, prospek usaha, kemampuan membayar, usaha yang real, keperluan pembiayaan. Perbedaannya dengan penelitian saya adalah penelitian ini dilakukan pada KJKS BMT Amanah Ummah, sedangkan penelitian saya pada Bank Syariah.19

Keempat, yaitu penelitian yang berjudul “Aplikasi Pembiayaan Kongsi

Pemilikan Rumah Syariah Pada Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Ahmad Yani

Malang”. Oleh Farika, menyimpulkan bahwa pada analisis pembiayaan yang

diterapkan pada BMT Ahmad Yani Malang menggunakan sistem scoring sehingga setiap kriteria ada nilainya. Pelaksanaan pembiayaan pemilikan rumah pada BMT Ahmad Yani Malang menggunakan dua pola yaitu pola chaneling dan pola excecuting.

19Silvia Zuhrotus Sa’adah, “Analisis penilaian KJKS BMT Amanah Ummah Surabaya terhadap

(19)

13

Pada pola chaneling ini pihak BMT hanya sebagai penyalur saja dan tanggung jawab ditanggung penuh oleh pihak BMI, sedangkan pola excecuting pihak Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak hanya sebagai penyalur saja, tetapi juga bertanggung jawab penuh atas pembiayaan pemilikan rumah. Perbedaan dengan penelitian saya, pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Aplikasi Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah, sedangkan penelitian saya adalah untuk mengetahui mekanisme pembiayaan mikro itu sendiri di Bank Syariah.20

Dari berbagai penelitian terdahulu yang pernah dibaca oleh peneliti, 4 penelitian di ataslah yang dianggap paling berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan sekarang ini, akan tetapi penelitian yang akan diteliti oleh penulis terkait kasus yang diangkat tidaklah sama, saya fokus pada Analisis

Mekanisme Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syari’ah sehingga penelitian ini

merupakan penelitian yang baru. Dari 4 penelitian tersebut yang menjadi pandangan dan refrensi peneliti.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan mikro dapat memberikan

kemudahan bagi nasabah (Studi pada PT bank BRI Syari’ah kantor cabang

Gubeng Surabaya).

20Farika, “Aplikasi Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah Pada Baitul Mal Wat Tamwil

(20)

14

2. Untuk menganalisis pembiayaan mikro di tinjau dari pengguna dana dan

kesesuaian dengan prinsip syari’ah.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan dapat berguna baik secara teoretis maupun praktis.

1. Secara teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa maupun karyawan khusus bagian pembiayaan dan menjadi acuan dalam melaksanakan profesinya,

khususnya pada bidang studi perbankan syari’ah.

2. Secara praktis

Dari segi praktisi, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi

penerapan suatu ilmu dilapangan, khususnya dalam dunia perbankan syari’ah

dalam mekanisme pembiayaan mikro pada perbankan syari’ah.

G. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Analisis Mekanisme Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah (Studi pada PT. Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng

Surabaya)”.

Beberapa istilah yang perlu mendapatkan penjelasan dari judul tersebut

(21)

15

1. Mekanisme

Mekanisme dalam bank syari’ah yaitu pola transaksi yang tidak

memastikan pemberian hasil (keuntungan/imbalan) kepada pihak yang bertransaksi dengan bank. Melalui mekanisme bagi hasil terjalin hubungan kemitraan antara nasabah penyimpan dana, bank dan nasabah pembiayaan.21 2. Pembiayaan

Pengertian pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis. Oleh karena itu kita harus mengetahui pengertian dari bisnis itu sendiri. Bisnis adalah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi). Pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya sangat membutuhkan sumber modal. Jika pelaku tidak membutuhkan modal secara cukup, maka ia akan berhubungan dengan pihak lain, seperti bank untuk mendapatkan suntikan dana, dengan melakukan pembiayaan.22

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.23

21Yusak Laksmana, Account Officer Bank Syari’ah (Jakarta: Gramedia, 2009), 15.

22 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah(Yogyakarta: VP, 2005), 17.

