• Tidak ada hasil yang ditemukan

20160802-11 Peningk Perenc WTP (Suyatno Itjen)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "20160802-11 Peningk Perenc WTP (Suyatno Itjen)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN

PERENCANAAN DALAM UPAYA MENCAPAI WTP

DI RISTEKDIKTI

(2)

• Opini atas Laporan Keuangan terhadap Kemenristekdikti berdasarkan hasil pemeriksaan tahun anggaran 2015 mendapat Opini Wajar Dengan Pengecualian(WDP) yang berarti menurun dibanding tahun sebelumnya dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

• Pencapaian opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian harus dimulai dari proses perencanaan dan

penganggaran program kegiatan dalam mencapai output dan outcome secara tepat dan benar.

• Perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan perlu pengawalan yang dilakukan oleh inspektorat

jenderal.

• Terjadinya penyimpangan dan pelanggaran dikarenakan pelaksanaan program kegiatan dan anggaran tidak

sejalan dengan perencanaan, atau perencanaan kurang matang.

• Peran pengawasan sangat diperlukan mulai dari proses perencanaan dan pelaksanaan agar berjalan dengan

baik sesuai dengan tugas dan fungsinya sehingga pada tahun 2016 Kemenristek dikti dapat mencapai opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian.

• Strategi dalam proses pengawasan harus terus ditingkatkan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan

sampai pencapaian output dan outcome sehingga mendapat opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

• Aparat pengawasan harus terus melakukan pengawalan, pendampingan dan pembinaan mulai dari proses

perencanaan sampai pelaksanaan program kegiatan sampai pada pelaporan keuangan sehingga

(3)

LINGKUP PENGAWASAN ITJEN KEMRISTEKDIKTI

3

Ø Dari data lingkup audit tersebut, disusun Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan menggunakan Perencanaan dengan

pendekatan Audit Berbasis Risiko

(4)

STRATEGI PENGAWASAN ITJEN KEMRISTEKDIKTI

3. Mengoptimalkan Kapasitas Inspektorat Jenderal:

a. Mengoptimalkan peran dan layanan Inspektorat Jenderal audit kinerja, pemberian peringatan dini, dan konsultasi.

b. Mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia Inspektorat Jenderal dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.

c. Menerapkan praktik-praktik pemeriksaan intern yang profesional.

d. Meningkatkan akuntabilitas dan manajemen kinerja Inspektorat Jenderal secara baik.

e. Membangun hubungan dan budaya organisasi yang baik dengan pihak-pihak lain yang terkait. f. Menerapkan struktur tata kelola yang baik.

4. Mengoptimalkan Kapasitas dan Peran Satuan Pengawas Intern (SPI) PTN: a. Meningkatkan peran dan fungsi SPI sebagai pengawal PTN

1. Membangun komitmen seluruh jajaran Kemristekdikti, mulai dari pimpinan sampai staf terbawah.

(5)

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TUGAS ITJEN KEMRISTEKDIKTI

5 TUGAS DAN FUNGSI

KEMENRISTEK DAN DIKTI

Mencegah dan melindungi sesuatu Dari ketidaknyamanan dan kehancuran

Mencegah

Mengarahkan Menghentikan PENGAWALAN

(6)

ARAH DAN SASARAN IRJEN BIDANG PEMBINAAN

1. Peran Itjen sebagai pemberi peringatan dini melalui pemberian

informasi hasil audit, evaluasi, reviu, dan pemantauan

pelaksanaan anggaran.

2. Peran Itjen sebagai konsultan melalui pemberian pendapat

dan saran atas permasalahan yang dijumpai dalam

pelaksanaan APBN.

(7)

Sasaran

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Ristekdikti

7

1. Opini Auditor BPK atas Laporan Keuangan

Kemenristekdikti Tahun ini Wajar Dengan

(8)

Opini BPK atas LK

WTP

WTP - DPP

WDP

TW

(9)

9

Opini Standar BPK

Opini WTP

Tidak ada Pembatasan

Sesuai dengan SAP

Bebas dari Kesalahan

Material

Pengungkapan yang Cukup

(10)

Strategi WTP

Peningkatan kualitas penyusunan LK Penetapan saldo sesuai opname fisik Pengembangan sistem

pengendalian Manajemen aset

(11)
(12)

Pendekatan Sistem Perencanaan Penganggaran

1. Kerangka pengeluaran jangka menengah 2. Penganggaran terpadu dan,

3. Penganggaran berbasis kinerja

Tujuan Perencanaan dan Penganggaran Berjangka Menengah Berbasis Kinerja

1. Meningkatkan allocative efficiency dan productive efficiency dalam pengeluaran publik, sehingga dapat memanfaatkan anggaran secara efektif dan efisien.

