Manajemen Investasi
(Pertemuan Kedelapan)
“Analisis Sekuritas I”
Kerangka Analisis
• Analisis Fundamental
• Pendekatan untuk analisis fundamental:
– Analisis ekonomi yang bersifat global maupun lokal. – Analisis industri
– Analisis perusahaan
Pertimbangan Kondisi Ekonomi Global
• Kinerja perusahaan di satu negara atau area bersifat
sangat variabel.
• Risiko politik.
• Risiko nilai tukar
– Penjualan – Profit
Perubahan Nilai Tukar Riil : U.S. Dollar versus Major Currencies,
Beberapa Variabel Kunci
• Gross domestic product • Tingkat pengangguran
• Tingkat suku bunga dan inflasi • Defisit anggaran
Demand Shocks
• Demand shock – sebuah kondisi yang mempengaruhi
Supply Shocks
• Supply shock – Suatu kejadian yang mempengaruhi
Kebijakan Pemerintah
• Kebijakan Fiskal: Manajemen sisi permintaan
– Pengurangan tingkat pajak
Kebijakan Pemerintah Federal
• Kebijakan Moneter – Manajemen Sisi Permintaan
– Manipulasi money supply untuk mempengaruhi
aktivitas ekonomi
• Initial & feedback effects
• Perangkat kebijakan moneter – Operasi Pasar Terbuka
Kebijakan Pemerintah (lanjutan)
• Kebijakan fiskal: manajemen sisi penawaran
– Insentif atau pajak marjinal
• Kebijakan nasional pada pendidikan, infrastruktur,
Siklus Bisnis
• Titik transisi antar siklus sering disebut “peaks” dan
“troughs”
– Peak merupakan transisi dari akhir kondisi ekspansi menjadi
awal dari kondisi kontraksi
– Trough terjadi pada titik terbawah dari resesi dan pada saat
Leading Indicators
• Leading indicators cenderung untuk meningkat dan
turun lebih awal dalam perekonomian
• Contoh:
Coincidence Indicators
• Coincident Indicators – indikator yang cenderung
berubah secara langsung
• Contoh:
– Industrial production
Lagging Indicators
• Lagging Indicators - indicators that tend to follow the
lag economic performance
• Contoh:
– Ratio of trade inventories to sales
– Ratio of consumer installment credit outstanding to personal
Analisis Industri
• Sensitivitas terhadap siklus bisnis
• Faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas
pendapatan terhadap siklus bisnis:
– Sensitivitas tingkat penjualan produk terhadap siklus bisnis – Operating leverage
– Financial leverage
Industry Stock Price Performance as Measured by Rate of Return on Dow Jones Sector iShares, January-October
Rotasi Sektor
• Portofolio disesuaikan dengan memilih perusahaan
yang berkinerja baik pada siklus bisnis tertentu
– Peaks – Perusahaan yang bergerak dalam bidang sumber
daya alam mineral
– Contraction – Industri yang bersifat defensif seperti makanan
atau obat
– Trough – industri barang-barang modal
Siklus Hidup Industri
Stage Sales Growth
Start Up Meningkat tajam Consolidation Stabil
Maturity Melambat
Struktur Industri dan Kinerja
• Ancaman dari pendatang baru dalam industri • Rivalitas antar kompetitor
• Tekanan dari produk-produk substitusi • Bargaining power dari pembeli
Model Valuasi Ekuitas
• Model Neraca
– Nilai Buku
Keterbatasan Nilai Buku
• Nilai buku merupakan aplikasi dari aturan-aturan
akuntansi yang sering kali berbeda antara satu dengan yang lain
• Dapat nilai buku mewakili nilai yang sebenarnya? • Pendekatan yang lebih baik:
– Nilai likuidasi
Expected Holding Period Return
• Return dari suatu investasi saham memberikan
dividend dalam bentuk kas dan capital gain atau losses
– Asumsikan lamanya periode investasi (holding period) adalah
satu tahun
Required Return
• CAPM memberikan formulasi perhitungan required
return:
• Jika harga saham ditetapkan secara benar, maka:
– Required return seharusnya sama dengan expected return
(
)
f M f
Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar
• Nilai Intrinsik:
– Self assigned value
– Beberapa model dapat digunakan untuk estimasi
• Harga Pasar:
– Nilai konsensus yang ditetapkan oleh seluruh trader
• Patokan strategi:
– IV > MP : Beli
– IV < MP : Jual atau short sell
Holding Period Spesifik
PH = Ekspekstasi harga saham pada waktu ke-H
Jika Tidak Ada Pertumbuhan
V
D
k
o
• Saham yang pendapatan dividendnya
diekspektasikan selalu konstan sepanjang tahun
Mengestimasi Tingkat Pertumbuhan
Konstan
g
ROE b
g
ROE b
g
= Tingkat pertumbuhan dividend
ROE
= Return on Equity perusahaan
Present Value Dari Kesempatan
Pertumbuhan
• Jika harga saham sama dengan nilai intrinsiknya,
tingkat pertumbuhan konstan, saham seharusnya dijual pada harga:
• Jika seluruh pendapatan dibayarkan dalam bentuk
dividend, harga seharusnya menjadi lebih rendah (asumsi bahwa terdapat kesempatan pertumbuhan)
Present Value Dari Kesempatan
Pertumbuhan
• Price = No-growth value per share + PVGO (present
value of growth opportunities)
Partitioning Value: Example
ROE = 20% d = 60% b = 40%
E1 = $5.00 D1 = $3.00 k = 15%
Partitioning Value: Example Continued
V
o= Nilai dengan adanya pertumbuhan
NGV
o= Nilai jika tidak ada pertumbuhan
Model Pertumbuhan Multitahap
• g1 = Tingkat pertumbuhan pertama • g2 = Tingkat pertumbuhan kedua
Contoh
D0 = $2.00 g1 = 20% g2 = 5%
k = 15% T = 3 D1 = 2.40
D2 = 2.88 D3 = 3.46 D4 = 3.63
V0 = D1/(1.15) + D2/(1.15)2 + D3/(1.15)3 + D4 / (.15 - .05) ( (1.15)3
Price/Earning Ratio
• P/E Ratios merupakan fungsi dari 2 faktor:
– Required Rates of Return (k)
– Expected growth dari Dividends
• Kegunaan
P/E Ratio: Pertumbuhan Konstan
b
= retention ratio
Contoh: Tanpa Pertumbuhan
E0 = $2.50 g = 0 k = 12.5%
P0 = D/k = $2.50/.125 = $20.00
P/E Ratio dan Risiko Saham
• Jika semuanya dianggap sama:
– Saham yang lebih berisiko memiliki P/E lebih rendah
Pitfalls in P/E Analysis
• Penggunaan pendapatan akuntansi
– Manajemen pendapatan – Pilihan pada GAAP
• Inflasi
• Pendapatan yang dilaporkan berfluktuasi tergantung
Beberapa Pendekatan Perbandingan
Lainnya
• Price-to-book ratio
Membandingkan Berbagai Pendekatan
• In practice
– Nilai dari model dapat saja berbeda
– Analis selalu menggunakan asumsi-asumsi yang