(22)

16

3. Pembiayaan Mikro

Pembiayaan Mikro merupakan pembiayaan yang disediakan oleh bank syariah kepada pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak terlayani oleh lembaga keuangan formal dan yang telah berorientasi pasar untuk tujuan bisnis.24

4. Bank BRI Syariah

“Perbankan Syariah” adalah bank umum sebagaimana yang dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syari’at Islam, termasuk unit usaha syariah dan kantor

cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariat Islam.25

Bank BRI Syari’ah merupakan Bank Syari’ah yang sudah tidak diragukan

lagi kredibilitasnya. Ada banyak sekali inovasi produk yang dapat digunakan oleh nasabah, salah satunya yang menjadi bahan penelitian ini adalah produk pembiayaan khususnya pembiayaan mikro.

Segmen mikro memang salah satu pilar pengembangan bisnis yang di canangkan PT. Bank BRI Syari’ah. Pembiayaan mikro BRI Syari’ah iB berada

pada kisaran 5 juta sampai 500 juta.26

24Susanto, “Peran Bank dan Lembaga Keuangan Mikro Dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat”, dalam

http://iwan-share-materi.com/2012/05/peran-bank-dan-lembaga-keuangan-mikro.html (1

November )

25 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, 30.

(23)

17

H. Metode Penelitian

1. Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan bersumber dari bahan dokumentasi yaitu produk dalam pembiayaan mikro, segmen pilar pengembangan bisnis pembiayaan mikro, proses atau mekanisme pembiayaan mikro pada bank BRI Syariah, bahan pustaka, wawancara dengan pihak devisi pengawasan pembiayaan mikro yang kemudian hasil dari wawancara di analisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.27

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual atau kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada kesimpulan. Penelitian kualitatif deskripsif bersifat induktif: peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau

dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mecakup deskripsi dalam konteks yang mendetil disertai

(24)

18

catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.28

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mesdeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannnya dengan fenomena lain.29

2. Sumber Data

Data yang perlu dihimpun untuk penelitian ini adalah data-data terkait dengan Mekanisme Pembiayaan Mikro Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng Surabaya, dan juga data mengenai produk pembiayaan mikro dan proses pelaksanaan mulai dari awal nasabah mengajukan pembiayaan mikro sampai akhir pencairan di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng Surabaya.

Untuk menggali kelengkapan data tersebut, maka diperlukan sumber-sumber data sebagai berikut ini:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal langsung dari sumber penelitian.30

Menurut Sugiyono31data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

28Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidika (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Cet. III, 2007), 60.

29 Ibid., 72.

30 Suharsimi, Arikunto, Prosedur suatu Penelitian Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), 107.

(25)

19

data kepada pengumpul data.Sumber data primer yakni subjek penelitian yang dijadikan sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data secara langsung atau yang dikenal dengan istilah interview (wawancara).32 Dalam hal ini subjek yang dimaksud adalah

pihak dari bank BRI Syariah khususnya Bapak Eko Selaku Manajer Marketing Mikro karyawan pada bagian pembiayaan, bapak Arif selaku AFO, bapak Agus selaku UFO, bapak Wahyu selaku Sales Officer.

Selain itu, sumber data primer lainnya dalah sumber dokumentatif dari BRI Syariah tentang pengajuan hingga realisasi pembiayaan murabahah pada poduk pembiayaan mikro.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dahulu oleh pihak selain peneliti. Menurut Sugiyono33 data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Sumber data sekunder yaitu sumber pendukung yang berasal dari buku-buku maupun literatur lain meliputi: Manajemen dana Bank Syariah karangan Muhamad, perbankan Syariah karangan Ismail, Bank Syariah dari Teori ke Praktek karangan Muhammad Syafi’i Antonio, account Officer Bank Syari’ah

karangan Yusak Laksmana, manajemen pembiayaan Bank Syariah karangan Muhamad.

32Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, Cetakan VIII,2007), 91.

(26)

20

3. Teknik Pengumpulan Data

Agar dapat diperoleh data-data yang dapat diuji kebenarannya, relevan dan lengkap, maka peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut :

a. Observasi

Pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data

dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi nonpartisipatif, yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, hanya berperan mengamati kegiatan nasabah mengajukan pembiayaan mikro, tidak ikut dalam kegiatan, atau bisa juga disebur observasi pasif.34

b. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, atau karya-karya monumental dari seseorang.35Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.36

Peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai sarana untuk mendapatkan data tentang jumlah nasabah, data pembiayaan mikro, laporan keuangan, serta data-data lainnya yang mendukung.

34Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, 220.

