• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN FORUM DAS DAN PAKAR TI NGKAT NASI ONAL

“PENGUATAN PERAN FORUM DAS DAN PARA PI HAK DALAM

PENGELOLAAN DAERAH ALI RAN SUNGAI TERPADU DALAM RANGKA

MENDUKUNG PENANAMAN SATU MI LYAR POHON”

JAKARTA, 19-20 OKTOBER 2010

A. Latar Belakang

Daerah Aliran Sungai (DAS) di I ndonesia pada umumnya telah mengalami kerusakan dan semakin lama kondisinya cenderung semakin bertambah rusak, hal ini diindikasikan dengan meningkatnya kejadian bencana tanah longsor, banjir dan kekeringan dari tahun ketahun..

Pengelolaan DAS sebagai bagian dari pembangunan wilayah sampai saat ini masih menghadapi berbagai masalah yang kompleks dan saling terkait, yaitu belum berjalannya koordinasi penanganan DAS oleh parapihak terkait dan kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap pelestarian pemanfaatan sumber daya alam.

Permasalahan dalam pengelolaan DAS telah diketahui dan telah menjadi perhatian parapihak, namun pemecahannya sering hanya dari sudut pandang satu sektor saja atau bersifat egosektor tanpa memandang DAS sebagai suatu kesatuan ekosistem yang utuh dari hulu sampai hilir. Dengan bergulirnya isu lingkungan global serta otonomi daerah, permasalahan egosektor dan kedaerahan dalam pengelolaan DAS telah berkembang menjadi lebih kompleks dan rumit dikarenakan banyak DAS yang mempunyai wilayah administratif lintas kabupaten/ kota bahkan lintas provinsi.

Mengingat permasalahan pengelolaan DAS yang bersifat multisektor, lintas daerah dan multidisiplin, maka pengelolaan DAS harus dilakukan secara holistik dan terpadu, untuk itu peranan Forum DAS dalam menjembatani para pemangku kepentingan dari berbagai aspek pengelolaan DAS sangat diperlukan.

Sampai dengan saat ini pada umumnya Forum DAS yang telah terbentuk di daerah belum berperan dan berfungsi sebagaimana mestinya, demikian juga dengan para pihak terkait belum turut berperan aktif dalam pengelolaan DAS terpadu.

Dengan berperannya Forum DAS dan para pihak dalam pengelolaan DAS terpadu diharapkan program dan kegiatan masing-masing sektor dapat terpadu dan saling mendukung, sehingga program penanaman satu milyar pohon diharapkan dapat didukung oleh semua stakeholders dan seluruh lapisan masyarakat.

(2)

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan ini adalah menyelenggarakan pertemuan tingkat nasional antara Forum DAS, pakar berbagai disiplin ilmu, instansi/ departemen/ lembaga terkait, serta LSM dalam rangka membangun komitmen bersama dalam pengelolaan DAS terpadu.

3. Terwujudnya dukungan dan partisipasi terhadap gerakan penanaman satu milyar pohon oleh seluruh lapisan masyarakat.

C. Dasar Pelaksanaan

Dasar pelaksanaan Pertemuan Teknis adalah Keputusan Direktur Pengelolaan DAS Nomor SK.36/ DAS-2/ 2010, tanggal 4 Oktober 2010 tentang Penyelenggara Pertemuan Forum DAS dan Pakar Tingkat Nasional Tahun 2010

D. Tempat dan Waktu

Pelaksanaan Pertemuan Forum DAS dan Pakar Tingkat Nasional direncanakan selama 2 (dua) hari, yaitu pada tanggal 19 dan 20 Oktober 2010 bertempat di Hotel Menara Peninsula, Jakarta.

E. Pelaksanaan

Pertemuan Forum DAS dan Pakar Tingkat Nasional dibuka oleh Menteri Kehutanan dengan Keynote Speech Prof. Dr. Emil Salim, selanjutnya diisi dengan penyerahan bibit tanaman oleh Menteri Kehutanan kepada perwakilan peserta pertemuan, pemaparan materi oleh para pembicara dan diskusi panel serta dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Hari kedua berupa sidang pleno, diskusi serta perumusan, dan pertemuan ditutup oleh Direktur Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial.

