• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Obat Antikanker Payudara Dari Lempuyang Gajah dan Lempuyang Emprit Dengan Kontrol Kualitas Berbasis Senyawa Penanda Zerumbone dan Aktivitas Antikanker Pada Sel T47D DEDI HANWAR BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Obat Antikanker Payudara Dari Lempuyang Gajah dan Lempuyang Emprit Dengan Kontrol Kualitas Berbasis Senyawa Penanda Zerumbone dan Aktivitas Antikanker Pada Sel T47D DEDI HANWAR BAB I"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penggunaan obat-obat herbal mengalami peningkatan di seluruh dunia terutama di negara berkembang termasuk pada pengobatan kanker. Selain murah, penggunaan obat herbal dalam perawatan kesehatan untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit lebih mudah diterima oleh tubuh dengan

efek samping yang minimal. Sekitar 7-48% pasien yang telah didiagnosis kanker menggunakan pengobatan herbal (Gratus, 2009). Bukti ilmiah mengenai keamanan dan efektivitas terapi dengan produk herbal dapat memperkuat penggunaanya sebagai alternatif dari pengobatan modern (Pal & Shukla, 2003) khususnya pada pengobatan kanker (Haruyo et al., 2007).

Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka kematian cukup tinggi di Indonesia maupun di dunia. Insidensi berbagai jenis kanker mengalami peningkatan di negara-negara berkembang (Garcia et al., 2007). Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita di Indonesia (Tjindarbumi & Mangunkusumo, 2002). Perkembangan kanker payudara seringkali dijumpai sudah dalam stadium lanjut (metastatis) dan melibatkan mekanisme molekuler yang komplek sehingga menimbulkan masalah dalam terapinya. Peningkatan ilmu pengetahuan terkait mekanisme molekuler dan patofisiologi kanker payudara mendorong pengembangan obat antikanker pada target molekuler sehingga diharapkan dapat menghasilkan obat antikanker dengan efektifitas yang lebih besar dan toksisitas yang lebih rendah (Gibbs, 2000).

Usaha penemuan obat antikanker yang aman dan selektif terhadap pengobatan dan pencegahan kanker payudara khususnya yang berasal dari tanaman obat perlu untuk dilakukan. Pemerintah Indonesia terus mendorong perkembangan obat herbal menjadi obat herbal terstandar dan fitofarmaka

(Dewoto, 2007). Saat ini, produk obat herbal antikanker yang sudah dapat dipasarkan kebanyakan masih dalam bentuk jamu (219 produk), sedangkan dalam bentuk obat herbal terstandar baru 3 jenis dan dalam bentuk fitofarmaka belum

(2)

ada (DRN, 2011). Pengembangan ini memerlukan kontrol kualitas terhadap sediaan meliputi kandungan dan efikasinya serta penelusuran mekanisme molekulernya.

Dua rimpang species Zingiber yaitu lempuyang gajah (Z. Zerumbet) dan lempuyang emprit (Z. Littorale) telah dikenal luas penggunaannya dalam sediaan obat tradisional. Skrining awal aktivitas sitotoksik ekstrak etanol lempuyang gajah dan lempuyang emprit terhadap sel kanker payudara T47D oleh tim dengan mahasiswa S1 menunjukkan aktivitas sitotoksik yang lebih besar pada lempuyang

gajah (Andasari, 2011). Secara kemotaksonomi lempuyang emprit memiliki hubungan kekerabatan dengan lempuyang gajah dan kemungkinan memiliki khasiat yang sama (Marsusi et al., 2001). Penelitian lain melaporkan aktivitas sitotoksik lempuyang gajah dan isolat zerumbone dari rimpang tersebut pada beberapa sel kanker seperti MCF-7, HT-29, HeLa, dan CaCo-2 (Murakami et al., 1999; Kirana et al., 2003; Abdul et al., 2008) dengan mekanisme penghambatan proliferasi dan pemacuan apoptosis (Wahab et al., 2009; Sakinah et al., 2007).

Zerumbone sebagai senyawa mayor dan senyawa aktif dalam lempuyang

gajah dan lempuyang emprit dapat dikembangkan sebagai senyawa penanda pada kontrol kualitas ekstrak untuk pengembangan ke arah OHT dan fitofarmaka. Penelitian oleh tim mengidentifikasi zerumbone sebagai senyawa mayor secara KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dengan indikasi kadar yang lebih tinggi pada lempuyang gajah dibanding lempuyang emprit. Sementara itu, kandungan selain zerumbone ditengarai lebih banyak pada lempuyang emprit (Andasari, 2011). Metode standarisasi kadar zerumbone pada ekstrak etanol kedua rimpang ini belum dikembangkan dengan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) demikian juga metabolic profiling dengan KG (Kromatografi Gas). Kontrol kualitas berbasis kandungan dan efikasi sangat diperlukan bagi pengembangannya menjadi obat antikanker dalam pengobatan formal. Pengembangan produk OHT memerlukan data pengujian toksisitas

akut-subkronis.

B. Rumusan Masalah

(3)

Perumusan masalah yang dapat disampaikan berdasarkan uraian di atas adalah:

Bagaimana keamanan ekstrak etanol lempuyang gajah dan lempuyang emprit ditinjau dari uji toksisitas akut-subkronis?

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan media pembelajaran mengolah stock berbasis multimedia menggunakan Adobe Flash pada siswa kelas X SMK

Sementara dalam konsep Teologi Dwi Tunggal Siwa-Buddha Bahung Tringan, Siwa dan Buddha tidak disejajarkan melainkan berada dalam satu lingkaran yang sama tetapi memiliki

Agar perkembangan kemampuan membaca anak dapat tercapai secara optimal diperlukan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran di TK, yaitu

Akad ini dapat dilakukan jika rahin yang menginginkan menggadaikan barangnya untuk keperluan produkif, artinya dalam menggadaikan, rahin tersebut menginginkan modal kerja

Dengan menggunakan sistem penunjang keputusan metode TOPSIS untuk mencari karyawan terbaik, program dapat menentukan secara otomatis karyawan terbaik berdasarkan data –

Sehubungan dengan pelaksanaan Kualifikasi Seleksi Umum Penyedia Jasa Konsultansi, Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM Tahun Anggaran 2012 untuk pekerjaan ”

: 602.2 /1065/DBM tanggal 17 Mei 2010, dengan ini diumumkan Pemenang dan Pemenang Cadangan untuk paket Pemeliharaan berkala Jalan Ruas Bts Cabdin Gowa – Tondong di Kabupaten Sinjai

Sayangnya permasalahan yang ada pada tanaman obat ini adalah proses penyajiannya yang masih belum maksimal yang mengurangi posisi tawar daripada tanaman obat tersebut, selain itu