35 Ibid., 240.

(27)

21

c. Wawancara

Wawancara adalah cara memperoleh data dengan tanya jawab secara langsung kepada pihak Bank Rakyat Indonesia KC Gubeng khusus karyawan pada bagian pembiayaan tentang pembiayaan mikro yang terkait dengan prosedur pelaksanaan, tujuan, pengendalian, resiko, prinsip-prinsip pembiayaan, kredit macet pembiayaan mikro pada Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Gubeng Surabaya.

4. Teknik Pengolahan Data

Langkah-langkah teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Editing

Pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian.37

Data yang saya ambil adalah mengenai skema pembiayaan, syarat-syarat yang dibutuhkan dalam pembiayaan, tujuan, akad dan prosedur-prosedur yang harus dilalui para nasabah untuk pengajuan pembiayaan mikro dan lain-lain. Setelah itu baru diketahui apakah pelaksanaan pembiayaan mikro itu membawa kemudahaan bagi nasabah atau tidak.

(28)

22

b. Organizing

Menyusun kembali data yang telah didapat dalam penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.38Penulis melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk menganalisis dan menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisis data.

Data penelitian yang di gunakan adalah dengan menguraikan secara singkat jawaban yang diberikan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia KC Gubeng terkait dengan pelaksanaan pembiayaan mikro dan membahas secara cermat. c. Penemuan Hasil

Dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah.39

5. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan menganalisis pembiayaan mikro di tinjau dari segi penggunaan dana dan kesesuaian dengan prinsip syariah yang memerlukan data-data untuk menggambarkan suatu fenomena yang apa adanya (alamiah). Sehingga benar salahnya, sudah sesuai

dengan peristiwa yang sebenarnya. Setelah data dibahas kemudian data tersebut diolah, peneliti menyajikan data berupa teori-teori yang sesuai dengan

38 Ibid., 245.

(29)

23

permasalahan. Maka setelah itu dianalisis, dengan pola pikir induktif yang berarti pola pikir yang berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti dan pengulasan kembali sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang analisis pelaksanaan pembiayaan mikro.

I. Sistematika pembahasan

Penulisan skripsi ini di bagi dalam beberapa bab yang terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab pertama berupa pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, kajian pustaka, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab dua, dalam bab ini dibahas teori-teori tentang mekanisme, pembiayaan mikro, syarat-syarat sebagai pembiayaan, yang menjadi dasar pedoman tema penelitian yang di angkatpada penelitian ini dan sebagai dasar kajian untuk menjawab permasalahannya. Hal ini merupakan studi literatur dari berbagai referensi.

Dalam bab tiga, memuat deskripsi data penelitian yang membahas

tentang “Mekanisme pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah (Studi pada Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng Surabaya) yang berkenaan dengan

(30)

24

Kemudian bab empat, membahas analisis data, pertama mengenai mekanisme pembiayaan mikro, kedua analisis mengenai pembiayaan mikro di tinjau dari segi penggunaan dana, hasil-hasil yang didapat dari data yang kemudian dijabarkan secara terperinci hasil-hasil yang didapat dari pengolahan data.

Bab lima, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya dalam mekanisme pembiayaan mikro dan di tinjau dari segi penggunaannya

untuk meningkatkan pertumbuhan usaha nasabah Bank Syari’ah khususnya Bank

(31)

BAB II

PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK SYARIAH

A. Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan yang operasional dan prosuknya dikembangkan berlandaskan pada Al-qur’an dan Hadist Nabi Saw. Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Antonio dan Perwataatmadja membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam.1

Bank Syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).

(32)

26

Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga, atau lembaga perbankan operasioanl dan produknya yang dikembangkan berlandaskan pada Al-quran dan Hadist Nabi saw.2

Kegiatan dan usaha bank akan selalu berkait dengan komoditas antara lain:

a. Memindahkan Uang

b. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran c. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainnya d. Membeli dan menjual surat-suratberharga

e. Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang f. Memberi jaminan bank.

Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, Islam memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan kata lain, Bank Islam lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bang dengan riba. Dengan demikian, kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan lahirnya bank Islam. Bank Islam lahir di Indonesia, yang gencarnya, pada sekitar tahun 90-an atau tepatnya setelah ada Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, yang direvisi dengan Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun

1998, dalam bentuk sebuah bank yang beroperasinya dengan sistem bagi hasil atau bank syariah.