2. Peningkatan penggunaan anggaran secara efektif dan efisien dapat didukung dengan adanya sistem insentif bagi spending ministry. 


3. Meningkatkan akuntabilitas spending ministry.

4. Meningkatkan fleksibilitas anggaran spending ministry dengan fokus pada proses persetujuan legislatif yang lebih dititk beratkan kepada outcomes bukan input. 


(13)

Sasaran Perencanaan dan Penganggaran berjangka Menengah berbasis Kinerja

untuk meningkatkan akuntabilitas manajemen yang terkait dengan kejelasan dalam tujuan pelaksanaan atau tanggung jawab anggaran serta sistem

pengelolaan anggaran.

1. Alokasi Anggaran Berorientasi pada Kinerja (output and outcome oriented)

2. Fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages)

3. Money Follow Function, Function Followed by Structure Money follow function merupakan prinsip yang mengambarkan bahwa pengalokasian

anggaran untuk mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja sesuai maksud pendiriannya (biasanya

dinyatakan dalam peraturan perundangan yang berlaku). Program Kegiatan

(14)

Pentingnya SPIP

DPR RI

PEMERINTAH

BADAN ANGGARAN

KEMKEU

KOMISI DPR

KEMENTERIAN Pasal 107 UU 27/2009 tg MD3

(1) Badan Anggaran Bertugas:

c. membahas rancangan undang-undang tentang APBN bersama Presiden yang dapat diwakili oleh menteri dengan mengacu pada keputusan rapat kerja komisi dan Pemerintah mengenai alokasi anggaran untuk fungsi, program, dan kegiatan kementerian/lembaga; d. melakukan sinkronisasi terhadap hasil pembahasan di komisi mengenai rencana kerja dan

anggaran kementerian/lembaga;

(2) Badan Anggaran hanya membahas alokasi anggaran yang sudah diputuskan oleh komisi.

Pasal 96 UU 27/2009 tg MD3

(2) Tugas Komisi di bidang anggaran adalah:

a. mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah;

b. mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah;

c. membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi, program, dan kegiatan kementerian/lembaga yang menjadi mitra kerja komisi;

d. mengadakan pembahasan laporan keuangan negara dan pelaksanaan APBN termasuk hasil pemeriksaan BPK yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya;

e. menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, huruf c, dan huruf d, kepada

(15)

Hubungan Renstra, Renja, dan RKA

15

REPENAS

RKP

APBN

Renstra KL

Renja-KL

RKA-KL

5 Tahun

1 Tahun

1 Tahun

PLATFORM

PRESIDEN

KEPPRES RINCIAN

APBN DOK. PELAKSANAANANGGARAN

PAGU INDIKATIF

(16)
(17)
(18)

18

v

Dalam rangka penyusunan APBN, seperti telah diamanatkan

dalam PP 90/2010, terdapat 3(tiga) kali penetapan pagu dana

untuk K/L yaitu

1. Pagu Indikatif;

2. Pagu Anggaran;

3. Pagu Alokasi Anggaran.

(19)

Struktur APBN

19 A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH

I. Penerimaan Dalam Negeri

1. Penerimaan Perpajakan

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak II. Hibah

B. BELANJA NEGARA

I. Belanja Pemerintah Pusat 1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang 3. Belanja Modal

4. Belanja Pembayaran Bunga Utang 5. Belanja Subsidi

6. Belanja Hibah

7. Belanja Bantuan Sosial

8. Belanja Lainnya II. Transfer ke Daerah

1. Dana Perimbangan

2. Dana Otsus dan Penyesuaian C. SURPLUS/DEFISIT

(20)