F. Peserta

Peserta Pertemuan Forum DAS dan Pakar Tingkat Nasional seluruhnya direncanakan berjumlah ± 80 orang yaitu dari unsur :

1. Forum DAS Nasional

2. Forum DAS Tingkat Provinsi 3. Pakar berbagai disiplin ilmu

4. I nstansi/ Kementerian/ Lembaga Pusat terkait 5. LSM

(3)

G. Materi/ Topik dan Pembicara

Disamping Keynote Speech oleh Prof. Emil Salim, materi dan pembicara adalah sebagai berikut :

1. “Kebijakan Kelembagaan Forum DAS” olah Dirjen Bina PDAS dan PS

2. “Pentingnya Keterpaduan dalam Pengelolaan DAS” oleh Deputi Bidang SDA dan LH, Kemeneg PPN/ Kepala Bappenas

3. “Sosialisasi Forum DAS Nasional” oleh Prof. Naik Sinukaban (Wakil Fordasnas) 4. “Pokok Pikiran dan Peranan Forum DAS dalam Pengelolaan DAS Terpdu” oleh

Forum DAS Krueng Sabee, Forum DAS Peduli Solo, Forum DAS Prov. Kaltim dan Forum DAS Prov. Papua

H. Diskusi Kelompok

Diskusi dibagi dalam 4 (empat) kelompok. yaitu : Kelompok I , I I , I I I dan I V - Kelompok I : topik perencanaan pengelolaan DAS terpadu

- Kelompok I I : topik kebijakan pengelolaan DAS terpadu - Kelompok I I I : topik pelaksanaan pengelolaan DAS terpadu

- Kelompok I V : topik monitoring dan evaluasi pengelolaan DAS terpadu

(4)

RUMUSAN

PERTEMUAN FORUM DAS DAN PAKAR TI NGKAT NASI ONAL TAHUN 2010

“Penguatan Peran Forum DAS Dan Para Pihak Dalam Pengelolaan DAS Terpadu Dalam Rangka Mendukung Penanaman Satu Milyar Pohon”

Jakarta, 19-20 Oktober 2010

-Memperhatikan sambutan Menteri Kehutanan, Keynote speech Prof Emil Salim, penyajian para pemakalah dan diskusi yang berlangsung, disusun rumusan umum sebagai berikut :

1. Pada hakekatnya pendekatan Pengelolaan DAS tidak bisa dilakukan hanya oleh satu sektor atau satu disiplin ilmu saja melainkan harus multipihak yang bersifat interdisipliner. Koordinasi penanganan DAS oleh para pihak selama ini belum terbangun secara optimal sebagai akibat belum samanya persepsi mengenai interdependensi seluruh komponen dalam DAS sehingga perlu ada penyamaan persepsi di antara para pihak tentang pengertian, permasalahan dan konsep pengelolaan DAS sebagai suatu kesatuan ekosistem yang utuh, untuk itu perlu segera diterbitkan PP Pengelolaan DAS Terpadu.

2. Koordinasi antar pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan DAS dapat dilakukan oleh Forum DAS yang mempunyai peran dan fungsi yang telah disepakati antara lain sebagai koordinator dalam perencanaan, mediator dalam ketidaksepahaman, fasilitator dalam koordinasi, akselerator dalam implementasi, dan inovator dalam penerapan teknologi dan memberikan solusi dari setiap permasalahan DAS. Pembentukan dan atau pengembangan Forum DAS harus memperhatikan aspirasi masyarakat pada tingkat lapangan.

3. DAS seyogyanya dipandang sebagai suatu kesatuan eko-region, yakni kawasan/ lingkungan fisik yang pengelolaannya tidak ditentukan oleh batasan politik dan administrasi pemerintahan, tetapi oleh batasan geografi, komunitas manusia serta ekosistem.