(33)

27

B. Prinsip-Prinsip Bank Syariah

Adapun prinsip-prinsip Bank Syariah adalah sebagai berikut diantaranya3: 1. Menjauhkan diri dari kemungkinan adanya unsur riba.

Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka suatu hasil usaha, seperti penetapan bunga simpanan atau bunga pinjaman yang dilakukan pada Bank Konvensional. Seperti yang terkandung dalam QS. Al-Baqarah ayat 278.4









278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

Ayat ini diturunkan tatkala sebagian sahabat masih juga menuntut riba dimasa lalu, walaupun riba itu sudah dilarang.5 Tinggalkan sisa riba maksudnya, tinggalkanlah harta kalian yang ada ditangan orang lain berupa lebihan dari pokoknya sesudah adanya peringatan ini.6 Riba tidak menyatu dengan iman dalam diri seseorang. Jika seseorang melakukan praktek riba, maka itu bermakna ia tidak percaya kepada Allah dan janji-janjiNya.7

3 Wirdyahningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media,

2005), 17. 4

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan (Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2006),

47.

5 Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Tafsir Jalalain (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), 154.

6 Al-Imam Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2000), 162. 7

(34)

28

2. Menerapkan prinsip sistem bagi hasil dan jual beli

Dengan mengacu kepada petunjuk Al-quran QS. Al-Baqarah ayat 275.8







































275. Orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Ayat diatas mengandung kesimpulan bahwa setiap kelembagaan ekonomi Islam harus selalu dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan perdagangan atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang dengan barang/jasa. Riba ialah tambahan dalam muamalat dengan uang dan bahan makanan, baik mengenai banyaknya maupun mengenai waktunya.9 Maka perihal Allah SWT menyebutkan perihal orang-orang yang memakan riba dan memakan harta orang

8 Ibid., 47.

9

(35)

29

lain dengan cara yang batil, serta melakukan berbagai macam syubhat.10 Dalam anjuran bernafkah tersirat anjuran untuk bekerja dan meraih apa yang dinafkahkan. Ada cara perolehan harta yang dilarang oleh ayat ini, yaitu yang bertolak belakang dengan sedekah.11

C. Produk dan Jasa Perbankan Syariah 1. Sumber Dana Bank Syariah

Sumber dana bank syariah dapat diperoleh dari tiga sumber, yaitu modal, titipan, pembiayaan. Secara sederhana, sumber dana bank dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Modal

Modal adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik. Pada akhir periode tahun buku, setelah dihitung keuntungan yang didapat pada tahun tersebut, pemilik modal akan memperoleh bagian hasil usaha yang biasa dikenal dengan deviden. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Dana modal dapat digunakan untuk pembelian gedung, tanah, perlengkapan, dan sebagainya. Selain itu, modal juga dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif, yaitu disalurkan

menjadi pembiayaan.12

10

Al-Imam Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2000), 137. 11

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Tangerang: Lentera Hati, 2000), 587.

12

(36)

30

b. Al-Wadi’ah

Al-wadi’ah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan atau meletakkan, atau meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan dijaga. Dari aspek teknis, wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip kehendaki.13

c. Pembiayaan

Pembiayaan terbagi menjadi 3 (tiga): 1) Al-Musharakah

Istilah lain dari musharakah adalah sharikah atau syirkah. Musharakah adalah kerja sama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan atau resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Musharakah ada dua jenis, yaitu musharakah pemilikan dan musharakah akad (kontrak). Musharakah pemilikan tercipta karena warisan wasiat atau

kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Sedangkan Musharakah akad tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang

atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian.

13

(37)

31

2) Al-Mud{arabah

Mud{arabah berasal dari kata adhdharbu fil ardhi, yaitu bepergian untuk urusan dagang.