Pelaksanaan Anggaran

Berdasarkan dokumen DIPA/POK, Kantor/Satker melaksanakan

kegiatan sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen

DIPA/POK;

Dalam melaksanakan kegiatan pada kantor/ Satker, Menristekdikti

selaku Pengguna Anggaran mengangkat pejabat perbendaharaan

yaitu :

1. Kuasa Pengguna Anggaran;

2. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Penerimaan;

Kuasa Pengguna Anggaran mengangkat:

(21)

Pelaksanaan Anggaran

21 1. Dalam pelaksanaan anggaran harus mempunyai time schedule pelaksanaan

anggaran sehingga tidak terjadi penyimpangan.

2. Kegiatan apa yang akan dilaksanakan diawal , kapan dilaksanakan, siapa yang terlibat, berapa anggarannya dari mata anggaran apa ?

3. Perlu dibuat rencana pelaksanaan kegiatan mulai dari menyusun

perencanaan pengadaan barang jasa , proses pengadaan barang jasa bisa dilaksanakan sebelum DIPA terbit.

4. Menyusun rencana pengeluaran setiap bulan

(22)

Pelaporan Keuangan

Pastikan bahwa semua rincian anggaran dalam DIPA/POK telah

menggunakan Akun yang tepat menurut pedoman BAS

Masalah

Akibat

a.

Adanya belanja

barang yang

menghasilkan Aset;

b.

Adanya belanja

ec

ah

an

M

as

al

ah

1. Memberikan Bimbingan teknis kepada petugas penyusunan RKA-KL & DIPA mengenai BAS

2. Pencatatan Mengacu pada Perdirjen Perbendaharaan No. 50/Pb/2008

a.BELANJA BARANG YANG SEHARUSNYA DIALOKASIKAN SEBAGAI BELANJA MODAL YANG MENGHASILKAN ASET TETAP, DICATAT DALAM NERACA

SEBAGAI ASET TETAP DENGAN MELAKUKAN PEREKAMAN PADA APLIKASI SIMAK-BMN;

b.BELANJA MODAL YANG SEHARUSNYA DIALOKASIKAN SEBAGAI BELANJA BARANG:

BELANJA MODAL YANG TIDAK MEMENUHI KRITERIA PEMBENTUKAN ASET

TETAP ATAU TIDAK MEMENUHI KRITERIA KAPITALISASI TIDAK DIAKUI SEBAGAI ASET TETAP DI DALAM NERACA. NILAI ASET SEBELUM

DISESUAIKAN SEBESAR BELANJA MODAL YANG TIDAK MEMENUHI KRITERIA, DILAKUKAN JURNAL PENYESUAIAN;

• BELANJA MODAL YANG MENGHASILKAN ASET TETAP YANG PADA INTINYA

AKAN DISERAHKAN KEPADA MASYARAKAT ATAU PIHAK LAIN TIDAK DIAKUI SEBAGAI ASET TETAP DI DALAM NERACA. NILAI ASET SEBELUM

(23)

Peran Bidang Pengawasan dalam proses Perencanaan menuju Opini WTP

• Mengawal proses perencanaan program dan penganggaran melalui kegiatan review

• Melakukan pengawalan dan pembenahan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi

• Melakukan pembenahan melalui kegiatan audit baik kinerja maupun keuangan

• Melakukan kegiatan pengawasan lainnya termasuk peningkatan kapasitas dan pembinaan SPI

• Memerankan fungsi sebagai pemberi peringatan dini, katalisator dan konsultasi

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai Pemenang Pelelangan sederhana untuk Pekerjaan Kegiatan Penambahan Koleksi Layanan Anak Belanja Modal Aset Tetap Lainnya - Pengadaan Buku Berupa Belanja Modal

menghasilkan informasi aset tetap sebagai dasar pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Aset dicatat dengan menggunakan metode biaya perolehan yaitu jumlah kas

Masih terdapat Belanja Modal yang tidak dirinci hingga sub rincian obyek sehingga tidak menghasilkan jurnal otomatis pada Aset Tetap yang sesuai dengan Mapping seperti

Penambahan aset tetap lainnya dari belanja modal Tahun 2020 sebesar ………… dapat diuraikan dalam rincian SKPD sebagai berikut :.