22
DAFTAR REFERENSI
Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1989. Budidaya Rumput Laut dan Cara Pengolahannya. Bathara, Jakarta.
Alaerts G. dan Santika S,.1984. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. Ambas, I. 2006. Budidaya Rumput Laut. Pelatihan Budidaya Laut Coremap Tahap II
Kabupaten Selayar. Yayasan Mattirotasi, Makasar.
Amini, S., Machludin A., dan Nancy, D. 1994. Pengaruh Asal Benih dan Kedalaman Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria verrucosa di Perairan Pantai Barru, Sulawesi Selatan. Warta Balitdita. 6 (1): pp.4-7.
Anggadireja, J. T., A. Zatnika, H. Purwoto dan S. Istini. 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.
Anggadiredja. 2008. Rumput Laut (Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Yang Potensial). Penebar Swadaya, Jakarta.
Anggorowati, D.A. 2004. Bioeliminasi Nitrat oleh Gracilaria salicornia pada Kegiatan Marikultur. UPT Loka Pengembangan Bio-Industri Mataram-Puslit Oseanografi: pp.297 – 303.
Aslan, L. M. 2006. Budidaya rumput laut. Kanisius, Yogyakarta.
Astuti, P.2006. Pertumbuhan Dan Produksi Gracillaria gigas Harv. Yang Ditanam Pada Jaring Bertingkat dengan Berat Awal Berbeda Di Perairan Pantai Bunton, Cilacap. Skripsi S1 (tidak dipublikasikan). Fakultas Biologi. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Atmadja, W.S., Sulistidjo., 1996. Usaha Pemanfaatan Bibit Stek Algae Euchema spinosum di Pulau Seribu untuk dibudidayakan dalm Teluk Jakarta; Sumberdaya, Sifat-sifat Oseanografi serta Permasalahannya. LON – LIPI. Jakarta. Hal 67-69.
Dawes, C.J., Lluis, A.O dan Trono, G.C., 1994. Laboratory and field growth studies of commercial stains of Eucheuma denticulatus and Kappaphycus
alvarezii in the Philippines. J. Appl. Phycol.6 : 21 – 24.
Hadiwigeno, S., 1990. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut. Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.
Hamid, A. 2009. Pengaruh Berat Bibit Awal dengan Metode Apung (Floating Method) Terhadap Persentase Pertumbuhan Harian Rumput Laut (Eucheuma cotoni). Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang.
23
Hariyano, M. Hariyono, K. Samal, dan T. Agam.2010. Koleksi bibit alga coklat (Padina australis) dengan metode rentangan net.
Hidayat, A. R. 2014. Pertumbuhan Sargassum duplicatum Menggunakan Modifikasi Sistem Jaring Dengan Bobot Awal Berbeda Di Perairan Teluk Penyu Cilacap. Skripsi S1 (tidak dipublikasikan). Fakultas Biologi. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Indriani, H. dan E. Sumiarsih. 1999. Budidaya, Pengolahan Dan Pemasaran Rumput Laut. Enebar Swadaya, Jakarta.
Insan, I. A., Sarwanto, dan Widyartini, D. S. 2013. Posisi Tanam Rumput Laut Dengan Modifikasi Sistem Jaring Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Eucheuma cottonii Di Perairan Pantura Brebes.Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah. 11 (1): pp.125-133
Kadi, A. 2005. Beberapa Catatan Kehadiran Marga Sargassum Diperairan Indonesia.
Oseana, 30 (4) : 19 – 29.
Luning, K. 1990. Seaweed There Environment, Biography and Ecophysiology.Jhon Wiley and Sons. Canada.
Mansyur, A., Utojo dan Muharijadi, A. 1993. Pengaruh Perbedaan Metode Penanaman Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut G. verrucosa di Tambak Percobaan Marana, Maros, Sulawesi Selatan. Balai Penelitian Perikanan dan Budidaya Pantai, Maros.
Masyahoro dan Mappiratu. 2010. Respon Pertumbuhan Pada berbagai Kedalaman Bibit dan Umur Panen Rumput Laut Eucheuma cottonii Di Perairan Teluk Palu. Media Litbang Sulteng III (2) : 104 – 111.
Nessa, M. N. dan I. N. Sutika.,2008. Budidaya Rumput Laut (Gracilaria sp.) di Tambak Sulawesi Selatan, Masalah dan Prospek Pengembangannya. Fakultas Peternakan Jurusan Perikanan Universitas Hasanudin, Ujung Pandang.
Nontji, A.1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Pongarrang D., Rahman A., dan Iba, W. 2013. Pengaruh Jarak Tanam dan Bobot Bibit Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Menggunakan Metode Vertikultur.Jurnal Mina Laut 3 (12): pp. 94-112. Soegiarto, A. Sulistijo, Atmadja dan H. Mubarak., 1999. Rumput Laut (Algae)
manfaat, Potensi dan Usaha Budidaya. Puslitbang Oseanologi, LIPI, Jakarta. hlm 87.
24
Soejatmiko, W dan Wisman I. A. 2003.Teknik Budidaya Rumput Laut dengan metode Tali Panjang.www.iptek.net.id/ttg/artlkp/artikel18.htm.Diakses pada Tanggal 31 Mei 2014.
Sulistjo dan Sjeifoul, 2006. Pengaruh Pergantian Air Laut Terhadap Perkembangan Zigot Sargassum polycystum. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 17(41), pp.15-38.
Sulistijo, Atmadja WS., 1977. Usaha pemanfaatan bibit steak alga laut Eucheuma spinosum (L) J. Agardh di Pulau-pulau Seribu untuk dibudidayakan. Jakarta: LON LIPI. hlm 433-449.
Sulistianto, D.E., 2008. Pertambahan Berat Basah dan Produksi Gracilaria gigas
Harvey dengan Berat Awal Berbeda pada Jaring Apit di Perairan Selok Cilacap. Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Suryadi, G. Setiadharma, H. Hamdani dan Iskandar. 1993. Kecepatan Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma alvarezii) pada Dua Sistem Budidaya yang Berbeda. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung.
Sutresno dan E. Prihastanti, 2003.Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan Alga Merah Gracillaria verrucosa (Hudson). Buletin Anatomi dan Fisiologi, IX.1 : 12 – 20.
Sjafrie. N. D. M., 1990. Beberapa Catatan Mengenai Rumput Laut Gracilaria sp.
Oseana, 14 (4); 147 – 155.
Syahlun, A. Rahman dan Ruslaini. 2013. Uji pertumbuhan rumput laut
(KappapHycus alvarezii) strain coklat dengan metode vertikultur. Jurnal Mina Laut Indonesia,1: 122-132.
Kappaphycus alvarezii pada Perbedaan Kedalaman dan Berat Awal di Perairan Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal Budidaya Perairan, 1(3), pp.63-68.
Wantasen, A. S. j. dan Tamrin. 2012. Analisis Kelayakan Lokasi Budidaya Rumput Laut di Perairan Teluk Dodinga Kabupaten Halmahera Barat.Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 8 (1): 23-17.
25
Widyartini, D.S. dan Insan, A. I., 2006. Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Rumput Laut Gracilariagigas dengan Penerapan Sistem Budidaya Jaring yang Berbeda. Laporan Penelitian. Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto. Widyartini, D. S. dan Insan, A. I. 2007. Meningkatkan Produksi Rumput Laut
Gracilaria gigas Melalui Modifikasi Sistem Jaring (Studi Kasus : Di Perairan Nusakambangan, Cilacap). Oseana, 32 (4) : 13- 20.