4. Peran Forum DAS dalam Kebijakan adalah mendorong agar DAS menjadi unit perencanaan dalam pembangunan dan dijadikan sebagai instrumen utama dalam pembangunan daerah dan membantu perumusan legislasi Rencana Tata Ruang di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/ kota.

(5)

permasalahan, penetapan tujuan dan program serta kegiatan, dan kajian I nstrumen Kelembagaan Pengelolaan DAS

6. Peran Forum DAS dalam pelaksanaan Pengelolaan DAS untuk mencapai tujuan membangun komitmen dan sinergi para pihak antara lain berupa: Sosialisasi dan Pelatihan, lokakarya tentang peran dan fungsi stake holders,memfasilitasi terbentuknya kesepakatan bersama antar para pihak, peningkatan Koordinasi, I ntegrasi, Sinkronisasi dan Sinergi (KI SS) antar sektor dan wilayah secara berkelanjutan; membangun program dan pendanaan yang berkelanjutan, dengan menciptakan mekanisme dan sumber pembiayaan baru serta mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.

7. Peran Forum DAS dalam Monitoring dan Evaluasi adalah memperkuat kapasitas internal forum DAS dalam rangka monitoring dan evaluasi, membangun dan melaksanakan serta mengevaluasi kesepakatan internal forum, melaksanakan analisis terhadap hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan para pihak, dan membantu memonitor pelaksanaan kebijakan dan kegiatan yang dilakukan oleh para pihak.

8. Dalam mensukseskan Penanaman Satu Milyar Pohon (OBI T) Forum DAS berperan dalam: Kampanye OBI T, mendorong penambahan jumlah dan lokasi persemaian, memfasilitasi pendanaan melalui kemitraan termasuk pemanfaatan CSR, membantu pemantauan keberhasilan penanaman pohon (OBI T dan KBR), dan membantu pelatihan masyarakat dalam mensukseskan OBI T

Demikian rumusan umum ini disusun untuk menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi peningkatan peran Forum DAS dan para pihak dalam pengelolaan DAS secara terpadu.

Rumusan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan hasil diskusi kelompok kebijakan, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi.

(6)

FOTO-FOTO PADA ACARA PERTEMUAN :

Menteri Kehutanan didampingi Dirjen Bina Pengelolaan DAS dan PS memberikan sambutan dan sekaligus membuka Pertemuan Forum DAS dan Pakar Tingkat Nasional Tahun 2010 di Jakarta

(7)

Prof. Emil Salim sebagai Keynote Speech sedang menyampaikan pidatonya.

(8)

Para peserta pertemuan dengan serius sedang mendengarkan pemaparan dari para pembicara.

(9)

Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan PS didampingi Dr. Silver Hutabarat dan Prof. Naik Sinukaban menutup pertemuan Forum DAS dan pakar tingkat nasional tahun 2010.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa LDR, LAR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO, dan FACR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

Secara politis pembentukan Bawaslu pada tahun 2008 dengan tugas, fungsi dan kewenangan pengawasan pemilu berupa pencegahan dan penindakan pelanggaran pemilu, serta

Berdasarkan pendapat Foucault tersebut Smart mengatakan, seperti yang saya sampaikan di atas, bahwa hukum adalah kuasa epistemik yang bersaing dengan dan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai alat untuk menerapkan teori yang diperoleh

Optimasi Produksi Vinegar dari Buah Nanas (Ananas Comosus) menggunakan Metode Quick Process dengan Melibatkan Ragi Saccharomyces cerevisiae dan Bakteri Acetobacter

hipotesis menunjukkan bahwa kohesivitas berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja dengan nilai estimasi faktor muatan model sebesar 0,79, hal ini

Semakin rendah daya dukung lahan pertanian sawah (tekanan penduduk semakin besar), berarti semakin besar kebutuhan akan lahan pertanian sawah yang tidak terpenuhi,