Secara teknis mud{arabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (s{ahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mud{arabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,

sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.14

3) Al-Murabah{ah

Murabah{ah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabah{ah penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.15

D. Pembiayaan Mikro

1. Pengertian Pembiayaan

Pengertian pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis. Oleh

karena itu kita harus mengetahui pengertian dari bisnis itu sendiri. Bisnis adalah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses

14 Ibid., 90-95.

(38)

32

penyerahan jasa. Perdagangan atau pengolahan barang (produksi). Pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya sangat membutuhkan sumber modal. Jika pelaku tidak membutuhkan modal secara cukup, maka ia akan berhubungan dengan pihak lain, seperti bank untuk mendapatkan suntikan dana, dengan melakukan pembiayaan.16 Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi:

1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memneuhi kebutuhan: (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi; dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

2) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.17

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi

kebutuhan.18

16 Ibid., 17.

(39)

33

Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis pakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar) dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang seperti makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Adapun kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi maupun maupun lebih mewah dari kebutuhan primer, baik berupa barang seperti makanan/minuman, pakaian/perhiasan, bangunan rumah kendaraan maupun berupa jasa seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pariwisata, hiburan dan sebagainya.

2. Unsur-Unsur Pembiayaan

Unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas pembiayaan adalah sebagai berikut:

a. Bank Syari’ah

Merupakan badan usaha yang memberikan pembiayaan kepada pihak lain yang membutuhkan dana.

b. Mitra Usaha

Merupakan pihak yang mendapatkan pembiayaan dari bank syari’ah, atau

pengguna dana yang disalurkan oleh bank syari’ah.

(40)

34

c. Kepercayaan (Trust)

Bank syari’ah memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima

pembiayaan bahwa mitra akan memenuhi kewajiban untuk mengembalikan

dana bank syari’ah sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan.

Bank syari’ah memberikan pembiayaan kepada mitra usaha sama artinya

dengan bank memberikan kepercayaan kepada pihak penerima pembiayaan, bahwa pihak penerima pembiayaan akan dapat memenuhi kewajibannya. d. Akad

Akad merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang

dilakukan antara bank syari’ah dan pihak nasabah/mitra.

e. Risiko

Setiap dana yang disalurkan/ diinvestasikan oleh bank syari’ah selalu

mengandung risiko tidak kembalinya dana. Risiko pembiayaan merupakan kemungkinkan kerugian yang akan timbul karena dana yang disalurkan tidak dapat kembali.

f. Jangka Waktu

Merupakan periode waktu yang diperlukan oleh nasabah untuk membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan oleh bank syari’ah.

Jangka waktu dapat bervariasi antara lain jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu pembayaran

(41)

35

1 tahun hingga 3 tahun. Jangka panjang adalah jangka waktu pembayaran kembali pembiayaan yang lebih dari 3 tahun.

g. Balas jasa

Sebagai balas jasa atas dana yang disalurkan oleh bank syari’ah, maka

nasabah membayar sejumlah tertentu sesuai dengan akad yang telah disepakati antara bank dan nasabah.19

3. Fungsi Pembiayaan

Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah berfungsi membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan usahanya. Masyarakat merupakan individu, pengusaha, lembaga, badan usaha, dan lain-lain yang membutuhkan dana.20

Secara perinci pembiayaan memiliki fungsi antara lain:

a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar barang, hal ini seandainya belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka pembiayaan akan membantu melancarkan lalu lintas pertukaran barang dan jasa.

b. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund. Bank dapat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Pembiayaan merupakan satu cara untuk mengatasi gap antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

membutuhkan dana. Bank dapat memanfaatkan dana yang idle untuk di salurkan kepada pihak yang membutuhkan. Dana yang berasal dari

19 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2001), 74.

(42)

36

golongan yang kelebihan dana, apabila di salurkan kepada pihak yang membutuhkan dana, maka akan efektif, karena dana tersebut dimanfaatkan oleh pihak yang membutuhkan dana.

c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga

Ekspansi pembiayaan akan mendorong meningkatnya jumlah uang yang beredar, dan peningkatan peredaran uang akan mendorong kenaikan harga. Sebaliknya, pembatasan pembiayaan, akan berpengaruh pada jumlah uang yang beredar, dan keterbatasan uang yang beredar di masyarakat memiliki dampak pada penurunan harga.

d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.

Pembiayaan mud{arabah dan musharakah yang diberikan oleh bank syariah memiliki dampak pada kenaikan makro-ekonomi. Mitra (pengusaha), setelah mendapatkan pembiayaan dari bank syariah, akan memproduksi barang, mengolah bahan baku menjadi barang jadi, meningkatkan volume perdagangan, dan melaksanakan kegiatan ekonomi lainnya.21

4. Tujuan Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro. Secara mikro pembiayaan bertujuan untuk:

(43)

37

a. Peningkatan ekonomi umat

Masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatkan taraf ekonominya.

b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha

Untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh dengan melakukan pembiayaan. Pihak yang surplus dana menyalurkan kepada pihak minus dana, sehingga dapat tergulirkan.

c. Membuka lapangan kerja baru

Dengan dibukanya sekto-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja.

d. Terjadi distribusi pendapatan

Masyarakat usaha produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya.22

5. Prinsip-prinsip Pembiayaan

Terdapat prinsip-prinsip penilaian pembiayaan yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C, 7P dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini 5C dan 7P memiliki persamaan yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci

lebih lanjut dalam prinsip 7P disamping lebih terinci juga jangkauan analisisnya lebih luas dari 5C.

(44)

38

a. Character

Character adalaha watak/sifat seseorang, dalam hal ini adalah calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaan benar-benar dipercaya.

Keyakinan ini tercermin dari latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup maupun gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran

untuk menilai “kemauan” nasabah membayar pembiayaannya. Orang-orang

yang mempunyai karakter.

















13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujuraat (49):13).23

Ayat diatas, dapat dijelaskan kalau menilai karakter/sifat seseorang bisa dilihat dari keimanan/ketaqwaan orang tersebut. Jika keimanan/ketaqwaan seseorang itu baik, maka karakternya akan baik.

b. Capacity

23

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan (Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2006),

(45)

39

Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar pembiayaan yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya dalam mengembalikan pembiayaan yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka akan semakin besar kemampuannya untuk membayar pembiayaan. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-A'raaf ayat 31.











31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.24 c. Capital

Biasanya bank tidak bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap nasabah mengajukan permohonan pembiayaan harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yanga akan dibiayai oleh bank. Seperti dalam QS Ibrahim ayat 7 dibawah ini:





24

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan (Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2006),

(46)

40

7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".25

d. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan kepada nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan, jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dipergunakan secara mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung dari bank resiko kerugian. Seperti yang dijelaskan dalam QS Al-Baqarah ayat 283.

















283. Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya,

25

(47)

41

Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.26

e. Condition

Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian pembiayaan untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang. Hal di atas dilakukan untuk menghindari pembayaran pembiayaan yang bermasalah. Seperti dalam QS Ali Imron ayat 190 yang berbunyi:













190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.27

Sedangkan penilaian 7P adalah sebagai berikut: a. Personally

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya/tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi,

26

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan (Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2006),

49. 27

(48)

42

tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 5C. Seperti dalam QS

Al-Mu’minuun (23) ayat 8 yang berbunyi:









8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang

dipikulnya) dan janjinya. (QS. Al-Mu’minuun(23):8).28

b.

Gambar

  Tabel 1.1 Posisi Akad pembiayaan per 30 November 2013
 Tabel 1.2
  Tabel 1.3 Pembagian Kategori Pembiayaan Mikro

Referensi

Dokumen terkait

diinginkan baik itu secara manual maupun dengan memasukkan nilai kecepatan motor yang diinginkan pada tampilan program pada setiap pengujian sistem. Ucapan

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui informasi kebutuhan produk dan karakteristik media yang akan dikembangkan. Wawamcara dilakukan pada tiga guru di SD Negeri

Saya mengucapkan terima kasih kepada Yang Berhormat Padang Terap yang mengemukakan soalan. a) Untuk makluman Ahli-ahli Yang Berhormat dan dewan yang mulia ini, Malaysia

Secara umum Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan untuk mata pelajaran IPA di SMPN 2 Pasie Raja adalah 65. Rendahnya nilai KKM yang dicapai siswa pada

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 100 Persentase rekomendasi perijinan yang diterbitkan tepat waktu 100% Persentase pelayanan perijinan dan

Tabel 1 menunjukkan tiga isolat (Swn-1, Ksn, dan Psr-2) diperoleh dari jenis pisang Ambon dengan lokasi yang berbeda, dan tiga isolat lainnya (Swn-2, Psr-1, dan Psr-3) diperoleh

Kajian penambahan level molases terhadap hardness, durabilitas, warna, tekstur dan aroma pellet perlu dilakukan untuk melihat pengaruh penambahan level molases

Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model PBL ini dapat digunakan untuk membantu mengatasi